Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN KHUSUS RUMAH SAKIT ADVENT BANDUNG

2.1 Rumah Sakit Advent Bandung


2.1.1 Status Rumah Sakit
Kelas Rumah Sakit (akreditasi) : Rumah Sakit Kelas B
Tanggal dan Tahun berdirinya : 02 Oktober 1950
Status Kepemilikan : Rumah sakit swasta yang dimiliki oleh Yayasan Gereja
Masehi Advent Hari ke Tujuh.
Status Rumah Sakit : Rumah sakit umum untuk pelayanan medik umum, spesialistik
dan subspesialistik.
Alamat : Jl. Cihampelas No. 161, Bandung,Jawa Barat
2.1.2 Sejarah Rumah Sakit Advent Bandung
Rumah Sakit Advent Bandung diawali di sebuah rumah yang terletak di jalan Tamansari nomor
40, Bandung. Pada saat itu seorang misonaris Advent Dr. Donal Holm, dengan resmi
menggunakan bangunan tersebut sebagai rumah sakit dengan kapasitas 24 tempat tidur dan
beliau sendiri menjabat sebagai direktur Rumah Sakit Advent Bandung yang pertama. Karena
pengguna jasa pelayanan Rumah Sakit Advent Bandung oleh masyarakat semakin banyak, maka
pada tahun 1953 RSAB berkembang dengan merenovasi dan merehabilitasi gedung serta
menambah berbagai fasilitas medis dan non medis, maka jumlah tempat tidur telah diperbanyak
hingga mencapai 110 buah sampai tahun 1960. Pada tahun 1960 dibeli sebidang tanah yang
berlokasi pada apitan dua jalur poros jalan utama yang berlawanan arah (jalan Cihampelas dan
jalan Cipaganti) ditengah-tengah kota Bandung sehingga dengan mudah dijangkau oleh segenap
penjuru kota. Kemudian dibangunlah gedung rumah sakit yang baru di jalan Cihampelas nomor
161, berlantai tiga dengan kapasitas 150 tempat tidur dengan empat ruangan VIP dan 6 ruangan
kelas utama, yang dilengkapi dengan sarana penunjang medis yang lengkap. Ruang khusus untuk
golongan kurang mampu tersedia 39 tempat tidur atau 26 persen dari jumlah tempat tidur yang
tersedia.

Pemakaian Rumah Sakit Advent baru ini diresmikan oleh ibu Hartini Soekarno pada tanggal 24
januari 1963. Berdirinya gedung baru ini adalah karena didukung oleh partisipasi dan bantuan
dari masyarakat dan para dermawan kota Bandung dan atas restu Pemerintah Daerah setempat.
Kendali kepemimpinan Rumah Sakit Advent Bandung hingga tahun 1970 masih dipercayakan
kepada tenaga dokter misionaris asing penerus Dr. Donald Holm yaitu secara berturut-turut Dr.
Neil Traher, Dr. Jess C. Holm, dan Dr. Henry A. Novak.

Sejak tahun 1970, kepemimpinan Rumah Sakit Advent Bandung diteruskan oleh putra-putra
Indonesia yang berdedikasi dan tetap menjalankan misi global pelayanan Rumah Sakit Advent
Bandung yang tidak mengenal batas-batas ras, suku, bangsa, maupun bahasa. Berturut-turut
direktur yang memimpin Rumah Sakit Advent Bandung dalam era ini adalah Dr. E.B.K Supit,
Dr. A.H. Mamora, pdt. P.L. Tambunan, Dr. S. Tomarere, MHA, Dr. J. Tombokan, dan saat ini
Dr. Roy David Sarumpaet, Sp.THT-KL.

