Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gelombang sabun merupakan sesuatu yang sudah bukan hal asing bagi ibu-
ibu pencuci baju atau piring. Gelembung tersebut jika diamati selalu
berbentuk bulat, mengapa hal ini dapat terjadi? Hal ini terjadi karena
tegangan permukaan suatu zat cair.
Tegangan permukaan air adalah suatu benda yang bekerja pada permukaan
zat cair sepanjang permukaan yang menyentuh benda itu, akan tetapi dalam
hal ini molekul cairan air yang biasanya saling tarik menarik menjadi saling
berenggangan bila di campur oleh zat surfaktan (Sabun).
Sabun merupakan surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan
membersihkan yang biasanya berbentuk padatan ataupun cair, karena
surfaktan menurunkan tegangan permukaan air maka digunakan ibu-ibu
untuk mencuci baju ataupun piring yang sifatnya mampu mengangkat noda
dan kotoran lainnya. Akan tetapi, fungsi sabun tidaklah sebatas pembersih
ataupun sebagainya, sabun juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar
pada perahu. Bagaimana hal itu dapat terjadi? Karena itulah, penulis ingin
membuat sebuah trobosan untuk menggunakan sabun sebagai tenaga
perahu yang dapat memudahkan masyarakat tentang konsep fluida yang
sebenarnya serta menerapkan konsep fluida dalam kehidupan sehari- hari.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menentukan teganagan permukaan pada perahu bertenaga
sabun?
2. Apakah faktor yang mempengaruhi sehingga perahu bertenaga sabun
dapat meluncur?
3. Dapatkah sabun dijadikan sebagai bahan penggerak perahu?

C. Tujuan penelitian

1
1. Menentukan tegangan permukaan pada perahu yang mengapung disuatu
fluida zat cair dan mengetahui proses terjadinya pengapungan perahu pada
permukaan zat cair.
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi sehingga perahu bertenaga sabun
dapat meluncur.
3. Mengetahui potensi sabun yang dapat digunakan sebagai tenaga
penggerak perahu.

D. Tujuan Pengambilan Judul Praktikum


1. Untuk mengetahui bagaimana prinsip kerja hukum tegangan permukaan pada perahu yang
mengapung pada permukaan cair
2. Membuktikan bahwa Sabun dapat dijadikan sebagai tenaga perahu.
3. Untuk memgetahui teknik pembuatan perahu bertenaga sabun

E. Manfaat Penelitian
1. Dengan mengetahui teknik pembuatan perahu bertenaga sabun sehingga
akan memberikan suatu terobosan terhadap masyarakat untuk
memanfaatkan sabun sebagai tenaga perahu.
2. Mengaplikasikan pelajaran fisika mengenai tegangan permukaan zat cair
dan viskositas fluida serta memperdalam ilmu pengetahuan yang dapat
digunakan dimasa mendatang.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tegangan permukaan
Teganagan permukaan adalah gaya yang diakibatkan suatu benda yang
bekerja pada permukaan zat cair sepanjang permukaan yang menyentuh
benda itu.
Menurut Kanginan (2009;123), “Tegangan permukaan zat cair merupakan
kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga
permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.” Selain itu,
tegangan permukaan juga diartikan sebagai “suatu kemampuan atau
kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang luas
permukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar atau usaha untuk
membentuk luas permukaan baru.” (wavega;2) tegangan permukaan (γ)
didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan permukaan (F)
danpanjang permukaan (d) dimana gaya itu bekerja secara matematis.
Rumus tegangan permukaan

γ = QUOTE
Perhatikan bahwa tegangan permukaan bukanlah besaran gaya, tetapi
merupakan gaya dibagi dengan panjang, sehingga satuan tegangan
permukaan zat cair adalah ( Nm-1).
Ada 2 metode dalam melakukan tegangan permukaan, yaitu :

1. Metode kenaikan kapiler

3
Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air melalui suatu kapiler. Metode
kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk mengukur tengangan permukaan tidak bisa
untuk mengukur tegangan antar muka.

2. Metode tersiomer Du-Nouy


Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan untuk megukur tegangan permukaan ataupun tegangan
antar muka.

B. Sabun
Sabun adalah surfaktan yang digunakan untuk mencuci dan membersihkan,
sabun biasanya berbentuk padatan tercetak disebut balok ataupun cair.
Menurut San (2008;32), “Sabun adalah suatu gliserida ( umumnya C16 dan
C18 atau karboksilat suku rendah ) yang merupakan hasil reaksi antara ester
( suatu derivat asam alkanoat yaitu reaksi antara asam karboksilat dengan
alkanol yang merupakan senyawa aromatik dan bermuatan netral ) dengan
hidroksil dengan residu gliserol ( 1.2.3 – propanatriol ). Apabila gliserol
bereaksi dengan asam – asam yang jenuh ( suatu olefin atau polyunsaturat )
maka akan terbentuk lipida (trigliserida atau triasilgliserol ).”
Menurut Ibayati (2004;2) “Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua
yang pernah dikenal. Sabun sendiri tidak pernah secara aktual ditemukan,
namun berasal dari pengembangan campuran antara senyawa alkali dan
lemak/minyak.
Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan
pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak
dan senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan sabun
digunakan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna
maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses
pembuatan sabun di antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium
fosfat, parfum, dan pewarna.
Sabun dibuat dengan reaksi penyabunan sebagai berikut:

4
Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah
reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun
dan gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH → C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR
Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai
produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk
samping juga memiliki nilai jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk
dari asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih
mudah larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki
kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel
yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk ion.
Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun
padat. Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang
digunakan dalam reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan
natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair
menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis
minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan.
Minyak kelapa akan menghasilkan sabun yang lebih keras daripada minyak
kedelai, minyak kacang, dan minyak biji katun.”

