PT 04 2010 PDF
PT 04 2010 PDF
IRIGASI
PERSYARATAN TEKNIS
BAGIAN
1. PENDAHULUAN
Umum ................................................................................... 1
Deskripsi Pekerjaan ................................................................ 2
Lokasi Pekerjaan ................................................................... 2
Fungsi 2
Tujuan 2
Lingkup Pekerjaan ................................................................. 3
1.1 Umum
Ada 2 (dua) cara pengujian model dalam memecahkan persoalan-
persoalan pada bangunan air dan persungaian yaitu dengan model
matematis dan model fisik berskala.
Fungsi
Memeriksa dan memantapkan desain hidraulik suatu bangunan.
Mendapatkan dimensi dan tata letak bangunan yang relatif paling
baik ditinjau dari segi hidraulik.
Mendapatkan alternatif desain.
Mengurangi dan mengoptimumkan biaya pelaksanaan.
Memperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi
saat dan setelah bangunan dibuat.
Mengurangi dan meminimalkan dampak negatif terhadap
bangunan lain dan lingkungan disekitarnya.
Mendapatkan panduan operasi dan pemeliharaan bangunan.
1.2.3 Tujuan
Hal-hal yang menjadi pertimbangan perlu tidaknya dilakukan
penyelidikan atau uji model adalah :
(a) Apakah kondisi lokasi bangunan-bangunan yang direncanakan akan
menimbulkan masalah-masalah yang tidak bisa dipecahkan dengan
pengalaman yang ada.
(b) Apakah masalah-masalah bangunan begitu kompleks sehingga
dengan parameter-parameter dan standar perencanaan yang ada
tidak memungkinkan dibuat suatu perencanaan akhir yang dapat
diterima.
(c) Apakah aturan-aturan pendahuluan untuk eksploitasi dan
pemeliharaan bangunan nanti tidak dapat ditetapkan berdasarkan
pengalaman sebelumnya.
(d) Apakah hasil-hasil penyelidikan model akan banyak menghemat
biaya konstruksi termasuk kegiatan operasi dan pemeliharaannya.
(e) Atau untuk mendapatkan bentuk hidraulik bangunan air berikut
bangunan pelengkap lainnya yang mendukung, ditinjau dari kinerja,
keamanan, biaya dan meminimalkan dampak negatif dari bangunan
air yang direncanakan dan bagian-bagiannya terhadap lingkungan.
Data-data dasar lain yang diperlukan dicari sendiri oleh teknisi dari
laboratorium uji model dan ahli atau teknisi laboratorium juga perlu
melakukan survei atau pengamatan lapangan dengan didampingi oleh
perencana pekerjaan.
5. LAIN-LAIN
Pelaporan mengenai hasil penyelidikan model diserahkan kepada
pemberi pekerjaan dalam jangka waktu yang tidak ditetapkan bersama
dan dilengkapi table, grafik, dan foto dan 1 (satu) softcopy.
SATUAN KERJA :
NO. KODE SATUAN KERJA :
PEKERJAAN : Penyelidikan hidrolis dengan model untuk
Bendung …………
di Propinsi …………
NOMOR KONTRAK :
LAMPIRAN : 1. Surat Perintah Mulai Kerja No…….
tanggal ………
2. Surat Penunjukan Puslitbang Sumber
Daya Air No …….
tanggal ……
3. Berita Acara Hasil Evaluasi dan
Negosiasi Penawaran
No ……………tanggal…………
4. Surat Kepala Puslitbang Sumber Daya
Air No ……
tanggal …………
5. Rencana Anggaran Biaya
6. Jadwal Waktu Pelaksanaan
7. Kerangka Acuan Kerja (KAK)
8. Lain-lain
………………………………………………………………………………………………………
……………………..………………………………………………………………………………
………………………………………………
Pada hari ini, …………… tanggal ….…bulan ………………. Tahun ……… kami
yang bertanda tangan dibawah ini :
1. …………………………………
…………………………………………………………………….…………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……. , selanjutnya disebut :
PIHAK KESATU
2. ……………………………………………………
Kepala Satuan Kerja ……………………………………………………………… yang
bertindak untuk dan atas nama ………………………………... , beralamat
di……………………………....… …………………………………….………………. ,
selanjutnya disebut :
PIHAK KEDUA
1. ………………………………………………………………………………………;
2. ………………………………………………………………………………………;
3. ………………………………………………………………………………………;
kedua belah pihak telah sepakat untuk membuat Perjanjian kerja sama
mengenai pelaksanaan pekerjaan : Penyelidikan hidrolis dengan model
Bendung……………..…. di propinsi …………….………… dengan ketentuan-
ketentuan sebagaimana tercantum pasal-pasal sebagai berikut :
Pasal 1
PENJELASAN UMUM
PIHAK KESATU dalam jabatannya tersebut di atas memberi tugas kepada
PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima tugas itu untuk
melaksanakan pekerjaan penyelidikan hidrolis dengan model
sebanyak……… buah, yaitu bendung …………..…………………… di
propinsi……………………………
Pasal 2
URAIAN TUGAS PEKERJAAN
Tugas pekerjaan yang dimaksud dalam pasal 1 di atas adalah meliputi :
1. Pengumpulan data hidrolis
2. Pembuatan model
3. Penyelidikan hidrolis dengan model antara lain untuk :
a. Memeriksa kapasitas pelimpahan bendung
b. Memeriksa pergerakan sedimen
c. Memeriksa penggerusan yang terjadi di hilir bendung
4. Dan lain-lain hal seperti tercantum dalam kerangka acuan kerja (KAK)
terlampir.