Berbagai sarana dan prasarana dikembangkan. Peralatan-peralatan baru ditambahkan sekaligus


mengganti peralatan yang telah “out of date”. Hingga awal tahun 1990 Rumah Sakit Advent
Bandung telah memiliki peralatan EKG, USG, Endoscopy, Treadmill, mesin Hemodialisa,
Panoramic, X-ray, X-ray dengan tv monitor fluoroskopi dan tomogram, ICU/ICCU (Intensive
Care Unit/Intensive Cardio Care Unit), laboratorium dengan peralatan komputerisasi, unit
fisioterapi, unit kamar bedah, instalasi gizi, laundry, unit pemecah batu ginjal dan empedu.
Penghujung tahun 1995 telah terpasang unit MRI untuk diagnosa scanning yang lebih tajam.

Pada tahun 1997 kembali ditambah ruangan VIP sebanyak 10 kamar sehingga kapasitas tempat
tidur bertambah sehingga menjadi 215. Selanjutnya Rumah Sakit Advent Bandung menambah
peralatan radiologi yang baru yaitu digital x-ray. Pada akhir 1999 bagian USG memiliki alat baru
Dopler. Pada tahun 2000 peralatan Helical CT- Scan melengkapi fasilitas Rumah Sakit Advent
Bandung.

Pada tahun 2012 pembangunan Rumah Sakit Advent Bandung gedung baru 7 lantai telah selesai,
dan kapasitas tempat tidur bertambah sehingga menjadi 270. Semoga Rumah Sakit Advent
Bandung boleh tetap menjadi “Gerbang Menuju Sehat Seutuhnya” yang merupakan pembukaan
jalan bagi pasien untuk mengenal Allah yang menjadi sumber kesembuhan.
2.1.3 Status Rumah Sakit Advent Bandung
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009, yang
mengklasifikasikan rumah sakit umum, Rumah Sakit Advent termasuk kategori Utama (tipe B).
Hal ini dikarenakan, Rumah Sakit Advent Bandung memberikan pelayanan medik umum,
spesialistik dan subspesialistik.
2.1.4 Struktur Organisasi Rumah Sakit
Struktur organisasi Rumah Sakit Advent Bandung dapat dilihat pada Lampiran 1.
2.1.5 Tim Farmasi dan Terapi
Tugas dan Fungsi dari Tim Farmasi dan Terapi Rumah Sakit Advent Bandung (RSAB) meliputi
mengembangkan kebijakan mengenai penggunaan obat, pemilihan, evaluasi, dan memberikan
rekomendasi berkaitan dengan penggunaan obat di RSAB, pelaksanaan, pembuatan dan revisi
sistem formularium, penasehat bagi staf medik dalam semua hal yang berkaitan dengan
penggunaan obat, pemantauan dan evaluasi reaksi obat merugikan dan membuat rekomendasi
yang sesuai untuk mencegah terjadinya kembali, dan pemberian saran kepada instalasi farmasi
rumah sakit untuk menerapkan prosedur pengendalian distribusi obat yang efektif.
2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit
2.2.1 Tugas dan Fungsi Instalasi Farmasi
i. Fungsi Pelayanan Produk
Pelayanan produk yang dilaksanakan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent antara lain
Pemilihan, Perencanaan dan Pengadaan, Penerimaan Perbekalan Kesehatan, Pencatatan
dan Pelaporan, Penerimaan Perbekalan dari unit distribusi, Penerimaan dan Pelayanan
melalui depo, Pengemasan kembali, Pencatatan dan Pelaporan Penggunaan atau
Penjualan Perbekalan Kesehatan.
ii. Fungsi Farmasi Klinis
Penanggungjawab dari pelayanan farmasi klinik di Rumah Sakit Advent Bandung adalah
Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Bandung.

