Anda di halaman 1dari 29

TUGAS ERGONOMI UKM

ANALISIS PADA UKM CELANA JEANS

Dibuat Oleh:
M. Fachran 180403157
Lathif Alrazaq 180403159
M. Dwi Alfandi B. 180403164
Rafif Akhmad A. 180403165
Syafiq Alhadi Y. 180403180

Disetujui Oleh

Asisten Laboratorium
Komputasi

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI


F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
I. Tentang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Celana Jeans
UKM ini merupakan UKM celana jeans yang memproduksi celana jeans
dengan berbagai bahan kain. Saat ini perusahaan dipegang oleh anaknya yang
bernama Nando Putra dengan nama perusahaan CV. Nabila. Adapun tampilan dari
UKM Celana Jeans ditunjukkan oleh Gambar 1.1 dibawah ini.

Gambar 1.1. Tampilan Ruangan UKM Celana Jeans

Profil Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Celana Jeans

Nama Usaha : CV. Nabila

Lokasi : Jl. Bromo, Gg. Aman No. 15

Tahun Berdiri : 2014

Nama Pemilik : Nando Putra


II. Uraian Proses Produksi Celana Jeans :
2.1.1. Peta Aliran Proses
Berikut adalah langkah-langkah pembuatan celana jeans berdasarkan Peta
Aliran Proses adalah sebagai berikut.

PETA ALIRAN PROSES

RINGKASAN

SEKARANG USULAN BEDA


KEGIATAN
JLH WKT JLH WKT JLH WKT PEKERJAAN PEMBUATAN
CELANA JEANS
OPERASI 14 825
NOMOR PETA 20
PEMERIKSAAN 5 10
ORANG BAHAN
TRANSPORTASI - -

MENUNGGU - -
SEKARANG USULAN
PENYIMPANAN 1 -

DIPETAKAN OLEH KELOMPOK I /


JARAK TOTAL KELAS E

LAMBANG ANALISA CATATAN TINDAKAN


W
J
UBAH P
J A B
A
G U T O E
U K D A
R
R S
K A R E R R
M T I G
U
URAIAN KEGIATAN A A
A
I
B U M A B
M A
L U
P A A
K P
A I U T P N A
A
A P N
A
N M N I
N A A G
H m A
G
m n A A
G N T K
t
N
I
A

Kain dibawa dari gudang 4


0 0
0
penyimpanan

Dilakukan pemotongan
- 2 5

pada kain

Dilakukan penggambaran 1
- -
0
pada kain

Dirapikan jahitan - - 5

Dilakukan penjahitan
bagian depan dan - - 5

belakang celana

Dilakukan pemjahitan
- - 5

pada bagian pinggang

Dilakukan penjahitan 1
- 5
0
pada bagian tali

Dilakukanan penjahitan 1
- -
5
pada bagian kaki

Dibuat lobang kancing


- 1 0

pada celana

Dipindahkan untuk 2
1 1
0
dicuci

Kain dicuci - 1 7

Dipindahkan untuk
5 1 1

dikeringkan
Menunggu kain agar 7
- - 2

kering 0

Kain dipindahkan ke
3 1 2

ruang jahit

Dilakukan pemotongan
benang – benang yang - - 4

berlebih

Dilakukan pemasangan
- - 5

kancing pada celana

Dilakukan pemasangan
merek

Kain digosok sebelum 1


- -
0
dikemas

Dilakukan pengemasan - - 1

Celana jeans dipindahkan


2 1 1

keruang penyimpanan

Celana jeans disimpan - - 1

2.2. Diagram Alir


Pembuatan suatu Diagram Aliran untuk pembuatan celana jeans, berikut
diagram aliran dari pembuatan celana jeans.
Maka dapat disimpulkan perpindahan jarak dalam proses pengerjaan Celana
Jeans mengalami perpindahan seminimum mungkin.

