oleh:
FAHMI FAHRURROZY HANNAN
185090707111013
Asisten:
Yeremia Leonardo Decaprio
Amirul Abdul Aziz
Tauhid Aji Pangestu
Robet Hardiansyah Maulana Putra
Fatimah Yasmin
Yogawindy Fajar Musttaqin
Feryan Adi Anggara
Asisten Asisten
Asisten Asisten
1
LEMBAR PERNYATAAN
1. Laporan ini adalah benar-benar karya saya sendiri, dan bukan hasil plagiat dari karya
orang lain. Karya-karya yang tercantum dalam daftar pustaka laporan ini, semata-mata
digunakan sebagai acuan/referensi.
2. Apabila di kemudian hari diketahui bahwa isi laporan saya merupakan hasil plagiat, maka
saya bersedia menanggung akibat dari keadaan tersebut.
2
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan besar Praktikum
Geologi Struktur.
Laporan Besar ini telah saya susun dan kerjakan dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pengambilan data pada laporan
besar ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pengambilan data laporan besar ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
saya menerima segala saran dan kritik agar saya dapat memperbaiki susunan kalimat maupun
tata bahasa dalam pengerjaan laporan besar untuk kedepannya.
Akhir kata saya berharap semoga laporan besar Praktikum Geologi Struktur ini dapat
memberikan manfaat bagi semua kalangan.
3
DAFTAR ISI
4
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
5
DAFTAR LAMPIRAN
6
BAB I
PENDAHULUAN
7
1.3 BATASAN
Mengingat pembahasan mengeni geologi struktur sangatlah luas, maka pada
pembahasan kali ini akan dibatasi sampai geologi struktur mengenai patahan dan lipatan
serta bagaimana dalam menentukan atau melakukan pengukuran strike dan dip pada suatu
singkaan batuan. Adapun dalam laporan ini ada pembahasan yang lebih spesifik ini
bertujuan supaya dalam pengidentifikasian patahan dan lipatan serta penentuan strike dan
dip dapat lebih mudah dipahami dan juga bisa lebih mudah di aplikasikan.
1.4 TUJUAN
Tujuan diadakannya fieldtrip ini adalah untuk menerapkan ilmu geologi
struktur serta melihat secara langsung fenomena geologi sruktur seperti patahan dan lipatan
serta diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dengan cara mengukur strike dan
dip pada lapisan batuan pada daerah stopsite fieldtrip
1.5 MANFAAT
Manfaat dari praktikum geologi struktur ini adalah agar praktikan memahami
konsep dasar patahan dan lipatan mulai dari proses terbentuknya hingga jenis-jenis dari
patahan dan lipatan sehingga praktikan dapat mengaplikasikannya dengan kejadian-kejadian
yang ada dipermukaan bumi.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
Gambar 2.2.1.1 Struktur sedimen "Graded bedding
10
Gambar 2.2.2.1.1 Jenis-jenis sesar: (a) normal fault, (b) reverse fault, (c) wrench or strike-slip
fault, (d) oblique-slip fault. FW = footwall; HW = hanging wall
(Bell, 2007)
11
(
Walaupun kebanyakan joint terbentuk oleh proses tektonik, ada beberapa yang sama
sekali tidak berhubungan dengan proses tersebut. Jenis khusus ini antara lain :
- Kekar lembar (sheet structure) atau exfoliation. Jenis ini sangat umum ditemui pada
batuan granitic. Kekar lembar ini berbentuk tipis, melengkung dan umumnya berlapis
cembung ke atas sejajar dengan topografi local. Kekar lembar ini makin kedalam
makin bertambah tebal dan jumlahnya makin sedikit dan pada akhirnya hilang. Kekar
lembar umumnya mengalami gaya tekanan kompresi yang sejajar dengan panjangnya.