2.2.2 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit


Struktur organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Bandung dapat dilihat pada
Lampiran 3.
2.2.3 Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia di instalasi farmasi Rumah Sakit Advent Bandung meliputi Apoteker,
Asisten apoteker, Tenaga Teknis Kefarmasian, dan Tenaga Teknis Komputer yang terdapat pada
tiap-tiap depo farmasi.
2.2.4 Sarana dan Peralatan
Fasilitas yang terdapat di instalasi farmasi yaitu ruang tunggu yang dilengkapi beberapa kursi,
ruang pelayanan dan penyerahan obat, ruang peracikan dan penyimpanan obat, ruang kerja
khusus untuk kepala instalasi farmasi/Apoteker, ruang administrasi khusus yang dilengkapi
dengan computer, dan ruang konseling.
2.3 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Barang Medis Habis Pakai
i. Pemilihan
Pemilihan sediaan farmasi, alat kesehatan dan barang medis habis pakai di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Advent Bandung, mengacu kepada formularium yang ditetapkan
oleh Pimpinan Rumah Sakit.
ii. Perencanaan Kebutuhan
Perencanaan kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan dan barang medis habis pakai di
Rumah Sakit Advent Bandung berdasarkan pola konsumtif, anggaran yang tersedia,
penetapan prioritas, sisa persediaan, data pemakaian periode yang lalu, dan waktu tunggu
pelayanan.
iii. Pengadaan
Pengadaan sediaan farmasi di IFRSAB dilakukan dengan cara melakukan pembelian
kepada distributor atau pedagang besar farmasi. Pemilihan pemasok dilakukan
berdasarkan kelegalitasan pemasok, kualitas pelayanan yang cepat dan baik, sistem
pembayaran (tunai atau kredit), jangka waktu pembayaran, besarnya potongan harga,
serta kesediaan mengganti sediaan farmasi yang kadaluwarsa. Dapat juga dengan
pemesanan pada Apotek rekanan atau Rumah Sakit lain untuk memenuhi kebutuhan
sediaan IFRSAB yang mendesak dan dalam jumlah terbatas serta untuk pemesanan
Narkotika ditujukan kepada PBF Kimia Farma selaku distributor tunggal.
iv. Penerimaan dan Penyimpanan
Penerimaan perbekalan farmasi dari distributor dilakukan di Gudang Farmasi, meliputi
Pemeriksaan kesesuaian fisik dan dokumen (surat pesanan dan faktur); Pemeriksaan mutu
obat meliputi keutuhan kemasan, nomor batch, expired date; Jika sesuai, maka barang
dapat diterima, dan jika tidak sesuai maka barang akan diretur atau dikembalikan melalui
proses administrasi. Penyimpanan Perbekalan Farmasi di Gudang Farmasi dan di Depo
Farmasi dikelompokkan menjadi dua yaitu obat-obatan dan alat kesehatan.
v. Pendistribusi Perbekalan Farmasi
Distribusi Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit Advent Bandung meliputi :
a. Gudang Obat dan Alat Kesehatan
Gudang farmasi (obat dan alkes) untuk menyediakan permintaan dari masing-masing
