Anda di halaman 1dari 4

BAB V

PEMBAHASAN

Rumah Sakit Advent Bandung merupakan rumah sakit umum swasta yang
memiliki akreditas paripurna yang didirikan pada tahun 1950 yang berlokasi pada
apitan dua jalur poros jalan utama yang berlawanan arah (jalan Cihampelas dan
jalan Cipaganti) ditengah-tengah kota Bandung sehingga dengan mudah
dijangkau. Rumah Sakit Advent Bandung selalu berupaya memberikan pelayanan
kesehatan yang terbaik dan seutuhnya dengan meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan kepada masyarakat yang dilaksanakan melalui pelayanan terhadap
penderita rawat jalan, penderita rawat tinggal, dan pelayanan gawat darurat, sesuai
dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit, institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.
Standar pelayanan kefarmasian berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2016 atas perubahan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit meliputi: pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai serta pelayanan farmasi klinik.
Pengelolaan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Bandung terbagi menjadi
enam depo yaitu Depo Farmasi Rawat Inap, Depo Farmasi Rawat Jalan, Depo
Farmasi Obgyn, Depo Farmasi BPJS, Depo Farmasi OR(kamar operasi) dan Depo
Farmasi UGD dan terdapat Gudang Obat dan Gudang Alat Kesehatan.
Pengelolaan perbekalan farmasi di Rumah Sakit Advent Bandung sudah berjalan
dengan baik. Rumah Sakit Advent Bandung yang berada di Jl. Cihampelas no.
161, Cipaganti, Bandung, Jawa Barat ini telah melakukan pengelolaan perbekalan
farmasi dengan menerapkan kebijakan satu pintu sesuai dengan UU Nomor 44
Tahun 2009, pasal 15 ayat 3 tentang rumah sakit yang menyebutkan bahwa
pengelolaan alat kesehatan, sediaan farmasi, dan bahan medis habis pakai di
rumah sakit harus dilakukan oleh instalasi farmasi sistem satu pintu dengan tujuan
menjamin mutu dan kualitas perbekalan farmasi yang digunakan di Rumah Sakit

60
61

Advent Bandung, sehingga instalasi farmasi merupakan satu-satunya


penyelenggara pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit.
Pemilihan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Advent Bandung berdasarkan pola konsumtif dan mengacu
kepada formularium rumah sakit. Obat-obat yang masuk dalam formularium
diseleksi oleh Tim Farmasi dan Terapi (TFT), yang dilaksanakan secara rutin pada
saat revisi formularium.
Kegiatan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Bandung, dalam pengelolaan
perbekalan farmasi meliputi pengadaan, penerimaan dan penyimpanan,
penyaluran, pengendalian, pencatatan dan pelaporan perbekalan farmasi. Kegiatan
ini melibatkan bagian gudang dan pembelian keuangan, dan dilaksanakan di
bawah pengawasan apoteker.
Pengadaan perbekalan farmasi di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent
menggunakan metode konsumsi periode 1 bulan sebelumnya. Berdasarkan
metode ini, dapat diketahui jumlah rata-rata kebutuhan perbekalan farmasi selama
1 bulan, yang dijadikan acuan dalam perencanaan pengadaan berikutnya.
Perencanaan pembelian juga harus mempertimbangkan beberapa hal, antara lain
sisa stok, lead time, tingkat penggunaan barang dan trend dan harga.
. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan agar perputaran barang lebih efektif dan
efisien, menghindari penyimpanan perbekalan farmasi dalam jumlah besar (over
stock) sehingga memperkecil kemungkinan barang rusak atau kadaluarsa dan juga
mencegah kekosongan perbekalan farmasi (stock out) pada saat tertentu.
Pembelian perbekalan farmasi di IFRS Advent dilakukan menggunakan Surat
Pesanan (SP). Surat pesanan ada 4 yaitu Surat pesanan regular (tidak ada
rangkap), prekursor (rangkap 2 untuk PBF dan arsip), obat golongan narkotika
dan psikotropika menggunakan Surat Pesanan (SP) khusus yang ditandatangani
oleh Apoteker.
Penerimaan perbekalan farmasi di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent
dilakukan dengan mencocokkan kesesuaian antara Surat Pesanan (SP) atau
Purchase Order (PO) yang telah dibuat oleh bagian pengadaan dengan faktur dan
barang yang diterima dari PBF, meliputi kondisi fisik barang (kemasan, segel,
adanya kerusakan atau tidak), nama produk, kekuatan, jumlah, bentuk sediaan,
62

