Laprak BPPR - Kelompok 5
Laprak BPPR - Kelompok 5
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Kelas B
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berjudul “Formulasi Pakan Untuk Ternak Sapi Potong” ini dengan baik. Tujuan
M.Si. selaku dosen mata kuliah Bahan Pakan dan Pemberian Ransum Fakultas
praktikum ini. Dengan bantuannya tersebut penyusun berharap laporan ini dapat
akhir praktikum ini, dari sisi sistematika penulisan maupun dari sisi isi laporan.
Berdasarkan hal tersebut penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi perbaikan kearah yang lebih baik pada masa yang akan datang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Bab Halaman
LAMPIRAN ......................................................................... 21
iii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1.1 Tabel Pengamatan Bahan Pakan .................................................. 11
1.2 Tabel Pengamatan Kandungan Nutrisi ......................................... 11
2.1 Hasil Pengamatan Bahan Pakan .................................................... 12
2.2 Hasil Pengamatan Kandungan Nutrisi .......................................... 12
iv
1
PENDAHULUAN
aspek kebutuhan nutrisinya. Pakan memiliki peranan penting bagi ternak, baik
menghasilkan produk (susu, anak, daging) serta tenaga bagi ternak dewasa. Fungsi
lain dari pakan adalah untuk memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan. Ternak
yang sehat dan terpenuhi kebutuhan nutrisinya dapat tumbuh dan berproduksi
optimal, hal ini juga berkaitan dengan jenis pakan yang diberikan pada ternak
harus bermutu baik dan dalam jumlah cukup. Pakan yang sering diberikan pada
ternak kerja antara lain berupa: hijauan dan konsentrat (makanan penguat).
Oleh karena hal tersebut, para peternak harus bisa jeli di dalam
menentukan bahan pakan yang sekiranya bisa diberikan pada ternaknya. Di dalam
menentukan bahan pakan, selain jumlah nutrisi yang ada di dalamnya juga harus
II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Konsentrat
serat kasarnya rendah dan tinggi daya cernanya. Bahan penyusunnya biji-bijian
pakan penguat yang terdiri dari bahan baku yang kaya akan karbohidrat dan
Konsentrat untuk ternak ruminansia umumnya disebut pakan penguat atau bahan
baku pakan yang memiliki kandungan serat kasar kurang dari 18 persen dan
meningkatkan daya guna pakan, menambah unsur pakan yang defisien, serta
dahulu sebagai sumber energi dan selanjutnya dapat memanfaatkan pakan kasar
yang ada. Dengan demikian mikrobia rumen lebih mudah dan lebih cepat
Kualitas pakan yang rendah seperti yang umum terjadi di daerah tropis
khususnya pada fase fisiologi tertentu, misalnya pada masa pertumbuhan awal,
4
bunting dan awal laktasi, pasok protein mikroba belum mencukupi kebutuhan
ternak, sehingga ternak memerlukan tambahan pasok protein dari pakan yang
pakan lain untuk meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan makanan dan
dedak halus, bungkil kelapa dan tepung ikan. Kualitas pakan konsentrat komersial
buatan pabrik berupa pellet memiliki kandungan protein yang tinggi (Anggorodi,
1994).
hasil industri yang mengandung nutrisi dan layak dipergunakan sebagai pakan,
baik yang diolah maupun yang belum diolah (Anggorodi, 1985). Bahan pakan
Hijauan umumnya terdiri dari dari berbagai jenis rumput liar, limbah dan
hasil ikutan pertanian, rumput jenis unggul yang dibudidayakan dan berbagai jenis
kasarnya relatif tinggi. Pakan hijauan yang sudah tua mengandung serat kasar
yang tinggi. Hal ini menunjukkan hijauan yang tua tersebut kurang bermutu.
Hijauan yang bermutu baik adalah yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.