depo farmasi, yang sebelumnya sudah dipesan oleh masing-masing depo ke gudang
farmasi dengan sistem komputerisasi. Distribusi dilakukan untuk depo farmasi rawat
jalan, depo farmasi rawat inap (IPD), depo farmasi IGD, depo farmasi operation
room (OR), dan depo farmasi BPJS. Sedangkan gudang alat kesehatan melakukan
distribusi alat kesehatan selain ke Depo Farmasi juga ke semua unit pelayanan di
Rumah Sakit Advent Bandung yang membutuhkan alat kesehatan seperti ruangan
hemodialisa, ruang perawatan pasien, emergency, High Care Unit (HCU), Intensive
Care Unit (ICU), dan unit pelayanan yang lainnya.
b. Depo Farmasi Rawat Jalan
Pelayanan resep untuk pasien rawat jalan dilakukan di Depo Farmasi Rawat Jalan
(apotek). Depo farmasi rawat jalan bertugas untuk melayani pasien yang berasal dari
klinik yang ada di Rumah Sakit Advent Bandung yang tidak memerlukan perawatan
rawat inap. Alur resep di depo farmasi rawat jalan yaitu resep dapat dibedakan
menjadi resep umum dan resep kontraktor. Alur resep umum atau tunai yaitu pasien
datang ke pendaftaran dan mendapatkan kertas kuning yang disebut dengan daily
card kemudian pasien mendapatkan pemeriksaan dokter, resep dari dokter terdiri dari
resep manual dan resep e-prescription, setelah itu pasien ke bagian farmasi rawat
jalan untuk pemberian harga obat, terlebih dahulu data pasien di input, nama obat,
jumlah obat, aturan pakai, dan nota obat terdiri dari dua rangkap yaitu pink dan
putih, nota putih di sertakan kertas resep dokter, kemudian farmasi rawat jalan
menyiapkan pengambilan sampai pengemasan obat, untuk nota pink disertakan kertas
kuning atau daily card kemudian di bawa ke kasir untuk melakukan pembayaran atau
pelunasan biaya obat pasien. Setelah itu di perhatikan cap atau validasi dari kasir
kemudian obat diserahkan dengan pelayanan informasi obat (PIO). Alur resep
kontraktor terdiri dari copy pending prinsipnya seluruh biaya pengobatan atau
pemeriksaan ditanggungkan terlebih dahulu oleh rumah sakit adven, penagihan
kepada kontraktor dilakukan pada waktu yang telah disepakati antara Rumah Sakit
Advent Bandung dengan kontraktor yang bersangkutan.
c. Depo Farmasi Rawat Inap
Depo Farmasi Rawat Inap melayani pasien yang sedang menjalani perawatan rawat
inap di Rumah Sakit Advent Bandung. Sistem distribusi dan pelayanan di depo ini
menggunakan sistem pelayanan resep perorangan. Permintaan obat dan alat kesehatan
menggunakan resep perorangan yang diantarkan oleh perawat untuk mengambil obat
sesuai dengan permintaan.
d. Depo Farmasi Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Depo Farmasi IGD melayani pasien yang masuk ke IGD di Rumah Sakit Advent
Bandung. Sistem distribusi dan pelayanan obat, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai menggunakan sistem unit dosis berdasarkan resep perorangan untuk
penggunaan satu kali dosis/pasien.