C. Kohesi

Kohesi adalah gaya tarik-menarik antar molekul yang sama. Salah satu aspek yg mempengaruhi
daya kohesi adalah kerapatan dan jarak antar molekul dalam suatu benda. Kohesi berbanding
lurus dengan kerapatan suatu benda, bila kerapatan semakin besar maka kohesi yg akan
didapatkan semakin besar.

Menurut Ruwanto (2007;130) Kohesi adalah gaya tarik menarik antar partikel
zat sejenis. Gaya kohesi antar partikel zat padat memiliki kekuatan paling
besar, kemudian zat cair dan gas. Contoh kohesi adalah ikatan partikel-
partikel zat untuk tetap menyatu membentuk suatu benda. Gaya kohesi

5
yang besar menyebabkan zat padat sulit di potong atau dipatahkan. Gaya
tarik kohesi menyebabkan partikel cenderung berkumpul dengan zat sejenis

D. Perahu
perahu adalah kendaraan air, biasanya lebih kecil dari kapal laut. Beberapa perahu biasanya
dibawa oleh kapal laut.

“Perahu adalah kendaraan air biasanya tidak bergeladak, yang lancip pada kedua ujungnya dan
lebat di tengahnya.” ( KBBI, 203)

BAB III
PEMBUATAN PROYEK
A. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan :
1. Map plastik (bahan dapat disesuaikan sesuai keinginan)
2. Gunting
3. Ember/baskom penuh air
4. Deterjen atau sabun
5. Penggaris
6. pensil

B. Cara Kerja

1. Siapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan

6
2. Buatlah rangka perahu dari map plastik,
kira- kira 7 cm x 3cm (ukuran dan bentuk
dapat disesuaikan dengan keinginan)

3. Gunting pola perahu yang sudah dibuat


sebelumnya dengan hati-hati

7
4. Setelah sudah siapkan baskom atau ember yang sudah diisi dengan air

5. Oles deterjen atau sabun sedikit demi


sedikit dibagian belakang perahu

6. selanjutnya, taruh kapal yang sudah diolesi sabun tersebut ke dalam ember atau baskom
berisi air

8
7. Amati kondisi perahu tersebut yang di letakkan air

8. catat hasil penggamatan sebagai


bahan pembahasan dan kesimpulan

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pembuatan Alat
1. Map Plastik
berfungsi sebagai bahan utama dalam pembuatan badan kapal

2. Pensil
Berfungsi untuk membuat pola gambar pada map plastik untuk pembuatan bentuk kapal

9
3. Penggaris
Berfungsi untuk mengukur kerangka kapal

4. Gunting
berfungsi untuk memotong pola kapal yang sudah digambar dan dibentuk sesuai gambar yang
sudah dibuat
5. Ember atau baskom
Berfungsi untuk untuk menampung air dan tempat peluncuran kapal

6. Air
berfungsi sebagai media permukaan meluncurnya kapal

7. Sabun atau deterjen


Berfungsi untuk bahan penggerak perahu, sehingga perahu dapat bergerak diatas permukaan
air

B. Petunjuk penggunaan alat


1. Letakan perahu pada ember atau baskom yang sudah diisi air
2. Taburi deterjen atau sabun pada belakang kapal sedikit demi sedikit
3. Amati apa yang akan terjadi

C. Hasil Uji Coba Alat


Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan kapal bertenaga sabun, dapat disimpulkan bahwa
sabun pada perahu tersebut dapat menghasilkan suatu tegangan permukaan pada air, karena
Dipermukaan air terdapat film atau lapisan tipis yang tak tampak,disebut dengan tegangan antar
permukaan,sehingga tegangan permukaan air dibagian perahu yang bersabun lebih kecil
dibanding dipermukaan yang lain.Perbedaan teganga ini membuat air bergerak kebagian
belakang perhu yang diberikan deterjen sabun sehingga mendorong perahu.

D. Evaluasi Tingkat Keberhasilan Alat

10
Waktu percobaan yang dilakukan berkali-kali, ada perahu yang berhasil melaju berkat larutan
sabun, tetapi juga ada beberapa yang tidak berhasil melaju. kegagalan ini dikarenakan terlalu
lamanya kertas terendam dalam air, akhirnya permukaan kertas basah dan molekul air tidak
mampu mengerakkannya lagi. Selain itu, karna terlalu banyak menuangkan sabun/deterjen,
sehingga air dipenuhi busa dan menghalang lajunya perahu.

BAB V
Penutup
A. Simpulan
Perahu dapat berjalan karena adanya pengaruh tegangan permukaan. Dengan adanya kohesi
antar molekul air khususnya dibagian permukaan membuat sebuah lapisan tipis dan fleksibel
yang disebut tegangan permukaan. Dengan menambah deterjen ternyata akan memecah
lapisan air dan membuat perahu melaju.

B. Saran
1. Saat pembuatan kerangka atau pola untuk kapal harus lebih teliti dan sesuai dengan cara
pembuatan

11
2. Setelah melakukan satu kali percobaan, bersihkan kembali embernya kemudian gunakan air
yang baru dan gunakan perahu karton atau map plastik yang baru jika ingin melakukannya
kembali.

12

Anda mungkin juga menyukai