Secara umum kekar ini terjadinya berkaitan dengan pelepasan beban gravitasi dari
granit terrain
- Pecahan batuan akibat pertambangan. Dalam penambangannya berat dari tutupan
batuan dihilangkan secara tiba tiba. Hal ini dapat menyebabkan batuan pecah melalui
rekahan secara cepat pada singkapan yang baru. Oleh karena itu dalam penambangan
dalam, setelah pembukaan baru tidak ada seorangpun yang diijinkan masuk untuk
beberapa lama.
- Kekar pendinginan pada batuan volkanik. Proses pembentukanya meliputi kontraksi
thermal ketika batuan mendingin dan mengkerut, berakibat pada pecahnya batuan.
Contoh kekar kolom pada basalt.
(Benjamin Saphie,2006)
2.2.2.3 LIPATAN DAN ANALISISNYA
Tenaga endogen berupa tekanan sering terjadi di dalam struktur lapisan-lapisan
batuan pembentuk kulit bumi. apabila tekanan terhadap lapisan batuan ini arahnya mendatar
dan bertumbukan, permukaan bumi akan melipat sehingga membentuk puncak dan lembah.
Sedangkan lipatan terjadi karena adanya tekanan horizontal yang berlawanan
pada suatu lapisan batuan. Tekanan tersebut biasanya lemah tetapi berlangsung terus menerus
12
dalam jangka waktu yang lama. Akibatnya, lapisan batuan menjadi melengkung membentuk
suatu lipatan. (Sugiharyanto, 2007)
Berdasarkan ketegakan posisi sumbu dan bentuk pelipatannya, jens lipatan
dibedakan atas lipatan tegak, lipatan miring, lipatan menggantung, lipatan monoklin, lipatan
rebah yang berubah menjadi sesar sungkup, dan lipatan isoklin.
a. Lipatan tegak
Lipatan tegak yakni lipatan yang mempunyai antiklinal dan sinklinal dengan
letak yang simetrik. Terdapat sumbu lipatan disampingnya. Lipatan jenis ini terjadi
sebagai akibat adanya dua tenaga yang bertemu degan kekuatan yang seimbang.
b. Lipatan miring
Lipatan miring adalah lipatan yang mempunyai antiklinal agak miring. Lipatan
ini dapat terjadi karena tekanan horizontal dari salah satu sisi lebih besar dari sisi
lainnya.
c. Lipatan menggantung
Lipatan menggantung yakni lipatan yang mempunyai antiklinal dan sinklinal
yang miring dan lebih miring dibandingkan dengan lipatan miring. Lipatan ini terjadi
sebagai akibat dari adanya tekanan horizontal dari salah satu sisi lebih besar dari sisi
lainnya.
d. Lipatan rebah
Lipatan rebah adalah lipatan yang terjadi sebagai akibat dari adanya tekanan
kuat yang mendorong bagian dasar lipatan, sehingga antiklinalnya rebah. Lipatan ini
dapat terjadi akibat adanya gaya horizontal dari satu arah. Lipatan rebah dapat
menjadi patahan atau sesar sungkup apabila gaya yang bekerja pada lapisan tersebut
sangat kuat dan terus menerus hingga melewati batas elastisitas lapisan batuan
tersebut hingga patah. (Utoyo, 2007)
13
Gambar 2.2.2.3.2 Jenis Lipatan
(a).lipatan tegak, (b).lipatan miring, (c). Lipatan menggantung, (d). Lipatan isoklinal.
(Utoyo,2007).
2.3 STRIKE DAN DIP
Setiap garis strike dapat dianggap mengandung banyak garis yang bervariasi. Garis
strike adalah garis yang tidak jatuh atau horizontal dalam bidang pencelupan. Jika kita
menganggap atap rumah yang miring sebagai bidang pengiklanan, garis-garis punggungan
dan atap sama dengan garis strike. Dalam bidang dip, garis pada sudut siku-siku ke garis
selangka adalah garis dengan jebakan paling curam. Verifikasikan ini untuk diri Anda sendiri
dengan memiringkan buku di atas meja datar seperti yang ditunjukkan pada Gambar.2.6.