e. Depo Farmasi BPJS


Depo Farmasi BPJS melayani pasien yang perawatannya ditanggung oleh asuransi
BPJS. Pasien dilayani dengan memberikan obat-obatan yang hanya ter-cover dalam
e-catalog Rumah Sakit Advent Bandung yang telah ditentukan sebelumnya dan jika
ada resep dokter yang tidak ter-cover oleh BPJS maka petugas farmasi
mengkonfirmasi ke pasien dan membuatkan copy resep untuk dibeli di Apotek luar.
f. Depo Farmasi Kamar Operasi/Operation room (OR)
Depo Farmasi OR melayani pasien yang akan menjalani operasi di ruangan operasi di
Rumah Sakit Advent Bandung. Sistem distribusi dan pelayanan perbekalan farmasi di
depo OR menggunakan sistem unit dosis. Permintaan perbekalan farmasi
menggunakan resep khusus yaitu resep alat kesehatan dan obat kamar bedah yang
berisi nama obat dan alat kese hatan serta jumlah yang akan digunakan selama proses
operasi.
vi. Pengendalian dan Pengelolaan Perbekalan Kesehatan
Pengendalian persediaan yang dilaksanakan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent
Bandung terdiri dari pengendalian persediaan intern dan pengendalian persediaan oleh
internal auditor. Pengendalian persediaan intern dilakukan pihak instalasi farmasi
sendiri. Pihak internal auditor akan memeriksa kebenaran data mengenai perencanaan,
pengadaan, penyimpanan dan penyaluran sediaan farmasi yang diterima bagian
keuangan dan bagian akuntan. Pemeriksaan yang dilakukan internal auditor bersifat
rutin atau sewaktu-waktu. Pemeriksaaan rutin dilakukan dengan pemberitahuan
terlebih dahulu pada instalasi farmasi, sedangkan pemeriksaan sewaktu-waktu
dilakukan tanpa pemberitahuan yang dilakukan atas perintah direktur.
vii. Pelaporan
Pelaporan yang dilakukan oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Bandung yaitu
pelaporan intern yang meliputi laporan harian, bulanan, pengambilan dari departemen
lain, pembelian berdasarkan pemasok, pembelian bulanan, persediaan obat yang sudah
habis, dan laporan terhadap faktur yang telah dilunasi, dan pelaporan ekstern meliputi
laporan penggunaan narkotika dan psikotropik yang dilaporkan setiap bulan ke Dinkes
setempat secara online.
2.3.1 Pelayanan Farmasi Klinik
Pelayanan farmasi klinik di Rumah Sakit Advent antara lain:
i. Pengkajian dan Pelayanan Resep
Pelayanan resep yang dilakukan di Rumah Sakit Advent Bandung, dilakukan dengan
tahap awal yaitu skrining resep meliputi kesesuaian administrasi, fasmasetik dan
klinis.
ii. Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat
Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat umumnya dilakukan dengan melihat data
pasien di rekam medik ataupun wawancara dengan pasien.
iii. Rekonsiliasi Obat
Rekonsiliasi obat dilakukan dengan wawancara langsung kepada pasien/keluarga
pasien, daftar obat pasien, obat yang ada pada pasien dan rekam medik. Hal ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan obat seperti obat tidak diberikan,
duplikasi, kesalahan dosis dan interaksi obat.
iv. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Bandung telah memiliki prosedur mengenai
program pelayanan informasi obat. Informasi diberikan kepada pasien pada saat
penyerahan obat baik untuk pasien rawat jalan, rawat inap dan pasien yang akan
pulang (homed) meliputi cara penggunaan obat, waktu minum obat dan tempat
penyimpanan. Informasi obat kepada dokter dan profesional kesehatan lain dilakukan
apabila terdapat obat baru yang harus segera diketahui oleh profesional kesehatan.
v. Konseling
Rumah sakit Advent memiliki ruangan khusus konseling yang disediakan bagi pasien
yang masuk dalam kriteria pasien dan bersedia diberikan konseling terkait obat yang
diterima dari rumah sakit. Ruangan konseling di Rumah sakit Advent dilengkapi
dengan buku dan literatur ilmiah yang dapat mendukung dan memudahkan konseling
yang dilakukan apoteker.
vi. Visite
Visite di Rumah Sakit Advent dilakukan, salah satunya dengan memberikan edukasi
kepada pasien terkait penggunaan obat pasien.
vii. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Rumah Sakit Advent Bandung juga melakukan pemantauan terapi obat (PTO)
terhadap pasien rawat inap. Hal ini dilakukan untuk memastikan kerasionalan terapi
obat yang diterima pasien.
viii. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
Dalam upaya menghindari terjadinya reaksi obat yang tidak dikehendaki pada pasien
dilakukan beberapa kegiatan pemantauan dan monitoring efek samping obat (MESO).
Pelaporan informasi efek samping obat dilakukan dengan mengisi lembar kuning yang
berisi informasi mengenai pasien terkait setiap kejadian yang dicurigai sebagai efek
samping obat yang perlu dilaporkan.
ix. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
EPO dilakukan di Rumah Sakit Advent Bandung untuk mendapatkan gambaran
keadaan pasien atas pola penggunaan obat, kemudian membandingkan, memberikan
masukan dan menilai pengaruh intervensi pola penggunaan obat.
x. Dispensing Sediaan Steril
Kegiatan ini dilakukan di Rumah Sakit Advent Bandung seperti pencampuran obat
suntik untuk sediaan sitostatika bagi pasien kanker yang dilakukan secara aseptis
untuk menjamin sterilitas dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai