Anda di halaman 1dari 101

MODUL MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Nama : Dra. Femmy Lumempouw, M. Hum.


Institusi : Universitas Sam Ratulangi Manado
Fakultas : Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sam Ratulangi Manado


Oktober
2021

1
KEGIATAN BELAJAR : Ke- 1, Ke -2 dan Ke-3

BAB I
FUNGSI BAHASA, RAGAM BAHASA
DAN PERTANYAAN KEBAHASAAN

Betapa pentingnya bahasa bagi manusia dan tidak perlu diragukan lagi.Hal
itu tidak saja dapat dibuktikan dengan menunjuk pemakaian bahasa dalam
kehidupan sehari-hari, tetapi dapat juga dibuktikan dengan menunjuk banyaknya
perhatian para ilmuwan dan praktisi terhadap bahasa.Bahasa sebagai objek ilmu
tidak dipelopori oleh para ahli bahasa. Para ilmuwan dalam bidang lain pun
menjadikan bahasa sebagai objek studi karena mereka memerlukan bahasa
sekurang-kurangnya sebagai alat bantu untuk mengomunikasikan berbagai hal.
Politisi mempelajari bahasa agar dapat menemukan ciri kata atau kalimat,
atau gaya bahasa yang dapat menyentuh hati orang-orang di sekitarnya sehingga
dapat memengaruhi mereka. Para ahli ilmu jiwa(psikolog dan psikiater) memelajari
bahasa agar dapat menemukan kata-kata atau kalimat yang dapat berperan dalam
penyembuhan pasiennya.Dengan anggapan bahwa speech teraphy mempunyai daya
sugestif terhadap hilangnya penyakit.Dokter-dokter pun perlu memelajari
bahasa.Untuk mendekatkatkan diri dengan masyarakat di tempatnya bertugas,
para pamong, para peneliti, para penyuluh sering mempelajari bahasa daerah
untuk memudahkan mereka berinteraksi sosialnya demi kelancaran
tugasnya.Bahasa juga dipelajari olehwartawan, seniman, usahawan, dan orang-
orang dari beraneka profesi untuk mengungkapkan pikiran, pandangan, dan
perasaan, dan berbagai maksud lainnya.
Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra
berkomunikasi, manusia memang memakai dua cara berkomunikasi, yaitu secara
verbal dan nonverbal. Berkomunikasi secara verbal dilakukan dengan
menggunakan alat/media bahasa (lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi
secara nonverbal dilakukan dengn menggunakan media selain bahasa . Alat
komunikasi nonverbal yang wujudnya berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan
bunyi, misalnya tanda lalu lintas, morse, lambaian tangan, sirine, kentongan atau
trompet barulah bermakna setelah diterjemahkan ke dalam bahasa manusia. Hal
itu menunjukkan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang terpenting bagi
manusia.
A. FUNGSI BAHASA
Dalam literatur bahasa, para ahli umumnya merumuskan fungsi bahasa ada
empat, yaitu:
a. sebagai alat komunikasi;
b. sebagai alat mengekspresikan diri ;
c. sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial; dan
d. sebagai alat kontrol sosial. ( Keraf dalam Pandean, 2012)

2
Kalau kita cermati ada satu lagi fungsi bahasa yang selama ini kurang disadari
oleh sebagian anggota masyarakat, yaitu sebagai alat untuk berpikir. Seperti kita
ketahui, ilmu tentang cara berpikir adalah logika. Dalam proses berpikir, bahasa
selalu hadir bersama logika untuk merumuskan konsep, proposisi dan simpulan.
Segala kegiatan yang menyangkut penghitungan atau kalkulasi, pembahasan atau
analisis bahkan berangan-angan atau berkhayal hanya dimungkinkan berlangsung
melalui proses berpikir disertai alatnya yang tidak lain adalah bahasa.
Sejalan dengan uraian di atas, dapat diformulasikan bahwa makin tinggi
kemampuan bahasa seseorang , makin tinggi pula kemampuan berpikirnya.
Dengan berpegang pada formula inilah dapat dikatakan seseorang tidak mungkin
menjadi intelektual tanpa menguasai bahasa. Seorang intelektual pasti berpikir dan
proses berpikir memerlukan bahasa.
B. RAGAM BAHASA DAN LARAS BAHASA
Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang terjadi karena pemakaian
bahasa.Ragam bahasa dapat dibedakan berdasarkan media pengantarnya dan
berdasarkan situasi pemakaiannya. Berdasarkan media pengantarnya, ragam
bahasa dapat dibedakan lagi atas dua macam, yaitu ragam lisan dan ragam
tulis.Berdasarkan situasi pemakaiannya, ragam bahasa dapat dibagi lagi atas tiga
macam, yaitu ragam formal, ragam semiformal, dan ragam nonformal. Jika ada
nama atau istilah lain yang berhubungan dengan variasi bahasa, sebaiknya tidak
dilekatkan dengan istilah ragambahasa agar tidak terjadi kerancuan. Istilah ragam
sastra, ragam jurnalistik, ragam ilmiah dan lain-lain yang sebelum ini kita pakai,
mulai saat ini sebaiknya diganti menjadi laras sastra, laras jurnalistik, laras ilmiah,
dan aneka laras yang lainnya.
Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa yang dipakai dengan fungsi
pemakaian bahasa. Bahasa yangdifungsikan untuk menulis karangan ilmiah
disebut laras ilmiah. Bahasa yang difungsikan untuk menuliskarya sastra disebut
laras sastra. Laras ilmiah yang selalu memakai ragam itu tentulah tidak cocok
dipakai untuk menulis karya sastra, misalnya dongeng yang memakai ragam
nonformal. Contoh lain, “bahasa iklan” yang umumnya memakai ragam
semiformal, bahkan banyak nonformal tentu tidak cocok jika disajikan dengan
bahasa limiah. Jadi, bahasa dengan ciri tertentu yang dipakai( difungsikan) dengan
ciri tertentu itulah yang dinamakan laras bahasa.
Selama ini istilah laras bahasa sering dikacaukan dengan ragam bahasa. Bahasa
yang dipakai dalam bidang hukum, sering disebut ragam hukum.Bahasa berciri
khas yang difungsikan dalam bidang kedokteran disebut ragam
kedokteran.Akibatnya ragam bahasa menjadi banyak jumlahnya.Ternyata
penggolongan itu kurang tepat. Yang lebih tepat laras bahasalah yang banyak
jumlahnya sedangkan ragam bahasa sesuai dengan yang diuraikan di atas,
jumlahnya hanya ada lima.

3
Latihan:

Jawablah pertanyaan di bawah ini


1 Jelaskan apa yang dimaksud dengan bahasa sebagai alat berkomunikasi? Berikan
contoh.
2. Apakah yang dimaksud dengan bahasa sebagai alat kontrol sosial? Berikan
contoh.
3. Bahasa dapat mempengaruhi kehidupan berbangsa.Jelaskan pendapat saudara!
4. Apakah yang dimaksud dengan ragam bahasa?
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan laras bahasa?

C. PERTANYAAN KEBAHASAAN
1. Pusat Pendidikan dan Latihan atau Pusat Pendidikan dan Pelatihan?
Jika pendidikan itu diartikan ‘proses mendidik’ dan didikan diartikan ‘hasil mendidik’,
dengan taat azas’proses melatih’ akan menjadi pelatihan dan latihan akan diartikan ‘hasil
melatih’, yang dilatihkan. Sejalan dengan itu, yang benar adalah Pusat Pendidikan dan
Pelatihan, bukan Pusat Pendidikan dan Latihan.

2. Bebas parkir atau Parkir gratis?

Kata bebas parkir diartikan orang ‘dibebaskan dari pembayaran parkir’. Untuk menyatakan
arti itu, sebaiknya dipakai kata parkir gratis atau parkir cuma-Cuma(free parking).
Bebas parkir seharusnya diartikan ‘dilarang parkir’(no parking).Jadi, dapat digunakan
dengan makna yang berbeda.

3. Benarkah namun demikian dipakai sebagai pengungkap hubungan antarkalimat?

Kata namun mempunyai makna yang sama dengan tetapi, menghubungkan dua hal yang
berlawanan. Bentuk tetapi demikian yang seharusnya sama dengan namun demikian tidak
pernah dipakai karena janggal. Atas dasar itu, bentuk namun demikian boleh dikatakan
sebagai bentuk yang tidak benar.Bentuknya yang benar adalah namun.Sebagai kata
penghubung antarkalimat dalam paragraf.

4. Sudah benarkah penulisan (1) mensahkan, mempel, mentes; (2) mengolahragakan


masyarakat; (3) Ulang Tahun Korpri ke-14?

(1) Jika imbuhan me- ditambahkan pada kata yang bersuku tunggal, seperti sah, pel, dan
tes, awalan itu berubah menjadi menge- sehingga bentuknya menjadi mengesahkan,
mengepel, dan mengetes.Demikian juga, imbuhan pe-…-an akan menjadi penge-…-an
sehingga menghasilkan pengesahan, pengepelan, dan pengetesan. Jika kita bertaat

4
asas dengan pada sistem bentukan seperti itu, cara yang sama berlaku juga bagi kata
bersuku tunggal lain,seperti bom, cat, las, dan lap. Contoh: mengebom, pengeboman;
mengecat, pengecatan; mengelas, pengelasan; mengelap,pengelapan.

(2) Untuk mengimbau masyarakat agar gemar berolahraga, dipakai orang ungkapan
mengolahragakan masyarakat. Ungkapan itu kurang cermat. Imbuhan me-… -kan pada
bentuk mengolahragakan masyarakat, menurut kaidah yang benar berarti ‘membuat…
jadi…’ , yakni membuat masyarakat menjadi olahraga. Untuk mengungkapkan arti
membuat masyarakat berolahraga hendaklah digunakan imbuhan memper-… -kan.
Jadi bentuk yang benar adalah memperolahragakan masyarakat, bukan
mengolahragakan masyarakat. Contoh lain: memperaksarakan masyarakat,
memperhentikan pegawai, mempertemukan pempelai yang masing-masing membuat
masyarakat beraksara, membuat pegawai berhenti, dan membuat mempelai bertemu.

(3) Bentuk tulisan Ulang Tahun Korpri ke-14 dianggap kurang cermat karena dapat
ditafsirkan bahwa di negara kita sekurang-kurangnya ada 14 macam korpri. Yang berulang
tahun saat itu adalah Korpri ke-14. Dalam penyusunan kata yang cermat , sebaiknya ke-14
itu didekatkan pada ulang tahun karena memang yang dirayakan itu adalah ulang tahun ke-
14 Korpri. Jadi, penulisan yang benar adalah Ulang Tahun ke-14 Korpri.

5. Samakah arti negeri dan Negara?

Kata negeri tidak sama artinya dengan negara. Negeri berarti ‘kota’, tanah tempat
tinggal, wilayah atau sekumpulan kampung(distrik) di bawah kekuasaan seorang penghulu
(seperti di Minangkabau). Kata negeri bertalian dengan ilmu bumi.Negara berarti
‘persekutuan bangsa dalam satu daerah yang tentu batas-batasnya dan diurus oleh badan
pemerintah yang teratur. Kata Negara berpadanan dengan kata state(Inggris) atau
staat(Belanda). Kata Negara digunakan jika bertalian dengan sudut pandang politik,
pemerintahan, atau ketataprajaan. Berdasarkan pengertian kedua kata itu, kita telah
mengubah bentuk pegadaian negeri, kas negeri, ujian negeri menjadi pegadaian negara,
ujian negara,kas negara. Sejajar dengan perubahan itu, jika kita bertaat asas pada
pengertian negeri dan negara, sebaiknya bentuk pegawai negeri, pengadilan negeri,
sekolah negeri, perguruan tinggi negeri, pengadilan negeri diubah menjadi pegawai
negara, pengadilan negara, sekolah negara, perguruan tinggi negara, jika lembaga-
lembaga itu diurus oleh badan pemerintah yang teratur.

5
6. Apakah arti kumpul kebo? Ungkapan Indonesia yang benarkah itu?

Kumpul kebo yang berarti ‘hidup bersama sebagai suami isteri di luar pernikahan’ dipakai
orang untuk menggantikan samenleven (bahasa Belanda).Ungkapan ini bukanlah
ungkapan yang benar dalam bahasa Indonesia karena kumpul kebo diambil dari
bahasa daerah. Jika kita menghendaki kumpul kebo itu menjadi ungkapan bahasa
Indonesia bentuknya harus kita ubah menjadi kumpul kerbau karena kata Indonesia yang
benar adalah kerbau bukan kebo.

7. Apakah arti waris, warisan, mewarisi, mewariskan, dan pewaris?

Waris berarti’ orang yang berhak menerima pusaka (peninggalan) orang yang telah
meninggal’.Warisan berarti ‘harta pusaka peninggalan’.Mewarisiberarti’ (1)mendapat
pusaka dari …’, misalnya dalam kalimat’ Tidak ada yang berhak mewarisi harta benda
orang itu selain anak cucunya atau karib baiknya’; (2)’ menerima sesuatu yang
ditinggalkan’ , misalnya dalam kalimat ‘Bangsa Indonesia mewarisi nilai budaya luhur
peninggalan nenk moyang yang hidup pada zaman dahulu’.Mewariskanberarti (1)
‘membri pusaka’(peninggalan) kepada…’.

Misalnya dalam kalimat ‘Saya akan mewariskan tiga perempat dari harta kekayaan kepada
anak-anak saya, sedangkan yang seperempat lagi akan saya serahkan kepada panti asuhan;
(2) ‘menjadikan waris’ misalnya dalam kalimat Meskipun bukan waris jika diwariskan oleh
orang yang meninggal itu menjadi waris juga.Pewaris berarti’ yang member pusaka’
misalnya dalam kalimat Panglima Besar Sudirman adalah pewaris perjuangan, melawan
penjajahan Belanda, bagi bangsa Indonesia.

8. Makna apa yang disandang kata prakiraan itu?


Kata prakiraan berpangkal pada prakira.Prakira berpangkal pada bentuk pra- dan kira.
Di dalam bahasa Indonesia bentuk pra-mempunyai makna yang beragam, tetapi masih
bertalian. Hal itu bergantung pada kata yang digabung dengan pra-.
(1) pra- bermakna (di) muka ; misalnya prakata;
(2) pra- dipakai dengan makna ‘sebelum’ atau ‘mendahului’, misalnya prasejarah, praperang
dunia I;

(3) pra- dapat juga bermakna sebagai persiapan, misalnya prasekolah, praseminar,,
prapromosi; dan (4) pra- bermakna ‘terjadi’ atau’dilakukan sebelum peristiwa’
atau’perbuatan lain terjadi, misalnya: prasangka, (prejudice), pracampur (premix), prarekam
(prerecord);

6
Kata kira dapat bermakna ‘menaksir, berhitung. Misalnya dalam kalimat Hendaklah kau
kira dulu berpa rupiah yang kau akan belanjakan itu. Kata prakira mengandung unsur makna
‘hitung’ dan ‘sebelumnya’.Jadi, kata prakira berbeda maknanya dengan kira-kira yang
juga berasal dari kata yang sama.

Dari kata prakira dapat dibentuk kata memprakirakan bermakna ‘menghitung


sebelkumnya’ dan hasilnya disebut prakiraan yang bermakna’perhitungan
sebelumnya’.Prakiraan adalah hasil memprakirakan, sedangkan prosesnya disebut
pemrakiraan.Bandingkan dengan menulis, penulisan, dan tulisan.Prakiraan
cuacadigunakan dalam bidang meteorologi sebagai padanan weather forecast. Keadaan
cuaca yang akan terjadi dapat diharapkan sesuai dengan perhitungan sebelumnya. Itu pula
agaknya weather forecast tidak dijadikan porkas cuaca. Di samping itu, padanan prakira
untuk forecast memungkinkan kita terhindar dari keharusan menggunakan istilah peramal
atau juru ramal atau ahli ramal untuk para forecasters karena kita dengan mudah dapat
membentuk juru prakira atau ahli prakira.

9. Adakah padanan kata toast dalam bahasa Indonesia?

Pada beberapa acara resmi ada kebiasaan yang berupa kegiatan mengajak pihak lain
untuk minum sambil mengangkat gelas. Pengindonesiaan kata toast sebenarnya dapat
dilakukan jika dalam kamus umum Bahasa Indonesia(Poerwadarminta,1986:972)
kata menyulangi bermakna ‘mengajak minum’ yang dapat digunakan sebagai
padanan kata toast itu. Contoh menyulangi dan bersulang-sulangan dalam kalimaat
berikut: (1) Menteri lauar negeri menyulangi Duta Besar Jepang demi persahabatan kedua
negara.; (2) Setelah selesai menandatangani naskah perjanjian kerja sama, kedua pejabat
negara itu bersulang-sulangan demi mempertahankan hubungan kerja sama itu.‘Pada acara
penyulangan itu, layak diucapkan dirgahayu yang bermakna’semoga panjang umur’.

10. Apakah makna kata canggih?

Dalam kamus umu Bahasa Indonesia (Poerwadarminta) dinyatakan bahwa kata


canggihbermakna’suka mengganggu (rebut,bawel)’ Kalau demikian peralatan yang
canggih bermakna’peralatan yang bawel’. Benarkah hal yang demikian itu?

Pada mulanya kata canggih itu bermakna ‘suka mengganggu’, rebut, bawel’, namun
untuk kepentingan ilmu dan teknologi , kata canggih itu diberi makna baru sehingga dapat
menampung konsep yang disandang oleh kata sophisticated(Inggris). Dengan demikian,
kata canggih kini bermakna(1) banyak cakap; bawel; cerewet;’; (2) ‘suka

7
mengganggu(rebut); (3)’tidak dalam keadaan yang wajar, murni, atau asli’; (4) ‘kehilangan
kesederhanaan yang asli(seperti sangat rumit,ruwet atau terkembang);(5)banyak mengetahui
atau pengalaman’(dalam hal-hal duniawi), dan (6) bergaya intelektual’. Jadi, peralatan
yang canggih bukan bermakna ‘peralatan yang cerewet’, melainkan peralatan yang
rumit dan peka’, seperti makna nomor 4.

Contoh lain: (1) Dia menerapkan cara berpikir yang canggih.(bergaya intelektual); (2)
Komputer itu merupakan alat canggih yang sangat dibutuhkan dewasa ini.

11. Benarkah sapaan tuan dan nyonya berbau feodal?

Jika sapaan tuan dan nyonya berbau feodal, sapaan apakah yang dapat menggantikan
sapaan ladies and gentlemen seperti yang digunakan jasa layanan penerbangan?

Dalam jasa layanan penerbangan sering digunakan sapaan tua-tuan dan nyonya-nyonya
sebagai terjemahan ladies and gentlemen.Sapaan itu tidak berbau feodal karena kedua
jenis sapaan itu masih digunakan sampai sekarang.Namun, pertanyaan yang muncul
dikalangan pengguna bahasa kata nyonya biasanya ditujukan kepada wanita yang sudah
bersuami.Padahal di antara para penumpang pesawat terbang mungkin ada wanita yang
belum bersuami.Oleh karena itu, agar semua penumpang dapat tercakup dalam
penyapaan sebaiknya digunakan sapaan parapenumpang yang terhormat.

12. Apakah terjemahan kata exposure?

Kata exposure (Inggris) sehingga mass media exposure menjadi ‘terpaan media
massa’. Tepatkah pemakaian kata terpaan sebagai padanan kata exposure?Bentuk
kata exposure berpangkal pada kata expose.Kata expose bermakna(1)’membiarkan’
(2)’menyingkapkan, menganalisis sehingga jelas’ (3)’mengatur sinar saat memotret,’ dan
(3)’memamerkan’. Dari kata expose ini pula terbentuk kata (a) expose yang bermakna
pembentangan, penjelasan, pembeberan’ (b) exposed yang bermakna’dibiarkan tanpa
perlindungan, terbuka, terbentang’. Kata exposure bermakna (1)’penyingkapan,
tersingkapnya,’ (2) ‘jumlah film yang dapat dijadikan gambar’.

Ternyata expose yang merupakan pangkal kata expose, exposed, dan exposure
bermakana ganda dan kita mengartikannya menurut cabang ilmu dan bidang pemakaiannya.
Sebagai istilah teknis kita dapat menyempitkan dan meluaskan arti expose.Kata Indonesia
yang dekat cakupan maknanya dengan expose adalahdedahkan, mendedahkan,
‘membuka’ ,pajankan, memajankan ‘membiarkan terbuka terhadap pengaruh dan
singkapkan, menyingkapkan ‘ membuka, menyelak’. Dengan demikian kata expose
8
menjadi mendedahkan, memajankan, dan menyingkapkan; exposed menjadi terdedah,
terpajan, dan tersingkap; serta exposure menjadi dedahan, pajanan, dan singkapan.
Kata terpaan kurang tepat dipakai sebagai padanan kata exposure karena makna kata
menerpa adalah ‘melompati dan menerkam, mengejar hendak menyerang’.

13. Mengapa kita memilih malapraktik dan bukan malpraktik atau praktik mala sebagai
padanan malpractice (Inggris)

Bentuk mal- dalam bahasa Inggris mula-mula memadai berarti ‘buruk kemudian
bermakna ‘tidak normal, tidak, salah, merupakan, mencelakakan, jahat,’.

Bentuk mala- (Jawa Kuno) yang diserap oleh bahasa Melayu, memang seasal dengan bentuk
mal- (Inggris). Untuk mencukupi makna semua itu dipilih bentuk mala- sebagai padanan
yang maknanya juga meluas :’noda, cacat,membawa rugi, celaka, sengsara. Kita selalu ingat
bahwa dalam pembentukan istilah baru, kita dapat menyempitkan dan meluaskan istilah
makna yang lama.Dengan demikian, kita memperoleh perangkat istilah yang bersistem.

Di dalam bahasa Indonesia, mala- merupakan unsur terikat dan berfungsi


sebagai sebuahkata dengan arti tertentu.Oleh karena itu, urutan unsurnya
tetap.Berdasarkan hal itu padanan istilah Inggris malpractise, misalnya malpraktik
bukan praktik mala. Berikut ini contoh yang lain:

Asing Indonesia
malasorption malaserap
maladaption,maladjustment malasuai
maldistribution maladistribusi,malaagih

malfeasance malatindak(jabatan)
malformation malabentuk,malaformasi
malfunction malafungsi
malnutrition malagizi
malposisition malasikap

14. Apakah yang dimaksud dengan metropolitan dan apa pula megapolitan?
Bentuk metropolitan merupakan bentuk ajektif dari metropolis.Kata metropolis
berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata meter yang bermakna(1) ’ibu kota’ atau kota
terpenting dalam negara atau wilayah’ (2) ‘kota yang menjadi pusat perdagangan
industri, dan pemerintahan’. Contoh polisi metropolitan bermakna’polisi kota besar’.

9
Kata megapolis bermakna(1)’ kota yang sangat besar’, (2) ‘daerah yang amat padat
penduduknya dan yang berpusatkan metropolis ‘, atau (3) ‘gabungan dari beberapa
metropolis’.

15. Apakah makna debirokratisasi dan deregulasi?


Akhir-akhir ini dijumpai kata debirokritisasi dan deregulasi.Apa makna
keduanya? Kata birokrasi berasal dari kata bureaucracy yang bermakna ‘administrasi
yang dicirikan oleh kepatuhan pada aturan, prosedur, dan jenjang kewenangan seshingga
sering mengakibatkan kelambanan kerja , kerumitan perolehan hasil, dan penundaan
gerak; sedangkan kata birokratisasi berasal dari bureaucratization bermakna’hasil
tindakan yang berhubungan dengan, atau yang bercorak birokrasi’. Kata ergulasi yang
berasal dari regulation bermakna ‘tindakan pengurusan dengan berbagai aturan (yang
berkekuatan hukum).

Unsur de- yang melekat pada kata serapan dari bahasa asing, misalnya bahasa
Inggris, bermakna’(1)melakukan hal yang sebaliknya’, (2) ‘mengalihkan sesuatu dari’, (3)
‘mengurangi’, (4)’suatu ubahan dari’, dan (5) ‘keluar dari’. Jadi debirokratisasi bermakna’
tindakan atau proses mengurangi tata keja yang serba lamban dan rumit agar tercapai
hasil yang lebih cepat’, sedangkan deregulasi bermakna’tindakan atau proses
menghilangkan atau mengurangi segala aturan’.Perlu diingat kedua bentuk itu sudah
terkandung makna tindakan. Oleh sebab itu, jika kita akan membentuk kata kerja tidak
perlu menambahkan imbuhan –kan.Jadi,cukup mendebirokratisasi atau
menderegulasi, dan bukan mendebirokratisasikan atau menderegulasikan.

16. Dari manakah asal dan makna kata mantan?

Kata mantan berasal dari bahasa Basemah,Komering, dan Rejang yang


bermakna’tidak berfungsi lagi’. Dalam bahasa Basemah ada bentuk penggawe mantan ‘eks
pegawai’; pegawai yang tidak berfungsi lagi’, ketib mantan ‘eks khalib, kalib yang tidak
berfungsi lagi’, dan penghulu mantan ‘ penghulu yang tidak berfungsi lagi’. Di dalam
bahasa Jawa adan kata manten yang arti dan bentuknya bertalian dengan mari dan
mantun yang diambil dalam bahasa Jawa Kuno dengan makna’berhenti’. Misalnya
dalam bahasa Jawa Kuno mariyapanas(1) ‘berhenti ia dari kemarahan’, (2) ‘berhentilah
dari kemarahan’ dan manten angucap’berhenti berkata’.

Kata bekasdalam bahasa Indonesia pada bangun frase dapat menjadi intinya (yang
diterangkan), seperti pada frase bekas menteri dan dapat juga menjadi atribut (yang
menerangkan), seperti pada frase mobil bekas. Kata mantanuntuk menghilangkan konotasi
10
yang buruk dan untk menghormati orang yang diacu. Oleh sebab itu, pemakaiannya pun
berkenaan dengan orang yang dihormati yang pernah memangku jabatan dengan baik atau
yang pernah mempunyai profesi yang diluhurkan, misalnya: mantan menteri, mantan
presiden, mantan guru SD, dan sebagainya. Kata bekas tetap dipakai, misalnya: untuk
menyebut bekas penjahat, bekas diktator, bekas kuda balap, bekas mobil presiden, ,
pakaian bekas, pakaian bekas.

17. Manakah yang benar memercayai atau mempercayai?

Dalam pemakaian bahasa sehari-hari, dijumpai bentuk penulisan atau pengungkapan kata
mempercayai (p tidak luluh) dan memercayai (p luluh).Keadaan semacam itu
menunjukkan belum ada keseragaman di antara pemakai bahasa.Luluh tidaknya bunyi
seperti yang ditunjukkan pada pada kasus di atas disebabkan oleh dua hal. Pertama,
sangkaan orang bahwa suku pertama pada kedua kata itu sama dengan imbuhan. Jika p-e-r
itu disangka sama dengan imbuhan, bunyi p tidak diluluhkan sehingga dipakai bentuk
mempercayai,memperkarakan, mempekosa. Sebaliknya, jika p-e-r itu dipandang tidak sama
dengan imbuhan bunyi p diluluhkan sehingga dilunakkan bentuk memercayai, memergoki,
memerlukan. Kedua, anggapan orang bahwa bentuk dasarnya masih asing atau tidak.Jika
bentuk dasar itu dianggap asing, bunyi p cenderung tidak diluluhkan sehingga muncul
bentuk seperti mempermutasi, mempersentasekan, mempermanenkan. Dapat ditambahkan
jika bentuk yang dihasilkan akan terasa mengaburkan bentuk dasar, orang juga cenderung
tidak meluluhkan p itu , seperti pada mempascasarjanakan, mempanglimakan.

Bunyi p pada imbuhan per- seperti pada pertemukan dan pertandingkan memang tidak luluh
pada bentukan mempertemukan dan mempertandingkan.Namun, perlu diketahui bahwa p-e-
r pada percayai, perkarakan, perkosa bukanlah imbuhan.Jika bentukan yang akan
dihasilkan itu disesuaikan dengan kaidah penggabungan bunyi, seharusnyalah bentukan
itu menjadi memercayai, memerkosa, memerkarakan.Demikian juga, masalah asing
tidaknya bentuk dasar ataupun bentukan yang dihasilkan, dapat dikesampingkan jika
kaidah itu diikuti.

18. Bagaimana kah poenggunaan kata pagi, siang, sore, dan malam dalam sapaan?

Dalam bahasa Indonesia kita mengenal beberapa kata yang negacu pada saat tertentu
yang merupakan bagian hari: siang, malam, pagi , dan sore. Persepsi orang berbeda-beda
terhadap pengertian yang diacu oleh kata itu.Hal itu terlihat pada keberagaman batasan yang
diberikan oleh beberapa kamus.

11
Kata siang bermakna saat matahai terbit atau sampai matahai terbenam dari pukul 06.00
sampai dengan pukul 18.00.Kata siang biasa dipakai dalam pasangan kontras malam.

Kata malam bermakna saat matahari terbenam sampai matahari terbit atau dari pukul
18.00 sampai dengan pukul 06.00.

Kata pagi bermakna waktu menjelang matahari terbit atau saat mulainya hari. Rumusan
lain yang dapat ditemukan adalah saat matahari terbit sampai dengan pukul 09.00 atau pukul
10.00. Dari beberapa rumusan itu dapat dikatakan pagi adalah bagian akhir dari malam dan
bagian awal dari siang. Di samping kata itu, kita juga mengenal subuh dan dini
(hari).Kata subuh mengacu pada saat terbitnya fajar , sedangkan dini hari mengacu ke
awal hari. Dengan kata lain, subuh dan dini hari adalah bagian akhir dari malam dan
bagian awal dari pagi. Orang juga menyebutnya pagi-pagi benar atau pagi buta.Kata
sore bermakna saat sesudah tengah hari sampai saatnya matahari terbenam atau
darim pukul 14.00 sampai dengan pukul 18.00.Khusus saat menjelang matahari
terbenam atau dari pukul 14.00 sampai pukul 18.00 kita menyebutnya petang.Dengan
demikian, petang adalah akhir dari sore dan sore adalah bagian akhir dari siang.

Dari uraian di atas tampak bahwa pengertian kata-kata yang mengacu ke bagian hari
itu dikaitkan dengan dua hal,yaitu: (1) keadaan alam; ada tidaknya matahari atau
keadaan terang dan gelap , dan (2) jam yang menjadi penunjuk waktu. Dua tolok ukur
itulah yang menyebabkan perbedaan persepsi. Di Banyuwangi, ujung timur Pulau Jawa
pada pukul 6.00 matahari sudah kelihatan dan tidak dapat lagi disebut subuh.

Bagi penduduk di tempat itu sinar matahari pada pukul 14.00 sudah tidak sedemikian
panas sehingga mereka menganggap saat itu sudah sore. Sementara itu, di Banda Aceh,
jungu utara Sumatra pukul 06.00 matahari belum muncul., saat itu dikatakan masih
subuh. Pada pukul 14.00 sinar matahari masih terasa panas dan orang di sana
menganggap saat masih siang. Di daerah yang dekat kutub, misalnya di negeri Belanda
pada bulan tertentu matahari masih kelihatan pada pukul 21.00.Meskipun demikian, orang
sepakat menyebut saat itu sudah malam.

Perbedaan perepsi itu juga mempengaruhi sapaan salam yang berkaitan dengan saat
kita menyapa. Batas pagi dan siang, misalnya tidak dapat ditentukan secara tegas.Meskipun
demikian, kita lazim mengucapkan selamat siang antara pukul 11.00 dan pukul
14.00.Selamat sore lazim diucapkan antara pukul 14.00 dan pukul 18.30, pada situasi
yang formal lazim diucapkan selamat petang.

12
Selamat malam lazim diucapkan antara pukul 18.30 sampai pukul 04.00.Kita tidak
lazim mengucapkan selamat subuh atau selamat dini hari.Antara pukul 04.00 sampai
pukul 10.00 lazim diucapkan selamat pagi.

Ada kebiasaan baru yang menarik.Jika ada pagi dapat diartikan ‘awal hari’ penyiar
yang muncul di layar televisi pada pukul 00.01 menganggap wajar mengucapkan
selamat pagi.Fungsi sapaan bukan untuk menginformasikan makna yang terkandung pada
kata-kata yang dipakai, melainkan untuk menciptakan kontak awal yang dipakai antara
pembicara dal kawan bicara yang memungkinkan komunikasi selanjutnya berjalan
lancar.Sapaan juga kadang-kadang digunakan untuk maksud tertentu.Misalnya,pada
pukul 08.00.seorang atasan mengucapkan ‘selamat siang’ kepada bawahannya yang
baru datang ke kantor yang menurut aturan karyawan itu seharusnya masuk pukul
07.00. Dalam hal itu, sapaan digunakan untuk menegur dan mengingatkan karyawan
bahwa ia datang terlambat. Jadi, jika penyiar televise mengucapkan selamat pagi
pada pukul 01.00 , tampaknya ia juga bermaksud mengingatkan penonton bahwa saat
itu sudah mulai hari yang baru.

19. Bagaimanakah pemakaian ini, itu, dan begini , begitu?

Kata ini dan itu biasa digunakan sebagai kata penunjuk.Dalam pemakaian umum , ini
menunjuk sesuatu yang dekat dengan pembicara sedangkan itu menunjuk sesuatu yang jauh
dari pembicara. Dalam bahasa tulis terdapat konvensi yang lazim diikuti. Kata ini digunakan
untuk mengacu ke bagian yang akan disebutkan. Untuk lebih jelasnya, kita perhatikan
contoh berikut.