III. WAKTU KERJA

3.1. Waktu Kerja


Pengukuran waktu berguna untuk melihat seberapa lama suatu stasiun kerja
atau satu siklus tersebut beroperasi. Pengukuran waktu biasanya dapat
menggunakan stopwatch. Waktu dalam sistem kerja ada tiga, yaitu Waktu Siklus,
Waktu Normal dan Waktu Baku.
Berdasarkan hasil pengamatan pada UKM Nabila, didapatkan hasil
pengukuran waktu sebagai berikut

Tabel Hasil Pengukuran Waktu


No Siklus Waktu (menit)

1 Memotong 5

2 Menggambar 10

3 Menjahit (Bagian depan dan belakang) 20

4 Merapikan Jahitan 5

5 Menjahit (Bagian pinggang) 5

6 Menjahit (Bagian tali) 10

7 Menjahit (Bagian kaki) 15

8 Membuat lobang kancing 3

9 Mencuci 10

10 Mengeringkan celana 720

11 Membuang benang pinggiran 4

12 Memasang kancing 6

13 Memasang merek 5

14 Penyetrikaan 10

15 Pemeriksaan 5
16 Pengemasan 3

17 Penyimpanan -

Total Waktu 836

Jumlah Siklus 17

Ws = Ʃ X1
N

Ws = 836 menit : 17 siklus


Ws = 52,25 menit/siklus

3.2. Waktu Normal


Waktu normal merupakan waktu siklus yang telah memperhitungkan faktor
penyesuaian yang mungkin terjadi kepada operator ketika beroperasi. Faktor
Penyesuaian dalam penelitian ini menggunakan metode Westinghouse.

Tabel Perhitungan Nilai Westinghouse


Aspek Kategori Nilai Keterangan

Hasil kerja baik, bekerja stabil dan


Keterampilan B2 +0,08
teliti

Usaha C1 +0.06 Bekerja secara penuh perhatian


Kondisi standar dengan adanya
Kondisi D +0.00
kebisingan namun tidak menganggu

Pekerja dapat mempertahankan


Konsisten C2 +0.03
pekerjaannya dengan baik

Total +0,17

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan nilai Westinghouse sebesar +0,17,


sehingga nilai faktor penyesuaiannya (rating factor) adalah:
p = 1+0,17 = 1,17.
Sehingga, waktu normalnya
Waktu Normal (Wn) = Ws x p
Wn = 52,25 x 1,17
Wn = 61,13 menit
Sedangkan waktu normal untuk setiap siklus dapat dilihat sebagai berikut:
a. Proses Memotong
Dari tabel waktu siklus yang telah didapat diatas, maka waktu normal
dari proses ini yaitu: 6,17 menit
b. Proses Menggambar
Dari tabel waktu siklus yang telah didapat diatas, maka waktu normal
dari proses ini yaitu: 11,17 menit
c. Proses Menjahit bagian depan dan belakang
Dari tabel waktu siklus yang telah didapat diatas, maka waktu normal
dari proses ini yaitu: 21,17 menit
d. Proses Merapikan Jahitan
Dari tabel waktu siklus yang telah didapat diatas, maka waktu normal
dari proses ini yaitu: 6,17 menit
e. Proses Menjahit Bagian Pinggang
Dari tabel waktu siklus yang telah didapat diatas, maka waktu normal
dari proses ini yaitu: 6,17 menit
f. Proses Menjahit Bagian Tali
Dari tabel waktu siklus yang telah didapat diatas, maka waktu normal
dari proses ini yaitu: 11,17 menit
g. Proses Menjahit Bagian Kaki
Dari tabel waktu siklus yang telah didapat diatas, maka waktu normal
dari proses ini yaitu: 16,17 menit
h. Proses Membuat Lobang Kancing
Dari tabel waktu siklus yang telah didapat diatas, maka waktu normal
dari proses ini yaitu: 4,17 menit
i. Proses Mencuci
Dari tabel waktu siklus yang telah didapat diatas, maka waktu normal
dari proses ini yaitu: 11,17 menit
j. Proses Mengeringkan Celana
Dari tabel waktu siklus yang telah didapat diatas, maka waktu normal
dari proses ini yaitu: 721,17 menit
k. Proses Membuang Benang Pinggiran
Dari tabel waktu siklus yang telah didapat diatas, maka waktu normal
dari proses ini yaitu: 5,17 menit
l. Proses Memasang Kancing
Dari tabel waktu siklus yang telah didapat diatas, maka waktu normal
dari proses ini yaitu: 7,17
m. Proses Memasang Merek
Dari tabel waktu siklus yang telah didapat diatas, maka waktu normal
dari proses ini yaitu: 6,17 menit

