Anda di halaman 1dari 68

MODUL BAHASA INDONESIA

DOSEN PENGAMPU

DRA. FEMMY LUMEMPOUW, M.HUM.

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2020

1
MODUL MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA
JUMLAH SKS : 2
KEGIATAN BELAJAR : Ke- 1 FUNGSI DAN RAGAM BAHASA
NAMA DOSEN PENGAMPU : Dra. Femmy Lumempouw, M.Hum.

A. FUNGSI DAN RAGAM BAHASA


Betapa pentingnya bahasa bagi manusia dan tidak perlu diragukan lagi.Hal itu tidak saja
dapat dibuktikan dengan menunjuk pemakaian bahasa dalam kehidupan sehari-hari, tetapi
dapat juga dibuktikan dengan menunjuk banyaknya perhatian para ilmuwan dan praktisi
terhadap bahasa.Bahasa sebagai objek ilmu tidak dipelopori oleh para ahli bahasa. Para
ilmuwan dalam bidang lain pun menjadikan bahasa sebagai objek studi karena mereka
memerlukan bahasa sekurang-kurangnya sebagai alat bantu untuk mengomunikasikan berbagai
hal.
Politisi mempelajari bahasa agar dapat menemukan ciri kata atau kalimat, atau gaya
bahasa yang dapat menyentuh hati orang-orang di sekitarnya sehingga dapat memengaruhi
mereka. Para ahli ilmu jiwa(psikolog dan psikiater) memelajari bahasa agar dapat menemukan
kata-kata atau kalimat yang dapat berperan dalam penyembuhan pasiennya.Dengan anggapan
bahwa speech teraphy mempunyai daya sugestif terhadap hilangnya penyakit.Dokter-dokter
pun perlu memelajari bahasa.Untuk mendekatkatkan diri dengan masyarakat di tempatnya
bertugas, para pamong, para peneliti, para penyuluh sering mempelajari bahasa daerah untuk
memudahkan mereka berinteraksi sosialnya demi kelancaran tugasnya.Bahasa juga dipelajari
oleh wartawan, seniman, usahawan, dan orang-orang dari beraneka profesi untuk
mengungkapkan pikiran, pandangan, dan perasaan, dan berbagai maksud lainnya.
Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi,
manusia memang memakai dua cara berkomunikasi, yaitu secara verbal dan nonverbal.
Berkomunikasi secara verbal dilakukan dengan menggunakan alat/media bahasa (lisan dan
tulis), sedangkan berkomunikasi secara nonverbal dilakukan dengn menggunakan media selain
bahasa . Alat komunikasi nonverbal yang wujudnya berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan
bunyi, misalnya tanda lalu lintas, morse, lambaian tangan, sirine, kentongan atau trompet
barulah bermakna setelah diterjemahkan ke dalam bahasa manusia. Hal itu menunjukkan
bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang terpenting bagi manusia.

2
1. FUNGSI BAHASA
Dalam literatur bahasa, para ahli umumnya merumuskan fungsi bahasa ada empat, yaitu:
a. sebagai alat komunikasi;
b. sebagai alat mengekspresikan diri ;
c. sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial; dan
d. sebagai alat kontrol sosial. ( Keraf dalam Pandean, 20
Kalau kita cermati ada satu lagi fungsi bahasa yang selama ini kurang disadari oleh
sebagian anggota masyarakat, yaitu sebagai alat untuk berpikir. Seperti kita ketahui, ilmu
tentang cara berpikir adalah logika. Dalam proses berpikir, bahasa selalu hadir bersama logika
untuk merumuskan konsep, proposisi dan simpulan.
Segala kegiatan yang menyangkut penghitungan atau kalkulasi, pembahasan atau analisis
bahkan berangan-angan atau berkhayal hanya dimungkinkan berlangsung melalui proses
berpikir disertai alatnya yang tidak lain adalah bahasa.
Sejalan dengan uraian di atas, dapat diformulasikan bahwa makin tinggi kemampuan
bahasa seseorang , makin tinggi pula kemampuan berpikirnya. Dengan berpegang pada formula
inilah dapat dikatakan seseorang tidak mungkin menjadi intelektual tanpa menguasai bahasa.
Seorang intelektual pasti berpikir dan proses berpikir memerlukan bahasa.
2. RAGAM BAHASA DAN LARAS BAHASA
Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang terjadi karena pemakaian bahasa. Ragam bahasa
dapat dibedakan berdasarkan media pengantarnya dan berdasarkan situasi pemakaiannya.
Berdasarkan media pengantarnya, ragam bahasa dapat dibedakan lagi atas dua macam, yaitu
ragam lisan dan ragam tulis. Berdasarkan situasi pemakaiannya, ragam bahasa dapat dibagi lagi
atas tiga macam, yaitu ragam formal, ragam semiformal, dan ragam nonformal. Jika ada nama
atau istilah lain yang berhubungan dengan variasi bahasa, sebaiknya tidak dilekatkan dengan
istilah ragam bahasa agar tidak terjadi kerancuan. Istilah ragam sastra, ragam jurnalistik,
ragam ilmiah dan lain-lain yang sebelum ini kita pakai, mulai saat ini sebaiknya diganti
menjadi laras sastra, laras jurnalistik, laras ilmiah, dan aneka laras yang lainnya.
Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa yang dipakai dengan fungsi pemakaian
bahasa. Bahasa yang difungsikan untuk menulis karangan ilmiah disebut laras ilmiah. Bahasa
yang difungsikan untuk menulis karya sastra disebut laras sastra. Laras ilmiah yang selalu
memakai ragam itu tentulah tidak cocok dipakai untuk menulis karya sastra, misalnya dongeng
yang memakai ragam nonformal. Contoh lain, “bahasa iklan” yang umumnya memakai ragam
semiformal, bahkan banyak nonformal tentu tidak cocok jika disajikan dengan bahasa limiah.
Jadi, bahasa dengan ciri tertentu yang dipakai( difungsikan) dengan ciri tertentu itulah yang
dinamakan laras bahasa.

3
Selama ini istilah laras bahasa sering dikacaukan dengan ragam bahasa. Bahasa yang
dipakai dalam bidang hukum, sering disebut ragam hukum.Bahasa berciri khas yang
difungsikan dalam bidang kedokteran disebut ragam kedokteran.Akibatnya ragam bahasa
menjadi banyak jumlahnya.Ternyata penggolongan itu kurang tepat. Yang lebih tepat laras
bahasalah yang banyak jumlahnya sedangkan ragam bahasa sesuai dengan yang diuraikan di
atas, jumlahnya hanya ada lima.

Latihan:
Jawablah pertanyaan di bawah ini
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan bahasa sebagai alat berkomunikasi?
2. Apakah yang dimaksud dengan bahasa sebagai alat kontrol sosial?
3. Bahasa dapat mempengaruhi kehidupan berbangsa.Jelaskan pendapat saudara!
4. Apakah yang dimaksud dengan ragam bahasa?
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan laras bahasa?

4
KEGIATAN BELAJAR : Ke -2

B. PERTANYAAN KEBAHASAAN

1. Pusat Pendidikan dan Latihan atau Pusat Pendidikan dan Pelatihan?


Jika pendidikan itu diartikan ‘proses mendidik’ dan didikan diartikan ‘hasil mendidik’,
dengan taat azas’proses melatih’ akan menjadi pelatihan dan latihan akan diartikan ‘hasil
melatih’, yang dilatihkan. Sejalan dengan itu, yang benar adalah Pusat Pendidikan dan
Pelatihan, bukan Pusat Pendidikan dan Latihan.
2. Bebas parkir atau Parkir gratis?
Kata bebas parkir diartikan orang ‘dibebaskan dari pembayaran parkir’. Untuk menyatakan
arti itu, sebaiknya dipakai kata parkir gratis atau parkir cuma-Cuma (free parking).
Bebas parkir seharusnya diartikan ‘dilarang parkir’(no parking).Jadi, dapat digunakan
dengan makna yang berbeda.
3. Benarkah namun demikian dipakai sebagai pengungkap hubungan antarkalimat?
Kata namun mempunyai makna yang sama dengan tetapi, menghubungkan dua hal yang
berlawanan. Bentuk tetapi demikian yang seharusnya sama dengan namun demikian tidak
pernah dipakai karena janggal. Atas dasar itu, bentuk namun demikian boleh dikatakan
sebagai bentuk yang tidak benar.Bentuknya yang benar adalah namun.Sebagai kata
penghubung antarkalimat dalam paragraf.
4. Sudah benarkah penulisan (1) mensahkan, mempel, mentes; (2) mengolahragakan
masyarakat; (3) Ulang Tahun Korpri ke-14?
(a) Jika imbuhan me- ditambahkan pada kata yang bersuku tunggal, seperti sah, pel, dan tes,
awalan itu berubah menjadi menge- sehingga bentuknya menjadi mengesahkan, mengepel,
dan mengetes.Demikian juga, imbuhan pe-…-an akan menjadi penge-…-an sehingga
menghasilkan pengesahan, pengepelan, dan pengetesan. Jika kita bertaat asas dengan
pada sistem bentukan seperti itu, cara yang sama berlaku juga bagi kata bersuku tunggal
lain,seperti bom, cat, las, dan lap. Contoh: mengebom, pengeboman; mengecat,
pengecatan; mengelas, pengelasan; mengelap,pengelapan.
(b) Untuk mengimbau masyarakat agar gemar berolahraga, dipakai orang ungkapan
mengolahragakan masyarakat. Ungkapan itu kurang cermat. Imbuhan me-… -kan pada bentuk
mengolahragakan masyarakat, menurut kaidah yang benar berarti ‘membuat… jadi…’ , yakni
membuat masyarakat menjadi olahraga. Untuk mengungkapkan arti membuat masyarakat
berolahraga hendaklah digunakan imbuhan memper-… -kan. Jadi bentuk yang benar adalah
memperolahragakan masyarakat, bukan mengolahragakan masyarakat. Contoh lain:
memperaksarakan masyarakat, memperhentikan pegawai, mempertemukan pempelai yang

5
masing-masing membuat masyarakat beraksara, membuat pegawai berhenti, dan membuat
mempelai bertemu.
(c) Bentuk tulisan Ulang Tahun Korpri ke-14 dianggap kurang cermat karena dapat ditafsirkan
bahwa di negara kita sekurang-kurangnya ada 14 macam korpri. Yang berulang tahun saat itu
adalah Korpri ke-14.Dalam penyusunan kata yang cermat, sebaiknya ke-14 itu didekatkan pada
ulang tahun karena memang yang dirayakan itu adalah ulang tahun ke-14 Korpri.Jadi,
penulisan yang benar adalah Ulang Tahun ke-14 Korpri.
5. Samakah arti negeri dan Negara?
Kata negeri tidak sama artinya dengan negara. Negeri berarti ‘kota’, tanah tempat tinggal,
wilayah atau sekumpulan kampung(distrik) di bawah kekuasaan seorang penghulu (seperti di
Minangkabau). Kata negeri bertalian dengan ilmu bumi. Negara berarti ‘persekutuan bangsa
dalam satu daerah yang tentu batas-batasnya dan diurus oleh badan pemerintah yang teratur.
Kata Negara berpadanan dengan kata state(Inggris) atau staat(Belanda). Kata Negara
digunakan jika bertalian dengan sudut pandang politik, pemerintahan, atau ketataprajaan.
Berdasarkan pengertian kedua kata itu, kita telah mengubah bentuk pegadaian negeri, kas
negeri, ujian negeri menjadi pegadaian negara, ujian negara,kas negara. Sejajar dengan
perubahan itu, jika kita bertaat asas pada pengertian negeri dan negara, sebaiknya
bentuk pegawai negeri, pengadilan negeri, sekolah negeri, perguruan tinggi negeri,
pengadilan negeri diubah menjadi pegawai negara, pengadilan negara, sekolah negara,
perguruan tinggi negara, jika lembaga-lembaga itu diurus oleh badan pemerintah yang
teratur.
6. Apakah arti kumpul kebo? Ungkapan Indonesia yang benarkah itu?
Kumpul kebo yang berarti ‘hidup bersama sebagai suami isteri di luar pernikahan’ dipakai
orang untuk menggantikan samenleven (bahasa Belanda).Ungkapan ini bukanlah ungkapan
yang benar dalam bahasa Indonesia karena kumpul kebo diambil dari bahasa daerah.
Jika kita menghendaki kumpul kebo itu menjadi ungkapan bahasa Indonesia bentuknya harus
kita ubah menjadi kumpul kerbau karena kata Indonesia yang benar adalah kerbau bukan kebo.
7. Apakah arti waris, warisan, mewarisi, mewariskan, dan pewaris?
Waris ‘berarti’ orang yang berhak menerima pusaka (peninggalan) orang yang telah
meninggal’.Warisan berarti ‘harta pusaka peninggalan’.Mewarisiberarti’ (1)mendapat
pusaka dari …’, misalnya dalam kalimat’ Tidak ada yang berhak mewarisi harta benda orang
itu selain anak cucunya atau karib baiknya’; (2)’ menerima sesuatu yang ditinggalkan’ ,
misalnya dalam kalimat ‘Bangsa Indonesia mewarisi nilai budaya luhur peninggalan nenk
moyang yang hidup pada zaman dahulu’. Mewariskan berarti (1) ‘membri
pusaka’(peninggalan) kepada…’. Misalnya dalam kalimat ‘Saya akan mewariskan tiga

6
perempat dari harta kekayaan kepada anak-anak saya, sedangkan yang seperempat lagi akan
saya serahkan kepada panti asuhan; (2) ‘menjadikan waris’ misalnya dalam kalimat Meskipun
bukan waris jika diwariskan oleh orang yang meninggal itu menjadi waris juga.Pewaris
berarti’ yang member pusaka’ misalnya dalam kalimat Panglima Besar Sudirman adalah
pewaris perjuangan, melawan penjajahan Belanda, bagi bangsa Indonesia.
8. Makna apa yang disandang kata prakiraan itu?
Kata prakiraan berpangkal pada prakira.Prakira berpangkal pada bentuk pra- dan kira. Di
dalam bahasa Indonesia bentuk pra-mempunyai makna yang beragam, tetapi masih bertalian.
Hal itu bergantung pada kata yang digabung dengan pra-.
(1) pra- bermakna (di) muka ; misalnya prakata;
(2) pra- dipakai dengan makna ‘sebelum’ atau ‘mendahului’, misalnya prasejarah, praperang
dunia I;
(3) pra- dapat juga bermakna sebagai persiapan, misalnya prasekolah, praseminar, prapromosi;
dan
(4) pra- bermakna ‘terjadi’ atau’dilakukan sebelum peristiwa’ atau’perbuatan lain terjadi’ ,
misalnya: prasangka, (prejudice), pracampur (premix), prarekam (prerecord);
Kata kira dapat bermakna ‘menaksir, berhitung. Misalnya dalam kalimat Hendaklah kau kira
dulu berpa rupiah yang kau akan belanjakan itu. Kata prakira mengandung unsur makna
‘hitung’ dan ‘sebelumnya’.Jadi, kata prakira berbeda maknanya dengan kira-kira yang
juga berasal dari kata yang sama.
Dari kata prakira dapat dibentuk kata memprakirakan bermakna ‘menghitung
sebelkumnya’ dan hasilnya disebut prakiraan yang bermakna’perhitungan
sebelumnya’.Prakiraan adalah hasil memprakirakan, sedangkan prosesnya disebut
pemrakiraan.Bandingkan dengan menulis, penulisan, dan tulisan.Prakiraan
cuacadigunakan dalam bidang meteorologi sebagai padanan weather forecast. Keadaan
cuaca yang akan terjadi dapat diharapkan sesuai dengan perhitungan sebelumnya. Itu pula
agaknya weather forecast tidak dijadikan porkas cuaca. Di samping itu, padanan prakira untuk
forecast memungkinkan kita terhindar dari keharusan menggunakan istilah peramal atau juru
ramal atau ahli ramal untuk para forecasters karena kita dengan mudah dapat membentuk juru
prakira atau ahli prakira.
9. Adakah padanan kata toast dalam bahasa Indonesia?
Pada beberapa acara resmi ada kebiasaan yang berupa kegiatan mengajak pihak lain untuk
minum sambil mengangkat gelas. Pengindonesiaan kata toast sebenarnya dapat dilakukan
jika dalam kamus umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta,1986:972) kata menyulangi
bermakna ‘mengajak minum’ yang dapat digunakan sebagai padanan kata toast itu.

7
Contoh menyulangi dan bersulang-sulangan dalam kalimaat berikut: (1) Menteri lauar negeri
menyulangi Duta Besar Jepang demi persahabatan kedua negara.; (2) Setelah selesai
menandatangani naskah perjanjian kerja sama, kedua pejabat negara itu bersulang-sulangan
demi mempertahankan hubungan kerja sama itu.
‘Pada acara penyulangan itu, layak diucapkan dirgahayu yang bermakna’semoga panjang
umur’.
10. Apakah makna kata canggih?
Dalam kamus umu Bahasa Indonesia (Poerwadarminta) dinyatakan bahwa kata
canggihbermakna’suka mengganggu (rebut,bawel)’ Kalau demikian peralatan yang
canggih bermakna’peralatan yang bawel’. Benarkah hal yang demikian itu?Pada mulanya kata
canggih itu bermakna ‘suka mengganggu’, rebut, bawel’, namun untuk kepentingan ilmu dan
teknologi , kata canggih itu diberi makna baru sehingga dapat menampung konsep yang
disandang oleh kata sophisticated(Inggris).
Dengan demikian, kata canggih kini bermakna’
1) banyak cakap; bawel; cerewet;’;
2)‘suka mengganggu(rebut);
3)’tidak dalam keadaan yang wajar, murni, atau asli’;
4)‘kehilangan kesederhanaan yang asli(seperti sangat rumit,ruwet atau terkembang)’,
5)banyak mengetahui atau pengalaman’(dalam hal-hal duniawi), dan
6) bergaya intelektual’. Jadi, peralatan yang canggih bukan bermakna ‘peralatan yang
cerewet’, melainkan peralatan yang rumit dan peka’, sepertimakna nomor 4.
Contoh lain: (1) Dia menerapkan cara berpikir yang canggih.(bergaya intelektual); (2)
Komputer itu merupakan alat canggih yang sangat dibutuhkan dewasa ini.
11. Benarkah sapaan tuan dan nyonya berbau feodal?
Jika sapaan tuan dan nyonya berbau feodal, sapaan apakah yang dapat menggantikan sapaan
ladies and gentlemen seperti yang digunakan jasa layanan penerbangan?
Dalam jasa layanan penerbangan sering digunakan sapaan tua-tuan dan nyonya-nyonya sebagai
terjemahan ladies and gentlemen.Sapaan itu tidak berbau feodal karena kedua jenis sapaan
itu masih digunakan sampai sekarang.Namun, pertanyaan yang muncul dikalangan pengguna
bahasa kata nyonya biasanya ditujukan kepada wanita yang sudah bersuami. Padahal di antara
para penumpang pesawat terbang mungkin ada wanita yang belum bersuami.Oleh karena itu,
agar semua penumpang dapat tercakup dalam penyapaan sebaiknya digunakan sapaan
parapenumpang yang terhormat.

8
12. Apakah terjemahan kata exposure?
Kata exposure (Inggris) sehingga mass media exposure menjadi ‘terpaan media
massa’.Tepatkah pemakaian kata terpaan sebagai padanan kata exposure?
Bentuk kata exposure berpangkal padakata expose.Kata expose bermakna
(1)’membiarkan’ (2)’menyingkapkan, menganalisis sehingga jelas’ (3)’mengatur sinar saat
memotret,’ dan (3)’memamerkan’. Dari kata expose ini pula terbentuk kata (a) expose yang
bermakna pembentangan, penjelasan, pembeberan’ (b) exposed yang bermakna’dibiarkan
tanpa perlindungan, terbuka, terbentang’. Kata exposure bermakna (1)’penyingkapan,
tersingkapnya,’ (2) ‘jumlah film yang dapat dijadikan gambar’.Ternyata expose yang
merupakan pangkal kata expose, exposed, dan exposure bermakana ganda dan kita
mengartikannya menurut cabang ilmu dan bidang pemakaiannya. Sebagai istilah teknis kita
dapat menyempitkan dan meluaskan arti expose. Kata Indonesia yang dekat cakupan
maknanya dengan expose adalahdedahkan, mendedahkan, ‘membuka’ ,pajankan,
memajankan ‘membiarkan terbuka terhadap pengaruh dan singkapkan, menyingkapkan ‘
membuka, menyelak’. Dengan demikian kata expose menjadi mendedahkan, memajankan,
dan menyingkapkan; exposed menjadi terdedah, terpajan, dan tersingkap; serta exposure
menjadi dedahan, pajanan, dan singkapan. Kata terpaan kurang tepat dipakai sebagai
padanan kata exposure karena makna kata menerpa adalah ‘melompati dan menerkam,
mengejar hendak menyerang’.
13. Mengapa kita memilih malapraktik dan bukan malpraktik atau praktik padanan
malpractice (Inggris).
Bentuk mal- dalam bahasa Inggris mula-mula memadai berarti ‘buruk kemudian bermakna
‘tidak normal, tidak, salah, merupakan, mencelakakan, jahat,’.Bentuk mala- (Jawa Kuno) yang
diserap oleh bahasa Melayu, memang seasal dengan bentuk mal- (Inggris). Untuk mencukupi
makna semua itu dipilih bentuk mala- sebagai padanan yang maknanya juga meluas :’noda,
cacat,membawa rugi, celaka, sengsara. Kita selalu ingat bahwa dalam pembentukan istilah
baru, kita dapat menyempitkan dan meluaskan istilah makna yang lama.Dengan demikian, kita
memperoleh perangkat istilah yang bersistem.
Di dalam bahasa Indonesia, mala- merupakan unsur terikat dan berfungsi sebagai
sebuah kata dengan arti tertentu. Oleh karena itu, urutan unsurnya tetap. Berdasarkan
hal itu padanan istilah Inggris malpractise, misalnya malpraktik bukan praktik mala.
Berikut ini contoh yang lain:

9
Asing Indonesia
malasorption malaserap
maladaption,maladjustment malasuai
maldistribution maladistribusi,malaagih
malfeasance malatindak(jabatan)
malformation malabentuk, malaformasi
malfunction malafungsi
malnutrition malagizi

14. Apakah yang dimaksud dengan metropolitan dan apa pula megapolitan?
Bentuk metropolitan merupakan bentuk ajektif dari metropolis.Kata metropolis berasal
dari bahasa Yunani, yaitu dari kata meter yang bermakna(1) ’ibu kota’ atau kota terpenting
dalam negara atau wilayah’ (2) ‘kota yang menjadi pusat perdagangan industri, dan
pemerintahan’. Contoh polisi metropolitan bermakna’polisi kota besar’. Kata megapolis
bermakna(1)’ kota yang sangat besar’, (2) ‘daerah yang amat padat penduduknya dan
yang berpusatkan metropolis ‘, atau (3) ‘gabungan dari beberapa metropolis’.
15. Apakah makna debirokratisasi dan deregulasi?
Akhir-akhir ini dijumpai kata debirokritisasi dan deregulasi.Apa makna keduanya?Kata
birokrasi berasal dari kata bureaucracy yang bermakna ‘administrasi yang dicirikan oleh
kepatuhan pada aturan, prosedur, dan jenjang kewenangan seshingga sering mengakibatkan
kelambanan kerja , kerumitan perolehan hasil, dan penundaan gerak; sedangkan kata
birokratisasi berasal dari bureaucratization bermakna’ hasil tindakan yang berhubungan
dengan, atau yang bercorak birokrasi’. Kata ergulasi yang berasal dari regulation bermakna
‘tindakan pengurusan dengan berbagai aturan (yang berkekuatan hukum).
Unsur de- yang melekat pada kata serapan dari bahasa asing, misalnya bahasa Inggris,
bermakna’(1)melakukan hal yang sebaliknya’, (2) ‘mengalihkan sesuatu dari’, (3)
‘mengurangi’, (4)’suatu ubahan dari’, dan (5) ‘keluar dari’. Jadi debirokratisasi bermakna’
tindakan atau proses mengurangi tata keja yang serba lamban dan rumit agar tercapai hasil
yang lebih cepat’, sedangkan deregulasi bermakna’tindakan atau proses menghilangkan atau
mengurangi segala aturan’.Perlu diingat kedua bentuk itu sudah terkandung makna tindakan.
Oleh sebab itu, jika kita akan membentuk kata kerja tidak perlu menambahkan imbuhan
–kan. Jadi, cukup mendebirokratisasi atau menderegulasi, dan bukan
mendebirokratisasikan atau menderegulasikan.

10
16. Dari manakah asal dan makna kata mantan?
Kata mantan berasal dari bahasa Basemah,Komering, dan Rejang yang
bermakna’tidak berfungsi lagi’. Dalam bahasa Basemah ada bentuk penggawe mantan ‘eks
pegawai’; pegawai yang tidak berfungsi lagi’, ketib mantan ‘eks khalib, kalib yang tidak
berfungsi lagi’, dan penghulu mantan ‘penghulu yang tidak berfungsi lagi’.Di dalam bahasa
Jawa adan kata manten yang arti dan bentuknya bertalian dengan mari dan mantun
yang diambil dalam bahasa Jawa Kuno dengan makna’berhenti’. Misalnya dalam bahasa
Jawa Kuno mariyapanas(1) ‘berhenti ia dari kemarahan’, (2) ‘berhentilah dari kemarahan’
dan manten angucap’berhenti berkata’.
Kata bekas dalam bahasa Indonesia pada bangun frase dapat menjadi intinya (yang
diterangkan), seperti pada frase bekas menteri dan dapat juga menjadi atribut (yang
menerangkan), seperti pada frase mobil bekas. Kata mantan untuk menghilangkan konotasi
yang buruk dan untk menghormati orang yang diacu. Oleh sebab itu, pemakaiannya pun
berkenaan dengan orang yang dihormati yang pernah memangku jabatan dengan baik atau
yang pernah mempunyai profesi yang diluhurkan, misalnya: mantan menteri, mantan
presiden, mantan guru SD, dan sebagainya. Kata bekas tetap dipakai, misalnya: untuk
menyebut bekas penjahat, bekas diktator, bekas kuda balap, bekas mobil presiden, pakaian
bekas, Manakah yang benar memercayai atau mempercayai?
Dalam pemakaian bahasa sehari-hari, dijumpai bentuk penulisan atau pengungkapan kata
mempercayai (p tidak luluh) dan memercayai (p luluh).Keadaan semacam itu menunjukkan
belum ada keseragaman di antara pemakai bahasa.Luluh tidaknya bunyi seperti yang
ditunjukkan pada pada kasus di atas disebabkan oleh dua hal.
Pertama, sangkaan orang bahwa suku pertama pada kedua kata itu sama dengan imbuhan. Jika
p-e-r itu disangka sama dengan imbuhan, bunyi p tidak diluluhkan sehingga dipakai bentuk
mempercayai,memperkarakan, mempekosa. Sebaliknya, jika p-e-r itu dipandang tidak sama
dengan imbuhan bunyi p diluluhkan sehingga dilunakkan bentuk memercayai, memergoki,
memerlukan. Kedua, anggapan orang bahwa bentuk dasarnya masih asing atau tidak.Jika
bentuk dasar itu dianggap asing, bunyi p cenderung tidak diluluhkan sehingga muncul bentuk
seperti mempermutasi, mempersentasekan, mempermanenkan. Dapat ditambahkan jika bentuk
yang dihasilkan akan terasa mengaburkan bentuk dasar, orang juga cenderung tidak
meluluhkan p itu, seperti pada mempascasarjanakan, mempanglimakan.
Bunyi p pada imbuhan per- seperti pada pertemukan dan pertandingkan memang tidak luluh
pada bentukan mempertemukan dan mempertandingkan.Namun, perlu diketahui bahwa p-e-r
pada percayai, perkarakan, perkosa bukanlah imbuhan.

11
Jika bentukan yang akan dihasilkan itu disesuaikan dengan kaidah penggabungan bunyi
-ai, seharusnyalah bentukan itu menjadi memercayai, memerkosa, memerkarakan.
Demikian juga, masalah asing tidaknya bentuk dasar ataupun bentukan yang dihasilkan,
dapat dikesampingkan jika kaidah itu diikuti.
17. Bagaimana kah poenggunaan kata pagi, siang, sore, dan malam dalam sapaan?
Dalam bahasa Indonesia kita mengenal beberapa kata yang negacu pada saat tertentu yang
merupakan bagian hari: siang, malam, pagi, dan sore. Persepsi orang berbeda-beda terhadap
pengertian yang diacu oleh kata itu.Hal itu terlihat pada keberagaman batasan yang diberikan
oleh beberapa kamus.
Kata siang bermakna saat matahai terbit atau sampai matahai terbenam dari pukul 06.00
sampai dengan pukul 18.00.Kata siang biasa dipakai dalam pasangan kontras malam.Kata
malam bermakna saat matahari terbenam sampai matahari terbit atau dari pukul 18.00 sampai
dengan pukul 06.00.
Kata pagi bermakna waktu menjelang matahari terbit atau saat mulainya hari. Rumusan
lain yang dapat ditemukan adalah saat matahari terbit sampai dengan pukul 09.00 atau pukul
10.00. Dari beberapa rumusan itu dapat dikatakan pagi adalah bagian akhir dari malam dan
bagian awal dari siang. Di samping kata itu, kita juga mengenal subuh dan dini (hari). Kata
subuh mengacu pada saat terbitnya fajar, sedangkan dini hari mengacu ke awal hari. Dengan
kata lain, subuh dan dini hari adalah bagian akhir dari malam dan bagian awal dari pagi.
Orang juga menyebutnya pagi-pagi benar atau pagi buta.Kata sore bermakna saat
sesudah tengah hari sampai saatnya matahari terbenam atau darim pukul 14.00 sampai
dengan pukul 18.00.Khusus saat menjelang matahari terbenam atau dari pukul 14.00
sampai pukul 18.00 kita menyebutnya petang.Dengan demikian, petang adalah akhir dari
sore dan sore adalah bagian akhir dari siang.
Dari uraian di atas tampak bahwa pengertian kata-kata yang mengacu ke bagian hari itu
dikaitkan dengan dua hal,yaitu: (1) keadaan alam; ada tidaknya matahari atau keadaan
terang dan gelap , dan (2) jam yang menjadi penunjuk waktu. Dua tolok ukur itulah yang
menyebabkan perbedaan persepsi. Di Banyuwangi, ujung timur Pulau Jawa pada pukul 6.00
matahari sudah kelihatan dan tidak dapat lagi disebut subuh.Bagi penduduk di tempat itu sinar
matahari pada pukul 14.00 sudah tidak sedemikian panas sehingga mereka menganggap saat
itu sudah sore.Sementara itu, di Banda Aceh, jungu utara Sumatra pukul 06.00 matahari
belum muncul, saat itu dikatakan masih subuh. Pada pukul 14.00 sinar matahari masih
terasa panas dan orang di sana menganggap saat masih siang. Di daerah yang dekat kutub,
misalnya di negeri Belanda pada bulan tertentu matahari masih kelihatan pada pukul 21.00.

12
Meskipun demikian, orang sepakat menyebut saat itu sudah malam.Perbedaan perepsi itu
juga mempengaruhi sapaan salam yang berkaitan dengan saat kita menyapa. Batas pagi dan
siang, misalnya tidak dapat ditentukan secara tegas. Meskipun demikian, kita lazim
mengucapkan selamat siang antara pukul 11.00 dan pukul 14.00.Selamat sore lazim
diucapkan antara pukul 14.00 dan pukul 18.30, pada situasi yang formal lazim diucapkan
selamat petang.Selamat malam lazim diucapkan antara pukul 18.30 sampai pukul 04.00.
Kita tidak lazim mengucapkan selamat subuh atau selamat dini hari. Antara pukul 04.00
sampai pukul 10.00 lazim diucapkan selamat pagi.Ada kebiasaan baru yang menarik, jika
ada pagi dapat diartikan ‘awal hari’ penyiar yang muncul di layar televisi pada pukul
00.01 menganggap wajar mengucapkan selamat pagi. Fungsi sapaan bukan untuk
menginformasikan makna yang terkandung pada kata-kata yang dipakai, melainkan untuk
menciptakan kontak awal yang dipakai antara pembicara dal kawan bicara yang
memungkinkan komunikasi selanjutnya berjalan lancar.
Sapaan juga kadang-kadang digunakan untuk maksud tertentu. Misalnya, pada pukul
08.00. Seorang atasan mengucapkan ‘selamat siang’ kepada bawahannya yang baru
datang ke kantor yang menurut aturan karyawan itu seharusnya masuk pukul 07.00.
Dalam hal itu, sapaan digunakan untuk menegur dan mengingatkan karyawan bahwa ia
datang terlambat.
Jadi, jika penyiar televisi mengucapkan selamat pagi pada pukul 01.00, tampaknya ia juga
bermaksud mengingatkan penonton bahwa saat itu sudah mulai hari yang baru.
18. Bagaimanakah pemakaian ini, itu, dan begini, begitu?
Kata ini dan itu biasa digunakan sebagai kata penunjuk. Dalam pemakaian umum, ini
menunjuk sesuatu yang dekat dengan pembicara sedangkan itu menunjuk sesuatu yang jauh
dari pembicara. Dalam bahasa tulis terdapat konvensi yang lazim diikuti. Kata ini digunakan
untuk mengacu ke bagian yang akan disebutkan. Untuk lebih jelasnya, kita perhatikan contoh
berikut.
(1) Saya sangat tertarik pada perkumpulan yang Saudara pimpin. Saya ingin memperoleh
jawaban dari Saudara atas beberapa pertanyaan saya ini.Pertama, dimanakah saya dapat
mendaftarkan diri? Kedua, berapakah uang iuran setiap bulan?Pada contoh (1) di atas, kata ini
mengacu pada kedua pertanyaan yang disebut kemudian.Jika pertanyaan itu disebutkan terlebih
dahulu, kata pengacu yang digunakan adalah itu. Perhatikan perubahan susunannya berikut
ini.Saya sangat tertarik pada perkumpulan yang Saudara pimpin.
(2) Di manakah saya dapat mendaftarkan diri? Berapakah uang iuran setiap bulan? Saya ingin
memperoleh jawaban dari saudara atas pertanyaan itu. Pada contoh (2) kata itu mengacu balik

13
ke bagian yang telah disebutkan, yakni dua kalimat tanya di depannya. Contoh berikut ini
memperlihatkan pemakaian kata ini secara bersama-sama.
(3) Karena petunjuk pelaksanaan yang disiapkan dipandang tidak praktis, disusunlah petunjuk
baru. Selain alasan itu, ada pula alasan lain yang dapat disebutkan berikut ini. (a) landasan
hukum tidak lengkap. (b) penanggung jawab kegiatan tidak ditegaskan. (c) sanksi atas kelalaian
pelaksanaan tidak dinyatakan. Di samping kata ini dan itu, ada pula kata begini dan begitu yang
mempunyai aturan pemakaian yang sama.
Menurut asal-usulnya, kata begini berasal dari bagai ini dan begitu berasal dari bagai itu.
Kata begini mengacu kebagian yang akan disebutkan, sedangkan begitu mengacu ke
bagian yang telah disebutkan. Marilah kita perhatikan contoh berikut ini.
(4) Beginilah cara menggiring bola yang baik. Tendanglah bola sesuai dengan kecepatan
berlari. Setiap kali bola ditendang, kaki Anda yang lain harus masih dapat menjangkaunya.
Semakin keras tendangan Anda, semakin cepat Anda harus berlari.Pada contoh di atas kata
begini mengacu ke bagian berikut dari paragraf itu yang menjelaskan cara menggiring bola.
Kini kita perhatikan pemakaian kata begitu.
(5) Jika bola ditendang terlalu keras, sedangkan Anda tidak cepat berlari, kemungkinan besar
yang terjadi adalah bahwa kaki Anda yang lain tidak dapat menjangkaunya. Jika lawan Anda
mengawal secara ketat, bola yang di luar jangkauan kaki Anda dapat diserobotnya. Dengan
begitu Anda akan kehilangan bola. Pada contoh di atas, kata begitu mengacu ke pernyataan
yang telah disebutkan, yakni hal lepasnya bola ke kaki lawan. Tentu saja kata begitu yang
dibicarakan bukanlah yang semakna seperti yang terdapat dalam kalimat Ia begitu berwibawa
atau begitu datang ia marah-marah.
19. Manakah yang benar kotif atau kotip?
Kota seperti depok kadang-kadang disebut dengan singkatan kotif dan kadang-kadang pula
kotip. Manakah bentuk yang benar? Kedua bentuk itu merupakan kependekan dari
kotaadministratif bukan administratip. Kata administrative kita indonesiakan menjadi
administratif dan bukan administratip. Bandingkan pula dengan passive menjadi pasif; active
menjadi aktif; communicative menjadi komunikatif. Pemendekan kotaadministrative jelas
salah sekalipun kadang-kadang bentuk itu dipakai. Bentuk yang benar adalah Kotif.
20. Apa yang dimaksud dengan kata aktivis?
Aktivis adalah orang yang giat bekerja unuk kepentingan suatu organisasi politik atau
organisasi massa lainnya. Dia mengabdikan tenaga dan pikirannya, bahkan sering
mengorbankan harta bendanya untuk mewujudkan cita-cita organisasi.

14
Contoh kalimat yang menggunakan kata aktivis adalah sebagai berikut:
(1) Beberapa aktivis lembaga sosial masyarakat mengingatkan pentingnya lingkungan
hidup yang sehat .
(2) Organisasi kita membutuhkan seorang aktivis yang rela menyumbangkan tenaga
dan pikirannya untuk kelangsungan organisasi.
21. Ki-lo-gram ataukah ki-log-ram?
Pertanyaan di atas berkaitan dengan ejaan tentang pemenggalan kata yang dinyatakan dengan
tada hubung di antara suku kata yang dipenggal. Jika ada dua konsonan yang berurutan di
tengah kata, pemenggalannya dilakukan setelah konsonan pertama. Misalnya, April dipenggal
menjadi Ap-ril, janji menjadi jan-ji, runding menjadi run-ding. Jika di tengah kata terdapat
tiga konsonan atau lebih pemenggalannya juga dilakukan setelah konsonan yang pertama.
Contohnya, Instansi dipenggal menjadi in-stan-si, instruksi menjadi in-struk-si.
Pemenggalan kata yang mengandung bentuk tras- dilakukan dengan memperhatikan ketentuan
berikut.
a. Jika trans- diikuti bentuk bebas, pemenggalannya dilakukan dengan memisahkan trans-
sebagai bentuk utuh dan bagian yang lainnya dipenggal sebagai kata dasar, misalnya kata
transmigrasi dipenggal menjadi trans-mig-ra-si, tranfusi menjadi trans-fu-si, trans-ak-si.
b. Jika trans- merupakan bagian dari kata dasar, pemenggalannya dilakukan dengan mengikuti
pola pemenggalan kata dasar.Misalnya, transenden dipenggal menjadi tran-sen-den, transisi
menjadi tran-si-si, transit menjadi tran-sit.
Pemenggalan kata yang mengandung bentuk eks- dilakukan sebagai berikut.
a.Jika eks terdapat pada kata yang pemakaiannya dapat disejajarkan dengan in- atau im-
pemenggalannya dilakukan di atara eks dan unsure berikutnya. Contoh: ekstra dipenggal
menjadi eks-tra, ekspor menjadi eks-por, ekslisit menjadi eks-pli-sit, eksternal menjadi eks-
ter-nal, ekslusif menjadi eks-klu-sif.
b. Bentuk eks yang tidak dapat disejajarkan dengan bentuk in- dan im- pemenggalannya
dilakukan di antara ek- dan bagian kata yang mengikutinya. Misalnya, kata ekses dipenggal
menjadi ek-ses, ekstrem menjadi ek-strem, dan eksistensi menjadi ek-sis-ten-si.
Kata-kata lain yang mengandung dua unsur atau lebih yang salah satu unsurnya dapat
bergabung dengan unsure lain, pemenggalannya juga melalui dua tahap. Mula-mula unsure itu
dipisahkan , kemudian dipenggal dengan mengikuti pola pemenggalan kata dasar.
Contohnya:
- kilogram dipenggal menjadi kilo dan gram kemudian ki--lo—gram.
- biografi dipenggal menjadi bio dan grafi kemudian bi--o—gra—fi.
- biologi dipenggal menjadi bio-logi kemudian bi—o—lo—gi.

15
22. Apakah padanan untuk go public dan go internasional?
Beberapa tahun yang lalu dunia usaha Indonesia diramalkan oleh adanya Bursa Efek
Jakarta( BEJ). Di busa efek ini beberapa perusahaan yang memenuhi kriteria tertentu dari
pemerintah dapat menjual sahamnya kepada masyarakat. Perusahaan yang telah mendapat
izin menjual sahamnya di bursa efek disebut perusahaan yang telah go public. Berikut ini
contoh sebuah kalimat yang menggunakan kata go public. Contoh : Ia juga skeptic atas rencana
PT Ssemen Padang danPT Semen Tonasa untuk go public di BEJ. (Kompas, 17 Juni 1993)
Perusahaan yang go public ialah perusahaan yang telah masuk ke bursa untuk menjual saham-
sahamnya kepada masyarakat. Untuk itu, kita berikan padanan kata go public dengan ‘masuk
bursa’.Setelah kata go public muncul, akhir-akhir ini kita sering mendengar ataupun membca
istilah go internasional. Berikut contoh wacana yang menggunakan kata go internasional.
Harapan agar usaha badan milik negara (BUMN) go internasional tampaknya tidak
dapatdirealisasikan segera karena tak satu pun BUMN dinilai layak melakukan hal itu.
Bahkan,perusahaan swasta sekalipun tidak mampu menembus pasar modal internasional.
Tambahan pula, daripada harus merepotkan diri mengurusi rencana BUMN go internasional ,
pemerintah lebih baik membenahi Bura EfekJakarta (BEJ) terlebih dahulu, karena lebih mudah
dilakukan.(Kompas,17 Juni 1993).
Dari contoh di atas, kita dapat mengambil simpulan bahwa konsep go internasional ialah
masuknya perususahaan , misalnya BUMN ke dalam pasar modal internasional atau pasar
modal dunia.Jika kata go public kita padankan dengan masuk bursa mengapa go
internasional tidak kita padankan dengan masuk bursa internasional atau masuk bursa
dunia?
23. Apakah makna kata pekerjaan, profesi, dan jabatan?
Apa saja yang dikerjakan atau dilakukan seseorang merupakan pekerjaan. Yang dimaksud
dengan pekerjaan di sini ialah jenis perbuatan atau kegiatan untuk memperoleh imbalan
atau upah.Dengan ciri makna yang demikian, pekejaan juga dapat disebit mata percarian atau
pokok penghidupan.
Dalam konteks itu secara khusus kita mengenal jenis pekerjaan yang lazim disebut profesi dan
jabatan.Jenis pekerjaan yang menuntut penddikan dan keahlian khusus disebut
profesi.Yang dapatdigolongkan dalam kategoriitu, antara lain: pekerjaan seorang dokter,
guru, pengacara, dan peneliti.
Pekerjaan pengemudi, mandor, pembantu rumahtangga tidak termasuk profesi. Jabatan
merupakan jenis pekerjaan yang berhubungan dengan struktur suatu organisasi. Direktur,
kepala bidang, dan sekretaris, misalnya merupakan jabatan. Dalam pengertian itu, dikenal
pula istilah, seperti jabatan fungsional, jabatan struktural, dan jabatan rangkap.

16
24. Bagaimana menggunakan kata hampir dan nyaris dalam kalimat?
Kata hampir dan nyaris mempunyai kemiripan arti.Keduanya menyatakan hal yang dekat
dengan peristiwa atau keadaan tertentu.Perbedaannya ialah bahwa kata hampir bersifat netral;
mungkin berkaitan dengan hal yang tidak diinginkan, mungkin pula tidak. Kata nyaris
cenderungdikaitkan dengan peristiwa yang tidak diinginkan, misalnya bahaya, kecelakaan,
kemalangan, dan sebagainya.
Contoh dalam kalimat:
(1) Mobil kami hampir kehabisan bensin ketika sampai di Semarang.
(2) Kedua pesawat penumpang itu nyaris bertabrakan.
Kata hampir mengandung makna ‘belum’ dan mengisyaratkan bahwa peristiwa yang
dimaksudkan itu selanjutnya dapat terjadi.
Pada kalimat (1) misalnya, mobil itu dapat benar-benar kehabisan bensin setelah melewati
Semarang. Contoh lain dalam kalimat berikut ini. (3) Hari sudah hampir malam. Kata nyaris
tidak mengisyaratkan berlangsungnya suatu proses. Pada kalimat (2) di atas, misalnya, tidak
diisyaratkan bahwa peristiwa tabrakan betul-betul terjadi sesudah itu.Dalam hal ini, kata nyaris
sepadan dengan hampir saja seperti pada kalimat berikut ini. (4) Kedua pesawat penumpang itu
hampir saja bertabrakan. Untuk peristiwa yang tidak ada hubungannya dengan bahaya atau
kecelakaan, kita dapat menggunakan hampir saja dan bukan nyaris. Berikut ini contohnya:
(5) Ia hampir saja menjadi juara dalam turnamen itu.Untuk menyatakan hal yang mendekati
keadaan atau sifat tertentu dapat digunakan kata hampir-hampir dan bukan nyaris. Berikut ini
contohnya:(6) Gerakannya hampir-hampir sempurna. (7) Ia manusia yang hampir-hampir
tidak mengenal menyerah. Setelah memperhatikan pengertian dan perbedaan kata nyaris
dan hampir itu, diharapkan kita lebih cermat dalam mempergunakannya sesuai dengan
keperluan kita.
25. Bagaimana menggunakan menghindari dan menghindarkan dalam kalimat?Kata
menghindari dan menghindarkan tidak dibentuk dari kata dasar hindar serta imbuhan me-
… dan me-… -kan, tetapi berasal dari bentuk hindari dan hindarkan yang mendapat awalam
me-. Kedua kata itu pemakainannya sering dikacaukan karena pada umumnya orang
menganggap bahwa kedua kata itu memiliki makna yang sama. Akibatnya, kedua kalimat
seperti berikut ini dianggap mengandung informasi yang sama.
(1) Kami telah berusaha menghindari kesulitan.
(2) Kami telah berusaha menghindarkan kesulitan.
Jika kita cermati, tampak bahwa kedua kalimat itu sebenarnya berbeda. Pemakaian kata
menghindari mengisyaratkan bahwa yang bergerak bukanlah objek , melainkan subjek atau
pelakunya. Dengan demikian, kesulitan yang merupakan objek kalimat(1) sebenarnya tetap ada

17
dan juga tidak teratasi karena subjek kami yang bergerak pada kalimat itu hanya
mengupayakan atau mencari jalan yang lain agar tidak berhadapan dengan kesulitan. Hal itu
berbeda dengan penggunaan kata menghindarkan pada kalimat (2).Pada kalimat (2) itu yang
bergerak adalah objeknya, yaitu kesulitan bukan subjeknya.Karena bergerak, kesulitan itu
sudah teratasi sehingga tidak ada lagi.Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan contoh
pemakaian kata menghindari dan menghindarkan yang tepat dengan objek yang konkrit.
(3) Kecelakaan itu terjadi karena sopir bus tidak dapat menghindari sedan yang melaju dari
arah depan.
4) Dia sudah berusaha menghindarkan mobil yang dikendarainya itu dari terjangan bus kota.
Kedua contoh tersebut diharapkan dapat memperjelas penggunaan kata menghindari dan
menhindarkan pada khususnya dan imbuhan –i serta -kan pada umunya. Sebagai patokan perlu
dipahami bahwa kalimat yang predikatnya berupa kata kerja yang berakhiran –i, secara umum,
objeknya tidak bergerak. Sebaliknya, jika predikatnya berupa kata kerja yang berakhiran –kan
lazimnya objek kalimat itu bergerak. Ciri makna tentang bergerak atau tidak bergeraknya juga
tampak pada kalimat yang predikatnya berupa kata melempari, dan melemparkan seperti
contoh kalimat di bawah ini.
(5) Anak itu melempari mangga dengan batu.
(6) Toto melemparkan mangga itu ke dalam keranjang.
Objek mangga pada kalimat(5) memperlihatkan makna yang berbeda dengan mangga pada
kalimat (6). Pada kalimat (5) mangga merupakan objek yang tidak bergerak, sedangkan pada
kalimat (6) mangga merupakan objek yang bergerak.
26. Pemakaian Di mana Pengaruh Bahasa Asing
Pemakaian bentuk di mana sebagai ungkapan penghubung antara anak kalimat dan induk
kalimat harus dihindari.Contoh penggunaan kata seperti itu terlihat pada kalimaat berikut.
(1) Burung itu terbang ke sarang di mana ia meninggalkan anak-anaknya.
Untuk contoh itu, kata tempat dapat digunakan untuk menggantikan fungsi di mana sehingga
menjadi seperti berikut.
(2) Burung itu terbang ke sarang tempat ia meninggalkan nanak-anaknya.
Tidak hanya kata tempat yang dapat menggantikan bentuk di mana.Bentuk dimana pada
kalimat (3) di bawah ini dapat digantikan oleh bentuk dengan dan kata menjadi diganti dengan
sebagai.Hasil perubahan itu terlihat pada kalimat(4).
(3) Acara berikutnya adalah “Kuis Remaja” di mana kris Arya menjadi pembawa acaranya.
(4) Acara berikutnya adalah “Kuis Remaja” dengan Kris Arya sebagai pembawa
acaranya.Pada dua contoh pemakaian yang harus dihindari itu kalimat(1) dan (3) bentuk di
mana merangkaikan kata benda (sarang dan “Kuis Remaja”) dengan keterangan pewatas yang

18
merupakan anak kalimat (ia meninggalkan anak-anaknya dan Krisarya menjadi pembawa
acaranya). Penggunaan bentuk seperti itu dapat dikatakan sebagaim pengaruh struktur bahasa
asing atausebagai akibat penerjemahan kalimat bahasa asing yang kurang cermat. Tidak jarang
ditemukan pula pemakaian di mana yang tidak mencerminkan adanya pengaruh bahasa asing,
tetapi agaknya disebebkan oleh ketidakcermatan penggunaan ungkapan perangkai atau
penghubung dalam kalimat seperti terlihat pada contoh berikut.
(5) Kepala desa sangat berterima kasih kepada warga di mana telah bersedia menjaga
kebersihan di lingkungan masing-masing. Pemakaian kata penghubung dalam struktur kalimat
semacam itu jelas tidak ada dalam bahasa asing. Jadi,tampaknya hal itu hanya merupakan
akibat dari pengguna bahasa yang tidak menguasai cara menggunakan bentuk penghubung
yang sesuai dengan pertalian makna. Seharusnya kalimat itu ditata sebagai berikut.
(6) Kepala desa sangat berterima kasih kepada warga yang telah bersedia menjaga kebersihan
di lingkungan masing-masing.Perhatikan pula contoh berikut :
(7) Usaha ini akan dikembangkan terus di mana pemerintah juga akan membantu
menyediakan tenaga untuk melatih para pengelolanya. Sebenarnya dalam kalimat (7) itu,
bentuk di mana tidak perlu dipakai. Cukuplah kita gunakan kata dan sehingga kalimatnya
menjadi seperti berikut;
(8) Usaha ini akan dikembangkan terus dan pemerintah akan membanru menyediakan tenaga
untuk melatih para pengelolanya.
27. Pemakaian yang mana, Yang mana atau yang?
Pemakaian yang mana sering digunakan bentuk yang. Contohnya seperti berikut ini.
(1) peminjam akan dikenai denda untuk buku yang mana tidak dikembalikan setelah
dua minggu masa pinjam. Penggunaan bentuk yang mana semacam itu salah.
Kalimat yang benar untuk mengungkapkan hal itu adalah sebagai berikut.
(2) peminjam akan dikenai denda untuk buku yang tidak dikembalikan setelah dua
minggu masa pinjam.Jadi, di sini kita hanya menghilangkan kata mana dan cukup
menggunakan kata yang. Kata yang itu berfungsi menghubungkan kta benda buku
dengan bagian selanjutnya.Agak aneh juga contoh berikut ini.
(3) Pemerintah akan membangun sebuah jembatan yang mana jembatan itu dapat
menguhubungkan kedua daerah itu.Mengapa kata jembatan diulang lagi?
Tampaknya yang harus dihilangkan dari kalimat itu tidak hanya kata mana, tetapi
juga kata jembatan yang kedua sehingga kalimatnya menjadi kalimat (4) berikut ini
(4) Pemerintah akan membangun sebuah jembatan yang dapat menghubungkan kedua
daerah itu. Janganlah dilupakan bahwa kata yang itu merangkaikan dua gagasan
yang di dalamnya memuat unsur yang sama. Kalimat itu berisi dua gagasan, yakni

19
Pemerintah akan membangun sebuah jembatan dan jembantan itu
menghubungkan kedua daerah itu. Di sini ada bentuk yang sama, yakni jembatan.
Sesudah dirangkaikan dengan kata yang, unsur yang sama itu tidak diulang lagi.
28. Pengunggunaan bentuk di mana dan yang mana?
Penggunaan bentuk di mana secara tepat terlihat pada contoh berikut:
(1) Di mana rapat itu diselenggarakan?
(2) Kitalah yang harus menentukan di mana rapat itu diselenggarakan.
Di sini bentuk itu dipakai sebagai kata Tanya tentang tempat pada sebuah kalimat tanya atau
sebagai kata penghubung yang menyatakan tempat, tetapi bukan perangkai antara kata benda
pewatasnya. Kita melihat bahwa contoh (1) dan (2) di depan bentuk di mana tidak terdapat
kata benda.
Pemakaian bentuk yang mana secara tepat terlihat pada contoh berikut.
(1) Kelompok kerja Anda yang mana?
(2) Dia belum tahu baju yang mana yang akan dipakainya.
Dari contoh-contoh itu dapat kita lihat bahwa yang mana itu digunakan untuk bertanya atau
membuat pernyataan yang mengandung pilihan. Pernyataan dalam kalimat (1) dibuat oleh
orang yang mengetahui bahwa ada beberapa kelompok kerja dan ia ingin mengetahui
kelompok kawan bicaranya. Pernyataan dalam kalimat(2) mengandung pengertian bahwa ada
beberapa baju yang dapat dipakai, tetapi pemakainya belum dapat menentukan pilihannya.
Beberapa kasus pemakaian bentuk di mana yang salah dapat dikatakan dipengaruhi bahasa
asing, yakni orang menggunakan bentuk itu karena di dalam kalimat bahasa Inggris, misalnya
digunakan kata where pada konstruksi tertentu. Apakah pemakaian yang mana yang salah
selalu disebabkan oleh pengaruh bahasa asing?Agaknya bukan itu penyebab
utamanya.Kesalahan itu terjadi karena orang tidak mau membedakan fungsi yang dan yang
mana. Bentuk yang digunakan sebagai perangkai kata benda dengan keterangan pewatasnya
adalah yang , bukan yang mana.
Perhatikan contoh berikut ini.
(1) yang kecil bukan meja yang mana kecil
(2) penididikan yang memadai bukan pendidikan yang mana memadai.
Kadang-kadang ditemukan pemakaiann yang mana yang memang tidak dapat digantikan
dengan yang seperti terlihat pada contoh berikut.
(3) Koperasi ini harus berjalan dengan baaik yang mana kebutuhan setiap anggota dapat
dipenuhi dari sini.
(4) Ekspor udang meningkat terus yang mana negara tujuan ekspor pun kian bertambah.

20
Dengan menggunakan kata yang cocok untuk menggantikan bentuk yang mana , kalimat di
atas dapat lebih mudah dipahami.
Perhatikanlah hasil perbaikan berikut.
(5) Koperasi ini harus berjalan dengan baik sehingga kebutuhan setiap anggota dapat dipenuhi
dari sini.
(6) Ekspor udang meningkat terus dan negara tujuan ekspor pun kian bertambah.

LATIHAN: KEGIATAN BELAJAR 2


Ada 28 butir pertanyaan kebahasaan. Buatlah 1(satu) kalimat setiap butir dari
pertanyaan kebahasaan itu. Berarti ada 28 kalimat yang Anda susun secara tertulis.
Selamat bekerja.

REFERENSI Kegiatan Belajar ke-1, dan ke-2


1. Tim Pengajar Kemahiran Bahasa Indonesia I dan II (Ketrampilan Menulis Ilmiah)
2011. Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulagi Manado
2. Buku Praktis Bahasa Indonesia 1. 2011. Badan Pengembangan dan Pembinaan
bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
3. Buku Praktis Bahasa Indonesia 2. 2011. Badan Pengembangan dan Pembinaan
BahasaKementerian Pendidikan dan Kebudayaan
4. Gorys Keraf. 2004. Komposisi : Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa. Ende
Flores.

21
KEGIATAN BELAJAR 3

C. PENULISAN KATA
1. KATA BAKU DAN TIDAK BAKU

Baku Tidak Baku


akuntan akountan
baut baud
ekstrem ekstrim
geladi gladi
hierarki hirarki
insaf insyaf
jadwal jadual
karier karir
khawatir kuatir
khotbah khutbah
kompleks komplek
kongres konggres
korps korp
manajemen managemen
metode metoda
misi missi
nakhoda nakoda
prangko perangko
stasiun setasiun

Baku Tidak Baku


sutera sutra
syahdu sahdu
tata bahasa tatabahasa
teknik tehnik
terampil trampil
trotoar trotoir
ubah rubah
wakaf wakap
wasalam wassalam

22
wujud ujud
antre antri
atlet atlit
Februari Pebruari
film filem
frekuensi frekwensi
izin ijin
juang joang
jumat jum’at
kabar khabar
konkret kongkrit
kualitas kwalitas
kuantitas kwantitas
November Nopember
lembap lembab
paruh paro
tenteram tentram
zaman jaman
ziarah jiarah

Baku Tidak Baku


eka- ekasuku eka suku
ekabahasa eka bahasa
dwi- dwifungsi dwi fungsi
dwipihak dwi pihak
dwiwarna dwi warna
tri- trilomba tri lomba
tridarma tri darma
tritunggal tri tunggal
catur- caturwarga catur warga
caturdarma catur darma
panca- Pancasila Panca Sila
pancawarna panca warna
pancakrida panca krida
sapta- saptadarma sapta darma

23
saptamarga sapta marga
adi- adidaya adi daya
adikuasa adi kuasa
adibusana adi busana
manca- mancanegara manca Negara
mancawarna manca warna
swa- swasembada swa sembada
swalayan swa layan
nara- narasumber nara sumber
narapidana nara pidana
pasca- pascasarjana pasca sarjana
pascapanen pasca panen
pascadoktoral pasca doctoral
purna- purnabakti purna bakti
purnawaktu purna waktu

2. PENULISAN KATA YANG BENAR


Benar Salah
Amir, S.H. Amir, SH.(Sarjana Hukum)
Amir, S.E., M.Si. Amir, SE. MSI
Angkatan IV Angkatan ke-IV
Angkatan ke-4 Angkatan 4
Antarnegara antar Negara
daripada dari pada
KBRI K.B.R.I
kuitansi kwitansi
saya pun sayapun
semifinal semi final
si pengirim sipengirim
subsistem sub sistem
tunasosial tuna sosial
ultramodern ultra modern
uang 500-an uang 500an
300 barel(tong) 300barrel
5g 5 gr

24
10 km 10 Km
6l 6 lt
6 liter 6 ltr

3. PEMAKAIAN BENTUK KATA YANG TEPAT DALAM KALIMAT


1. Imbuhan pada sebuah kata kerja memberikan makna pada kta kerja itu. Oleh sebab
itu, pemakaiannya pun harus dilakukan secara cermat. Berikut ini beberpa contoh
pemakaian imbuhan, dalam hal ini akhiran yang perlu diperhatikan. (1) Semoga
keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan iman.Akhiran –kan pada kata yang
diberikan seharusnya tidak muncul. Kalimat itu seharusnya: Semoga keluarga yang
ditinggalkan diberi kekuatan iman atau Semoga kekuatan iman diberikan kepada
keluarga yang ditinggalkan.
Bandingkan dengan kalimat berikut.
2. Saliman memberiadiknya buku baru.
3. Adiknya diberi (Saliman) buku baru.
4. Saliman memberi buku baru kepada adiknya.
5. Buku baru diberikan Saliman kepada adiknya.
Perhatikan juga penggunaan akhiran –kan pada contoh berikut.
6. Gubernur menugaskan walikota untuk menyelesaikan masalah itu.
Bentuk menugaskan tidak tepat digunakan dalam kalimat di atas. Bentuk yang
seharusnya digunakan ialah menugasi sehingga kalimat perbaikannya menjadi
seperti berikut.
(6a) Gubernur menugasi walikota untuk menyelesaikan masalah itu.
Agar lebih jelas perhatikan kalimat- kalimat berikut.
7. Ia menugaskan penyusunan buku itu kepada saya.
8. Penyusunan buku itu ditugaskan kepada saya.
9. Ia menugasi saya untuk menyusun buku.
Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa menugaskan berarti ‘menjadikan
tugas’, sedangkan menugasi berarti ‘memberi tugas kepada’.
4. Kata Ranking dan Langganan
Kata ranking sering digunakan pada kalimat seperti berikut.
1. Di kelasnya dia menduduki ranking kedua.
Kata ranking di sini diartikan ‘peringkat’.Pengertian ini tidak tepat.Dalam bahasa
inggris kata ranking sesungguhnya berarti pemeringkatan. Pemeringkatan adalah proses
menyusun urutan berdasarkan tolok ukur tertentu. Kedudukan dalam urutan itu disebut

25
peringkat atau rank.Dalam kalimat(1) di atas kita seharusnya tidak menggunakan kata
ranking, tetapi peringkat. (Kata rank yang sepadan dengan peringkat tidak kita serap.
Kalimat itu perlu diubah menjadi: (1a) Di kelasnya dia menduduki peringkat kedua.Kata
langganan sering digunakan dalam kalimat seperti berikut.
2. Saya ingin langganan majalah itu.
Kata langganan bukanlah verba(kata kerja), melainkan nomina(kata benda).
Verbanya adalah melanggani atau berlangganan. Kalimat (2) itu dapat diperbaiki menjadi
(2a) ataupun (2b). (2a) Saya ingin melanggani majalah itu. (2b) Saya ingin berlangganan
majalah itu.
Kata langganan dapat digunakan seperti dalam kalimat
3. Uang langganan dapat dibayarkan sebulan sekali.
5. Pemakaian kata sebentar, sejenak, sekejap, sekilas, dan sepintas
Kelima kata ini memiliki makna yang hamper sama, yaitu menggambarkan waktu yang
amat singkat atau amat pendek. Akan tetapi, jika diamati lebih teliti terlihat bahwa kata-kata itu
berbeda pemakaiannya.
Perhatikan contoh berikut.
sebentar
sejenak
(1) Coba perhatikan sepintas lukisan itu.
sekilas
sekejap

sebentar.
sejenak.

(2) Ia memandangku sepintas.


