Anda di halaman 1dari 30

Telaah PAI Al-Qur'an Hadits (Kelas 4-6)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Berdasarkan peraturan menteri agama Republik Indonesia nomer 2 tahun 2008 tentang
standar kompetensi lulusan dan standar isi pendidikan agama Islam dan Bahasa Arab di
Madrasah Ibtidaiyah, untuk mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. Menyatakan bahwa peserta didik
harus mampu:
1. Membaca, menghafal, menulis, dan memahami surat-surat pendek dalam Al-Qur’an surat Al-
Fatihah, An-Naas sampai dengan surat Ad-Dhuhaa.
2. Menghafal, memahami arti, dan mengamalkan hadis-hadis pilihan tentang akhlak dan amal
salih.
Oleh karena itu pemakalah mencoba menyajikan materi Al-Qur’an Hadits kelas 4, 5, dan
6 untuk Madrasah Ibtidaiyah yang sesuai dengan SKKD yang berlaku.

B. Rumusan Masalah
Untuk membatasi masalah agar lebih terpusat pada pokok persoalan sesuai dengan judul
diatas, maka dalam makalah ini pemakalah uraikan beberapa permasalahan yaitu :
1. Bagaimana cara membaca dan menghafal surat Al-adiyat dan Surat Al-Insyirah secara benar dan
fasih?
2. Apa arti dan pemahaman isi kandungan Surah An-Nasr dan Al-kausar secara sederhana?
3. Bagaimana cara memahami dan menerapkan hukum bacaan izhar dan ikhfa’?
4. Apa arti Surah Al-lahab serta penjelasan isi kandungan Surah Al-lahab secara sederhana?
5. Bagaimana cara Menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungan hadits tentang niat dan
silaturahmi secara sederhana?
6. Seperti apa pemahaman dan penerapan hukum bacaan idgam bigunnah, idgam bilagunnah,
iqlab?
7. Bagaimana menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungan surah al-kafirun, al-ma’un, dan
surah at-takassur?
8. Bagaimana Menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungan hadits tentang menyayangi anak yatim?
9. Bagaimana cara membaca dan menghafal surah al-alaq secara benar dan fasih?
10. Bagaimana menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungan surah al-qadr tentang malam lailatul qadr
secara sederhana?
11. Bagaimana menerjemahkan dan menjelasakan isi kandungan hadits tentang takwa dan ciri-ciri orang
munafik secara sederhana?
12. Bagaimana cara membaca dan menghafal surat ad-duha secara benar dan fasih?
13. Bagaiamana cara menerjemahkan, menghafal, menunjukkan perilaku orang yang suka memberi
dan menerapkannya?
14. Bagaimana cara membaca dan Menghafal Surat Al-Bayyinah dengan Baik dan Fasih
15. Seperti apa penerjemahan, penjelasan, dan keterangan isi kandungan hadis tentang amal salih
kaitannya dengan berakhlak dengan sesama?

C. Tujuan Makalah
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan makalah ini adalah :
1. Dapat membaca dan menghafal surat Al-adiyat dan Surat Al-Insyirah secara benar dan fasih.
2. Mampu mengartikan dan memahami isi kandungan Surah An-Nasr dan Al-kausar secara
sederhana.
3. Mampu memahami dan menerapkan hukum bacaan izhar dan ikhfa’.
4. Dapat mengartikan Surah Al-lahab serta menjelaskan isi kandungan Surah Al-lahab secara
sederhana.
5. Mampu menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungan hadits tentang niat dan silaturahmi
secara sederhana.
6. Dapat memahami dan menerapkan hukum bacaan idgam bigunnah, idgam bilagunnah, iqlab.
7. Mampu menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungan surah al-kafirun, al-ma’un, dan surah
at-takassur
8. Mampu menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungan hadits tentang menyayangi anak yatim
9. Dapat membaca dan menghafal surah al-alaq secara benar dan fasih
10. Mampu menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungan surah al-qadr tentang malam
lailatul qadr secara sederhana
11. Mampu menerjemahkan dan menjelasakan isi kandungan hadits tentang takwa dan ciri-ciri orang
munafik secara sederhana
12. Dapat membaca dan menghafal surat ad-duha secara benar dan fasih
13. Mampu menerjemahkan, menghafal, menunjukkan perilaku orang yang suka memberi dan
menerapkannya
14. Dapat membaca dan Menghafal Surat Al-Bayyinah dengan Baik dan Fasih
15. Mampu menerjemahkan, menjelaskan, dan menerangkan isi kandungan hadis tentang amal salih
kaitannya dengan berakhlak dengan sesama.

D. Manfaat Makalah
1. Manfaat teoritis
a. Dapat memahami materi Qur’an Hadits kelas 4, 5 dan 6 dengan baik.
b. Dapat menjelaskan materi Qur’an Hadits kelas 4, 5 dan 6 sesuai dengan SKKD 2008.
c. Dapat menerapkan materi Qur’an Hadits dalam kehidupan sehari-hari.
2. Manfaat praktis
a. Bagi pemakalah
Untuk meningkatkan pengetahuan pemakalah, khususnya dalam ilmu Qur’an Hadits di Madrasah
Ibtidaiyah.
b. Bagi pembaca
Sebagai dasar pengetahuan bagi mahasiswa agar nantinya dapat mengaplikasikan dan menelaah
materi Qur’an Hadits kelas 4, 5, dan 6 MI.

E. Sistematika Penulisan Makalah


Untuk mendapatkan gambaran dan memudahkan dalam pembahasan makalah ini,
pemakalah akan menjabarkan secara global sistematika penulisannya. Adapun penyusunannya
adalah sebagai berikut :
1. Bagian awal berisi :
Judul
Daftar isi
2. Bagian isi terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
B. Rumusan masalah
C. Tujuan makalah
D. Manfaat makalah
E. Sistematika penulisan makalah
BAB II LANDASAN TEORI
Kelas 4 Semester I
A. Membaca dan menghafal Surat Al-Adiyat dan Surat Al-Insyirah
B. Mengartikan dan memahami isi kandungan Surah An-Nasr dan Al-kausar
C. Memahami dan menerapkan hukum bacaan izhar dan ikhfa’

Kelas 4 Semester II
D. Mengartikan Surah Al-lahab serta menjelaskan isi kandungan Surah Al-lahab
E. Menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungan hadits tentang niat dan silaturahmi
F. Memahami inti hadits tentang silaturahmi
G. Memahami dan menerapkan hukum bacaan idgam bigunnah, idgam bilagunnah, iqlab.
Kelas 5 Semester I
A. Menerjemahkan dan Menjelaskan Isi Kandungan Surah Al-Kafirun, Al-Ma’un, dan Surah At-
Takassur
B. Menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungan hadits tentang menyayangi anak yatim
Kelas 5 Semester II
C. Membaca dan menghafal surah al-alaq secara benar dan fasih
D. Menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungan surah al-qadr tentang malam lailatul qadr secara
sederhana
E. Menerjemahkan dan menjelasakan isi kandungan hadits tentang takwa dan ciri-ciri orang munafik secara
sederhana
Kelas 6 Semester I
A. Membaca dan menghafal surat ad-duha secara benar dan fasih
B. Menerjemahkan, menghafal, menunjukkan perilaku orang yang suka memberi dan
menerapkannya
Kelas 6 Semester II
A. Membaca dan Menghafal Surat Al-Bayyinah dengan Baik dan Fasih
B. Menerjemahkan, Menjelaskan, dan menerangkan isi kandungan hadis tentang amal salih
kaitannya dengan berakhlak dengan sesama
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
3. Bagian akhir :
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
LANDASAN TEORI
Kelas 4 Semester I
A. Membaca dan Menghafal Surat Al-Adiyat dan Surat Al-Insyirah.
Surat Al-Adiyat jumlah ayatnya ada 11 ayat. Surat ini merupakan surat yang ke-13 dari
urutan turunnya. Surat Al-Adiyat diturunkan sesudah surat Al-‘Asr. Surat ini juga termasuk surat
yang diturunkan di Makkah atau surat makkiyah. Nama surat ini diambil dari kata Al-Adiyat yang
terdapat pada ayat yang pertama. Al-Adiyat artinya kuda perang yang berlari kencang.
Berikut surat Al-Adiyat:
‫طنَ بِ ِه َج ْمعًا‬ ْ ‫س‬َ ‫)فَ َو‬٤( ‫) َفأَث َ ْرنَ بِ ِه نَ ْقعًا‬٣( ‫ص ْب ًحا‬ ُ ‫ت‬ ِ ‫يرا‬ َ ‫)فَ ْال ُم ِغ‬٢( ‫ت قَ ْد ًحا‬ ِ ‫)فَ ْال ُم‬١( ‫ض ْب ًحا‬
ِ ‫وريَا‬ َ ‫ت‬ ِ ‫َو ْالعَا ِديَا‬
‫)أَفَال يَ ْعلَ ُم إِذَا بُ ْعثِ َر‬٨( ٌ‫شدِيد‬ َ َ‫ب ْال َخي ِْر ل‬ ِ ِّ ‫)وإِنَّهُ ِل ُح‬
َ ٧( ٌ‫ش ِهيد‬ َ َ‫علَى ذَلِكَ ل‬ َ ٦( ٌ‫سانَ ِل َربِِّ ِه لَ َكنُود‬
َ ُ‫)وإِنَّه‬ َ ‫)إِ َّن اإل ْن‬٥(
)١١( ‫ير‬ َ
ٌ ِ‫) ِإ َّن َربَّ ُه ْم بِ ِه ْم يَ ْو َمئِ ٍذ ل َخب‬١٠( ‫ُور‬ ِ ‫صد‬ ُّ ‫ص َل َما فِي ال‬ ِّ ِ ‫)و ُح‬َ ٩( ‫ُور‬ ِ ‫َما فِي ْالقُب‬
Artinya : Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah, dan kuda yang
mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya), dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di
waktu pagi, maka ia menerbangkan debu, dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh.
1. Penjelasan Surah Al-‘Adiyat
Ayat satu sampai lima Allah SWT bersumpah dengan kuda-kuda perang dan
menggambarkan geraknya satu demi satu. Bermula dari larinya yang kencang. Kemudian suara
nafasnya yang mendengus kencang, juga hentakan tapak kakinya yang mengeluarkan bunga-
bunga api. Kuda-kuda itu menggempur musuh dengan serangan kilat di waktu pagi dalam
kepulan-kepulan debu. Serangan itu menyebabkan barisan musuh kacau-balau. Sumpah Allah
dengan kuda-kuda perang itu menggambarkan betapa hebatnya penyerbuan yang dilakukan
dengan kuda. Juga menunjukkan betapa tingginya nilai kuda-kuda perang itu di sisi Allah.
Ayat enam sampai delapan menjelaskan tentang sifat manusia yang tidak bersyukur akan
nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepada mereka. Sifat ini terbayang jelas dalam segala
gerak-gerik dan tutur katanya. Kemudian dijelaskan sifat manusia yang relalu mencintai harta
kekayaannya yang berbentuk uang, kekuasaan, dan nikmat-nikmat kesenangan hidup lainnya.
Kemudian di ayat Sembilan samapai sebelas, Allah SWT menjelaskan bahwa manusia
akan dibangkitkan dari kubur di akhirat kelak. Pada saat itu, segala rahasia yang tersembunyi di
dada manusia akan terbuka. Semua manusia akan diadili sesuai amal perbuatnnya. Pengadilan
Allah SWT sangatlah teliti karena Dia Mahateliti. Tak ada amal baik yang tak dibalas pahala.
Begitupun amal buruk akan diganjar azab.

2. Penjelasan surah Al-Insyirah


Surah Al-Insyirah ini terdiri dari delapan ayat. Surah ini termasuk surah makkiyah atau
surah yang diturunkan di Makkah. Surah Al-Insyirah diturunkan sesudah surah Ad-Duha. Surah
ini disebut juga dengan surah “Alam Nasyrah” yang diambil darim awal ayat pertama. Arti
dari Alam Nasyrah itu “bukankah kami telah melapangkan?”. Adapun arti Al- Insyirah yaitu
kelapangan. Dalam surah Al-Insyirah menegaskan tentang nikmat-nikmat yang diberikan kepada
Nabi Muhammad SAW. Allah juga menyatakan bahwa di samping kesukaran dan kemudahan
Allah juga menyatakan hal itu samapai dua kali dalam ayat lima dan enam. Hal ini berarti Allah
SWT ingin menegaskan bahwa setelah kesukaran pasti ada kemudahan. Karena itu, Rasulullah
SAW diperintahkan agar tetap melakukan amal-amal saleh dan bertawakal kepada-Nya.
Berikut surah Al-Insyirah.

‫)فَإ ِ َّن َم َع‬٤( َ‫)و َرفَ ْعنَا لَكَ ِذ ْك َرك‬


َ ٣( َ‫ظ ْه َرك‬ َ ‫ض‬ َ َ‫)الَّذِي أ َ ْنق‬٢( َ‫ع ْنكَ ِو ْز َرك‬ َ ‫ض ْعنَا‬
َ ‫)و َو‬َ ١( َ‫صد َْرك‬ َ َ‫أَلَ ْم نَ ْش َرحْ لَك‬
)٨( ْ‫ارغَب‬ ْ َ‫)و ِإلَى َربِِّكَ ف‬
َ ٧( ْ‫صب‬ َ ‫)فَإِذَا فَ َر ْغتَ فَا ْن‬٦( ‫) ِإ َّن َم َع ْالعُس ِْر يُس ًْرا‬٥( ‫ْالعُس ِْر يُس ًْرا‬
Artinya: “Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, dan Kami telah
menghilangkan daripadamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami
tinggikan bagimu sebutan (nama)mu, Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada
kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu
telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”

B. Mengartikan dan Memahami Isi Kandungan Surah An-Nasr dan Al-kausar


Allah SWT menjelaskan dalam Surah An-Nasr bahwa agama kaum kafir akan binasa,
sedangkan agam Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW akan menang dan menjadi agama
yang banyak dianut oleh penduduk di dunia.

1. Penjelasan Surah An-Nasr


Kaum muslim pada saat itu jumlahnya masih sedikit dan dalam keadaan kekurangan
dibanding dengan kekuatan musuh yang lebih besar. Hal ini menyebabkan kaum muslimin
khawatir dan gelisah. Rasulullah SAW sendiri juga merasa sedih karena banyak kaumnya yang
menolak ajaran dakwanya. Dalam keadaan khawatir dan mencekam ini Rasulullah SAW berdoa
dan meminta pertolongan Allah. Hingga kemudian pertolongan Allah itu datang. Allah juga
member kemenangan kepada Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin.
Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa jika pertolongan Allah telah datang, maka kaum
musyrik menjadi kaum yang hina. Allah memenangkan kaum muslimin dan mengangkat
kedudukan mereka menjadi jaya.
Kemudian, karena kemenangan ini banyak orang masuk ke dalam agama Islam secara
berbondong-bondong. Tidak secara perorangan seperti pada permualaan dakwa Islam.
Jika pertolongan Allah telah datang dan kemenangan telah nyata, sucikanlah dan
agungkanlah nama Allah. Sebab Allah tidak akan sekali-kali melalaikan kebenaran dan
memenangkan kebatilan. Allah Mahasuci dan tidak akan melanggar janjinya. Allah telah
menyempurnakan nikmat-Nya kepada Nabi Muhammad SAW dan kaumnya, meskipun kaum
kafir membenci mereka. Hendaknya menyucikan Allah itu dengan memuji-Nya atas nikmat-
nikmat yang telah dilimpahkan kepadamu. Bersyukurlah kepada-Nya atas segala kebaikan yang
telah dilimpahkan kepadamu. Dan pujilah Allah dengan sifat-sifat yang wajib bagi-Nya.
Sesungguhnya Allah itu Mahakuasa, tidak ada yang mengalahkan-Nya. Dan Allah
Mahabijaksana yang tidak akan menyia-nyiakan amal perbuatan yang baik.
Mintalah ampun kepada-Nya agar Allah mengampuni dirimu dan orang-orang yang
mengikuti kamu atas kekhawatiran dan kesusahan akibat dari terlambatnya pertolongan Allah.
Sesungguhnya Allah SWT banyak menerima taubat hamba-hamba-Nya. Allah mencoba
hamba-hamba-Nya dengan berbagai ujian. Jika ternyata hamba-Nya masih lemah, Allah
membangkitkannya denag perintah meminta kekuatan kepada-Nya, setelah itu Allah akan
memperkuat tekat mereka melalui janji-Nya.
َ َ‫)ف‬٢( ‫َّللاِ أ َ ْف َوا ًجا‬
ُ‫سبِِّحْ بِ َح ْم ِد َربِِّكَ َوا ْست َ ْغ ِف ْره‬ َّ ‫ِين‬ َ ١( ‫َّللاِ َو ْالفَتْ ُح‬
َ َّ‫)و َرأَيْتَ الن‬
ِ ‫اس يَ ْد ُخلُونَ فِي د‬ ْ َ‫إِذَا َجا َء ن‬
َّ ‫ص ُر‬
)٣( ‫ِإنَّهُ َكانَ ت ََّوابًا‬

Artinya: “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia
masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu
dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.”
2. Penjelasan Surah Al-Kautsar
Dalam surah ini Allah SWT menjelaskan telah memberikan nikmat yang banyak kepada
Nabi Muhammad SAW. Allah menganugerakan perasaan istiqamah kepada Nabi Muhammad
SAW karena beliau tidak pernah meninggalkan perintah Allah. Allah menganugerakan
perasaan ikhlas kepada Nabi Muhammad SAW dalam melaksanakan shalat. Allah telah
menganugerakan kepada Nabi Muhammad SAW sifat tidak bakhil artinya mau mengeluarkan
sedekah kepada fakir miskin.
Allah menurunkan surah Al-Kautsar ini untuk menguatkan pendirian Rasul pada ejekan,
cemoohan, dan tipu daya dari kaum musyrikin di makkah dan kaum munafik di madinah.
Mereka menuduh bahwa pengikut Nabi Muhammad SAW hanyalah orang biasa dan orang yang
lemah. Jika keluarga Nabi Muhammad SAW ada yang meninggal, mereka memperolokkan.
Mereka merasa gembira apabila kaum muslimin tertimpa musibah.
Allah menegaskan bahwa apa yang dinyatakan kaum musyrikin itu adalah omong kosong
dan sama sekali tidak ada bukti-buktinya. Surah ini juga untuk memperteguh jiwa orang-orang
yang masih lemah iman dan Islamnnya. Surah ini pula sebagai jawaban atas tipu daya kaum
musyrikin, sehingga mereka mengetahui bahwa Rasulullah SAW akan berdiri sebagai pemenang,
dan para pengikutnya menjadi orang-orang yang beruntung.
َ‫ك ْال َك ْوث َ َر‬ َ ‫ِإنَّا أ َ ْع‬
ََ َََََََََ‫ط ْينَا‬
Sesungguhnya kami (Allah) telah menganugerakan pemberian yang sangat banyak. Allah
telah memberikan berbagai keutamaan kepada Nabi Muhammad SAW. Jika musuh-musuhmu
(Nabi Muhammad) meremehkan dan hendak menyingkirkanmu, maka hal itu karena rusaknya
cara berpikir mereka dan lemahnya pengertian mereka.
َ‫ِّك َوا ْن َح ْر‬ َ َ‫ف‬
َِِّ ‫ص‬
ََ ِ‫ل ِل َرب‬
Jadikanlah shalatmu itu shalat yang ikhlas karena Allah. Sembelihlah hewan kurbanmu
dengan ikhlas karena Allah. Karena Allah telah menganugerakan banyak nikmat kepadamu yang
tidak terhitung banyaknya, yang belum pernah diberikan kepada selain kamu.
َ‫ك ه ََو األ ْبتَر‬ ََّ ‫ِإ‬
ََ َ ‫ن شَانِئ‬
Sesungguhnya orang-orang yang membenci Nabi meraka akan terputus pengaruhnya.
Mereka tidak akan mendapatkan kebaikan di dunia dan di ahirat.
Berbeda dengan engkau wahai Muhammad aka nada penerus yang melanjutkan.
Pengaruhmu masih tetap ada dan langkah-langkah keutamaanmu akan tetap menjadi suri teladan
sampai hari kiamat.
C. Memahami dan Menerapkan Hukum Bacaan Izhar dan Ikhfa’
Saat membaca kitab suci Al-qur’an kita harus memperhatikan kiadah-kiadah dalam ilmu
tajwid. Tajwid adalah ilmu yang mempelajari tata cara membaca Al-qur’an dengan benar. Maka
dari itu kita akan mempelajari tentang ilmu tajwid terlebih dahulu agar bisa membaca Al-qur’an
dengan fasih dan benar sehingga kita akan mendapatkan pahala sepuluh kebaikan dari setiap
huruf yang kita baca.
1. Pengertian Izhar
Izhar menurut bahasa artinya jelas (terang). Menurut istilah Izhar adalah apabila ada nun
sukun/mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf yang makhrajnya berada di tenggorokan
(hamzah, ha, kha, ‘ain, ghain, ha’)Suara nun sukun/mati atau tanwin harus dibaca jelas tanpa
dengung.
Hukum bacaan Izhar ada 3 yaitu:
a) Izhar Halqi
b) Izhar Wajib
c) Izhar Syafawi
2. Pengertian Ikhfa’
Ikhfa’ menurut bahasa artinya samar-samar. Sedangkan menurut istilah adalah nun
sukun/ mati atau tanwin bertemu dengan huruf: ta, sa, jim, dal, dzal, za, sin, shen, shod, dho’,
to’, dho, fa, kof, kaf. [1]

Kelas 4 Semester II
D. Mengartikan Surah Al-lahab Serta Menjelaskan Isi Kandungan Surah Al-lahab
Surah Al-lahab adalah salah satu surah yang diambil dari salah seorang paman Nabi
Muhammad SAW. Nama aslinya adanya Abdul ‘uzza bin Abdul mutallib. Istrinya bernama
Arwa bint Harb. Keduanya dikisahkan oleh Allah SWT dalam surah ini karena perbuatan
jahatnya. Harta bendanya dibelanjakan untuk memusuhi Nabi Muhammad SAW, mereka benar-
benar telah merugi di dunia dan di ahirat.
‫َّت لَ َهبَ أَبِي‬َْ ‫ َوتَبَّ َيَ َداَتَب‬١
٢‫ب‬ َ ‫س‬ ُ
َ ‫ع ْنهُ َمالهُ َو َما َك‬ َ ‫َما أ َ ْغنَى‬
٣‫ب‬ ٍ ‫َارا ذَاتَ لَ َه‬ ً ‫صلَى ن‬ ْ َ‫سي‬َ
٤‫ب‬ِ ‫ط‬ ْ َ
َ ‫َو ْام َرأتُهُ َح َّمالَةَ ال َح‬
َ ‫فِي ِجي ِدهَا َح ْب ٌل ِم ْن َم‬
٥ ‫س ٍد‬
Artinya:
1. binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya Dia akan binasa[1607].
2. tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.
3. kelak Dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
4. dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar[1608].
5. yang di lehernya ada tali dari sabut.
Al-qur’an adalah pedoman hidup umat manusia. Rasulullah SAW sebelum wafat telah
berpesan kepada umatnya agar tetap berpegang teguh kepada Al-qur’an dan Hadits agar selamat
hidup di dunia dan di ahirat. Salah satu caranya yaitu dengan membaca Al-qur’an dan
mempelajari arti atau terjemahannya, dan memahami isi kandungannya.