nomor batch, tanggal kadaluarsa, serta kesesuaian suhu pendistribusian untuk


obat-obat yang thermolabil. Perbekalan farmasi yang diterima, langsung disimpan
di tempat masing-masing serta dicatat tanggal barang masuk, nomor penerimaan
barang, jumlah barang yang masuk, sisa barang, serta paraf petugas penerima di
dalam kartu. Hal ini juga dilakukan ketika ada pengambilan/pengeluaran barang.
Pengeluaran obat memakai sistem FIFO (First in First Out) dan FEFO (First
Expire First Out). Sistem FIFO yaitu barang yang masuk pertama kali ke gudang
maka pertama kali dikeluarkan. Sedangkan sistem FEFO yaitu barang yang
memiliki tanggal kedaluarsa (expire date) lebih dekat maka pertama kali
dikeluarkan.
Obat-obat yang disimpan di gudang obat berdasarkan stabilitas penyimpanannya
secara alfabetis, bentuk sediaan, sedangkan alat-alat kesehatan penyimpanannya
berdasarkan alfabetis dan kegunannya. Obat-obat selalu dipantau batas
kadaluarsanya, jika tiga bulan mendekati kedaluwarsa obat tersebut di kembalikan
ke distributor obat sesuai dengan kesepakatan. Sistem dokumentasi di IFRSAB
telah menggunakan komputerisasi sehingga memudahkan penelusuran kembali
catatan pengobatan penderita, proses pemesanan, pengadaan dan penyaluran yang
telah dilakukan. Sebagai pengendalian perbekalan farmasi dilakukan stock
opname setiap satu bulan sekali.
Penyimpanan obat-obat high alert disimpan di lokasi khusus dengan akses
terbatas, dan ditempelkan stiker “high alert” warna merah. Untuk penyimpanan
obat-obat narkotika disimpan dalam lemari khusus dengan kriteria pintu ganda
dengan kunci yang berbeda, dan kunci lemari narkotika hanya dipegang oleh
apoteker penanggung jawab atau petugas lain yang diberi wewenang. Hal ini
sudah sesuai dengan ketentuan persyaratan lemari narkotika yang ditetapkan.
Adapun untuk obat-obatan yang harus diberi perhatian juga yaitu obat yang harus
diberi sticker “LASA” (look alike sound alike) yang terlihat sama atau terdengar
sama dimana tidak ditempatkan berdekatan untuk mencegah kesalahan
pengambilan obat.
Farmasi Klinik di Rumah Sakit Pelayanan Advent Bandung, yang meliputi
pengkajian dan pelayanan resep, penelusuran riwayat penggunaan obat,
rekonsiliasi obat, pelayanan informasi obat, konseling, visite, pemantauan terapi
63

obat, monitoring efek samping obat, evaluasi penggunaan obat, dispensing


sediaan steril, dan rekonsiliasi. Pelayanan informasi obat kepada pasien juga telah
dilaksanakan dengan baik di setiap depo farmasi Rumah Sakit Advent Bandung
terutama menginformasikan mengenai aturan penggunaan obat serta cara
pemakaian obat dan hal-hal tertentu yang perlu dan penting diinformasikan
kepada pasien. Kegiatan pemantauan dan monitoring efek samping obat (MESO).
Pelaporan informasi efek samping obat dilakukan dengan mengisi lembar kuning
yang berisi informasi mengenai Dalam upaya menghindari respon obat yang tidak
dikehendaki terjadi pada pasien dilakukan beberapa pasien terkait setiap kejadian
yang dicurigai sebagai efek samping obat yang perlu dilaporkan, Rumah Sakit
Advent Bandung juga melakukan pemantauan terapi obat (PTO) terhadap pasien
rawat inap. Hal ini dilakukan untuk memastikan kerasionalan terapi obat yang
diterima pasien. Dan dilakukan rekonsiliasi obat sesuai dengan klinikal patwey
Rumah Sakit Advent Bandung. Di Rumah Sakit Advent Bandung dilakukan visit
mandiri oleh Apoteker.
RS Advent Bandung memiliki ruangan khusus konseling, sehingga jika ada pasien
tertentu yang ingin konseling, maka apoteker memberikan konseling di ruangan
konseling obat.
Rumah Sakit Advent Bandung melakukan pengelolaan limbah cair Rumah Sakit
dengan menggunakan indikator ikan mas, semua limbah cair rumah sakit di proses
dan di uji dengan indikator apabila ikan dalam kolam tidak mati maka limbah cair
Rumah Sakit aman untuk dialirkan keluar dari Rumah Sakit Advent serta
pelaporan dilakukan sebulan sekali. Untuk limbah padat pengelolaan dilakukan
oleh pihak ketiga yaitu PT. Medives.

Anda mungkin juga menyukai