Anda di halaman 1dari 2

A.

Intervensi Gangguan Kesulitan Belajar Membaca (Disleksia)


1. Metode multisensori
Metode ini menggunakan beberapa alat indera untuk memperkuat proses belajar,
sebagaimana digambarkan dalam singkatan VAKT (visual, auditori, kinestetik dan
taktil/peraba).
2. Metode Orton-Gillingham
Metode ini menfokuskan pada siswa untuk mempelajari bunyi huruf tunggal dan perpaduan
(blending) huruf-huruf tersebut
3.  Metode Fernald
Metode ini terdiri dari empat tahap,

1. Siswa diminta memilih satu kata untuk dipelajari. Guru menuliskan kata pada sehelai
kertas dengan krayon. Siswa kemudian menelusuri kata tersebut dengan tangannya,
membuat kontak dengan kertas, sehingga menggunakan indera peraba dan kinestetik.
Saat siswa menelusurinya, guru menyebutkan kata sehingga siswa mendengarnya
(menggunakan indera pendengaran). Proses ini diulang hingga siswa dapat menulis
huruf dengan benar tanpa melihat contoh. Sekali siswa mempelajari kata, contoh
diletakkan dalam sebuah kotak arsip. Kata-kata tersebut terhimpun dalam kotak
hingga terdapat kata-kata yang cukup bagi siswa untuk menulis suatu cerita. Cerita ini
lalu diketik sehingga siswa dapat membaca cerita buatannya sendiri.
2. Siswa tidak lagi diharuskan menelusuri setiap kata melainkan mempelajari kata-kata
baru dengan melihat gurunya menulis sebuah kata dan membunyikan kata tersebut
saat menulis.
3. Siswa mempelajari kata-kata baru dengan melihat pada suatu kata yang tertulis dan
menyebutkannya berulang-ulang pada dirinya sendiri sebelum menulis. Pada titik ini,
siswa dapat mulai membaca buku.
4. Siswa dapat mengenali kata-kata baru dari kemiripannya dengan kata atau bagian kata
yang tertulis yang telah dipelajari. Sekarang siswa dapat menggeneralisasikan
pengetahuan yang telah diperolehnya melalui keterampilan membaca
B. Intervensi Gangguan Kesulitan Belajar Menulis (Disgrafia)
1. Model Ekspresi Tertulis
2. Model intervensi dalam hal meningkatkan kemampuan mengeja (spelling)
3. Model intervensi dalam hal menulis dengan tangan (handwriting)
C. Intervensi Gangguan Kesulitan Belajar Berhitung Matematika (Diskalkulia)
Strategi yang dapat dilakukan guru untuk menangani siswa dengan gangguan diskalkulia:
1. Guru mengajarkan prasyarat belajar matematika
2. Guru mengajarkan konsep konkrit sebelum konsep abstrak
3. Guru memberikan kesempatan untuk berlatih dan mengulang Teknik yang dapat 
digunakan antara lain lembar kerja, permainan, teknik manajemen perilaku (seperti
memberikan reward bila tugas telah diselesaikan)
4. Guru mengajari siswa untuk melakukan generalisasi pada situasi baru. Siswa perlu
belajar menggeneralisasikan suatu keterampilan pada banyak situasi
5. Guru mengajarkan kosakata matematis Siswa perlu mempelajari kosakata dan konsep
matematika. Siswa dapat mengetahui operasinya tapi belum tentu mengetahui istilah
yang tepat untuk operasi tersebut, misalnya penambah, pengali, pembagi, hasil.\
6. Guru mengijinkan penggunaan jari dan menghitung di kertas
7. Guru menggunakan diagram dan menggambar konsep-konsep matematika
8. Guru memberikan pendampingan teman yang lebih mampu dalam berhitung
9. Guru menyarankan penggunaan kertas bekas
10. Guru menyarankan penggunaan pensil berwarna untuk membedakan berbagai 
permasalahan
11. Guru meminta siswa bekerja secara manipulatif
12. Guru membuat gambar-gambar dari soal yang berupa kalimat sehingga mudah
dipahami siswa
13. Guru mengajarkan metode mnemonic untuk mempelajari langkah-langkah suatu
konsep matematika
14. Guru menggunakan ritme dan musik untuk mengajarkan fakta-fakta matematika
dan merangkaikan langkah-langkah menjadi suatu irama
15. Apabila memungkinkan, guru menjadualkan waktu belajar dengan komputer
bagi siswa untuk mengingat dan berlatih

DAFTAR PUSTAKA

Arnaldi, Melani. (2011). Effectivity method intervenes Melani’s metacognitive for learning
disability of children in Indonesia. Procedia Social and Behavioural Sciences,
29,164-169.

Anda mungkin juga menyukai