n. Proses Penyetrikaan
Dari tabel waktu siklus yang telah didapat diatas, maka waktu normal
dari proses ini yaitu: 11,17 menit
o. Proses Pemeriksaan
Dari tabel waktu siklus yang telah didapat diatas, maka waktu normal
dari proses ini yaitu: 6,17 menit
p. Proses Pengemasan
Dari tabel waktu siklus yang telah didapat diatas, maka waktu normal
dari proses ini yaitu: 4,17 menit
q. Proses Penyimpanan
Dari tabel waktu siklus yang telah didapat diatas, maka waktu normal
dari proses ini yaitu: -

3.3 Waktu Baku


Waktu baku merupakan waktu normal yang telah memperhitungkan faktor
Allowance atau kelonggaran yang mungkin terjadi ketika operator beroperasi.

Tabel Perhitungan Nilai Allowance


Kondisi Nilai (%) Keterangan

Tenaga 6 Beban kurang lebih 2 kg

Sikap Kerja 2,5 Bekerja dengan satu kaki mengerjakan alat


kontrol

Gerakan Benda 0 Ayunan bebas dari bahu

Kelelahan Mata 6 Pekerjaan- pekerjaan yang teliti

Suhu 5 28oC

Ventilasi 0 Ventilasi kurang baik

Kebisingan 4 Relatif terhadap kebisingan mesin

Kondisi tak terduga 5

Total 28,5

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan nilai Allowance nya adalah 28,5%.


Sehingga, Waktu Baku kerja adalah
Wb = Wn + (Wn x %allowance)
Wb = 61,13 + (61,13x 0,285)
Wb = 61,13 + 17,42
Wb = 78,55 menit
Berdasarkan perhitungan di atas, gambaran Waktu Siklus, Waktu Normal
dan Waktu Baku dapat digambarkan dalam diagram batang sebagai berikut

Diagram Waktu Siklus, Normal, dan Baku


Waktu (menit)
100

80

60

40

20

0
Waktu Siklus Waktu Normal Waktu baku
Gambar Diagram Waktu Siklus, Normal. Dan Baku

IV. Peta Pekerja dan Mesin


Hubungan antara operator dan mesin sering bekerja secara bersamaan, yaitu
tidak ada mesin yang menggangur, operator bekerja atau sebaliknya. Waktu
menggangur adalah suatu kerugian. Oleh karena itu, waktu menggangur baik pada
pekerja maupun mesin harus dihilangkan atau setidaknya diminimumkan. Namun,
tentunya harus berada dalam batas-batas kemampuan manusia dan mesinnya.]
a. Peta Pekerja dan Mesin Pada pemotongan kain
PETA PEKERJA DAN MESIN
Pekerjaan : Pemotongan Kain

Nama Mesin : Mesin Gergaji Mesin

Nama Pekerja : Zainul


ORANG MESIN

OPERATOR WAKTU (s) MESIN KETAM KAYU WAKTU

Mengangkat bal kain ke atas 60 Mesin menunggu 60


meja kerja.

Menggambar pola menggunakan 60 Mesin menunggu 60


mal

Mengambil gergaji otomatis 60 Mesin menunggu 60

Mengoperasikan mesin gergaji 120 Mesin gergaji otomatis 120


otomatis untuk memotong kain memotong kain sesuai dengan
ukuran yang telah ditentukan

OPERATOR MESIN

Waktu menggangur 180 detik

Waktu kerja 300 detik 120 detik

Waktu total 300 detik 300 detik

Waktu penggunaan 100% 40%

b. Peta Pekerja dan Mesin Pada Proses Penjahitan


PETA PEKERJA DAN MESIN
Pekerjaan : Menjahit

Nama Mesin : Mesin Jahit

Nama Pekerja : Fauzi, Ade, Zailani, Saipul, Pras


ORANG MESIN

OPERATOR WAKTU MESIN KETAM KAYU WAKTU

Mengambil benang jahit 60 Mesin menunggu 60

Mengambil kain yang akan 180 Mesin menunggu 180


dijahit

Menjahit kain yang akan dijahit 2460 Menjahit kain 2460

OPERATOR MESIN

Waktu menggangur 240 detik

Waktu kerja 2700 detik 2460 detik

Waktu total 2700 detik 2700 detik

Waktu penggunaan 100% 91.1%

c. Peta Pekerja dan Mesin Pada Proses penyetrikaan


PETA PEKERJA DAN MESIN
Pekerjaan : Penyetrikaan Celana

Nama Mesin : Setrika

Nama Pekerja : Arifin


ORANG MESIN

OPERATOR WAKTU (s) MESIN KETAM KAYU WAKTU

Memanaskan mesin setrika 240 Mesin menunggu 240

Mengangkat celana ke meja 60 Mesin menunggu 60


setrika

Menyetrika celana 300 Menyetrika celana 300

OPERATOR MESIN

Waktu menggangur 300 detik

Waktu kerja 600 detik 300 detik

Waktu total 600 detik 600 detik

Waktu penggunaan 100% 50%

V. ANTROPOMETRI

Nama : Arifin
Umur : 62 tahun
Suku : Jawa
Jenis Kelamin : laki-laki

PLB (Panjang Lengan Bawah) = 30 cm


TMB = 150 cm
TBT (Tinggi Badan Tegak) = 140 cm
TBB (Tinggi Bahu Berdiri) = 120 cm

Dari data Antropometri diatas, berikut tempat peletakan celana yang telah di setrika
yang akan membantu dalam melakukan pekerjaan. Dengan tempat yang telah
disesuaikan tingginya agar pak Udin tidak terlalu membungkuk terutama saat akan
menjangkau celana yang jauh.karena work station yang mejanya terlalu rendah dan
posisi membungkuk yang dialami pak Udin dapat dihilangkan dengan penggunaan
tempat peletakan celana yang praktis dan lebih ergonomis.

5.1. Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri


Peta ini menggambarkan semua gerakan saat bekerja dan waktu
menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan. Berikut peta tangan
kanan dan tangan kiri dari pembuatan Celana Jeans.
PETA TANGAN KIRI TANGAN KANAN

PEKERJAAN PEMBUATAN CELANA JEANS

DEPARTEMEN PEMBUATAN CELANA JEANS

NAMA PEKERJA 1. Zainul

1. Fauzi

3. Ade

SEKARANG  SEKARANG

TANGGAL 23 September 2019

NO TANGAN JARAK WAKTU LAMBANG WAKTU TANGAN


KIRI KANAN
(cm) (s) (s)

1. Kain dibawa 300 60 M 60 Kain dibawa


dari gudang dari gudang
penyimpanan penyimpanan

2. Memegang 30 300 H 300 Dilakukan


Kain pemotongan
pada kain

3. Memegang 40 600 H 600 Dilakukan


Mal penggambaran
pada kain

4. Memegang 30 300 H 300 Memegang


Kain untuk Kain untuk
merapikan merapikan
jahitan jahitan

5. Memegang 30 1200 H 1200 Memenag Kain


Kain Untuk Untuk
Dilakukan Dilakukan
penjahitan penjahitan
bagian depan bagian depan
dan belakang dan belakang
celana celana

6. Memegang 30 300 H 300 Memegang


Kain Untuk Kain Untuk
Dilakukan Dilakukan
penjahitan penjahitan pada
pada bagian bagian pinggang
pinggang

7. Memegang 30 600 H 600 Memegang


Kain Untuk Kain Untuk
Dilakukan Dilakukan
penjahitan penjahitan pada
pada bagian bagian tali
tali