Tempatkan pensil di buku dalam berbagai orientasi. Tebing pensil akan curam ketika berada
di kanan ke tulang belakang buku (garis strike). Sudut terjun dari garis terjun paling curam
dalam sebuah pesawat sama dengan garis kemiringan pesawat itu
Lapisan bidang dip serta bidang geologis lainnya yang tidak horisontal dikatakan dip.
Gambar 2.2 menunjukkan contoh lapangan bidang dip. Dip adalah kemiringan permukaan
geologis. Ada dua aspek pada kemiringan bidang: (a) arah kemiringan, yang merupakan arah
kompas ke arah kemiringan bidang; dan (b) sudut kemiringan, yang merupakan sudut yang
dibuat oleh bidang horizontal (Gbr. 2.3). Arah kemiringan dapat divisualisasikan sebagai arah
di mana air akan mengalir jika dituangkan ke dalam bidang. Kemiringan dip adalah sudut
antara 0 ° (untuk bidang horizontal) dan 90 ° (untuk bidang vertikal). Untuk merekam
kemiringan garis, yang diperlukan adalah dua angka; arah dip diikuti oleh sudut dip,
misalnya. 138/74 adalah sebuah garis yang mencelupkan 74 ° ke arah langsung 138 ° N (ini
adalah arah yang SE, 138 °)
14
Gambar 2.3.1 konsep dip dan sudut dip
15
2.5 PLUNG
Dengan bantuan Gambar. 2.5.1 jumlah garis lurus yang digambar di atasnya dalam arah yang
berbeda. Semua garis ini dikatakan garis plunge dan sejajar dengan bidang. Dengan
pengecualian baris 5 tersebut garis tidak horizontal; kita katakan mereka sedang terjun. Baris
5 tidak jatuh. Plunge digunakan untuk menggambarkan kemiringan garis, kata dip yang
disediakan untuk garis plunge sepenuhnya mengekspresikan orientasi tiga dimensi garis dan
memiliki dua bagian:
(A) sudut terjun, dan
(B) arah terjun.
Pertimbangkan garis plunge pada bidang pencelupan pada Gambar 2.5.2 dan bidang vertikal
imajiner yang berisi baris plunge. Arah plunge adalah arah di mana ini bidang vertikal
berjalan, dan merupakan arah ke arah mana garis dimiringkan. Sudut plunge adalah jumlah
kemiringan; ini sudut, diukur dalam bidang vertikal, bahwa garis plunge dibuat dengan
horizontal. Sudut plunge dari arah garis horizontal adalah 0 ° dan sudut kemiringan garis
vertical adalah 90 °. Garis plunge dapat ditulis sebagai tunggal ekspresi, misalnya. 23–220
menggambarkan garis yang jatuh 23 °menuju arah 220 ° N.
Gambar 2.5.1
Gambar 2.5.2
(Lisley,2004)
16
2.6 RAKE
Dalam geologi struktural, rake (atau pitch) secara formal didefinisikan sebagai "sudut
antara garis dan garis pemogokan bidang di mana ia ditemukan", diukur pada bidang tersebut.
Orientasi tiga dimensi garis dapat digambarkan hanya dengan terjun dan tren. Rake adalah
deskripsi yang berguna dari sebuah garis karena seringkali (dalam geologi) fitur (garis)
mengikuti permukaan planar. Dalam kasus ini rake dapat digunakan untuk menggambarkan
orientasi garis dalam tiga dimensi relatif terhadap permukaan planar. Seseorang mungkin juga
berharap untuk melihat ini digunakan ketika garis tertentu sulit untuk diukur secara langsung
(mungkin karena singkapan yang menghambat pengukuran). Rake selalu menyapu turun dari
bidang horizontal.