Sekilas.
Sekejap.
sebentar
sejenak

(3) Bacalah sepintas halaman lima.


sekilas
sekejap

26
6. Istilah Ekonomi dan Akuntansi
- Agent 1 Seseorang yang mewakili atau bertindak untuk memberikan pertanggungjawaban
kepada pihak lain; 2 Perantara yang melakukan pembelian atau penjualan ata nama
prinsipalnya tanpa menjal hak milik atas barang sebagai imbalan jasa ia menerima komisi.
- Aksep bank(bank acceptance) surat wesel yang diaksep oleh bank dan dipergunakan untuk
pembayaran dalam transaksi dagang atau untuk dipinjamkan dalam modal usaha.
- Aktapendirian(certificate of incorporation) dokumen yang diterbitkan instansi resmi
mengenai perseroan terbatas.
- Aktuaris(actuary) ahli matematika yang menghitung asuransi berdasarkan tabel pengalaman
dan premi berdasarkan resiko itu dengan tunjangan untuk bunga atas cadangan yang
disisihkan, premi dan lain-lain.
- Akumulasi(accumulation) tambahan periodik suatu dana dari bunga atau tambahan lain
pada tambahan laba neto pada laba yang ditahan.
- Akumulasi Biaya(accumulation of costs) himpunan semua biaya yang akan dibeban pada
produk , proses, atau pesanan.
- Akuntan (accountant) seseorang yang ahli dalam bidang akuntansi.
- Akuntan public(public accountant) akuntan yang memberikan jasa akuntansi secara
professional kepada masyarakat(publik).
- Akuntansi(accountancy) teori praktik akuntansi yang meliputi tanggung jawab standar,
konvensi, dan aktivitas pada umumnya; juga mencakup akunting dan audit.
- Anggaran Kas (cash budget) taksiran mengenai penerimaan dan pengeluaran kas yang
diharapkan untuk periode yang akan datang serta sisa yang dihasilkan.
- Anggaran Belanja Berimbang (balanced budget) anggaran belanja yang penerimaan dan
pengeluarannya sama besar.
Anggaran Biaya (cost budget) anggaran yang disusun untuk perencanaan semua biaya yang
diperlukan untuk membuat dan menjual produk seperti, anggaran produksi, anggaran biaya
penjualan, anggaran biaya administrasi.
-Anggaran Jangka Panjang (long range planning budget) anggaran yang jangka waktunya
panjang biasanya untuk dua sampai lima tahun.
- Anggaran Kontrol Jangka Pendek (short range control budget) anggaran yang dibuat
untuk satu tahun dengan maksud untuk mengendalikan biaya.
- Anggaran modal (capital budget, capital addition budget) anggaran untuk menambah
barang-barang modal.
- Anggaran Nyata (current budget) pengeluaran yang seharusnya tercapai seperti pada
tingkat aktivitas yang nyata-nyata terjadi.

27
- Anggaran Operasi (operating budget) anggaran yang meliputi pendapatan dan biaya
sebagai kontras dari anggaran modal.
- Anggaran Persediaan (inventory budget) anggaran yang mencerminkan persediaan bahan
atau barang jadi produk yang ada pada waktu tertentu (termasuk persediaan maksimum dan
minimum.
- Anggaran Produksi (manufacturing budget) anggaran yang terdiri atas tiga sub-anggaran
yaitu anggaran upah langsung dan anggaran biaya tidak langsung
- Anggaran Tenaga Kerja (labour budget) anggaran yang mencerminkan banyaknya tenaga
kerja yang diperlukan.
- Audit 1 pemeriksaan pembukuan tentang keuangan(pabrik, bank, dsb.); 2 pengujian
efektivitas keluar masuknya uang dan penilaian kewajaran laporan yang dihasilkan.
- Badan Usaha (business enterprise) usaha perseorangan, kerja sama maskapai, usaha
patungan atau usaha sekelompok orang yang memiliki kepentingan bersama dan bergerak
dalam kegiatan ekonomi dan tesusun dalam suatu unit yang diakui mempunyai eksistensi
terpisah dan jelas di dalam masyarakat.
- Bahan Baku (raw materials) salah satu golongan barang industri yang akan merupakan
bagian dari produk jadi yang sebelumnya tidak atau belum mengalami pemrosesan.
- Bank (bank) lembaga keuangan yang usah pokoknya memberikan kredit dan jasa dalam
peredaran pembayaran uang.
- Bank Deposito (depository bank) bank atau lembaga lain yang menerima deposito atau
simpanan uang dari para nasabahnya.
- Bank koperasi ( cooporative bank) bank yang berdasarkan peraturan koperasi melakukan
usaha perkreditan untuk membantu koperasi lain seperti koperasi produksi dan koperasi petani.
- Bank Pembangunan (development bank) bank yang dananya terutama diperoleh dari
simpanan dalam bentuk deposito dan mengeluarkan surat berharga dalam jangka menengah
dan jangka panjang serta memberikan kredit jangka pendek dan jangka panjang dalam sektor
pembangunan.
- Bank Tabungan (savings bank) bank yang dananya terutama diperoleh dari simpanan dalam
bentuk tabungan usahanya adalah membungakan dananya dalam surat berharga.
- Barang Bebas (free goods) barang yang jumlahnya tidak terbatas yang diperoleh tanpa
pengorbanan dan diperlukan bagi kepentingan hidup manusia.
-Barang Jadi (finish goods) barang yang sudah selesai diproses dan siap untuk dijual atau
digunakan

28
KEGIATAN BELAJAR : Ke-4
D. KALIMAT
1. KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara
tepat dan dpat dipahami secara tepat pula. Berikut ini contoh kalimat yang tidak efektif.
Kalimat (1) diambil dari sebuah tiket bus dan kalimat (2) diambil dari sebuah majalah. (1) Jika
bus ini mengambil penumpang di luar agen, Anda diharap melaporkan kepada kami.
Kalimat ini kurang jelas maksudnya karena ada bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar.
Siapakah yang diminta “supaya melaporkan kepada kami”? Ternyata imbauan ini untuk para
penumpang yang membeli tiket di agen. Jika demikian, kalimat ini perlu diubah menjadi:
(1a) Jika bus ini mengambil penumpang di luar agen, Anda diharap melaporkannya
kepada kami.
Jika subjek induk kalimat dan anak kalimatnya dibuat sama ubahannya menjadi:
(1b) Jika bus ini mengambil penumpang di luar agen, harap dilaoprkan kepada kami.
Apakah yang berisi cairan racun itu?Jika jawabnya “dapur”, kalimat ini sudah baik. Jika
jawabnya” botol air” , letak keterangannya perlu diubah menjadi:
(2a)Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun.
1. KALIMAT TIDAK BAKU
1. Semua peserta daripada pertemuan itu sudah pada hadir.
2. Kami menghaturkan terima kasih atas kehadirannya.
3. Mengenai masalah ketunaan karya perlu segera diselesaikan dengan tuntas.
4. Sebelum mengarang terlebih dahulu tentukanlah tema karangan.
5. Kita perlu pemikiran-pemikiran untuk memecahkan masalah-masalah yang
berkaitan dengan pelaksanaan pengembangan kota.
6. Pertandingan itu akan berlangsung antara Regu A melawan Regu B.
2. KALIMAT BAKU
Semua peserta dalam pertemuan itu sudah hadir.
1. Kami mengucapkan terima kasih atas kehadiran Saudara.
2. Masalah ketunakaryaan perlu segera diselesaikan dengan tuntas.
3. Sebelum mengarang tentukanlaj tema karangan.
4. Kita perlu pemikiran untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan
pelaksanaan pengembangan kota.
5. Pertandingan itu akan berlangsung antara Regu A dan Regu B.

29
1. RAGAM TIDAK BAKU (a)
RAGAM BAKU (b)
(1) a. Bilang dahulu dong sama saya punya bini.
b. Bicarakan dahulu dengan isteri saya.
(2) a. Memang kebangetan tu anak belum mandi sudah makan gado-gado.
b. Memang keterlaluan anak itu belum mandi sudah makan gado-gado.
(3) a. Pengendara motor dilarang lewatjalan ini kecuali yang pakai helm.
b. Pengendara motor dilarang melewati jalan ini , kecuali mereka yang memakai
helm.
(4) a. Permintaan para langganan belum ada yang dipenuhi karena persediaanya
sudah habis
b. Permintaan para pelanggan belum ada yang dipenuhi karena persediaan
sudahhabis.
(5) a. Persoalan yang diajukan oleh Bapak Kepala Sekolah diulas kembali bersama
Bapak Ketua PO.M.G.
b. Soal yang diajukan oleh Kepala Sekolah diulas kembali oleh ketua POMG.
(6) a. Berhubung itu, mengemukakannya pula minat baca kaum remaja semakin
menurun.
b. Sehubungan dengan itu, dikemukakkannya pula bahwa minat baca kaum
remajamakin menurun.

2. KALIMAT TIDAK TERATUR (a)


KALIMAT TERATUR (b)
(1) a. Dari peristiwa itu perlu mendapat perhatian dari berbagai fihak, sehingga
pada masa datang tidak seorangpun menuntut ganti rugi.
b. Peristiwa itu perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak agar pada masa
yang akan datang tidak ada seorang pun yang menuntut ganti rugi.
(2) a. Ini hari kita tidak bicarakan soal harga, melainkan tentang mutu barang itu.
b. Hari ini kita tidak akan membicarakan soal harga, tetapi soal mutu barang
itu.
(3) a. Tujuan penyusunan Buku Pelajaran itu adalah membantu masyarakat ,
khususnyayang berada di pedesaan. Sehingga karenanya mendapat
kesempatan belajar membaca dan menulis.

30
b. Penyusunan buku pelajaran ini bertujuan membantu msyarakat, khususnya
yang berada di pedesaan agar mendapat kesempatan belajar membaca dan
menulis.
(4) a. Dalam upacara pembukaan seminar itu, yang pertama kali diadakan di kota
Semarangdihadiripara pejabat-pejabat Negara dan tokoh-tokoh masyarakat.
b. Upacara pembukaan seminar itu, yang pertama kali diadakan di kota
Semarang, dihadiri para pejabat Negara dan tokoh masyarakat.
(5) a. Pertanyaan saya yang ketiga kalinya, disebabkan karena kebimbangan saya
terhadap pemakaian kata nalar.
b. Pertanyaan saya yang ketiga berkaitan dengan kebimbangan saya terhadap
pemakaian kata nalar.
(6) a. Indikator pemahaman materi ketrampilan itu mampu melaksanakan tugas
dan latihan yang diberikan oleh penyaji.
b. Indikator pemahaman materi keterampilan adalah kemampuan melakukan
tugas dan pelatihan yang diberikan oleh penyaji.

3. KALIMAT BERMAKNA GANDA


Kalimat yang memenuhi ketentuan tata bahasa, tetapi masih menimbulkan tafsiran
ganda tidak termasuk kalimat yng efektif.Brikut ini contohnya.
(1) Tahun ini SPP mahasiswa baru dinaikkan.
Kata baru di atas menerangkan kata mahasiswaatau kata dinaikkan?
Jika menerangkan mahasiswa, tanda hubung dapat digunakan untuk menghindari
salah tafsir.
(1a) Tahun ini SPP mahasiswa-baru dinaikkan.
Jika kata baru menerangkan dinaikkan, kalimat itu dapat diubah menjadi:
(1b) SPP mahasiswa tahun ini baru dinaikkan.
(2) Rumah sang jutawan yang aneh itu akan dijual.
Frasa yang aneh di atas memerangakan kata rumah atau frasa sang jutawan?
Jika yang aneh menerangkan rumah, kalimat itu dapat diubah menjadi:
(2a) Rumah aneh milik sang jutawan itu akan segera dijual.
Jika yang aneh itu menerangkan sang jutawan kata yang dapat dihilangkan
sehingga makna kalimat di atas menjadi lebih jelas.
(2b) Rumah sang jutawan itu akan segera dijual.

31
4. KESEJAJARAN SATUAN DALAM KALIMAT
Yang dimaksud satuan dalam kalimat adalah satuan bahasa.Unsur pembentuk kalimat
seperti subjek, predikat, objek, dan sebagainya, dapat disebut satuan.Mungkin terjadi
bahwa subjek, predikat, dan objek itu mungkin terjadi beberapa unsur .Tiap-tiap unsur
itu dapat disbut juga satuan.Berikut ini contohnya.
(1) Saya akan mengambil roti, mentega, dan kacang.
Kalimat(1) terdiri atas tiga satuan fungsional, yaitu subjek, predikat, dan objek.
Subjek saya terdiri atas satu satuan, predikat akan mengambilterdiri atas dua
satuan, dan objek roti, mentega, dan kacang terdiri atas tiga satuan. Jika kita
berbicara satuan dalam kalimat, yang dibahas adalah keadaan sejajar atau tidaknya
satuan-satuan yang membentuk kalimat baik dari segi bentuk maupun dari segi
makna.Tentu saja penertian kesejajaran mengandalkan bahwa unsur pembentuk
kalimat itu lebik dari satu. Sesungguhnya kaitan bentuk dan makna sangatlah erat
dan tak terpisahkan, tetapi demi kemudahan dalam pembicaraan, tulisan ini akan
terbagi menurut aspek yang menonjol. Contoh kalimat yang bagian-bagiannya
memperlihatkan kesejajaran dapat diberikan berikut ini.
(2) Marto kini memerlukan perhatian dan pertolongan.
(3) Polisi sedang menangani kasus pencurian dan pembunuhan itu.
a. Kesejajaran Bentuk
Imbuhan yang digunakan untuk membentuk kata berperanan dalam menentukan
kesejajaran. Berikut ini memperlihatkan ketidaksejajaran bentuk.
(4) Kegiatannya meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan mengatur
peminjaman buku.
Ketidaksejajaran itu ada pada kata pembelian(buku), yang disejajarkan dengan kata membuat
(katalog), dan mengatur (peminjaman buku).Agar sejajar, ketiga satuan itu dapat dijadikan
nomina(kata benda) semua, ubahannya seperti terlihat pada kalimat(4b).Jika dijadikan verba
semua, ubahannya seperti terlihat pada (4b).
(4a) Kegiatannya meliputi pembelian buku, pembuatan katalog, dan pengaturan peminjaman
buku.
(4b)Kegiatannya ialah membeli buku, membuat katalog, dan mengatur peminjaman buku.
b. Kesejajaran makna
Seperti telah dinyatakan di atas, bentuk dan makna berkaitan erat. Dapat diumpamakan
keduanya seperti kedua sisi dari keping uang yang sama. Berikut ini diutarakan makna yang
terkandung dalam satuan fungsional. Satuan fungsional adalah unsur kalimat yang
berkedudukan sebagai subjek, predikat, objek, dan sebagainya. Status fungsi itu ditentukan

32
oleh relasi makna antarsatuan. Kalimat (5) berikut ini terasa janggal karena tidak ada
kesejajaran subjek dan predikat dari segi makna.
(5) Dia berpukul-pukulan.
Kata berpukul-pukulan bermakna saling pukul. Itu berarti pelakunya harus lebih adari satu.
Karena kata dia bermakna tunggal, subjek kalimat (7) itu pelu diubah, misalnya menjadi
mereka, atau ke dalam kalimat itu ditambahkan keterangan komitatif (penyerta) dengan
temannya, misalnya.

5.KALIMAT PEMBUKA SURAT DAN KALIMAT PENUTUP SURAT


a. KALIMAT PEMBUKA SURAT
Salah satu hal yang penting di dalam surat adalah kalimat pembuka surat. Kalimat itu
berfungsi sebagai pengantar isi surat yang mangajak pembaca untuk memperhatikan pokok
surat. U ntuk menyampaikan hal itu, kita dituntut menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Namun, kalimat pembuka surat yang sering kita temukan dari berbagai instansi,
antara lain, sebagai berikut.
(1) Sehubungan dengan surat Saudara tanggal 22 Juli 2013 No. 225/U.IV/2013 tentang
permintaan tenaga pengajar bahasa Indonesia untuk orang asing. Kami ingin
menanggapi sebagai berikut.
(2) Menjawab surat Saudara tanggal 17 April 2013, No. 257/F/III/2013 tentang
pencalonan Seminar Lingkungan Hidup di Jakarta, kami beri tahukan bahwa semua
peserta yang diusulkan dapat diterima.
Berikut ini contoh kalimat pembuka surat yang disertai lampiran atau pemberitahuan
pengiriman barang (4) dan kalimat pembuka surat yang berisi pemberitahuan (5), (6) dan
kalimat pembuka surat untuk surat balasan (7).
(3) Bersama ini kami kirimkan laporan yang Saudara minta.
(4) Kami mengundang Saudara untuk menghadiri rapat yang akan diselenggarakan
pada Selasa, tanggal 6 Agustus 2013.
(7) Sesuai dengan surat Saudara tanggal 14 Februari 2013, No. 986/I/IX/2013 tentang
penerimaan pegawai baru, kami ingin memberitahukan beberapa hal berikut.
(8) Surat Anda tanggal 25 Januari 2013, No. 453/L/II/2013 sudah kami terima.
Sehubungan dengan itu, berikut kami sampaikan jawaban kami atas pertanyaan
Anda.

33
b.KALIMAT PENUTUP SURAT
Surat merupakan sarana komunikasi tulis. Agar dapat dipahami oleh pembacanya di dalam
penulisan surat resmi, penulis perlu mempertimbangkan factor kesederhanaan, kesantunan
bahasa, kelugasan kalimat, kecermatan, dan ketepatan dalam pemilihan kata, dan struktur
kalimat serta keserasian kata. Walaupun demikian, factor kelaziman juga perlu diperhatikan.
Oleh karena itu, bagian isi surat selalu terdiri atas bagian pembuka, bagian isi, dan bagian
penutup.
Bagian penutup surat dapat berupa harapan pengirim surat atau ucapan terima kasih kepada
penerima surat. Hingga saat ini masih terdapat kalimat pada bagian penutup surat resmi sebagai
berikut.
(1) Demikian agar Saudara maklum adanya.
(2) Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
(3) Demikian, atas perhatian Bapak, kami haturkan terima kasih.
Setiap surat yang dikirimkan tentu diharapkan untuk dapat dimaklumi oleh para penerima
surat. Oleh karena itu, pernyataan seperti pada kalimat (1) tidak diperlukan lagi.Selain itu,
pernyataan pada kalimat (1) “Demikian agar Saudara maklum adanya” bukanlah sebuah
kalimat yang lengkap karena tidak memiliki subjek dan predikat.Pernyataan itu hanya berupa
anak kalimat yang tidak disertai induk kalimatnya.Oleh karena itu pernyataan itu dapat
dikatakan mubazir karena tidak informatif.
Pada kalimat (2) penggunaan kata ganti –nya pada atas perhatiannya, diucapkan terima kasih
tidak jelas mengacu kepada siapa. Bentuk –nya itu lebih tepat jika diganti dengan kata sapaan
untuk orang kedua, seperti Saudara,Bapak, atau Anda karena komunikasi yang terjadi di dalam
surat ialah komunikasi antara pihak pertama dan kedua. Selian itu, penggunaan imbuhan di-
kata diucapkan terasa tidak masuk akal karena secara logika akan menimbulkan pertanyaan
“Siapakah yang mengucapkan terima kasih itu? Ucapan terima kasih itu disampaikan oleh
penuls surat kepada penerima surat. Oleh karena itu, kalimat penutup surat yang dapat
digunakan ialah Atas perhatian Saudara, kami sampaikan ucapan terima kasih. Pada contoh
kalimat penutup surat nomor (3) Demikian atas perhatian Bapak, kami haturkan terima kasih.
Kata demikian tidak diperlukan pada kalimat penutup surat itu karena penggunaan kata itu
tidak memberikan informasi apa pun. Selain itu, penggunaan kata haturkan tidaklah tepat
karena kata haturkan itu masih bersifat kedaerahan, sedangkan surat yang dibuatnya adalah
surat resmi, yang menuntut penggunaan kosakata baku bahasa Indonesia. Oleh karena itu, kata
haturkan lebih tepat jika diganti dengan kata ucapkan apabila kita menekankan pada keinginan
untuk mengucapkan sesuatau, atau kata sampaikan apabila kita memang ingin menyampaikan
sesuatu, yaitu ucapan terima kasih kepada penerima surat. Jadi, di dalam penulisan surat dinas,

34
pada kalimat penutup surat sebaiknya tidak digunakan kata-kata yang masih bersifat
kedaerahan dan tidak digunakan kata-kata yang tidak memberikan kejelasan informasi.

REFERENSI
1. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. 2011. Buku Praktis Bahasa Indonesia 1. Seri pedoman: Pdm 003.
2. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Kementerian Pendidikan
danKebudayaan. 2011. Buku Praktis Bahasa Indonesia 2. Seri pedoman : Pdm 004
3. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. 2012. Widjono, Hs.

35
KEGIATAN BELAJAR : Ke-5 dan Ke-6

1. HAKIKAT BERBICARA

Bahasa merupakan alat komunikasi yang umum dalam masyarakat. Tidak ada
masyarakat di manapun mereka tinggal yang tidak memiliki bahasa. Bagaimanapunwujudnya,
setiap masyarakat pastimemiliki bahasa sebagai alat komunikasi. Sekalipun di antara kita yang
membayangkan tulisanbila mendengarkan pembicaraan tentang bahasa, tetapi bahasa
sebenarnya adalah ucapan. Bahasa diucapkan dan didengar, bukan ditulis dan dibaca, hanya
pada masyarakat yang sudah relatif maju yang sudah menemukan tulisan. Selain bahasa itu
ditulis dan dibaca, tetap ada yang diucapkan dan didengarkan pada masyarakat yang belum
mengenal tulisan .

Seseorang yang memiliki kemmpuan berbicara akan lebih mudah dalam menyampaikan
ide atau gagasan kepada orang lain . Ide yang disampaikan secara lisan itu dapat diterima oleh
orang yang mendengarkan atau yang diajak bicara. Sebaliknya , seseorang yang kurang
memiliki kemampuan berbicara akan mengalami kesulitan dalam menyampaikan ide atau
gagasannya kepada orang lain.

Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup dalam berkelompok. Anggota dalam
kelompok itu selalu terjadi iteraksi. Untuk berinteraksi, manusia membutuhkan alat seperti
yang telah disebutkan , yaitu bahasa. Dalam berkomunikasi, yang menggnakan bahasa itu dapat
dilaksanakan secara lisan maupun tertulis. Untukndapat berkomunikasi secara lisan dengan
efektif diperlukan kemampuan menyimak dan berbicara.