Kandungan protein leguminosa lebih dari 20%, sedangkan rumput kurang dari
10%. Oleh karena itu, kombinasi keduanya merupakan bahan pakan yang bermutu
5
(Sudarmono, 2003). Hijauan kering ialah makanan yang berasal dari hijauan yang
Pemanfaatan jerami sebagian besar dibakar (37%) untuk pupuk, dijadikan alas
kandang (36%) yang kemudian dijadikan kompos dan hanya sekitar 15% sampai
22% yang digunakan sebagai pakan ternak. Kendala utama penggunaan jerami
sebagai bahan pakan ternak adalah kecernaan (45-50%) dan protein (3-5%) yang
Hijauan segar ialah makanan yang berasal dari hijauan yang diberikan
dalam bentuk segar. Termasuk hijauan segar ialah rumput segar, leguminosa segar
dan silage. Makanan kasar ialah bahan makanan yang mempunyai kadar serat
kasar yang tinggi. Bahan ini umumnya terdiri dari makanan huijauan yang berupa
rumput atau leguminosa dalam bentuk yang masih segar ataupun yang telah
diawetkan seperti silage atau hay (Sudarmono, 2003). Hijauan segar adalah semua
bahan pakan yang diberikan kepada ternak dalam bentuk segar, baik yang
dipotong terlebih dahulu (oleh manusia) maupun yang tidak (disengut langsung
oleh ternak). Hijauan segar umumnya terdiri atas daun-daunan yang berasal dari
2003).
Silase merupakan awetan hijauan yang disimpan dalam silo yang tertutup
rapat dan kedap udara. Kondisi anaerob tersebut akan mempercepat pertumbuhan
bakteri anaerob untuk membentuk asam laktat. Bahan pakan yang diawetkan
6
berupa tanaman hijauan, limbah industri pertanian, serta bahan pakan alami
ini bisa berupa gula, pati atau serat kasar. Makanan berbutir dan ubi-ubian banyak
tumbuh banyak di daerah tropis yang basah dan bermusim. Umbi-umbian yang
paling banyak di daerah tropis adalah ketela pohon, ubi, ketela ranbat, talas dan
garut, mempunyai nilai kandungan tenaga dalam bahan kering yang tinggi
menir dan lebih sedikit mengandung kulit dan selaput putih serta berwarna agak
(Sudarmono, 2003).
Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang
1. Kelompok hijauan sebagai sisa hasil pertanian yang terdiri atas jenis daun-
daunan sebagai hasil sampingan (daun nangka, daun pisang, daun ketela rambat,
Bahan pakan sumber mineral umumnya terdapat pada pakan berbutir dan
hasil ikutannya serta hijauan. Pakan berbutir kaya akan unsur P, sedangkan
hijauan kaya Ca, tetapi unsur P- nya kurang, kecuali hijauan jenis leguminosa.
Tepung tulang kaya akan Ca dan P, sedangkan kapur (giling) merupakan sumber
Ca yang paling bagus dan harganya pun murah (Sudarmono, 2003). Feed
supplemen mineral lainnya adalah bahan makanan yang memiliki zat mineral
seperti bahan makanan yang terdapat dalam jenis makanan yang menyimpan
unsur zat Mg (Magnesium) yaitu: jenis kacang- kacangan (Murtidjo, 1993). Salah
satu jenis batu kapur yang disebut batu bintang (watu lintang) adalah salah satu
sumber mineral Ca yang baik yang sering digunakan di dalam ransum ternak.
halus diubah menjadi vitamin A. Apabila sebagian besar daun pada hiajauan
masih berwarna hijau, berarti provitamin-A nya masih tetap bertahan. Hijauan
yang dipanen pada saat masih muda, provitamin A-nya lebih tinggi dibandingkan
dengan hijauan yang tua (Sudarmono, 2003). Vitamin B12 dibutuhkan untuk
embrio dan membantu pembentukan sel darah merah. Sumber vitamin B12
standar normal adalah yang disebut menadion. Ada tersedia beberapa derivat larut
antaranya yang umum digunakan adalah meradion sodium bisulfite dan menadion
pertumbuhan ayam rata-rata sebesar enam persen, efisiensi makanan sebesar tiga
persen dan kasus penyakit berak darah berkurang tiga persen sampai enam persen
(Murtidjo, 1993).
yang sudah diambil minyaknya sehingga tersisa hanya bungkilnya yang masih
mempunyai nilai gizi (Mathius dan Sinurat, 2001). Bungkil Kedelai menjadi
dan energi metabolismenya 2330 kkal/kg, namun bungkil kedelai ini mempunyai
merupakan bahan yang penting untuk menyusun ransum pakan karena nilai
nutrisinya cukup tinggi antara lain protein kasar (PK) 39,6%, lemak kasar (LK)
9
14,3%, serat kasar (SK) 2,8%, karbohidrat 29,5%, abu 5,4% dan air 8,4%
(Tillman, 1991).