Rake digunakan untuk menggambarkan arah gerakan patahan sehubungan dengan
pemogokan (diukur berlawanan arah jarum jam dari horizontal, naik adalah positif; nilai
antara -180 ° dan 180 °):
1. slip pemogokan lateral-kiri: menyapu dekat 0 °
2. slip pemogokan sisi kanan: menyapu dekat 180 °
3. normal: menyapu dekat −90 °
4. mundur / dorong: menyapu dekat + 90 °
17
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.2 Stopsite 2
18
3.2 PROSEDUR PENELITIAN
Praktikum fieldtrip geologi struktur ini dilaksanakan pada hari Minggu,
tanggal 23 November 2019. Berangkat dari Universitas Brawijaya pada sekitar pukul
06.30 WIB dan sampai stopsite 1 pada pukul 10.00 WIB yang terletak di Desa
Rejotangen. Sesampainya di stopsite 1 langsung diberikan materi oleh Ibu Mayang dan
melakukan pengamatan. Pada stopsite 1 ini tidak dilakukan pengukuran langsung strike
dan dip. Setelah itu dilanjutkan perjalanan menuju stopsite 2 yang berada di Pantai Gema
dan sampai pada pukul 01.00 WIB. Sesampainya di stopsite 2 langsung diberikan materi
oleh Ibu Mayang dan para praktikan melakukan pengamatan terhadap singkapan batuan.
Pada stopsite ini dilakukan pengukuran strike dan dip dan disana terdapat sesar turun.
Selanjutnya dilanjutkan perjalanan pulang menuju Universitas Brawijaya dan sampai pada
sekitar pukul 21.45 WIB.
3.3 ALAT DAN BAHAN
Pada praktikum lapang kali ini digunakan beberapa peralatan beserta fungsinya
sebagai berikut :
3.3.1 GPS
Gambar 1. GPS
GPS digunakan untuk menentukan dan mendapatkan informasi lokasi dan
ketinggian pada suatu daerah.
3.3.2 Alat Tulis
Gambar 3. HCl
HCl berfungsi untuk menguji kandungan karbonat pada batuan maupun
mineral selama pengamatan. HCl dapat digunakan pada batuan sedimen, beku maupun
metamorf untuk diuji kandungan karbonatnya. Namun pada praktikum lapang kali ini
tidak tersedia HCl untuk melakukan sesuai fungsi diatas
3.3.4 Kamera
Gambar 4. Kamera
Kamera digunakan untuk mendokumentasikan penampakan geologi seperti
morfologi, struktur maupun batuan yang diamati. Kamera yang digunakan sebaiknya
praktis sehingga tidak menyulitkan saat pengamatan.
20
3.3.5 Kompas Geologi
21
Stopsite 2
\
Disiapkan alat dan bahan untuk mengukur strike dan dip
22
BAB IV
ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
23
24. N 330° E / 35°
25. N 40° E / 20°
26. N 72° E / 20°
27. N 237° E / 66°
28. N 227° E / 87°
29. N 257° E / 20°
30. N 229° E / 87°
4.1.2 STA 2
No Stasiun (STA) STA 2 (Bukit dekat Pantai Gemah, Tulungagung)
Deskripsi Lokasi Lokasi ini berada pada daerah perbukitan yang mempunyai perlapisan
batu pasir dan berada di sebelah jalan.
Batuan Pasir
Jenis Struktur : Sesar
Lapisan 1 N 310° E/ 21°
Lapisan 2 N 295° E/ 20°
Lapisan 3 N 305° E/ 20°
Lapisan 4 N 306° E/ 18°
Lapisan 5 N 290° E/ 15°
Lapisan 6 N 295° E/ 15°
Lapisan 7 N 280° E/ 11°
4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 Stopsite 1
Pada Stopsite 1 yang terletak di Rojotangen yaitu daerah perbatasan Blitar dan
Tulungagung Stopsite pertama bertempat di Desa Rejotangan, Kecamatan Rejotangan,
Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur dengan titik koordinat S 08º 7’ 673” E 112º 7’ 131”.
