Anda di halaman 1dari 5

PEMBAHASAN

Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan
sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar
salep yang cocok (Depkes, 1979).
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan
sebagai obat luar. Bahan obatnya larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep
yang cocok (Dirjen POM, 1995).
Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat
dalam salep yang mengandung obat keras atau obat narkotik adalah 10% (Moh.
Anief. 1997).
Tujuan pembuatan salep antara lain sebagai pengobatan pada kulit,
melindungi kulit (pada luka luar agar tidak terinfeksi) serta melembapkan kulit.
Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok:
dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci
dengan air, dasar salep larut dalam air. Setiap salep obat menggunakan salah satu
dasar salep tersebut (Dirjen POM, 1995).
Pada pembuatan salep kali ini, zat aktifnya yaitu Chlorampenicol base.

Chlorampenicol merupakan antibiotik yang ditemukan pada tahun 1947


dari kultur Streptomyces venezuelae yang tidak diproduksi secara
sintetik. Chlorampenicol merupakan antibakteri pertama yang berspektrum luas,
dengan mekanisme kerja menghambat sintesis protein dan bersifat bakteriostatik.
Kemudian sebagai basis salep digunakan adeps lanae dan vaselin album.
Adeps lanae ini termasuk ke dalam dasar salep serap, dasar salep serap ini dapat
dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok pertama terdiri atas dasar salep yang dapat
bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam minyak (parafi hidrofilik dan
lanolin anhidrat), dan kelompok ke 2 terdiri atas emulsi air dalam minyak yang
dapat bercampur dengan sejumlah larutan air tambahan (lanolin). Dasar salep
serap juga dapat bermanfaat sebagai emolien (Dirjen POM, 1995). Sedangkan
vaselin album termasuk ke dalam dasar salep hidrokarbon, dasar salep ini dikenal
sebagai dasar salep berlemak antar lain vaselin putih dan salep putih. Hanya
sejumlah kecil komponen berair dapat dicampurkan ke dalamnya. Salep ini
dimaksud untuk memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak
sebagai pembalut penutup. Dasar salep hidrokarbon digunakan terutama sebagai
emolien, dan sukar dicuci, tidak mengering dan tidak tampak berubah dalam
waktu lama (Dirjen POM, 1995).
Bahan tambahan yang digunakan adalah propilenglikol yang berfungsi
sebagai pelarut. Chlorampenicol ini dilarutkan terlebih dahulu menggunakan
propilenglikol.
Pada proses pembuatan salep ini digunakan metode triturasi dimana zat
yang tidak larut dicampur dengan sedikit basis yang akan dipakai atau dengan
salah satu zat pembantu, kemudian dilanjutkan dengan penambahan sisa basis.
Proses dengan metode triturasi ini tidak dilakukan proses pemanasan sama sekali.
Zat aktif, basis salep, dan zat tambahan digerus bersama-sama secara langsung.
Setelah proses pembuatan selesai, di dapatkan hasil sediaan yang baik.
Pada dasarnya, seharusnya penggunaan vaselin sebagai bahan basis membutuhkan
proses pemanasan terlebih dahulu, hal ini di karenakan vaselin merupakan bahan
basis salep yang berwujud agak padat sehingga apabila digerus akan sulit
bercampur dengan bahan aktif dan bahan-bahan tambahan lainnya. dan bentuk
sediaan pun akan kurang bagus karena tidak homogen. Vaselin tersebut lebih baik
dipanaskan terlebih dahulu sehingga menjadi bentuk yang lebih cair akan
mempermudah proses penggerusan agar di dapatkan sediaan yang homogen.
Tetapi dengan kecepatan penggerusan yang stabil dapat menghasilkan hasil akhir
yang baik sehingga sediaan menjadi homogen.
Pada pembuatan salep kali ini dilakukan evaluasi sediaan salep yang
meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji daya lekat, uji daya sebar, uji daya
tercuci salep, uji pH, uji viskositas dan uji stabilitas.
Hari Hari Hari Hari Hari Hari
Pengamatan
ke-0 ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5
Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning
pekat, pekat, pekat, pekat, pekat, pekat,
Halus, Halus, Halus, Halus, Halus, Halus,
Organoleptis
Berbau Berbau Berbau Berbau Berbau Berbau
lemak lemak lemak lemak lemak lemak
domba domba domba domba domba domba
Homog Homog Homog Homog Homog Homog
Homogenitas
en en en en en en
4,55 4,55 4,55 4,55 4,55 4,55
Daya Lekat
detik detik detik detik detik detik
P : 3,5 P : 3,5 P : 3,5 P : 3,5 P : 3,5 P : 3,5
cm cm cm cm cm cm
Daya Sebar
L : 5,2 L : 5,2 L : 5,2 L : 5,2 L : 5,2 L : 5,2
cm cm cm cm cm cm
Membu Membu Membu Membu Membu Membu
Daya Tercuci tuhkan tuhkan tuhkan tuhkan tuhkan tuhkan
Salaep 135 ml 135 ml 135 ml 135 ml 135 ml 135 ml
air air air air air air
pH 5 5 5 5 5 5
-10 rpm -10 rpm -10 rpm -10 rpm -10 rpm -10 rpm
: 98400 : 98400 : 98400 : 98400 : 98400 : 98400
cp cp cp cp cp cp
-20 rpm -20 rpm -20 rpm -20 rpm -20 rpm -20 rpm
: 68600 : 68600 : 68600 : 68600 : 68600 : 68600
Viskositas cp cp cp cp cp cp
-30 rpm -30 rpm -30 rpm -30 rpm -30 rpm -30 rpm
: 49333 : 49333 : 49333 : 49333 : 49333 : 49333
cp cp cp cp cp cp
-60 rpm -60 rpm -60 rpm -60 rpm -60 rpm -60 rpm
: 31667 : 31667 : 31667 : 31667 : 31667 : 31667
cp cp cp cp cp cp
100 100 100 100 100 100
rpm : rpm : rpm : rpm : rpm : rpm :
24360 24360 24360 24360 24360 24360
cp cp cp cp cp cp
Stabil Stabil Stabil Stabil Stabil Stabil
dalam dalam dalam dalam dalam dalam
suhu suhu suhu suhu suhu suhu
Stabilitas kamar kamar kamar kamar kamar kamar
dan dan dan dan dan dan
suhu suhu suhu suhu suhu suhu
ruang ruang ruang ruang ruang ruang