Bungkil kelapa adalah hasil sisa atau limbah industri dari pembuatan
ekstrasi minyak kelapa yang didapat dari daging kelapa yang telah dikeringkan
protein sebesar 20 -21%, serat kasar 12 -18% dan energi metabolismenya sebesar
1540 kkal/kg sehingga bahan baku ini mempunyai pengaruh baik untuk
meningkatkan kualitas pakan ternak yang baik. Kandungan nutrien bungkil kelapa
berdasarkan 100% BK adalah abu 6,4%, protein kasar (PK) 21,6%, lemak kasar
(LK) 10,2%, serat kasar (SK) 12,1%, BETN 49,7%, Ca 0,21 dan P 0,65%
(Tillman, 1991).
sangat baik untuk ternak khususnya ayam broiler. Secara umum tepung ikan
tepung ikan memang relatif tinggi, protein hewani tersebut disusun oleh asam
asam amino esensial yang kompleks, diantaranya asam amino Lisin dan
Methionin. Disamping itu, juga mengandung mineral Calsium dan Phospor serta
tepung ikan sangat dipengaruhi oleh bahan ikan yang digunakan dalam proses
berwarna cokelat dan kadar proteinnya cenderung menurun atau bisa menjadi
2.2.6 Onggok
Onggok merupakan hasil ikutan proses pengolahan singkong atau ubi kayu
(Murtidjo, 1993). Kandungan nutrien yang terdapat pada onggok yaitu 1,7%
protein kasar, 1,6% serat kasar, 0,25% lemak kasar, 1,15% abu, 0,31 Ca, 0,05 P
dan 81,10% BETN (Tillman, 1991). Keuntungan dari onggok antara lain sebagai
bahan perekat sehingga menyatukan antara bahan satu dengan bahan yang lain.
Ampas kecap adalah limbah dari proses pembuatan kecap berbahan dasar
kedelai yang memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Untuk menjadi
bahan baku dalam pakan terlebih dahulu perlu diolah menjadi tepung dengan cara
menjemur atau oven. Nilai gizi yang terkandung dalam ampas kecap yaitu PK
2.2.8 Pollard
Pollard atau yang lebih dikenal dengan dedak gandum merupakan salah
satu hasil ikutan dari proses penggilingan gandum menjadi tepung terigu
(Anggorodi, 2005). Pollard merupakan sumber serat pakan dan juga mengandung
protein, lemak, mineral dan vitamin. Semakin tinggi tingkat substitusi pollard
maka akan cenderung meningkatkan kadar abu karena mengandung kadar abu
Kandungan nilai nutrisi pada pollard dalam 100% BK adalah serat kasar (SK)
8,81%, protein kasar (PK) 16,9%, lemak kasar (LK) 5,1%, Bahan Ekstrak Tanpa
2.2.9 Dedak
Dedak padi merupakan salah satu dari limbah hasil pertanian yang
ketersediaannya cukup banyak dan mudah untuk didapatkan. Selain harga dedak
padi yang relatif murah, menjadi salah satu pertimbangan penggunaan dedak
sebagai pakan ternak. (Anggorodi, 1994), dedak padi mengandung nutrisi bahan
kering 88,93%, protein kasar 12,39%, serat kasar 12,59%, kalsium 0,09% dan
mengandung serat kasar yang tinggi, juga mengandung asam fitat yang cukup
2.2.10 Molases
gula dan mineral hasil dari ikutan proses pengolahan tebu (Anggorodi, 2005).
Tetes digunakan dalam ransum sapi, kuda dan domba untuk memperbaiki
energi (Cullison dan Lowrey, 2001). Kandungan nutrien tetes masih terbilang baik
karena termasuk zat additif dengan nilai nutrisinya antara lain protein kasar (PK)
3,5%, serat kasar (SK) 0,38%, lemak kasar (LK) 0,08%, abu 8%, BETN 64%, Ca
2.2.11 CaCO3
Kalsium karbonat (CaCO3) merupakan suatu zat padat putih, tak berbau,
tak berasa, terurai pada 825oC, tak beracun, larut dalam asam dengan melepas
CO2, dan dijumpai di alam sebagai kalsit, napal, aragonit, travertin, marmer, batu
terdiri dari bahan kering (BK) sebesar 99% dengan kalsium (Ca) sebesar 40%.
13
III
METODE PRAKTIKUM
Padjadjaran, Sumedang
(4) Onggok
(6) Pollard
(7) Dedak
(8) Molases
(9) 𝐶𝑎𝐶𝑂3
(1) Wadah
14
Fungsi: sebagai tempat untuk bahan pakan saat ditimbang dan sebelum
dicampurkan.
(2) Terpal
(3) Timbangan
dibutuhkan.
(4) Plastik
Fungsi: sebagai tempat sampel yang akan diuji dengan analisis proksimat.
ditentukan sebelumnya
(4) Setelah itu, bawa bahan pakan dan kumpulkan bahan tersebut sampai
(5) Setelah bahan pakan lengkap, bahan tersebut dicampurkan diatas terpal
(12) Setelah itu, campurkan bahan-bahan lainnya yaitu bungkil kedelai, bungkil
(13) Semua bahan dicampurkan sampai halus tidak ada gumpalan atau
homogen.
(15) Sampel diambil dengan sistem quadran, kosentrat dibagi menjadi bagian
IV
4.2 Pembahasan
Bahan pakan yang digunakan pada praktikum ini adalah bungkil kedelai
0,5 kg, bungkil kelapa 4,71, tepung ikan 0,5 kg, onggok 0,5 kg, ampas kecap 3,13
kg, pollard 4,73 kg, dedak 6,06 kg, molases 0,75 kg, dan CaCO3 0,42 kg. Bahan
pakan dibagi menjadi dua kelompok yaitu bahan pakan yang dibutuhkan dalam
jumlah sedikit (mikro) dan bahan pakan yang dibutuhkan dalam jumlah banyak
(makro). Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (1994) yang menyatakan bahwa
pencampuran konsentrat dimulai dari bahan yang paling sedikit porsinya. Cara
bertahap ini dimaksudkan agar tiap bahan makanan tercampur homogen ditiap
bagiannya.
Pertama bahan pakan yang jumlahnya sedikit yaitu CaCO3 dan tepung ikan
dicampurkan dengan bahan pakan yang cair yaitu molases. Kedua bahan pakan
tersebut dicampur hingga homogen dan menjadi campuran 1. Lalu bahan pakan
dari konsentrat yang telah dibuat untuk dilakukan analisis proksimat. Hal ini
mengambil sebagian dari populasi yang akan diteliti dengan cara tertentu yang
kandungan nutrisi dari konsentrat tersebut. Teknik sampling yang digunakan yaitu
segi empat kemudian dibagi menjadi empat bagian lalu dari setiap bagian diambil
karena memiliki kandungan protein kasar 14,51% dan serat kasar 16,49%. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Tillman dkk., (1991) bahwa konsentrat yang memiliki
kandungan protein kasar kurang dari 20% dan serat kasar kurang dari 18%
merupakan konsentrat sumber energi. Konsentrat sumber energi ini sangat cocok
untuk sapi perah karena mengandung glukosa yang berperan dalam produksi susu.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ramadhan dkk., (2013) bahwa konsentrat
dapat berperan sebagai sumber karbohidrat mudah larut, sumber glukosa untuk
bahan baku produksi susu dan sebagai sumber protein lolos degradasi.
19
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
(1) Pencampuran atau pengadukan bahan pakan dimulai dari bahan yang
paling sedikit porsinya. Cara bertahap ini dimaksudkan agar tiap bahan
di atas terpal yang datar dengan membentuk segi empat kemudian dibagi
(3) Telah diketahui kandungan nutrisi dari konsentrat yang dibuat yaitu,
kandungan airnya 13,21 %, abu 9,85 %, serat kasar 16,49 % , lemak kasar
5.2 Saran
diberitahu alasan bahan tersebut dipilih dan mengapa beratnya harus seperti itu
20
DAFTAR PUSTAKA
Mugiawati, R.E. 2013. Kadar Air dan pH Silase Rumput Gajah pada Hari ke-21
dengan Penambahan Jenis Additive dan Bakteri Asam Laktat. Jurnal
Ternak Ilmiah. 1 (1): 201-207
Perry TW, Cullison AE, Lowrey RS. 2003. Feed and Feeding. 6 th Ed. Prentice
Hall inc. New Jersey.
LAMPIRAN
PEMBAHASAN 4.2.1
PUTRI EDITING