Pasal 3
REFERENSI PEKERJAAN
Dalam melaksanakan pekerjaan teknis ini berlaku dan mengikat hal-hal
seperti tercantum di bawah ini :
1. Syarat-syarat pelaksanakan pekerjaan perencanaan teknis, yang
tercantum dalam kerangka acuan kerja (KAK) seperti yang
terlampir dalam Surat Perjanjian Kerja Sama ini.
2. Rencana pelaksanaan dan rencana pengerahan tenaga ahli/expert
yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.
3. Catatan-catatan hasil diskusi maupun seminar-seminar yang
diadakan oleh kedua belah pihak maupun petunjuk-petunjuk
lisan/tertulis yang diberikan oleh PIHAK KESATU.
4. Undang-undang untuk pelaksanaan pekerjaan di Indonesia.
Pasal 4
CARA PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pekerjaan-pekerjaan tersebut pada pasal 1 harus berpedoman pada
kerangka acuan kerja (KAK) yang merupakan lampiran Surat Perjanjian
Kerja Sama ini.
Pasal 5
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan tersebut pada pasal 2 dalam
jangka waktu ..…… hari kalender, terhitung mulai dari waktu setelah
ditandatangani SPKS ini dan pembayaran uang muka kerja diterima oleh
PIHAK KEDUA selambat-lambatnya pada tanggal ……….…… (terhitung
mulai dari waktu setelah ……. hari ditandatangani Surat Perintah Mulai
Kerja).
Pasal 6
PENYERAHAN HASIL PEKERJAAN
1. Pekerjaan dianggap selesai setelah ditemukan bentuk yang paling
baik dan aman dilihat dari segi hidrolis.
2. PIHAK KEDUA akan mengundang PIHAK KESATU untuk
menyaksikan model terakhir tersebut, disertai uraian
perbandingan dari model-model terdahulu sampai dengan
terakhir ini.
3. Serah terima pekerjaan disertai laporan tertulis pada kertas
ukuran kwarto yang dilampiri gambar-gambar dan foto, lengkap
dengan saran-saran perbaikan.
Pasal 7
PEKERJAAN TAMBAH / KURANG
1. Pekerjaan tambah/kurang hanya dianggap syah apabila ada
perintah tertulis dari PIHAK KESATU, dalam hal ini Direksi
Pekerjaan.
2. Setiap selisih volume pekerjaan yang diakibatkan dari
penambahan/pengurangan pekerjaan seperti tersebut pada ayat
1 akan diperhitungkan dengan berpedoman pada Rencana
Anggaran Biaya dengan melalui negosiasi kedua belah pihak.
3. Pekerjaan tambah/kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan
untuk mengubah waktu penyelesaian pekerjaan, kecuali atas
persetujuan PIHAK KESATU secara tertulis.
Pasal 8
KETERLAMBATAN PEKERJAAN
1. Apabila terjadi keterlambatan pelaksanaan dalam jangka waktu
penyelesaian pekerjaan seperti dalam pasal 4 Surat Perjanjian
Kerja Sama ini, PIHAK KEDUA diharuskan mengajukan
perpanjangan waktu pelaksanaan yang disampaikan secara
tertulis lengkap dengan alasan keterlambatannya dan
berkewajiban melanjutkan pekerjaan tersebut sampai selesai
dengan waktu yang ditentukan oleh PIHAK KESATU dengan tidak
menuntut penambahan biaya dari PIHAK KESATU.
