Anda di halaman 1dari 2

Dalam dunia ludruk dikenal setidaknya dua gaya tari remo Suroboyoan dan Jombangan, Remo

Suroboyoan diciptakan Munali Fatah sedangkan gaya Jombangan diciptakan Bolet. Memang ada upaya
untuk menciptakan gaya tari lain, misalnya Mojokertoan seperti yang dilakukan Ali Markasan. Namun
menurut kalangan pemerhati ludruk, tari remo gaya Mojokertoan, kreasi Cak Ali Markasan masih banyak
diwarnai gaya tari remo yang sudah ada (sebelumnya).

Cak Bolet, kampung Sengon, sebuah kampung yang berada di Kabupaten Jombang, tempat pria ini
dilahirkan, Amenan adalah nama pemberian orangtuanya. Namun semenjak menjadi pelawak ludruk
kenamaan asal. Orang lebih mengenal/memanggilnya dengan Bolet Amenan, namun masyarak lebih
mengenal dengan sebutan

Tahun 1965, diperkirakan sebelum tahun tersebut seniman ludruk ini sudah bergabung menjadi anggota
Ludruk “Gaya Baru”.

Tahun 1968, ia menjadi pelawak dan penari Ngremo bebas.

Tahun 1971, menjadi Juara I Lomba Tari Ngremo. Bukan hanya masyarakat Jombang yang mengenal
pemain ludruk ini tetapi juga masyarakat Jawa Timur,

Tahun 1970-1980-an, Bolet seniman ludruk tradisional serba bisa ini kenyang hidup sebagai orang
tobong, bukan saja menjadi sekedar pemain tetapi juga pencipta, Salah satu ciptaan yang cukup
monumental adalah tari remo gaya Jombangan.

Remo ciptaan Bolet yang disebut , Remo Boletan atau Remo Gaya jombangan sangat khas dan memiliki
karakter yang cukup kuat. Misalnya gerakannya santai, sederhanan dan membuat pemirsanya mesem
karena disertai gerakan yang mengejutkan namun lucu. Hal ini yang juga menjadi ciri tari remo gaya
Jombangan atau gaya Boletan adalah penggunaan selendang warna hijau dan merah (ijo dan abang)
yang oleh masyarakat sudah lazim menjadi singkatan dari JOMBANG.

Remo Boletan alais Remo Jombangan merupakan tari yang sangat ekspresif, wiraga serta wiama yang
disuguhkan dalam remonya sepenuhnya merupakan pancaran jiwanya. Umumnya Karya para seniman
merupakan karya individual namun tari remo gaya jombangan karya Cak Bolet bisa dikatakan lebih dari
itu, Remo Boletan merupakan karya kolektif, yang dalam melahirkannya membutuhkan kerjasama dan
interaksi dengan segala unsur lain.

Bukan Bolet kalau tidak melawak, saat ngremo pun tetap gaya lawaknya tetap disuguhkan, yakni waktu
masuk arena berjalan dengan gaya ngglembosi, tampilan selanjutkan gerak yang sebenarnya antara lupa
dan ingat, namun disuguhkan dengan meyakinkan, waktu gerakan berputar dengan seenaknya
menirukan gerak pasukan berbaris dan lain-lain. Sejak saat itulah Ngremo Gaya Boletan atau disebut juga
Ngremo Gaya Jombangan lahir dan muncul, sebagai Karya Seni Jombangan yang monumental.

15 Agustus 1976, Bolet meninggal Dunia dalam usia 34 tahun, sosok yang turut mengharumkan nama
Jombang bahkan Jawa Timur dengan karya cipta tarinya, dan kemudian dimakamkan di Kampung
kelahirannya.

Dan maka dari itu pula sya berimajinasi seperti saat saya kecil dahulu dengan pewarnaan yang sederhana
dan terlihat kekanak kanakan. Dalam karya ini saya memaksimalkan imajinasi saya dengan mengikuti
gerakan tangan saya

Anda mungkin juga menyukai