8. Memegang 30 600 H 600 Memegang kain


kain Untuk Untuk
Dilakukanan Dilakukanan
penjahitan penjahitan pada
pada bagian bagian kaki
kaki

9. Membuat 30 120 H 120 Membuat


lobang lobang kancing
kancing pada pada celana
celana

10. Memindahka 700 120 M 120 Memindahkan


n untuk dicuci untuk dicuci

11. Mencuci kain 100 500 G 600 Mencuci kain

12. Memindahka 1000 120 M 120 Memindahkan


n untuk untuk
dikeringkan dikeringkan
13. Memindahka 15000 120 M 120 Memindahkan
n kain ke kain ke ruang
ruang jahit jahit

14. Melakukan 30 240 H 30 Melakukan


pemotongan pemotongan
benang – benang –
benang yang benang yang
berlebih berlebih

15. Melakukan 30 360 H 360 Melakukan


pemasangan pemasangan
kancing pada kancing pada
celana celana

16. Melakukan 30 300 H 300 Melakukan


pemasangan pemasangan
merek merek

17. Memegang 40 400 H 600 Menyetrika


kain Kain sebelum
dikemas

18. Melakukan 30 80 H 90 Melakukan


pengemasan pengemasan

19. Memindahka 12000 120 M 120 Memindahkan


n Celana Celana jeans
jeans keruang keruang
penyimpanan penyimpanan

TOTAL 6440 6540

WAKTU TIAP SIKLUS 6440 6540

JUMLAH PRODUK TIAP 1


SIKLUS

WAKTU UNTUK 6440 6540


MEMBUAT 1 PRODUK
VI. DESKRIPSI KERJA

1.RULA (Rapid Upper Limb Assessment)

Rapid Upper Limb Assessment (RULA) adalah sebuah metode untuk


menilai postur, gaya, dan gerakan suatu aktivitas kerja yang berkaitan dengan
penggunaan anggota tubuh bagian atas (upper limb). Metode ini dikembangkan
untuk menyelidiki resiko kelainan yang akan dialami oleh seorang pekerja dalam
melakukan aktivitas kerja yang memanfaatkan anggota tubuh bagian atas (upper
limb)

Kami memilih pegawai penyetrika Celana Jeans sebagai objek yang kami teliti.
Dalam kesehariannya pegawai tersebut bekerja dengan posisi berdiri.

Perhitungan Rula
a. Upper arm = +2
b. Lower arm= +1
c. Wrist= +2
d. Wrist twist = +1
e. Posture score A = +3
f. Muscle use score = +1
g. Force/Load Score < 4,4 = +0
h. Wrist and arm score = +4
i. Neck position = +3
j. Trunk position = +3
k. Legs = +1
l. Posture score b = +4
m. Muscle use score = +1
n. Force/load score = +2
o. Neck, trunk & leg score = +7
p. Final score = +6

Kesimpulan adalah perlu investigasi lebih lanjut dan perubahan secepatnya.

I. penilaian beban kerja

Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan


sehari-hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh beban
tubuh, memungkinkan kita untk dapat menggerakkan dan melakukan pekerjaan.
Pekerjaan disatu pihak mempunyai arti penting bagi kemajuan dan peningkatan
prestasi, sehingga mencapapi kehidupan yang produktif sebagai satu tujuan hidup.
Dipihak lain, bekerja berarti tubuh akan menerima beban dari luar tubuhnya.
Dengan kata lain bahwa setiap pekerjaan merupakan beban bagi yang bersangkutan.
Beban tersebut dapat berupa beban fisik maupun mental.

Dari sudut pandang ergonomic, setiap beban kerja yang diterima oleh
seseorang harus sesuai atau seimbang baik dalam kemampuan fisik, maupun
kognitif, maupun keterbatasan manusai yang menerima beban tersebut.
Kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu kepada yang lainnya dan
sangat tergantung dari tingkat keterampilan, kesegaran jasmani, usia dan ukuran
tubuh dari pekerja yang bersangkutan.
secara umum hubungan antara beban kerja dan kapasitas kerja dipengaruhi oleh
berbagai factor yang sangat kompleks, baik, factor internal maupun factor eksternal.