E. Menerjemahkan dan Menjelaskan Isi Kandungan Hadits Tentang Niat dan Silaturahmi
Berniat sangatlah penting dilakukan apalagi dalam beribadah kepada Allah. Sebelum
melakukan sesuatu hendaknya kita berniat. Tapi jangan berniat untuk melakukan sesuatu yang
buruk. Berniatlah untuk melakukan kebaikan, dengan begitu apa yang kita lakukan mendapat
pahala dari Allah.
1. Hadits tentang Niat
: ‫ع ْن‬َ ‫ع َم َر‬ ُ : ِ‫س ْو َل للا‬ ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬ َ ‫َيقُ ْو ُل‬
َ ‫َإِنَّ َماَاْأل َ ْع َمالَ ِبالنِِّيَّات‬
ْ ‫َِوَإِنَّ َماَ ِلك ِِّل‬
.‫َام ِرئَ َماَن ََوى‬
Artinya: Dari Umar bin Khattab r.a. berkata: saya telah mendengar Rasulullah SAW
bersabda “ sesungguhnya (sah atau tidak) suatu amal tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya
orang memperoleh balasan atas apa yang ia niatkan”. ( Muttafaq ‘Alaihi )
2. Penjelasan Hadist Tentang Niat
Pelajaran yang bisa diambil dari hadits di atas adalah:
a) Niat adalah menyengaja melakukan sesuatu yang diikuti dengan perbuatan.
b) Niat mempunyai peranan yang sangat penting dalam setiap perbuatan.
c) Apabila niat itu benar, amal perbuatannya juga benar. Sebaliknya, jika niatnya tidak benar, amal
perbuatannya juga rusak.
d) Hal yang membedakan antara kebiasaan dan ibadah adalah niatnya.
e) Setiap kebiasaan yang diniatkan dengan mengikuti tuntunan agama maka menjadi ibadah dan
memperoleh pahala. Tetapi jika kebiasaan itu tidak mengikuti tuntunan agama, kebiasaan/tradisi
ituntidak memperoleh pahala.
f) Kebiasaan yang mempunyai nilai ibadah seperti duduk di masjid dengan niat untuk beribadah
akan memperoleh pahala. Namun jika duduk di masjid dengan niat istirahat tidak memperoleh
ibadah.
3. Hadits tentang silaturahmi
Rasulullah SAW telah mengingatkan kepada umatnya agar jangan memutus hubungan
silaturahmi antara sesame umat Islam, keluarga, teman, atau tetangga karena beliau telah
bersabda yang artinya “ Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahmi ”. Silaturahmi
dapat mempererat kekeluargaan, memperkuat persatuan, terciptanya kedamaian dan
kesejahteraan bersama. Berikut adalah hadis yang menjelaskan tentang silaturahmi yang artinya:
Siapa saja yang ingin dilapangkan (diluaskan) rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka
hendaklah menghubung tali silaturahmi”. (Muttafaq ‘Alaih)
F. Memahami Inti Hadits Tentang Silaturahmi
Silaturahmi berasal dari bahasa Arab yaitu Sillah dan kata arrahim. Kata sillah berasal
dari kata wasala yang artinya menyambung atau menghimpun. Sedangkan kata arrahim berasal
dari kata rahima yang artinya sayang atau kandungan. Jadi, silaturahim adalah menyambung atau
menghimpun hubungan kasih sayang persaudaraan yang terputus atau bercarai-berai karena
suatu hal.
Silaturahmi dapat dilakukan dengan:
1. Berkunjung kerumah keluarga yang tempat tinggalnya jauh.
2. Berkunjung kerumah saudara dan teman yang lama tidak berjumpa atau bertemu.
3. Berkirim surat atau menelpon menanyakan kabar keadaannya.
Hadits diatas mengandung perintah agar kita umat Islam suka melakukan silaturahmi
kepada keluarga, saudara, teman, dan tetangga. Dengan silaturahmi akan tercipta persaudaraan
yang kokoh dan bersatu sehingga akan tercipta kehidupan yang damai, aman, dam sejahtera.
Rasulullah SAW telah bersabda bahwa kita umat Islam harus suka melakukan
silaturahmi. Karena orang yang melakukan silaturahmi akan mendapatkan 2 manfaat sekaligus,
yaitu:
1. Dilapangkan rizkinya.
2. Dipanjangkan umurnya.
Ketahuilah olehmu bahwa setiap perintah yang Allah perintahkan kepada kita umat
Islam, ada keuntungan dan hikma di dalamnya.
Hikmah silaturahmi:
a) Memperoleh keridaan Allah SWT.
b) Mengembirakan sanak keluarga.
c) Membuat malaikat sangat senang.
d) Mendapat pujian dari manusia.
e) Membuat iblis sangat sedih.
f) Menambah umur.
g) Menambah berkah dalam rizki.
h) Menyenangkan orang-orang yang telah meninggal.
i) Menambah kasih sayang.
j) Menambah pahala setelah ia meninggal.
Dalam agama Islam tali silaturahmi secara luas terdapat pada:
1. Shalat berjamaah.
2. Shalat jum’at.
3. Shalat idul fitri dan idul adha.
4. Ibada haji.

G. Memahami dan Menerapkan Hukum Bacaan Idgam Bigunnah, Idgam Bilagunnah, Iqlab
Setelah mempelajari hukum bacaan Izhar dan mengetahui macam-macam hurufnya,
selanjutnya akan mempelajari bacaan tajwid berikutnya. Sekarang kita akan mempelajari tentang
hukum bacaan Idgam.
1. Pengertian Idgam
Idgam menurut bahasa artinya melebur atau memasukkan dengung. Sedangkan menurut
istilah Idgam adalah apabila nun sukun/mati atau tanwin bertemu dengan huruf-hurufnya yang
jumlahnya ada enam, yaitu ya’, nun, mim, wawu, lam, ra’. Cara membacanya, dua huruf tersebut
menjadi satu.
2. Hukum bacaan Idgam
Macam-macam Idgam ada 2, yaitu:
1. Idgam bigunnah
2. Idgam bilagunnah
a. Idgam bugunnah
Idgam bugunnah artinya melebur (memasukkan) dengan degung keras karena gunnah
artinya dengung. Huruf idgam bigunnah ada empat yaitu, ya’, nun, mim, wawu. Apabila ada
nunsukun/mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf dari empat tersebut, hukum bacaan
adalah Idgam bigunnah.
b. Idgam bilagunnah
Idgam bilagunnah artinya melebur (memasukkan) tanpa dengung. Apabila ada nun
sukun/mati atau tanwin bertemu dengan huruf lam atau ra’ maka hukum bacaannya ada idgam
bilagunnah.
Cara membaca nun sukun/ mati atau tanwin bila bertemu dengan huruf Idgam
bilagunnah yaitu suara nun sukun/mati atau tanwin hilang karena dimasukkan atau dilebur
kedalam huruf sesuudahnya dengan ditekan atau tanpa dengung.
c. Iqlab
Iqlab menurut bahasa artinya membalikkan atau beralih. Sedangkan menurtut istilah yaitu
apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ba’ maka suara nun sukun atau tanwin
diganti menjadi suara mim. Huruf Iqlab itu hanya satu yaitu ba’.[2]

Kelas 5 Semester 1
A. Menerjemahkan dan Menjelaskan Isi Kandungan Surah Al-Kafirun, Al-Ma’un, dan Surah
At-Takassur
1. Menerjemahkan surah al-kafirun

‫عبَ ْدت ُ ْم‬ َ ‫)وال أَنَا‬


َ ‫عا ِب ٌد َما‬ َ ٣( ‫)وال أ َ ْنت ُ ْم عَابِ ُدونَ َما أ َ ْعبُ ُد‬
َ ٢( َ‫)ال أ َ ْعبُ ُد َما ت َ ْعبُ ُدون‬١( َ‫قُ ْل يَا أَيُّ َها ا ْلكَافِ ُرون‬
)٦( ‫ِين‬ ِ ‫)لَ ُك ْم دِينُ ُك ْم َو ِل َي د‬٥( ‫)وال أ َ ْنت ُ ْم عَابِ ُدونَ َما أ َ ْعبُ ُد‬
َ ٤(

Artinya :
1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah
5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah
6. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku".
2. Menjelaskan pokok kandungan surah al-kafirun
Surah al-kafirun terdiri dari 6 ayat. Surah ini disebut surah makkiyah, yaitu surah yang
diturunkan di kota makkah. Surah ini diturunkan sesudah surah al-ma’un dan sebelum nabi
muhammad SAW hijrah ke madinah.
Tujuan utama surah al-kafirun diturunkn adalah untuk menolak usulan kaum kafir mekah
yang mengajak Nabi Muhammad SAW dan umat islam menyembah berhala-berhala selama satu
tahun dan pada tahun berikutnya kaum kafir mekah akan beribadah sesuai dengan ajaran islam.
Mereka ingin menggabungkan antara ajaran mereka yang menyembah berhala dengan ajaran
islam. Orang yang mengusulkan ini kepada Nabi Muhammad antara lain al-walid bin al-
mughirah, aswad bin abdul muthalib, dan umayyah bin khallaf. Kemudian nabi dengan tegas
menolak usulan mereka sambil menjawab, “Aku berlindung kepada Allah dari golongan orang-
orang yang mempersekutukan Allah.”
Mereka itulah yang dalam ayat pertama disebut sebagai ‫( الكفرون‬orang-orang kafir),
yaitu tokok-tokoh kaum kafir mekah yang selalu menolak serta menentang ajaran Nabi
Muhammad SAW. Bahkan mereka selalu membujuk dan merayu Nabi Muhammad SAW agar
berhenti menyebarkan dakwah islam (menyembah Allah SWT).
Inti dari surah ini terdapat pada ayat yang ke-6 (terakhir), yaitu َ‫( لكمَدينكمَوليَدين‬untukmulah
agamamu, dan untukkulah, agamaku).
Artinya, beribada menurut agama dan kepercayaan masing-masing dengan tetap saling
menghargai. Karena tujuan diturunkannya ayat ini adalah memberikan kebebasan kepada kaum
kafie mekah untuk menjalankan cara penyembaahannya. Sebaliknya kaum kafir mekah juga
harus memberi kebebasan terhadap Nabi Muhammad dan umat islam untuk beribadah sesuai
ajaaran islam.
Jadi, pokok-pokok kandungan surah al-kafirun adalah :

1.
Penolakan usulan kaum kafir mekah untuk menggabungkan kepercayaan antara ajaran
mereka dengan ajaran islam.
2. Penolakan Nbi Muhammad untuk menyembah apa yang disembah oleh kaum kafir
mekah
3. Menetapkan cara hidup beragama yang saling menghargai dalam mesyarakat.
3. Menerjemahkan Surah Al-Ma’un
*َ‫ارءيتَالذيَيكذبَباالدينَ*َفذالكَالذيَيدعَاليتيم‬
*َ‫والَيحضَعلىَطعامَالمسكينَ*َفويلَللمصلين‬
*‫الذينَهمَعنَصالتهمَساهون*َالذينَهمَيراءون‬
*َ‫ويمنعونَالماعون‬
Artinya : ( 1 ) Tahukah kamu ( orang ) yang mendustakan agama?( 2) Itulah orang yang menghardik anak
yatim, ( 3 ) dan tidak menganjurkan memberi makan fakir miskin. ( 4 ) maka celakalah bagi
orang yang sholat ( 5 ) ( yaitu) orang-orang yang lalai dari sholatnya, ( 6 ) orang yang berbuat
riya, ( 7) dan enggan ( menolong dengan ) barang yang berguna.