2. Perpanjangan waktu dapat diberikan oleh PIHAK KESATU, jika
alasan keterlambatan sudah dapat diterima.
Pasal 9
DIREKSI PEKERJAAN
Direksi pekerjaan adalah Kepala Seksi Survai dan Pengukuran pada Sub
Direktorat Perencanaan Teknis Direktorat Irigasi atau pejabat yang
ditunjuk olehnya.
Pasal 10
BIAYA
Biaya pelaksanaan pekerjaan tersebut dalam pasal 1 ditetapkan sebesar
Rp…………..………………
(…………………………….………………………………rupiah). Dengan perincian
sebagai berikut :
Jumlah Rp……………………………
Dibebankan pada DIPA Satuan Kerja
Pasal 11
CARA PEMBAYARAN
11.1 Cara pembayaran beaya pelaksanaan pekerjaan akan
dilaksanakan melalui Kantor Perbendaharaan Negara
………………….. , melalui Surat Kuasa Penerbitan S.P.M.
Pasal 12
PAJAK DAN BEA MATERAI
1. Pajak
Disesuaikan dengan Undang-undang dan peraturan perpajakan
yang berlaku.
2. Bea Meterai
Penyelesaian Bea Materai menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA.
Pasal 13
PERSELISIHAN
1. Segala perselisihan atau problem yang dihadapi akan
diselesaikan/dicari jalan keluarnya secara musyawarah antara
kedua belah pihak.
2. Jika cara musyawarah ini tidak memberikan penyelesaian, maka
PIHAK KESATU bersama-sama PIHAK KEDUA menyetujui untuk
meminta penyelesaian dari instansi yang lebih tinggi Departemen
Pekerjaan Umum.
Pasal 14
DOMISILI
PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA memilih tempat dan alamat yang
tetap dalam Surat Perjanjian Kerja Sama ini pada Kantor Panitera
Pengadilan Negeri………………………………
Pasal 15
PENYIMPANGAN
Segala sesuatu yang bersifat melengkapi/mengubah isi Surat Perjanjian
Kerja Sama ini akan diatur bersama atas persetujuan kedua belah pihak
dan untuk pelaksanaannya ditampung dalam bentuk Addendum
Pasal 16
16.1 PIHAK KEDUA dibebaskan dari tanggung jawab atas kerugian dan
keterlambatan penyelesaian pekerjaan yang telah ditetapkan,
apabila terjadi keadaan memaksa (Force Majeure).
16.2 Keadaan memaksa (Force Majeure) yang dimaksud di atas antara
lain :
16.2.1 Bencana Alam
16.2.2 Keadaan keamanan yang tidak mengizinkan
16.2.3 Peristiwa-peristiwa lain di luar kemampuan PIHAK KEDUA
yang disetujui PIHAK KESATU.
16.3 Setiap peristiwa keadaan memaksa seperti tersebut di atas harus
mendapatkan pengesahan secara tertulis dari PIHAK KESATU.
Pasal 17
PENUTUP
1. Surat Perjanjian Kerja Sama ini beserta lampiran-lampiran tidak
dapat dipisahkan dan dianggap sah setelah ditandatangani oleh
kedua belah pihak.
2. Surat Perjanjian Kerja Sama ini dibuat dalam rangkap 23 ( dua
puluh tiga ). Lembar ke-1 sampai dengan ke-5 ditandatangani asli
oleh kedua belah pihak dan diperuntukkan :
Lembar ke-1 : PIHAK KESATU
Lembar ke-2 : PIHAK KEDUA
Lembar ke-3 : Bendahara Satuan Kerja Direktorat Irigasi di
Bandung
Lembar ke-4 : Kepala Kantor Perbendaharaan Negara
setempat
Lembar ke-5 : Badan Pemeriksa Keuangan di Jakarta
Lembar ke-6 : Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan di Jakarta
Lembar ke-7 : Direktur Jenderal Sumber Daya Air di Jakarta
Lembar ke-8 : Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan
Umum di Jakarta
Lembar ke-9 : Direktur Irigasi di Jakarta
Lembar ke-10 : Kepala Biro Keuangan Kementerian
Pekerjaan Umum di Jakarta
Lembar ke-11 - 13 : Kantor Perbendaharaan Negara setempat
Lembar ke-14 : Kepala Bagian Keuangan Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air di Jakarta
Lembar ke-15 : Kantor Perbendaharaan Negara setempat
Lembar ke-16 : Arsip PIHAK KEDUA
PIHAK KEDUA PIHAK KESATU
PEMIMPIN .......................... PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
.......................................... ..........................................
.......................................... ..........................................
(.........................) (.........................)