Bahasa lisan adalah alat komunikasi berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia . Saluran untuk memindahkannya ialah udara. Selanjutnya simbol yang disalurkan
melalui udara diterima oleh lawan bicara. Karena simbol yang disamapaikan itu dipahami oleh
lawan bicara, ia dapat mengerti pesan yang disampaikan oleh pembicara.

Tahap selanjutnya , lawan bicara memberikan umpan balik ialah reaksi yang timbul
setelah lawan bicara memahami pesan. Reaksi dapat berupa jawaban atau tindakan. Dengan
demikian komunikasi yang berhasil ditandai oleh adanya interaksi antara pembicara dan lawan
bicara.

36
KEGIATAN BELAJAR : Ke-6, ke-7, dan ke-8
E. PARAGRAF / ALINEA

1. PENGERTIAN
(1) Paragraf adalah karangan mini. Artinya semua unsur karangan yang formal dan panjang
menggunakan pola yang sama dengan paragraf. Skripsi, misalnya: berstruktur pendahuluan,
deskripsi teori, metode penelitian, hasil penelitian, dan kesimpulan. Struktur tersebut
serupadengan struktur paragraf: kalimat topik, kalimat pendukung1, kalimat pendukung 2,
kalimat pendukung 3, dan kalimat konklusi. (2) Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang
terdiri beberapa kalimat yang tersusun secra terpadu, runtut, logis, dan merupakan kesatuan
ide yang tersusun secara lengkap dan utuh.(3) Paragraf adalah dari suatu karangan yang
terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan pikiran utama
sebagai topik dan pikiran penjelas sebagai pndukung dan pengendali pengembangan topik,
dan diakhiri dengan kalimat konklusi. (4) Paragraf yang terdiri dari satu kalimat berarti
tidak menunjukkan ketuntasan atau kesempurnaan. Sekalipun tidak sempurna, paragraf
yang terdiri satu kalimat dapat digunakan sebagai peralihan antarparagraf, sekaligus
memperbesar efek dinamika paragraf. Akan tetapi, sebagai kesatuan gagasan menjadi suatu
bentuk ide yang utuh dan lengkap, paragraph hendaklah dibangun dengan sekelompok
kalimat yang saling mengait.

2. CIRI-CIRI PARAGRAF
1) Kalimat pertama bertakuk ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan biasa,
misalnya surat dan delapan ketukan untuk jenis karangan ilmiah formal , misalnya
makalah, skripsi, tesis dan disertasi. Karangan, misalnya surat, berbentuk lurus yang
tidak bertakuk (block style) ditandai dengan jarak spasi merenggang, satu spasi
lebih banyak daripada jarak antarbaris lainnya.
2) Paragraf menggunakan pikiran utama, gagasan utama yang dinyatakan dengan
kalimat topik. Kalimat topik dapat ditempatkan pada posisi awal, tengah, akhir atau
awal dan akhir paragraf.
3) Paragraf meggunakan ide penjelas (ide pendukung atau ide pengendali) yang
dinyatakan dalam kalimat penjelas.
4) Paragraf hanya berisi satu kalimat topik. Penempatan kalimat topik ada empat
cara:(i) kalimat topik pada posisi awal membentuk pareagraf deduktif. (ii)
kalimattopik pada posisi akhir membentuk mparagraf induktif.(iii) kalimat topik
pada posisi tengah membentuk paragraph induktif – deduktif. (iv) kalimat topik
pada posisi awal dan akhir membentuk paragraph deduktif – induktif
37
5) Pragraf akademik terdiri atas kalimat topik, kalimat penjelas atau kalimat
pendukung, dan kalimat konklusi. Kalimat topik ditempatkan pada posisi awal.
Paragraf akademik untuk berkomunikasi akademik dengan pembacanya, misalnya
untuk menjawab atau menjelaskan tugas-tugas perkuliahan. Komunikasi berhasil
jika seluruh informasi terpahami oleh pembacanya. Paragraf akademik disusun
berdasarkan bahasa formal, baku, dan menyajikan pesan yang dengan kalimat yang
efektif.
6) Paragraf dalam esai akademik: esai terdiri atas babarapa paragraf yang diklasifikasi
menjadi paragraf pendahuluan, paragraf penjelas dan paragraf konklusi. Paragraf
penjelas diklasifikasi menjadi paragraf penjelas 1, 2, dan 3. Seluruh paragraph
menyajikan gagasan secara lengkap dan menyatu. Seluruh kalimat mendukung
kalimat topik.
7) Seluruh kalimat saling mengait. Pengaitan dapat dilakukan dengan konjungsi,
subtitusi (penggantian), ellipsis (pelesapan) dan lain-lain.
3.FUNGSI PARAGRAF
1) Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan
persaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam satu
kesatuan,
2) Menandai peralihan(pergantian gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa
paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran,
3) Mengorganisasi gagasan dengan mengurutkan pemenpatan gagasan.
a. Pragraf terdiri atas :kalimat topik, kalimat penjelas, dan kalimat konklusi;
b. Esai terdiri atas paragraf pendahuluan, paragraf penjelas, dan paragraf konklusi
4) Mengembangkan topik karangan ke dalam kesatuan-kesatuan unit pikiran yang
lebih kecil, misalnya paragraf pendahuluan, paragraf pengembang 1, 2, 3, dan
paragraf konklusi.
5) Mengendalikan variabel terutama karangan yang teridiri atas beberapa variabel.
Untuk dua variabel misalnya paragraf 1 pendahuluan pentingnya membahas kedua
variabel x dan y, paragraf 2 membahas variabel x, paragraf 3 membahas variabel y,
paragraph 4 membahasa hubungan variabel x dan y, paragraph 5 membahas hasil
analisis, paragraph 6 menyajikan konklusi.

4. KALIMAT TOPIK DALAM PARAGRAF


Penempatan kalimat topik dalam karangan terdiri dari beberapa paragraph dapat dilakukan
secara bervariasi, yaitu: pada awal, akhir, awal dan akhir, tengah paragraf, dan keseluruhan

38
paragraf. Hal ini dimaksudkan agar pembaca dapat mengikuti alur penalaran sambil menikmati
kesegaran karangan, tidak monoton dan bersifat alami.
a) Kalimat Topik pada Awal Paragraf
Paragraf ini bersifat ekspositori berisi bahasan yang bertujuan menjelaskan suatu topik,
masalahatau pendapat. Paragraf itu lebih efektif jika diawali dengan kalimat topik, diikuti
dengan kalimat penjelas 1,2,3, dan diakhiri dengan kalimat konklusi. Kalimaat topic itu berisi
pikiran yang bersifat umum.: subjek sebagai topik dan predikat sebagai ide pengendali (Oshima
dan Hoque, 2006:57)
Contoh:
Jalan Kasablanka selalu padat.Pada pukul 5.30, jalan itu mulai dipadati dengan kendaraan
sepeda motor, mobil pribadi, dan kendaraan umum.Kendaraan tersebut sebagian besar dari arah
Pondok Kopi melintas kea rah Jalam Jenderal Sudirman. Para pengendara di antaranya
pedagang yang akan berjualan di Pasar Tanah Abang, pemakai jalan yang mebghindari three in
one, karyawan yang bekerja di Tangerang, Grogol atau ke ptempat lain yang searah dan siswa
sekolah yang berupaya menghindar kemacetan. Pada pukul 07.00 s.d. 10.00 jalan itu dipadati
oleh mahasiwa dan karyawan yang akan bekerja orang yang akan berbelanja atau berjualan dan
sebagian orang yang bepergian dengan kepentingan lain-lain. Pada pukul 11 s.d. pukul 15.00
jalan itu tidak begitu padat.Namun, pukul 15.00 s.d. 21.00 kendaraan kearah Pondok Kopi
kembali memadati jalan tersebut.
Paragraf di atas diawali kalimat topik 1, Jalan Kasablanka selalu padat, berisi pikiran
utama.Selebihnya kalimat 2 s.d. 6 merupakan kalimat penjelas berisi pikiran-pikiran
penjelas.Dengan demikian paragraf ini menggunakan penalaran deduktif.
Pikiran Utama : Jalan Kasablanka padat.
Pikiran Penjelas : 1) Pagi dipadati kendaraan ke arah Jenderal Sudirman
2) Menghindari kemacetan
3) Menghindari three in one
4) Tengah hari kendaraan berkurang
5) Sore jalan dipadati kendaraan kea rah Pondok Kopi
Penalaran : Deduktif
b) Kalimat Topik pada Akhir Paragraf
Paragraf diakhiri kalimat topik dan diawali dengan kalimat penjelas. Artinya, paragraf ini
menyajikan kasus khusus, contoh, penjelasan , keterangan atau analisis lebih dahulu, barulah
ditutup dengan kalimat topik. Dengan demikian, paragraf ini menggunakan penalaran induktif.

39
Contoh:
PT Genting Pasola pada awal 2004 ini semakin sukit mendapatkan konsumen.Produknya
mulai berkurang, karyawan semakin banyak yang pindah kerja.Dan beberapa karyawan yang
mengeluh gaji yang tidak pernah naik, padahal barang konsumsi terus melambung. Hal ini bias
dimaklumi oleh pimpinan perusahaan dan sebagian besar karyawan. Bahkan, dokumen yang
menyatakan bahwa pajak belum dibayarpun sudah sampai kepada kaaryawan. Pemilik
perusahaaan menyadari bahwa desain produk sudah mulai usang, peralatan teknis sudah
ketinggalan teknologi, dan kreativitas baru karyawan yang mendukung kinerja bisnis sudah
mongering. Direksi dan seluruh karyawan berkesimpulan, PT Genting Pasola telah bangkrut.
Paragraf di atas diawali kalimat penjelas dan diakhiri kalimat utama. Susunan pikiran
paragraf tersebut:
Pikiran Penjelas : 1) Kesulitan mendapatkan konsumen
2) Kesejahteraan karyawan menurun
3) Pajak tidak terbayar
4) Kualitas produk menurun
Pikiran Utama : PT Genting Pasola Bangkrut
Penalaran : Induktif
c) Kalimat Topik pada Awal dan Akhir Paragraf
Kalimat topik dalam sebuah paragraf pada hakikatnya hanya satu.Penempatan kalimat topik
yang kedua berfungsi untuk menegaskan kembali pikiran utama poaragraf tersebut.Namun,
penempatan kalimat topik pada awal dan akhir paragraf berpengaruh pada penalaran.Kalimat
topik pada awal paragraf bersifat deduktif, pada akhir bersifat induktif, dan pada awal dan akhir
menjadikan paragraf bersifat induktif- deduktif.
Contoh:
Selain merinci keragaman paradigma sosiologi Ritser mengemukakan alasan perlunya
paradigma yang lebih bersifat terintegrasi dalam sosiologi. Meskipun ada alasan untuk
mempertahankan paradigm yang ada, dirasakan adanya kebutuhan paradigm yang makin
terintegmasi. Ritser berharap adanya keanekaragaman yang lebih besar melalui sebuah
pengembangan paradigma baru yang terintegrasi untuk melengkapi paradigma yang ada dan
tidak dimaksudkan untuk menciptakan posisi hegemoni baru. Paradigma yang lebih bersifat
terintegrasi diperlukan kehadiran sosiologi modern.
Paragraf di atas diawali kalimat topik dan diakhiri dengan kalimat topik. Kedua kalimat
topik tersebut berisi pikiran utama yang sama.

40
Pikiran Utama : Perlunya paradigma terintegrasi
Pikiran Penjelas : 1) Fungsi paradigma tertintegrasi
2) Paradigma terintegrasi tidak menciptakan hegemodi
Pikiran Utama : Paradigma terintegrasi diperlukan
Penalaran : Deduktif – induktif
d) Kalimat Topik pada Tengah Paragraf
Paragraf dengan kalimat topik pada tengah paragraf berarti diawali dengan kalimat
penjelas dan diakhiri pula dengan kalimat penjelas.Paragraf ini menggunakan pola penalaran
induktif – induktif.
Contoh:
Pasar Tanah Abang mulai dibanjiri pedagang yang hendak mempersiapkan dagangannya
sejak pukul 05.00. Aktivitas jual beli di pasar ini dimulai sekitar pukul 08.00. Barang dagangan
sebagian besar berupa produk tekstil dari yang paling murah dengan saatuan harga berdasarkan
timbangan sampai dengan tekstil yang berkualitas impor dan ekspor.Pasar ini
memperdagangkan berbagai jenis tekstil yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat ekonomi
tinggi, menengah, maupun lapis bawah. Pasar Tanah Abang merupakan pusat pedagangan yang
tidak pernah sepi oleh penjual maupun pembeli.Para pembeli mulai berdatangan pukul 08.00.
Jumlah pembeli ini meningkat sampai pukul 11.30.Pada tengah hari, jumlah pembeli menurun.
Namun, jumlah tersebut memuncak kembali pada pukul 14.00 sampai dengan 16.30.Paragraf di
atas disusun dengan urutan kalimat 1 sampai dengan 5 menuju penalaran induktif dari khusus
ke umum dan dari 5 sampai dengan 9 menuju penalaran deduktif.
Gagasan yang disajikan dalam paragraf di atas adalah:
Paragraf penjelas : 1) Pasar Tanah Abang dibanjiri pedagang
2) Aktivitas jual beli
3) Barang yang diperdagangkan
4) Tekstil kebutuhan masyarakat
Pikiran Utama : Pasar Tanah Abang tidak pernah sepi
Pikiran penjelas : 5) Kedatangan pembeli
6) Puncak kedatangan pembeli
Penalaran : Induktif – deduktif

41
5. SYARAT PARAGRAF YANG BAIK
Paragraf yang baik harus memenuhi syarat kesatuan, kepaduan, ketuntasan, keruntutan, dan
konsistensi penggunaan sudut pandang.
5.1 Kesatuan Paragraf
Untuk menjamin adanya kesatuan paragraf setiap paragraf hanya berisi satu pokok
pikiran.Paragraf dapat berupa beberapa kalimat. Tetapi seluruhnya harus merupakan kesatuan,
tidak satu kalimatpun yang sumbang, paragraph akan rusak kesatuannya. Contoh paragraph
tanpa kesatuan pikiran: Kebebasan berskspresi berdampak pada pengembangan kreativitas baru
Beberapa siswa tingkat SD sampai SMA /SMK berhasil meraih olimpiade fisika dan
matematika. Walaupun keburuhan masyarakat relative rendah, beberapa siswaberhasil
memenangkan kejuaraan dunia pada lomba tersebut.Kreativitas baru tersebut membanggakan
kita semua.
Paragraf di atas tanpa kesatuan pikiran.Kalimat 1 sampai 3 mengungkapkan kalimat yang
berbeda-beda. Masing-masing tidak membahas satu pikiran yang sama dan kalimat 4 saja yang
menunjukkan adanya hubungan. Akibatnya, paragraph menjaditidak jelas struktur dan
maknanya. Bandingkanlah dengan paragraf di bawah ini:
Contoh:
Paragraf dengan kesatuan pikiran
Kebebasan berekspresi berdampak pada pengembangan krativitas baru. Dengan kebebasan
itu, para guru dapat dengan leluasa mengajar siswanya sesuai dengan basis kompetensi siswa
dan lingkungannya. Kondisi kebebasan tersebut mejadikan pembelajaran berlangsung secara
alami, penuh gairah, dan siswa termotivasi untuk berkembang.Siswa belajar dalam suasana
gembira, aktif, kreatif, dan produktif. Dampak kebebasan ini setiap saat siswa dapat melakukan
berbagai eksperimen dengan menyinergikan bahan ajar di sekolah dan lingkungannya.
Kretivitasnya menjadi tidak terbendung.
5.2 Keterpaduan
Paragraf dinyatakan terpadu jika dibangun dengan kalimat-kalimat yang saling
mengait.Keterkaitan kalimat dalam paragraf menghasilkan kejelasan gagasan.Keterkaitan
kalimat itu menhasilkan keterpaduan paragraf menjadi satu kesatuan konsep, pikiran atau
pendapat yang utuh dan kompak. Keterkaitan dapat dibangun melalui repetisi atau pengulangan
kata kunci atau sinonim,kata ganti, kata transisi, dan bentuk paralel.
5.3 Ketuntasan
Ketuntasan adalah kesempurnaan.Hal itu dapat diwujudkan dengan (1) klasifikasi, yaitu
pengelompokan objek secara lengkap dan menyeluruh.Ketuntasan klasifikasi tidak
memungkinkan adanya bagian yang tidak masuk kelompok klasifikasi. Klasifikasi ada dua

42
jenis: sederhana dan kompleks. Klasifikasi sederhana membagi sesuatu ke dalam dua
kelompok , misalnya pria dan wanita, besar dan kecil, baik dan buruk. Sedangkan klasifikasi
kompleks membagi sesuatu menjadi lebih dari dua kelompok , misalnya besar – sedang – kecil,
pengusaha besar – menengah – kecil, negara maju- negara berkembang – negara terkebelakang.
5.4 Konsistensi dan Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara penulis menempatkan diri dalam karangannya. Dalam cerita,
pengarang sering menggunakan susut pandang aku, seolah-olah menceritakan dirinya sendiri.
Selain itu, pengarang dapat menggunakan sudut pandang dia atau ia seolah-olah menceritakan
dia. Dalam karangan ilmiah, pengarang menggunakan penulis.Sekali menggunakan sudut
pandang tersebut harus menggunakannya secara konsisten dan tidak boleh berganti sejak awal
sampai akhir.
Contoh:
Penulis membatasi kajian kebahasaan ini, bagaimana penulisan mahasiswa di perguruan
Tinggi.Untuk memudahkan pemahaman konsep dan aplikasinya, penulis menidentifikasi
konsep-konsep tersebut dengan definisi, pengertian, dan deskripsi teoritik.Untuk memudahkan
aplikasinya, penulis memberikan contoh-contohnyang relevan dengan teorinya.
5.5 Keruntutan
Keruntutan adalah penyusunan urutan gagasan, konsep, pemikiran, dan lain-lain dalam
karangan Gagasan demi gagasan disajikan secara runtut bagaikan air mengalir tidak pernah
putus.Karangan yang rintut enak dibaca, dapat dipahami dengan mudah, dan menyenangkan
pembacanya. Keruntutan dapat dilakukan dengan beberapa cara: (1) urutan proses dengan
bilangan,misalnya: Pembangunan karakter dilakukan secra bertahap. Pertama,
menginverintarisasi…, kedua…, dan ketiga…;(2) urutan proses tanpa bilangan,misalnya:
Pembangunan kampus dilakukan secara bertahap. Mula-mula,…,Selanjutnya…,
Akhirnya…;(3)Tahapan, misalnya; bagian pertama…, Bagian kedua…, bagian ketiga…; (4)
Skala prioritas misalnya: unsure terpenting,… agak penting,… kurang penting…;(5)
Pengembangan, misalnya: pemikiran yang mendasari…, pengembangan pemikiran itu…,
konsep yang dihasilkan…;(6) strata tingkatan komunikasi yang efektif…, sedang…, kurang
efektif…;(7) Hubungan antarproposisi (pernyataan yang dapat diuji kebenarannya , misalnya:
kebjakan utama,yaitu membangun kultur akademik merupakan prioritas kampus. Sejalan
dengan hal itu, kinerja penelitian dosen dan mahasiswa perlu ditingkatkan(ilmiah, objektivitas,
menyenangkan).
Menulis yang runtut menuntut pengendalian pikiran dalam mengurutkan pernyataan demi
pernyataan. Untuk itu, penulis memerlukan: (1) pemahaman konsep-konsep yang akan dibahas
(2) berkecermatan tinggi dalam menghimpun gagasan pemikiran, dan fakta, yang tersebar

43
menjadi satu sajian tulisan berurutan, lengkap, dan runtut;(3) ketekunan dalam menjaring dan
mengurutkan pikiran mana yang perlu ditempatkan pada posisi awal, tengah, dan bagian
akhir;(4) Gigih alam menemukn konsep-konsep yang berkelanjutan sampai tuntas.

LATIHAN DAN TUGAS MANDIRI


1. Buatlah paragraf narasi yang runtut, tuntas, dan menggunakan sudut pandang aku.
2. Buatlah paragraf analisis yang runtut , tuntas, dan menggunakan sudut pandang penulis.
3. Buatlah pragraf deskripsi yang runtut, tuntas, dan menggunakan sudut pandang ia.

6. JENIS PRAGRAF
Kita dapat berbicara tentang paragraf dari berbagai sudut pandang : (1) sudut pandang isi dari
pikiran yang dikemukakan [paragraf narasi, paragraf deskripsi, paragraf ekspositoris, paragraf
argumentasi] atau (2) sudut pandang penalaran [paragraf induksi, paragraf deduksi, paragraf
induksi – deduksi] atau sudut pandang tempat dan fungsinya di dalam karangan[paragraf
pengantar, paragraf pegembang, paragraf penutup]. Seluruh jenis paragraf tersebut harus Anda
kuasai dengan baik . Pada bagian ini kita akan membicarakan tentang jenis paragraph menurut
fungsinya dalam karangan.