4. Menjelaskan pokok kandungan surah al-ma’un


Surah al-ma’un terdiri dari 7 ayat dan termasuk surah makkiyah (surah yang diturunkan
di kota mekah). Suah ini diturukan setelah surah at-takatsur. Nama al-ma’un diambil dari kata
yang terdapat pada ayat ke tjuh. Al-ma’un artinya “bantuan”.
Dalam surah ini dijelaskan oleh Allah SWT bahwa yang termasuk orang-orang yang
mendustakan agama, yaitu :
1) Orang yang menghardik, menyakiti, dan tidak menyayangi anak yatim
2) Orang yang tidak mau memerhatikan, memberi makan, atau memberi bantuan kepada orang
miskin.
Termasuk juga sebagai pendusta agama yaitu orang yang tidak memercayai inti agama
yang sejati, yaitu menolong orang yang lemah akan diberi ganjaran mulia dan pahala yang besar
dari Allah SWT.
Allah juga mengancam orang-orang yang melakukan sholat, tetapi selalu lalai dan tidak
sungguh-sungguh dalam sholatnya. Dia mengerjakan sholat, tetapi selalu ingin dipuji dan dilihat
oleh orang lain. Itulah yang disebut “riya”. Setiap amal seperti sholat, puasa, memberi sedekah,
dilakukan bukan karena Allah, tetapi selalu ingin dilihat dan dipuji oleh orang lain.Sebab
diturunkannya ayat ini adalah berkenaan dengan kaum munafikin yang
mepertontonkan/meremehkan (riya’) sholat kepada kaum mukminin.
Jadi, kandungan surah al-ma’un menerangkan beberapa sifat manusia yang dipandang
sebagai pendusta agama, seperti :
1. Orang yang menghardik, menyakiti, dan tidak menyayangi anak yatim
2. Orang yang tidak mau memberi makan fakir miskin.
3. Orang yang melalaikan sholatnya

5. Mengamalkan kandungan surah al-ma’un


Mendengar penjelasan guru tentang kandungan surah al-ma’un, murid-murid kelas 5
merasa tertarik dan senang dengan penjelasan tersebut dan berusaha mengamalkannya.
Diantaranya adalah siti nur hasanah.
Siti nurhasanah sangat disenangi oleh bapak/ibu guru serta teman-temannya disekolah.
Walaupun mereka kurang begitu pandai, tetapi akhlak dan budi pekertinya sangat baik, ramah,
dan suka menolong temannya yang yatim.
Siti nurhaasanah juga sangat rajin melaksanakan sholat 5 waktu. Setiap sholat dzuhur
berjama’ah disekolah, dia tidak pernah melalaikan waktu sholatya.
Marilah kita contoh siti nurhasanah yang sudah mengamalkan sebagian kandungan surah
al-ma’un, sebab sangat banyak keuntungan bagi orang yang beramal secara sembunyisembunyi
hanya karena Allah. Bahkan ketika dia beramal dengan tangan kanannya, sakan-akan tangan
kirinya tidak mengetahuinya. Di akhirat kelak dia akan mendapatkan naungan dari Allah SWT
darp panas tang sangat terik.

6. Menerjemahkan surah at-takatsur


َََ‫}َ َكالََّلَ ْوَت َ ْعلَمون‬4{َ َ‫فَت َ ْعلَمون‬ َ ََّ‫}َث َّمَ َكال‬3{َ َ‫فَت َ ْعلَمون‬
َ ‫س ْو‬ ْ ‫}َ َحتَّىَز ْرتم‬1{َ‫أ َ ْل َهاكمَالت َّ َكاثر‬
َ ََّ‫}َ َكال‬2{َ‫َال َمقَابِ َر‬
َ ‫س ْو‬
}8{َ‫ع ِنَالنَّ ِع ِيم‬َ َ‫}َث َّمَلَت ْسئ َل َّنَيَ ْو َمئِذ‬7{‫ين‬ ْ َ‫عيْن‬
ِ ‫َاليَ ِق‬ َ َ‫}َث َّمَلَت ََرونَّ َها‬6{َ‫يم‬ ْ ‫}َلَت ََرو َّن‬5{‫ين‬
َ ‫َال َج ِح‬ ْ ‫ِع ْل َم‬
ِ ‫َاليَ ِق‬
Artinya : “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,[1] sampai kamu masuk ke dalam kubur.[2] Janganlah
begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),[3] dan janganlah begitu, kelak kamu
akan mengetahui. [4] Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,[5]
niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahannam,[6] dan sesungguhnya kamu benar-benar
akan melihatnya dengan ‘ainul yakin,[7] kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang
kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu ).[8]”
7. Menjelaskan Pokok-Pokok Kandungan Surah At-Takatsur
Surah at-takatsur terdiri dari 8 ayat, termasuk golongan surah makkiyah. Dinamai surah “at-
takatsur” yang artinya “bermegah-megahan” diambil dari ayat pertama. Maksudnya manusia telah lalai,
lengah, dan berpaling dari tujuan hidup sejati, tidak lagi memerhatikan kesucian jiwa, kecerdasan akal,
tidak pula memerhatikan bahwa kehidupan akan menemui kematian. Manusia telah diberdayakan oleh
kemegahan harta benda hingga membanggakan dirinya dihadapan orang lain. Sedekahkanlah sebagian
harta kita kepada orang lain. Karena harta yang kita sedekahkan tidak akan berkurang, bahkan akan
ditambah lagi oleh Allah. Nabi Muhammad bersabda :
)‫(رواه مسلم‬........... ‫ما نقصت صد قة من مال وما زادللا‬
Artinya : “tidak akan kurang harta karena sedekah. Dan Allah menambah rezeki seorang hamba
....................” (H.R. Muslim)
Inti dan isi pokok kandungan surah at-takatsur yaitu :
1. Keinginan manusia untuk bermegah-megahan dalam soal duniawi sering melalaikan manusia dari tujuan
hidupnya. Dia baru menyadari kesalahannya itu setelah maut mendatanginya
2. Manusia akan ditanya diakhirat nanti tentang nikmat yang dibanggakannya itu.
8. Mengamalkan kandungan surah At-takatsur
Mendengar penjelasan diatas, umar anak seorang yang kaya raya yang setiap hari membawa uang
jajan lebih dari pada teman yang lain, tidak berlaku sombong dan membanggakan dirinya. Bahkan, umar
selalu memberikan bantuan kepada teman-temannya yang lain.
Berbeda dengan arif yang selalu membanggakan dirinya di hadapan teman-temannya ketika
bermain. Dia selalu membawa uang banyak ketika bermain, tetapi tidak pernah memberikan bantuan
kepada orang lain.
Oleh karena itu, jauhilah sifat sombong dan membanggakan diri. Karena orang yang sombong
akan menjadi penduduk neraka.
B. Menerjemahkan dan Menjelaskan Isi Kandungan Hadits Tentang Menyayangi Anak Yatim
1. Membaca hadits tentang manyayangi anak yatim
‫ انا وكا فل اليتيم فى الجنة هكذا‬: ‫ قال رسول للا صلى للا عليه وسلم‬، ‫عن سهل بن سعد قال‬
)‫واشر با لسبا بة والوسطى وفرج بينهما (رواه البخار‬
2. Menerjemahkan hadits tentang menyayangi anak yatim
“dari sahl bin sa’ad r.a. ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, ‘saya bersama orang yang memelihara anak
yatim didalam surga seperti ini,’ beliau menunjukkan (mengisyaratkan) dengan jari telunjuk dan jari
tengah dan merenggangkan di antara keduanya.” (H.R. Bukhari)
3. Pokok – pokok kandungan isi hadits
Berdasarkan hadits tersebut, Rasululla sangat menganjurkan kita untuk menyayangi dan memelihara
anak yatim. Jangan sekali-kali kita menelantarkan dan menyia-nyiakan mereka.
Mereka yang dsebut anak yatim adalah anak yang usianya dibawah 15 tahun dan ayahnya telah
meninggal dunia. Sedangkan piatu adalah anak yang usianya dibawah 15 tahun dan ibunya telah
meninggal dunia. Adapun yatim piatu adalah anak yang ayah dan ibunya telah mmeninggal dunia.
Mereka semuua sangat memerlukan perlindungan dan ksih sayang orang tua. Kasihanilah
mereka, sungguh perbuatan yang sangat mulia adalah jika kita selalu menyantuni mereka.
Bentuk santunan yang bisa kita berikan kepadamereka, seperti : uang, makanan pakaian, beras,
alat- alat pendidikan dan lain-lain yang berguna bai kehidupan mereka. Rang yang berbuat baik dan
menyantui anak yatim seperti hadits Nabi , akan hidup bersama Nabi nanti disurga. Mereka akan selalu
berdampingan dengan beliau seperti jari telunjuk dan jari tengah.

4. Perilaku Suka Menyantuni Anak Yatim


Kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW, jika ingin hidup berdampingan dengan beliau di surga
hendaknya menyayangi dan memmerhatikan kehidupan anak yatim. Kita juga hendaknya menyantuni
mereka, baik berupa uang, makanan pakaian, ataupun lainnya. Terlebih lagi pada bulan muharram, bulan
yang mmang sangat dianjurkan untuk menyantuni anak yatim. Nabi Muhammad SAW bersbda :
)‫من ال يرحم الناس ال يرحم (متفق عليه‬
Artinya : “siapa saja yang tidak menyayangi manusia (orang lain), ia tidak akan disayangi (oleh
Allah).” (muttafaq alaih)
Jadi, orang yang selalu menyayangi/membantu orang lain, lebih-lebih anak yatim, akan
mendapatkan beberapa keuntungan, yaitu:
1. Akan dibantu atau ditolong lagi oleh Allah SWT bila endapa kesulitan
2. Akan disenangi oleh orang banyak
3. Diberi kemudahan ketika belajar
4. Mendapat kebahagiaan dala khidupan
5. Mendapat rahmat dan kasih sayang Allah SWT.[3]

Kelas 5 Semester 2
C. Membaca dan menghafal surah Al-Alaq secara benar dan fasih
1. Surah Al-Alaq
Gua hira adalah nama gunung di mekah. Nabi Muhammad SAW mendatangi gua hira selama
beberapa hari untuk beribadah kepada Allah SWT.
Ketika Nabi Muhammad berada di dalam gua tersebut, beliau dikejutkan oleh kedatangan
Malaikat Jibril yang membawa wahyu Ilahi. Lalu, Malaikat berkata kepadanya, “Bacalah!” Nabi
Muhammad menjawab “Saya tidak bisa membaca.”
Percakapan malaikat jibril dengan Nabi Muhammad terjadi sampai beberapa kali. Barulah Nabi
Muhammad dapat mengucapkan apa yang diucapkan oleh malaikat jibril, yaitu surah Al- Alaq ayat 1-5.
Surah Al-Alaq ayat 1-5 merupakan ayat Al-Qur’an yang pertama kali turun, berarti juga wahyu
yang pertama kali diturunkan kepada Rasulullah SAW.
2. Menerjemahkan Surah Al-Alaq
(3) ‫(أْ َو َربُّكَ ْاْلَك َْر ُما ْق َر‬2) ‫سانَ ِم ْن َعلَق‬ ْ ‫ا ْق َرأْ ِبا‬
ِ ْ َ‫( َخلَق‬1) َ‫س ِم َر ِبكَ الَّذِي َخلَق‬
َ ‫الن‬
(6) ‫سانَ لَيَ ْطغَى‬ َ ‫الن‬ ِ ْ َّ‫( َكالَّ ِإن‬5) ‫سانَ َما َل ْم يَ ْع َل ْم‬
َ ‫الن‬ َ (4) ‫علَّ َم ِبا ْلقَلَ ِم‬
ِ ْ ‫علَّ َم‬ َ ‫الَّذِي‬
َ َ
(9) ‫(أ َرأيْتَ الَّذِي يَ ْن َهى‬8) ‫الرجْ عَى‬ ُّ َ‫(إِنَّ ِإلَى َر ِبك‬7) ‫ست َ ْغنَى‬ ْ ‫أَن َّرآهُ ا‬
(12) ‫(أ َ ْو أ َ َم َر ِبالت َّ ْق َوى‬11) ‫علَى ا ْل ُهدَى‬ َ َ‫(أ َ َرأَيْتَ ِإن كَان‬10)‫صلَّى‬ َ ‫عبْدا ِإذَا‬ َ
(15) ‫اصيَ ِة‬ ِ َّ‫سفَعا بِالن‬ َّ َّ‫(أَلَ ْم يَ ْعلَ ْم بِأَن‬13)‫ب َوت َ َولَّى‬
ْ َ‫( َكالَّ لَئِن لَّ ْم يَنت َ ِه لَن‬14) ‫ّللاَ يَ َرى‬ َ َّ‫أ َ َرأَيْتَ إِن َكذ‬
ْ ‫( َكالَّ ال ت ُ ِط ْعهُ َوا‬18) َ‫الزبَانِيَة‬
(19) ‫س ُج ْد َوا ْقت َ ِر ْب‬ ُ ‫سنَ ْد‬
َّ ‫ع‬ َ (17) ‫ع نَا ِديَه‬ ُ ‫(فَ ْليَ ْد‬16)‫اطئ َة‬
ِ ‫اصيَة َكا ِذبَة َخ‬ِ َ‫ن‬
Artinya : (1.) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,(2). Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah.(3). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah(,4). Yang mengajar
(manusia) dengan perantaraan kalam.(5). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.(6). Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,(7). karena dia
melihat dirinya serba cukup.(8). Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali (mu).(9). Bagaimana
pendapatmu tentang orang yang melarang,(10). seorang hamba ketika dia mengerjakan shalat[2],(11).
bagaimana pendapatmu jika orang yang dilarang (yaitu Rasulullah s.a.w.) itu berada di atas
kebenaran,(12). atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?(13). Bagaimana pendapatmu jika orang
yang melarang itu mendustakan dan berpaling?(14). Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah
melihat segala perbuatannya?(15). Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian)
niscaya Kami tarik ubun-(16). (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.(17). Maka
biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),(18). kelak Kami akan memanggil malaikat
Zabaniyah[4],(19). sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah
(dirimu kepada Tuhan).

3. Menghafal Surah Al-Alaq


Belajar Al-Qur’an tidak cukup membacanya saja. Akan tetapi, kita perlu mengetahui tejemahnya.
Kemudian setelah kita dapat menerjemahkannya, barulah kita berusaha untuk menghafalnya. Dan
sedapat mungkin bisa menerapkan dalam bacaan sholat.
4. Menjelaskan Pokok Kandungan Surah Al-Alaq
Surah Al-Alaq terdiri dari 19 ayat. Termasuk gologan surah makkiyah dan merupakan surah pertama
yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad. Al-Alaq artinya segumpal darah. Surah ini
diturunkan sebagai ancaman kepada abu jahal dan pengikutnya ketika menghalangi Nabi Muhammad
hendak melakukan Sholat.
Pokok kandungan surah Al-Alaq adalah :
1. Allah SWT menjelaskan penciptaan aal kejadian manusia dari segumpal darah. Dari sel-sel yang amat
kecil menjadi manusia yang mampu menguasai dunia.
2. Dengan kemurahan, keagungan, dan kebaikan-Nya, Allah mengajar kepada manusia apa yang belum
diketahuiya. Dengan membaca, menulis, dan bebagai ilmu pengetahuan manusia berkuasa atas makhluk
bumi lainnya.
3. Penjelasan Allah SWT bahwa manusia telah melupakan nikmat Allah yang melimpah kepadanya ketika
manusia merasa dirinya kaya, ia mnjadi sombonh dan takabur.

D. Menerjemahkan dan Menjelaskan ISi Kandungan Surah Al-Qadr Tentang Malam lailatul
Qadr Secara Sederhana
Malam lailatul Qadr adalah malam kemuliaan. Malam yang agung bagi kaum muslimin, serta
merupakan malam tasyakur atas nikmat dan anugerah yang telah diberikan Allah kepada manusia. Para
malaikat pun ikut merasakan keagungan malam ini.
1. Pokok Kandungan Surah Al-Qadr
Surah al-qadr terdiri dari 5 ayat, termasuk golongan surah makkiyah.surh al-qadr diturunkan
setelah surah ‘abasa. Al-qadr artinya kemuliaan. Surah al-qadr menjelaskan tentang waktu turunnya Al-
Qur’an. Allah SWT telah menurunkan Al-Qur’an pada suatu malam yag penuh kemuliaan atau malam
lailatul qadr.
Pokok kandungan surah al-qadr adalah :
1. Al-Qur’an diturunkan pada malam lailatul qadr
2. Lailatul qadr adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan
3. Lailatul qadr adalah malam yang penuh dengan kemuliaan.
2. Mengamalkan Kandungan Surah Al-Qadr
Setelah mengetahui isi pokok kandungan surah al-qadr, kita harus lebih mencintai Al-Qur’an. Al-Qur’an
diturunkan Allah sebagai petunjuk bagi manusia di dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Manusia
yang mengikuti ajaran AlQur’an akan selamat didunia dan di akhirat. Sebaliknya, orang yang
mengingkari ajaran Al-Qur’an akan celaka di dunia dan di akhirat.
Umat islam memperingati datangnya malam lailatul qadr pada setiap bulan ramadhan, khusunya pada
sepuluh malam terakhir bulan ramadhan. Pada malam-malam tersebut, umat islam dianjurkan untuk
memperbanyak ibadah kepada Allah, seperti membaca Al-Qur’an, sholat sunnah, atau berdzikir.
E. Menerjemahkan dan Menjelasakan Isi Kandungan Hadits Tentang Takwa dan Ciri-Ciri
Orang Munafik Secara Sederhana
1. Menerjemahkan Hadis Tentang Takwa
Kapan dan dimana kita bertakwa kepada Allah SWT akan dijelaskan dalam hadits dibawah ini :
‫ اتق للا حيثما كنت واتبع السيئت الحسسنة تمحها و خا لق الناس‬: .‫م‬.‫ قال رسو ل للا ص‬، ‫عن ابى ذ رقال‬
)‫بخلق حسن (رواه الترمذى‬
Artinya : “dari abu zar berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘bertkwalah kepada Allah dimana saja
kamu berada dan iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, supaya perbuatan baik itu
menghapusnya, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.’”(H.R. Tirmidzi)
2. Isi pokok kandungan hadits tentang takwa
Takwa artinya menjaga diri dengan penuh kepatuhan dan ketaatan kepada Allah atas segala perintahNya
dan menjauhi segala larangannya. Agama islam mengajarkan agar kita cepat-cepat menyesali kesalahan,
berjanji pada diri sendiri untuk tidak mengulangi dengan keslahan baru, lalu istighfar dan bertaubat
kepada Allah dengan bersungguh-sungguh. Iringilah taubat dengan perbuatan baik. Sebab, perbuatan
baik itu dapat menghapus perbuatan buruk yang kita lakukan.
Jadi, kandungan hadits tentang takwa menjelaskan bahwa ;
1) Kita wajib bertakwa kepada Allah dimana saja berada, dan dalam keadaan apapun.
2) Apabila kita melakukan kesalahan, hendaknya segera mengiringinya dengan perbuatan baik agar
kesalahan yang kita lakukan dapat terhapus.
3) Hendaknya kita berakhlak terpuji dalam pergaulan dengan siapapun

3. Hadits Tentang Ciri-Ciri Orang Munafik


a. Lafal hadits tentang cirri-ciri orang munafik
Sifat-sifat yang dimiliki oleh orng-orang munafik sangat tercela. Oleh karena itu, kita harus
menjauhinya. Agar kita terhindar dari sifat-sifat munafik, Rasulullah SAW menjelaskan tentang ciri-ciri
orang munafik dalam hadits yang artinya:
“tanda-tanda orang munfik itu ada tiga, apabila berbicaa ia berdusta, apabila berjanji ia ingkar, dan
apabila dipercaya ia khianat” (H.R. Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairah)
b. Kandungan hadits tentang ciri-ciri orang munafik
Orang munafik adalah orang yang berpura-pura beriman, ia mempunyai ciri-ciri khusus.
Ucapannya tidak sesuai dengan perbutannya. Lain dimulut, lain pula dihati, dan tidak mau berterus
terang. Selalu berdusta atau berbohog. Orang yang mempunyai sifat semacm ini sangat berbahaya
didunia. Ibarat musang berbulu ayam, sulit untuk mengetahuinya. Kita sebagai orang yang beriman
dilarang memiliki sifat munafik, karena dapat menimbulkan kekacauan dan saling tidak memercayai
ditengah-tengah khidupan masyarakat. Akibat dari sifat munafik selain dapat merugikan diri sendiri, juga
dapat merugikan orang lain. Allah SWT akan murka kepadanya dan kelak ia akan dimasukkan ke dalam
neraka yang paling bawah.
Jadi, ciri-ciri munafik yang harus kita jauhi adalah :
1. Apabila berbicara, selalu berbohong
2. Apabila berjanji, selalu mengingkarinya
3. Apabila diberi sebuah kepercayaan, selalu berkhianat

c. Kandungan hadits tentang ciri-ciri orang munfik


Sebagai orang beriman, kita harus menjauhi perilaku munafik. Biasakanlah untuk selalu berkata
jujur, menepati janji kepada orang lain, dan menjalankn amanah dengan baik.[4]

Kelas 6 semester I

A. Membaca dan Menghafal Surat Ad-Duha Secara Benar dan Fasih


1. Lafal surah ad-duha
Surah ad-duha termasuk surah makkiyah, yaitu surah yang diturunkan sebelum nabi
Muhammad SAW hijrah ke madinah. Surah ini terdiri atas 11 ayat dan merupakan surah ke-93.
Surah ini diturunkan sesudah surah al-fajr.
a. Melafalkan surah ad-duha dengan baik dan benar.
Melafalkan alqur’an dengan baik dan benar (fasih) merupakan suatu keharusan atau fardlu ‘ain.
Membaca alqur’an tanpa memerhatikan kebenaran bacaannya dapat mengakibatkan salah arti
yang akan menimbulkan dosa.
‫س َجى‬ ِ ِ ‫ض َحى َواللَّي‬
َ ‫ِْلذَا‬ ُّ ‫َوال‬
ُ
‫ع َك َربُّ َك َو َما قَلَى َولَ ْْل ِخ َرة ُ َخي ٌْرلَّكَ ِمن َْاْلولَى‬ َ َّ‫َم َاود‬
‫ضى أَلَ ْم َي ِج ْد َك َيتِي ًمافَ َآوى‬
َ ‫س ْوفَيُ ْع ِطي َك َربُّ َكفَت َْر‬ َ َ‫َول‬
‫ض ااالفَ َهدَى‬ َ ‫َو َو َجدَ َك‬
‫َو َو َجدَ َك َعائِ ًالفَأ َ ْغن‬
ْ ‫فَأ َ َّم‬
‫اال َي ِتي َمفَ َالت َ ْق َهر‬
َّ ‫َوأ َ َّماال‬
‫سا ِئلَفَ َالت َ ْن َهر‬
ْ ‫َوأ َ َّمابِ ِن ْع َم ِة َر ِبِّ َكفَ َحد‬
‫ِِّث‬
b. Menghafalkan surah ad-duha dengan baik dan benar
Dalam menghafal surah-surah alqur’an, perlu kesungguhan dan ketelitian. Ayat yang dihafalkan
harus benar-benar sesuai dengan kaidah tajwid.
2. Menerjemahkan surah ad-Duha
Terjemahan ayat
a. Demi waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah)
b. Dan demi malam apabila telah sunyi,
c. Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu
d. Dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari pada yang permulaan
e. Dan sungguh, kelak tuhanmu pasti memberikan karuniaNya kepadamu sehingga engkau
menjadi puas.
f. Bukankah dia mendapatimu sebagai seorang yatim lalu Dia melindungi (mu)
g. Dan dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk
h. Dan dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan
i. Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang
j. Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardik (nya)
k. Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur)
3. Kandungan surah ad-Duha
Dalam surah ini Allah SWT menurunkan kasih sayang dan melimpahkan rahmatNya
kepada nabi Muhammad SAW. Allah ingin mengobati penderitaan yang dialami oleh nabi
Muhammad saw. Sekaligus memberikan ketenangan dan keyakinan kepadanya.
Surah ad-duha diturunkan khusus untuk nabi Muhammad SAW. Surah ini untuk
menghibur, menyenangkan, dan menenangkan hati beliau yang sedang kesusahan karena ejek-
ejekan dari kaum kafir quraisy.
Dalam beberapa ayat diceritakan bahwa nabi Muhammad saw. Menderita sakit hingga
membuatnya susah bangun. Beliau berbaring ditempat tidurnya dan tidak bangun untuk sholat
tahjjud semalam atau dua malam. Kemudian datanglah seorang wanita musyrik dan berkata
“wahai Muhammad, aku melihat setanmu telah pergi meninggalkanmu”.
Sufyan ibnu uyainah meriwayatkan bahwa malaikat jibril tidak datang membawa wahyu
kepada nabi Muhammad saw. Sekitar lima belas hari. Lamanya wahyu tidak turun itu membuat
orang-orang kafir mengatakan “Muhammad telah ditinggalkan oleh tuhannya”
a. Asbabun nuzul surah ad-Duha
Pada ayat 1 dan 2, Allah bersumpah dengan waktu dhuha dan waktu malam. Waktu duha
adalah waktu yang menyegarkan bagi tubuh setiap makhluk. Hal ini menunjukkan adanya
penyegaran bagi nabi Muhammad saw. Setelah beberapa saat tidak turun wahyu, hati beliau
menjadi gelisah dan gelap. Keadaan ini berubah ketika turun wahyu kepada beliau. Waktu
malam yang sunyi, tenang dan gelap menjadi waktu istirahat yang sangat baik.
Pada ayat ke 3 berisi berita yang sangat mengembirakan dan menyejukkan hati nabi
Muhammad saw.
Pada ayat ke 4, Allah swt menyatakan bahwa akhir lebih baik dari pada permulaan.
Artinya, kehidupan diakhirat adalah lebih utama dari pada didunia. Ayat ini juga mengajarkan
kepada kita untuk tidak terlalu mencintai dunia. Dunia tidaklah kekal dan akhirat adalah
kehidupan yang sebenarnya dan bersifat kekal.
Pada ayat ke 5, Allah menjelaskan bahwa diakhirat, nabi Muhammad saw. Akan diberikan
karunia yang besar. Beliau diberikan hak untuk memberi syafaat kepada umatnya. Hal ini tidak
pernah diberikaan kepada para nabi dan rosul yang lain.
Pada ayat ke 6, Allah swt mengingatkan nabi Muhammad saw, tentang masa lalu beliau.
Ketika lahir, beliau dalam keadaan yatim. Kemudian, Allah swt, melindunginya dengan
melembutkan hati banyak orang sehingga membuat mereka iba dan mau merawatnya. Masa kecil
beliau yang selalu berpindah-pindah asuhan hingga menjadi mullia dengan diangkat Allah swt
menjadi rosul.
Pada ayat ke 7, Allah swt berfirman “Dan dia mendapatimu sebagai seorang yang
bingung, lalu Dia memberikan petunjuk” sebelumnya nabi Muhammad saw tidak mengetahui
siapakah Tuhan dan apa itu iman. Kemudian Allah swt memberikan wahyu (Al-qur’an) sebagai
cahaya (penerang). Wahyu itu menjadi petunjuk beliau menuju pada keimanan kepada Allah swt.
Pada ayat ke 8, dijelaskan tentang kondisi nabi Muhammad saw yang sebelumnya
kekurangan (miskin). Kemudian, Allah swt memberikan kecukupan sehingga beliau tidak
bergantung selain kepadaNya.
Ayat 9-11, mengisyaratkan perintah kepedulian sosial. Pada ayat-ayat sebelumnya, Allah
swt mengingatkan tentang kondisi nabi Muhammad saw. Pada masa lalu. Pada ayat ini, Allah
swt mengajarkan tentang sikap terhadap orang-orang yang dalam kondisi seperti beliau
sebelumnya.
Allah swt melarang bersikap sewenang-wenang terhadap anak yatim, sebagaimana Allah
swt dahulu telah melindungi nabi Muhammad saw. Beliau diperintahkan untuk melindungi anak
yatim. Terhadap anak yatim hendaknya bersikap lemah lembut dan tidak menghardiknya. Allah
swt memerintahkan beliau untuk senantiasa menyampaikan wahyu yang beliau terima kepada
orang banyak, sehingga mereka tidak tersesat. Karena Allah swt telah memberikan kecukupan
kepada beliau dari kekurangan, beliau pun diminta untuk bersikap baik kepada peminta-minta
(orang miskin).

B. Menerjemahkan, Menghafal, Menunjukkan Perilaku Orang yang Suka Memberi dan


Menerapkannya
1. Lafal tentang keutamaan memberi
Nabi Muhammad saw adalah orang yang paling pantas kita teladani. Sikap beliau dalam
kehidupan sungguh mengagumkan. Meskipun bukan termasuk orang kaya harta, beliau
mempunyai sikap yang dermawan.
2. Menerjemahkan tentang hadis keutamaan memberi
Dari Hakim bin Hizam ra. Bahwa nabi Muhammad saw. Bersabda, “tangan diatas (orang yang
member) lebih baik dari pada tangan dibawah (orang yang meminta). Dahulukanlah orang-
orang yang menjadi tanggungjawabmu. Sesungguhnya sebaik-baik sedekah adalah sedekah
yang dikeluarkan oleh orang yang mempunyai kelebihan. Siapa saja yang menjaga kehormatan
dirinya maka Allah akan menjaganya dan siapa saja yang merasa cukup maka Allah akan
mencukupkannya. ” (H.R. al-bukhari no. 1338dan muslim no 1716)
3. Kandungan hadis
Hadis tersebut menyebutkan bahwa tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah.
Maksud tangan diatas adalah orang yang memberi atau sedekah, sedangkan tangan dibawah
adalah orang yang meminta atau peminta-minta. Jadi hadist tersebut mengajarkan bahwa
memberi lebih baik daripada meminta-minta. Memberi atau bersedekah sangat dianjurkan dalam
islam. Senang memberi bantuan kepada orang yang kekurangan merupakan akhlak terpuji.
Senang memberi hanya dimiliki oleh orang yang mempunyai sifat pemurah. Nabi
Muhammad saw. Adalah orang yang paling pemurah diantara orang-orang yang pemurah. Beliau
selalu memberi jika ada orang yang meminta kepadanya. Jika beliau tidak punya, dicarikannya
dahulu dan diberikannya pada lain hari.
Orang pemurah tidak saja dicintai manusia, tetapi juga dicintai Allah swt. Ia akan
memperoleh kebahagiaan didunia dan akhirat. Nabi Muhammad saw pernah bersabda bahwa
orang yang bermurah hati akan dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga,
dan jauh dari neraka.
Untuk itu, kita harus membiasakan diri bersikap pemurah. Diantara cara melatih bersikap
pemurah adalah:
a. Suka memberi makan atau hadiah kepada pengemis, tetangga, dan teman-teman
b. Menyadari bahwa harta yang kita miliki adalah amanah Allah yang didalamnya ada hak orang
lain yang harus kita berikan.
c. Meyakini bahwa setiap kebaikan yang kita lakukan akan mendapat balasan dari Allah swt.
Sebaik-baik sedekah adalah sedekah yang dikeluarkan oleh orang yang mempunyai
kelebihan. Maksudnya, sedekah dari orang yang mempunyai kelebihan lebih utama dibanding
orang yang kekurangan. Misalnya, orang yang kaya membantu orang yang miskin, orang yang
kuat membantu orang yang lemah, dan orang yang sehat membantu orang yang sakit.
Barang siapa yang menjaga dirinya, niscaya Allah akan menjaganya. Barang siapa yang
merasa cukup, niscaya Allah akan mencukupkannya. Maksudnya orang yang baik akan selalu
menjaga dirinya dari sikap merasa kurang. Ia akan selalu merasa cukup atas apa yang ditakdirkan
Allah swt. Kepadanya. Meskipun hidup sederhana, ia terima dengan ikhlas. Ia akan menjaga diri
dan keluarganya agar tidak meminta atau mengemis kepada orang lain. Kita harus yakin jika
mau menjaga diri dari meminta-minta dan merasa cukup., Allah swt. Akan menjaga dan
mencukupkan rezeki kita. Sikap menjaga diri untuk tidak meminta-minta disebut ‘iffah. [5]

Kelas 6 Semester 2
C. Membaca dan Menghafal Surat Al-Bayyinah dengan Baik dan Fasih
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang diwahyukan Allah kepada Nabi
Muhammad SAW melalui malaikat Jibril, untuk dijadikan pedoman hidup bagi manusia. Sebagai
pedoman hidup, Al-Qur’an harus dibaca dengan fasih dan tartil, serta dipelajari dan diamalkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Membaca Al-Qur’an dengan fasih berarti membaca Al-Qur’an secara baik, lancar, dan
bagus lafal bacaannya. Sedangkan membaca Al-Qur’an yang tartil berarti membaca Al-Qur’an
dengan teratur, perlahan-lahan, dan terburu-buru. Membaca dengan stahdu dan penuh perhatian.
Allah SWT berfirman didalam surah Muzammil ayat 4:
Artinya: “….dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan.”
1. Membaca surah Al-Bayyinah
Surah Al-Bayyinah terdiri dari 8 ayat, termasuk golongan Surah Madaniyah yaitu surah
yang diturunkan di Madinah. Surah ini diturunkan sesudah surah At-Talaq. Surat Al-Bayyinah
diambil dari kata bayyinah dari ayat pertama yang artinya bukti yang nyata.
Surah Al-Bayyinah diturunkan Allah SWT berkenaan dengan orang-orang ahli kitab dan
orang-orang musyrik, dimana mereka tetap meyakini agamanya, sehingga dating kepada mereka
seorang Nabi yang dijanjikan sesuai cirri-ciri yang terdapat dalam kitab Taurat dan Injil. Akan
tetapi, setelah Nabi Muhammad SAW diutus Allah SWT sebagai Rasul yang cirri-cirinya sesuai
yang terdapat didalam kitab Taurat dan Injil mereka terpecah belah, ada yang beriman dan
percaya kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi ada juga mereka yang tidak mau percaya dan
tetap pada keyakinan agamanya.
Sifat mereka keras dan membangkang, sesuai dengan apa yang digambarkan Allah dalam
Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 120. Yang artinya: “orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak
akan senang kepada kamu, hingga kamu mengikuti agama mereka.” (QS. Al-Baqarah: 120)
Dengan sikap orang-orang Yahudi, Nasrani, dan orang-orang Musyrik tersebut diatas
yang tidak mau menerima kedatangan Nabi Muhammad SAW itu, Allah SWT menurunkan
Surah Al-Bayyinah.
ُ‫ب َوا ْل ُمش ِْر ِكينَ ُم ْنفَ ِكِّينَ َحتَّى تَأْتِيَ ُه ُم ا ْلبَيِِّنَة‬ ِ ‫لَ ْم يَك ُِن الَّ ِذينَ َكفَ ُروا ِم ْن أ َ ْه ِل ا ْل ِكتَا‬
ً‫ص ُحفًا ُم َط َّه َرة‬ ُ ‫َّللا يَتْلُو‬
ِ َّ َ‫سو ٌل ِمن‬ ُ ‫َر‬
ٌ‫ب قَيِِّ َمة‬ٌ ُ ‫فِي َهاَ ُكت‬
ُ‫اب إِال ِم ْن بَ ْع ِد َما َجا َءتْ ُه ُم ا ْلبَيِِّنَة‬ ْ ُ
َ َ ‫َو َما تَفَ َّرقَ ال ِذينَ أوتُوا ال ِكت‬
َّ
‫الزكَاةَ َو َذ ِلكَ ِدينُ ا ْلقَيِِّ َم ِة‬ َّ ‫صالةَ َويُ ْؤتُوا‬ َّ ‫َّللا ُم ْخ ِل ِصينَ لَهُ ال ِدِّينَ ُحنَفَا َء َويُ ِقي ُموا ال‬ َ َّ ‫َو َما أ ُ ِم ُروا إِال ِليَ ْعبُدُوا‬
‫ب َوا ْل ُمش ِْر ِكينَ فِي نَ ِار َج َهنَّ َم َخا ِل ِدينَ فِي َها أُولَئِكَ ُه ْم شَر ا ْلبَ ِريَّ ِة‬ ِ ‫إِنَّ الَّ ِذينَ َكفَ ُروا ِم ْن أ َ ْه ِل ا ْل ِكتَا‬
‫ت أُولَئِكَ ُه ْم َخي ُْر ا ْلبَ ِريَّ ِة‬ ِ ‫صا ِل َحا‬ َّ ‫ع ِملُوا ال‬ َ ‫إِنَّ الَّ ِذينَ آ َمنُوا َو‬
َ ْ
َ‫عنهُ ذ ِلك‬َ ‫عن ُه ْم َو َرضُوا‬ ْ َ ُ‫َّللا‬
َّ ‫ي‬ َ
َ ‫ار َخا ِل ِدينَ فِي َها أبَدًا َر ِض‬ ْ
ُ ‫عد ٍْن تَجْ ِري ِم ْن تَحْ تِ َها األن َه‬ َ ُ‫َج َزا ُؤ ُه ْم ِع ْن َد َربِِّ ِه ْم َجنَّات‬
‫ي َربَّه‬ َ ‫ش‬ِ ‫ِل َم ْن َخ‬
2. Menerjemahkan surah Al-Bayyinah
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang harus dibaca dan dipelajari arti dan kandungannya,
sehingga kita memahami benar apa isi kandungan yang ada didalamnya, serta dapat dilaksanakan
dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk lebih memudahkan dalam mengartikan Surah Al-Bayyinah, bacalah arti kata demi
kata sehingga memahami benar arti keseluruhan ayat Surah Al-Bayyinah tersebut.
Terjemah surah Al-Bayyinah:
1. Orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan
meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata, (QS. 98:1)
2. (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lemnbaran yang disucikan (Al-
Qur’an), (QS. 98:2)
3. di dalamnya terdapat (isi) Kitab-kitab yang lurus 1595. (QS. 98:3)
4. Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al-Kitab (kepada mereka) melainkan
sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata. (QS. 98:4)
5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus 1596, dan supaya mereka mendirikan shalat
dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (QS. 98:5)
6. Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka
Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (QS. 98:6)
7. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-
baik makhluk. (QS. 98:7)
8. Balasan mereka di sisi Rabb mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai;
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha
kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Rabbnya. (QS. 98:8)
3. Bacaan Qalqalah
a. Arti dan hukum bacaan Qalqalah
Qalqalah adalah bacaan memantul. Seperti bola bila dilemparkan ke tembok, maka bola itu akan
memantul kembali. Seperti itulah bacaan qalqalah, yaitu dipantulkan. Huruf qalqalah ada lima,
yaitu:
Qalqalah terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Qalqalah sugra, yaitu: qalqalah kecil (tipis membacanya). Maksudnya qalqalah yang terjadi di
tengah kalimat dan hurufnya memang mati asli.
2. Qalqalah kubra, yaitu: qalqalah besar (tebal membacanya). Maksudnya qalqalah yang terjadi di
akhir kalimat yang hurufnya mati karena waqaf (berhenti membacanya)
b. Mengaplikasikan bacaan qalqalah dalam surah-surah pendek
Setelah kita mempelajari dan memahami bacaan qalqalah tersebut diatas, terapkanlah bacaan
qalqalah dalam bacaan Al-Qur’an, agar kita terbiasa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar
sesuai dengan aturan ilmu tajwid dan terhindar dari kesalahan baca.
4. Menghafal surah Al-Bayyinah dengan bacaan tajwid
Agar bacaan dan hafalan kita fasih dan benar, kita harus menerapkan kaidah ilmu tajwid
dalam membaca dan menghafal Al-Qur’an. Terutama bacaan mad, karena bacaan mad
merupakan bacaan yang dapat mengatur panjang atau tidaknya bacaan Al-Qur’an. Dalam
membaca Al-Qur’an, kita wajib memanjangkan bila bacaannya panjang dan kita wajib
memendekkan bila memang bacaannya pendek.
Cara menghafal yang baik dengan cara membaca ayat atau surah berkali-kali, kemudian
diingat-ingat ayat tersebut di manapun kita berada. Jika sudah hafal benar, barulah pindah pada
ayat berikutnya.
5. Bacaan mad
Seorang muslim dalam membaca Al-Qur’an harus membacanya dengan baik, tartil, dan fasih.
Kita harus membiasakan membaca Al-Qur’an dengan menggunakan ilmu tajwid. Ilmu tajwid
adalah ilmu yang mempelajari tata cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
a. Hukum bacaan mad
Mad adalah bacaan panjang, yang bacaannya antara satu alif (dua harakat) sampai tiga alif (enam
harakat). Dua harakat berarti dua ketukan. Mad terbagi menjadi dua macam, yaitu mad asli (mad
tabi’iy) dan mad cabang (pengembangkan dari mad asli yang lebih dikenal dengan (mad far’iy)).
1) Mad asli (mad tabi’iy)
Adalah bacaan yang panjangnya dua harakat atau satu alif. Huruf mad tabi’iy ada tiga macam,
yaitu wau, alif, dan ya’ mati. Mad ini terjadi dalam kondisi sebagai berikut:
a) Jika ada huruf yang berharakat dammah dan diiringi setelahnya dengan huruf wau mati.
b) Jika ada huruf yang berharakat fathah dan diiringi setelahnya dengan huruf alif.
c) Jika ada huruf yang berharakat kasrah dan diiringi setelahnya dengan huruf ya’ mati.
2) Mad far’iy (mad cabang)
Adalah bacaan yang panjang bacaannya melebihi mad asli. Panjang bacaannya 2 sampai 6
harakat. Mad far’iy terbagi menjadi 13 macam, yaitu:
a) Mad wajib muttasil
b) Mad jaiz munfasil
c) Mad arid lissukun
d) Mad iwad
e) Mad badal
f) Mad lazim musaqqal kilmy
g) Mad lazim mukhaffaf kilmy
h) Mad lazim musaqqal harfy
i) Mad lazim mukaffaf harfy
j) Mad lin
k) Mad silah, mad silah qasirah dan mad silah tawilah
l) Mad farqu
m) Mad tamkin

D. Menerjemahkan, Menjelaskan, dan Menerangkan Isi Kandungan Hadis Tentang Amal


Salih Kaitannya dengan Berakhlak dengan Sesama
1. Membaca hadis amal salih
Amal salih adalah segala macam perbuatan yang bermanfaat, baik bagi diri sendiri
maupun orang lain. Contoh dari amal salih untuk diri sendiri adalah salat, bermanfaat untuk
orang lain adalah memberi sedekah kepada orang yang membutuhkan, menyingkirkan duri di
jalan, membantu ibu, dan lain-lain. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa menemui teman
dengan muka yang berseri-seri adalah juga bagian dari amal salih.
Begitu banyak amal salih yang dapat kita perbuat, mulai dari hal yang kecil hingga hal
yang besar. Pahala amal salih akan terus mengalir walaupun kita sudah meninggal, karena
manfaat dari amal salih yang pernah dilakukan masih dirasakan oleh orang lain. Berikut hadis
tentang amal salih:

2. Pokok kandungan hadis tentang amal salih


Kehidupan manusia di dunia ini hanya sementara, karena tidak ada seorang manusia pun
yang hidup abadi. Manusia pun tidak dapat meramalkan kapan dirinya akan meninggal dunia.
Oleh sebab itu, Allah SWT mengingatkan agar manusia menyiapkan bekal selagi masih hidup .
selagi badan masih kuat perbanyaklah amal salih.
Terdapat tiga macam amal salih yang sangat istimewa manfaatnya bagi manusia, yaitu
sedekah jariyah, ilmu yang manfaat, dan doa anak yang salih untuk kedua orang tuanya.
Keistimewaan amal ini terletak pada nilai pahalanya yang terus-menerus mengalir. Meskipun
orang beramal salih itu telah meninggal dunia, tetapi amal yang pernah ia tanamkan sewaktu
hidupnya di dunia, tetap akan dapat ia nikmati pahalanya di alam baka sebagai bekal untuk
masuk surga.
a. Sedekah jariyah
Sedekah jariyah adalah sedekah yang pahalanya mengalir terus-menerus. Contoh: Bu
Nina mempunyai perpustakaan pribadi. Sebelum meninggal, ia berpesan kepada anaknya supaya
perpustakaannya itu diwakafkan untuk kepentingan umum. Bu Nina yang sudah meninggal, akan
terus memperoleh pahala selama perpustakaan itu digunakan oleh khalayak umum.
b. Ilmu yang bermanfaat
Maksud ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diajarkan kepada orang lain, kemudian
orang lain itu mengamalkan dan mengajarkannya pula. Ilmu yang diajarkan itu mestilah ilmu
yang membawa kebaikan dan kemaslahatan, bukan ilmu yang membawa keburukan dan
kerusakan. Selama orang lain dapat merasakan manfaat dari ilmu yang dia ajarakan, maka
selama itu pula dia mendapatkan pahalanya. Contohnya, Andi mengajarkan kepada Budi tata
cara berkebun karet yang benar, mulai dari cara menanam yang baik, cara memilih bibit karet
yang bagus, sampai cara merawat dan memupuk karet. Akhirnya Budi pun bisa berkebun karet
dan memperoleh hasil yang memuaskan. Suatu ketika Andi yang masih muda meninggal dunia.
Selama Budi menggunakan ilmu itu, selama itu pula pahalanya akan mengalir kepada Andi yang
sudah meninggal. Apalagi bila Budi mengajarkannya kepada orang lain, maka berlipatgandalah
pahala yang diperoleh Andi.
c. Anak salih yang mendoakan kedua orang tuanya
Amal lain yang pahalanya selalu mengalir adalah doa anak yang salih. Orang tua yang
memiliki anak dan mendidiknya dengan baik, sehingga ketika orang tua itu meninggal, anaknya
selalu mendoakannya, akan mendapatkan pahalanya dari Allah. Berbeda jika yang ditinggalkan
adalah anak yang gemar berbuat maksiat. Anak semacam itu, doanya tidak akan mengalir kepada
kedua orang tuanya, bahkan mungkin mendoakan mereka pun tidak.
Berbakti kepada kedua orangtua adalah kewajiban anak. Allah berfirman dalam surah Al-
Ahqaf, ayat 15 yang artinya “dan kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik
kepada ibu bapaknya.”
Diantara bentuk bakti seorang anak kepada orangtuanya yang sudah meninggal adalah
dengan mendoakannya. Doa seorang anak kepada kedua orangtuanya adalah memohon kepada
Allah agar mereka diampuni segala dosa dan diberikan curahan rahmat.
3. Menunjukkan perilaku amal salih
Siswa kelas VI Madrasah Ibtidaiyah harus dapat membedakan mana perbuatan yang baik
(amal salih) dan mana perbuatan yang tercela. Amal salih yang kita lakukan dengan hati yang
tulus akan membawa kebaikan didalam kehidupan serta menguntungkan kita bila kita telah
meninggal. Sebaliknya perbuatan tercela akan membawa kerugian dan kegelisahan kepada kita
manakala kita masih hidup di dunia, sekaligus menyengsarakan kita, karena kita akan masuk
neraka yang siksanya amat pedih.
Berikut amal salih yang sepatutnya dikerjakan di usia kelas VI MI sekarang ini adalah:
a. Belajar dengan rajin (menuntut ilmu pengetahuan).
b. Berbakti kepada orangtua dan guru, serta mendoakan mereka.
c. Berolahraga yang menyehatkan badan.
d. Memberikan sedekah (menolonh orang yang membutuhkan).
e. Belajar membaca Al-Qur’an.
f. Melakukan ibadah salat lima waktu.
g. Menepati janji.
h. Bertanggung jawab atas perbuatan yang telah dilakukan.
Perilaku yang sepatutnya ditinggalkan adalah:
a. Malas dan tak mau belajar.
b. Berbohong dan melanggar janji.
c. Membantah kedua orangtua dan guru.
d. Melanggar norma-norma agama, hokum masyarakat, dan Negara.
e. Membiasakan minum minuman keras.
f. Bergaul dengan orang-orang yang melanggar aturan.
g. Memfitnah. [6]
BAB III
PEMBAHASAN

Dari landasan teori yang telah kita pelajari serta melihat Standar Kompetensi Lulusan
yang telah ditetapkan oleh Departemen Agama Republik Indonesia, maka dapat kita pahami
hasil telaah materi Al-Qur’an Hadits untuk kelas 4, 5, dan 6 Madrasah Ibtidaiyah sesuai dengan
tabel berikut ini:

Kelas 4 semester I
Standar kompetensi Kompetensi dasar Materi
1. Menghafal surat-surat 1.1 Memahami dan Ada, dan sudah sesuai.
pendek secara benar dan menghafalkan surah al-adiyat
fasih. dan al-insyirah secara fasih
dan benar.
2. Memahami arti surah-surah 2.1 Mengartikan dan Ada, dan sudah sesuai.
pendek. memahami isi kandungan
surah an-nasr dan surah al-
kautsar secara sederhana.
3. Memahami kaidah ilmu 3.1 Memahami dan Peran guru sangat penting
tajwid menerapkan hukum bacaan untuk memberikan contoh
izhar dan ikhfa’. bacaan yang baik.
Kelas 4 semester II
4. Memahami arti surah 4.1 Mengartikan dan Ada, dan sudah sesuai.
pendek dan hadits tentang menjelaskan isi kandungan
nilai silaturahmi surah al-lahab secara
sederhana.

4.2 Menerjemahkan dan


menjelaskan isi kandungan
hadis tentang niat dan
silaturahmi secara sederhana.
5. Menerapkan kaidah-kaidah 4.3 Memahami dan Guru harus mampu
ilmu tajwid menerapkan bacaan idgham memberikan contoh
bigunnah, idgham bilagunnah makhorijul hurufnya dengan
dan iqlab. baik.
Kelas 5 semester II
1. Memahami arti surah 1.1 Menerjemahkan Ada, dan sudah sesuai.
pendek surah Al-Kafirun, Al-Ma’un,
dan surah At-Takassur.

1.2 Menjelaskan isi


kandungan surah Al-Kafirun,
Al-Ma’un, dan At-Takassur
2. Memahami arti hadis 2.1 Menerjemahkan Sudah sesuai, tetapi guru
tentang menyayangi anak hadis tentang menyayangi harus mampu
yatim anak yatim. mendisiplinkann peserta
didik untuk menerapkan
2.2 Menjelaskan isi materi dalam kehidupan
kandungan hadis tentang sehari-hari
menyayangi anak yatim
secara sederhana
Kelas 5 semester II
3. Menghafalkan Surah-surah 3.1 Membaca surah Al- Sudah sesuai
pendek secara benar dan Alaq secara benar dan fasih.
fasih.
3.2 Menghafal surah Al-
Alaq secara benar dan fasih.
4. Memahami arti surah 4.1 Menerjemahkan Sudah sesuai
pendek surah Al-Qadr

4.2 Menjelaskan isi


kandungan surah Al-Qadr
tentang malam lailatul Qadr
secara sederhana.
5. Memahami arti hadis 5.1 menjelaskan hadis Peran guru dalam
tentang takwa dan cirri-ciri tentang takwa dan cirri-ciri memberikan contoh perilaku
orang munafik. orang munafik. yang baik kepada anak didik
sangat dibutuhkan. Untuk
5.2 Menjelaskan isi menunjang pemaham anak
kandungan hadis tentang didiknya tentang materi agar
takwa dan cirri-ciri orang dapat mengaplikasikannya.
munafik secara sederhana.
Kelas 6 semester I
1. Menghafal surah pendek 1.1 Membaca surah Ad- Sudah sesuai
secara fasih dan benar Duha secara benar dan fasih.

1.2 Menghafal surah Ad-


Duha secara benar dddan
fasih.
2. Memahami arti surah 2.1 Menerjemahkan Sudah sesuia, guru harus
pendek pilihan surah Ad-Duha lebih intensive dalam
menerangkan materi ini.
2.2 Menjelaskan isi Karena guru dituntut harus
kandungan Surah Ad-Duha bisa menjelaskan dan
tentang meyakini kehidupan memahamkan materi
akhirat lebih baik dari pada tentang adanya kehidupan
kehidupan dunia dengan akhirat kepada anak
sederhana. didiknya. Sudah sesuai.
3. Memahami hadis tentang 3.1 Menerjemahkan Sudah sesuai
keutamaan memberi hadis tentang keutamaan
memberi.
3.2 Menjelaskan hadis
tentang keutamaan memberi
secara sederhana
Kelas 6 semester II
4. Menghafalkan surah pendek 4.1 Membaca surah Al- Sudah sessuai
secara benar dan fasih Bayyinah dengan baik dan
fasih.

4.2 Menghafal surah Al-


Bayyinah dengan benar dan
fasih.
5. Memahami arti hadis 5.1 Menerjemahkan Guru harus memperhatikan
tentang amal salih. hadis tentang amal salih. tingkah laku anak didiknya,
dalam implementasi materi
5.2 Menjelaskan isi dalam bersosialisasi dengan
kandungan hadis tentang teman dan masyarakat
amal salih secara sederhana. lingkungan sekitar.

5.3 Menerapkan isi


kandungan hadis tentang
amal salih kaitannya dengan
berakhlak dengan sesama.

Berdasarkan tabel diatas maka dapat kita telaah bahwa materi Qur’an Hadis untuk kelas
4, 5, dan 6 Madrasah Ibtidaiyah telah sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan yang
ditetapkan pemerintah untuk tiap kelasnya. Akan tetapi peran seorang guru tentulah penting
dalam menyampaikan materi kepada anak didik agar tercapai tujuan pembelajaran pendidikan.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis pembahasan yang telah dijelaskan di atas maka pemakalah dapat
menyimpulkan sebagai berikut :
1. Kelas 4 Semester I
Dalam surah an-nasr berisi tentang penegasan Allah bahwa pertolongan Allah telah
datang, maka kaum musyrik menjadi kaum yang hina. Allah memenangkan kaum muslimin dan
mengangkat kedudukan mereka menjadi jaya.
Allah menurunkan surah Al-Kautsar untuk menguatkan pendirian Rasul pada ejekan,
cemoohan, dan tipu daya dari kaum musyrikin di makkah dan kaum munafik di madinah.
Mereka menuduh bahwa pengikut Nabi Muhammad SAW hanyalah orang biasa dan orang yang
lemah.

2. Kelas 4 semester II
Rasulullah SAW sebelum wafat telah berpesan kepada umatnya agar tetap berpegang
teguh kepada Al-qur’an dan Hadits agar selamat hidup di dunia dan di ahirat. Salah satu caranya
yaitu dengan membaca Al-qur’an dan mempelajari arti atau terjemahannya, dan memahami isi
kandungannya.
Niat adalah menyengaja melakukan sesuatu yang diikuti dengan perbuatan. Niat
mempunyai peranan yang sangat penting dalam setiap perbuatan. Apabila niat itu benar, amal
perbuatannya juga benar. Sebaliknya, jika niatnya tidak benar, amal perbuatannya juga rusak.
Silaturahmi dapat dilakukan dengan: Berkunjung kerumah keluarga yang tempat
tinggalnya jauh, berkunjung kerumah saudara dan teman yang lama tidak berjumpa atau
bertemu, berkirim surat atau menelpon menanyakan kabar keadaannya.

3. Kelas 5 semester I
Pokok-pokok kandungan surah al-kafirun adalah : Penolakan usulan kaum kafir mekah
untuk menggabungkan kepercayaan antara ajaran mereka dengan ajaran islam, Penolakan Nabi
Muhammad untuk menyembah apa yang disembah oleh kaum kafir mekah, Menetapkan cara
hidup beragama yang saling menghargai dalam mesyarakat.
Kandungan surah al-ma’un menerangkan beberapa sifat manusia yang dipandang sebagai
pendusta agama, seperti : Orang yang menghardik, menyakiti, dan tidak menyayangi anak
yatim, orang yang tidak mau memberi makan fakir miskin, orang yang melalaikan sholatnya.
Inti dan isi pokok kandungan surah at-takatsur yaitu : Keinginan manusia untuk
bermegah-megahan dalam soal duniawi sering melalaikan manusia dari tujuan hidupnya. Dia
baru menyadari kesalahannya itu setelah maut mendatanginya, Manusia akan ditanya diakhirat
nanti tentang nikmat yang dibanggakannya itu.
Orang yang selalu menyayangi/membantu orang lain, lebih-lebih anak yatim, akan
mendapatkan beberapa keuntungan, yaitu: Akan dibantu atau ditolong lagi oleh Allah SWT bila endapa
kesulitan, akan disenangi oleh orang banyak, diberi kemudahan ketika belajar, Mendapat kebahagiaan
dala kehidupan, mendapat rahmat dan kasih sayang Allah SWT.
4. Kelas 5 semester II
Pokok kandungan surah Al-Alaq adalah : Allah SWT menjelaskan penciptaan aal kejadian
manusia dari segumpal darah. Dari sel-sel yang amat kecil menjadi manusia yang mampu menguasai
dunia. Dengan kemurahan, keagungan, dan kebaikan-Nya, Allah mengajar kepada manusia apa yang
belum diketahuiya. Dengan membaca, menulis, dan bebagai ilmu pengetahuan manusia berkuasa atas
makhluk bumi lainnya. Penjelasan Allah SWT bahwa manusia telah melupakan nikmat Allah yang
melimpah kepadanya ketika manusia merasa dirinya kaya, ia mnjadi sombonh dan takabur.
Pokok kandungan surah al-qadr adalah : Al-Qur’an diturunkan pada malam lailatul qadr, Lailatul
qadr adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan , Lailatul qadr adalah malam yang penuh dengan
kemuliaan.
Kandungan hadits tentang takwa menjelaskan bahwa ; Kita wajib bertakwa kepada Allah dimana
saja berada, dan dalam keadaan apapun. Apabila kita melakukan kesalahan, hendaknya segera
mengiringinya dengan perbuatan baik agar kesalahan yang kita lakukan dapat terhapus. Hendaknya kita
berakhlak terpuji dalam pergaulan dengan siapapun.
Ciri-ciri munafik yang harus kita jauhi adalah : Apabila berbicara, selalu berbohong. Apabila
berjanji, selalu mengingkarinya. Apabila diberi sebuah kepercayaan, selalu berkhianat. Kandungan hadits
tentang ciri-ciri orang munfik.
5. Kelas 6 semester I
Surah ad-duha diturunkan khusus untuk nabi Muhammad SAW. Surah ini untuk menghibur,
menyenangkan, dan menenangkan hati beliau yang sedang kesusahan karena ejek-ejekan dari kaum kafir
quraisy.
Diantara cara melatih bersikap pemurah adalah: Suka memberi makan atau hadiah kepada
pengemis, tetangga, dan teman-teman. Menyadari bahwa harta yang kita miliki adalah amanah Allah
yang didalamnya ada hak orang lain yang harus kita berikan. Meyakini bahwa setiap kebaikan yang kita
lakukan akan mendapat balasan dari Allah swt.
6. Kelas 6 semester II
Isi kandungan surah Al-Bayyinah menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai
seorang Rasul. Bagi orang-orang Yahudi, Nasrani, dan Musyrikin mereka tetap tidak mau
beriman walaupun jelas-jelas bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi yang terakhir.
Terdapat tiga macam amal salih yang sangat istimewa manfaatnya bagi manusia, yaitu
sedekah jariyah, ilmu yang manfaat, dan doa anak yang salih untuk kedua orang tuanya.

B. Saran
1. Bagi pemakalah
Hendaknya pemakalah dapat mengkaji ulang apa yang telah disajikan, agar lebih menambah
pemahaman dan kreativitas dalam mengembangkan materi Qur’an Hadis kelas 4, 5, dan 6 MI.
2. Bagi pembaca
Hendaknya makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca mengenai materi Qur’an
Hadis kelas 4, 5, dan 6 MI, kemudian dapat memahami serta mempraktekkan atas teori-teori
yang telah disajikan oleh pemakalah, dan dapat memberikan kritikan sebagai bahan koreksi dan
pertimbangan.

DAFTAR PUSTAKA
Tim Bina Karya Guru. 2009. Bina Belajar Al-Qur’an dan Hadis Jilid 4. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Tim Bina Karya Guru. 2009. Bina Belajar Al-Qur’an dan Hadis Jilid 5. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Tim Bina Karya Guru. 2009. Bina Belajar Al-Qur’an dan Hadis Jilid 6. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Fata, Choirul. 2009. Cinta Al-Qur’an dan Hadis. Solo: Tiga Serangkai

Anda mungkin juga menyukai