(1) Saya sangat tertarik pada perkumpulan yang Saudara pimpin. Saya ingin memperoleh
jawaban dari Saudara atas beberapa pertanyaan saya ini.Pertama, dimanakah saya dapat
mendaftarkan diri?Kedua, berapakah uang iuran setiap bulan?

Pada contoh (1) di atas, kata ini mengacu pada kedua pertanyaan yang disebut
kemudian.Jika pertanyaan itu disebutkan terlebih dahulu, kata pengacu yang digunakan
adalah itu.Perhatikan perubahan susunannya berikut ini.

(2) Saya angat tertarik pada perkumpulan yang Saudara pimpin. Di manakah saya dapat
mendaftarkan diri?Berpakah uang iuran setiap bulan?Saya ingin memperoleh jawaban dari
saudara atas pertanyaan itu.

13
Pada contoh (2) kata itu mengacu balik ke bagian yang telah disebutkan, yakni dua kalimat
tanya di depannya. Contoh berikut ini memperlihatkan pemakaian kata ini secara bersama-
sama.

(3) Karena petunjuk pelaksanaan yang disiapkan dipandang tidak praktis, disusunlah
petunjuk baru. Selain alasan itu, ada pula alasan lain yang dapat disebutkan berikut ini. (a)
landasan hukum tidak lengkap. (b) penanggung jawab kegiatan tidak ditegaskan. (c) sanksi
atas kelalaian pelaksanaan tidak dinyatakan.

Di samping kata ini dan itu, ada pula kata begini dan begitu yang mempunyai aturan
pemakaian yang sama. Menurut asal-usulnya, kata begini berasal dari bagai ini dan
begitu berasal dari bagai itu. Kata begini mengacu kebagian yang akan disebutkan,
sedangkan begitu mengacu ke bagian yang telah disebutkan. Marilah kita perhatikan
contoh berikut ini.

(4) Beginilah cara menggiring bola yang baik. Tendanglah bola sesuai dengan kecepatan
berlari. Setiap kali bola ditendang, kaki Anda yang lain harus masih dapat menjangkaunya.
Semakin keras tendangan Anda, semakin cepat Anda harus berlari.

Pada contoh di atas kata begini mengacu ke bagian berikut dari paragraf itu yang
menjelaskan cara menggiring bola. Kini kita perhatikan pemakaian kata begitu.

(5) Jika bola ditendang terlalu keras, sedangkan Anda tidak cepat berlari , kemungkinan
besar yang terjadi adalah bahwa kaki Anda yang lain tidak dapat menjangkaunya. Jika
lawan Anda mengawal secara ketat, bola yang di luar jangkauan kaki Anda dapat
diserobotnya. Dengan begitu Anda akan kehiangan bola.

Pada contoh di atas, kata begitu mengacu ke pernyataan yang telah disebutkan, yakni hal
lepasnya bola ke kaki lawan. Tentu saja kata begitu yang dibicarakan bukanlah yang
semakna seperti yang terdapat dalam kalimat Ia begitu berwibawa atau begitu datang ia
marah-marah.

20. Manakah yang benar kotif atau kotip?


Kota seperti depok kadang-kadang disebut dengan singkatan kotif dan kadang-kadang pula
kotip.Manakah bentuk yang benar? Kedua bentuk itu merupakan kependekan dari
kotaadministratif bukan administratip. Kata administrative kita indonesiakan menjadi
administratif dan bukan administratip.Bandingkan pula dengan passive menjadi pasif;
active menjadi aktif;communicative menjadi komunikatif. Pemendekan

14
kotaadministrative jelas salah sekalipun kadang-kadang bentuk itu dipakai. Bentuk
yang benar adalah Kotif.

21. Apa yang dimaksud dengan kata aktivis?


Aktivis adalah orang yang giat bekerja unuk kepentingan suatu organisasi politik
atau organisasi massa lainnya. Dia mengabdikan tenaga dan pikirannya , bahkan
sering mengorbankan harta bendanya untuk mewujudkan cita-cita organisasi.

Contoh kalimat yang menggunakan kata aktivis adalah sebagai berikut:


(1) Beberapa aktivis lembaga sosial masyarakat mengingatkan pentingnya lingkungan hidup
yang sehat .

(2) Organisasi kita membutuhkan seorang aktivis yang rela menyumbangkan tenaga dan
pikirannya untuk kelangsungan organisasi.

22. Ki-lo-gram ataukah ki-log-ram?

Pertanyaan di atas berkaitan dengan ejaan tentang pemenggalan kata yang dinyatakan
dengan tada hubung di antara suku kata yang dipenggal. Jika ada dua konsonan yang
berurutan di tengah kata , pemenggalanny dilakukansetelah konsonan pertma. Misalnya,
April dipenggal menjadi Ap-ril, janji menjadi jan-ji, runding menjadi run-ding. Jika di
tengah kata terdapat tiga konsonan atau lebih pemenggalannya juga dilakukan setelah
konsonan yang pertama.Contohnya, Instansi dipenggal menjadi in-stan-si, instruksi
menjadi in-struk-si.

Pemenggalan kata yang mengandung bentuk trans- dilakukan dengan memperhatikan


ketentuan berikut.

a. Jikatrans- diikuti bentuk bebas, pemenggalannya dilakukan dengan memisahkan trans-


sebagai bentuk utuh dan bagian yang lainnya dipenggal sebagai kata dasar, misalnya kata
transmigrasi dipenggal menjadi trans-mig-ra-si, tranfusi menjadi trans-fu-si, trans-ak-si.

b . Jika trans- merupakan bagian dari kata dasar, pemenggalannya dilakukan dengan
mengikuti pola pemenggalan kata dasar.Misalnya, transenden dipenggal menjadi tran-sen-
den, transisi menjadi tran-si-si, transit menjadi tran-sit.

Demikian juga, pemenggalan kata yang mengandung bentuk eks- dilakukan sebagai berikut.

a. Jika eks terdapat pada kata yang pemakaiannya dapat disejajarkan dengan in- atau
im- pemenggalannya dilakukan di atara eks dan unsure berikutnya. Contoh: ekstra
15
dipenggal menjadi eks-tra, ekspor menjadi eks-por, ekslisit menjadi eks-pli-sit,
eksternal menjadi eks-ter-nal, ekslusif menjadi eks-klu-sif.
b. Bentuk eks yang tidak dapat disejajarkan dengan bentuk in- dan im-
pemenggalannya dilakukan di antara ek- dan bagian kata yang mengikutinya.
Misalnya, kata ekses dipenggal menjadi ek-ses, ekstrem menjadi ek-strem, dan
eksistensi menjadi ek-sis-ten-si.

Kata-kata lain yang mengandung dua unsur atau lebih yang salah satu unsurnya dapat
bergabung dengan unsure lain, pemenggalannya juga melalui dua tahap. Mula-mula unsure
itu dipisahkan , kemudian dipenggal dengan mengikuti pola pemenggalan kata dasar.

Contohnya: - kilogram dipenggal menjadi kilo dan gram kemudian ki--lo—gram

- biografi dipenggal menjadi bio dan grafi kemudian bi--o—gra—fi

- biologi dipenggal menjadi bio-logi kemudian bi—o—lo—gi

23. Apakah padanan untuk go public dan go internasional?

Beberapa tahun yang lalu dunia usaha Indonesia diramalkan oleh adanya Bursa Efek
Jakarta( BEJ). Di busa efek ini beberapa perusahaan yang memenuhi kriteria tertentu dari
pemerintah dapat menjual sahamnya kepada masyarakat. Perusahaan yang telah mendapat
izin menjual sahamnya di bursa efek disebut perusahaan yang telah go public. Berikut ini
contoh sebuah kalimat yang menggunakan kata go public. Contoh:

Ia juga skeptic atas rencana PT Ssemen Padang danPT Semen Tonasa untuk go
public di BEJ. (Kompas, 17 Juni 1993)

Perusahaan yang go public ialah perusahaan yang telah masuk ke bursa untuk menjual
saham-sahamnya kepada masyarakat. Untukmitu, kita berikan padanan kata go public
dengan ‘masuk bursa’.

Setelah kata go public muncul, akhir-akhir ini kita sering mendengar ataupun membca
istilah go internasional. Berikut contoh wacana yang menggunakan kata go internasional.

Harapan agar usaha badan milik negara (BUMN) go internasional tampaknya tidak
dapatdirealisasikan segera karena tak satu pun BUMN dinilai layak melakukan hal itu.
Bahkan,perusahaan swasta sekalipun tidak mampu menembus pasar modal
internasional. Tambahan pula, daripada harus merepotkan diri mengurusi rencana

16
BUMN go internasional , pemerintah lebih baik membenahi Bura EfekJakarta (BEJ)
terlebih dahulu, karena lebih mudah dilakukan.(Kompas,17 Juni 1993).

Dari contoh di atas, kita dapat mengambil simpulan bahwa konsep go internasional ialah
masuknya perususahaan , misalnya BUMN ke dalam pasar modal internasional atau
pasar modal dunia.Jika kata go public kita padankan dengan masuk bursa mengapa go
internasional tidak kita padankan dengan masuk bursa internasional atau masuk bursa
dunia?

24. Apakah makna kata pekerjaan, profesi, dan jabatan?

Apa saja yang dikerjakan atau dilakukan seseorang merupakan pekerjaan. Yang dimaksud
dengan pekerjaan di sini ialah jenis perbuatan atau kegiatan untuk memperoleh imbalan
atau upah.Dengan cirri makna yang demikian, pekejaan juga dapat disebit mata percarian
atau pokok penghidupan.

Dalam konteks itu secara khusus kita mengenal jenis pekerjaan yang lazim disebut profesi
dan jabatan.Jenis pekerjaan yang menuntut penddikan dan keahlian khusus disebut
profesi.Yang dapatdigolongkan dalam kategoriitu, antara lain: pekerjaan seorang dokter,
guru, pengacara, dan peneliti.

Pekerjaan pengemudi, mandor,pembantu rumahtangga tidak termasuk profesi. Jabatan


merupakan jenis pekerjaan yang berhubungan dengan struktur suatu
organisasi.Direktur, kepala bidang, dan sekretaris, misalnya merupaakan jabatan. Dalam
pengertian itu, dikenal pula istilah ,seperti jabatan fungsuonal,jabatan structural, dan
jabatan rangkap.

25. Bagaimana menggunakan kata hampir dan nyaris dalam kalimat?

Kata hampir dan nyaris mempunyai kemiripan arti.Keduanya menyatakan hal yang dekat
dengan peristiwa atau keadaan tertentu. Perbedaannya ialah bahwa kata hampir bersifat
netral;mungkin berkaitan dengan hal yang tidak diinginkan.,mungkin pula tidak.Kata
nyaris cenderungdikaitkan dengan peristiwa yang tidakmdiinginkan., misalnya bahaya,
kecelakaan,kemalangan, dan sebagainya.Contoh dalam kalimat:

(1) Mobil kami hampir kehabisan bensin ketika sampai di Semarang.

(2) Kedua pesawat penumpang itu nyaris bertabrakan.

17
Katahampirmengandungmakna’belum’dan mengisyaratkan bahwa peristiwa yang
dimaksudkan itu selanjutnya dapat terjadi.

Pada kalimat (1) misalnya, mobil itu dapat benar-benar kehabisan bensin setelah melewati
Semarang. Contoh lain dalam kalimat berikut ini.

(3) Hari sudah hampir malam.

Kata nyaris tidak mengisyaratkan berlangsungnya suatu proses. Pada kalimat (2) di atas,
misalnya, tidak diisyaratkan bahwa peristiwa tabrakan betul-betulnterjadisesudah itu.Dalam
hal ini, kata nyaris sepadan dengan hamper saja seperti pada kalimat berikut.ini.

(4) Kedua pesawat penumpang itu hampir saja bertabrakan.

Untuk peristiwa yang tidak ada hubungannya dengan bahaya atau kecelakaan, kita dapat
menggunakan hampirsaja dan bukan nyaris. Berikut ini contohnya:

(5) Iahampir saja menjadi juara dalam turnamen itu.

Unuk menyatakan hal yang mendekati keadaan atau sifat tertentu dapat digunakan kata
hampir-hampir dan bukan nyaris. Berikut ini contohnya:

(6) Gerakannya hampir-hampir sempurna.

(7) Ia manusia yang hampir-hampir tidak mengenal menyerah.

Setelah memperhatikan pengertian dan perbedaan kata nyaris dan hampir itu ,
diharapkan kita lebih cermat dalam mempergunakannya sesuai dengan keperluan kita.

26. Bagaimana menggunakan menghindari dan menghindarkan dalam kalimat?

Kata menghindari dan menghindarkan tidak dibentuk dari kata dasar hindar serta
imbuhan me-… dan me-… -kan, tetapi berasal dari bentuk hindari dan hindarkan yang
mendapat awalam me-. Kedua kata itu pemakainannya sering dikacaukan karena pada
umumnya orang menganggap bahwa kedua kata itu memiliki makna yang sama. Akibatnya,
kedua kalimat seperti berikut ini dianggap mengandung informasi yang sama.

(1) Kami telah berusaha menghindari kesulitan.

(2) Kami telah berusaha menghindarkan kesulitan.

18
Jika kita cermati, tampak bahwa kedua kalimat itu sebenarnya berbeda. Pemakaian kata
menghindari mengisyaratkan bahwa yang bergerak bukanlah objek , melainkan subjek atau
pelakunya.

Dengan demikian, kesulitan yang merupakan objek kalimat(1) sebenarnya tetap ada dan
juga tidak teratasi karena subjek kami yang bergerak pada kalimat itu hanya mengupayakan
atau mencari jalan yang lain agar tidak berhadapan dengan kesulitan. Hal itu berbeda
dengan penggunaan kata menghindarkan pada kalimat(2) . Pada kalimat (2) itu yang
bergerak adalah objeknya., yaitu kesulitan bukan subjeknya. Karena bergerak, kesulitan itu
sudah teratasi sehingga tidak ada lagi.Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan contoh
pemakaian kata menghindari dan menghindarkan yang tepat dengan objek yang konkrit.

(3) Kecelakaan tiu terjadi karena sopir bus tidak dapat menghindari sedan yang melaju
dari arah depan.

(4) Dia sudah berusaha menghindarkan mobil yang dikendarainya itu dari terjangan
bus kota.

Kedua contoh tersebut diharapkan dapat memperjelas penggunaan kata menghindari dan
menhindarkan pada khususnya dan imbuhan –i serta -kan pada umunya. Sebagai patokan
perlu dipahami bahwa kalimat yang predikatnya berupa kata kerja yang berakhiran –I,
secara umum, objeknya tidak bergerak. Sebaliknya, jika predikatnya berupa kata kerja yang
berakhiran –kan lazimnya objek kalimat itu bergerak. Ciri makna tentang bergerak atau
tidak bergeraknya juga tampak pada kalimat yang predikatnya berupa kata melempari, dan
melemparkan seperti contoh kalimat di bawah ini.

(5) Anak itu melempari mangga dengan batu.


(6) Toto melemparkan manggaitu ke dalam keranjang.
Objek mangga pada kalimat(5) memperlihatkan makna yang berbeda dengan mangga pada
kalimat (6). Pada kalimat (5)mangga merupakan objek yang tidak bergerak, sedangkan
pada kalimat (6) mangga merupakan objek yang bergerak.

27. Pemakaian di mana


Pengaruh Bahasa Asing
Pemakaian bentuk di mana sebagai ungkapan penghubung antara anak kalimat dan induk
kalimat harus dihindari.Contoh penggunaan kata seperti itu nterlihat pada kalimaat berikut.

(1) Burung itu terbang ke sarang di mana ia meninggalkan anak-anaknya.

19
Untuk contoh itu, kata tempat dapat digunakan untuk menggantikan fungsi di mana
sehingga menjadi seperti berikut.

(2) Burung itu terbang ke sarang tempat ia meninggalkan nanak-anaknya.

Tidak hanya kata tempat yang dapat menggantikan bentuk di mana.Bentuk di mana pada
kalimat (3) di bawah ini dapat digantikan oleh bentuk dengan dan kata menjadi diganti
dengan sebagai.Hasil perubahan itu terlihat pada kalimat(4) .

(3) Acara berikutnya adalah “Kuis Remaja” di mana kris Arya menjadi pembawa
acaranya.

(4) Acara berikutnya adalah “Kuis Remaja” dengan Kris Arya sebagai pembawa
acaranya.

Pada dua contoh pemakaian yang harus dihindari itu kalimat(1) dan (3) bentuk di
mana merangkaikan kata benda (sarang dan “Kuis Remaja”) dengan keterangan pewatas
yang merupakan anak kalimat (ia meninggalkan anak-anaknya dan Krisarya menjadi
pembawa acaranya) Penggunaan bentuk seperti itu dapat dikatakan sebagaim pengaruh
struktur bahasa asing atausebagai akibat penerjemahan kalimat bahasa asing yang kurang
cermat.

Tidak jarang ditemukan pula pemakaian di mana yang tidak mencerminkan adanya
pengaruh bahasa asing, tetapi agaknya disebebkan oleh ketidakcermatan penggunaan
ungkapan perangkai atau penghubung dalam kalimat seperti terlihat pada contoh berikut.

(5) Kepala desa sangat berterima kasih kepada warga di mana telah bersedia
menjaga

kebersihan di lingkungan masing-masing.

Pemakaian kata penghubung dalam struktur kalimat semacam itu jelas tidak ada dalam
bahasa asing. Jadi,tampaknya hal itu hanya merupakan akibat dari pengguna bahasa yang
tidak menguasai cara menggunakan bentuk penghubung yang sesuai dengan pertalian
makna. Seharusnya kalimat itu ditata sebagai berikut.

(6) Kepala desa sangat berterima kasih kepada warga yang telah bersedia mnjaga

kebersihan di lingkungan masing-masing.

20
Perhatikan pula contoh berikut :

(7) Usaha ini akan dikembangkan terus di mana pemerintah juga akan membantu

menyediakan tenaga untuk melatih para pengelolanya.

Sebenarnya dalam kalimat (7) itu, bentuk di mana tidak perlu dipakai. Cukuplah kita
gunakan kata dan sehingga kalimatnya menjadi seperti berikut;

(8) Usaha ini akan dikembangkan terus dan pemerintah akan membanru
menyediakan

tenaga untuk melatih para pengelolanya.


28. Pemakaian yang mana
Yang mana atau yang?

Pemakaian yang mana sering digunakan bentuk yang.Contohnya seperti berikut ini.
(1) Pemiminjam akan dikenai denda untuk buku yang mana tidak dikembalikan setelah
dua minggu masa pinjam.

Penggunaan bentuk yang mana semacam itu salah.Kalimat yang benar untuk
mengungkapkan hal itu adalah sebagai berikut.

(2) Peminjam akan dikenai denda untuk buku yang tidak dikembalikan setelah dua

minggu masa pinjam.

Jadi, di sini kita hanya menghilangkan kata mana dan cukup menggunakan kata yang.Kata
yang itu berfungsi menghubungkan kta benda buku dengan bagian selanjutnya.

Agak aneh juga contoh berikut ini.

(3) Pemerintah akan membangun sebuah jembatan yang mana jembatan itu dapat

menguhubungkan kedua daerah itu.

Mengapa kata jembatan diulang lagi? Tampaknya yang harus dihilangkan dari kalimat itu
tidak hanya kata mana, tetapi juga kata jembatan yang kedua sehingga kalimatnya menjadi
kalimat berikut ini

(4) Pemerintah akan membangun sebuah jembatan yang dapat menghubungkan


kedua daerah itu.

21
Janganlah dilupakan bahwa kata yang itu merangkaikan dua gagasan yang di dalamnya
memuat unsur yang sama. Kalimat itu berisi dua gagasan , yakni Pemerintah akan
membangun sebuah jembatan dan jembantan itu menghubungkan kedua daerah itu. Di
sini ada bentuk yang sama , yakni jembatan. Sesudah dirangkaikan dengan kata yang, unsur
yang sama itu tidak diulang lagi.

29. Pengunggunaan bentuk di mana dan yang mana?

Penggunaan bentuk di mana secara tepat terlihat pada contoh berikut:


(1) Di mana rapat itu diselenggarakan?
(2) Kitalah yang harus menentukan di mana rapat itu diselenggarakan.
Di sini bentuk itu dipakai sebagai kata Tanya tentang tempat pada sebuah kalimat tanya
atau sebagai kata penghubung yang menyatakan tempat, tetapi bukan perangkai antara kata
benda pewatasnya. Kita melihat bahwa contoh (1) dan (2) di depan bentuk di mana tidak
terdapat kata benda.

Pemakaian bentuk yang mana secara tepat terlihat pada contoh berikut.

(1) Kelompok kerja Anda yang mana?


(2) Dia belum tahu baju yang mana yang akan dipakainya.
Dari contoh-contoh itu dapat kita lihat bahwa yang mana itu digunakan untuk bertanya atau
membuat pernyataan yang mengandung pilihan. Pernyataan dalam kalimat (1) dibuat oleh
orang yang mengetahui bahwa ada beberapa kelompok kerja dan ia ingin mengetahui
kelompok kawan bicaranya. Pernyataan dalam kalimat(2) mengandung pengertian bahwa
ada beberapa baju yang dapat dipakai, tetapi pemakainya belum dapat menentukan
pilihannya. Beberapa kasus pemakaian bentuk di mana yang salah dapat dikatakan
dipengaruhi bahasa asing, yakni orang menggunakan bentuk itu karena di dalam kalimat
bahasa Inggris, misalnya digunakan kata where pada konstruksi tertentu.

Apakah pemakaian yang mana yang salah selalu disebabkan oleh pengaruh bahasa
asing?Agaknya bukan itu penyebab utamanya.Kesalahan itu terjadi karena orang tidak mau
membedakan fungsi yang dan yang mana. Bentuk yang digunakan sebagai perangkai kata
benda dengan keterangan pewatasnya adalah yang , bukan yang mana. Perhatikan contoh
berikut ini.

(1)meja yang kecil bukan meja yang mana kecil

(2)penidikan yang memadai bukan pendidikan yang mana memadai

22
Kadang-kadang ditemukan pemakaiann yang mana yang memang tidak dapat digantikan
dengan yang seperti terlihat pada contoh berikut.

(3) Koperasi ini harus berjalan dengan baaik yang mana kebutuhan setiap anggota
dapat dipenuhi dari sini.

(4) Ekspor udang meningkat terus yang mana negara tujuan ekspor pun kian
bertambah.

Dengan menggunakan kata yang cocok untuk menggantikan bentuk yang mana ,
kalimat di atas dapat lebih mudah dipahami.

Perhatikanlah hasil perbaikan berikut.

(5) Koperasi ini harus berjalan dengan baik sehingga kebutuhan setiap anggota dapat

dipenuhi dari sini.

(6) Ekspor udang meningkat terus dan negara tujuan ekspor pun kian bertambah.

LATIHAN

Ada 29 butir pertanyaan kebahasaan.Buatlah 1(satu) kalimat setiap butir dari pertanyaan
kebahasaan itu.Berarti ada 29 kalimat yang Anda susun secara tertulis. Selamat bekerja.

REFERENSI Kegiatan Belajar ke- 1, ke-2, dan k e-3

1. Tim Pengajar Kemahiran Bahasa Indonesia I dan II (Ketrampilan Menulis Ilmiah)


2011.Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sam Ratulagi Manado
2. Buku Praktis Bahasa Indonesia 1. 2011. Badan Pengembangan dan Pembinaan bahasa
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
3. Buku Praktis Bahasa Indonesia 2. 2011. Badan Pengembangan dan Pembinaan
BahasaKementerian Pendidikan dan Kebudayaan
4. Gorys Keraf. 2004. Komposisi : Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa. Ende Flores

23
BAB II.

PENULISAN KATA DAN KALIMAT YANG BENAR

A. KATA BAKU DAN TIDAK BAKU

Baku Tidak Baku


akuntan akountan
baut baud
ekstrem ekstrim
geladi gladi
hierarki hirarki
insaf insyaf
jadwal jadual
karier karir
khawatir kuatir
khotbah khutbah
kompleks komplek
kongres konggres
korps korp
manajemen managemen
metode metoda
misi missi
nakhoda nakoda
prangko perangko
stasiun setasiun

Baku Tidak Baku


sutera sutra
syahdu sahdu
tata bahasa tatabahasa
teknik tehnik
terampil trampil
trotoar trotoir
ubah rubah
wakaf wakap
wasalam wassalam
wujud ujud
antre antri
atlet atlit
Februari Pebruari
film filem
frekuensi frekwensi
izin ijin
juang joang
jumat jum’at
kabar khabar
konkret kongkrit
kualitas kwalitas

24
kuantitas kwantitas
November Nopember
lembap lembab
paruh paro
tenteram tentram
zaman jaman
ziarah jiarah

Baku Tidak Baku


eka- ekasuku eka suku
ekabahasa eka bahasa
dwi- dwifungsi dwi fungsi
dwipihak dwi pihak
dwiwarna dwi warna
tri- trilomba tri lomba
tridarma tri darma
tritunggal tri tunggal
catur- caturwarga catur warga
caturdarma catur darma
panca- Pancasila Panca Sila
pancawarna panca warna
pancakrida panca krida
sapta- saptadarma sapta darma
saptamarga sapta marga
adi- adidaya adi daya
adikuasa adi kuasa
adibusana adi busana
manca- mancanegara manca Negara
mancawarna manca warna
swa- swasembada swa sembada
swalayan swa layan
nara- narasumber nara sumber
narapidana nara pidana
pasca- pascasarjana pasca sarjana
pascapanen pasca panen
pascadoktoral pasca doctoral
purna- purnabakti purna bakti
purnawaktu purna waktu

B. PENULISAN KATA YANG BENAR


Benar Salah
Amir, S.H. Amir, SH.(Sarjana Hukum)
Amir, S.E., M.Si. Amir, SE. MSI
Angkatan IV Angkatan ke-IV
Angkatan ke-4 Angkatan 4
antarnegara antar Negara
daripada dari pada
KBRI K.B.R.I
kuitansi kwitansi
25
saya pun sayapun
semifinal semi final
si pengirim sipengirim
subsistem sub sistem
tunasosial tuna sosial
ultramodern ultra modern
uang 500-an uang 500an
300 barel(tong) 300barrel
5g 5 gr
10 km 10 Km
6l 6 lt
6 liter 6 ltr

C.PEMAKAIAN BENTUK KATA YANG TEPAT DALAM KALIMAT


1.Imbuhan pada sebuah kata kerja memberikan makna pada kta kerja itu. Oleh
sebab itu, pemakaiannya pun harus dilakukan secara cermat.Berikut ini beberpa
contoh pemakaian imbuhan, dalam hal ini akhiran yang perlu diperhatikan.(1)
Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan iman.Akhiran –kan pada
kata yang diberikan seharusnya tidak muncul. Kalimat itu seharusnya: Semoga
keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan iman atau Semoga kekuatan iman
diberikan kepada keluarga yang ditinggalkan.
Bandingkan dengan kalimat berikut.
a. Saliman memberiadiknya buku baru.
b. Adiknya diberi (Saliman) buku baru.
c. Saliman memberi buku baru kepada adiknya.
d. Buku baru diberikan Saliman kepada adiknya.
Perhatikan juga penggunaan akhiran –kan pada contoh berikut.
e. Gubernur menugaskan walikota untuk menyelesaikan masalah itu.
Bentukmenugaskan tidak tepat digunakan dalam kalimat di atas.Bentuk
yang seharusnya digunakan ialah menugasi sehingga kalimat perbaikannya
menjadi seperti berikut.
(6a) Gubernur menugasi walikota untuk menyelesaikan masalah itu.
Agar lebih jelas perhatikan kalimat- kalimat berikut.
f. Ia menugaskan penyusunan buku itu kepada saya.
g. Penyusunan buku itu ditugaskan kepada saya.
h. Ia menugasi saya untuk menyusun buku.

26
Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa menugaskan berarti ‘menjadikan
tugas’, sedangkan menugasi berarti ‘memberi tugas kepada’.
2. Kata Ranking dan Langganan
Kata ranking sering digunakan pada kalimat seperti berikut.
1. Di kelasnya dia menduduki ranking kedua.
Kata ranking di sini diartikan ‘peringkat’.Pengertian ini tidak tepat.Dalam
bahasa Inggris kata ranking sesungguhnya berarti pemeringkatan. Pemeringkatan
adalah proses menyusun urutan berdasarkan tolok ukur tertentu. Kedudukan
dalam urutan itu disebut peringkat atau rank.Dalam kalimat(1) di atas kita
seharusnya tidak menggunakan kata ranking, tetapi peringkat. (Kata rank yang
sepadan dengan peringkat tidak kita serap. Kalimat itu perlu diubah menjadi:
(1a) Di kelasnya dia menduduki peringkat kedua.Kata langganan sering digunakan
dalam kalimat seperti berikut.
2. Saya ingin langganan majalah itu.
Kata langganan bukanlah verba(kata kerja), melainkan nomina(kata benda).
Verbanya adalah melanggani atau berlangganan.Kalimat (2) itu dapat diperbaiki
menjadi (2a) ataupun (2b).(2a) Saya ingin melanggani majalah itu.(2b) Saya ingin
berlangganan majalah itu.Kata langganan dapat digunakan seperti dalam kalimat
(3) Uang langganandapat dibayarkan sebulan sekali.
Pemakaian kata sebentar, sejenak, sekejap, sekilas, dan sepintas
Kelima kata ini memiliki makna yang hamper sama, yaitu menggambarkan
waktu yang amat singkat atau amat pendek. Akan tetapi, jika diamati lebih teliti
terlihat bahwa kata-kata itu berbeda pemakaiannya.
Perhatikan contoh berikut.
sebentar
sejenak
(1) Coba perhatikan sepintaslukisan itu.
sekilas
sekejap

sebentar.
sejenak.

(2) Ia memandangku sepintas.


Sekilas.
Sekejap.
sebentar
sejenak
(3) Bacalah sepintas halaman lima.
sekilas
sekejap

27
3. Istilah Ekonomi dan Akuntansi
− Agent1 Seseorang yang mewakili atau bertindak untuk memberikan
Pertanggungjawabankepada pihak lain; 2 Perantara yang melakukan
pembelian atau penjualan ata nama prinsipalnya tanpa menjal hak milik atas
barang sebagai imbalan jasa ia menerima komisi.
− Aksep bank(bank acceptance) surat wesel yang diaksep oleh bank dan
dipergunakan untukpembayaran dalam transaksi dagang atau untuk
dipinjamkan dalam modal usaha.
− Aktapendirian(certificate of incorporation) dokumen yang diterbitkan
instansi resmi mengenai perseroan terbatas.
− Aktuaris(actuary) ahli matematika yang menghitung asuransi berdasarkan
tablepengalaman dan premi berdasarkan resiko itu dengan tunjangan untuk
bunga atas cadangan yang disisihkan, premi dan lain-lain.
− Akumulasi(accumulation) tambahan periodik suatu dana dari bunga atau
tambahan lain pada tambahan laba neto pada laba yang ditahan.
− Akumulasi Biaya(accumulation of costs) himpunan semua biaya yang akan
dibeban pada produk, proses, atau pesanan.
− Akuntan (accountant) seseorang yang ahli dalam bidang akuntansi.
- Akuntan public(public accountant) akuntan yang memberikan jasa akuntansi
secaraprofessional kepada masyarakat(publik).
- Akuntansi(accountancy) teori praktik akuntansi yang meliputi tanggung
jawab standar, konvensi, dan aktivitas pada umumnya; juga mencakup
akunting dan audit.
- Anggaran Kas(cash budget) taksiran mengenai penerimaan dan pengeluaran
kas yang diharapkan untuk periode yang akan datang serta sisa yang
dihasilkan.
- Anggaran Belanja Berimbang(balanced budget) anggaran belanja yang
penerimaan dan pengeluarannya sama besar.
- Anggaran Biaya(cost budget) anggaran yang disusun untuk perencanaan
semua biaya yang diperlukan untuk membuat dan menjual produk seperti,
anggaran produksi, anggaran biaya penjualan, anggaran biaya administrasi.
- Anggaran Jangka Panjang(long range planning budget) anggaran yang
jangkawaktunya panjang biasanya untuk dua sampai lima tahun.
28
- Anggaran Kontrol Jangka Pendek(short range control budget)anggaran yang
dibuat untuk satu tahun dengan maksud untuk mengendalikan biaya.
- Anggaran modal(capital budget, capital addition budget) anggaran untuk
menambah barang-barang modal.
- Anggaran Nyata(current budget) pengeluaran yang seharusnya tercapai
seperti pada tingkat aktivitas yang nyata-nyata terjadi.
- Anggaran Operasi(operating budget) anggaran yang meliputi pendapatan
dan biaya sebagai kontras dari anggaran modal.
- Anggaran Persediaan(inventory budget) anggaran yang mencerminkan
persediaan bahan atau barang jadi produk yang ada pada waktu tertentu
(termasuk persediaan maksimum dan minimum.
- Anggaran Produksi(manufacturing budget) anggaran yang terdiri atas tiga
sub-anggaran yaitu anggaran upah langsung dan anggaran biaya tidak
langsung.
- Anggaran Tenaga Kerja(labour budget) anggaran yang mencerminkan
banyaknya tenaga kerja yang diperlukan.
- Audit 1 pemeriksaan pembukuan tentang keuangan(pabrik, bank, dsb.); 2
pengujian efektivitas keluar masuknya uang dan penilaian kewajaran laporan
yang dihasilkan.
- Badan Usaha (business enterprise) usaha perseorangan, kerja sama maskapai,
usaha patungan atau usaha sekelompok orang yang memiliki kepentingan
bersama dan bergerak dalam kegiatan ekonomi dan tesusun dalam suatu unit
yang diakui mempunyai eksistensi terpisah dan jelas di dalam masyarakat.
- Bahan Baku(raw materials) salah satu golongan barang industri yang akan
merupakan bagiandari produk jadi yang sebelumnya tidak atau belum
mengalami pemrosesan.
- Bank(bank) lembaga keuangan yang usah pokoknya memberikan kredit dan
jasa dalam peredaran pembayaran uang.
- Bank Deposito (depository bank) bank atau lembaga lain yang menerima
deposito atau simpanan uang dari para nasabahnya.

