Anda di halaman 1dari 3

MAKALAH PVBP-A

PENGENDALIAN VEKTOR JAPANESE ENCEPHALITIS ( JE)

DOSEN:

N.Budi Santoso, SKM,M.si


Drs.Pangestu, M.kes
M.Ichsan, SKM,M.Epid

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 8

Anggun Fortuna Dewi P21335118009


Nadia Sri Wahyuni P21335118041
Pasca Tri Hajnowo P21335118049
Vara Monica Irianto P21335118069

KESEHATAN LINGKUNGAN TINGKAT II D4 B


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III/F3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” Pengendalian Vektor Japanese
Encephalitis (JE) ”. Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka
menambah pengetahuan juga wawasan menyangkut efek yang ditimbulkan dari sampah, dan
juga cara bagaimana menciptakan sampah menjadi barang yang dapat bermanfaat.
Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi
perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya
bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang
kurang berkenan.

Jakarta, Februari 2020

Penyusun
Pengendalian Vektor Japanes Encephalitis ( JE )

1.1. Latar Belakang

Japanese Encephalitis (JE) adalah suatu penyakit infeksi virus pada susunan saraf pusat
yang disebabkan oleh flavivirus dan disebarkan atau ditularkan oleh nyamuk dengan
perantaraan hewan lain, seperti babi.
Di Jepang, Japanese Encephalitis Virus (JEV) pertama kali diisolasi dari jaringan otak
kasus JE yang meninggal tahun 1935, kemudian tahun 1938 JEV dapat diisolasi dari nyamuk
Culex tritaeniorhynchus yang bertindak sebagai vektor utama dalam penularan JE. Dari Jepang
penyakit ini menyebar ke Semenanjung Korea, Cina dan terus ke negara Asia lainnya termasuk
Indonesia.
Di Indonesia baru tahun 1971 JEV dapat diisolasi dari nyamuk Culex, kemudian dari
nyamuk Anopheles, sedangkan diagnosis JE baru dapat ditegakkan tahun 1981 berdasarkan
kriteria WHO dan pemeriksaan IAHA (immune adherence hemaglutination).
Nyamuk Culex bersifat zoofilik yaitu lebih menyukai binatang sebagai mangsanya daripada
manusia sehingga JEV pada umumnya menyerang binatang, hanya secara kebetulan saja dapat
menyerang manusia terutama bila dalam keadaan densitas Culex yang sangat padat. Tidak
semua manusia yang digigit oleh nyamuk Culex yang infektif menunjukkan gejala klinis
ensefalitis.
Dari hasil surveilans di Bali, yang dilakukan atas kerja sama antara Ditjen PPM & PL
DepKes, FK Universitas Udayana dan Internationa Vaccine Institut (IVI) Korea dalam kurun
waktu 2001-2002, ditemukan 74 kasus JE yang 16 (21,6%) diantaranya terjadi pada anak usia
13-24 bulan, dengan angka kematian secara keseluruhan 9,46%. Sedangkan 47,30% sembuh
dengan gejala sisa mulai dari depresi emosi sampai kelainan saraf kranial, deserebrasi,
dekortikasi dan paresis

Anda mungkin juga menyukai