Pengujian yang pertama dilakukan adalah uji organoleptis. Pengujian ini


dimaksudkan untuk melihat tampilan fisik suatu sediaan. Uji organoleptis yang
dihasilkan yaitu pada sediaan salep ini memiliki warna kuning pucat, teksturnya
halus, dan berbau khas seperti lemak bulu domba.
Pengujian kedua yang dilakukan adalah uji homogenitas. Pengujian ini
dilakukan bertujuan untuk melihat dan mengetahui tercampurnya bahan-bahan
sediaan salep. Hasil yang di dapatkan yaitu sediaan salep yang kami buat
homogen karena tidak terdapat partikel yang kasar.
Pengujian yang ketiga yang dilakukan adalah uji daya lekat. Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui kemampuan melekatnya sediaan salep pada kulit
setelah diberi beban. Hasil yang di dapatkan yaitu waktu pelepasan yang
dibutuhkan adalah 4,55 detik. Basis salep mempengaruhi daya lekat karena tiap
basis memiliki viskositas yang berbeda. Puspitasari (2012) basis salep
mempengaruhi daya lekat karena memiliki konsistensi yang berbeda maka waktu
antar daya lekat berbeda.
Pengujian yang keempat yang dilakukan adalah uji daya sebar. Pengujian
ini dilakukan untuk mengetahui kelunakan sediaan salep saat di oleskan ke kulit.
Hasil yang di dapatkan yaitu untuk panjang di dapatkan 3,5 cm dan lebar 5,2 cm.
Hal ini sudah memenuhi syarat daya sebar untuk sediaan topical yaitu 5-7 cm.
Basis salep mempengaruhi daya sebar karena tiap basis memiliki konsistensi yang
berbeda. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2012)
bahwa basis salep mempengaruhi daya lekat sebar salep.
Pengujian yang kelima yang dilakukan adalah uji daya tercuci salep.
Pengujian ini dilakukan dengan cara 1 g salep di oleskan pada telapak tangan
kemudian dicuci dengan sejumlah volume air sambil membilas tangan. Air
dilewatkan dari buret dengan perlahan-lahan, amati secara visual ada atau
tidaknya salep yang tersisa pada telapak tangan, dicatat volume air yang terpakai
(Jellinek, 1970). Hasil yang di dapatkan yaitu pada saat uji daya cuci
membutuhkan 135 ml air.
Pengujian yang keenam yang dilakukan adalah uji pH. Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui apakah pH sediaan salep berada pada rentang pH
kulit normal (4,5-6,5) sehingga tidak menyebabkan iritasi kulit. Hasil uji pH
sediaan salep ini yaitu pH yang di dapatkan adalah 5. Hal ini sudah memenuhi
syarat sehingga salep yang dibuat tidak akan menyebabkan iritasi kulit.
Pengujian yang ketujuh yang dilakukan adalah uji viskositas. Pengujiam
ini bertujuan untuk mengetahui kekentalan dari sediaan salep. Kekentalan atau
viskositas sediaan termasuk salah satu hal yang harus diperhatikan dalam
pembuatan sediaan salep. Hasil yang di dapatkan pada 10 rpm yaitu 98400 cP,
pada 20 rpm yaitu 68600 cP, pada 30 rpm yaitu 49333 cP, pada 60 rpm yaitu
31667 cP, dan pada 100 rpm yaitu 24369 cP.
Pengujian ke delapan yang dilakukan adalah uji stabilitas. Pengujian ini
dilakukan dengan cara dengan cara disimpan pada suhu rendah dan suhu tinggi,
bertujuan untuk mengetahui stabilitas sediaan. Hasil yang di dapatkan yaitu
sediaan salep yang kami buat stabil dalam suhu kamar dan suhu ruang.

Anda mungkin juga menyukai