29
- Bank koperasi( cooporative bank) bank yang berdasarkan peraturan koperasi
melakukan usaha perkreditan untuk membantu koperasi lain seperti koperasi
produksi dan koperasi petani.
- Bank Pembangunan(development bank) bank yang dananya terutama
diperoleh dari simpanan dalam bentuk deposito dan mengeluarkan surat
berharga dalam jangka menengah dan jangka panjang serta memberikan
kredit jangka pendek dan jangka panjang dalam sektor pembangunan.
- Bank Tabungan(savings bank) bank yang dananya terutama diperoleh dari
simpanan dalam bentuk tabungan usahanya adalah membungakan dananya
dalam surat berharga.
- Barang Bebas (free goods) barang yang jumlahnya tidak terbatas yang
diperoleh tanpa pengorbanan dan diperlukan bagi kepentingan hidup
manusia.
- Barang Jadi (finish goods) barang yang sudah selesai diproses dan siap untuk
dijual atau digunakan

D.KALIMAT
1. KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
pemakainya secara tepat dan dpat dipahami secara tepat pula.Berikut ini contoh
kalimat yang tidak efektif.Kalimat (1) diambil dari sebuah tiket bus dan kalimat(2)
diambil dari sebuah majalah.(1) Jika bus ini mengambil penumpang di luar agen,
Anda diharap melaporkan kepada kami.Kalimat ini kurang jelas maksudnya
karena ada bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar.Siapakah yang diminta
“supaya melaporkan kepada kami”?Ternyata imbauan ini untuk para penumpang
yang membeli tiket di agen. Jika demikian, kalimat ini perlu diubah menjadi:
(1a) Jika bus ini mengambil penumpang di luar agen, Anda diharap melaporkannya
kepada kami.
Jika subjek induk kalimat dan anak kalimatnya dibuat sama ubahannya menjadi:
(1b) Jika bus ini mengambil penumpang di luar agen, harap dilaoprkan kepada
kami.
Apakah yang berisi cairan racun itu?Jika jawabnya “dapur”, kalimat ini sudah baik.
Jika jawabnya” botol air” , letak keterangannya perlu diubah menjadi:
30
(2a)Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun.
2. KALIMAT TIDAK BAKU
1. Semua peserta daripadapertemuan itu sudah pada hadir.
2. Kami menghaturkanterima kasih atas kehadirannya.
3. Mengenai masalah ketunaan karya perlu segera diselesaikan dengan
tuntas.
4. Sebelum mengarang terlebih dahulu tentukanlah tema karangan.
5. Kita perlupemikiran-pemikiran untuk memecahkan masalah-masalah
yang berkaitandengan pelaksanaan pengembangan kota.
6. Pertandingan itu akan berlangsung antara Regu A melawan Regu B.
3. KALIMAT BAKU
Semua peserta dalam pertemuan itu sudah hadir.
1. Kami mengucapkan terima kasih atas kehadiran Saudara.
2. Masalah ketunakaryaan perlu segera diselesaikan dengan tuntas.
3. Sebelum mengarang tentukanlaj tema karangan.
4. Kita perlu pemikiran untuk memecahkan masalah yang berkaitan
dengan pelaksanaanpengembangan kota.
5. Pertandingan itu akan berlangsung antara Regu A dan Regu B.
4. KALIMAT BERMAKNA GANDA
Kalimat yang memenuhi ketentuan tata bahasa, tetapi masih menimbulkan tafsiran
ganda tidak termasuk kalimat yng efektif.Brikut ini contohnya.
(1) Tahun ini SPP mahasiswa baru dinaikkan.
Kata baru di atas menerangkan kata mahasiswaatau kata dinaikkan?
Jika menerangkan mahasiswa, tanda hubung dapat digunakan untuk menghindari
salah tafsir.
(1a)Tahun ini SPP mahasiswa-baru dinaikkan.
Jika kata baru menerangkan dinaikkan, kalimat itu dapat diubah menjadi:
(1b) SPP mahasiswa tahun ini baru dinaikkan.
(2) Rumah sang jutawan yang aneh itu akan dijual.
Frasa yang aneh di atas memerangakan kata rumah atau frasa sang jutawan?
Jika yang aneh menerangkan rumah, kalimat itu dapat diubah menjadi:
(2a) Rumah aneh milik sang jutawan itu akan segera dijual.
31
Jika yang aneh itu menerangkan sang jutawan kata yang dapat dihilangkan
sehingga
makna kalimat di atas menjadi lebih jelas.
(2b)Rumah sang jutawan itu akan segera dijual.
5. KALIMAT PEMBUKA SURAT
Salah satu hal yang penting di dalam surat adalah kalimat pembuka surat. Kalimat
itu berfungsi sebagai pengantar isi surat yang mangajak pembaca untuk
memperhatikan pokok surat. Untuk menyampaikan hal itu, kita dituntut
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Namun, kalimat pembuka
surat yang sering kita temukan dari berbagai instansi, antara lain, sebagai berikut.
(1) Sehubungan dengan surat Saudara tanggal 22 Juli 2013 No.
225/U.IV/2013 tentang permintaan tenaga pengajar bahasa Indonesia
untuk orang asing. Kami ingin menanggapi sebagai berikut.
(2) Menjawab surat Saudara tanggal 17 April 2013, No. 257/F/III/2013
tentang pencalonan Seminar Lingkungan Hidup di Jakarta, kami beri
tahukan bahwa semua peserta yang diusulkan dapat diterima.
Berikut ini contoh kalimat pembuka surat yang disertai lampiran atau
pemberitahuan pengiriman barang (4) dan kalimat pembuka surat yang berisi
pemberitahuan (5), (6) dan kalimat pembuka surat untuk surat balasan (7).
(3) Bersama ini kami kirimkan laporan yang Saudara minta.
(4) Kami mengundang Saudara untuk menghadiri rapat yang akan
diselenggarakan pada Selasa, tanggal 6 Agustus 2013.
(7) Sesuai dengan surat Saudara tanggal 14 Februari 2013, No.
986/I/IX/2013 tentang penerimaan pegawai baru, kami ingin
memberitahukan beberapa hal berikut.
(8) Surat Anda tanggal 25 Januari 2013, No. 453/L/II/2013 sudah kami
terima. Sehubungan dengan itu, berikut kami sampaikan jawaban kami
atas pertanyaan Anda.
6. KALIMAT PENUTUP SURAT
Surat merupakan sarana komunikasi tulis. Agar dapat dipahami oleh
pembacanya di dalam penulisan surat resmi, penulis perlu mempertimbangkan
factor kesederhanaan, kesantunan bahasa, kelugasan kalimat, kecermatan, dan
ketepatan dalam pemilihan kata, dan struktur kalimat serta keserasian kata.
32
Walaupun demikian, factor kelaziman juga perlu diperhatikan. Oleh karena itu,
bagian isi surat selalu terdiri atas bagian pembuka, bagian isi, dan bagian penutup.
Bagian penutup surat dapat berupa harapan pengirim surat atau ucapan terima
kasih kepada penerima surat. Hingga saat ini masih terdapat kalimat pada bagian
penutup surat resmi sebagai berikut.
(1) Demikian agar Saudara maklum adanya.
(2) Atas perhatian Bapak disampaikan terima kasih.
(3) Demikian, atas perhatian Bapak, kami sampaikan terima kasih.
Setiap surat yang dikirimkan tentu diharapkan untuk dapat dimaklumi oleh
para penerima surat. Oleh karena itu, pernyataan seperti pada kalimat (1) tidak
diperlukan lagi.Selain itu, pernyataan pada kalimat (1) “Demikian agar Saudara
maklum adanya” bukanlah sebuah kalimat yang lengkap karena tidak memiliki
subjek dan predikat.Pernyataan itu hanya berupa anak kalimat yang tidak disertai
induk kalimatnya.Oleh karena itu pernyataan itu dapat dikatakan mubazir karena
tidak informatif.
Pada kalimat(2) penggunaan kata ganti –nya pada atas perhatiannya,
diucapkan terima kasih tidak jelas mengacu kepada siapa. Bentuk –nya itu lebih
tepat jika diganti dengan kata sapaan untuk orang kedua, seperti Saudara,Bapak,
atau Anda karena komunikasi yang terjadi di dalam surat ialah komunikasi antara
pihak pertama dan kedua. Selian itu, penggunaan imbuhan di- kata diucapkan
terasa tidak masuk akal karena secara logika akan menimbulkan pertanyaan
“Siapakah yang mengucapkan terima kasih itu? Ucapan terima kasih itu
disampaikan oleh penuls surat kepada penerima surat. Oleh karena itu, kalimat
penutup surat yang dapat digunakan ialah Atas perhatian Saudara, kami
sampaikan ucapan terima kasih. Pada contoh kalimat penutup surat nomor (3)
Demikian atas perhatian Bapak, kami haturkan terima kasih. Kata demikian tidak
diperlukan pada kalimat penutup surat itu karena penggunaan kata itu tidak
memberikan informasi apa pun. Selain itu, penggunaan kata haturkan tidaklah
tepat karena kata haturkan itu masih bersifat kedaerahan, sedangkan surat yang
dibuatnya adalah surat resmi, yang menuntut penggunaan kosakata baku bahasa
Indonesia. Oleh karena itu, kata haturkan lebih tepat jika diganti dengan kata
ucapkan apabila kita menekankan pada keinginan untuk mengucapkan sesuatau,

33
atau kata sampaikan apabila kita memang ingin menyampaikan sesuatu, yaitu
ucapan terima kasih kepada penerima surat. Jadi, di dalam penulisan surat dinas,
pada kalimat penutup surat sebaiknya tidak digunakan kata-kata yang masih
bersifat kedaerahan dan tidak digunakan kata-kata yang tidak memberikan
kejelasan informasi.

REFERENSI
1. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Kementerian Pendidikan
danKebudayaan. 2011. Buku Praktis Bahasa Indonesia 1. Seri pedoman: Pdm 003.
2. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Kementerian Pendidikan
danKebudayaan.2011. Buku Praktis Bahasa Indonesia 2. Seri pedoman : Pdm 004
3. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. 2012. Widjono, Hs.

34
KEGIATAN BELAJAR : Ke-4, dan ke-5

BAB III
PARAGRAF / ALINEA

A. PENGERTIAN, FUNGSI, DAN CIRI-CIRI PARAGRAF


1. Pengertian Paragraf
a. Paragraf
Paragraf adalah karangan mini. Artinya semua unsur karangan yang formal
dan panjang menggunakan pola yang sama dengan paragraf. Skripsi,
misalnya: berstruktur pendahuluan, deskripsi teori, metode penelitian, hasil
penelitian, dan kesimpulan. Struktur tersebut serupadengan struktur
paragraf: kalimat topik, kalimat pendukung1, kalimat pendukung 2, kalimat
pendukung 3, dan kalimat konklusi. (b) Paragraf adalah satuan bahasa tulis
yang terdiri beberapa kalimat yang tersusun secra terpadu, runtut, logis, dan
merupakan kesatuan ide yang tersusun secara lengkap dan utuh.(c) Paragraf
adalah dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang
mengungkapkan satuan informasi dengan pikiran utama sebagai topik dan
pikiran penjelas sebagai pndukung dan pengendali pengembangan topik,
dan diakhiri dengan kalimat konklusi. (d) Paragraf yang terdiri dari satu
kalimat berarti tidak menunjukkan ketuntasan atau kesempurnaan.
Sekalipun tidak sempurna, paragraf yang terdiri satu kalimat dapat
digunakan sebagai peralihan antarparagraf, sekaligus memperbesar efek
dinamika paragraf. Akan tetapi, sebagai kesatuan gagasan menjadi suatu
bentuk ide yang utuh dan lengkap, paragraph hendaklah dibangun dengan
sekelompok kalimat yang saling mengait.
2. Ciri-ciri Paragraf
a.Kalimat pertama bertakuk ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan
biasa, misalnya surat dan delapan ketukan untuk jenis karangan ilmiah formal ,
misalnya makalah, skripsi, tesis dan disertasi. Karangan, misalnya surat,
berbentuk lurus yang tidak bertakuk (block style) ditandai dengan jarak spasi
merenggang, satu spasi lebih banyak daripada jarak antarbaris lainnya.
b.Paragraf menggunakan pikiran utama, gagasan utama yang dinyatakan dengan
kalimat topik.Kalimat topik dapat ditempatkan pada posisi awal, tengah, akhir
atau awal dan akhirparagraf.

35
c.Paragraf meggunakan ide penjelas (ide pendukung atau ide pengendali) yang
dinyatakan dalam kalimat penjelas.Paragraf hanya berisi satu kalimat topik.
Penempatan kalimat topik ada empat cara:(i)kalimat topik pada posisi awal
membentuk pareagraf deduktif ; (ii) kalimattopik pada posisi akhir membentuk
mparagraf induktif.(iii) kalimat topik pada posisi tengah membentukparagraph
induktif – deduktif. (iv) kalimat topik pada posisi awal dan akhir membentuk
paragraph deduktif – induktif
d.Pragraf akademik terdiri atas kalimat topik, kalimat penjelas atau kalimat
pendukung, dan kalimat konklusi. Kalimat topik ditempatkan pada posisi awal.
Paragraf akademik untuk berkomunikasi akademik dengan pembacanya,
misalnya untuk menjawab atau menjelaskan tugas-tugas perkuliahan.
Komunikasi berhasil jika seluruh informasi terpahami oleh pembacanya.
Paragraf akademik disusun berdasarkan bahasa formal, baku, dan menyajikan
pesan yang dengan kalimat yang efektif.
e. Paragraf dalam esai akademik: esai terdiri atas babarapa paragraf yang
diklasifikasi menjadi paragraf pendahuluan, paragraf penjelas dan paragraf
konklusi. Paragraf penjelas diklasifikasi menjadi paragraf penjelas 1, 2, dan 3.
Seluruh paragraph menyajikan gagasan secara lengkap dan menyatu. Seluruh
kalimat mendukung kalimat topik.
f. Seluruh kalimat saling mengait. Pengaitan dapat dilakukan dengan konjungsi,
subtitusi (penggantian), ellipsis (pelesapan) dan lain-lain.
3. Fungsi Paragraf
a. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan
persaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam satu
kesatuan,
b. Menandai peralihan(pergantian gagasan baru bagi karangan yang terdiri
beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran,
c. Mengorganisasi gagasan dengan mengurutkan pemenpatan gagasan.
1. Pragraf terdiri atas :kalimat topik, kalimat penjelas, dan kalimat konklusi;
2. Esai terdiri atas paragraf pendahuluan, paragraf penjelas, dan paragraf
konklusi

36
d. Mengembangkan topik karangan ke dalam kesatuan-kesatuan unit pikiran yang
lebih kecil, misalnya paragraf pendahuluan, paragraf pengembang 1, 2, 3, dan
paragraf konklusi.
e. Mengendalikan variabel terutama karangan yang teridiri atas beberapa variabel.
Untuk dua variabel misalnya paragraf 1 pendahuluan pentingnya membahas
kedua variabel x dan y, paragraf 2 membahas variabel x, paragraf 3 membahas
variabel y, paragraph 4 membahasa hubungan variabel x dan y, paragraph 5
membahas hasil analisis, paragraph 6 menyajikan konklusi.

4. KALIMAT TOPIK DALAM PARAGRAF


Penempatan kalimat topik dalam karangan terdiri dari beberapa paragraph
dapat dilakukan secara bervariasi, yaitu: pada awal, akhir, awal dan akhir, tengah
paragraf, dan keseluruhan paragraf. Hal ini dimaksudkan agar pembaca dapat
mengikuti alur penalaran sambil menikmati kesegaran karangan, tidak monoton
dan bersifat alami.
a. Kalimat Topik pada Awal Paragraf
Paragraf ini bersifat ekspositori berisi bahasan yang bertujuan menjelaskan suatu
topik, masalahatau pendapat. Paragraf itu lebih efektif jika diawali dengan kalimat
topik, diikuti dengan kalimat penjelas 1,2,3, dan diakhiri dengan kalimat konklusi.
Kalimaat topik itu berisi pikiran yang bersifat umum.: subjek sebagai topik dan
predikat sebagai ide pengendali (Oshima dan Hoque, 2006:57)
Contoh:
Jalan Kasablanka selalu padat.Pada pukul 5.30, jalan itu mulai dipadati dengan
kendaraan sepeda motor, mobil pribadi, dan kendaraan umum.Kendaraan tersebut
sebagian besar dari arah Pondok Kopi melintas kea rah Jalam Jenderal Sudirman.
Para pengendara di antaranya pedagang yang akan berjualan di Pasar Tanah
Abang, pemakai jalan yang mebghindari three in one, karyawan yang bekerja di
Tangerang, Grogol atau ke ptempat lain yang searah dan siswa sekolah yang
berupaya menghindar kemacetan. Pada pukul 07.00 s.d. 10.00 jalan itu dipadati
oleh mahasiwa dan karyawan yang akan bekerja orang yang akan berbelanja atau
berjualan dan sebagian orang yang bepergian dengan kepentingan lain-lain. Pada
pukul 11 s.d. pukul 15.00 jalan itu tidak begitu padat.Namun, pukul 15.00 s.d. 21.00
kendaraan kearah Pondok Kopi kembali memadati jalan tersebut.

37
Paragraf di atas diawali kalimat topik 1, Jalan Kasablanka selalu padat, berisi
pikiran utama.Selebihnya kalimat 2 s.d. 6 merupakan kalimat penjelas berisi
pikiran-pikiran penjelas.Dengan demikian paragraf ini menggunakan penalaran
deduktif.
Pikiran Utama : Jalan Kasablanka padat.
Pikiran Penjelas : 1) Pagi dipadati kendaraan ke arah Jenderal Sudirman
2) Menghindari kemacetan
3) Menghindari three in one
4) Tengah hari kendaraan berkurang
5) Sore jalan dipadati kendaraan kea rah Pondok Kopi
Penalaran : Deduktif

b. Kalimat Topik pada Akhir Paragraf


Paragraf diakhiri kalimat topik dan diawali dengan kalimat penjelas. Artinya,
paragraf ini menyajikan kasus khusus, contoh, penjelasan , keterangan atau analisis
lebih dahulu, barulah ditutup dengan kalimat topik. Dengan demikian, paragraf ini
menggunakan penalaran induktif.
Contoh:
PT Genting Pasola pada awal 2004 ini semakin sukit mendapatkan
konsumen.Produknya mulai berkurang, karyawan semakin banyak yang pindah
kerja.Dan beberapa karyawan yang mengeluh gaji yang tidak pernah naik, padahal
barang konsumsi terus melambung. Hal ini bias dimaklumi oleh pimpinan
perusahaan dan sebagian besar karyawan. Bahkan, dokumen yang menyatakan
bahwa pajak belum dibayarpun sudah sampai kepada kaaryawan. Pemilik
perusahaaan menyadari bahwa desain produk sudah mulai usang, peralatan teknis
sudah ketinggalan teknologi, dan kreativitas baru karyawan yang mendukung
kinerja bisnis sudah mongering. Direksi dan seluruh karyawan berkesimpulan, PT
Genting Pasola telah bangkrut.
Paragraf di atas diawali kalimat penjelas dan diakhiri kalimat utama. Susunan
pikiran paragraf tersebut:
Pikiran Penjelas : 1) Kesulitan mendapatkan konsumen
2) Kesejahteraan karyawan menurun
3) Pajak tidak terbayar
4) Kualitas produk menurun
Pikiran Utama : PT Genting Pasola Bangkrut
38
Penalaran : Induktif
c.Kalimat Topik pada Awal dan Akhir Paragraf
Kalimat topik dalam sebuah paragraf pada hakikatnya hanya satu.Penempatan
kalimat topik yang kedua berfungsi untuk menegaskan kembali pikiran utama
poaragraf tersebut.Namun, penempatan kalimat topik pada awal dan akhir
paragraf berpengaruh pada penalaran.Kalimat topik pada awal paragraf bersifat
deduktif, pada akhir bersifat induktif, dan pada awal dan akhir menjadikan
paragraf bersifat induktif- deduktif.
Contoh:
Selain merinci keragaman paradigma sosiologi Ritser mengemukakan alasan
perlunya paradigma yang lebih bersifat terintegrasi dalam sosiologi.Meskipun ada
alasan untuk mempertahankan paradigm yang ada, dirasakan adanya kebutuhan
paradigm yang makin terintegmasi.Ritser berharapadanya keanekaragaman yang
lebih besar melalui sebuah pengembangan paradigma baru yang terintegrasi untuk
melengkapi paradigma yang ada dan tidak dimaksudkan untuk menciptakan
posisi hegemoni baru.Paradigma yang lebih bersifat terintegrasi diperlukan
kehadiran sosiologi modern.
Paragraf di atas diawali kalimat topik dan diakhiri dengan kalimat topik. Kedua
kalimat topik tersebut berisi pikiran utama yang sama.
Pikiran Utama : Perlunya paradigma terintegrasi
Pikiran Penjelas : 1. Fungsiparadigma tertintegrasi
2. Paradigma terintegrasi tidak menciptakan hegemodi
Pikiran Utama : Paradigma terintegrasi diperlukan
Penalaran : Deduktif – induktif

4) Kalimat Topik pada Tengah Paragraf


Paragraf dengan kalimat topik pada tengah paragraf berarti diawali dengan
kalimat penjelas dan diakhiri pula dengan kalimat penjelas.Paragraf ini
menggunakan pola penalaran induktif – induktif.
Contoh:
Pasar Tanah Abang mulai dibanjiri pedagang yang hendak mempersiapkan
dagangannya sejak pukul 05.00.Aktivitas jual beli di pasar ini dimulai sekitar pukul
08.00.Barang dagangan sebagian besar berupa produk tekstil dari yang paling
murah dengan saatuan harga berdasarkan timbangan sampai dengan tekstil yang

39
berkualitas impor dan ekspor.Pasar ini memperdagangkan berbagai jenis tekstil
yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat ekonomi tinggi, menengah, maupun
lapis bawah.Pasar Tanah Abang merupakan pusat pedagangan yang tidak pernah
sepi oleh penjual maupun pembeli.Para pembeli mulai berdatangan pukul
08.00.Jumlah pembeli ini meningkat sampai pukul 11.30.Pada tengah hari, jumlah
pembeli menurun.Namun, jumlah tersebut memuncak kembali pada pukul 14.00
sampai dengan 16.30.Paragraf di atas disusun dengan urutan kalimat 1 sampai
dengan 5 menuju penalaran induktif dari khusus ke umum dan dari 5 sampai
dengan 9 menuju penalaran deduktif.
Gagasan yang disajikan dalam paragraf di atas adalah:
Paragraf penjelas : 1) Pasar Tanah Abang dibanjiri pedagang
2) Aktivitas jual beli
3) Barang yang diperdagangkan
4) Tekstil kebutuhan masyarakat
Pikiran Utama : Pasar Tanah Abang tidak pernah sepi
Pikiran penjelas : 5) Kedatangan pembeli
6) Puncak kedatangan pembeli
Penalaran : Induktif – deduktif

5. SYARAT PARAGRAF YANG BAIK


Paragraf yang baikharus memenuhi syarat kesatuan, kepaduan, ketuntasan,
keruntutan, dan konsistensi penggunaan sudut pandang.
a. Kesatuan Paragraf
Untuk menjamin adanya kesatuan paragraf setiap paragraf hanya berisi satu
pokok pikiran.Paragraf dapat berupa beberapa kalimat. Tetapi seluruhnya harus
merupakan kesatuan, tidak satu kalimatpun yang sumbang, paragraph akan rusak
kesatuannya. Contoh paragraph tanpa kesatuan pikiran: Kebebasan berskspresi
berdampak pada pengembangan kreativitas baru Beberapa siswa tingkat SD
sampai SMA /SMK berhasil meraih olimpiade fisika dan matematika. Walaupun
keburuhan masyarakat relative rendah, beberapa siswaberhasil memenangkan
kejuaraan dunia pada lomba tersebut.Kreativitas baru tersebut membanggakan kita
semua.
Paragraf di atas tanpa kesatuan pikiran.Kalimat 1 sampai 3 mengungkapkan
kalimat yang berbeda-beda. Masing-masing tidak membahas satu pikiran yang
sama dan kalimat 4 saja yang menunjukkan adanya hubungan. Akibatnya,
40
paragraph menjaditidak jelas struktur dan maknanya. Bandingkanlah dengan
paragraf di bawah ini:
Contoh:
Paragraf dengan kesatuan pikiran
Kebebasan berekspresi berdampak pada pengembangan krativitas baru.
Dengan kebebasan itu, para guru dapat dengan leluasa mengajar siswanya sesuai
dengan basis kompetensi siswa dan lingkungannya. Kondisi kebebasan tersebut
mejadikan pembelajaran berlangsung secara alami, penuh gairah, dan siswa
termotivasi untuk berkembang.Siswa belajar dalam suasana gembira, aktif, kreatif,
dan produktif.Dampak kebebasan ini setiap saat siswa dapat melakukan berbagai
eksperimen dengan menyinergikan bahan ajar di sekolah dan
lingkungannya.Kretivitasnya menjadi tidak terbendung.
b. Keterpaduan
Paragraf dinyatakan terpadu jika dibangun dengan kalimat-kalimat yang saling
mengait.Keterkaitan kalimat dalam paragraf menghasilkan kejelasan
gagasan.Keterkaitan kalimat itu menhasilkan keterpaduan paragraf menjadi satu
kesatuan konsep, pikiran atau pendapat yang utuh dan kompak. Keterkaitan dapat
dibangun melalui repetisi atau pengulangan kata kunci atau sinonim,kata ganti,
kata transisi, dan bentuk paralel.
c.Ketuntasan
Ketuntasan adalah kesempurnaan.Hal itu dapat diwujudkan dengan (1)
klasifikasi, yaitu pengelompokan objek secara lengkap dan menyeluruh.Ketuntasan
klasifikasi tidak memungkinkan adanya bagian yang tidak masuk kelompok
klasifikasi. Klasifikasi ada dua jenis: sederhana dan kompleks. Klasifikasi
sederhana membagi sesuatu ke dalam dua kelompok , misalnya pria dan wanita,
besar dan kecil, baik dan buruk. Sedangkan klasifikasi kompleks membagi sesuatu
menjadi lebih dari dua kelompok , misalnya besar – sedang – kecil, pengusaha
besar – menengah – kecil, negara maju- negara berkembang – negara
terkebelakang.
d.Konsistensi dan Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara penulis menempatkan diri dalam karangannya.
Dalam cerita, pengarang sering menggunakan susut pandang aku, seolah-olah
menceritakan dirinya sendiri. Selain itu, pengarang dapat menggunakan sudut
41
pandang dia atau ia seolah-olah menceritakan dia. Dalam karangan ilmiah,
pengarang menggunakan penulis.Sekali menggunakan sudut pandang tersebut
harus menggunakannya secara konsisten dan tidak boleh berganti sejak awal
sampai akhir.
Contoh:
Penulis membatasi kajian kebahasaan ini, bagaimana penulisan mahasiswa di
perguruan Tinggi.Untuk memudahkan pemahaman konsep dan aplikasinya,
penulis menidentifikasi konsep-konsep tersebut dengan definisi, pengertian, dan
deskripsi teoritik.Untuk memudahkan aplikasinya, penulis memberikan contoh-
contohnyang relevan dengan teorinya.
e.Keruntutan
Keruntutan adalah penyusunan urutan gagasan, konsep, pemikiran, dan lain-
lain dalam karangan Gagasan demi gagasan disajikan secara runtut bagaikan air
mengalir tidak pernah putus.Karangan yang rintut enak dibaca, dapat dipahami
dengan mudah, dan menyenangkan pembacanya. Keruntutan dapat dilakukan
dengan beberapa cara: (1) urutan proses dengan bilangan,misalnya: Pembangunan
karakter dilakukan secra bertahap. Pertama, menginverintarisasi…, kedua…, dan
ketiga…;(2) urutan proses tanpa bilangan,misalnya: Pembangunan kampus
dilakukan secara bertahap. Mula-mula,…,Selanjutnya…, Akhirnya…;(3)Tahapan,
misalnya; bagian pertama…, Bagian kedua…, bagian ketiga…; (4) Skala prioritas
misalnya: unsure terpenting,… agak penting,… kurang penting…;(5)
Pengembangan, misalnya: pemikiran yang mendasari…, pengembangan pemikiran
itu…, konsep yang dihasilkan…;(6) strata tingkatan komunikasi yang efektif…,
sedang…, kurang efektif…;(7) Hubungan antarproposisi (pernyataan yang dapat
diuji kebenarannya , misalnya: kebjakan utama,yaitu membangun kultur akademik
merupakan prioritas kampus. Sejalan dengan hal itu, kinerja penelitian dosen dan
mahasiswa perlu ditingkatkan(ilmiah, objektivitas, menyenangkan).
Menulis yang runtut menuntut pengendalian pikiran dalam mengurutkan
pernyataan demi pernyataan. Untuk itu, penulis memerlukan: (1) pemahaman
konsep-konsep yang akan dibahas (2) berkecermatan tinggi dalam menghimpun
gagasan pemikiran, dan fakta, yang tersebar menjadi satu sajian tulisan berurutan,
lengkap, dan runtut;(3) ketekunan dalam menjaring dan mengurutkan pikiran

42
mana yang perlu ditempatkan pada posisi awal, tengah, dan bagian akhir;(4) Gigih
alam menemukn konsep-konsep yang berkelanjutan sampai tuntas.

LATIHAN DAN TUGAS MANDIRI


1. Buatlah paragraf narasi yang runtut, tuntas, dan menggunakan sudut pandang
aku.
2. Buatlah paragraf analisis yang runtut , tuntas, dan menggunakan sudut pandang
penulis.
3. Buatlah pragraf deskripsi yang runtut, tuntas, dan menggunakan sudut pandang
ia.

6. JENIS PRAGRAF
Kita dapat berbicara tentang paragraf dari berbagai sudut pandang:(1)sudut
pandang isi daripikiran yang dikemukakan [paragraf narasi, paragrafdeskripsi,
paragraf ekspositoris, paragrafargumentasi] atau (2) sudut pandang penalaran
[paragraf induksi, paragraf deduksi, paragraf induksi – deduksi] atau sudut
pandang tempat dan fungsinya di dalam karangan paragraf pengantar, paragraf
pegembang, paragraf penutup]. Seluruh jenis paragraf tersebut harus
Andakuasai dengan baik . Pada bagian ini kita akan membicarakan tentang
jenis paragraph menurutfungsinya dalam karangan.

a. Paragraf Pengantar
Tamu harus mengetuk pintu supaya tuan rumah membukakan pintu
baginya.Pengarang ingin bertanu ke rumah pembaca. Pengarang harus mengetuk
pintu hati pembaca agar dapat dibukakan pintu hatinya. Mengetuk pintu dan
mengucapkan salam bila akan bertamu kepada pembaca berfungsi sebagai
pengantar. Anda mengadakan pameran.Anda ingin agar para tamu dapat
menikmati sepenuhnya pameran itu. Anda akan mengantar para tamu entah
dengan menggunakan panduan, entah dengan menggunakan pengantar. Pengantar
itu berfungsi untuk memberitahukn latar belakang , masalah, tujuan, anggapaan
dasar. Pengantar yang baik akan berhasil mengetuk hati dan memperoleh simpati,
menggugah minat dan gairah orang lain untuk mengetahui lebih banyak: (1) fungsi
paragraf pengantar;(2) menunjukkan pokok persoalan yang mendasari masalah;(3)
menarik minat pembaca dengan mengungkapkan latar belakang pentingnya
pemecahan masalah;(4) menyatakan tesis yaitu ide sentral karangan yang akan
dibahas. Menyatakan pendirian selengkapnya sampai dengan akhir
43
karangan.Untuk menarik minat pembaca, penulis dapat melakukan berbagai upaya
yang dapat dipilih dan dirasa tepat : (1) menyampaikan berita hangat;(2)
menyampaikan anekdot; (2) memberikan latar belakang, suasana dan
karakter;(3)memberikan contoh konkrit berkenaan dengan
pembicaraan;(4)mengawali karangan dengan suatu pernyataan yang
tegas;(5)memberikan latar belakang suasana atau karakter; (6) menyentak pembaca
dengan suatu pernyataan yang tajam;(7)menyentak dengan mperbansingan,
analogi, kesenjangan kontras;(8) mengungkap isu misteri yang belum terungkap;(9)
mengungkapkan peristiwa yang luar biasa;(10)mendebarkan hati pembaca dengan
suatu suspensi.Paragraf pengantar juga disebut paragraf topik, berfungsi sebagai
pengikat makna bagi semua paragraf lain. Paragraf menentukan arah karangan
selanjutnya.Oleh karena itu, paragraf pertama harus dibuat sebaik dan semenarik
mungkin.

b. Paragraf pengembang
Paragraf pengembang yaitu paragraf yang berfungsi menerangkan atau
menguraikan gagasan pokok karangan.Fungsi paragraph pengembang:
1.. Menguraikan, mendeskripsikan, membansingkan, menghubungkan,
menjelaskan. Kata-kata yang lazim digunakan ialah: mengidentifikasi,
menganalisisdetail, menguraikan arti, fungsi, mengklasifikasi, membandingkan,
dengan demikian, membahas dan lain-lain.
2. Menolak konsep: alasan, argumentasi(pembuktian), contoh, fakta, rincian,
menyajikan dukungan.
3, Mendukung konsep : argumentasi, contoh, alasan, fakta, rincian. Kata-kata yang
lazim digunakan ialah: tambahan pula, lebih jauh, sejalan dengan hal itu,
sesungguhnya, sesuai dengan, seimbang dengan pertimbangan lain.