Batuan yang terdapat di sana merupakan batuan sedimen yang tidak terlihat perlapisan dan di
tempat ini ada juga batu marmer yang diindikasikan berasal dari metamorfnya batu sedimen.
Batuan ini memiliki warna lapuk abu abu. Struktur Primer-nya perlapisannya tidak terlihat.
Teksturnya non klastik. Struktur kekar yang terdapat batu gamping sedimen yang
diperkirakan pada jaman dahulu daerah ini merupakan permukaan laut yang terangkat karena
disana juga ditemukan fosil. Dilakukan pengambilan data sebanyak 4 kali dengan tempat
kekar yang berbeda Pengukuran Strike dan Dip sebagai berikut :
24
1. N 237° E / 66°
2. N 227° E / 87°
3. N 257° E / 20°
4. N 229° E / 87°
26
4.2.2 Stopsite 2
4.2.2.1 DESKRIPSI BATUAN DAN ANALISIS PERLAPISAN BATUAN
Pada stopsite 2 yang terletak di Pantai Gema tepatnya di pinggir jalan setelah Pantai
Gema terdapat bukit perlapisan batu pasir yang memiliki warna lapuk coklat muda, warna
segar abu-abu muda. Memiliki struktur primer batu pasir yang berlapis atau laminasi dan
memiliki tekstur klastik ukuran batu pasir <1mm, dan juga memiliki lapisan batuan lempung
dan breksi. Lapisan ini memiliki struktur berlapis yang terdiri dari 7 lapisan. Lapisan 6 adalah
batuan lempung, lapisan 7 adalah batuan breksi, antar lapisan berstruktur laminasi. Dan jika
berjalan ke barat terdapat sesar. Dan hasil pengukuran strike dan dipnya sebagai berikut:
Lapisan 1 N 310° E / 21°
Lapisan 2 N 295° E / 20°
Lapisan 3 N 305° E / 20°
Lapisan 4 N 306° E / 18°
Lapisan 5 N 290° E / 15°
Lapisan 6 N 295° E / 15°
Lapisan 7 N 280° E / 11°
4.2.2.2 ANALISIS SESAR
Sesar yang terdapat dalam di lapisan ini merupakan sesar turun oleh tenaga endogen.
Dilihat dari strukturnya pada lapisan ke 6 batu lempung dan lapisan 7 batu breksi berbeda
terdapat seperti potongan. Dan hasil pengukuran strike dan dip pada sesar : N 4° E / 61°
- PLOT DI SCHMIDT NET
- SKETSA MODEL SESAR DENGAN INFORMATIF ( FOOTWALL
HAGING WALL PERLAPISAN BATUAN PADA BIDANG SESAR)
27
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan fieldtrip pada mata kuliah praktikum geologi struktur kali ini,
dapat diambil kesimpulan bahwa telah dapat diidentifikasi struktur batuan yang terdapat
patahan dan lipatannya pada daerah Tulungagung serta dapat menentukan pengukuran
strike dan dip pada sutau singkapan batuan sehingga dapat mengetahui kemenerusan
singkapan batuan pada suatu daerah yang ada di Tulungagung. Selain itu, dengan
mengikuti fieldtrip kali ini, telah dapat mengaplikasikan teori-teori yang didapat selama
mata kuliah secara langsung di lapangan.
5.2 SARAN
Sebaiknya keberangkatan menuju lokasi fieldtrip dilaksanakan sesuai waktu yang
telah ditentukan, agar praltikum lapang ini dapat berjalan sesuai waaktu yang telah
ditentukan dan agar dapat berjalan lancar dan tidak terburu-buru ketika sudah berada di
lokasi pengamatan. Dan juga untuk praktikum lapang kedepannya agar dipilih stopsite
yang lebih cocok untuk praktikum mengenai geologi struktur agar mampu menunjang
tujuan pembelajaran dan mampu meningkatkan kualitas individu praktikan.
28
DAFTAR PUSTAKA
29
LAMPIRAN
30
31
32
33
34
35