6.1 Paragraf Pengantar


Tamu harus mengetuk pintu supaya tuan rumah membukakan pintu baginya.Pengarang
ingin bertanu ke rumah pembaca. Pengarang harus mengetuk pintu hati pembaca agar dapat
dibukakan pintu hatinya. Mengetuk pintu dan mengucapkan salam bila akan bertamu kepada
pembaca berfungsi sebagai pengantar. Anda mengadakan pameran.Anda ingin agar para tamu
dapat menikmati sepenuhnya pameran itu. Anda akan mengantar para tamu entah dengan
menggunakan panduan, entah dengan menggunakan pengantar. Pengantar itu berfungsi untuk
memberitahukn latar belakang , masalah, tujuan, anggapaan dasar. Pengantar yang baik akan
berhasil mengetuk hati dan memperoleh simpati, menggugah minat dan gairah orang lain untuk
mengetahui lebih banyak: (1) fungsi paragraf pengantar; (2) menunjukkan pokok persoalan
yang mendasari masalah; (3) menarik minat pembaca dengan mengungkapkan latar belakang
pentingnya pemecahan masalah; (4) menyatakan tesis yaitu ide sentral karangan yang akan
dibahas. Menyatakan pendirian selengkapnya sampai dengan akhir karangan.Untuk menarik
minat pembaca, penulis dapat melakukan berbagai upaya yang dapat dipilih dan dirasa tepat :
(1) menyampaikan berita hangat; (2) menyampaikan anekdot; (2) memberikan latar belakang,
suasana dan karakter; (3) memberikan contoh konkrit berkenaan dengan pembicaraan; (4)
mengawali karangan dengan suatu pernyataan yang tegas; (5) memberikan latar belakang
suasana atau karakter; (6) menyentak pembaca dengan suatu pernyataan yang tajam; (7)
44
menyentak dengan mperbansingan, analogi, kesenjangan kontras; (8) mengungkap isu misteri
yang belum terungkap;(9) mengungkapkan peristiwa yang luar biasa; (10)mendebarkan hati
pembaca dengan suatu suspensi. Paragraf pengantar juga disebut paragraf topik, berfungsi
sebagai pengikat makna bagi semua paragraf lain. Paragraf menentukan arah karangan
selanjutnya. Oleh karena itu, paragraf pertama harus dibuat sebaik dan semenarik mungkin.

6.2 Paragraf pengembang


Paragraf pengembang yaitu paragraf yang berfungsi menerangkan atau menguraikan
gagasan pokok karangan. Fungsi paragraph pengembang:
1) Menguraikan, mendeskripsikan, membansingkan, menghubungkan, menjelaskan. Kata-kata
yang lazim digunakan ialah: mengidentifikasi, menganalisis detail, menguraikan arti,
fungsi, mengklasifikasi, membandingkan, dengan demikian, membahas dan lain-lain.
2) Menolak konsep: alasan, argumentasi (pembuktian), contoh, fakta, rincian, menyajikan
dukungan.
3) Mendukung konsep : argumentasi, contoh, alasan, fakta, rincian. Kata-kata yang lazim
digunakan ialah: tambahan pula, lebih jauh, sejalan dengan hal itu, sesungguhnya, sesuai
dengan, seimbang dengan pertimbangan lain.

7. PENGEMBANGAN PARAGRAF
Pengembangan paragraf dapat dilihat berdasarkannjenis, berdasarkan nalar(secara alami,
klimaks, antiklimaks, deduktif, induktif, deduktif – induktif, sebab akibat, kronologis
berdasarkan fungsi(contoh, analogi, ilustrasi, analisis, pembuktian, perbandingan, dan definisi
luas).
7.1 Secara Alamiah
Pengembangan paragraf secara alamiah ini didasarkan pada urutan ruang dan waktu
(kronologis). Urutan ruang merupakan urutan yang akan membawa pembaca dari satu titik ke
satu berikutnya. Adapun urutan waktu adalah urutan yang menggambarkan urutan terjadinya
peristiwa, perbuatan, atau tindakan.
Contoh:
Legenda kerajaan Mycenae membuat bulu kuduk kita tegak karena penuh
peristiwaberdarah.Isteri Atreus digoda oleh Ssaudara laki-lakinya.Sebagai pembalasan, Atreus
membunuh kedua anak laki-laki Thyestes, merebusnya, dan menghidangkannya dalam makan
malam bagi Thyetes. Atreus kemudian sengaja memperlihatkan kepada Thyestes sisa-sisa
kedua tubuh anaknya agar Thyestes tahu apa yang telah dimakannya. Sejak saat itu Atreus dan
keturunannya termasuk Agamemnon, Minelaus, Oestes, dikutuk para dewa. Mereka mati di

45
tangan orang-orang terdekatnya (Mirna Ratna, Kutukan Tujuh Turunan di Maycenae,” Kompas
14 Agustus 2004 dalam Widjono,Hs., 2012)
7.2 Klimaks dan Antiklimaks
Paragraf jenis ini lazim digunakan untuk menyajikan sebuah cerita atau konflik.Penulisan
diawali dengan pengenalan tokoh, dilanjutkan dengan konflik, mencapai punck konflik, dan
menurun menuju solusi (antiklimaks). Jenis paragraf ini dapat digunakan untuk menulis
sejarah, cerita fiksi (roman, novel, cerita pendek) kisah permusuhan atau peperangan.
Contoh: Pertempuran Surabaya.
Pertempuran ini diawali dengan perebutan kekuasaan dan senjata dari antara Jepang oleh
pemuda dan tentara serikat yang dimulai 2 September 1945. Perebutan ini menimbulkan
pergolakan , resolusi dan konfrontatif. Jenderal D.C. Hawthorn (Panglima AFNEI) 25 Oktober
1945 memerintahkan tentara serikat Inggris – Belanda Brigade 49(bagian dari devisi India ke-
23) yang dipimpin Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby agar mendarat di Surabaya. Pertempuran
Mallaby dan Gubernur RMTA Suryo menghasilkan berbagai kesepakatan damai.Di antaranya,
RI memperkenankan Inggris (tanpa pasukan Belanda) untuk memasuki Surabaya mengurus
kamp-kamp tawanan.
Namun, Inggris mengingkari kesepakatan tersebut. Mereka 26 Oktober 1945 di bawah
pimpinan Kapten Shaw membebaskan Kolonel Huiyer di penjara Kalisosok, keesokan harinya
menduduki pangkalan udara Tanjung perak, Kantor Pos besar, Gedung international, dan objek
vital lainnya. Pada 27 Oktober 1945 tentara serikat dengan pesawat terbang menyerahkan
pamphlet agar rakyat menyerahkan senjata.Kontak senjata terjadi.Tanggal 28 Oktober 1945
kedudukan Inggris kritis, tank-tank dilumpuhkan, saran vital direbut kembali.Atas permintaan
Komando serikat, Presiden Soekarno disertai wakil pemerintah dan pemuda bersama mallaby
dan hawthorn melaakukan perundingan damai bertujuan menyelamatkan pasukan Mallaby dari
kehancuran.Perundingan damai berakhir 30 Otober 1945.Pukul 13.00 hari itu Bung Karno dan
Hawthorn meninggalkan Surabaya.
Gedung Bank Internatio masih diduduki pasukan Inggris, Mallaby berada di
dalammnya.Para pemuda mengepungnya dan menuntut pasukan Mallaby menyerah.Mallaby
menolak dan melakukan serangan gencar dari dalam gedung, pemuda membalasnya dengan
sasaran utama Mallaby.Diaa ditusuk dengan bayonet dan bembu runcing.Mallaby
terbubuh.Para pengawalnya melarikan diri.
Pada tanggal 9 November 1945 Inggris mengultimatum agar seluruh bangsa aindonesia di
Surabaya menyerahkan diri dengan tangan di atas kepala.Ultimatum itu sebagai penghinaan.
Gubernur Suryo melalui radio menyatakan menolak ultimatum .Semua kekuatan TKR,
pemuda, tentara, pelajar mengatur strategi mempertahankan Surabaya.Surabaya digempur oleh

46
angkatan laut, udara, dan darat Inggris selama tiga minggu.Sektor demi sector berhasil
dipertahankan.Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasioanal
Indonesia IV. Jakarta: Balai Pustaka, 1984, 110-116).
Karangan dengan bahasan materi sejarah perang Surabaya di atas terdiri dari 3
paragraf.Paragraf pertama, sebagai pengantar, paragraf kedua, sebagai bahasan utama yang
menyajikan serangkaian peristiwa konflik dan awal sampai klimaks dan paragraf ketiga,
merupakan sajian antiklimaks.Ketiga paragraf di atas dapat dijadikan satu paragraf tetapi
terlalu panjang.Lebih baik dipenggal menjadi paragraf pengantar berisi pengenalan konflik;
paragraf pertama berisi perkembangan konflik menuju klimaks, dan paragraf ketiga berisi
bahasa antiklimaks.
Paragraf 1 : 1) Perebutan kekuasaan dan senjata dari tentara Jepang
Paragraf 2 : 2) Disepakati Inggris memasuki Surabaya untuk mengurus
tawanan.
3) Inggris mengingkari kesepakatan damai
4) Konflik senjata serikat dan pemuda
5) Tentara Inggris kritis
6) Perundingan damai
7) Malaby menolak perdamaian
8) Mallaby terbunuh (klimaks)
Paragraf 3 : 9) Inggris menyerang Surabaya
10)Surabaya berhasil dipertahankan
7.3 Deduksi dan Induksi
Deduksi adalah proses penalaran dengan menyebutkan gagasan utama yang bersifat umum
dan dilanjutkan dengan gagasan-gagasan yang bersifat khusus. Sedangkan Induksi adalah
proses penalaran dengan menyebutkan gagasan penjelas yang bersifat khusus dan dilanjutkan
dengan gagasan utama yang bersifat umum.
pelajaran dan informasi tentang kesehatan yang dapat dibaca dalam media massa.
8. PARAGRAF BERDASARKAN FUNGSI
Bentuk paragraf selain ditentukan oleh teknik pengembangannya, juga ditentukan oleh
fungsi paragraf tersebut dalam suatu karangan.Misalnya membandingkan, mempertentangkan,
menggambarkan, memperdebatkan, contoh, dan definisi luas.Perhatikan contoh-contoh
paragrapf berdasarkan fungsinya berikut ini.

47
8.1 Perbandingan dan pertentangan
Paragraf perbandingan dan pertentangan adalah paragraf yang berusaha memperjelas
paparannya dengan jalan membandingkan dan mempertentangkan hal-hal yang dibicarakan.
Dalam perbandingan tersebut dikemukakan perbedaan dan persamaan antara dua hal yang
tingkatakannya sama dan keduahal itu memiliki persamaan dan perbedaan.
Contoh : Suasana lebaran biasanya begitu semarak di negeri kita ini.
Dibandingkan dengan Thanks Giving Day di Amerika Serikat saat negara itu bersukaria
dan berssyukur kepada Tuhan bersama seluruh keluarganya.Gerak mudik Indonesia juga mirip
sekali dengan yang terjadi dpada orang-orang Amerika menjelang Thanks Giving Day
itu.Semuanya merasakan dengan amat kuat untuk bertemu ayah ibu, sanak saudaranya karena
justru dalam suasana keakraban keluarga itulah hikmah Thanks Giving Day dapat dirasakan
sepenuhnya (Nurcholis Majid, Cendekiawan danReligiusitas Masyarakat, Jakarta:
Paramadina,1999:38).
Mempertentangkan merupakan proses argumentasi dengan melakukan penolakan. Oleh
karena itu, mempertentangkan ditargetkan menolak eksistensinya dan disertai pembuktian.
Contoh: Perusahaan A menimbulkan pencemaran air minum masyarakat di sekitarnya. Warga
setempat yang menjadi korban menderita penyakit kulit yang kronis.Perusahaan itu diserang
dan dinilai sebagai antisocial dan tidak peduli lingkungan.Perusahaan jenis ini bertentangan
dengan keinginan masyarakat peduli lingkungan dan sosial.Atas penilaian itu, beberapa
perusahaan mendapat citra buruk sebagai laporan media masa, serta unjuk rasa mahasiswa dan
masyarakat yang terus-menerus mengenai masalah lingkungan yang ditimbulkannya.
Kelompok yang mempunyai kepentingan tertentu dn para jurnalis sering bergabung untuk
menyerang perusahaan itu, yang berakibat para konsumen beralih kepada para pesaing. Selain
itu, perusahaan tersebut kesulitan modal karena bank tidak mau berisiko.
8.2 Analogi
Paragraf yang merupakan analogi biasanya digunakan oleh penulis untuk membandingkan
sesuatu yang dikenal oleh umum dengan yang kurang dikenal itu.
Perhatikan contoh paragraf berikut.
Ia berdiri di depanku dengan wajah merah padam. Matanya melotot bagaikan Batara Kala
yang sedang marah. Lalu, sambil meletakkan pistol dari tangan kirinya seperti militer tembak
musuh, ia memukul meja di hadapannya sambil berteriak tak terkendali. Suaranya
menggelegar, mengejutkan seperti Guntur di musim panas. Semua orang hadir terdiam dan
mengerut seperti bekicot disiram garam.

48
8.3 Contoh-Contoh
Paragraf berisi contoh-contoh digunakan untuk memberikan bukti atau penjelasan terhadap
generalisasi yang sifatnya umum agar pembaca dapat dengan mudah menerimanya. Dalam hal
ini, wawasan pemikiran, wawasan budaya, pengalaman dapat berfungsi secara efektif.
Contoh: Budaya sebagaisumberkreativitas.
Orang yang cerdas akan mampu mengolah kekayaan budaya Indonesia yang luar iasa besar.
Produk makanan, misalnya dari Sabang samoai Merauke terdapat ratusan ribu jenis.Pilih satu
produk makanan yang potendial untuk dibisniskan. Jika diolah secara kreatif, modern, dikemas
dengan sempurna, dijelaskan kandungan gizinya dlam berbagai bahasa di dunia, sesuaikan
selera rasa menurut negara tujuan, produk makanan tersebut dapat dipstikan akan membanjiri
pasar dunia. Selain itu, kita memiliki budaya yang berupa cerita tradisional.Setiap daerah
memiliki cerita yang unik. Cerita ini dapat dijadikan sumber kreativitas film, cerita
petualangan, cerita yang bersifat edukatif., dan sebagainya. Cerita ini dapat dikemas menjadi
cerita kartun modern. Jika dekemas sesuai dengan selera masyarakat dunia, dalam CD produk
ini pasti dapat mendatangkan manfaat yang besar. Selain bernilai komersial, produk ini dapat
berfungsi sebagai pengenalan budaya bangsa.

8.4 Sebab Akibat


Dalam paragraf sebab akibat, sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama dan akibat
sebagai pikiran penjelas.Atau sebaliknya, yaituakibat sebagai pikiran utama dan sebab sebagai
rincian penjelasnya.
Contoh:
Proses pemilihan calon presidan dan wakil presiden 2004 berdampak positif bagi
masyarakat. Mereka semakin sadar akan hak-haknya. Mereka bukanhanya menyadari hak
politiknya melainkan juga hak untuk kesejahteraan. Mereka merasakan bahwa penderitaan dan
kesulitan hidupnya merupakan akibat semakin meluasnya pejabat yang korupsi. Untuk
menjamin tidak korupsi, para calon legislative, eksekutif, dan yudikatif itu diminta
kesediaannya untuk menandatangani kontrak politik.
8.5. Definisi Luas
Definisi adalah uraian pengertian.Deinisi dapat berupa sinonim kata, definisi formal berupa
kalimat, dan definisi luas yaitu uraian pengertian yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu
paragraf. Artinya ada definisi yang lebih luas yang terdiri beberapa paragraf, bahkan lebih
panjang lagi, misalnya satu bab.

49
Contoh:
Manusia adalah makhluk yang berakal budi. Makhluk artinya ciptaan.Tuhanlah yang
menciptakan manusia.Mereka diciptakan oleh Tuhan sebagai khalifah di bumi yaitu sebagai
penuasa dan pengelolah segala sesuatu di bumi.Tugasnya yaitu memelihara bumi agar tidak
terjadi kerusakan. Manusia boleh saja menikmati apa saja yang ada di bumi sejauh tidak
melanggar ketentuan-Nya.Sebagai mkhluk yang berakal budi, manusia dapat memahami dan
melaksanakan batas-batas yang dibolehkan dan dilarang oleh Tuhan.
8.6. Klasifikasi
Klasifikasi adalah pengelompokan sesuatu berdasarkan kesamaan dan perbedaan sifat, ciri
dan karakter. Beberapa objek dengan sifat, ciri dan karakter harus beradadi kelompok lain.
Contoh:
Buku bacaan dapat diklasifikasi menjadi dua kelompok berdasarkan kesaaan
sifatnya.Klasifikasi itu menghasilkan buku fiksi dan nonfiksi.Buku fiksi dihasilkan oleh daya
imajinasipengarangnya.Buku ini mempunyai sifat menghibur pembacanya karena keindahan
bahasa dan daya tarik pesan-pesan atau ggasan yang dapat mengaktifkan imajinasi
pembacanya.
Sedangkan buku nonfiksi ditulis untuk menyampaikan kebenaran empirik yang dapat
diukur dengan mudah. Selain itu, buku bacaan juga dapat dikelompokkan menjadi dua jenis,
yaitu: buku teori dan buku pendidikan. Buku teori berisi konsep-konsep, temuan-temuan atau
hasil pemikiran para ahli.Buku pendidikan ditulis oleh para ahli bagi keperluan pendidikan atau
pembelajaran para siswa, pelajar, atau mahasiswa.Buku ini mennyajikan konsep yang dikemas
bukan dalam bentuk teori melainkan dalam bentuk materi pembelajaran.

50
KEGIATAN BELAJAR : Ke-9 dan ke-10

F. HAKIKAT MENULIS

1. PENGANTAR
Pada bagian ini kita akan membicarakan hakikat menulis dalam tulisan ilmiah. Hakikat
menulis menjelaskan tentang bentuk dan isi tulisan yang dikaitkan dengan proses menulis.
Konsep menukis sebagai salah satu bentuk komunikasi verbal (bahasa) dapat didefinisikan
sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai
mediumnya.Pesan adalaah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan.Adapun tulisan
merupakan suatu sistem komunikasi antar manusia yang merupakan simbol atau lambing
bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya.
Dalam komunikasi tertulis, paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat, yaitu:
(1)penulis sebagai penyampai pesan; (2) pesan atau isi tulisan; (3) saluran atau medium tulisan;
dan (4) pembaca sebagai penerima pesan.
Menulis penting dan besar kegunaannya bagi seseorang. Graves 1978 dalam
Pandean(2012) salah seorang peneliti belajar mengajar menulis, menyampaikan menulis
sebagai berikut: (1) menulis menyumbang kecerdasan; (2) mengembangkan daya inisiatif dan
kreativitas ; (3) menumbuhkan keberanian; dan (4) menulis mendorong kemauan dan
kemampuan mengumpulkan informasi.
Ketrampilan berbahasa mencakup empat komponen. Keempat komponen itu ialah
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.Dalam belajar bahasa dan kegiatan berbahasa,
keempatnya memiliki keterkaitan yang sangat erat.
Suatu tulisan atau karangan secara umum, terdiri atas dua hal.Pertama,isi . Suatu
tulisan berisi tentang sesuatu yang ingin disampaikan penukisnhya.Apa yang penulis ingin
sampaikan akan menentukan cara pengungkapannya, apakah lebih besifat formal atau informal,
dan jenis tulisan yang akan digunakan, apakah lebih bersifat narasi, deskripsi, argumentasi, dan
eksposisi serta persuasi. Begitu pula jenis tulisan yang dipilih akan mempengaruhi isi, jenis
informasi dan pengorganisasian, pengungkapan, dan tata saji tulisan. Di antara keduanya
saling mempengaruhi.Kedua, bentuk yang merupakan unsur mekanik karangan, seperti ejaan,
pungtuasi, kata, kalimat, dan paragraf.
Kalimat mengorganisasikan dan menghubungkan gagasan demi gagasan sehingga
membentuk satu keutuhan yang padu.perbedaan alinea menandai ide-ide penting dan
perpindahan ide tulisan. Jenis tulisan tertentu seperti yang dikatakan di atas akan
mempengaruhi bagaimana isi karangan itu ditata dan disajikan .

51
2. BENTUK-BENTUK TULISAN
2.1 DESKRIPSI
Deskripsi berasal dari bahasa Latin yaitu describere yang berarti menulis tentang,
membeberkan tentang sesuatu hal, melukiskan sesuatu hal. Description dalam bahasa Inggris
yang tentu saja berhubungan dengan kata kerjanya to describe (melukiskan dengan bahasa.
Deskripsi adalah bentuk tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan pengalaman
pembaca dengan jalan melukiskan hakikat objek yang sebenarnya.Dalam tulisan deskripsi
penulis tidak boleh mencampuradukkan keadaan yang sebenarnya dengan interpretasinya
sendiri.
Seorang penulis deskripsi harus memiliki kata yang tepat sesuai dengan gambaran objek
yang sebenarnya sehingga melahirkan imajinasi yang hidupdan segar tentang ciri-ciri atau
hakikat dari objek yang dideskripsikan itu. Tulisan deskripsi dimaksudkan untuk menciptakan
pengalaman pada diri pembaca dan member identitas dan informasi mengenai objek tertentu
sehingga pembaca dapat mengenalinya bila bertemu atau berhadapan dengan objek tadi.

2.2. NARASI (PENCERITAAN ATAU PENGISAHAN)


Narasi berasal dari kata narration yang berarti bercerita. Narasi adalah bentuk tulisan yang
menceritakan proses kejadian atau peristiwa. Sassarannya ialah memberikan gambaran yang
sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya
sesuatu hal.
Bentuk krangan ini dapat kita temukan, misalnya dalam karya prosa atau drama, biografi
atau autobiografi, laporan peristiwa, serta resep atau cara membuat dan melakukan sesuatu hal.