7. PENGEMBANGAN PARAGRAF
Pengembangan paragraf dapat dilihat berdasarkannjenis, berdasarkan
nalar(secara alami, klimaks, antiklimaks, deduktif, induktif, deduktif – induktif,
sebab akibat, kronologis berdasarkan fungsi(contoh, analogi, ilustrasi, analisis,
pembuktian, perbandingan, dan definisi luas).

44
a. Secara Alamiah
Pengembangan paragraf secara alamiah ini didasarkan pada urutan ruang dan
waktu (kronologis). Urutan ruang merupakan urutan yang akan membawa
pembaca dari satu titik ke satu berikutnya. Adapun urutan waktu adalah urutan
yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atautindakan.
Contoh:
Legenda kerajaan Mycenaemembuat bulu kuduk kita tegak karena penuh
peristiwaberdarah.Isteri Atreus digoda oleh Ssaudara laki-lakinya.Sebagai
pembalasan, Atreus membunuh kedua anak laki-laki Thyestes, merebusnya, dan
menghidangkannya dalam makan malam bagi Thyetes. Atreus kemudian sengaja
memperlihatkan kepada Thyestes sisa-sisa kedua tubuh anaknya agar Thyestes
tahu apa yang telah dimakannya. Sejak saat itu Atreus dan keturunannya termasuk
Agamemnon, Minelaus, Oestes, dikutuk para dewa. Mereka mati di tangan orang-
orang terdekatnya (Mirna Ratna, Kutukan Tujuh Turunan di Maycenae,” Kompas
14 Agustus 2004 dalam Widjono,Hs., 2012)
b. Klimaks dan Antiklimaks
Paragraf jenis ini lazim digunakan untuk menyajikan sebuah cerita atau
konflik.Penulisan diawali dengan pengenalan tokoh, dilanjutkan dengan konflik,
mencapai punck konflik, dan menurun menuju solusi (antiklimaks). Jenis paragraf
ini dapat digunakan untuk menulis sejarah, cerita fiksi (roman, novel, cerita
pendek) kisah permusuhan atau peperangan.
Contoh: Pertempuran Surabaya.
Pertempuran ini diawali dengan perebutan kekuasaan dan senjata dari antara
Jepang oleh pemuda dan tentara serikat yang dimulai 2 September 1945. Perebutan
ini menimbulkan pergolakan , resolusi dan konfrontatif. Jenderal D.C. Hawthorn
(Panglima AFNEI) 25 Oktober 1945 memerintahkan tentara serikat Inggris –
Belanda Brigade 49(bagian dari devisi India ke-23) yang dipimpin Brigadir Jenderal
A.W.S. Mallaby agar mendarat di Surabaya. Pertempuran Mallaby dan Gubernur
RMTA Suryo menghasilkan berbagai kesepakatan damai.Di antaranya, RI
memperkenankan Inggris (tanpa pasukan Belanda) untuk memasuki Surabaya
mengurus kamp-kamp tawanan.
Namun, Inggris mengingkari kesepakatan tersebut. Mereka 26 Oktober 1945 di
bawah pimpinan Kapten Shaw membebaskan Kolonel Huiyer di penjara Kalisosok,
45
keesokan harinya menduduki pangkalan udara Tanjung perak, Kantor Pos besar,
Gedung international, dan objek vital lainnya.Pada 27 Oktober 1945 tentara serikat
dengan pesawat terbang menyerahkan pamphlet agar rakyat menyerahkan
senjata.Kontak senjata terjadi.Tanggal 28 Oktober 1945 kedudukan Inggris kritis,
tank-tank dilumpuhkan, saran vital direbut kembali.Atas permintaan Komando
serikat, Presiden Soekarno disertai wakil pemerintah dan pemuda bersama mallaby
dan hawthorn melaakukan perundingan damai bertujuan menyelamatkan pasukan
Mallaby dari kehancuran.Perundingan damai berakhir 30 Otober 1945.Pukul 13.00
hari itu Bung Karno dan Hawthorn meninggalkan Surabaya.
Gedung Bank Internatio masih diduduki pasukan Inggris, Mallaby berada di
dalammnya.Para pemuda mengepungnya dan menuntut pasukan Mallaby
menyerah.Mallaby menolak dan melakukan serangan gencar dari dalam gedung,
pemuda membalasnya dengan sasaran utama Mallaby.Diaa ditusuk dengan
bayonet dan bembu runcing.Mallaby terbubuh.Para pengawalnya melarikan diri.
Pada tanggal 9 November 1945 Inggris mengultimatum agar seluruh bangsa
aindonesia di Surabaya menyerahkan diri dengan tangan di atas kepala.Ultimatum
itu sebagai penghinaan. Gubernur Suryo melalui radio menyatakan menolak
ultimatum .Semua kekuatan TKR, pemuda, tentara, pelajar mengatur strategi
mempertahankan Surabaya.Surabaya digempur oleh angkatan laut, udara, dan
darat Inggris selama tiga minggu.Sektor demi sector berhasil
dipertahankan.Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah
Nasioanal Indonesia IV. Jakarta: Balai Pustaka, 1984, 110-116).
Karangan dengan bahasan materi sejarah perang Surabaya di atas terdiri dari 3
paragraf.Paragraf pertama, sebagai pengantar, paragraf kedua, sebagai bahasan
utama yang menyajikan serangkaian peristiwa konflik dan awal sampai klimaks
dan paragraf ketiga, merupakan sajian antiklimaks.Ketiga paragraf di atas dapat
dijadikan satu paragraf tetapi terlalu panjang.Lebih baik dipenggal menjadi
paragraf pengantar berisi pengenalan konflik; paragraf pertama berisi
perkembangan konflik menuju klimaks, dan paragraf ketiga berisi bahasa
antiklimaks.

46
Paragraf 1 : 1) Perebutan kekuasaan dan senjata dari tentara Jepang

Paragraf2 : 2) Disepakati Inggris memasuki Surabaya untuk


mengurus
tawanan.
3) Inggris mengingkari kesepakatan damai
4) Konflik senjata serikat dan pemuda
5) Tentara Inggris kritis
6) Perundingan damai
7) Malaby menolak perdamaian
8) Mallaby terbunuh (klimaks)
Paragraf 3 : 9) Inggris menyerang Surabaya
10)Surabaya berhasil dipertahankan
c. Deduksi dan Induksi
Deduksi adalah proses penalaran dengan menyebutkan gagasan utama yang
bersifat umum dan dilanjutkan dengan gagasan-gagasan yang bersifat khusus.
Sedangkan Induksi adalah proses penalaran dengan menyebutkan gagasan
penjelas yang bersifat khusus dan dilanjutkan dengan gagasan utama yang bersifat
umum.
pelajaran dan informasi tentang kesehatan yang dapat dibaca dalam media massa.
8. PARAGRAF BERDASARKAN FUNGSI
Bentuk paragraf selain ditentukan oleh teknik pengembangannya, juga
ditentukan oleh fungsi paragraf tersebut dalam suatu karangan.Misalnya
membandingkan, mempertentangkan, menggambarkan, memperdebatkan, contoh,
dan definisi luas.Perhatikan contoh-contoh paragrapf berdasarkan fungsinya
berikut ini.
a. Perbandingan dan pertentangan
Paragraf perbandingan dan pertentangan adalah paragraf yang berusaha
memperjelas paparannya dengan jalan membandingkan dan mempertentangkan
hal-hal yang dibicarakan. Dalam perbandingan tersebut dikemukakan perbedaan
dan persamaan antara dua hal yang tingkatakannya sama dan keduahal itu
memiliki persamaan dan perbedaan.
Contoh : Suasana lebaran biasanya begitu semarak di negeri kita ini.
Dibandingkan dengan Thanks Giving Day di Amerika Serikat saat negara itu
bersukaria dan berssyukur kepada Tuhan bersama seluruh keluarganya.Gerak
mudik Indonesia juga mirip sekali dengan yang terjadi dpada orang-orang
47
Amerika menjelang Thanks Giving Day itu.Semuanya merasakan dengan amat
kuat untuk bertemu ayah ibu, sanak saudaranya karena justru dalam suasana
keakraban keluarga itulah hikmah Thanks Giving Day dapat dirasakan
sepenuhnya (Nurcholis Majid, Cendekiawan danReligiusitas Masyarakat, Jakarta:
Paramadina,1999:38).
Mempertentangkan merupakan proses argumentasi dengan melakukan
penolakan. Oleh karena itu, mempertentangkan ditargetkan menolak eksistensinya
dan disertai pembuktian. Contoh: Perusahaan A menimbulkan pencemaran air
minum masyarakat di sekitarnya. Warga setempat yang menjadi korban menderita
penyakit kulit yang kronis.Perusahaan itu diserang dan dinilai sebagai antisocial
dan tidak peduli lingkungan.Perusahaan jenis ini bertentangan dengan keinginan
masyarakat peduli lingkungan dan sosial.Atas penilaian itu, beberapa perusahaan
mendapat citra buruk sebagai laporan media masa, serta unjuk rasa mahasiswa dan
masyarakat yang terus-menerus mengenai masalah lingkungan yang
ditimbulkannya. Kelompok yang mempunyai kepentingan tertentu dn para jurnalis
sering bergabung untuk menyerang perusahaan itu, yang berakibat para konsumen
beralih kepada para pesaing. Selain itu, perusahaan tersebut kesulitan modal
karena bank tidak mau berisiko.
b. Analogi
Paragraf yang merupakan analogi biasanya digunakan oleh penulis untuk
membandingkan sesuatu yang dikenal oleh umum dengan yang kurang dikenal
itu.
Perhatikan contoh paragraf berikut.
Ia berdiri di depanku dengan wajah merah padam. Matanya melotot bagaikan
Batara Kala yang sedang marah. Lalu, sambil meletakkan pistol dari tangan kirinya
seperti militer tembak musuh, ia memukul meja di hadapannya sambil berteriak
tak terkendali. Suaranya menggelegar, mengejutkan seperti Guntur di musim
panas. Semua orang hadir terdiam dan mengerut seperti bekicot disiram garam.
c.Contoh-Contoh
Paragraf berisi contoh-contoh digunakan untuk memberikan bukti atau
penjelasan terhadap generalisasi yang sifatnya umum agar pembaca dapat dengan
mudah menerimanya. Dalam hal ini, wawasan pemikiran, wawasan budaya,
pengalaman dapat berfungsi secara efektif.
48
Contoh: Budaya sebagaisumberkreativitas.
Orang yang cerdas akan mampu mengolah kekayaan budaya Indonesia yang
luar iasa besar. Produk makanan, misalnya dari Sabang samoai Merauke terdapat
ratusan ribu jenis.Pilih satu produk makanan yang potendial untuk dibisniskan.
Jika diolah secara kreatif, modern, dikemas dengan sempurna, dijelaskan
kandungan gizinya dlam berbagai bahasa di dunia, sesuaikan selera rasa menurut
negara tujuan, produk makanan tersebut dapat dipstikan akan membanjiri pasar
dunia. Selain itu, kita memiliki budaya yang berupa cerita tradisional.Setiap daerah
memiliki cerita yang unik. Cerita ini dapat dijadikan sumber kreativitas film, cerita
petualangan, cerita yang bersifat edukatif., dan sebagainya. Cerita ini dapat
dikemas menjadi cerita kartun modern. Jika dekemas sesuai dengan selera
masyarakat dunia, dalam CD produk ini pasti dapat mendatangkan manfaat yang
besar. Selain bernilai komersial, produk ini dapat berfungsi sebagai pengenalan
budaya bangsa.
d. Sebab Akibat
Dalam paragraf sebab akibat, sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama dan
akibat sebagai pikiran penjelas.Atau sebaliknya, yaituakibat sebagai pikiran utama
dan sebab sebagai rincian penjelasnya.
Contoh:
Proses pemilihan calon presidan dan wakil presiden 2004 berdampak positif
bagi masyarakat. Mereka semakin sadar akan hak-haknya. Mereka bukanhanya
menyadari hak politiknya melainkan juga hak untuk kesejahteraan. Mereka
merasakan bahwa penderitaan dan kesulitan hidupnya merupakan akibat semakin
meluasnya pejabat yang korupsi. Untuk menjamin tidak korupsi, para calon
legislative, eksekutif, dan yudikatif itu diminta kesediaannya untuk
menandatangani kontrak politik.
e. Definisi Luas
Definisi adalah uraian pengertian.Deinisi dapat berupa sinonim kata, definisi
formal berupa kalimat, dan definisi luas yaitu uraian pengertian yang sekurang-
kurangnya terdiri dari satu paragraf. Artinya ada definisi yang lebih luas yang
terdiri beberapa paragraf, bahkan lebih panjang lagi, misalnya satu bab.
Contoh:

49
Manusia adalah makhluk yang berakal budi. Makhluk artinya ciptaan.Tuhanlah
yang menciptakan manusia.Mereka diciptakan oleh Tuhan sebagai khalifah di
bumi yaitu sebagai penuasa dan pengelolah segala sesuatu di bumi.Tugasnya yaitu
memelihara bumi agar tidak terjadi kerusakan. Manusia boleh saja menikmati apa
saja yang ada di bumi sejauh tidak melanggar ketentuan-Nya.Sebagai mkhluk yang
berakal budi, manusia dapat memahami dan melaksanakan batas-batas yang
dibolehkan dan dilarang oleh Tuhan.
f. Klasifikasi
Klasifikasi adalah pengelompokan sesuatu berdasarkan kesamaan dan
perbedaan sifat, ciri dan karakter. Beberapa objek dengan sifat, ciri dan karakter
harus beradadi kelompok lain.
Contoh:
Buku bacaan dapat diklasifikasi menjadi dua kelompok berdasarkan kesaaan
sifatnya.Klasifikasi itu menghasilkan buku fiksi dan nonfiksi.Buku fiksi dihasilkan
oleh daya imajinasipengarangnya.Buku ini mempunyai sifat menghibur
pembacanya karena keindahan bahasa dan daya tarik pesan-pesan atau ggasan
yang dapat mengaktifkan imajinasi pembacanya.
Sedangkan buku nonfiksi ditulis untuk menyampaikan kebenaran empirik yang
dapat diukur dengan mudah. Selain itu, buku bacaan juga dapat dikelompokkan
menjadi dua jenis, yaitu: buku teori dan buku pendidikan. Buku teori berisi
konsep-konsep, temuan-temuan atau hasil pemikiran para ahli.Buku pendidikan
ditulis oleh para ahli bagi keperluan pendidikan atau pembelajaran para siswa,
pelajar, atau mahasiswa.Buku ini mennyajikan konsep yang dikemas bukan dalam
bentuk teori melainkan dalam bentuk materi pembelajaran.

50
KEGIATAN BELAJAR : Ke- 6, ke-7

BAB IV
HAKIKAT MENULIS
A.PENGANTAR
Pada bagian ini kita akan membicarakan hakikat menulis dalam tulisan
ilmiah. Hakikat menulis menjelaskan tentang bentuk dan isi tulisan yang dikaitkan
dengan proses menulis. Konsep menukis sebagai salah satu bentuk komunikasi
verbal (bahasa) dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan
dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya.Pesan adalaah isi atau muatan
yang terkandung dalam suatu tulisan.Adapun tulisan merupakan suatu sistem
komunikasi antar manusia yang merupakan simbol atau lambing bahasa yang
dapat dilihat dan disepakati pemakainya.
Dalam komunikasi tertulis, paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat,
yaitu: (1)penulis sebagai penyampai pesan; (2) pesan atau isi tulisan; (3) saluran
atau medium tulisan; dan (4) pembaca sebagai penerima pesan.
Menulis penting dan besar kegunaannya bagi seseorang. Graves 1978 dalam
Pandean(2012) salah seorang peneliti belajar mengajar menulis, menyampaikan
menulis sebagai berikut: (1) menulis menyumbang kecerdasan; (2)
mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas ; (3) menumbuhkan keberanian; dan
(4) menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
Ketrampilan berbahasa mencakup empat komponen. Keempat komponen
itu ialah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.Dalam belajar bahasa dan
kegiatan berbahasa, keempatnya memiliki keterkaitan yang sangat erat.
Suatu tulisan atau karangan secara umum, terdiri atas dua hal.Pertama,isi .
Suatu tulisan berisi tentang sesuatu yang ingin disampaikan penukisnhya.Apa
yang penulis ingin sampaikan akan menentukan cara pengungkapannya, apakah
lebih besifat formal atau informal, dan jenis tulisan yang akan digunakan, apakah
lebih bersifat narasi, deskripsi, argumentasi, dan eksposisi serta persuasi. Begitu
pula jenis tulisan yang dipilih akan mempengaruhi isi, jenis informasi dan
pengorganisasian, pengungkapan, dan tatasaji tulisan.Di antara keduanya saling
mempengaruhi.Kedua, bentuk yang merupakan unsur mekanik karangan, seperti
ejaan, pungtuasi, kata, kalimat, dan paragraf.

51
Kalimat mengorganisasikan dan menghubungkan gagasan demi gagasan
sehingga membentuk satu keutuhan yang padu.perbedaan alinea menandai ide-ide
penting dan perpindahan ide tulisan. Jenis tulisan tertentu seperti yang dikatakan
di atas akan mempengaruhi bagaimana isi karangan itu ditata dan disajikan .
B.BENTUK-BENTUK TULISAN
1. DESKRIPSI
Deskripsi berasal dari bahasa Latin yaitu describere yang berarti menulis
tentang, membeberkan tentang sesuatu hal, melukiskan sesuatu hal. Description
dalam bahasa Inggris yang tentu saja berhubungan dengan kata kerjanya to
describe (melukiskan dengan bahasa.
Deskripsi adalah bentuk tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan
pengalaman pembaca dengan jalan melukiskan hakikat objek yang
sebenarnya.Dalam tulisan deskripsi penulis tidak boleh mencampuradukkan
keadaan yang sebenarnya dengan interpretasinya sendiri.
Seorang penulis deskripsi harus memiliki kata yang tepat sesuai dengan
gambaran objek yang sebenarnya sehingga melahirkan imajinasi yang hidupdan
segar tentang ciri-ciri atau hakikat dari objek yang dideskripsikan itu. Tulisan
deskripsi dimaksudkan untuk menciptakan pengalaman pada diri pembaca dan
member identitas dan informasi mengenai objek tertentu sehingga pembaca dapat
mengenalinya bila bertemu atau berhadapan dengan objek tadi.

2. NARASI (PENCERITAAN ATAU PENGISAHAN)


Narasi berasal dari kata narration yang berarti bercerita. Narasi adalah bentuk
tulisan yang menceritakan proses kejadian atau peristiwa. Sassarannya ialah
memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase,
langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal.
Bentuk krangan ini dapat kita temukan, misalnya dalam karya prosa atau
drama, biografi atau autobiografi, laporan peristiwa, serta resep atau cara membuat
dan melakukan sesuatu hal.

3.EKSPOSISI (PEMAPARAN ATAU PAPARAN)


Eksposisi(exposition) berasal dari bahasa Latin yang berarti membuka atau
memulai. Eksposisi adalah bentuk tulisan yang dimaksudkan untuk
menerangkan, menyampaikan atau menguraikan sesuatu hal yang dapat

52
memperluas dan menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya.Sasarannya
adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud mempengaruhi pikiran,
perasaan, dan sikap pembacanya (pembaca tidak dipaksa untuk menerima
pendapat penulis, tetapi setiap pembaca sekadar diberitahu bahwa ada orang yang
berpendapat demikian.
Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekadar memperjelas tentang apa
yang akan disampaikannya. Contoh bentuk tulisan ini antara lain, buku

4. ARGUMENTASI (PEMBAHASAN ATAU PEMBUKTIAN)


Argumentasi dalam bahasa Inggris argumentation uraian’,
pembuktian’.Argumentasi adalaah bentuk tulisan yang dimaksudkan untuk
menyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya.
Oleh karena tujuannya meyakinkan pendapat atau pemikiran pembaca maka
penulis akaan menyajikan secra logis, kritis, dan sistematis tentang bukti-bukti
yang dapat memperkuat keobjektifan dan kebenaran yang disampaikannya
sehingga dapat menghapus konflik dari keraguan pembaca terhadap pendapat
penulis. Contoh tulisan seperti ini adalah hasil penilaian, pembelaan, dan
timbangan buku.

5. PERSUASI
Dalam bahasa Inggris kata to persuade berarti membujuk atau meyakinkan.
Bentuk nominannya persuation yang kemudian menjadi kata dalam bahasa
Indonesia persuasi. Persuasi adalah bentuk tulisan yang ditujukan untuk
mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang
disampaikan penulisnya. Berbeda dengan argumentasi yang pendekatannya
bersifat regional dan disrahkan untuk mencapai suatu kebenaran sedangkan
persuasi lebih menggunakan pendekatan emosional. Seperti argumentasi, persuasi
juga menggunakan bukti atau fakta. Hanya saja, dalam persuasi bukti-bukti itu
digunakan sperlunya atau kadang-kadang dimanipulasi untuk menimbulkan
kepercayaan kepada diri pembaca bahwa apa yang disampaikan si penulis itu
benar. Contoh tulisan ini ialah propaganda, iklan, selebaran atau kampanye.

53
Pertanyaan diskusi :
1. Menurut Anda, ragam apa yang paling cocok dengan disiplin ilmu Anda?
Berikan alasan.
2. Carilah tulisan / topik khusus yang membahas tentang ilmu (suatu kajian ilmu
masing-masing) dalam surat kabar/ koran kemudian amatilah bentuk tulisan
itu dan berikan komentar tentang bentuk tulisan tersebut.

REFERENSI
1. Widjono,Hs. 2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo PT Gramedia.
2. Waid, Abdul. 2012. Tips Memenangkan Lomba Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Diva
Press.
3. Tim Pengajar Kemahiran Bahasa Indonesia. 2012. Fakultas Sastra Universitas
Sam Ratulangi. Manado.

54
Kegiatan Belajar ke- 8 sampai ke-16

BAB V

MENDESAIN PROPOSAL PENELITIAN DAN PROPOSAL KEGIATAN

Proposal pada dasarnya adalah sebuah usulan, rencana, atau tawaran. Akan
tetapi, kini kata proposal lebih sering digunakan daripada ketiga kata yang lain itu.
Dalam bahasa Inggris, kata proposal diberi makna “something (sucth as a plan or
suggestion) that is presented to a person or group of people” (Webster, 2012). Makna itu
juga digunakan dalam bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
memberikan makna proposal sebagai “rencana yang dituangkan dalam bentuk
rancangan kerja”.

Proposal penelitian atau proposal kegiatann dinyatakan layak apabila


dirancang dengan baik dan mengikuti kelaziman yang telah disepakati dalam
tradisi akademik di Indonesia. Oleh karena itu, baik proposal penelitian maupun
proposal kegiatan, haruslah didesain dengan benar berdasarkan keranngka
pemikiran yang dirujuk, mulai dari penetapan permasalahan sampai dengan
metode dan teknik pelaksanaannya. Untuk itu, proposal harus disusun secara
objektif, sistematis, dan terencana dalam mengeksporasi masalah, serta harus
diungkapkan secara akurat dan berterima dalam hal gaya penulisannya. Yang
pertama terkait derkait dengan isi, dan yang kedua t erkait dengan formulasi
bahasa.

A. Model Teks Proposal


Hal penting yang hendaknya Anda perhatikan dalam mendesain proposal
bahwa seluruh isi dan gagasan dalam proposal seharusnya disampaikan dengan
bahasa Indonesia yang baku. Selain itu, proposal hendaknya disusun dengan
struktur teks yang tepat, yang tahapan-tahapan di dalamnya direalisasikan. Anda
membuktikan bahasa Indonesia dapat digunakan sebagai sarana untuk
menyampaikan gagasan ilmiah yang logis, termasuk dalam mendesain proposal.

Baik proposal penelitian maupun proposal kegiatan disusun menurut


struktur teks tertentu. Struktur teks itu terdiri atas tahapan-tahapan yang
direalisasikan sesuai dengan isi dan fungsi tahapan-tahapan tersebut. Anda akan
menemukan hakikat proposal penelitian dan proposal kegiatan serta akan
55
menelusuri struktur teks formulasi bahasa yang disyaratkan pada kedua jenis
proposal tersebut. Agar arah pembelajaran terfokus, Anda diminta untuk
mengerjakan tugas-tugas sesuai dengan yang diharapkan.

1. Teks Proposal Penelitian


Untuk mengawali kegiatan eksplorasi terhadap unsur-unsur proposal
penelitian, kerjakanlah tugas di bawah ini terlebih dahulu. Pada tugas itu, hanya
diajukan beberapa pertanyaan. Anda boleh mengajukan pertanyaan-pertanyaan
lain sebanyak-banyaknya. Tulislah jawaban Anda di kertas tersendiri, kemudian
bandingkan dengan jawaban milik teman Anda. Simpulkan hasilnya sebagai
jawaban yang diterima bersama untuk sementara.

Tugas :

1) Bacalah Tahapan Pendahuluan proposal tentang eceng gondok di bawah ini, lalu
jawablah :
a. Apa yang diteliti ?
b. Mengapa hal itu penting diteliti ?
c. Dengan cara apa hal itu akan diteliti atau dieksplorasi ?
2) Apa hubungan antara penelitian yang direncanakan ini dan penelitian-penelitian sebelumnya ?
3) Proposal tersebut disertai hipotesis, meskipun tidak semua proposal penelitian mengandung
hipotesis. Mengapa hipotesis diperlukan pada proposal ini ?

Contoh Proposal Penelitian


56
PERANAN KETERSEDIAAN ECENG GONDOK (DA BADAN AI CRASSIPES)
PADA BADAN AIR DALAM MENURUNKAN BEBERAPA PARAMETER
PENCEMAR DI SUNGAI CITARUM (WADUK SAGULING)
Tika Aprilda
Institus Teknologi Bandung

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Penelitian

Sungai adalah satu sumber daya perairan yang sangat penting bagi
kehidupan manusia. Sungai mempunyai beberapa fungsi strategis sebagai
pengembangan suatu daerah yang sangat vital, diantaranya sebagai sumber air
minum, penunjang kegiatan industri dan pertanian, pusat listrik tenaga air, serta
sarana rekreasi air.
Kualitas sumber air sungai-sungai utama di Indonesia pada umumnya
tercemar sangat berat oleh limbah organik yang berasal dari limbah penduduk,
limbah industry, dan limbah lainnya. Berdasarkan hasil penelitian Pusat Penelitian
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Universitas Padjajaran (2006) Bandung,
ditemukan adanya empat konsentrasi logam berat yang terdapat di dalam ikan
yang diambil dari jarring apung milik warga di Waduk Saguling. Empat
kandungan logam berat itu adalah timbal (Pb) 6 part per million (ppm), zinc.seng
(Zn) 22,45 ppm, crom (Cr) 0,1 ppm, dan air raksa atau merkuri (Hg) 179, 13 ppb.
Merkuri adalah satu-satunya logam yang berwujud cair pada suhu ruang.
Merkuri, baik logam maupun metal merkuri (CH3Hg), biasanya masuk ke dalam
tubuh manusia lewat pencernaan. Cara masuk merkuri dapat melalui asupan ikan,
kerang , udang, atau perairan yang terkontaminasi. Merkuri dalam bentuk logam
tidak bergitu berbahaya karena hanya 15% yang bias terserap oleh tubuh manusia.
Akan tetapi, begitu terpapar ke dalam, dalam kondisi tertentu merkuri dapat
bereaksi dengan metana yang berasal dari dekomposisi senyawa organik dan
membentuk metil merkuri yang bersifat toksis. Dalam bentuk metal, merkuri
sebagian besar akan berakumulasi di otak. Karena penyerapannya besar, dalam
waktu singkat merkuri dapat berakibat pada degenerasi sel-sel saraf di otak kecil
yang menguasai koordinasi saraf, gangguan pada luas, degenerasi sarung selaput
saraf, dan bagian dari otak kecil (Edward, 2008).
Timbal banyak dipergunakan dalam pembuatan baterai, aki, peledak,
pestisida, cat karat, dan pelapisan logam. Timbal juga terdapat pada pipa untuk
aliran air minum yang merupakan alloy di logam timbal. Penggunaan timbal dalam
skala besar dapat mengakibatkan polusi, baik di darat maupun di perairan. Timbal
yang masuk dalam perairana dalam bentuk limbah akan mengalami
pengendapanyang dikenal dengan istilah sedimentasi (Palar, 1994).

Namun, peneliti berkeyakinan bahwa permasalahan pencemaran ini dapat


diatasi. Salah satu cara mengatasi polusi perairan oleh logam berat adalah
57
penanggulangan secara biologi dengan memanfaatkan eceng gondok
(eichhorniacrassipeslah). Penelitiani-penelitian yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa eceng gondok mempunyai kemampuan menyerap logam berat dengan
sangat baik (Misalnya, Soerjani, 1975;Kirby & Mengel, 1987).
Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan penelitian untuk melihat
efisiensi penyerapan logam berat Merkuri (Hg) dan Timbal (Pb). Selanjutnya perlu
dilihat pula perubahan kualitas air yang terjadi setelah adanya tumbuhan eceng
gondok.

2. Rumusan Masalah Penelitian


Pencemaran air sungai Citarum (waduk Saguling) sudah sangat
mengkhawatirkan. Berdasarkan status mutu sungai Citarum kelas II PP No. 82
Tahun 2001, sungai Citarum termasuk dalam kategori tercemar berat, baik di hulu
maupun hilir sungai. Pemakaian air sungai yang telah tercemar oleh masyarakat
untuk keperluan perikanan dan pertanian dapat berdampak negative terhadapa
kesehatan masyarakat dengan akumulasi logam berat di tubuh manusia. Dalam
jangka panjang hal itu dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti
penyakit minimata, bibir sumbing, kerusakan susunan saraf dan cacat pada bayi.
Untuk mengatasi pencemaran perairan oleh logam berat adalah dengan
memanfaatkan eceng gondok. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan eceng gondok mempunyai kemampuan menyerap logam berat
dengan sangat baik. Berdasarkan kenyataan di atas, perlu dilakukan penelitian
terhadap tingkat akumulasi logam berat di Sungai Citarum dengan menggunakan
eceng gondok serta terhadap perubahan kualitas air dan setelahnya penyerapan
logam berat oleh eceng gondok.

3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat efisiensi penyerapan logam oleh
eceng gondok di sungai Citarum (Waduk Saguling). Secara lebih khusus,
penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui tingkat akumulasi logam berat Pb
dan Hg dalam tumbuhan eceng gondok; dan (2) mengetahui kualitas air sungai di
lokasi sebelum dan sesudah adanya tumbuhan eceng gondok.

4. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini dilakukan di lapangan dan laboratorium dengan batasan yang
diambil sebagai berikut.
(1) Tempat Sampling disasarkan pada satu lokasi keberadaan tumbuhan eceng
gondok di sungai Citarum.
(2) Karakteristik fisika-kimia yang akan dianalisis adalah debit air, DHL, TSS,
pH, DO, COD, temperatur, nitrat dan fosfat.
(3) Logam berat yang akan dianalisis pada tumbuhan eceng gondok adalah
logam berat PB dan Hg.
(4) Sampling akann dilakukan pada empat waktu yang berbeda berdasarkan seri
waktu dengan pengulangan pada masing-masing stasiun.

5. Hipotesis

58
Hipotesis penelitian ini adalah “Kehadiran tumbuhan eceng gondok
(eichhornia crassipes) dapat menurunkan konsentrasi logam berat Pb dan Hg di
sungai Citarum (Waduk Seguling).

B. Landasan Teori dan Tinjauan Pustaka


1. Landasan Teori
1.1 Pencemaran Sungai
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air, seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas
manusia. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal. Meningkatnya
kandungan nutrient dapat mengarah pada eutrofikasi. Sampah organik seperti air
yang menerimanya seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan
kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada kekurangan
oksigen yang dapat berdampak negatif pada ekosistem.
Pencemaran air pada umumnya terjadi akibat manusia, baik sektor rumah
tangga, pertanian, perikanan, maupun industry. Sumber utama limbahn rumah
tangga dari masyarakat adalah berasal dari perumahan dan daerah perdagangan.
Dari rumah tangga dapat dihasilkan berbagai macam zat organik yang dialirkan
melalui selokan-selokan dan akhirnya bermuara ke sungai-sungai.

penggunaan pupuk di daerah pertanian akan dapat mencemari air dan


memberikan nutrient pada tanaman air sehingga meningkatkan pertumbuhannya.
Hal ini akan mempengaruhi ekosistem perairan, baik secara fisik maupun kimia.
Selain itu, pestisida yang digunakan oleh petani dapat membahayakan lingkungan
perairan karena bersifat toksik.
Industry mengeluarkan limbah yang dapat mencemari ekosistem air.
Polutan yang dihasilkan pabrik dapat berupa logam berat maupun panas. Suatu
sumber air dapat dikatakan tercemar tidak hanya karena tercampur dengan bahan
pencemar, tetapi juga apabila air tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan tertentu.

1.2 Pencemaran Sungai Citarum


Dengan kategori sungai sebagai prioritas, sungai Citarum merupakan sungai
yang memiliki fungsi vital dalam menunjang kehidupan masyarakat luas. Sungai
ini memiliki berbagai pemanfaatan untuk menunjang kebutuhan air di Provinsi
Jawa Barat, juga penunjang kebutuhan air baku di DKI Jakarta yang diambil dari
Saluran Tarum Barat untuk diolah di PDAM DKI Jakarta.
Berdasarkanng penelitian yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup
pada tahun 2004, sungai Citarum termasuk dalam status tercemar berat, baik
dibagian hulu maupun bagian hilir. Baku mutu air mengacu pada kelas II PP No.
82 Tahun 2001. Hal ini cukup mengkhawatirkan bila melihat fungsi sungai
Citarum yang penting sehingga memerlukan pengelolaan yang sangat
komprehensif dari semua pihak terkait.
Diperlukan solusi untuk mengatasi pencemaran sungai Citarum ini, baik
secara kimia maupun secara biologi. Namun, pengelolaan secara kimia relatif lebih
mahal bila dibandingkan dengan penanggulangan secara biologi. Penanggulangan
pencemaran air secara biologi dapat menggunakan tanaman sebagai penyerap
kontaminan yang umum disebut dengan teknik fitoremediasi.

59
1.3 Fitoremediasi
Fitoremediasi adalah pemanfaatan tumbuhan mikroorganisme untuk
meminimalisasi dan mendetoksifikasi polutan. Sebagai fitoakumulator dan
fitochelator, tanaman itu dapat menyerap logam dan mineral yang tinggi. Konsep
pemanfaatan tumbuhan dan mikroorganisme untuk meremediasi tanah yang
terkontaminasi polutan adalah pengembangan teknik terbaru dari pengolahan
limbah. Fitoremediasi dapat diaplikasikan pada limbah organic maupun
anorgarnik dalam bentuk padat cair, dan gas (Salt et. al, 1998).
1.4 Mekanisme Penyerapan Logam Berat oleh Eceng Gondok
Penyerapan dan akumulasi logam berat oleh tumbuhan dapat dibagi
menjadi tiga proses yang berkesinambungan, yaitu penyerapan logam oleh akar,
translokasi logam dari akar ke bagian tumbuhan lain, dan lokalisasi logam pada
bagian tertentu untuk menjaga agar tidak menghambat metabolisme tumbuhan
tersebut (Priyanto & Priyanto, 2000).

2. Tinjauan Pustaka
Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk mengatasi pencemaran air
dengan mamanfaatkan eceng gondok. Misalnya, LIPI yang bekerja sama dengan
pengelola waduk Saguling menanam eceng gondok sebagai pilot project untuk
memperbaiki kualitas air sungai yang masuk ke Waduk Saguling.
Menurut Kirkby dan Mengel (1987), eceng gondok mampu menyerap logam
karena terdapatnya akar yang becabang-cabang halus yang berfungsi sebagai alat
untuk menyerap senyawa logam sehingga logm yang terlarut semakin berkurang
(Kirkby & Mengel, 1987). Selanjutnya Soerjani menyatakan tumbuhan ini
mempunyai daya regenerasi yang cepat dan toleransinya terhadap lingkungan
cukup besar sehingga eceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai tumbuhan
pengendali pencemaran lingkungan (Soerjani, 1975).
Dipihak lain, penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Universitas Padjajaran (2006) Bandung mengungkap
adanya empat kandungan logam berat yaitu timbal (Pb) 6 part per million (ppm),
zinc/seng (Zn) 22,45 ppm, crom (Cr) 0,1 ppm, dan air raksa atau merkuri (Hg) 179,
13 ppb di dalam ikan yang dipelihara di jaring apung di Waduk Saguling. Apabila
hipotesis penelitian yang akan dilakukan terbukti, hasil-hasil penteelitian ini dapat
memperkuat temuan-temuan pada penelitian-penelitian sebelumnya dalam hal
tingkat akumulasi logam berat Pb dan Hg dalam runbuhan eceng gondok di
Waduk Saguling, dan dalam hal kualitas air sungai di lokasi tersebut sebelum dan
sesudah adanya tumbuhan eceng gondok.

C. Metodologi Penelitian
1. Waktu dan Lokasi Studi
Penelitian ini dilakkan pada bulan Desember 2008 sampai dengan Maret
2009 yang merupakan musim hujan. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan
yang akan dilaksanakan di Desa Citarum.
2. Sumber Data Penelitian
Data penelitian ini diambil dari tiga stasiun. Stasiun I berlokasi di Kampung
Balakasa. Stasiun II dibagi enam titik pengambilan sampel air, masing-masing
pada jarak ¼ (IA), ½ (IB), ¾ (IC) lebar sungai pada 0,2 dan 0,8 kali kedalam sungai.
Sampel sedimen dibagi tiga titik sesuai dengan lokasi pengambilan sampel air.
Jarak antara stasiun I sampai dengan stasiun II adalah 700 m, dst.
60
3. Alur Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dengan alur yang ketat. Alur tersebut
terdiri atas langkah-langkah sebgai berikut :
(1) Penelitian Pendahuluan;
(2) Pengambilan Sampel Air dan Sedimen;
(3) Pengambilan Sampel Eceng Gondok;
(4) Analisis Sampel;
(5) Analisis Data.

DAFTAR PUSTAKA
Edward. 2008. Pengamatan kadar merkuri di perairan Teluk Kao (Halmahera) dan
perairan Anggai (Pulau Obi) Maluku Utara. Makara Sains, Vol. 12, No. 2, 97-101.
Kirkby, & Mengel, K. 1987. Principles of landnutrition. Internasional Potash.Institute.
Swith zerland.
Palar, H. 1984. Pencemaran dan toksologi logam berat. Jakarta: Rineka Cipta,…
(diadaptasi dan ditata kembali dari Aprilda, 2008)

Contoh Proposal Kegiatan

61
KEGIATAN MAGANG MENJADI STAF
DI CV EXPLORE SOLO
Disti Irfani Nurjanah
Universitas Sebelas Maret

1. Pendahuluan
Dewasa ini sumber daya manusia dipandang penting dalam menunjang
proses bangsa Indonesia dari Negara berkembang menjadi Negara yang maju.
Oleh karena itu, bangsa Indonesia melakukan berbagai cara untuk
mengembangkan sumber daya manusia Indonesia menjadi lebih berkualitas. Salah
satu cara yang ditempuh adalah dengan menyediakan pendidikan hingga taraf
perguruan tinggi. Namun untuk mencapai sumber daya manusia yang
berkualitas, ilmu di bangku perkuliahan saja dirasa kurang mencukupi karena
belum membekali siswanya dengan keahlian untuk bekerja di dunia nyata.
Program D-3 dibentuk dengan tujuan menghasilkan sumber daya manusia
yang siap dan ahli dibidangnya serta tanggap terhadap perubahan perkembangan
ilmu teknologi dan seni, maupun masalah yang dihadapi khususnya yang
berkaitan dengan pelayanan langsung di bidang keahliannya. Pada kenyatannya
sering dijumpai lulusan baru perguruan tinggi mengalami kesulitan dalam
menghadapi kenyataan yang ada dalam dunia kerja. Hal ini disebabkan oleh
kurang siapnya lulusan tersebut dalam menghadapi kenyataan yang ada di
lapangan yang jauh berbeda dengan apa yang didapat mahasiswa di bangku
kuliah. Kurangnya bekal teknikal yang dimiliki mahasiswa dapat mengakibatkan
sumber daya manusia yang dihasilkan kurang mempunyai kualifikasi dan
kompetensi seperti yang diinginkan pemberi kerja.

Jurusan Sastra Inggris, khususnya mainstream pariwisata dalam


melaksanakan proses pembelajaran tidak cukup hanya di lingkungan kampus.
Oleh karena itu, Kegiatan Magang Mahasiswa (KMM) diadakan untuk memenuhi
kebutuhan akan sumber daya manusia yang berilmu, berkeahlian dan juga
berpengalaman. Dengan adanya kegiatan magang diharapkan mahasiswa tidak
hanya mengantongi ilmu yang fidapatnya di bangku kuliah saja, tetapi juga
kemampuan untuk menerapkan ilmu tersebut di lapangan kerja. KMM juga
ditujukan untuk membentuk tenaga kerja yang kreatif, beretos kerja tinggi,
bertanggung jawab serta dapat bekerja sama dengan rekan sekitarnya.
Penyelenggaran KMM bekerja sama dengan banyak institusi mitra terkait
yang bersedia menyediakan tempat dan pekerjaan yang sesuai bagi para
mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmunya. Bagi Jurusan Sastra Inggris, salah
satu institusi mitra yang berkenan untuk menampung mahasiswa melaksanakan
kegiatan magang adalah CV Explore Solo. Oleh karena itu, mahasiswa Sastra
Inggris dapat memilih dan mengajukan diri untuk melaksanakan kegiatan magang
di CV Explore Solo. Alasan CV Explore Solo menjadi institusi mitra adalah karena
di CV tersebut tersedia pekerjaan yang relevan dengan ilmu yang didapat di
bangku perkuliahan. CV Explore Solo akan menyediakan lapangan kerja bagi
mahasiswa magang untuk dapat mengaplikasikan ilmunya dengan menjadi staf
yang berkompeten di bidang pariwisata dan humas (public relations).
Diharapkan mahasiswa magang dapat memberikan sumbangsih dengan
membantu instansi terkait dalam menjalankan programnya sampai akhirnya
tujuan magang yang telah saya rencanakan tercapai. Dengan adanya kegiatan
62
magang ini diharapkan semua pihak, baik Jurusan Sastra Inggris selaku wakil
Universitas, mahasiswa magang, maupun istitusi mitra mendapatkan manfaat
yang sepadan. Manfaat yang akan diperoleh mahasiswa dari hasil kegiatan
magang ini adalah tercapainya pembelajaran yang selaras antara ilmu yang
didapat di bangku perkuliahan dan pengalaman mengaplikasikan ilmu tersebut
didunia kerja, sehingga mahasiswa memiliki bekal kreativitas, wawasan dan
kualitas tenaga kerja ahli untuk menghadapi dunia kerja nantinya. Adapun
manfaat yang diperoleh pihak Universitas adalahh terjalinnya hubungan yang
baik antara Sastra Inggris Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Surakarta dengan lembaga/instansi tempat mahasiswa menjalankan praktik
magang.

2. Tata Laksana Kegiatan


KMM ini akan dilaksanakan dengan tata cara yang telah ditentukan bersama
antara mahasiswa dan lembaga tempat dilaksanakannya magang. Tata cara itu
terkait dengan pelaksana KMM, tujuan KMM, waktu dan tempat KMM, serta
strategi pelaksanaan KMM. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Pelaksana KMM
Pelaksan KMM adalah mahasiswa yang menjadi peserta yang sedang
melakukan magang, yaitu mahasiswa D-3 Jurusan Sastra Inggris dengan
Peminatan Pariwisata semester 6 tahun akademik 2014. Dalam hal ini, pembuat
proposal ini adalah pelaksana yang dimaksud. Adapun biodata mahasiswa
peserta kegiatan magang adalah sebagai berikut.
Nama : Disti Irfani Nurjanah
Tempat, tanggal lahir : Malang, 9 Mei 1993
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Teuku Umar 65 Banjarsari, Surakarta
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum menikah
Agama : Islam
Telepon : 081390737973
E-mail : distidelfani@yahoo.com

b. Tujuan KMM
Tujuan dilaksanakannya KMM ini adalah : (1) untuk mendapatkan
pengalaman kerja dengan mempraktikkan kemapuan bahasa Inggris di CV
Explore Solo; dan (2) untuk mengetahui sejauh mana ilmu yang didapat di bangku
kuliah dapat menunjang pekerjaan yang dikerjakan.

c. Waktu dan Tempat KMM


Waktu : Bulan Februari – April 2014 ( + 100 jam)
Tempat : CV Explore Solo

d. Strategi Pelaksanaan KMM

63
Kegiatan magang ini diikuti oleh mahasiswa D3 Bahasa Inggris yang
memiliki kemampua di bidang pariwisata dan public relations, dengan tujuan
untuk menerapkan bahasa Inggris dan mendapatkan pengalaman kerja CV
Explore Solo. Kegiatan magang ini dilakukan dengan cara ikut serta dalam
mengerjakan kegiatan rutin yang berjalan di CV tersebut. Adapun penempatan
kerja direncanakan pada bagian staf namun dapat berubah sesuai dengan
kebijakan institusi yang ditempati.
Prosedur yang ditempuh untuk melaksanakan KMM adalah sebagai berikut,
(1) survey awal untuk menentukan waktu dan tempat KMM; (2) mengajukan
usulan tertulis; (3) melaksanakan KMM setelah disetujui; (4) membuat laporan
pelaksanaan setelah KMM selesai.

3. Penutup
Demikian proposal ini disampaikan dengan harapan akan terjalin kerja sama
yang baik dan memberikan manfaat bagi pengembangan dan kemajuan semua
pihak. Saya mengharapkan pembimbing tugas akhir dapat menyetujui dan
menerima proposal ini. Atas perhatian dan kesediaan pihak pembimbing tugas
akhir untuk dapat menyetujui dan menerima pelaksanaan kerja praktik
mahasiswa Jurusan D3 Bahasa Inggris, saya mengucapkan terima kasih.
(Diadaptasi dan ditata kembali dari Nurjanah, 2014)

Dengan cara yang sama seperti pada saat Anda menelusuri proposal
penelitian di atas, untuk mengawali kegiatan ekspolorasi terhadap unsur-unsur
proposal kegiatan, kerjakanlah tugas ini terlebih dahulu.
TUGAS : Mengapa pada proposal kegiatan tidak terdapat Bab Landasan Teori dan
Bab Metodologi Penelitian ? Apakah bab-bab itu terkait dengan masalah dan
tujuan kegiatan ? Berikan alasan secukupnya.

B. Hubungan Genre pada Setiap Tahapan Proposal


1. Proposal Penelitian
Secara umum proposal penelitian memuat unsur-unsur yang terdiri atas (1)
latar belakang dilakukannya penelitian; (2) rumusan masalah dan tujuan penelitian;
(3) manfaat atau pentingnya penelitian; (4) tinjauan teoretis yang menguraikan
acuan teori utama (grand theory) dan elaborasinya, serta keterkaitannya denan
berbagai hasil penelitian terdahulu; (5) kerangka piker atau bingkai acuan (frame of
reference) dalam melakukan penelitian terhadap masalah itu; (6) asumsi atau
hipotesiss yang akan diuji; (7) sumber data atau subjek penelitian; (8) instrument
pengumpulan data yang akan digunakan; (9) metode atau prosedur penelitian; (10)
teknik analisis daya yang akan dilakukan; dan (11) daftar pustaka sementara (Ali,
2011).
Betulkan unsur-unsur di atas dapat disusun ke dalam tahapan-tahapan yang
membentuk struktur teks proposal penelitian itu secara keseluruhan ? Tahapan-
tahapan itu dapat diringkas menjadi pendahuluan, landasan teori dan tinjauan
pustaka, serta metodologi penelitian. Sebenarnya masih ada unsur lain yang tidak
diperhitungkan sebagai tahapan, yaitu daftar pustaka dan lampiran (apabila ada).
64
a. Pendahuluan
Tahapan Pendahuluan pada proposal penelitian mengandung unsur (1) latar
belakang penelitian, (2) rumusan masalah penelitian, (3) tujuan penelitian, (4)
ruang lingkup penelitian, dan (5) hipotesis. Tahapan Pendahuluan dengan unsur-
unsurnya berfungsi untuk memberikan latar belakang pemikiran yang menuntun
kea rah akan dilaksankannya penelitian itu, menentukan pokok masalah yang akan
diteliti termasuk pentingnya masalah itu diteliti, dan menentukan tujuan yang akan
dicapai melalui pendekatan/metode/teknik tertentu.
Unsur latar belakang penelitian dikatakan sebagai logika pemikiran yang
menuntun kea rah akan dilaksanakannya penelitian itu, karena pada bagian ini
dinyatakan mengapa pokok masalah tertentu perlu diteliti, bagaimana hal itu akan
diteliti baik secara teoretis maupun metodologis, apa yang akan dihasilkan dari
penelitian ini, dan apa pula akibatnya seandainya hal itu tidak segera diteliti. Di
bawah ini, unsur latar belakang penelitian masih akan dijelaskan lagi setelah empat
unsur pada Tahapan Pendahuluan yang lain diuraikan.
Rumusan masalah penelitian berisi pokok persoalan yang akan diteliti.
Rumusan masalah dapat dinyatakan dalam kalimat tanya. Rumusan masalah
untuk penelitian kualitatif dikaitkan dengan strategi penelitian tertentu, misalnya
etnografi, fenomenologi, studi kasus, atau grounded research. Verba yang digunakan
untuk emnyatakan rumusan masalah bersifat eksploratif sesuai dengan jenis
strategi penelitian kualitatif yang ditetapkan. Anda dapat mengawali rumusan
masalah dengan kata “bagaimana” atau “apa” untuk menunjukkan keterbukaan
penelitian. Adapun rumusan masalah penelitian kuantitatif mencerminkan tiga
prinsip dasar. Pertama, membandingkan kelompok variable bebas untuk melihat
antara satu atau berbagai variable terikat. Kedua, menghubungkan antara satu atau
berbagai variable dengan satu atau beberapa variable lainnya. Ketiga,
mendeskripsikan respons terhadap variable bebas atau variable terikat (Cresswell &
Plano, 2007).
Membuat rumusan masalah itu tidak sulit asalkan Anda mengenal benar
permasalahan penelitian dan menguasai teori-teori untuk mengidentifikasi variable
penelitian. Beberapa ciri rumusan masalah yang baik, antara lain (Fraenkel, Wallen,
& Hyun, 2012) :
(1) Fisibel, yaitu berisi permasalahan yang dapat diatasi melalui penelitian tanpa
memerlukan waktu, tenaga, dan uang yang tidak terjangkau;
(2) Jelas, yaitu tidak memuat tafsiran ganda;
(3) Signifikan, yaitu betul-betul penting dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan kemasalahan manusia;
(4) Etis, yaitu tidak menyangkut perasaan seseorang dan tidak mengganggu
lingkungan social tempat penelitian berlangsung.
Persoalan pada rumusan masalah itu dijawab, dan hal itu tergambar pada
tujuan penelitian. Tujuan penelitian merupakan keinginan peneliti untuk
memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan. Oleh sebab itu,

65
tujuan penelitian harus relevan dengan identifikasi masalah, rumusan masalah,
dan proses penelitiannya (Riduwan, 2013).
Menurut Locke et.al 2007 (dalam Creswell, 2010) tujuan penelitian berarti
menunjukkan mengapa peneliti ingin melakukan penelitian dan apa yang ingin
dicapainya. Begitu petingnya tujuan penelitian ini sehingga perlu menulisnya
secara terpisah dari aspek-aspek lain dalam proposal penelitian dan perlu
dibingkai dalam paragraph dan kalimat yang mudah dipahami pembaca.
Untuk dapat menyusun tujuan penelitian dengan baik, perhatikan beberapa
strategi penulisannya sebagai berikut.
(1) Gunakanlah kata-kata seperti tujuan, maksud, atau sasaran.
(2) Tujuan penelitian kualitatif berfokus pada satu fenomena, sedangkan pada
penelitian kuantitatif menunjukkan dua atau lebih variable yang berelasi atau
yang dapat dibandingkan.
(3) Gunakan verba tindakan pada penelitian kualitatif, seperti : menemukan,
mendeskripsikan/mengamati pengalaman (fenomologi); memahami
(etnografi);mengembangkan (penelitian pengembangan), menyajikan
(penelitian deskriptif), dan sebagainya. Adapaun pada penelitian kuantitatif,
seperti : hubungan antara, perbandingan antara, dan pengaruh terhadap.
(4) Tunjukkan para partisipan atau subjek penelitian anda.
(5) Tempatkanlah variable bebas terlebih dahulu, diikuti variable terikat atau juga
variable kontrol.
Jadi, tujuan penelitian berisi renacana jawaban terhadapa pokok persoalan
penelitian. Kalimat yang digunakan untuk menyatakan tujuan biasanya berbunyi
“Penelitian ini bertujuan untuk . . . . . .” atau “Tujuan penelitian ini adalah . . . “.
Pada laporan penelitian, jawaban yang susungguhnya terhadapa masalah yang
diteliti disajikan pada simpulan. Di pihak lain, pada proposal penelitian, jawaban
sementara sering dinyatakan dalam bentuk hipotesis. Perlu dimengerti bahwa
hipotesis berarti dugaan atau simpulan sementara. Namun demikian, seyogyanya
dimengerti bahwa tidak semua proposal disertai hipotesis.
Di bawah ini disajikan masalah dan tujuan penelitian yang diambil dari
proposal penelitian yang berjudul Pencegahan dan penyembuhan patologi social
penyalahgunaan narkoba berbasis nilai keagamaan” (Supriyatna, 2012). Becalah petikan
tersebut dengan seksama, kemudian identifikasi kata-kata atau kalimat yang
digunakan untuk merumuskan masalah dan memformulasikan tujuan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, peneliti merumuskan fokus
permasalahan penelitian yaitu “Bagaimana upaya pencegahan dan penyembuhan
patologi social penyalahgunaan narkoba berbasis keagamaan?” Untuk
mempermudah analisis penelitian maka pokok permasalahan tersebut dijabarkan
dalam beberapa submasalah sebagai berikut.
(1) Bagaimana bentuk dan materi program rehabilitasi narkoba berbasis nilai
keagamaan bagi anak bina di Pondok Remaja Inabah XX ?

66
(2) Bagaimana upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba bagi anak bina di
Pondok Remaja Inabah XX agar tidak ketagihan kembali setelah berhasil
sembuh ?
(3) Bagaimana manfaat proses rehabilitasi berbasis nilai keagamaan bagi anak
bina di Pondok Remaja Inabah XX ?
Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian yang akan dilaksanakan ini diharapkan dapat
menemukan upaya pencegahan dan penyembuhan patologi sosial
penyalahgunaan narkoba berbasis nilai keagamaan. Adapun tujuan khusus
penelitian ini adalah :
(1) Mengamati bentuk dan materi program rehabilitasi narkoba berbasis nilai
keagamaan bagi anak bina di Pondok Remaja Inabah XX ;
(2) Menemukan upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba bagi anak bina di
Pondok Remaja Inabah XX agar tidak ketagihan kembali setelah berhasil
sembuh.
(3) Mendeskripsikan manfaat proses rehabilitasi berbasis nilai keagamaan bagi
anak ina di Pondok Remaja Inabah XX.

(diadaptasi dan dimodifikasi dari Supriyatna, 2012)

Setelah rumusan masalah dan tujuan penelitian, pada Tahapan Pendahuluan


juga sering dikemukakan manfaat penelitian secara ekspilit pada subbab tersendiri.
Namun demikian, pada proposal tenang eceng gondok di atas, manfaat penelitina
hanya disisipka ke dalam beberapa paragraph yang relevan. Berikut ini adalah
contoh manfaat penelitian yang disajikan dengan subbab tersendiri yang dipetik
dari proposal penelitian yang berjudul kebijakan formulasi hokum pidana dalam
penanggulangan tindak pidana korupsi (Ridwan, 2010). Bacalah petikan tersebut
bersama teman-teman Anda, kemudian diskusikan perbedaan antara manfaat
teoretis dan manfaat praktis. Selain itu, jelaskan sumbangan apa yang idberikan
dalam kedua hal itu. Apabila Anda pandang perlu, tulislah ulang petikan tersebut
dengan bahasa Anda sendiri.

Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang menjadi fokus kajian dan tujuan penelitian
yang ingin dicapai maka penelitian ini hendaknya dapat memberikan manfaat
sebagai berikut.
Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan akan menghasilkan sumbangan pemikiran berupa
konsep, metode atau teori dalam studi ilmu hokum. Sumbangan pemikiran
tersebut akan dihasilkan khususnya berupa konsep yang menyangkut penegakan
hokum pidana bagi penanggulangan.
Manfaat Praktis

Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran atau


bahan pertimbangam bagi legislatif dalam perumusan hokum pidana. Pemikiran
dan pertimbangan tersebut dilakukan dalam upaya penanggulangan tindak
pidana korupsi.
67
(Diadaptasi dan dimodifikasi dari Ridwan, 2010)

Selanjutnya, dijelaskan lagi engertian pendekatan/metode teknik yang


digunakan. Pendekatan adalah konsep, teori, dan filsafat keilmuan yang dijadikan
landasan dalam pemecahan masalah penelitian. Metode berkaitan dengan tata cara
pengambilan data penelitian (yaitu wujud data dan langkah-langkah pengambilan
sampling). Adapun teknik menyangkut teknik pengumpulan data (yaitu teknik
sampling)dan analisis teknik data. Akan tetapi perlu digarisbawahi bahwa pada
Tahapan Pendahuluan, pendekatan/metode/teknik itu baru disebutkan, belum
diuraikan lebih jauh. Uraian yang lebih memeadai disajikan pada Tahapan
Landasan Teori dan Tinjauan Pustaka (untuk pendekatan yang mencerminkan
paradigm teori) dan pada Tahapan Metodologi Penelitian (untuk metode dan
teknik pengambilan data dan atau analisis data).

Unsur latar belakang penelitian perlu mendapat penjelasan lebih khusus,


karena ternyata pada unsur itu sudah terdapat empat unsur yang lain yang ada di
Tahapan Pendahuluan. Bahkan pada unsur latar belakang juga sudahtersirat
landasan teori, ulasan terhadap penelitian sebelumnya, dan metodologi yang akan
diterapkan. Singkat kata, dari Tahapan Pendahuluan orang sudah mendapatkan
gambaran yang utuh tentang penelitian yang direncanakan untuk dilakukan itu.

Untuk dapat membuat uraian latar belakang penelitian secara runtut, jelas,
dan tajam, Anda dituntut untuk selalu membaca dan memaknai gejala-gejala yang
muncul dalam ilmu yang Anda tekuni. Untuk itu, pengetahuan yang luas dan
terpadu mengenai teori-teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang terkait
merupakan syarat mutlak. Ini merupakan alasan lain mengapa penelaahan
terhadap jurnal-jurnal harus dilakukan ejak awal. Disamping itu, dalam latar
belakang hendaknya disajikan keadaan atau fakta actual yang berupa data-data
dalam bentuk angka atau uraian biasa sehingga permasalhannya dapat
diidentifikasi dan dirumuskan secara jelas.

Berikut ini adalah contoh lain Latar Belakang Penelitian yang dipetik dari
proposal penelitian yang berjudul Pendidikan Kewarganegaraan sebagai wahana dalam
menignkatkan kesadaran hukun mahasiswa (Belladona, 2013). Bacalah petikan itu
dengan teliti, dan ikuti petunjuk yang diberikan selanjutnya. Sambil membaca,
Anda boleh membuat catatan untuk memudahan Anda dalam memahami isinya.

Fenomena nyata yang terjadi adalah masih sering ditemukan mahasiswa


yang tidak taat pada nilai-nilai yang ada di masyarakat, seperti tidak taat berlalu
lintas, praktik seks bebas, penganiayaan, penyalahgunaan narkotika. Belum lagi
mereka hanya mengetahui bahwa tindakan kriminalitas sajalah yang melanggar
undang-undang dan hukum, seperti pembunuhan, penganiayaan, perampokan,
pencurian, perdagangan manusia, perdagangan obat terlarang, dan
penyalahgunaan narkotika. Padahal tindakan hulum tidak hanya berlaku pada
hala yang mereka tahu. Misalnya, kegiatan demonstrasi secara anarkis dapat
68
digolongkan pada tindakan criminal yang melanggar hukum karena merugikan
masyarakat luas dan merusak fasilitas umum. Perilaku ini mungkin dilakukan
karena mereka belum memahami pengertian hukum. Mereka tidak pernah
mengetahui hukum positif yang berlaku dan tidak mengenal sikap serta perilaku
taat pada hukum. Perilaku mereka sering membuat situasi kacau dan merugikan
orang lain.

Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat mendapatkan pendidikan di


perguruan tinggi dalam rangka mempersiapkan mereka agar lebih baik dalam
menjalani kehidupan di tengah-tengah masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut
Sanusi (1998) menyatakan bahwa pendidikan merupakan proses mendidik atau
pembelajaran yang diasumsikan mempunyai beberapa fungsi seperti mampu
menumbuh atau mentransformasikan nilai-nilai positif untuk memberdayakan
serta mengembangkan potensi-potensi peserta didik.

Sayangnya pengajaran moral, nilai, dan norma selama ini terbatas hanya
pada aspek kognitif dan upaya untuk mentransfer ilmu. Kajian tersebut
menimbulkan ketidakpahaman peserta didik terhadap konsep hukum yang
berkaitan dengan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara. Dengan
mencermati keadaan tersebut, penelitian tentang upaya untuk meningkatkan
kesadaran hukum mahasiswa pendidikan kewarganegaraan yang memadai sangat
mendesak untuk dilakukan.

(Diadaptasi dan dimodifikasi dari Belladonna, 2013)


Tugas :
Apakah unsur latar belakang tersebut mengungkap 1) masalah yang teliti; 2) alasan
pentingnya masalah itu diteliti; 3) tujuan dilakukannya penelitian; 4) cara
(pendekatan teoretis/metode/teknik) yang dihunakan untuk memecahkan
masalah itu. Tulislah ulang unsur latar belakang itu, dan Anda boleh mengurangi
atau menambahkan informasi lain yang dipandang perlu.

Anda sudah menulusuri Tahapan Pendahuluan. Anda perlu menggarisbawahi


bahwa proposal itu sebuah rencana, sehingga Tahapan Pendahuluan (dan juga
tahapan yang lain) banyak diwarnai oleh penggunaan modalitas akan. Dengan
demikian, formulasi bahasa yang digunakan mencerminkan bahwa sesuatu akan
diteliti untuk membuktikan bahwa hal yang dinyatakan dalam hipotesis itu akan
benar. Formulasi bahasa seperti itu berbeda dengan formulasi bahasa laporan
penelitian. Pada laporan penelitian, dinyatakan bahwa sesuatu telah teliti, dan telah
dihipotesiskan itu benar.

b. Landasan Teori dan Tinjauan Pustaka


Sesuai dengan namanya, ada dua unsur yang disampaikan pada Tahapan
Landasan Teori dan TInjauan Pustaka, yaitu landasan teori dan tinjauan pustaka.
Landasan teori berfungsi untuk menyajikan ulasan teoretis dengan
memformulasikan sintesis teori yang akan digunakan sebagai dasar pemecahan
masalah yang diteliti. Di pihak lain, tinjauan pustaka berfungsi untuk menyajikan
ulasan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang kemudian
69
dibandingkan dengan penelitian yang akan dilakukan. Baik teori maupun
penelitian yang idulas diarahkan kepada pemecahan masalah yang diteliti,
sehingga setelah itu selesai dilakukan dan hasilnya dilaporkan, diketahui apakah
teori tersebut perlu dikembangkan lebih lanjut dan apakah penelitian ini dapat
menutup kekurangan penelitian-penelitian sebelumnya.
Teori yang disajikan pada landasan teori merupakan perluasan dari
pendekatan yang sudah disebutkan di latar belakang pada Tahapan Pendahuluan.
Di bagian ini dijelaskan bahwa teori yang digunakan itu berada di bawah paying
ilmu tertentu, mencakup wilayah ilmu dengan parameter tertentu, dan mengikuti
pandangan atau paradigm gagasan tertentu dalam penerapannya. Dijelaskan pula
bahwa ulasan penelitian sebelumnya dapat mempertegas posisi penelitian yang
akan dilakukan.
Untuk merealisasikan fungsi tersebut, pada Tahapan Landasan Teori dan
Tinjauan Pustaka digunakan genre ulasan (review). Yang diulas adalah teori yang
akan digunakan dan sejumlah penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Teori
yang diulas tidak hanya berasal dari buku, tetapi juga sumber-sumber lain yang
dirujuk dalam proposal sementara itu, penelitian-penelitian yang diulas adalah
penelitian-penelitian sejenis yang relevan.
Untuk keperluan penulisan proposal penelitian, tahapan yang paling
bermanfaat untuk diambil dari teks ulasan adalah Tahapan Tafsiran Isi dan
Tahapan Evaluasi. Kemahiran anda dalam menafsirkan isi dan mengevaluasi
sumber-sumber yang Anda ulas dapat menuntun Anda untuk membuat sintesis
teori yang akan Anda letakkan pada Tahapan Landasan Teori dan Tinjauan
Pustaka pada proposal Anda. Dalam menafsirkan isi, Anda tidak boleh salah
memahami sumber-sumber yang Anda ulas. Demikian pula, dalam mengevaluasi
teori, Anda memilih dan menetapkan teori yang akan Anda gunakan untuk
memecahkan masalah yang akan diteliti.
Pada konteks landasan teori, tafsiran isi adalah gagasan-gagasan atau teori-
teori yang diringkas dari berbagai sumber untuk dievaluasi dan disintesiskan
menjadi satu kesatuan teori yang digunakan untuk memecahkan pokok persoalan
yang akan diteliti. Dengan demikian, unsur landasan teori tidak hanya merupakan
tempelan-tempelan kutipan yang tidak saling berkaitan. Semua kutipan atau
ringkasan dari sumber-sumber tersebut harus diarahkan kepada upaya untuk
memecahkan persoalan penelitian. Seandainya terdapat kutipan atau ringkasan
yang tidak demikian, kutipan atau ringkasan itu harus segera disingkirkan dari
Tahapan Landasan Teori dan Tinjauan Pustaka.
Di bawah ini dipajankan landasan teori dari Tahapan Landasan Teori dan
Tinjauan Pustaka yang diambil dari proposal penelitian yang berjudul Kebijakan
formulasi hukum pidana dalam penanggulangan tindak pidana korupsi (Ridwan, 2010).
Pada petikan tersebut, melalui sintesis, ditentukanlah definisi yang dianggap tepat
dalam dualism penggunaan istilah “pidana” atau “hukuman”. Perhatikan tata

70
organisasi penulisannya, dan untuk membantu pemaaman Anda, tandailah
definisi, penjelasan, argument, atau bagian lain yang Anda anggap penting.
Landasan Teori
Pemahaman terhadap pidana sebagai alat merupakan hal yang sangat
penting untuk membantu memahami apakah dengan alat tersebut tujuan yang
telah ditentukan dapat dicapai. Sudarto (1986) berpendapat bahwa yang dimaksud
perbuatan sebagai pemenuhan syarat-syarat tertentu.
Bila dilihat dari filosofinya, hukuman mempunyai arti yang sangat beragam.
R. Soesilo (1996) menggunakan istilah “hukuman” untuk menyebutkan istilah
“pidana” dan ia merumuskan bahwa apa yang dimaksud dengan hukuman
adalah suatu perasaan tidak enak (sengsara) yang dijatuhkan oleh hakim dengan
vonis kepada orang yang telah melanggar undang-undang hukum pidana.
Feurbach (dalam Sugandhi, 1980) menyatakan, bahwa hukuman harus dapat
mempertakut orang supaya jangan berbuat jahat.
Secara umum istilah pidana sering diartikan sama dengan istilah hukuman. Akan
tetapi, kedua istilah tersebut sebenarnya mempunyai pengertian yang berbeda.
Menurut penulis, pembedaan antara kedua istilah di atas perlu diperhatikan sebab
penggunaannya sering dirancukan. Hukuman adalah suatu pengertian umum,
sebagai suatu sanksi yang menderitakan atau nestapa yang sengaja ditimpakan
kepada seseorang. Di sisi lain pidana merupaka pengertian khusus yang berkaitan
dengan hukum pidana. Sebagai pengertian khusus pidana masih juga ada
persamaannya dengan pengertian umum, yaitu sebagai suatu sanksi atau nestapa
yang menderitakan (Hamzah, 2000). Menurut Moeljatno, (dalam Muladi & Arief,
1984) 4 istilah “hukuman” yang berasal dari kata “Straf” merupakan istilah-istilah
yang konvesional. Dalam hal ini beliau tidak setuju dengan istilah-istilah itu dan
menggunakan istilah yang inkonvesional, yaitu “pidana” untuk menggantikan
kata “Straf”. Moeljatno mengungkapkan jika “straf” diartikan “hukum” maka
“strafrechts” seharusnya diartikan “hukum hukuman”. Menurut beliau “dihukum”
berarti “diterapi hukum”, baik hukum pidana maupun perdata.
Berdasarkan berbagai pendapat tersebut dalam tulisan ini penulis
menggunakan istilah “pidana” dengan pertimbangan bahwa tulisan ini
merupakan tulisan bidang hukum pidana, yang sudah barang tentu lebih tepat
menggunakan istilah yang secara khusus lazim digunakan dalam hukum pidana.
(Diadaptasi dan dimodifikasi dari Ridwan, 2010)

c. Metodologi Penelitian
Pada contoh proposal tentang eceng gondok di atas, Tahapan Metodologi
Penelitian meliputi : (1) waktu dan lokasi penelitian; (2) sumber data penelitian;
dan (3) alur penelitian. Unsur yang pertama mengandung pengertian bahwa
penelitian akan dilaksanakan pada kurun waktu dan di lokasi tertentu. Pada teori
tentang metodologi penelitian, kedua hal itu sering dikatakan sebagai latar (setting)
penelitian. Unsur yang kedua menunjukkan penjelasan tentang wujud data dan
tempat data diperoleh serta dengan teknik apa data diperoleh dan dianalisis. Unsur
yang ketiga merupakan prosedur atau langkah-langkah penelitian. Dari ketiga
unsur tersebut, dapat dinyatakan bahwa Tahapan Metodologi penelitian
menyajikan pendekatan, metode dan teknik penleitian yang akan diteraplan,
71
termasuk langkah-langkah yang akan ditempuh. (periksa kembali penjelasan
tentang ketiga hal itu pada Tahapan Pendahuluan). Genre yang digunakan pada
Tahapan Metodologi Penelitian adalah deskripsi, laporan dan prosedur. Deskripsi
digunakan untuk memaparkan wujud data serta waktu dan lokasi penelitian,
laporan digunakan untuk menjelaskan klasifikasi data berdasarkan kriteria
tertentu, serta prosedur digunakan untuk menunjukkan langkah-langkah
penelitian.
Pendekatan menyangkut paradigma dan jenis penelitian yang diikuti;
penelitian kualitatif, penelitian kuantitatif, atau paradigm penelitian kombinasi.
Pada masing-masing paradigm ini dihasilkan sejumlah metode penelitian yang
berbeda satu dengan yang lainnya. Berkaitan dengan hal ini, peneliti harus
menentukan metode penelitian yang akan digunakannya dengan tepat. Metode
penelitian berisi gambaran keberadaan dan posisi variable penelitian, teknik yang
digunakan dalam mengumpulkan data, dan menganalisis data. Dalam uraian ini
juga dijelaskan model hubungan antara variable yang akan diuji dan bagaimana
hubungan variable itu. Setiap butir uraian mencakup jawaban tentang apa
(keberadaannya), mengapa (alasannya) dan bagaiman (pelaksanaannya). Salah satu
pertimbangan utama untuk menentukan jenis metode yang akan digunakan adalah
tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Sebagai contoh, jka tujuannya adalah
untuk menguji hubungan, metode yang akan digunakan adalah metode penelitian
korelasional, jika tujuannya untuk membedakan hasil dua perlakuan, metodenya
adalah eksperimen. Selain itu, masih terdapat penelitian lapangan, penelitian
pustaka, penelitian laboratorium, studi kasus dan seterusnya. (Meskipun masalah
paradigm dan jenis penelitian akan diuraikan lagi di bawah ini, hal itu dapat Anda
eksplorasi lebih jauh pada Mata Kuliah Metodologi Penelitian).
Untuk menjelaskan itu semua, di bawah ini dipetik bagian dari Tahapan
Metodologi Penelitian dari proposal yang berjudul Pendidikan kewarganegaraan
sebagai wahana dalam meningkatkan kesadaran hukum mahasiswa (Belladonna, 2013).
Bacalah petikan itu dengan cermat. Setelah itu, jelaskan hubungan antara
pendekatan dan metode. Pertanyakanlah apakah pendekatan dan metode yang
diilih sesuai dengan judul proposal, dan berikan alasan yang memadai agar orang
lain yakin.
Metodologi Penelitian
1. Pendekatan
Pengkajian pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai wadah
meningkatkan kesadaran hukum mahasiswa di STKIP Pasundan Cimahi, peneliti
menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan
naturalistik dengan model studi kasus ini mengungkap data dan informasi
sebanyak mungkin tentang pembelajaran pendidikan kewarganegaraan sebagai
wadah meningkatkan kesadaran hukum. Pendekatan kualitatif ini digunakan
mulai dari proses perencanaan, penelitian, penentuan lokasi, pemilihan sumber
informasi, melakukan pengamatan partisipan dan pelaksanaan wawancara
mendalam terhadap proses pembelajaran kegiatan evaluasi yang dilakukan.
2. Metode Penelitian
72
Berdasarkan pendekatan di atas maka metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah studi kasus. Dengan studi kasus peneliti dapat melakukan penelitian
dengan intensif, terinci, dan mendalam terhadap kelompok, organisasi atau gejala
tertentu, dalam hal ini STKIP Pasundan Cimahi.

Metode juga menyangkut data dan sumber data. Data adalah keterangan
atau bahan nyata yang dianalisis dalam penelitian yang dijadikan dasar untuk
menarik simpulan. Data mempunyai wujud, dan data penelitian diambil dari
sumber data. Jadi, sumber data adalah tempat data diambil. Sumber data pasti
lebih luas daripada data. Sebagai contaoh apabila peneliti akan meneliti editorial
surat kabar, data yang dimaksud adalah editorial, sedangkan sumber datanya
adalah surat kabar. Pertanyaan yang kemudian dapat Anda ajukan adalah
bagaimana data diambil dari sumber data ?cara mengambil data dari sumber data
itu adalah teknik pengumpulan data. Setelah data terkumpul, apakah diperlukan
teknik analisis data ? jawabannya disajikan dalam penjelasan sebagai berikut.
Arikunto (2007) menyatakan terdapat tiga klasifikasi sumber data yang
disingkat dengan 3 p dalam bahasa Inggris, yaitu p = person, p = place, p = paper.
Person adalah sumber data yang berupa orang, yang dapat memberikan data yang
berupa jawaban lisan. Dari person dapat diperoleh datanya melalui teknik
wawancara atau jawaban tertulis atau angket. Place adalah sumber data yang
menyajikan ang berupa keadaan diam dan bergerak. Keadaan diam meliputi
misalnya ruangan, kelengkapan alat, wujud benda, warna dan lain-lain.
Sebaliknya, keadaan bergerak ditunjukkan oleh aktivitas, kinerja, laju
kendaraan, ritme nyanyian, gerak tarian, sajian sinetron, kegiatan belajar mengajar,
dan lain sebagainya. Data dari place dapat diperoleh melalui teknik observasi. Paper
adalah sumber data yang menyajikan tanda-tanda yang berupa huruf, angka,
gambar, atau simbol-simbol lain. Wujud sumber data ini terdapat dalam media
komunikasi, seperti di zaman batu dahulu, kayu, daun lontar, dan sebagainya. Di
zaman sekarang data dapat dibaca dari media kertas, film, hardisk computer, dan
CD. Apabila populasi suatu penelitian besar dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena ketrbatasan dana,
tenaga dan waktu, peneliti dapat menggunakan sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sebagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi disebut sampel. Yang dipelajari dari sampel adalah
bahwa simpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Sehubungan dengan
hal tersebut, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul mewakili dari
populasi tersebut (representatif).
Proses pemgambilan sampel dari populasi atau proses pengambilan
sebagian dari keseluruhan objek atau memilih objek-objek dari sebuah populasi
disebut sampling. Jadi, teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel dari
populasi. Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua
kelompok, yaitu probability sampling dan nonprobability sampling.

73
Untuk memperdalam pengertian tentang data dan sumber data, bacalah
petikan dari proposal tentang eceng gondok yang disajikan kembali di bawah ini.
Berdasarkan penjelasan tentang datadan sumber data tersebut, jelaskan wujud data
penelitian itu dan jelaskan pula sumber data tempat data yang dimaksud diambil.

Sumber Data Penelitian


Data penelitian ini diambil dari tiga stasiun. Stasiun I berlokasi di Kampung
Balakasap. Stasiun I dibagi menjadi enam titik pengambilan sampel air, masing-
masing pada jarak ¼ (IA), ½ (IB), ¾ (IC) lebar sungai pada 0,2 dan 0,8 kali
kedalaman sungai. Sampel sedimen dibagi menjadi tiga titik sesuai dengan lokasi
pengambilan sampel air. Jarak antara stasiun I sampai dengan Stasiun II adalah
700 m. dst.
Dari penjelasan di atas, dapat dimengerti bahwa teknik berkaitan dengan
teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Unsur teknik pengumpulan
data berisi pemaparan tentang cara-cara yang akan dilakukan peneliti ketika akan
mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan seorang peneliti
akan sangat bergantung pada tujuan dan metode penelitian yang ditetapkannya.
Oleh sebab itu, teknik pengumpulan dara antara satu ragam penelitian dengan
ragam penelitian yang lain akan berbeda. Selanjutnya teknik pengumpulan data
akan mempengaruhi jenis instrument yang akan digunakan. Dengan kata lain, jenis
instrument sebagai alat pengumpul data penelitian akan sangat brgantung pada
teknik pengumpulan data yang akan dipilih oleh peneliti.
Unsur instrumen penelitian mencakup jenis instrument yang digunakan,
prosedurnya digunakan, prosedur penyusunannya, dan pengujian parameternya
sehingga menghasilkan instrument itu. Pada bagian ini uraian meliputi kisi-kisi
pengembangan instrument dan berbagai jenis instrument yang akan digunakan.
Pada bagian uraian tentang pengujian parameter pengukuran dijelaskan teknik
pengujian reliabilitas dan validitas instrumenn. Pada penelitian kualitatif, peneliti
dapat bertindak sebagai instrumen.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang teknik pengumpulan data beserta
instrument yang digunakan, perhatikan pajanan teknik pengumpulan data dan
instrument penelitian yang diambil dari proposal yang berjudul Pendidikan
kewarganegaraan sebagai wahana dalam meningkatkan kesadaran hukum mahasiswa
(Belladonna, 2013).
Anda dapat menambahkan nama-nama lain teknik pengumpulan data dan
instrument penelitian.
Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Peneliti akan melakukan penelitian langsung terhadap informan dengan
cara observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Dengan demikian, peneliti
akan melengkapi diri dengan instrument berupa pedoman observasi, pedoman
wawancara dan catatan lapangan.
(Diadaptasi dan dimodifikasi dari Belladonna, 2013)

74
Pada uraian tentang Tahapan Pendahuluan di atas, telah dinyatakan bahwa
istilah teknis perlu didefinisikan. Definisi istilah teknis berbeda dengan definisi
operasional. Definisi istilah teknis disajikan pada Tahapan Pendahuluan,
khususnya pada unsur latar belakang penelitian, sedangkan definisi operasional
disajikan pada Tahapan Metodologi Penelitian. Bahkan di bawah tahapan ini,
definisi operasional kadang-kadang dibuat tersendiri dalam satu subbab. Apabila
tidak terkait dengan variable-variabel penelitian, definisi operasional dapat
disajikan pada Tahapan Landasan Teori dan Tinjauan Pustaka.
Bacalah petikan tentang definisi operasional yang diambil dari proposal
penelitian yang berjudul : Pendidikan kewarganegaraan sebagai wahana dalam
meningkatkan kesadaran hukum mahasiswa (Belladonna, 2013). Mengapa “pendidikan
kewarganegaraan” dan “kesadaran huku” perlu didefinisikan secara khusus ?
Mungkinkah keduanya mengandung makna yang berbeda apabila digunakan pada
penelitian yang berbeda ?

Definisi Operasional
1. Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan dalam penelitian ini diartikan sebagai mata
kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi yan berorientasi pada
pembentukan watak/karakter warga negara yang mampu memahami dan
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara yang baik.
Warga negara yang baik memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
Pendidikan kewarganegaraan ini pun merupakan wahana untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Di samping itu,
pendidikan kewarganegaraan dilaksanakan untuk menignkatkan kesadaran dan
wawasan peserta didik akan status, hak dan kewajibannya dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, cerdas dan terampil Pancasila dan UUD
NKRI 1945.
2. Kesadaran Hukum
Soerjono Soekanto (1987) mengatakan bahwa kesadaran hukum merupakan
suatu penilaian terhadap hukum yang ada serta hukum yang seharusnya ada.
Indikator kesadaran hukum yakni pengetahuan hukum (law awareness).
Pengetahuan tentang isi peraturan-peraturan hukum (law acquaintance), sikap
terhadap peraturan-peraturan hukum (legal attitude), dan pola-pola perilakuan
hukum (legal behavior).
(Diadaptasi dan dimodifikasi dari Belladonna, 2013)

Berdasarkan pajanan di atas dapat dikemukakan bahwa definisi operasional


adalah definisi yang dibuat untuk membatasi suatu konsep secara operasional. Hal
yang membatasi definisi operasional adalah indikator atau parameter penilitian.
Dengan demikian, definisi operasional menunjukkan apa yang harus dilakukan
dan bagaimana melakukannya; apa yang akan diukur dan bagaimana
mengukurnya. Definisi ini diperlukan terutama apabila peneliti melakukan

75
penelitian yang berhubungan dengan hal-hal yang tidak dapat diamati atau diukur
secara langsung seperti hasil belajar, kemampuan menalar, dan intelegensi.

Bagaimana cara membuat definisi operasional ? untuk dapat menyusun


definisi oprasional secara tepat, perlu diperhatikan hal-hal berikut.

(1) Gunakan definisi sinonimi atas variable yang akan didefinisikan.


(2) Tentukan indikator dari konsep yang akan didefinisikan.
(3) Tentukan instrumen yang akan digunakan untuk menjelaskan konsep yang
akan didefinisikan.
(4) Tentukan alat ukur/cara pengukuran yang dapat digunakan untuk mengenali
karakteristik konsep yang akan didefinisikan.

Secara lebih jelas Suryabrata (2006:76-77) mengemukakan ada tiga


pendekatan untuk menyusun definisi operasional yaitu : (1) yang menekankan
kegiatan apa yang perlu dilakukan; (2)menekankan pada bagaimana kegiatan itu
dilakukan; dan (3) yang menekankan sifat-sifat statis yang didefinisikan. Dalam
menyusun definisi operasional, definisi tersebut sebaiknya dapat mengidentifikasi
seperangkat kriteria unik yang dapat diamati. Semakin unik suatu definisi
operasional, semakin bermanfaat definisi tersebut bagi sebuah penelitian.

Persoalan lain yang perlu mendapatkan perhatian pada Tahapan


Metodologi Penelitian adalah langkah-langkah pelaksanaan penelitian. Langkah-
langkah itu ditempuh secara procedural atau secara berurutan. Pada proposal
tentang eceng gondola di atas, terdapat lima langkah yang ditempuh, yaitu : (1)
Penelitian Pendahulua; (2) Pengambilan Sampel Air dan Sendimen; (3)
Pengambilan Sampel Eceng Gondok; (4) Analisis Sampel; (5) Analisis Data. Kelima
langkah itu disajikan di bawah Subbab Alur Penelitian, tetapi masing-masing
langkah tidak dijelaskan secara terperinci.

Uraian tentang tahapan penelitian mencakup penjelasan tentang langkah-


langkah penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Bagian ini sangat penting
sebab akan menjadi panduan pelaksanaan teknis penelitian. Dalam menulis
langkah-langkah penelitian, hal yang harus dipertimbangkan adalah metode
penelitian yang dipilih. Hal ini sejalan dengan kenyataan bahwa perbedaan metode
akan berpengaruh pada perbedaan langkah penelitian, baik dalam tahap
prapenelitian, maupun tahap pascapenelitian.

Simaklah pajanan berikut yang dikutip dari proposal yang berjudul


Pendidikan kewarganegaraan sebagai wahana dalam meningkatkan kesadaran hukum
mahasiswa (Belladonna, 2013).

Tahap-Tahap Penelitian
Agar penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan seperti
yang diharapkan, maka penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan langkah-
langkah yang direncanakan, seperti berikut.
76
1.Tahapan Prapenelitian

Pada tahap ini penelti akan mengadakan prapenelitian untuk mengetahui


kondisi umum yang berkait dengan proses belajar mengajar di STKIP Pasundan,
Cimahi. Selanjutnya, peneliti akan mengajukan rancangan penelitian. Kemudian
akan dilakukan penentuan lokasi penelitian dan sumber data penelitian.

2.Tahap Pelaksanaan Penelitian


3.Tahap penelitian kualitatif tidak memiliki batasan yang tegas. Secara garis besar
tahap-tahap penelitian kualitatif, yaitu (1) tahap orientasi; (2) tahap eksplorasi;
(3) tahap membercheck.
4.Tahap Analisis Data
Analisis dilakukan secara induktif, artinya dimulai dengan pengujian
fenomena. Kemudian, dari pengujian fenomena yang sama maupun yang berbeda
dikembangkan teori untuk menjelaskan hal yang dipelajari.
(diadaptasi dan dimodifikasi dari Belladonna, 2013)

d. Daftar Pustaka
Meskipun tidak dimasukkan ke dalam tahapan pada struktur teks proposal
penelitian, daftar pustaka merupakan kelengkapan yang sangat penting. Oleh
sebab itu, masalah ini dibahas secara khusus. Model penulisa daftar pustaka yang
diikuti secara internasional pada umumnya adalah system APA (American
Psychological Association) atau system Harvard. Akan tetapi, penerbit buku atau
jurnal sering mempunyai system sendiri, meskipun biasanya merupakan hasil
modifikasi dari kedua system tersebut. Pada bagian ini, system yang dianut adalah
system yang pertama. Sebagai lembaga, APA mengeluarkan manual yang menjadi
pedoman penulisan, bahkan tidak hanya mengenai daftar pustaka. Manual itu
berjudul Publication manual of American Psychological Association yang edis
keenamnya terbit pada tahun 2010. Anda dapat mengunduh manual tersebut
dengan mudah di internet.
Contoh-contoh di bawah ini adalah cara penulisan daftar pustaka dari
sumber buku dan artikel jurnal. Cara penulisan daftar pustaka yang lebih
terperinci. Misalnya, dari sumber antologi, surat kabar, majalah, atau internt dapat
Anda eksplorasi sendiri dari Metodologi Penelitian. Prinsip yang paling mendasar
pada penulisan daftar pustaka adalah bahwa semua karya yang dimaksukkan ke
dalam daftar harus disusun secara alfabetis berdasarkan nama belakang penulis
karya tersebut. Hal ini berlaku bagi baik penulis asing maupun penulis Indonesia.
Cara penulisan daftar pustaka di atas bukanlah saru-satunya cara penulisan
yang lazim digunakan. Masih terdapat cara-cara yang lain. Pada umumnya, jurnal-
jurnal tertentu atau lembaga-lembaga tertentu menetapkan sebuah cara sebagai
gaya selingkung. Mungkin lembaga tempat Anda belajar juga mempunyai cara
penulisan daftar pustaka sendiri. Yang perlu dipahami adalah Anda harus
menggunakan cara penulisan itu secara konsisten. Berikut ini adalah cara penulisan
daftar pustaka yang lain yang dapat dijadikan alternatif.
77
Dari buku :
Cargill, M. dan O’Connor, P. 2009. Writing Scientific Research Articles : Strategy and
Steps. Sussex: John Wiley & Sons.
Martin, J.R dan Rose, D. 2008. Genre Relations : Mapping Culture. London : Equinox.

Dari artikel Jurnal :


Gardner, S. 2012. “Genres and Registers of Student Report Writing: An SFL
Perspective on Texts and Pratices”, Journal of English for Academic
Purposes, 11, 52-63.
Kwan, B. S. C. , Chan, H. dan Lam, C. 2012. “Evaluating Prior Scholarship in
Literature Reviews of Research Atricles: A Comprative Study of
Practices in Two Research Paradigms”. English for Specific Purposes, 31,
188-201.

Unsur-unsur yang termuat dalam proposal disusun dalam sistematika


tertentu. Masing-masing perguruan tinggi memiliki struktur yangmungkin
berbeda. Akan tetapi, semuanya disusun secara sistematis dan logis, sehingga
susunan itu mencerminkan alur berpikir yang logis pula. Susunan itu dapat
diringkas ke dalam struktur teks pendahuluan^landasan teori dan tinjauan
pustaka^metodologi penelitian.

2. Proposal Kegiatan
Proposal kegiatan yang dimaksud di sini adalah proposal yang dirancang
bukan untuk penelitian, melainkan untuk kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
tugas-tugas akademik yang dikerjakan oleh mahasiswa. Kegiatan-kegiatan itu
meliputi seminar, kongres, lokakarya, pelatihan, pengabdian, magang, dan
sebagainya. Proposal kegiatan yang akan dibahas di sini adalah proposal kegiatan
magang, yang apabila magang sudah selesai dilaksanakan kemudian dilaporkan
dalam bentuk laporan magang. Khusus untuk mahasiswa D-3, laporan magang
menjadi syarat kelulusan, tetapi bagi mahasiswa S-1, laporan seperti itu hanya
menjadi kelengkapan mata kuliah saja. Di perguruan tinggi tertentu, laporan
magang dijadikan tugas akhir untuk jenjang D-3. Akan tetapi, di tempat lain, tugas
akhir sama dengan skripsi untuk jenjang S-1.

Dari penelusuran Anda terhadap proposal magang di atas, Anda mendapati


terdapat unsur-unsur proposal yang dijadikan baba tau subbab, yaitu
pendahuluan, tata laksana kegiatan, dan penutup. Secara berturut-turut, unsur-
unsur tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Pendahuluan
Tahapan Pendahuluan berisi uraian tentang latar belakang kegiatan yang
akan dilaksanakan, pentingnya kegiatan itu dilaksanakan, tujuan, manfaat, dan
strategi yang akan digunakan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Genre yang
digunakan adalah eksposisi dan deskripsi. Eksposisi digunakan untuk mengajukan

78
argumentasi bahwa kegiatan yang direncanakan pada proposal itu penting untuk
dilaksanakan. Adapun deskripsi digunakan untuk menggambarkan secara ringkas
wujud kegiatan yang diusulkan, tujuan, manfaat, dan strategi pelaksanaannya.
Berikut ini dikutip kembali tiga paragraph dari bagian Tahapan
Pendahuluan pada proposal kegiatan yang berjuduk Kegiatan magang menjadi staf di
CV Explore Solo (Nurjanah, 2014). Bagian tersebut menunjukkan alasan pentingnya
kegiatan magang tersebut dilaksanakan. Sebagai kelanjutan dari paragraph
sebelumnya, argumentasi sebagai ciri eksposisi diajukan untuk menyatakan
pentingnya kegiatan itu. Identifikasilah ketiga paragraf tersebut dan nyatakan
kembali argumentasi itu dengan kalimat Anda sendiri.
Program D-3 dibentuk dengan tujuan menghasilkan sumber daya manusia yang
siap dan ahli dibidangnya serta tanggap terhadap perubahan perkembangan ilmu
teknologi dan seni, maupun masalah yang dihadapi khususnya yang berkaitan
dengan pelayanan langsung di bidang keahliannya. Pada kenyatannya sering
dijumpai lulusan baru perguruan tinggi mengalami kesulitan dalam menghadapi
kenyataan yang ada dalam dunia kerja. Hal ini disebabkan oleh kurang siapnya
lulusan tersebut dalam menghadapi kenyataan yang ada di lapangan yang jauh
berbeda dengan apa yang didapat mahasiswa di bangku kuliah. Kurangnya bekal
teknikal yang dimiliki mahasiswa dapat mengakibatkan sumber daya manusia
yang dihasilkan kurang mempunyai kualifikasi dan kompetensi seperti yang
diinginkan pemberi kerja.
Jurusan Sastra Inggris, khususnya mainstream pariwisata dalam
melaksanakan proses pembelajaran tidak cukup hanya di lingkungan kampus.
Oleh karena itu, Kegiatan Magang Mahasiswa (KMM) diadakan untuk memenuhi
kebutuhan akan sumber daya manusia yang berilmu, berkeahlian dan juga
berpengalaman. Dengan adanya kegiatan magang diharapkan mahasiswa tidak
hanya mengantongi ilmu yang fidapatnya di bangku kuliah saja, tetapi juga
kemampuan untuk menerapkan ilmu tersebut di lapangan kerja. KMM juga
ditujukan untuk membentuk tenaga kerja yang kreatif, beretos kerja tinggi,
bertanggung jawab serta dapat bekerja sama dengan rekan sekitarnya.
Penyelenggaran KMM bekerja sama dengan banyak institusi mitra terkait
yang bersedia menyediakan tempat dan pekerjaan yang sesuai bagi para
mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmunya. Bagi Jurusan Sastra Inggris, salah
satu institusi mitra yang berkenan untuk menampung mahasiswa melaksanakan
kegiatan magang adalah CV Explore Solo. Oleh karena itu, mahasiswa Sastra
Inggris dapat memilih dan mengajukan diri untuk melaksanakan kegiatan magang
di CV Explore Solo. Alasan CV Explore Solo menjadi institusi mitra adalah karena
di CV tersebut tersedia pekerjaan yang relevan dengan ilmu yang didapat di
bangku perkuliahan. CV Explore Solo akan menyediakan lapangan kerja bagi
mahasiswa magang untuk dapat mengaplikasikan ilmunya dengan menjadi staf
yang berkompeten di bidang pariwisata dan humas (public relation).
(Diadaptasi dan dimodifikasi dari Nurjanah, 2014)

Perlu dicatat bahwa pada Tahapan Pendahuluan, tujuan dan strategi


pelaksanaan kegiatan baru dinyatakan secara ringkas, dan akan diperluas lagi
pada Tahapan Tata Laksana Kegiatan. Selain itu, Tahapan Pendahuluan pada
proposal kegiatan dan pada proposal penelitian hampir sama. Perbedaannya
79
adalah bahwa pada proposal penelitian kegiatan yang diusulkan adalah
penelitian, sedangkan kegiatan yang diusulkan pada proposal kegiatan adalah
apapun selain penelitian. Perbedaan yang lain adalah bahwa pada Tahapan
Pendahuluan untuk proposal penelitian terdapat uraian tentang teori/pendekatan
dan penelitian sejenis sebelumnya, tetapi pada Tahapan Pendahuluan untuk
proposal kegiatan uraian tentang hal-hal itu tidak ada.

b. Tata Laksana Kegiatan


Tahapan Tata Laksana kegiatan adalah tahapan yang menyajikan strategi
yang akan dilakukan dalam melaksanakan kegiatn, termasuk langkah-langkah
yang akan ditempuh. Pada contoh proposal kegiatan magang di atas, tahapan ini
mencakup pelaksana KMM, tujuan KMM, waktu dan tempat KMM, serta strategi
pelaksanaan KMM. Pelaksanan, waktu dan tempat kegiatan sudah cukup jelas.
Kesemuanya dinyatakan dengan genre mikro deskripsi. Akan tetapi, tujuan dan
strategi pelaksanaan kegiatan perlu dibahas lebih lanjut. Tujuan disajikan dengan
genre deskripsi, sedangkan strategi pelaksanaan dinyatakan dengan genre
prosedur yang terdiri atas langkah-langkah yang harus ditempuh.
Berikut ini adalah tujuan yang diambil dari proposal kegiatan magang di
atas. Telitilah apakah tujuan tersebut sesuai dengan kegiatan yang diusulkan.
Diskusikan dengan teman-teman Anda, apakah tujuan itu dapat tercapai atau tidak
dengan mengacu pada strategi yang akan ditempuh. Berikan alasan yang memadai.

Tujuan KMM
Tujuan dilaksanakannya KMM ini adalah : (1) untuk mendapatkan
pengalaman kerja dengan mempraktikkan kemampuan bahasa Inggris di CV
Explore Solo; dan (2) untuk mengetahui sejauh mana ilmu yang didapat dibangku
kuliah dapat menunjang pekerjaan yang dikerjakan.

Adapun strategi yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut


adalah bahwa pelaksana kegiatan terjun langsung ke tempat magang untuk turut
serta bekerja sebagai staf selama kurun waktu tertentu. Evaluasilah apakah
strategi itu tepat. Anda boleh mengajukan strategi yang menurut Anda lebih
operasional. Di dalam strategi itu, terkandung prosedur yang ditetapkan untuk
diikuti. Prosedur tersebut meiputi serangkaian langkah yang ditempuh sebelum,
pada saat, dan setelah kegiatan berlangsung. Menurut pendapat Anda, apakah
prosedur seperti itu diperlukan ? Berikan argumentasi yang memadai. Apabila
Anda pandang perlu, Anda boleh memodifikasi prosedur itu beserta langkah-
langkah sekaligus.

Strategi Pelaksanaan KMM


Kegiatan magang ini diikuti oleh mahasiswa D3 Bahasa Inggris yang
memiliki kemampua di bidang pariwisata dan public relations, . . . Kegiatan
magang ini dilakukan dengan cara ikut serta dalam mengerjakan kegiatan rutin
yang berjalan di CV tersebut. Adapun penempatan kerja direncanakan pada
80
bagian staf namun dapat berubah sesuai dengan kebijakan institusi yang
ditempati.
Proseduryang ditempuh untuk melaksanakan KMM adalah sebagai berikut,
(1) survey awal untuk menentukan waktu dan tempat KMM; (2) mengajukan
usulan tertulis; (3) melaksanakan KMM setelah disetujui; (4) membuat laporan
pelaksanaan setelah KMM selesai.
(Diadaptasi dan dimodifikasi dari Nurjanah, 2014)
c. Penutup
Tahapan Penutup digunakan untuk menyampaikan harapan agar setelah
diusulkan proposal kegiatan itu dan mengahsilkan sesuatu seperti yang
direncanakan. Genre yang digunakan adalah deskripsi. Petikan Tahapan di bawah
ini diambil dari proposal kegiatan magang di atas.