 Beban Kerja Eksternal


a. Tugas-tugas
Tugas yang tidak seimbang dengan kemampuan karyawan juga menjadi
faktor penyebab karyawan menerima beban kerja yang beasr
b. OrganiSasi kerja
Banyaknya kegiatan di luar jam produksi menyebabkan beban kerja
pada pekerja secara tidak langsung.
c. Lingkungan Kerja
Lingkuangan kerja yang terlalu sempit dan panas menyebabkan beban
kerja yang berujung pada demam sakit dan juga secara psikologis

 Beban Kerja Internal


a. Faktor somatic
Jenis kelamin dari perkerja yakni wanita juga menjadi penyebab utama
pekerja memiliki tingkat kesehatan yang lebih rentan terserang penyakit di
bandingkan dengan pekerja laki laki
b. Faktor psikis
Kurangnya motivasi dan kepuasan pekerja dari tempat kerja
dikarenakan kurangnya gaji juga menyebabkan beban kerja kepada pekerja.

 Beban Mental

Karyawan merupakan asset yang sangat penting bagi suatu perusahaan


sehingga penting bagi suatu perusahaan untuk mengetahui kondisi karyawannya
dengan selalu memantau standar kinerja karyawannya. Tetapi akan muncul banyak
permasalahan di suatu perusahaan jika banyak karyawannya yang mengalami
stress. Berikut ini adalah analisis hasil pengamatan kelompok kami terhadap beban
mental yang dialami karyawan tersebut di UKM pembuatan celana jeans, yaitu:
 Waktu Pekerjaan

Faktor pertama yang menyebabkan beban mental pada karyawan


tersebut dalam pekerjaannya yaitu waktu bekerja dimana produksi celana
tersebut dilakukan setiap hari, dan harus menyelesaikan tugas sesuai yang di
minta sehingga waktu karyawan berkurang untuk melakukan aktivitas diluar
pekerjaannya dan dapat menimbulkan kepenatan atau kejenuhan pekerja
yang berdampak pada stress pada pekerja mengingat umur karyawan yang
sudah 62 tahun.

 Jumlah Produksi

Faktor kedua yang menyebabkan beban mental pada karyawan


tersebut dalam pekerjaannya yaitu jumlah produksi yang sangat banyak
seperti pemesanan celana dari luar daerah dalam kuantitas yang banyak
namun dalam waktu yang singkat sehingga dapat menyebabkan stress atau
beban pikiran pada karyawan karena dikejar oleh pesanan yang harus dibuat
dalam waktu singkat.

 Menentukan Klasifikasi Beban Kerja Berdasarkan %CVL


(Cardiovascular Load)
Dalam penentuan beban kerja seseorang, perlu digunakan metode –
metode yang tepat. Dalam kasus ini, digunakan perhitungan persen
CVL(CardiovascularLoad) yang dipelopori oleh Manuaba &
Vantwonteerghem(1996).
Penentuan beban seorang pekerja di UKM pembuatan celana jeans, dengan
kriteria sebagai berikut :
1. Jenis Kelamin : Laki-Laki
2. Umur : 62 Tahun
3. D.N Kerja : 100 / menit
4. D.N Istirahat : 80 / menit
100 X (Denyut Nadi Kerja - Denyut Nadi Istirahat )
%CVL = Denyut Nadi Maksimum- Denyut Nadi Istirahat

= 100 x (100 - 80) / (200-62)-(80)


= 2000/58
= 34,4%
Dari Hasil perhitungan %CVL(CardiovascularLoad) yaitu 34,4%,
berdasarkan hasil tersebut dapat dianalisis bahwa dalam melakukan
pekerjaan tersebut perlu dilakukan perbaikan, agar pekerja melakukan
pekerjaan dengan EASNE , yaitu efektif, aman, sehat, nyaman dan efisien.

II. penilaian kondisi lingkungan kerja

Kondisi lingkungan are kerja tentu mempengaruhi dalam melakukan dan


melaksankan proses produksi. Kondisi lingkungan yang baik akan mendukung
berbagai proses produksi yang dilakukan. Terkait UKM pembuatan celana jeans
kondisi lingkungan kerja yang di perhatikan ialah mencakup temperatur,
pencahayaan, bau-bauan, kebisingan, dan warna dalam are kerja.

a. Temperatur
Temperatur pada lingkungan area kerja yang di dapatkan yakni 33°C. Suhu
pada ruangan kerja dikategorikan kondisinya kurang nyaman. Dan juga
sirkulasi udara disana tidak baik sehinnga terasa panas yang membuat ada
pekerja yang tidak mengenakan baju ketika bekerja.

b. Pencahayaan

Pencahayaan dalam setiap ruangan atau are kerja terbilang kurang baik,
krena posisi peletakan lampu yang membuat pekerja silau dan juga terlalu
rendah sehingga terasa panas karena adanya cahaya lampu.

c. Bau-bauan
Dalam area kerja pada UKM pembuatan celana jeans terdapat sedikit bau
tekstil dari bahan jeans tersebut. Namun itu tidak mengganggu atau
mempengaruhi proses kegiatan produksi dikarenakan bau tidak terlalu
menyengat.

d. Kebisingan
Dalam kegiatan produksi UKM pembuatan celana jeans ini masih terdapat
suara bising dari beberapa mesin jahit yang dapat mengganggu konsentrasi
dari para pekerja. Namun suara mesin tidak menggangu aktivitas kerja
masyarakat sekitar are kerja. Untuk lokasi UKM berada di tengah
pemukiman warga dan cukup jauh dari jalan raya, sehingga tidak terdengar
suara kendaraan bermotor yang mengganggu kegiatan produksi.

e. Warna
Area kerja pembuatan celana jenas ini di kategorikan menyerap cahaya,
dikarenakan warna dinding yang tidak bercat atau warna abu-abu kehitaman
membuat nuansa area kerja menjadi gelap.

 Sistem upah kerja yang di gunakan UKM pembuatan celana jeans

Sistem upah kerja yang digunakan yakni upah kerja per bulan. Upah yang
diberikan sesuai dengan beban kerja, mulai dari Rp.500.000,00 sampai dengan
Rp.1.000.000,00.

 Foto produk UKM pembuatan celana jeans :


VII. PERMASALAHAN ERGONOMI DALAM UKM

Pada UKM ini terdpat beberapa permasalahan ergonomi. Yang paling


menonjol adalah dimana kurangnya kesadaran oleh pemilik perusahaan dimana
pada UKM ini umur rata rata karyawan yang bekerja adalah 48 sampai dengan 60
tahun. Dimana pada usia tersebut sebaiknya pemilih perusahaan lebih
memperhatikan kondisi lingkungan kerja yang layak seperti kurangnya
pencahayaan, suhu udara ruangan yang cukup panas, dan juga ada beberapa alat
jahit yang telah usang seharusnya bisa diperbaiki ataupun diganti dengan yang baru
agar memudahkan pekerja dan meningkatkan produktifitas.

Berikut adalah perbaikan yang di perlukan pada UKM celana jeans tersebut:

1. Penerangan di lokasi pembuatan celana jeans, terutama pada runagan


pengecekan dan pengemasan yang hanya memanfaatkan sinar matahari
2. Reshufle karyawan di perusahaan celana jeans
3. Meningkatkan honor / gaji karyawan
4. Memperluas ruangan produksi
5. Mempersingkat alur proses pembuatan celana jeans
6. Menerapkan standar kerja yang harus dilakukan oleh karyawan
7. Menambahkan pendingin atau penyejuk udara agar suasana ruangan tidak terasa
panas
8. Mengupgrade atau mengganti mesin jahit yang usang dengan mesin jahit yang
baru
9. Lebih Memperhatikan Usia pekerja dengan beban kerya yang diterima oleh
karyawan
10. Memperhatikan agar tidak ada potongan potongan celana jeans yang berserakan
atau tidak tersusun rapi agar ruangan terlihat bersih dan nyaman.

Anda mungkin juga menyukai