2.3 EKSPOSISI (PEMAPARAN ATAU PAPARAN)


Eksposisi(exposition) berasal dari bahasa Latin yang berarti membuka atau memulai.
Eksposisi adalah bentuk tulisan yang dimaksudkan untuk menerangkan, menyampaikan atau
menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas dan menambah pengetahuan dan pandangan
pembacanya.Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud mempengaruhi
pikiran, perasaan, dan sikap pembacanya (pembaca tidak dipaksa untuk menerima pendapat
penulis, tetapi setiap pembaca sekadar diberitahu bahwa ada orang yang berpendapat demikian.
Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekadar memperjelas tentang apa yang akan
disam paikannya. Contoh bentuk tulisan ini antara lain, buku

2.4 ARGUMENTASI (PEMBAHASAN ATAU PEMBUKTIAN)


Argumentasi dalam bahasa Inggris argumentation uraian’, pembuktian’.Argumentasi
adalaah bentuk tulisan yang dimaksudkan untuk menyakinkan pembaca mengenai kebenaran
yang disampaikan oleh penulisnya.
52
Oleh karena tujuannya meyakinkan pendapat atau pemikiran pembaca maka penulis akaan
menyajikan secra logis, kritis, dan sistematis tentang bukti-bukti yang dapat memperkuat
keobjektifan an kebenaran yang disampaikannya sehingga dapat menghapus konflik dari
keraguan pembaca terhadap pendapat penulis. Contoh tulisan seperti ini adalah hasil penilaian,
pembelaan, dan timbangan buku.

2.5 PERSUASI
Dalam bahasa Inggris kata to persuade berarti membujuk atau meyakinkan. Bentuk
nominannya persuation yang kemudian menjadi kata dalam bahasa Indonesia persuasi. Persuasi
adalah bentuk tulisan yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca
mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya. Berbeda dengan argumentasi yang
pendekatannya bersifat regional dan disrahkan untuk mencapai suatu kebenaran sedangkan
persuasi lebih menggunakan pendekatan emosional. Seperti argumentasi, persuasi juga
menggunakan bukti atau fakta. Hanya saja, dalam persuasi bukti-bukti itu digunakan sperlunya
atau kadang-kadang dimanipulasi untuk menimbulkan kepercayaan kepada diri pembaca
bahwa apa yang disampaikan si penulis itu benar. Contoh tulisan ini ialah propaganda, iklan,
selebaran atau kampanye.

Pertanyaan diskusi :
1. Menurut Anda, ragam apa yang paling cocok dengan disiplin ilmu Anda? Berikan alasan.
2. Carilah tulisan / topik khusus yang membahas tentang ilmu (suatu kajian ilmu masing-
masing) dalam surat kabar/ koran kemudian amatilah bentuk tulisan itu dan berikan
komentar tentang bentuk tulisan tersebut.

53
KEGIATAN BELAJAR 11 DAN 12

1. PENGERTIAN PENALARAN
Penalaran mempunyai beberapa pengertian, yaitu: (1) Proses berpikir logis , sistematis,
terorganisasi dalam urutan yang berhubungan sampai dengan kesimpulan; (2) Menghubung-
hubungkan data atau fakta sampai dengan suatu kesimpulan; (3) proses menganalisiss suatu
topik sehingga menghasilkan suatu kesimpulan atau pengertian baru; (4) Dalam karangan
terdiri dari dua variabel atau lebih, penalaran dapat diartikan mengkaji, membahasa atau
menganalisisdengan menghubung-hubungkan variabel yang dikaji sampai menghasilkan suatu
derajat hubungan dan kesimpulan.; (5) Suatu masalah sampai menghasilkan suatu kesimpulan
yang berupa pengetahuan atau pengertian baru.

2. UNSUR PENALARAN DALAM KARANGAN ILMIAH


1) Ide sentral dalam kajian tertentu yang spesifik sekurang-kurangnya dua variabel.
2) Dasar pemikiran, pendapat, atau fakta dirumuskan dalam bentuk proposisi yaitu kalimat
pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau kesalahannya.
3) Proposisi mempunyai beberapa jenis antara lain :
a. Proposisi empiric, yaitu proposisi berdasarkan fakta, misalnya: Anak cerdas dapat
memanfaatkan potensinya.
b. Proposisi mutlak yaitu pembenaran yang tidak memerlukan pengujian untuk
menyatakan benar atau salahnya. Misalnya: Gadis adalah wanita muda yang belum
pernah menikah.
c. Proposisi hipotetik yaitu persyaratan hubungan subjek dan predikat yang harus
dipenuhi. Misalnya: Jika dijemput, X akan ke rumah Y.
d. Proposisi kategoris yaitu tidak adanya hubungan subjek dan predikat. Misalnya: X
akann menikahi Y.
e. Proposisi positif universal yaitu pernyataan positif yang mempunyai kebenaran
mutlak, misalnya: Semua hewan akan mati.
f. Proposisi psitif parsial yaitu pernyataan bahwa sebagian unsure pernyaan tersebut
bersifatpositif, misalnya: Sebagian orang ingin hidup kaya.
g. Proposisi negative universal kebalikan dari proposisi positif universal, misalnya:
Tidak ada gajah tidak berbelalai.
h. Proposisi negative parsial kebalikan dari proposisi positif parsial, misalnya:
Sebagian orang hidup menderita.

54
4) Proses berpikir ilmiah yaitu kegiatan yang dilakukan yaitu kegiatan yang dilakukan
secara sadar, teliti, dan terarah menuju suatu kesimpulan.
5) Logika yaitu metode pengujian ketepatan penalaran, penggunaan argumen (alasan),
argumentasi (pembuktian),fenomena, dsn justifikasi.
6) Sistematika yaitu seperangkat proses atas bagian-bagian atau unsur-unsur proses
berpikir ke suatu kesatuan.
7) Permasalahan yaitu pertanyaan yang harus dijawab (dibahas) dalam karangan.
8) Variabel yauitu unsur satuan pikiran dalam sebuah topic yang akan dianalisis.
9) Analisis yaitu pembahasan ataau penguraian dilakukan dengan mengidentifikasi,
mengklasifikasi,dan mencari hubungan atau korelasi, membandingksn, dan lain-lain.
10) Pembuktian (argumentasi) yaitu proses pembenaran bahwa proposisi itu terbukti
Kebenarannyaatau kesalahannya. Pembuktian ini harus disertai dukungan, berupa:
metode analisis baik yang bersifat manual maupun berupa softwer . Selain itu,
pembuktian harus didukung pula dengan data yang mencukupi, fakta, contoh, dengan
analisis yang akurat.
11) Hasil yaitu akibat yang ditimbulkan dari sebuah analisis induktif atau deduktif.
12) Kesimpulan (simpulan) yaitu penafsiran atas hasil pembahasan, dapat berupa implikasi
atau inferensi.

3. PENALARAN DEDUKTIF
Penalaran deduktif adalah proses berpikir logis yang diawali dengan penyajian fakta
yang bersifat umum, disertai pembuktian khusus dan diakhiri kesimpulan khusus yang berupa
prinsip, sikap, atau fakta, yang berlaku khusus.
Karangan deduktif mempunyai bermacam-macam jenis berdasarkan teknik
pengembangannya maupun uraian isinya.Dalam paragraf sederhana jenis-jenis tersebut dapat
dilihat pada contoh berikut ini.
Contoh:
Perkembangan ekonomi Indonesia belum berpihak kepada rakyat kecil.Pertumbuhan
pendapatan nasional belum menggembirakan, produk ekspor belum secepat yang diharapkan,
dan nilai tukar dolar cenderung menurun.Kondisi ini diperburuk dengan ketidakcerdasan
mayarakat menyikapi potenssi nasional yang belum termanfaatkan dengan baik. Misalnya:
kekayaan ikan laut setiap tahun hilang sia-sia sebesar 4 s.d. 5 miliar USD .Padahal.Nelayaan
kita menangis kelaparan.Tanaah yang subur untuk berbagai komoditas (kapas, coklaat, sayur-
mayur, dll) belum diberdayakan.Padahal, petani dan buruh tani kita menyekolahkan
anaknyapun tidak mampu.Situasi menyedihkan jika pabrik tekstil leebih suka mengimpor

55
kapas dsri negara industri ysng sudah sangat maju. Kekayaan hutan mengalir ke negara
tetangga secara ilegal .Padahal kekakyaan neara tersebut dapat menciptakan lapangan kerja
bagi para penganggur. Selain itu, paradigm para petani dsn pengusaha sering tidak sejalan,
misalnya: pabrik gula memerlukan tebu,tetapi tidak banyak petani menanam tebu; pabrik
tekstil memerlukan petani kapas, tetapi pengusaha tekstil lebih suka mengimpor kapas dari
Amerika .
Pabrik sepatu memerlukan peternak, tetapi tidak banyak peternak melakukannnya.
Pengusaha mengimpor bahan baku tersebut. Padahal, produksi bahan baku ini dapat
memberikan lapangan kerja yang cukup besar jika diproduksi secara nasional. Kondisi ini
masih diperburuk dengan barang penyeludupan yang membanjiri masyarakat kita.Padahal,
produk yang dihasilkan belum laku terjual – buruh kecil terancaam PHK.Perekonomian buruh,
petani, dan buruh krcil belum layak.
Paragraf di atas berupa karangan kualitatif deduktif. Proses penalaran diawali dengan
(1) pernyataan yang bersifat umum: perekonomian Indonesia belum berpihak kepada rakyat
kecil. (2) pembahasan kualifikasi perekonomian yang kurang berkembang (3) spesifikasi
perekonomian rakyat kecil dalam bidang-bidang tertentu bagi nelayan, petani, dan buruh, dan
(4) perekonomian nelayan, petani, buruh keccil belum layak(deduktif). Karangan kualitatif
sering digunakan dalam pembahasan masalah-masalah humaniora (sastra, kemanusiaan, cintaa
kasih, penderitaan, dan lain-lain.). Namun, kualifikasi produk yang bernilai ekonomi, seperti:
keindahan pakaian, kecantikan, keserasian, dan lain-lain dapat pula menggunakan jenis
karangan ini. Selain itu, karangan jenis ini dapat pula berisi pembahasaan produk teknologi
yang dipadukan denganseni, misalnya: keindahan rumah, kemewahan mobil, kenyamanan
menumpang pesawat terbang, dan lain-lain. Karangan jenis ini ditandai tanpa adanya angka
kuantitatif.
Dalam karangan (laporan penelitian) deduktif kuantitatif ditandai dengan penggunaan
angka kuantitatif yang bersifat rasional. Proses penalaran dapat dilihat dalam uraian berikut ini.
1. bidang observasi: berdasarkan bidang studi kajian,
2. rumusan masalah : perntanyaan yang akan dibahas,
3. kerangka teori berisi pola pembahasan variabel,
4. tahapan kegiatan yang hendak dicapai,
5. rumusan hipotesis dan penjelasannya
6. deskripsi data: diperlukan untuk pengujian hipotesis,
7. desain penelitian(metode penelitian) :proses pengumpulan data, pengolahan, hasil
analisis data, sampai dengan kesimpulan,
8. analisis data,

56
9. hasil analisis, dan
10. Kesimpulan deduktif: interpretasi atas hasil.
Perhatikan contoh berikut.
Pembangunan lingkungan hidup menuntut konsep pembangunan berkelanjutan, studi kasus
penambangan emas di Batang Gadis Mandailing Natal.Konsep pembangunan berkelanjutan ini
penting agar pembangunan lingkungan yang dilandasi pemikiran holistic dapat diwujudkan.
Terkait dengan masalah ini, Prof. Dr. Emil Salim , mantan menteri lingkungan hidup,
berpendapat :
Koordinasi antara kehutanan, prasarana wilayah, lingkungan hidup, pertanian,
pertambangan, dan kelautan sangat memperihatinkan. Kebanyak berpikir sektoral , sementara
lingkungan hidup memerlukan pendekatan holistick lintas sektor. Akibatnya, kondisi
lingkungan hidup menurun.Penyeludupan kayu dan illegal logging tidak teratasi, pencurian
ikan dan pasir berlangsung terus.Tak masuk akal apaabila aparat pemerintah tidak bias
mendobraknya.
Kenyataan ini bertentangan dengan keputusan Konferensi Tingkat Tinggi
Pembangunan Berkelanjutan di Johanesburg., Afrika Selatan yang menyatakan bahwa
pembangunan bukan hanya ekonomi, melainkan harus mengintegrasikan ekonomi social dan
lingkungan hidup. Masalahnya, bagaimana pengaruh konsep pembangunan berkelanjutan
terhadap kesejahteraan rakyat dalam kasus penambangan di Batang Gadis Mandailing Natal.
Secara ekonomis, penambangan di lingkungan hutan akan menghasilkan retribusi,
devisa, penyerapan tenaga kerja, teknologi dan sebagaainya. Akan tetapi, itu saja tidak
cukup.Sebab, pelaksanaannya tidak memasukkan dampak terhadap hutan.
Terlebih-lebih, penambangan itu akan mengoperasikan system openpit mining
(penambangan terbuka) . Damapaknya, hujan turun tidak terserap oleh tanah, habitat tempat
tinggal hewan rusak, hewan dan berbagai jenis tanaman punah, fungsi hutan sebagai penyerap
CO2 ikut lenyap, pencemaran dan lain-lain sudah pasti akan memperpaanjang daftar
penderitaan rakyatyang bertempat tinggal di lingkungan sekitar. Ini, artinya pembangunan
tanpa konsep berkelanjutan akan menyengsarakan masyarakat. Dampaknya, pemulihan
lingkungan akan memerlukan biaya social yang amat tinggi.
Jika konsep pembangunan di Bagatang Gadis Mandailing Natal diterapkan secara
berkelanjutan, masyarakat di daerah tersebut akan sejahtera.
Contoh di atas, menguraikan secara ringkasarah penulisan langkah awal, yang
mendasari pemikiran penambangan .Kelanjutan bahasan dapat menghasilkan konklusi deduktif
maupun induktif (uji sampel) menolak atau menerima penambangan di Bagatang Gadis. Selain

57
itu, kajian ini dapat pula merekomendasikan menolak atau menerima rencana penambangan di
tempat lain jika koordinasinya serupa.
Bahasan topik karangan berdasarkan penelitian tersebut relatif rumit dan sulit.Namun,
sebuah karangan dapat ditulis dalam bentuk yang sederhana dan mudah.Pengembangan topic
dapat dilakukan berdasarkan urutan peristiwa, waktu, ruang, penalaran sederhana, sebab akibat,
deduksi sederhana, induksi sederhana, perbandingan sederhan dan sebagainya.
3.1 Urutan Logis
Karangan disusun berdasarkan satu kesatuan konsep, dikemnbangkan dalam urutan logis,
sistematik, jleas, dan akurat. Urutan dapat disusun berdasarkan urutan peristiwa, waktu, ruang,
penalaran (induksi deduksi, sebab akibat) proses, kepentingan dan sebagainya.
3.2.1 Kronologis
Karangan dengan urutan peristiwa secara kronologis berartimenyajikan bahasan berdasarkan
urutan kejadian.Peristiwa yang nterjadi lebih dahulu diuraikan, dan peristiwa yang terjadi
kemudian diuraikan kemudian.Urutan dapat disajikan dengan pola sebagai berikut.
Urutan logis secara alami:
Peristiwa 1,
Peristiwa 2.
Peristiwa 3, dan seterusnya
Perhatikan contoh berikut:
Pertempuran Ambarawa. Pertempuran ini terjadi pada tanggal 20 November dan berakhir
15 Desmber 1945., antara pasukan TKR dan pemuda Indonesia melawan pasukan Inggris.
Ambarawa ini adalah kota yang terletak di antara Semarang – Magelang dan Semarang – Solo.
Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh insiden yang terjadi di Magelang. Setelah Brigade Artileri
dari devisi India ke-23 mendarat di semarang tanggal 20 Oktober 1945 oleh pihak RI mereka
diperkenankan mengurus tawanan perang yang ada di penjara Ambarawa dan Magelang.
Ternyata mereka diboncengi oleh orang-orang NICA yang kemudian mempersenjatai para
bekas tawanan itu.Pada tanggal 26 oktober 1945 pecah insiden di Magelang yang berkembang
menjadi pertempuran antara TKR dan tentara Serikat.
Insiden ini berhenti setelah kedatangan Presiden Soekarno dan Brigjen Bethel di Magelang
pada tanggal 2 November 1945.Mereka mengadakan perundingan genctanan senjata dan
mencapai kesepakatan yang dituangkan ke dalam 12 pasal. Naskah persetujuan ini antara lain,
berisi :
1. Pihak serikat akan tetap menempatkan pasukannya di magelang untuk melakukan
kewajibannya melindungi dan mengurus evakuasi APWI. Jumlah pasukan ditentukan
terbatas bagi keperluan melaksanakan tugasnya.

58
2. Jalan raya Magelang – Ambarawa terbuka bagi lalu lintas Indonesia dan serikat.
3. Serikat tidak akan mengakui aktivitas NICA dalam badan-badan yang berada di bawah
kekuasaannya.
3.2.2 Urutan Ruang
Untuk menyatakan urutan ruang itu kita dapat mengunkan ungkapan-ungkapan: di sana,
di sini, di situ, di, pada, di bwah, di atas, di tengah, di utara, di selatan, di depan, dimuka, di
belakang, di kiri, diluar, di dalam, berhadapan, bertolak belakang dengan, berseberangan,
melalui, belok kanan,belok kiri, ke depan, ke atas, ke samping, di sini, di seberang, di hadapan,
dipersimpangan.
3.2.3 Urutan Alur penalaran
Berdasarkan alur penalrannya, suatu paragraf dapat dikembangkan dalam urutan umum
khusus dan khusus ke umum.Rutan ini telah dibicarakan pada bagian terdahulu.Urutan ini
menghasilkan paragraf induktif dan deduktif. Dalam karangan yang panjang terdiri dari
beberapa bab akan menghasilkan bab kesimpulan.
Urutan umum – khusus banyak digunakan dalam karya ilmiah.Tulisan yang paragraf-
paragrafnya dikembangkan dalam urutan ini secara menyeluruh lebih mudah dipahami isinya.
Dengan membaca kalimat-kalimat pertama pada paragraf-paragraf itu, pembaca dapat
mengetahui garis besar isi seluruh karangan .
3.2.4 Urutan Kepentingan
Suatu karangan dapat dikembangkan dengan urutan berdasarkan kepentingan gagasan yang
dikemukakan.Dalam hal ini arah pembicaraan ialah dari yang paling penting sampai kepada
yang paling tidak penting atau sebaliknya.
4. Penalaran Induktif
Proses bernalar pada dasarnya, ada dua macam yaitu induktif dan deduktif. Penalaran
induktif adalah proses berpikir logis yang diawali dengan observasi data , pembahasan,
dukungan pembuktian, dan diakhiri kesimpulan umum. Keimpulan ini dapat berupa prinsip
atau sikap yang berlaku umum atas fakta yang bersifat khusus. Penalaran induktif pada
dasarnya terdiri dari tiga macam, yaitu: generalisasi, analogi, dan sebab- akibat. Generalisasi
adalah proses penalaran berdasarkan atas sejumlah (data) yang bersifat khusus, serupa atau
sejenis yang disusun secara logis dan diakhiri dengan kesimpulan yang bersifat umum. Analogi
adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan terhadap gejala khusus dengan
membaningkan atau mengumpamakan suatu objek yang sudah teridentifikasi secara jelas
terhadapobjek yang dianalogikan sampai dengan kesimpulan yang berlaku umum. Sebab akibat
adalah proses penalaran berdasarkan hungan ketergabungan antargejala yang mengikuti pola
sebab akibat atau sebab- akibat-akibat.

59
Contoh:
Seorang polisi lalu lintas mengamati proses peristiwa di tempat kejadian perkara atau
kecelakaan lalu lintas di perempatan Rawamangun muka dan Cililitan Tanjung periuk yang
terjadi padatanggal 10 juli 2000 pukul 12.30. Sebuah sepeda motor dari arah Tanjung priuk
menabrak mobil sehingga pintu mobil di bagian kiri rusak, penyok sedalam 10cm, dan sepeda
motor tergeletak di dekat mobil yang ditabraknya. Seorang saksi mata menuturkan bahwa
pengendara sepeda motor tersebut terkapar jatuh 1,5 m di sebelah kiri motornya. Dalam
pengamatannya, melalui proses perhitungan waktu, polisi menyatakan bahwa pada saat mobil
melintas dari arah Cililitan kea rah rawamangun Muka lampu hijau menyala dan dibenarkan
oleh para saksi.Polisi menyatakan bahwa dalam keadaan lampu merah, sepeda motor
berkecepatan tinggi darimarah Tanjung Priuk menabrak mobil yang sedang berbelok dari arah
selatan kea rah Rawamangun Muka. Hasil pengamatan : pengendara sepeda motor terbukti
bersalah.
Kesimpulan pertama pada paragraf di atas: Pengendara sepeda motor harus membiayai
perbaikan mobil yang ditabraknya, Kedua, membayar denda atas pelanggarannya.
Karangan ilmiah kualitatif – induktif dilandasi penalaran (1) observasi data; (2) menyusun
estimasi (perkiran desain); (3) verifikasi analisis pembuktian ; (4) pembenaran/ komparasi
konstan;(5) konfirmasi: penegasan dan pengesahan melalui pengujian hipotesis; (6) hasil
generalisasi (induksi); dan (7) konklusi: kesimpulan penafsiran atas hasil berupa komplikasi
atau inferensi.

60
KEGIATAN BELAJAR : Ke-13 dan ke-14
G. HAKIKAT PERENCANAAN KARANGAN

1. Proses Kreatif
Menulis merupakan proses kreatif. Pertama, tahap persiapan yaitu mengumpulkan
informasi., merumuskan masalah, menentukan arah dan focus penulisan, mengamati objek
yang akan ditulis, dan memperkaya pengalaman kognitif untuk proses selanjutnya. Misalnya,
penetuan topic yang kreatif, unik, menarik, memikat, menimbulkan dorongan pembaca untuk
mengembangkan potensinya sehingga menghadilkan daya cipta bagi pembaca maupun
penulisnya. Kedua, Tahap inkubasi, yaiu proses logis dengan memanfaatkan seluruh informasi
yang dikumpulkan dari sebab ke akibat atau dari tesis ke antitesissamapi dengan sintesis yang
merupakan pemikiran sinergis – kreatif yang juga bersifat khas sampai dengan pembahasan
yang lebih luas, yang merupakan solusi, pemecahan masalah atau jalan keluar atas pemikiran
yang dihadapi. Ketiga, tahap iluminasi ataau tahap kejelasan yang ditandai dengan adanya
inspirasi pemecahan masalah. Keempat, tahap mengverifikasi yaitu mengevaluasi, memeriksa
kembali, menyeleksi seluruh tahapan dan menyusunnya kembali sesuai dengan fokus tujuan
penulisan.
Ini berarti setiap bahasan penulisan menghendaki adanya pemikiran dengan
kesungguhan, semangat penuh, dan serius sehingga menghasilkan kreativitas yang terus
mengalir(Syihabuddin, 2006:3-4).
Karangan ilmiah mempunyai karakteristik umum yaitu; objektif artinya setisp
pernyataan (kata,frase, kaalimat, paragraf) dapat diukur. Untuk itu, penulis harus menggunakan
kata-kata denotatif bukan konotatif.Logis, yaitu menggunakan penalaran yang sistematis, dari
topic, permasalahan, dan tujuan analisis atau pembahasan sampai dengan kesimpulan dan
saran. Dan empiric, yaitu menggunakan data yang diperoleh melalui pengalaman, pengamatan,
atau penelitian.
2. Menentukan Jenis Karangan
Perencanaan karangan ilmiah pada tahap awal yaitu mementukan jenis karangan yang
akan ditulis: makalah, skripsi, proposal, laporan, atau jurnal.
2.1 Makalah
Makalah membahas sebuah topik yang terkait dengan perkuliahan atauntema dalam
seminar, simposium, kongres, dan lokakarya. Makalah dapat diklasifikasi dalam dua jenis,
yaitu makalah biasa dan makalah posisi. Penulis makalah biasa cenderung lebih bebas, tidak
terikat posisinya sebagai mahasiswa, profesi, keahlian atau posisi lain. Makalah posisi yaitu
makalah yang ditulis berdasarkan posisi penulisnya, misalnya: panitia kongres bahasa
Indonesia meminta kepada menteri informasi dan komunikasi untuk menulis makalah dan
61
mempresentasikan perkembangan kosakata baru dalam bidang informasi dan komunikasi pada
departemen yang dipimpinnya. Ada kalanya jenis makalah posisi ini makalah karya yang
diwajibkan oleh lembaga penyelenggara pendidikan kedinasan kepada para peserta didiknya.
Sistematika makalah : judul, abstrak, pendahuluan, pembahasan isi, kesimpulan dan daftar
pustaka. Langkah-langkah penulisan : menentukan dan membatasi topic, membuat kerangka
dan mengumpulkan bahan, membaca buku sumber pustaka, dan menentukan bagian yang akan
dirujuk, menulis draft atau rencana konsep makalah, menyunting sendiri drfat yang ditulisnya,
dan menempurnakan makalah sehingga siap cetak.
2.2 Artikel Jurnal
Artikel jurnal adalah karangan ilmiah dalam ilmu tertentu yang diterbitkan dalam sebuah
jurnal yang khusus menerbitkan bidang kajian ilmu tersebut. Artikel jurnal diklasifikasi dalam
dua kategori: pertama, artikel jurnal yang bertujuan untuk membuka forum diskusi,
argumentasi, analisis, dan sintesis sejumlah pendapat dan temuan para ahli dan pemerhati
dalam kajian ilmu tertenu yang sama ditekuninya. Jenis ini menyajikan kajian hasil analisis
suatu topik, tanpa mengaiotkan penelitian.Kesimpulan atau penutup terkait dengan ketajaman
dan kedalaman analisis kritis penulisnya.Kedua, artikel yang berisi kajian hasil
penelitian.Kesimpulan jenis kedua ini terkait dengan variabel bebas dan variabel terikat yang
diteliti. Judul artikel (1) mencerminkan materi bahasan pada kata atau istilah yang digunakan
dalam judul;(2) berdaya tarik kuat untuk merangsang pembaca, boleh mnggunakan kata yang
provokatif agar merangsang orang untuk membacanya ; (3) dapat dirumuskan dalam kalimat
berita atau kalimat tanya.
Nama penulis: (1) ditulis lengkap tanpa gelar akademis atau gelar profesi untuk mencegah
timbulnya kesan senioritas (2) boleh mencantumkan gelar kebangsawanan atau keagamaan (3)
jika ditulis dua orang atau lebih hanya mencantumkan penulis utama disertai kata dkk, nama
seluruh penulis lengkap boleh dituliskan pada catatan kaki dan (4) nama lembaga penulis dapat
dituliskan tepat di bawah namanya atau pada catatan kaki.
Abstrak: (1) penyajian ringkas dari seluruh artikel, bukan komentar atau pengantar; (2)
ditulis dalam bahasa Inggris panjang 150 – 200 kata dalam satu paragraf.(3) diketik dengan
spasi tunggal ditempatkan mencorok lima ketukan dari margin kiri maupun kanan; dan (40 kata
kunci merujuk bidang ilmu yang dikaji, ditulis di bawah abstrak.
Pendahuluan (1) menarik perhatian pembaca, mengacu pada permasalahan yang dibahas,
menekankan masalah yang controversial;(2) menyajikan sari artikel terlebih dahulu,
menyajikan pembahasan masalah yang belum tuntas;(3) diakhiri dengan rumusan masalah atau
tujuan singkat yang akan dibahas.

62
Bagian Inti:(1)berisi pembahasan, nalisis, argumentasi, komparasi dan pendirian penulis
tentang masalah yang ditulis.; (2) pembahasan bersifat argumentative, analitis, kritis,
sistematis, dan logis. (3) tidak bersifat instruktif dan diusahakan bersifat komparatif juga
bukan enumerasi(pencacahan materi, kompilasi seperti diktat.
Penutup atau Kesimpulan: (1) menandai akhir artikel hasil pemikiran; pilih penutup atau
kesimpulan sesuaikan dengan tradisi jurnal yang akan memuat artikel;(2) merupakan paduan
hasil pemikiran , pendapat ahli dan teori yang digunakan; (3) merupakan jawaban / solusi
masalah atau pendirian penulis atas pembahasan; (4) menyajikan rekomendasi yang ditujuan
kepada seseorang atau suatu lembaga.
Daftar Pustaka: (1) mencantumkan pustaka yang benar-benar dirujuk dalam pembahasan
artikel ;(2) daftarrujukan ditulis pada halaman terakhir, bukan halaman baru;(3) disusun
berdasarkan alfabetik penulis; dan (4) mengikuti standar internasional.
2.3 Proposal
Proposal adalah karangan ilmiah yang berisi rancangan kerja .proposal mempunyai
babaparajenis: (1) proposal skripsi mahasiswa; (2) proposal penelitian: rancangan kerja
penelitian yang didanai oleh suatu lembaga; (3) proposal kerja sama untuk melakulan suatu
kegiatan yang didanai oleh sponsor.
Susunan proposal : (1) judul kegiatan: Judul dirumuskan dengan jelas, singkat, padat dan
dapat diukur; (2) latar belakang : berisi pemikiran yang mendasari, masalah, keaslian penelitian
yang menjelaskan bahwa penelitian ini belum pernah dilakukan orang dan manfaat penelitian ;
(3) tujuan penelitian: dirumuskan secara jelas,tegas, dan sinkron dengan masalah pembahasan,
dan kesimpulan; (4) tinjauan pustaka disusun secara sistematis berisi berbagai informasi dari
bacaan, referensi, dan data empirik yang dapat menunjang penelitian; (5) landasan teori berisi
seperangkat proposisi yang sudah didefinisikan secra operasional dan saling berhubungan,
penjelasan hubungan antara variabel.
Landasan teori disusun berdasarkan tinjauan pustaka yang dapat menghasilkan kerangka
berpikir, hipotesis, dan pemecahan masalah; (6) hipotesis jika ada disusun berdasarkan
landasan teori atau tinjauan pustaka.Penelitian tidak harus menggunakan hipotesis. Penelitian
tentang fenomena sosial, budaya atau pendidikan dapat diganti dengan pertanyaan-
pertanyaan.;(7) metode penelitian menyebutkan materi penelitian, instrument penelitian,
instrument pengumpulan data,proses penelitian, variabel dan data yang dikumpulkan, analisis
hasil; (8) jadwal kegiatan berisi : tahapan penelitian, rincian kegiatan setiap tahap, waktu yang
diperlukan untuk mengerjakan setiap tahap,; dan (9) daftar pustaka ( Shihabuddin dalam
Widjono, Hs., 2012)

63
2.4 Laporan Ilmiah
Laporan adalah penyampaian informasi yang ditulis secara lengkap, jelas, sistematis,
objektif, dan tepat waktu oleh seseorang kepada orang lain atau pejabat. Laporan bersifat
informatif , pertanggungjawaban, pengawasan, atau pengambilan keputusan,:
(1) Laporan informatif bersifat memberi informasi tanpa analisis, sehingga pembaca laporan
memperoleh gambaran sevcara menyeluruh dan dapat mengikuti perkembangan informasi yang
sedang berlangsung;
(2) Laporan rekomendasi, selain menyampaikan informasi juga menyertakan pendapat pelapor,
misalnya; alasan terjadinya informasi yang dilaporkan;
(3) Laporan analisis berisi informasi yang disertai uraian, pendapat dan saran pelapor;
(4) Laporan kelayakan (penilaian) menyajikan analisis suatu masalah secara mendalam
sehingga menghasilkan kepautusan layak atau tidak layak. Laporan ilmiah bersifat formal
dalam bentuk naskah, misalnya; (1) laporan buku berisi: pendahuluan, isi buku, komentar, dan
kesimpulan. (2) Skripsi berisi : halaman sampul,halaman judul, lembar pengesahan, nama dan
kedudukan pembimbing, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar
lampiran; (bab I) pendahuluan: latar belakang, masalah, tujuan, manfaat penelitian ; (bab II)
kajian pustaka atau deskripsi teori; (bab III) metode penelitian; (bab IV) deskripsi data analisis
data, dan hasil analisis; (bab V) kesimpulan dan rekomendasi; daftar pustaka; lampiran; riwayat
hidup penulis.(3) Laporan Kuliah Lapangan: halaman sampul; halaman judul; kata pengantar;
abstrak,daftar isi; daftar tabel,; daftar gambar; daftar lampiran; (bab I) pendahuluan: latar
belakang, masalah, tujuan, metode pembahasan ; (bab II) kajiaan pustaka atau deskripssi teori;
(bab III) metode penelitian; (bab IV) deskripsi data, analisis data dan hasil analisis; (bab V)
kesimpulan dan rekomendasi, daftar pustaka; dan lampiran.
(5) Laporan penelitian: halaman sampul, halaman judul, lembsr pengesahan nama dan tanda
tangan peneliti dan ketua lembaga; kata pengantar; abstrak; daftar isi, daftar tabel; daftar
gambar; daftar lampiran; (babI) pendahuluan: latar belakang dlam laporan penelitian bertahap
dan berkelanjutan, latar belakang mencantumkan penjelasan hasil penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya, masalah tujuan, metode penelitian ; (bab IV) deskripsi data;analisis data
dan hasil analisis,; (bab IV) kesimpulan dan rekomendasi; daftar pustaka; dan lampiran.
(6) Laporan kegiatan: halaman sampul; halaman judul; lembar pengesahan; : nama dan tanda
tangan ketua pelaksana dan ketua lembaga, kata pengantar; abstrak; daftar isi, daftra tabel;
daftar gambar;daftar lampiran; (bab I) pendahuluan;latar belakang(dlam laporan kegiatan
bertahap dabn berkelanjutan, latar belakang mencantumkan penjelasan hasil kegiatan yang
telah dilakukan sebelumnya), pembatasan masalah, tujuan, metode pembahasan; (babII) kajian

64
pustakka atau deskripsi teori; (babIII) metode pembahasan; (babIV) deskripsi data, analisis
data, dan hasil analisis; (babV) kesimpulan dan rekomendasi, daftar pustaka dan lampiran.

KEGIATAN BELAJAR : KE-15 DAN 16


H. MENGENAL KARYA TULIS ILMIAH

1. PENGERTIAN
Pengertian sederhana tentang karya tulis ilmiah adalah sebuah karangan dalam bentuk
tulisan yang dirancang berdasrkan sifaat keilmuannya dan dilandasipengamamatan, peninjauan,
penelitian dalam bidang tertentu. Karya tersebut disusun sesuai dengan metode ilmiah dengan
sistematika penulisan yang bertumpu pda gaya bahasa ilmiah sehingga apa yang tertera di
dalam karya tulis dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah ( M. Eko Susilo dalam Abdul
Waid, 2012).
Dengan demikian sebuah tulisan akan dikatakan ilmiah apabila tulisan tersebut bersifat
ilmu atau memenuhi syarat kaidah ilmu pengetahuan. Karya tulis ilmiah adalah suatu karya
yang dibuat untuk mengkaji suatu persoalan, ringan maupun berat, secara teoritis ataupun
paraktik dengan berlandaskan pada metode-metode keilmuan.Aetinya dlam karya tulis ilmiah
secara metodologis penulis tidak bebas berbuat karena adametode-metode khuisus dan
ketentuan ilmiah yang harus dipenuhinya. Bila ketentuan-ketentuan itu dilanggar, maka karya
yang diutulis tidak layak disebut karya ilmiah, tetapi hanya sebatas tulisan biasa.
Dengan demikian, jika Anda ingin menulis karya tulis ilmiah, maka Anda harus
menggunakan metode-metode ilmiah dalam membahas persoalan nyang anda angkat dalam
tulisan sanda. Dari metoe tersebut kemudian Anda menyampaikan sebuah ulasan dengan
bahasa formal(baku0 dan sistematika penukisan yang bersifat ilmiah serta berlandaskan pada
unsure-unsur keilmuan yang alain, seperti; objektivitas, rasionalitas, factual, sistematis, tegas,
eksplisit, dan mencerminkan eksistensi.
Banyak yang mangatakan bahwa karya tulis ilmiah hanyalah tulisan yang didasarkan
pada kajian penelitian empiris yang bersifat ilmiah.Anggapan semacam ini jelas salah
besar.Sebab, pada kenyataannya, banyak para ahli, pakar, seperti kalangan akademisi, praktisi
yang menyampaikan gagasannya secara tertulis tidak berdasarkan penelitian empiric.Namun,
gagasan dalam bentuk tulisan itu berdaarkan kajian literature, analisis ilmiah yang mandalam,
tetapi tidak lepas dari ketentuan-ketentuan ilmiah. Misalnya: karya tulis ilmiah dalam bentuk
makalah, artikel ilmiah, skripsi dan lain-lain.

2. CIRI-CIRI KARYA TULIS ILMIAH

65
Anda juga perlu juga mengetahui cirri-ciri karya tulis ilmiah sehingga ketika mengikuti
lomba karya tulis ilmiah tidak gagal atau menang. Tulisan akan dikatakan imiah bila isinya
memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
a. Eksplisit
Tulisan akan dikatakan ilmiah bila isiya bias ditangkap dengan jelas oleh pembaca. Bila
pe,bac tidak bias emahami atau bhkan bingung ketika membacanya berarti tulisan
tersebut tidak layak disebut karya tulis ilmiah. Dalam hal ini seorang penulis harus
menjabarkan pesannya dalam tulisan dengan jernih dan tepat.
b. Rasional
Sebuah tulisan juga akan dikatakan ilmiah bila isinya bersifat rasional(masuk akal.
Penulis tidak hana sekadar beropini dalm tulisannya, tetapi juga diselaraskan dengan
data dan fakta di lapangan.
c. Kelugasan
Semua yang dipaparkan oleh penulis bersifat penting dan memiliki urgensi.Artinya
pembicaraan dalam tulisan ilmiah mengetengahkan hal-hal yang memang pantas
diketahui oleh para pembaca, bukan sekadar bercerita ataupun bertukar pikiran. Cerita
bias saja masuk saja dalam isi arya tulis ilmiah, namun tetap menampakkan usur-unsur
ilmiahnya. Tolok ukurnya bukan pada cerita itu sendiri, melainkan pada pesan yang
ingin disampaikan. Banyak penukis karya tulis ilmiah yang bercerita tentang
pengalaman pribadinya., namun pada akhirnya ia tetap menyimpulkan ceritanya dengan
nalar-nalar yang bersifat ilmiah.
d. Objektivitas
Sebuah tulisan juga akan dikatakan ilmiah bila isinya sarat dengan nilai-nilai
objektivitas. Artinya, dalam tulisan itu, penulkis menyampaikan hal-hal apa adanya
tidak ditambah dan tidak dikurangi.
e. Kesaksamaan
Dalam karya tulis ilmiah, penulis ditekankan untuk tidak melakukan kekeliruan dalam
bentuk apapun.Bila dalam sebuah tulisan dijumpai banyak kesalahan, maka tulisan
tersebut tidak dapat dikatakan sebagai karya tulis ilmiah.
f. Kesinambungan
Semua isi karya tulis memperlihatkan kesinambungan. Hal itu dimulai dari paragraf
pertama (pendahuluan) sampai akhir (penutup) sehingga para pembaca tidak akan
merasa jenuh dan bosan membaca karya tulis sekalipun memiliki ketebalan halaman
yang cukup banyak.
g. Ketuntasan

66
Ciri yang terakhir dari senuah karya ilmiah adalah ketuntasan.Sebesar dan sekecil
apapun persoalan yang dibahas dalam sebuah karya tulis dibahas secara tuntas tanpa
menyisahkan persoalan baru. . Bukan berarti tidak perlu didiskusikan .berbeda halnya
dengan karya sastra sepeti cerpen ataupun novel sering kali cerita yang ditulis belum
tuntas sehingga para pembaca masih bertanya-tanya bahkan tidak puas dengan isi cerita.

3. POKOK-POKOK KARYA TULIS ILMIAH


Banyak penulis yang tidak mengerti tentang pokok-pokok karya tulis ilmiah segingga
ketika menyusun sebuah karya tulis pokok-pokok yang seyogyanya tergambar jelas
dalammkarya tulis justru tidak tampak.
Dalam konteks lomba karya tulis ilmiah, sring para juri menilai apakah penulis mampu
menggambarkan pokok-pokok sebuah karya tulis dalam tema apapun. Bila tidak karya tulisnya
akan dianggap minus sehingga tidak bias menjarai lomba. Oleh karena itu, bila anda mengikuti
lomba karya tulis ilmiah, tentu saja pokok-pokok tentang karya tulis harus Anda pahami.
Adapun pokok-pokok karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut:
a. Dapat memberikan penjelasan.
Maksudnya, anda harus membuat para pembaca karya tulis Anda paham terhadap
sebuah persoalan ang Anda tulis. Pokok ini akan tercpai apabila karya tulis yang
disusun memberikan pemahaman terhadap pembaca dengan uraian dan pembahasan
yang logis, dan ilmiah terhadap suatu permasalahan.
b. Memberikan idea atau penilaian.
Maksudnya, Anda mampu memberikan gagasan dan ide dalam karya tulis ilmiah.
c. Memberikan saran.
Maksudnya, dalam karya tulis yang membahas sebuah tema tentu selain anda mengkaji
, memberikan penilaian atau opini akan lebih ideal bila Anda juga memberikan saran
atau tawaran yang sifatnya membangun.
d. Menyampaikan sanggahan.
Maksudnya adalah karya tulis ilmiah juga bias juga bertujuan untuk memberikan
sanggahan atau penolakan terhadap sebuah opini orang lain dalam bentuk karya tulis.
Dalam hal ini, anda harus berlandaskan sanggahan Anda dengan argumentasi-
argumentasi ilmiah.Jadi buatlah sanggahan yang optimal.
e. Membuktikan hipotesis.
Sebuah karya tulis ilmiah juga mampu memberikan pemahaman terhadap para pembaca
bahwa gagasan dan ide penulis benar-benar sesuai dengan kenyataan di lapangan dan
bukan hanya sekadar bersifat opini.Bila Anda mampumemunculkan pokok-pokok ini

67
dalamm karya tulis yang Anda buat, dapat dipastikan bahwa karya tulis Anda benar-
benar diperhatikan oleh juri lomba karya tulis ilmiah sehingga karya tulis Anda layak
diperhitungkan menjadi juara.
REFERENSI
1. Widjono,Hs. 2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo PT Gramedia.
2. Waid, Abdul. 2012. Tips Memenangkan Lomba Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Diva
Press.
3. Tim Pengajar Kemahiran Bahasa Indonesia. 2012. Fakultas Sastra Universitas
Sam Ratulangi. Manado.

68

Anda mungkin juga menyukai