Penutup
Demikian proposal ini disampaikan dengan harapan akan terjalin kerja sama yang
baik dan memberikan manfaat bagi pengembangan dan kemajuan semua pihak.
Saya mengharapkan pembimbing tugas akhir dapat menyetujui dan menerima
proposal ini. Atas perhatian dan kesediaan pihak pembimbing tugas akhir untuk
dapat menyetujui dan menerima pelaksanaan kerja praktik mahasiswa Jurusan D3
Bahasa Inggris, saya mengucapkan terima kasih.
(Diadaptasi dan ditata kembali dari Nurjanah, 2014)

Setelah melakukan observasi dan analisis, Anda dapat membuat simpulan bahwa
tahapan-tahapan pada proposal kegiatan adalah tahapan-tahapan yang
membentuk proposal itu secara keseluruhan. Tahapan-tahapan itu adalah struktur
teks dengan urutan pendahuluan^tata laksana kegiatan^penutup.
Struktur teks yang berlaku di sebuah perguruan tingi mungkin berbeda
dengan yang berlaku di perguruan tinggi lain. Akan tetapi, pada prinsipnya
proposal kegiatan dapat disusun dengan struktur teks seperti yang akan
dikemukakan ini. Pada konteks ini, Anda perlumemperhatikan buku panduan
magang yang dikeluarkan oleh program studi di perguruan tinggi Anda.

C. Menganalisis Formulasi Bahasa dalam Proposal


Sudah dikemukakan bahwa bahasa proposal banyak diwarnai oleh
penggunaan modalitas akan. Kata yang setaraf dengan akan adalah ingin, tetapi
kedua kata itu mengandung perbedaan. Kata akan berorientasi kepada hal yang
dituturkan, sedangkan kata ingin berorientasi kepada diri penutu. Perbedaan
orientasi itu mengisyaratkan bahwa akan terkesan lebih objektif, sedangkan ingin
terkesan lebih subjektif. Namun demikian, kedua kata itu sama dalam hal waktu
yang diacu, waktu yang akan dating atau keakan (sebagai kontras dari kekinian).
Bahasa proposal mengandung makna keakanan. Bahasa yang demikian
menggambarkan bahwa penelitian atau kegiatan yang dimaksud belum
dilaksanakan, tetapi direncanakan untuk dilaksanakan. Dengan demikian, proposal

81
dibuat dengan formulasi bahasa khusus yang antara lain ditandai oleh makna
keakanan tersebut.
Kalimat 1) sampai dengan kalimat 5) di bawah ini mengandung kata akan
(dicetak tebal) yang diambil dari proposal penelitian tentang eceng gondok dan
proposal kegiatan magang di atas.
1) Penelitian ini akan dilakukan di lapangan dan laboratorium dengan batasan
yang diambil sebagai berikut.
2) Logam berat yang akan dianalisis pada tumbuhan eceng gondok adalah logam
berat PB dan Hg.
3) Sampling akan dilakukan pada empat waktu yang berbeda berdasarkan seri
waktu dengan pengulangan pada masing-masing stasiun.
(Aprilda, 2008)
1) Manfaat yang akan diperoleh mahasiswa dari hasil kegiatan magang ini adalah
tercapainya pembelajaran yang selaras antara ilmu yang didapat di bangku
perkuliahan dan pengalaman mengaplikasikan ilmu tersebut didunia kerja,
2) KMM ini akan dilaksanakan dengan tata cara yang telah ditentukan bersama
antara mahasiswa dan lembaga tempat dilaksanakannya magang.
(Nurjanah, 2014)

Selain terlihat pada modalitas akan atau ingin, keadaan bahwa sesuatu belum
terjadi juga tergambar pada penggunaan keterangan waktu atau kosakata tertentu.
Keternagan waktu yang dimaksud adalah antara lain waktu yang akan dating, di
masa depan, bulan/semester/tahun depan, dan sebulan/dua bulan/ setahun/ dua tahun ke
depan, atau keterangan-keterangan lain yang menunjukkan makna keakanan.

D. Manfaat Penyusunan Proposal


Proposal penelitian atau proposal kegiatan merupakan rancangan bahwa
sebuah penelitian atau kegiatan akan dikerjakan. Proposal dapat memandu arah
yang akan dituju oleh penelitian atau kegiatan itu. Penelitian atau kegiatan
mungkin saja dapat dilakukan tanpa diawali dengan proposal, tetapi hasil
penelitian atau kegiatan itu tidak dapat diukur dan arah yang dituju tidak jelas.
Dengan demikian, proposal merupakan rangkaian yang tidak dapat dilepaskan
dari penelitian atau kegiatan yang dirancang.
Dari proposal dapat diketahui apakah penelitian atau kegiatan yang akan
dilakukan itu terencana dan terukur dengan baik atau tidak. Kegiatan yang bukan
penelitian dapat berupa kegiatan magang, seminar, pentas seni, bakti sosial, studi
banding, dan sebagainya. Apabila kegiatan-kegiatan itu tidak direncanakan dengan
baik, sudah barang tentu kegiatan-kegiatan itu tidak akan terlaksana secara efektif
dan efisien dari segi pikiran yang tercurah, tenaga yang digunakan, biaya yang
dikeluarkan, dan waktu yang disediakan. Oleh sebab itu, sebelum kegiatan-
kegiatan itu dilaksanakan, perlu disusun proposal yang bagus yang memaparkan
rancangan untuk semua aspek tersebut.

82
E. Menganalisis Pihak yang Diberi Proposal
Apakah proposal penelitian yang Anda buat hanya untuk kepentingan Anda
sendiri, misalnya Anda dapat segera menyelesaikan studi ? ataukah Anda juga
pernah mempertanyakan bahwa proposal itu ditulis juga untuk diserahkan
keapda pihak lain ? apabila Anda mengiyakan pertanyaan yang kedua, Anda
tentu berpikir bahwa proposal itu relatif harus memnuhi pihak-pihak yang
menerima proposal itu. Seandainya proposal itu adalah proposal penelitian yang
Anda buat, proposal itu akan diserahkan paling tidak kepada dosen pembimbing
Anda dan kepada program studi atau petugas administrasi untuk keperluan
pengarsipan. Dengan demikian, proposal yang Anda buat harus betul-betul bagus
secara akademik supaya pembimbing Anda menyetujuinya. Apabila proposal
penelitian itu ditujukan kepada sponsor sebagai penyandang dana, tentu saja
proposal itu harus memenuhi kriteria yang ditentukan oleh sponsor tersebut. Pada
konteks ini, pertanyaan yang dapat Anda ajukan berkenaan dengan bagaimana
proposal itu dibuat agar memenuhi harapan pembimbing dan sponsor, sehingga
proposal Anda disetujui untuk direalisasikan.
Di pihak lain, proposal kegiatan untuk magang, seminar, pentas seni, dan
sebagainya seperti telah disampaikan di atas tentu harus dibuat sesuai dengan
pihak-pihak terkait yang akan menerima proposal itu. Pihak-pihak itu adalah
pembimbing (atau kalau ada konsultan dari lembaga yang ditempati untuk
magang). Penyelenggara (atau pelaksana yang ternyata adalah Anda sendiri dan
lembaga yang akan ditempati apabila kegiatan itu berupa magang), sponsor,
pejabat (kampus atau pemerintah), tokoh masyarakat, dan pemangku kepentingan
yang lain. Semua pihak itu harus menjadi pertimbangan dalam membuat proposal
kegiatan. Pada konteks ini, pertanyaan yang sama dengan pertanyaan pada
proposal penelitian di atas yang dapat Anda ajukan berkenaan dengan bagaiman
proposal itu dibuat agar memenuhi harapan pihal-pihak dan para pemangku
kepentingan, sehingga proposal Anda disetujui untuk direalisasikan.

83
Kegiatan Belajar ke – 10 sampai ke -16

BAB VI
MELAPORKAN HASIL PENELITIAN DAN HASIL KEGIATAN

Melaporkan hasil penelitian atau hasil kegiatan (termasuk pengolahan dan


analisis data) dalam bentuk tulisan yang berterima kasih tidaklah mudah. Sering
sekali peneliti atau pelaksana kegiatan mengabaikan pentingnya penulisan laporan,
baik dari segi kebahasaan maupun dari segi ketepatan waktu pelaporan. Padahal,
pengabaian seperti itu merugikan karena dari segi yang pertama, apabila laporan
tidak disusun dengan formulasi bahasa yang sesuai (termasuk struktur teks yang
seharusnya), laporan itu akan sulit dipahami; sedangkan dari segi yang kedua,
apanila penelitian atau kegiatan itu tidak akan diketahui oleh berbagai pihak
dengan cepat. Selain itu, apabila penulisan dan pemublikasian penelitian atau
kegiatan segera dilakukan, manfaat teoretis dan praktis penelitian atau kegiatan itu
juga dapat segera dirasakan. Misalnya, untuk penelitian, asalkan temuan-
temuannya didasarkan pad analisis yang dapat dipertanggungjawabkan, laporan
penelitian itu dapat digunakan sebagai referensi, dasar pemikiran, dan pijakan
penelitian selanjutnya. Bahkan sebuah penelitian dapat menjadi inspirasi
kemunculan gagasan baru. Di pihak lain, laporan kegiatan yang bagus dapat
dijadikan pedoman untuk merancang kegiatan yang akan dating. Kekurangan-
kekurangan yang ada pada kegiatan yang dilaporkan itu merupakan pelajaran
yang berharga dalam melaksanakan kegiatan yang lain.

A. Model Teks Laporan


Laporan penelitian dan laporan kegiatan disusun menurut struktur teks
tertentu. Struktur teks itu terdiri atas tahapan-tahapan yang direalisasikan oleh
genre yang sesuai dengan isi dan fungsi tahapan-tahapan tersebut.
Sambil Anda membaca, amatila setiap tahapan (bab) dan subtahapan
(subbab) yang ada, serta pertanyakanlah apakah tata organisasi bab-bab pada
laporan penelitian itu sama dengan susunan tahapan-tahapan yang membentuk
struktur teks laporan tersebut.

1. Teks Laporan Penelitian


STRATEGI MEMPERTAHANKAN KEARIFAN LOKAL KESEHATAN PADA
PEREMPUAN SAMIN DI KAKI PEGUNUNGAN KENDENG PATI
Waskito Widi Wardojo
Dwi Purnanto
Siti Muslifah

84
ABSTRAK
Masalah utama penelitian ini adalah kesehatan perempuan yang
berhubungan dengan keberlangsungan hidup di lingkungan budaya masyarakat
Samin di Pegunungan Kendeng Pati. Penelitian ini bertujuan untuk mendalami
strategi para perempuan Samin dalam mempertahankan kearifan lokal terkait
dengan daur hidup kesehatan perempuan. Di tengah derasnya perubahan yang
terjadi di luar kultur masyarakat Samin, dimungkinkan adanya perbenturan nilai
yang ada sebelumnya dan yang hadir kemudian. Dalam proses pencarian data
melalui observasi di lapangan, studi dokumen, dan wawancara mendalam kepada
sejumlah informan, ditemukanlah kearifan lokal kesehatan yang masih dilakukan
oleh para perempuan Samin. Dari temuan tersebut diketahui bahwa bentuk
strategi yang digunakan untuk mempertahankan keutuhan budaya masyarakat di
tengah arus modernisasi adalah metode bertutur yang dipraktikkan secara
turuntemurun. Disarankan bahwa penelitian lanjutan perlu dilakukan dalam hal
pelestarian kearifan lokal Samin yang menyatu dengan tradisi kehidupan dan
pelestarian ajaran-ajaran Samin yang bernilai positif.

BAB I
PENDAHULUAN
Kajian penelitian ini dipusatkan pada kearifan lokal kesehatan perempuan
di komunitas Samin (selanjutnya disebut sedulur sikep) di kaki Pegunungan
Kendeng Pati. Wilayah Kendeng menjadi salah satu lokasi tempat tinggal
masyarakat Samin, selain Blora dan Kudus. Dalam budaya Jawa, perempuan
menduduki posisi tinggi. Begitu pula dalam kearifan lokal Samin, kesehatan daur
hidup perempuan diyakini mengandung nilai-nilai luhur. Kearifan lokal adalah
system yang menyangkut tatanan segala aspek kehidupan, yang meliputi sosial,
politik, budaya, ekonomi, dan lingkungan yang ada di tengah-tengah masyarakat.
System itu disepakati bersama di antara sedulur sikep yang secara bersamaan
bertindak sesuai dengan system itu. Ciri kearifan lokal yang melekat di dalamnya
adalah dinamis, berkelanjutan, dan dapat diterima oleh komunitasnya.
Kebiasaan masyarakat Samin ditandai oleh perilaku dan sikap yang tidak
mengikuti aturan yang berlaku di desa atau masyarakat tempat mereka tinggal.
Jika dirunut dari sejarah, hal ini dapat dilihat dari tindakan orang Samin yang
mulai berani melakukan resistensi terhadap Pemerintah Kolonial Belanda. Bentuk
resistensi tersebut tidak dilakukan secara frontal, dengan langsung berhadapan
secara fisik, tetapi dengan enggan membayar pajak, tidak menyetor padi, dan
menentang pamong desa. Pamong desa dianggap sebagai representasi Pemerintah
Kolonial Belanda dan pajak yang dibebankan dirasa terlalu berat mengingat petani
Samin miskin. Karena itulah, pengaruh Saminisme pada zaman dahulu diketahui
dari pemboikotan terhadap pajak dan kebijakan Pemerintah Kolinial Belanda.
Terbawa oleh resistensi inilah, orang-orang Samin membuat tatanan, adat
istiadat, dan aturan sendiri, seperti adat perkawinan dan kematian. Pernikahan
biasa dilakukan di masjid namun mereka enggan membayar mas kawin, dengan
alasan hal itu sesuai dengan ajaran agama Adam, yakni keyakinan yang
dianutnya. Adat perkawinan yang berlaku di dalam masyarakat Samin ialah
endogami, yaitu pengambilan jodoh dari dalam kelompok sendiri, dan menganut
prinsip monogamy. Perkawinan ideal orang Samin adalah istri cukup hanya satu
untuk selamanya. Dalam bahasa orang Samin, bojo siji kanggo saklawase turun

85
maturun. Landasan berlangsungnya perkawinan adalah kesepakatan antara
seorang laki-laki dan seorang wanita (Suprian Sadi Hutomo, 1996).
Kearifan lokal dalam kelompok masyarakat Pegunungan Kendeng Sukolilo
Pati sarat akan nilai filosofi keselarasan, keharmonisan, dan rasionalitas dari
tindakan masyarakat yang bersangkutan terhadap lingkungannya. Dalam
kontekskesehatan daur hidup wanitaa, nilai-nilai yang terkandung dalam kearifan
lokal mestinya juga memiliki kandungan filosofi yang tinggi. Dalam penelitian
menganai Samin, Suripan Sadi Hutomo mengkaji masyarakat Samin dan
menjelaskan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Samin. Ajaran
kebatinan Samin ialah “Manunggaling Kawulo Gusti” atau “Sankan Paraning
Dumadi”, yang berarti dari mana manusia berasal, apa dan siapa dia pada masa
kini, dan ke mana tujuan hidup yang dijalani atau yang dituju. Namun, Suripan
tidak membahas kearifan lokal kesehatan daur hidup perempuan Samin. Padahal
nilai-nilai lokal ini perlu dijelaskan secara lebih detil: maksud, tujuan, dan sasaran
yang dituju dalam setiap kearifan lokal yang muncul. Di sinilah letak pentingnya
penelitian ini dilakukan.
Berpijak dari kenyataan di atas, penelitian ini mengidentifikasi bagaimana
wujud dan strategi pemertahanan kearifan lokal kesehatan perempuan di dalam
masyarakat Samin di kaki Pegunungan Kendeng Kabupaten Pati. Perlu dipahami
bahwa daur hidup perempuan itu dimulai sejak masa bayi dilahirkan, tumbuh
berkembang menjadi remaja, dewasa, masa pernikahan, masa tua, hingga
meniggal.

BAB II
LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori


Sebelum teori yang digunakan untuk memecahkan persoalan penelitian
diuraikan, terlebih dahulu akan disampaikan pengertian dari beberapa istilah
penting. Istilah-istilah adalah kearifan lokal, kesehatan, daur hidup dan kesehatan
daur hidup.
2.1.1 Pengertian Beberapa Istilah
2.1.1.1 Kearifan Lokal
` kearifan lokal pada dasarnya dapat dipandang sebagai landasan bagi
pembentukan jati diri masyarakat. Kearifan lokal membuat sutu budaya
masyarakat memiliki akar (Suminto A. Sayuti, 2005). Kerifan lokal tersebut telah
lahir dan berkembang dari generasi ke generasi, seolah-olah bertahan dan
berkembang dengan sendirinya. Tidak ada ilmu atau teknologi yang
mendasarinya, dan juga tidak ada pendidikan atau pelatihan untuk meneruskan
keahlian itu. Kearifan tersebut telah terpeliharan dan tumbuh dalam masyarakat
itu sendiri (Rahadi Ramelan, 20040). Akan tetapi, menurut Pongpit dan
Youngsuksathaporn, et al (20030 secara umum kearifan lokal dipahami sebagai
pengetahuan asli masyarakat lokal yang didapatkan dari keterampilan dan
keahliandalam memecahkan permasalahan yang dihadapi dan menciptakan
pengetahuan yang pantas untuk jalan hidupnya.

86
Selanjutnya kearifan lokal didefinisian sebagai kepandaian dan strategi
pengelolaan alam semesta yang berwajah manusia dan menjaga keseimbangan
ekologis yang sudah teruji selama berabad-abab oleh berbagai bencana alam dan
keteledoran manusia (Francis Wahono, AB Widyanta dan Titus O. Kusumajati,
2001). Ahli lain mendefinisikan kearifan lokal sebagai tatanan sosial yang
menciptakan keharmonisan dan kedinamisan hidup bermasyarakat (Yahya
Anshori, 2005). Kearifan lokal meliputi nilai-nilai kemanusiaan, kebersamaan,
persaudaraan, dan sikap keteladanan. Dalam penelitian ini kearifan lokal
didefinisikan sebagai pengetahuan asli masyarakat lokal yang menghasilkan
tatanan sosial yang menciptakan keharmonisan dan kedinamisan hidup
bermasyarakat.

2.1.1.2 Kesehatan
Sosial UU No. 23 tahun 1992, keseatan adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa dan sosial yang memungkinkann setiap orang hidup produktif scara sosial
ekonomis (Diah Suryani, 2007). Kesehatan meliputi : (1) kesehatan badan (bebas
dari penyakit, semua organ tubuh berfungsi sempurna); (2) kesehatan jiwa, yang
meliputi pikiran (berpikir runtut, positif, dan dapat diterima oleh akal sehat); (3)
kesehatan emosi (bias mengekspresikan emosi); (4) kesehatan spiritual (bia
mengekspresikan rasa syukur terhadapa Tuhan); (5) kesehatan sosial (bisa
berinteraksi dengan orang lain); dan (6) kesehatan ekonomi (bisa mencukupi
kebutuhan hidup).
WHO mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan nyaman seutuhnya secara
fisik, sosial, dan mental, bukan melulu bebas dari penyakit dan cacat atau
kekurangan ( a state of complete physical, social, and moral bell being). Definisi ini
melihat kesehatan secara luas dan menyeluruh, bukan hanya dari segi fisik saja
melainkan menyangkut eksistensi manusia.
Definisi-definisi di atas mengandung kelemahan, yakni merumuskan
kesehatan sebagai “keadaan”. Peranan aktif dan dinamis manusia sebagai subjek
kesehatan kurang ditonjolkan. Kemampuan manusia dan tugasnya di bidang
kesehatan kurang diperhitungkan, seolah-olah kesehatan itu hanya berkaitan
dengan keadaan mujur, sedangkan sakit merupakan nasib malang yang
menimpanya. Kesehatan merupakan suatu nilai yang harus dilindungi dan setiap
orang yang menjamin kesehatan baik untuk dirinya maupun keluarganya,
termasuk soal makanan, pakaian, perumahan, dan perawatan kesehatannya.
Kesehatan tidak hanya menyangkut keadaan yang ‘menimpa’ manusia, tetapi juga
peristiwa atau proses yang berkisar pada pribadi manusia.
Kesehatan bukan ‘benda’ yang dimiliki sekali untuk selamanya, melainkan
peristiwa dinamis yang melibatkan pribadi manusia dalam perjuangan melawan
penyakit. Agar kesehatan terjamin, setiap warga masyarakat harus
memperhatikan dan memelihara kondisi lingkungan konkret di sekitarnya, yaitu
rumah, air, dan udara. Satu tugas demi satu generasi (Tugyo, 2005).
Untuk memecahkan masalah yang dilaporkan ini, diperlukan definisi
kesehatan yang bersifat operasional. Pada penelitian ini, yang dimaksud kesehatan
adalah peristiwa dinamis bahwa pribadi manusia terlibat dalam perjuangan
melawan penyakit untuk mencapai keadaan nyaman seutuhnya fisik, sosial dan
mental.

87
2.1.1.3 Daur Hidup dan Kesehatan Daur Hidup
Daur hidup adalah rangkaian tahapan yang dilalui oleh mahluk hidup,
mulai dari lahir, remaja, dewasa, sampai meninggal dunia. Adapun kesehatan
daur hidup adlah peristiw dinamis yang melibatkan pribadi manusia dalam
perejuangan melawan penyakit. Kesehatan daur hidup terjadi pada mahluk
hidup, termasuk manusia, selama mahluk hidup itu menjalani hidup.

2.1.2 Teori yang Digunakan


Budaya adalah hasil dari akal budi, dan tenru saja setiap daerah atau suku
memiliki ciri khas, bergantung kepada nilai yang dianut setiap suku daerah
tersebut. Budaya, tidaklah sekedar kesenian yang kia ketahui selama ini, tetapi
juga meliputi kearifan atau tatanan nilai yang berlaku dimasyarakat. Kearifan
lokal kesehatan daur hidup perempuan termasuk dalam lingkup kebudayaan
dalam arti luas, yang berarti segala daya, pikiran dan aktivitas manusia secara
komprehensif.
Jika diibaratkan sebuah tenda, kebudayaan menaungi berbagai aspek
kehidupan manusia. Semakin tinggi dan luas tenda, semakin sehat aspek-aspek
kehidupan yang berada di bawahnya, karena terbuka ruang lapang untuk mudah
bergerak. Sebaliknya, semakin sempit dan rendah tenda yang menaungi membuat
berbagai aspek dalam naungannya semakin sempit, pengap, dan tidak ada ruang
gerak. Hal ini berlaku untuk semua aspek kebudayaan seperti system kepercayaan
dan religious, kesenian, bahasa, organisasi sosial politik, serta system pengetahuan
(termasuk di dalamnya: kearifan lokal kesehatan daur hidup perempuan,
teknologi, ekonomi, dan mata pencaharian, dan pendidikan).
Bronislaw Malinowski mengajukan unsur pokok kebudayaan yang meliputi
(a) sistem normatif, yaitu system yang memungkinkan kerjasama di antara
anggota masyarakat agar dapat menguasai alam disekelilingnya, (b) organisasi
ekonomi, (c) alat-alat dan lembaga-lembaga pendidikan atau keluarga, (d)
organisasi kekuatan.
Bronislaw Malinowski sebagai penganut teori fungsional selalu mencari
fungsi atau kegunaan setiap unsur kebudayaan untuk keperluan masyarakat.
Dalam sbuah tatanan masyarakat sangat diperlukan sebuah harmonisasi struktur,
baik struktur norma maupun struktur lembaga. Dua hal yang menjadi kata kunci
adalah faktor suprastruktur dan infrastruktur. Dalam perspektif budaya, kedua
faktor ini memiliki relevansi dengan pemaknaan manusia atas karyanya, bahwa
manusia mengkonstruksi kebudayaan (Arif Budi Wurianto, 2007).
Jika dikaitkan dengan teori Bronislaw Malinowski, kearifan lokal berkenaan
dengan fingsi atau kegunaan setiap aturan, pengetahuan, keterampilan, tata nilai,
dan etika untuk keperluan masyarakat. Hal ini sangat berguna untuk harmonisasi
antara struktur norma masyarakat dan struktur lembaga (keluarga, masyarakat).
Kedua unsur ini menampakkan kekaryaan manusia dalam mengatur tata
kehidupan melalui kesehatan agar bertahan hidup dalam liqngkungan
masyarakatnya.
Di pihak lain, Talcott Parsons menyatakan bahwa kebudayaan merupakan
pengontrol sistem kehidupan demi terselenggaranya pattern maintenance
(kemampuan mempertahankan identitasnya terhadap kegoncangan dan
ketegangan yang timbul dari dalam). Hal ini pada dasarnya merupakan
pembentuk nilai harmonisasi terdapat keseimbangan yang bersifat sintagmatik
88
yaitu antara perumusan konsep sosial budaya beserta nilai-nilainya, penataan
sosial, dan budaya yang baru beserta nilai-nilainya, sehingga diperoleh sebuah
keteraturan sosial (Arif Budi Wurianto, 2007).

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu


Penelitian tentang Samin telah banyak dilakukan. Berikut ini sejumlah
penelitian akan diulas dan dikaitkan dengan penelitian yang dilaporkan ini. Moh.
Rosyid dalam penelitiannya yang berjudul Samin Kudus: Bersahaja di Tengah
Asketisme Lokal (2008) mengeksplorasi nilai-nilai budaya dan etos kerja masyarakat
Samin di Kudus yang memiliki kekhasan diabndingkan dengan masyarakat umum
lainnya. Ajaran Samin menekankan perilaku atau budi pekerti yang bersifat
horizontal antarmanusia yang didasari oleh larangan hidup dan prinsip hidup.
Masyarakat Samin juga belum dapat mengikuti perubahan kea rah modernisasi
kerena terbatasnya akses yang dimiliki. Dengan tidak adanya kontak dengan
budaya baru, masyarakat Samin terkesan sebagai masyarakat yang terbelakang.
Terkait dengan penelitian yang dilaporkan ini, temuan-temuan penelitian di daerah
Kudus dikontraskan dengan temuan-temuan penelitian di daerah Pati.

Penelitian Waskito Widi Wardojo dan Insiwi febriary Setiasih (2007) tentang
Pergeseran Relasi Gender Wanita Samin (Studi tentang Pembagian Kerja, Akses dan
Kontrol terhadap Sumber Daya Ekonomi Dalam Keluarga Masyarakat Samin di Desa Klopo
Duwur Kabupaten Blora) menjadi rujukan tentang sejauh mana perempuan Samin
memperoleh akses produktif dalam bidang ekonomi. Ditemukan bahwa bentuk-
bentuk perbedaan subordinasi laki-laki terhadap wanita Samin di desa Klopo
Duwur tidak dapat diketahui dengan jelas. Di satu sisi, kedudukan dan peranan
wanita mengalami perubahan dibeberapa aspek. Para wanita Samin saat ini sudah
membaur dengan warga wanita yang lain. Aktivitas wanita pada pembagian kerja
yang menonjol selain aspek reproduktif dan sosial keagamaan. Adapun aspek
produktif yang menonjol dari para wanita ialah mengelolah hasil pendapatan.
Wanita dipercaya oleh laki-laki (suami) untuk menyimpan dan mengatur
pembelanjaan dengan baik serta pemegang penghasilan keluarga. Namun, dalam
bidang tertentu wanita masih cukup tertinggal jika dibandingkan dengan laki-laki,
terutama karena faktor struktur masyarakat yang secara tidak disadari membatasi
ruang gerak wanita. Berbagai jabatan public di desa ini masih didominasi oleh
lakui-laki sehingga kebijakan yang menyangkut pemberdayaan wanita masih
sangat minim. Norma dan adat juga mempengaruhi kaum wanita sehingga wanita
mengalami kesulitan untuk terlepas dari akar budaya ini. Faktor tekanan ekonomi
turut mempengaruhi pembedaan perlakuan terhadap laki-laki dan wanita
terutama pada akses terhadap pendidikan. Anak laki-laki lebih diprioritaskan
mengenyam pendidikan, walaupun hanya setingkat SMP atau SMA dalam
keluarga miskin. Sementara itu, wanita menjadi prioritas kedua atau hanya tamat
SD, karena tidak akan menjadi penyangga keluarga dan akan menunggu pinangan
lelaki.
Pada penelitian yang dilaporkan ini, peran wanita seperti tersebut di atas
diuraikan dalam kaitannya dengan kearifan lokal kesehatan daur hidup
perempuan. Fokus analisis diarahkan pada bagaimana kearifan lokal tersebut
dipertahankan.
Dua penelitian lain dilakkan oleh Warto dan Agus Budi Purwanto. Warto
dalam penelitiannya yang berjudul Desa Hutan dalam Eksploitasi Kolonial terhadap
89
Sumberdaya Lokal di Karesidenan Rembang 1865-2940 (2009) meneliti bentuk
perlawanan Samin yang berupa gerakan perlawanan tanpa kekerasan. Perlawanan
tersebut berbentuk penolakan dalam hal membayar pajak dan kerja wajib. Gerakan
Samin ini berdasarkan pada pemahaman bahwa setiap orang itu sama, sehingga
tidak seorang pun wajib membayar pajak kepada orang.
Agus Purwanto dalam artikelnya yang berjudul “Samin dan Kehutanan
Jawa Abad 19” (2009) juga telah memberikan gamaran semangat resistensi
masyarakat Samin di daerah Blora dan sekitarnya. Tokoh Samin Surosentiko
dilahirkan dan tetap tinggal di pusat zona jati Jawa. Daerah itu bernama distrik
Randublatung. Nilai-nilai kehidupan masyarakat pengikut Samin menjadi referensi
atas pembacaan masyarakat pengikut Samin terhadap kebijakan-kebijakan colonial
yang muncul.
Dalam sector kehutanan, pembatasan akses masyarakat terhadap hutan
dimulai sejak Daendels berkuasa di Jawa. Pengelolaan hutan dilakukan oleh negara
melalui sebuah lembaga yang bernama Boschwezen. Akses masyarakat sudah mulai
dibatasi terhadap hutan dengan harus mengurus izin ketika akan menebang
pohon. Kemudian pada tahap selanjutnya, pembatasan tersebut semakin jelas
ketika muncul peraturan kehutanan pertama tahunn 1865 serta disusul oleh
Undang-Undang Agraria tahun 1870 yang memisahkan secara tegas batas lahan
masyarakat dan kawasan hutan. Konflik kehutanan yang terungkap dalam
tindakan-tindakan pencurian kayu serta perebutan akses lahan hutan hendaknya
tidak hanya didekati melalui hukum positif negara. Senyatanya terdapat dua
konteks nilai yang ada pada konflik tersebut, yakni keyakinan akan keberadaan
hutan sebagai milik bersama dan peraturan yang mengklaim bahwa hutan milik
negara dan masyarakat mengambil kayu termasuk dalam tindakan kriminal.
Dengan komunikasi dua nilai tersebut, diharapkan konflik kehutanan akan dapat
terselesaikan. Dengan demikian, pencurian-pencurian kayu yang berujung pada
penembakan serta penganiayaan masyarakat desa hutan oleh aparat pengaman
hutan dapat berkurang. Korban-korban jiwa di antara kedua belah pihak juga tidak
berjatuhan.
Dalam penelitian yang dilaporkan ini, analisis tidak ditujukan pada
relevansi antara nilai-nilai sebagaimana ditemukan pada kedua penelitian di atas
dan strategi pemertahanan kearifan lokal tentang kesehatan daur hidup
perempuan Samin di Pegunungan Kendeng Pati.

BAB III
METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Baturejo, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten
Pati. Alasan untuk memilih desa tersebut adalah : (1) di desa tersebut masih
terdapat subkultur masyarakat Samin; (2) masyarakat masih mematuhi nilai-nilai
lokal yang berlaku secara turun-temurun; dan (3) secara ekonomi, desa tersebut
berada pada garis kemiskinan.
4.2 Jenis Penelitian
jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif (Sutopo, 2002/2005), yang
dapat memaparkan kearifan lokal kesehatan daurh hidup perempuan Desa
Baturejo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati.
4.3 Data dan Sumber Data dikumpul kan dan dikaji dalam

90
Data yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini sebagain besar
berupa informasi yang berisfat kualitatif. Informasi digali dari beragam suber data
dan jenis sumber data yang meliputi : (1) informan atau nara sumber utama yang
tidak lain adalah para perempuan masyarakat Samin; (2) informan pendukung
adalah perempuan di luar masyarakat Samin yang tinggal di dalam masyarakat
Samin; (3) monografi desa, kcamatan dan kabupaten.
4.4 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh perempuan masyarakat Samin di kaki
Pegunungan Kendeng Kabupaten Pati. Adapun sampel ditarik berdasarkan
maxiumum variation dan purposeive sampling yang berumlah 6 orang, yang dapat
disajikan pada table sebagai berikut.

Tabel 3.1 Sampel Perempuan Masyarakat Samin


Strata menurut Peran dalam Masyarakat
Pendapat Masyarakat Perempuan Toko Perempuan bukan
Masyarakat/yang Tokoh Masyarakat
dituakan
Yang dianggap tinggi X X
Yang dianggap sedang X X
Yang dianggap rendah X X

Strata menurut pendapat masyarakat Peran dalam Masyarakat Perempuan


tokoh masyarakat yang dituangkan Perempuan bukan tokoh masyarakat Yang
dianggap tinggi X X Yang dianggap sedang X X Yang dianggap rendah X X

4.5 Teknik Sampling


Maximum variation sampling di sini didasarkan pada peran perempuan dalam
masyarakat yang dibagi menjadi dua, yaitu perempuan yang memiliki peran
sebagai tokoh masyarakat atau yang dituakan masyarakat, dan perempuan
dengan strata tertentu menurut pendapat masyarakat, adapun purpose sampling
dilakukan dengan memilih masing-masing informan yang paling banyak memiliki
informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.
4.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara mendalam (indepth interview). Wawancara jenis ini biasanya lentur dan
terbuka, tidak terstruktur, tidak dalam suasana formal, dan dapat dilakukan
berulang-ulang kepada informan yang sama (Patton dalam Sutopo, 2002:164).
Pertanyaan yang diajukan dapat semakin terfokus, sehingga informasi yang
dikumpulkan semakin rinci dan mendalam. Kelonggaran dan kelenturan cara ini
dapat mengorek kejujuran untuk memberikan informasi yang sebenarnya,
terutama yang berkaitan dengan kearifan lokal kesehatan daur hidup perempuan.
4.7 Validasi Data
Validasi data membuktikan bahwa apa yang diamati sesuai dengan apa
yang sesungguhnya terjadi dalam kenyataan, dan apakah penjelasannya memang
sesuai dengan apa yang sebenarnya ada. Guna menjamin validitas data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini, teknik pengembangan validitas yang
digunakan adalah teknik triangulasi, yang meliputi triangulasi sumber data,
triangulasi teori, dan triangulasi peneliti. Triangulasi sumber data adalah
pengumulan data yang sama dari sumber data yang berbeda.
91
4.8 Teknik Analisis
Unit analisis dalam penelitian ini adalah wanita Samin, Model analisis yang
dikembangkan adalah analisis interaktif (Miles & Huberman, dalam Sutopo,
2000/2005:186). Terdapat empat komponen dalam model ini, yaitu pengumpulan
data, reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan. Aktivitasnya dilakukan
dalam bentuk interaktif dengan proses siklus, seperti terlihat pada gambar di
bawah ini.
4.9 Tahap-Tahap Penelitian
Berkaitan dengan proses pelaksanaan penelitian, tahap-tahap yang
ditempuh meliputi tahap prapenelitian, tahap penelitian dan tahap pasca
penelitian (Moleong, 1985).
Pertama, tahap prepenelitian merupakan kegiatan persiapan untuk
mempertajam permasalahan penelitian. Yang dilakukan adalah observasi di
lapangan, pengumpulan bahan-bahan tertulis, serta berdiskusi dan berkonsultasi
dengan pakar. Diskusi dilakukan antara lain degan pemerhati gender yang
memiliki pengetahuan terkait dengan permasalahan penelitian. Kemudian,
peneliti merumuskan permasalhan yang masih ersifat tentatif dalam bentuk
konsep awal yang pada akhirnya diperbaiki berdasarkan masukan-masukan yang
diperoleh. Termasuk dalam tahap ini adalah persiapan bahan atau perlengkapan
penelitian, penyiapan tape recorder, dan pengurusan perizinan.
Kedua, tahap ini adalah tahap yang sesungguhnya selama berada di
lapangan. Pada tahap ini penelitian dilakukan di lapangan dengan melibatkan
anggotaa peneliti dan tenaga lapangan. Pada tahap ini pula, dilakukan analisis
data awal, dan pembuatan draft awal laporan hasil penelitian. Analisis data awal
dan draft awal ini diperbaiki menjadi laporan penelitian akhir yang disusun pada
tahap ketiga.
Ketiga, tahap pascapenelitian adalah tahap kembali dari lapangan. Pada
tahap ini, peneliti melakukan kegiatan-kegiatan antara lain menyusun konsep
laporan penelitian, berkonsultasi dengan pembimbing, perampungan laporan
penelitian, dan penggandaan laporan. Pada tahap ini juga dipersiapkan presentasi
untuk seminar hasil penelitian.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a. Hasil Penelitian
.....
b. Pembahasan
.....

BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Setelah dilakukan penelitian terhadap kesehatan perempuan Samin di
Pegunungan Kendeng Sukililo Pati, beberapa poin simpulan dapat dikemukakan
sebagai berikut.
(1) Masyarakat Samin dengan perempuan sebagai bagian di dalamnya adalah
masyarakat yang memiliki identitas dan karakter yang dapat mempertahankan
kelangsungan hidup.
92
(2) Strategi daur hidup kesehatan perempuan Samin sejalan dengan kearifan
lokal yang terungkap pada tradisi yang diyakini, walaupun dalam beberapa
aspek sebagian dari tradisi tersebut tidak lagi dilakukan.
(3) Selama ini komunitas Samin hidup secara berkelompok dengan anggota 11
keluarga atau lebih, baik tua maupun muda. Komunitas tersebut masih
memiliki hubungan persaudaraan, sehingga tradisi masih dijaga dengan baik.
Orang yang tua selalu mengingatkan orang yang lebih muda, yang lebih muda
selalu menanyakan apakah yang didengar dan dilihat dari orang luar Samin
dapat dilakukan. Semua itu dibicarakan dan jika tidaksesuai dengan apa yang
biasanya dilakukan oleh anggota masyarakat Samin, mereka tidak akan
melakukan.
(4) Petuah yang penting disampaikan masyarakat Samin kepada anak-anak
yang hendak menjalani kehidupan berumah tangga, yaitu rukun apik-apik, aja
nakal-nakalan, bias gawe regeng, sehingga tentrem. Semua pitutur untuk
mengelolah kehidupan ditularkan dengan turun-temurun, sehingga ada
perkataan (unen-unen),biyen ya saiki, saiki ya biyen yang dituturkan sampai
kapan pun. Pitutur yang dulu masih diusahakn untuk dianut sampai sekarang.
Ini adalah srategi masyarkat Samin dalam melestarikan budayanya.
(5) Pitutur penting yang disampaikan kepada anak gadis tidak sekedar
merupakan perkataan, tetapi sekaligus disertai tindakan. Selain memberi
pemahaman terhadap pentingya pengetahuan terhadap urusan rumah tangga,
mereka memahami bahwa pendidikan kepada anak-anak disesuaikan dengan
usia dan tahapan hidupnya. Apa yang dilakukan perempuan pada tahapan
kehidupannya akan dimengerti sendiri bila saatnya tiba. Orang yang lebih tua
memberikan arahan apa yang sebaiknya dilakukan dalam hidup seperti yang
dulu juga dilakukan oleh leluhur. Perilaku-perilaku yang dulu dilakukan par
leluhur sekarang pun dilakukan juga oleh orang Samin dengan kesadaran yang
tinggi dan tidak menyimpang dari ajaran tersebut. Hal ini nampak dari
pengetahuan terhadap jamu, ramuan, dan tindakan kesehatan.
(6) Setiap tindakan penyembuhan dan penyelamatan yang berkaitan antara
manusia dan alam masih disertai dengan semacam mantra (doa-doa pendek
sesuai dengan cara mereka) yang memiliki mana memohon keselamatan,
kesembuhan, kebaikan dan keselarasan.
5.2 Saran
Berkaitan dengan hasil penelitian dan keunikan karakter serta tradisi yang
dimiliki masyarakat Samin, diajukan dua saran sebagai berikut.
(1) Perlu dikembangkan penelitian lebih mendalam terhadap makna dan simbol
dari berbagai tradisi kehidupan masyarakat Samin, baik mengenai daur hidup
kesehatan perempuan maupun mengenai tema yang terkait dengan
pendidikan anak dan pembentukan keluarga.
(2) Di tengah derasnya perubahan dari luar, ajaran-ajaran Samin yang bernilai
positif perlu dikembangkan secara luas, terutama yang terkait dengan
konsistensi pelestarian alam dalam berbagai bentuknya.

DAFTAR PUSTAKA
.....
(Diadaptasi dan dimodifikasi dari Wardojo, Purnanto, & Muslifah, 2013)

93
2. Teks Laporan Kegiatan
Sambil Anda membaca, amatilah setiap babn dan subbab yang ada, serta
pertanyakanlah apakah susunan bab-bab laporan kegiata itu sama dengan susunan
tahapan-tahapan yangmembentuk teks laporan tersebut.

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB FRONT OFFICE


DALAM MENINGKATKAN KENYAMANAN DAN KEPUASAN TAMU
DI RUMAH TURI ECO BOUTIQUE HOTEL SOLO
Agus Widodo
Universitas Sebelas Maret

RINGKASAN
Penulisan tugas akhir ii disajikan unruk memperoleh gambaran tentang
berbagai informasi yang berhubungan dengan peran dan tanggung jawab kantor
depan (front office) hotel dalam memberikan pelayanan kepada tamu dan
mengidentifikasi kendala-kendala yang dialami petugas kantor depan. Tugas
akhir ini dibuat sebagai laporan dari praktik kerja yang telah dilaksanakan di
Rumah Turi Eco Boutique Hotel. Hasil praktik kerja dipadukan dengan hasil
observasi dan wawancara kepada pihak-pihak yang terkait, kemudian hasil itu
disajikan secara deskriptif dalam bentuk laporan. Diketahui bahwa Kantor Depan
Rumah Turi Eco Boutique Hotel sangat berbeda dengan hotel lain yang ada di Solo
karena petugas kantor depan di hotel tersebut menyambut dan melayani tamu
dengan cara duduk. Selain itu, hujan buatan danberbgai tanaman yang ada di
sekitar kantor depan membuat suasana menjadi alami dan asri, terasa seperti di
kampong meskipun hotel tersebut terletak di tengah kota. Berbagai kendala timbul
di kantor depan, dan untuk mengatasi hal itu bagi petugas kantor depan perlu
peningkatan koordinasi serta perlu diadakan pelatihan teknis dan kebahasaan.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kegiatan
Sebagai salah satu daerah tujuan pariwisata di Indoensia, Solo sedang
dibenahi dalam berbagai sector. Hal ini antara lain ditandai oleh semakin baiknya
pelayanan pariwisata yang ditawarkan. Termasuk hotel. Berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Nomor KM 34/HK
103/MPPt-87, hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan
sebagian/seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan,
makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial
serta memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan dalam surat keputusan
(Endar Sugiarto, 1998:1).
Saat ini hotel-hotel berbintang sampai boutique hotel sedang gencar-
gencarnya dibangun di Solo. Salah satu boutique hotel itersbut adalah Rumah Turi
Eco Boutique Hotel yang terletak di pusat Kota Solo. Rumah Turi Eco Boutique
Hotel merupakan sebuah hotel yang dirancang seperti rumah keluarga alami
tetapi dikelola secara profesional. Hotel tersebut memberikan nuansa yang alami,
dan bangunannya bercorak sangat unik sehingga dapat menarik kunjungan tamu.
Pemenuhan kebutuhan, kesenangan, dan kepuasan tamu lebih dioptimalkan.

94
Setiap hotel terdiri atas bagian-bagian yang memiliki tugas dan tanggung
jawab masing-masing yang kesemuanya bertujuan untuk memberikan pelayanan
yang terbaik demi kepuasan para tamu. Salah satu bagian terpenting di sebuah
hotel adalah bagian kantor depan (front office) yang dapat dikatakan sebagai ujung
tombak dari sebuah hotel karena bagian ini berhubungana langsung dengan tamu.
Hotl yang baik adalah hotel yang mendapatkan keuntungan tetapi tetap
memberikan kenyamanan dan kepuasan bagi para tamunya.
Di bagian inilah praktik kerja yang dilaporkan ini dilakukan.praktik kerja
dilaksanakan dengan strategi menjadi petugas di Kantor Depan Rumah Turi Eco
Boutique Hotel Solo.
1.2 Objek Kegiatan dan Strategi Pelaksnaannya
Objek kegiatan berupa praktik kerja lapangan yang dirumuskan sebagai
berikut : Bagaimanakah peran dan tanggung jawab front office dalam
meningkatkan kenyamanan dan kepuasan tamu di Rumah Turi Eco Boutique
Hotel ? Selain menjalani pekerjaan sebagai petugas kantor depan, strategi yang
dipilih adalah observasi dan wawancara kepada pihak-pihak yang berkompeten.
Praktik kerja itu dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret
2013.
Hasil kegiatan itu dituangkan enjadi laporan dengan judul Peran dan
tanggung jawab front office dalam meningkatkan kenyamanan dan kepuasan tamu di
Rumah Turi Eco Boutique Hotel Solo. Judul itu adalah Tugas Akhir yang disusun
sebagai laporan praktik kerja lapangan lokasi tersbut.
1.3 Tujuan Kegiatan
Tujuan yang dicapai dalam praktik kerja lapangan ini adalah : (1) untuk
mengetahui peran dan tanggung jawab bagian kantor depan dalam meningkatkan
kenyamanan dan kepuasan tamu di Rumah Turi Eco Boutique Hotel; (2) untuk
mengetahui kendala yang dalami bagian kantor depan Rumah Turi Eco Boutique
Hotel guna meningkatkan kenyamanan dan kepuasan tamu.

BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN
2.1 Nama Kegiatan
Kegiatan ini berbentuk Praktik Kerja Lapangan Kegiatan ini dilaksanakan di
bagian Kantor Depan Rumah Turi Eco Boutique Hotel. Secara lebih khusus,
praktik kerja lapangan ini dilaksanakan oleh mahasiswa (Lihat subbab 2.4) sebagai
syarat kelulusan Program Studi D-3 Usaha Perjalanan Wisata, Universitas Sebelas
Maret. Di hotel yang sama, mahasiswa lain juga melaksanakan kegiatan praktik
kerja, di bagian-bagian yang berbeda. Mereka bekerja sama, tetapi mereka
membuat laporan masing-masing secara individual.
2.2 Lokasi Kegiatan
Rumah Turi Eco Boutique Hotel yang dipilih sebagai lokasi pelaksanaan
kegiatan beralamat di Jl. Srigading II/12, Mangkubumen, Solo. Hotel tersebut
terletak di kawasan tengah kota yang sangat strategis, dan mudah dijangkau oleh
pengunjung dari berbagai arah. Hotel itu dapat dicapai hanya dalam waktu 20
menit dar Bandara Internasional Adi Soemarmo dan beebrapa menit dari Stasiun
Balapan. Tempat-tempat wisata dan pusat perbelanjaan mudah diakses, sehingga
pengunjung tidak mengalami kesulitan untuk menikmati Kota Solo.

95
Nama ini diperoleh dari kata rumah dan turi (nama tanaman), sedangkan
kata eco (ecology) berarti lingkungan. Di hotel ini ada tanaman turi yang
menjadikan inspirasi bagi pemiliknya untuk memberi nama Rumah Turi. Selai itu,
hotel ini terletak di Kampung Turisari. Bangunan hotel itu didesain seperti rumha
kampung yang asri dan unik dengan sentuhan aya minimalis modern. Rumah
Turi diposisikan sebagai hotel hijau (green hotel), karena hotek itu berada di lokasi
yang ramah lingkungan. Hotel ramah lingkungan yang pertama di Solo.
Rumah Turi yang diresmikan pada tanggal 30 Juni 2008 oleh Ir. Joko
Widodo (Walikota Surakarta) itu awal mulanya adalah rumah tinggal yang
terletak di Kampung Turisari. Seperti rumah tradisional di kampung pada
umumnya, Rumah Turi mempunyai tata ruang yang berupa pendopo, rumha
belakang, kebun, dan sumurnya. Rumah ini direnovasi menjadi hotel dengan
menata ulang bangunan induk/pendopo, latar, dan kebun tanpa mengurangi
esensi fungsi ruang sesuai dengan kebutuhan perkembangan zaman. Terdapat
bagian lain, yaitu bangunan 2 lantai yang beebentuk huruf L, dari ujung barat
belakang ke timur, dan dari ujung timur utara ke selatan depan. Bangunan ini
berfungsi sebagai dalem (tempat tidur) untuk para tamu. Secara keseluruhan, hotel
tersebut mempunyai 18 kamar yang terdiri atas 8 kamar standar, 8 kamar deluks
dan 2 kamar eksekutif.

Pihak manajemen Rumah Turi menyadari bahwa hotel adalah tempat untuk
beristirahat, sehingga mereka sangat memperhatikan kenyamanan bagi tamu
hotel. Selain fasilitas yang bernilai jual, Rumah Turi juga dilengkapi dengan taman
dan dihiasi dengan lukisan yang dapat menambah keindahan dan keasrian. Tidak
kalah menariknya adalah bahwa lukisan-lukisan itu dibuat tidak sekadar sebagai
hiasan, tetapi juga mengandung makna untuk menambah suasana tradisional.
Kantor depannya pun terbuka dan penerimaan tamu dilakukan secara duduk
seperti hotel-hotel yang ada di Bali.
Penataan seperti diuraikan di atas membawa hasil yang positif bagi Rumah
Turi karena dari tahun ke tahun terjadi peningkatan hunian yang signifikan.
Bahkan, Rumah Turi mendapat penghargaan sebagai hotel boutique yang ramah
lingkungan. Pada tahun 2012 Rumah Turi mendapat penghargaan dalam kategori
favorite green boutique hotel dari pariwisata award dan penghargaan Asean Energy
Awar
2.3 Waktu Kegiatan
Kegiatan praktik kerja lapangan ini dilaksanakan dari Februari sampai
dengan Maret 2013. Waktu masuk kerja diatur sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan oleh pimpinan.
2.4 Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan praktik kerja lapangan ini adalah Agus Widodo,
mahasiswa Program Studi D-3 Usaha Perjalanan Wisata, Universitas Sebelas
Maret. Mahasiswa yangbersangkutan menyatu dengan karyawan-karyawan di
tempat praktik kerja.

96
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 Bagian Front Office di Rumah Turi
Kantor Depan atau Front Office adalah bagian yang bertanggung jawab
dalam penjualan kamar hotel baik melalui pemesanan atau reservasi sebelumnya
maupun tanpa pemesanan, dilanjutkan dengan pendaftaran (registration), dan
penunjukan ke kamar (room assignment) bagi tamu. Kantor depan langsung
berhubungan dengan tamu-tamu yang datang ke hotel. Oleh karena itu, kantor
depan selalu terletak di bagian depan hotel sebagai tempat penerimaan tamu.
Kantor Depan Rumah Turi sangat berbeda dengan hotel lain yang ada di
Solo karena penyambutan tamu dilakukan dengan cara duduk, yang disekitarnya
terdapat hujan buatan dan berbagai macam tanaman. Tanaman hijau juga terdapat
disekitar restoran. Keadaan kantor depan yang demikian itu menciptakan suasana
alami dan asri, terasa seperti di kampung meskipun letaknya di tengah kota.
3.2 Peran dan Tanggung Jawab Front Office di Rumah Turi
Kantor depan merupakan tempat sejumlah resepsionis bekerja. Mereka
bertugas melayani tamu baik dalam hal check in maupun check out dan
mengerjakan hal-hal yang terkait dengan tamu. Dari tempat itu resepsionis harus
bias memberikan kesan pertama yang menyenangkan supaya tamu merasa
nyaman dan percaya akan produk-produk yang ditawarkan. Di kantor depan
inilah para mahasiswa menjalani praktik kerja (termasuk mahasiswa yang
membuat laporan ini). Mereka diajari untuk melakukan pekerjaan yang
seharusnya dikerjakan.
Adapun ruang lingkup kegiatan kantor depan meliputi pemesanan kamar,
penerimaan tamu, penanganan surat dan informasi, pelayanan telepon,
pembayaran rekening hotel, penanganan barang bawaan tamu, pelayanan Guest
Relation Officer, pelayanan business center, dan pelayanan lain-lain. Ini semua
menunjukkan peran dan tanggung jawab kantor depan.
(1) Pesanan Kamar (Room Reservation)
Bagian ini menangani seluruh pemesanan kamar baik untuk perorangan
maupun untuk kelompok, termasuk untuk perusahaan atau instansi.
Pemesanan kamar dapat dilakukan melalui telepon, teleks, facsimile, dan
sebagainya. Petugas memastikan bahwa pesanan tersebut dijadikan jaminan
bagi tamu kedatangannya dan jaminan bagi hotel untuk penjualan kamar-
kamarnya.

(2) Penerimaan Tamu (Reception)


Tugas utama bagian ini adalah menerima tamu yang akan menginap dan yang
dating hanya untuk mencari keterangan atau informasi awal, serta memberikan
pelayanan kepada tamu yang tinggal di hotel. Dalam hal tamu yang akan
menginap, petugas mengurusi proses pencatatan identitas tamu berdasarkan
kartu identitias yang dimiliki oleh tamu.
(3) Penanganan Surat dan Informasi (Mails & Information)
Kegiatan pada bagian ini adalah mengurusi proses keluar masuknya surat,
telegram, dan sejenisnya. Selain menerima, pihak hotel juga peru mengirim
surat atau informasi untuk kpentingan baik tamu maupun hotel (sebagai
perusahaan).
Fungsi utama bagian ini adalah memberikan pelayanan atas informasi, baik
kepada tamu yang menginap maupun pihak luar yang ingin berhubungan
97
dengan hotel. Petugas juga memberikan pelayanan surat, telegram, paket,
pesan, baik yang dikirim untuk tamu hotel maupun yang dikirim ke luar oleh
tamu hotel.

(4) Pelayanan Telepon (Telepon Service)


Fungsi utama bagian ini adalah memeberikan pelayanan atas sambungan
telepon lokal, interlokal (SLJJ), dan internasional (SLI) kepada tamu yang
menginap maupun pihak luar yang akan berhubungan dengan hotel. Jadi,
layanan telepon diberikan tidak saja untuk kepentingan tamu tetapijuga untuk
kepentingan hotel.
(5) Pembayaran Rekening Hotel (Front Office Cashiering)
Tugas utama bagian ini adalah mengurussi pembayaran dari tamu-tamu ketika
mereka meninggalkan hotel. Semua data transaksi yang dilakukan tamu selama
menginap di hotel (rekening makan di restoran atau di kamar, minuman di bar,
pencucian pakaian di laundry, dan sebagainya) dikirimkan ke bagian ini untuk
ditagihkan kepada tamu ketika mereka akan pulang atau check out. Hal ini
penting, karena tamu menyelesaikan semua rekening hotel sebelum tamu itu
meninggalkan hotel.
(6) Penanganan Barang Bawaan Tamu (Uniform Service)
Bagian ini sering disebut Concierge atau Bell Captain. Lokasinya di lobby
berdekatan dengan pintu masuk hotel. Tugas utama bagian ini adalah
membawakan barang bawaan tamu ke bagian registrasi, selanjutnya
mengantarkannya ke kamar untuk tamu yang akan menginap. Barang bawaan
tamu yang akan menginap itu diurusi sejak dari mobil hingga tiba dikamarnya;
dan untuk tamu yang akan check out atau meninggalkan hotel, barang bawaan
itu diurusi hingga ke mobilnya atau pintu keluar hotel dalam keadaan lengkap.
(7) Pelayanan Guest Relation Officer (GRO)
Bagian ini bertugas menemani tamu-tamu yang duduk-duduk di lobby,
restaurant, , coffe shop atau bar. Fungsi kegiatan ini adalah memberikan kepuasan
pelayanan hotel secara kekluargaan dan memberikan maukan bagi para tamu
dalam hal fasilitas serta akticitas hotel (promosi), terutama untuk tamu-tamu
VIP yang berada di dalam hotel.
(8) Pelayanan Bussinss Center
Bagian ini memberikan pelayanan untuk membantu tamu yang membutuhkan
fasilitas perkantoran antara lain teleks, faksmile, foto kopi, konfirmasi tiket
perjalanan, dan penerjemah dokumen apabila diperlukan.
(9) Pelayanan lain-lain (Other Services)
Pelayanan lain-lain yang diberikan kepada tamu mencakup antara lain :
penitipan barang berharga (safety box), penukaran mata uang asing (money
changer), transportasi, dan pemesanan kamar untuk hotel lain.

3.3 Strategi Pelaksanaan Kegiatan


Hampir semua kegiatan kantor depan berhubungan dengan tamu, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan kantor depan di Rumah Turi
yang dikerjakan sehari-hari saat praktik kerja meliputi hal-hal sebagai berikut :
(1) Menjual akomodasi hotel;
(2) Menyambut dan mendaftar tamu-tamu yang akan check in;
(3) Melayani pemesanan kamar ;
(4) Memantau perkembangan situasi kamar (room status) secara akurat;
98
(5) Menyiapkan berkas-berkas pembayaran tamu (guest bill);
(6) Menangani surat yang masuk dan keluar hotel;
(7) Melayani dan memeberikan informasi;
(8) Melayani, menampung dan menyelesaikan keluhan tamu;
(9) Melayani penitipan barang-barang berharga;
(10) Melakukan kerjasama yang baik dengan departemen lain untuk kelancaran
operasional hotel.
Dalam menjalankan tugas, mahasiswa, seperti petugas lain di kantor depan,
harus memahami lima kategori kualitas jasa di Rumah Turi. Kelima kategori itu
adalah tangibility, realibility, emphaty, assurance, dan responsiveness, yang dapat
diuraikan sebagai berikut.
(1) Tangibility : fasilitas kantor depan yang lengkap seperti computer, registration
form, guest bill, fax, telepon, alat foto kopi yang dapat membuat pelayanan akan
lebih cepat dengan tetap memperhatikan penampilan tugas kantor depan.

(2) Realibility : tersedianya kamar yang dipesan oleh tamu ketika tamu akan check
in di Rumah Turi, misalnya tamu memesan kamar deluxe double bed pada waktu
tamu datang kamar tersebut harus tersedia.
(3) Emphaty : pelayanan yang cepat, tepat, dan efisien dalam check in dan proses
registrasi.
(4) Responsiveness : cepat dan tepat dalam menanggapi keluhan tamu dengan
langkah-langkah yang telah ditentukan (lihat subbab 3.4 di bawah ini).
3.4 Kendala yang Dihadapi dan Cara Mengatasinya
Dalam meningkatkan kantor kenyatingkahmanan dan kepuasan bagi tamu,
petugas resepsionis yang merupakan bagian dari kantor depan pasti menghadapi
kendala-kendala yang berupa keluhan dari tamu. Tamu adalah komponen
terpenting dalam usaha perhotelan. Untuk itu, seorang resepsionis sebaiknya
mengenai berbagai karakteristik atau sifat tamu, seperti : kebiasaan tamu, tingkah
laku, sikap, dan lainnya. Berbagai kendala dihadapi oleh petugas, baik kendala
yang bersifat eksternal maupun kendala yang bersifat internal.
3.4.1 Kendala Eksternal
Kendala-kendala eksternal yang dialami oleh kantor depan dari keluhan
tamu adalah sebagai berikut.
(1) Keluhan atas fasilitas yang kurang memadai
Keinginan tamu yang mendapatkan fasilitas yang lengkap seharusnya
terpenuhi, karena tamu sudah membayar mahal untuk menginap. Misalnya,
keluhan terjadi apabila AC di kamar kurang dingin atau fasilitas sandal tidak
ada.
(2) Keluhan atas pelayanan yang diterima oleh tamu
Keluhan atas pelayanan yang diberikan kepada tamu kurang cepat ditanggapi
sehingga membuat tamu merasa kurang puas dengan pelayanan yang
diberikan. Misalnya, permintaan tamu agar kamarnya segera dibersihkan, tetapi
kamar baru dibersihkan setelah menunggu lebih dari satu jam, karena petugas
baru memenuhi permintaan tamu yang lain.
(3) Keluhan atas keinginan yang tidak terpenuhi
Keluhan ini cenderung disebabkan oleh ketidakcermatan petugas hotel dalam
menangani berbagai keinginan tami. Misalnya, kamar yang sudah dikonfirmasi
pihak hotel ternyata tidak tersedia ketika tamu check in.
(4) Keluhan atas produk yang tidak diterima
99
Keluhan terhadap produk jelas membawa efek yang kurang baik bagi hotel. Hal
ini disebabkan oleh kelalaian petugas hotel. Misalnya, makanan yang dipesan
tamu tidak sesuai dengan keinginannya : tamu meminta makanan yang tidak
pedas, tetapi diberi makanan yang pedas.
(5) Keluhan atas ketidakcakapan orang yang melayani
Pelayanan yang diberikan kepada tamu oleh petugas hotel kuran baik, tidak
cakap, atau kurang professional. Misalnya, waiter/s melayani permintaantamu
dalam pencatatan menu makanan.
Langkah-langkah yang ditempuh Bagian Kantor Depan Rumah Turi dalam
menangani kendala-kendala keluhan tamu adalah sebagai berikut.
(1) Meminta maaf;
(2) Mendengarkan keluhan tamu;
(3) Menerima keluhan tamu dengan tenang;
(4) Menanggapi keluhan tamu;
(5) Mencatat keluhan tamu.
3.4.2 Kendala Internal
Kendala-kendala internal yang dialami kantor depan dari karyawan hotel
adalah sebagai berikut:
(1) Kurangnya komunikasi antar petugas dalam satu departemen atau antar
departemen.
(2) Sifat arogan yang timbul pada setia petugas hotel karena ia merasa ahli dlam
bidangnya, dan hal itu kadang-kadang menimbulkan persaingan yang tidak
sehat antara staf di lokasi kerja.
(3) Kurangnya rasa tanggung jawab dalam menjalankan pekerjaannya masing-
masing.
(4) Minimnya pengetahuan tentang bahasa inggris, sehingga terkadang terjadi
kesalahpahaman karena yang diberikan kepada tamu tidak sesuai dengan
yang diinginkan.
Langkah-lngkah penanganan kendala internal yang dihadapi oleh petugas
adalah sebagai berikut.
(1) Pimpinan mengadakan briefing sebelum melakukan pekerjaan pada waktu
pergantian shift
(2) Petugas selalu membaca log book setiap akan terjadi pergantian shift supaya
yang bersangkutan mengetahui apakah yang terjadi di shift sebelumnya.
(3) petugas meningkatkan rasa saling percaya dan melakukan kerjasama yang
baik.
(4) Pihak manajemen mengadakan kursus bahasa Inggris seminggu sekali bagi
petugas yang terkait.

BAB IV
PENUTUP
1. Simpulan
Dari pelaksanaan kegiatanpraktik kerja di Rumah Turi Eco Boutique Hotel dapat
dikemukakan beberapa sim[ulan sebagi berikut.
(1) Semua kegiatan di Front Office atau Kantor Depan berhubungan dengan tamu, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Mahasiswa yang melakukan praktik kerja
menyadari bahwa hal ini juga berlaku di Kantor Depan Rumah Turi Eco Boutique Hotel.
(2) Kantor Depan Rumah Turi Eco Boutique Hotel mempunyai peran dan tanggung
jawab yang sangat penting dalam memberikan pelayanan yang baik kepada tamu untuk

100
meningkatkan kenyamanan dan kepuasan. Mahasiswa yang melakukan praktik kerja
dapat berbagi peran dan tanggung jawab seperti yang dimaksud.
(3) Petugas di Kantor Depan harus mempunyai kriteria sebagai berikut: memiliki
pengetahuan yang cukup tentang kondisi dan fasilitas hotel, ramah dan sopan dalam
melayani tamu, berkepribadian yang baik, mempunyai loyalitas dan disiplin yang tinggi,
bersikap efisien dalam melakukan tindakan, jujur, dalam melaksanakan tugasnya,
mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, dan menguasai bahasa asing. Mahasiswa yang
melakukan praktik kerja berusaha untuk menyesuaikan diri dan memenuhi kriteria
tersebut.
(4) Kendala-kendala yang dialami kantor Depan dalam meningkatkan kenyamanan dan
kepuasan tamu di Rumah Turi dapat digolongkan menjadi kendala eksternal dan kendala
internal. Kendala eksternal berkaitan dengan keluhan-keluhan dari tamu yang menginap,
dan kendala internal berkaitan dengan kekurangan-kekurangan yang dimiliki oleh
petugas. Mahasiswa yang melakukan praktik kerja dapat belajar bahwa kedua jenis
kendala tersebut ditangani dengan menerapkan langkah-langkah pemecahan yang cukup
memadai.

2. Saran
Perkembangan hotel di Solo sangat pesat sehinggga persaingan dalam mencari tamu
akan terasa berat. Untuk menjadi hotel yang lebih baik lagi, penulis mengajukan saran-
saran yang mungkin dapat disajikan masukan kepada manajemen Rumah Turi Eco
Boutique Hotel demi terciptanya kenyamanan dan kepuasan bagi tamu. Adapun saran-saran
itu adalah :
(1) Perlu dilakukan training ke hotel lain bagi karyawan untuk menambah pengetahuan
dan keterampilan.
(2) Perlu peningkatan pelayanan dalamhal fasilitas kamar dan fasilitas hotel lainnya
untuk mengurangi keluhan tamu.
(3) Perlu peningkatan koordinasi antara shift dalam satu departemen dan shift antar
departemen agar pelayanan yang diberikan berkesinambungan, sehingga segala
kebutuhan tamu tetap terlaksanan dan terpenuhi.
(4) Perlu dilaksanakan kursus bahasa Inggris bagi karyawan untuk meningkatkan
kualitas pelaya

DAFTAR PUSTAKA
Agus Anwar. 2004. Resepsionis Hotel. Jakarta : Gramedia
Bagyono. 2003. Istilah-istilah Kantor Depan. Bandung : Alfabeta.
. . . . . . . . . 2006. Teori dan Praktek Hotel Front Office. Bandung; Alfabetasi.
Endar Sugiarto. 1998. Operasional Kantor Depan Hotel. Jakarta : Gramedia.
. . . . . . . . . 2002. Psikologi pelayanan dalam Industri Jasa. Jakarta : Gramedia.
Oka A. Yoeti. 1999. Psikologi Pelayanan Wisata. Jakarta : Gramedia
Richard Sihite. 2000. Front Office. Surabaya : SIC

(diadaptasi dan dimodifikasi dari Widodo, 2013)

REFERENSI

Wiratno, T., Dwi Purnanto, dan Vismaia S. Damaianti. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan
Akademik. Materi Lokakarya Pendidikan Tinggi di Makassar 2014.

101

Anda mungkin juga menyukai