hidrogen bersama nitrogen merupakan bahan selama 20 jam(2). Reaksi Bunsen dijalankan pada
baku pembuatan amonia dan pupuk. Separo temperatur sekitar 70oC, sedangkan reaksi
produksi hidrogen saat ini digunakan untuk perengkahan H2SO4 dan HI dijalankan masing-
pembuatan ammonia (1). masing pada temperatur sekitar 850oC dan
Hidrogen adalah unsur dengan kelimpahan 500oC(2).
terbanyak ketiga di permukaan bumi, namun Di INET (Institute of Nuclear and New En-
hidrogen tidak terdapat bebas sebagai unsur ergy Technology) China, penelitian proses
murni melainkan dalam bentuk senyawa, produksi hidrogen dengan energi nuklir melalui
terutama dalam bentuk air dan senyawa siklus-SI telah dilakukan intensif sejak tahun
(1)
organik . Dengan demikian, teknik produksi 2005. INET telah membangun fasilitas
hidrogen pada dasarnya adalah pemisahan terintegrasi skala laboratorium untuk siklus-SI
hidrogen dari senyawanya. yang diberi nama SI-10 pada tahun 2007.
Teknik produksi hidrogen yang sudah umum Fasilitas ini mampu menghasilkan hidrogen
saat ini adalah SMR (Steam Methane dengan laju produksi 10 NL/jam. SI-10 di INET
Reforming) yang bahan bakunya adalah air dan dipasang secara kogenerasi dengan reaktor
gas alam, namun harga gas alam yang mahal dan nuklir HTR-10 (High Temperature Reactor - 10)
pasokannya yang menurun menuntut yang telah selesai dibangun dan telah berhasil
ditemukannya teknik baru produksi hidrogen mencapai kritikalitas. Selain untuk
yang bahan bakunya hanya air saja. Cara baru pembangkitan listrik, aplikasi penting HTR-10
yang saat ini dikembangkan di berbagai negara memang ditujukan untuk produksi hydrogen(4).
adalah perengkahan air dengan energi nuklir Pada makalah ini dibahas kapasitas produksi
melalui siklus-SI (Sulfur-Iodium)(2). hidrogen dengan merengkah air berdasarkan
Sejak tahun 1980 penelitian terhadap siklus- distribusi kalor pada sistem RGTT-Kogenerasi
SI di JAERI (Japan Atomic Energy Research (Reaktor berpendingin Gas Temperatur Tinggi).
Institute; saat ini bernama Japan Atomic Energy Teknik produksi hidrogen dibatasi pada sistem
Agency, JAEA) terfokus pada tiga hal, yaitu termokimia dan tidak elektrokimia karena teknik
pengembangan sistem dengan siklus tertutup, elektrokimia membutuhkan listrik yang dapat
pengembangan proses untuk meningkatkan digunakan untuk kebutuhan lainnya.
efisiensi dan pengembangan material untuk kon-
TEORI
struksi(3).
Hidrogen adalah komoditas penting yang
Penelitian di JAEA dengan fasilitas
digunakan dalam industri pupuk nitrogen,
eksperimen berbahan gelas dan resin fluorin
pengolahan minyak, dan juga sebagai bahan
menunjukkan keberhasilan operasi siklus-SI
bakar. Konsumsi hidrogen dunia terus
tertutup untuk produksi hidrogen secara
meningkat dan mencapai 70 juta ton per tahun
kontinyu dengan laju produksi 32 L per jam
dengan pertumbuhan sekitar 7% (5). Lebih dari
90% kebutuhan hidrogen saat ini dipasok oleh pemanfaatan kalor yang dipengaruhi oleh
hidrogen yang dibuat dari bahan fosil baik temperatur pada siklus-SI ditunjukkan pada
berupa gas alam, hidrokarbon cair, maupun Gambar 2(7,8).
batubara. Proses yang digunakan adalah SMR
Siklus I
atau oksidasi parsial gas alam(5).
Siklus-I (Siklus-Iodium) merupakan bentuk
Untuk energi, hidrogen bersifat terbarukan.
penyederhanaan dari Siklus-SI dan hanya
Teknik-teknik konversi energi saat ini
melibatkan loop iodium saja. Siklus-I jauh lebih
menunjukkan bahwa semua sumber energi dapat
sederhana dan merupakan intisari Siklus-SI
dikonversi menjadi hidrogen. Nuklir adalah
karena tidak memerlukan loop-S. Reaksi
sumber energi primer potensial yang dapat
perengkahan air siklus-I untuk produksi
dikonversi menjadi hidrogen karena reaktor
hidrogen tersebut berlangsung dua tahap, yaitu
nuklir mampu menghasilkan kalor melimpah
reaksi reformasi uap air–iodium dan reaksi
yang selain dapat menghasilkan listrik juga
perengkahan HI sebagai berikut(9):
dapat dimanfaatkan untuk produksi hidrogen
melalui sistem reaktor nuklir kogenerasi(6).
Siklus SI
Siklus-SI adalah teknik perengkahan air
untuk menghasilkan hidrogen yang diusulkan METODOLOGI
pertama kali oleh General Atomic. Reaksi kimia Makalah ini mencakup dua hal, yaitu
pada siklus-SI adalah reaksi Bunsen, reaksi penghitungan distribusi daya RGTT200K dan
perengkahan HI, dan reaksi perengkahan pemanfaatan kalor loop sekunder untuk produksi
H2SO4(2). Reaksi keseluruhan siklus-SI yang hidrogen melalui reaksi kimia perengkahan air
jumlah totalnya merupakan reaksi perengkahan siklus-SI dan siklus-I. Rancangan sistem
air adalah sebagai berikut: kogenerasi RGTT200K dimodelkan dalam tiga
loop sebagaimana pada Gambar 3.
Pemodelan dilakukan dengan membuat
gambar menggunakan Microsoft Visio 2003
kemudian disimulasikan dengan Aspen HYSYS.
Perangkat lunak Aspen HYSYS™ sebenarnya
Selain hidrogen dan oksigen, seluruh produk dirancang untuk menyimulasikan proses di
rengkahan H2SO4 dan HI digunakan kembali industri pengolahan minyak dan gas. Karena
sebagai reaktan pada reaksi Bunsen. Hasil akhir data fisiko-kimia bahan yang digunakan dalam
siklus-SI adalah reaksi perengkahan molekul air proses perengkahan air siklus-SI juga tercakup
menjadi gas hidrogen dan oksigen. Bagan siklus- dalam Aspen HYSYS, maka perangkat lunak ini
SI ditunjukkan pada Gambar 1 dan efisiensi dapat juga menyimulasikan siklus-SI.
Gambar 2. Efisiensi termal dan kebutuhan energi kalor untuk produksi hydrogen(8).
Gambar 3. Distribusi daya RGTT200K melalui loop primer, sekunder, dan tersier.
Simulasi dilakukan dengan mengacu pada Temperature Reactor 300) yang dikembangkan
nilai variabel-variabel komponen utama pada oleh JAEA (Japan Atomic Energy Agency).
rancangan GTHTR300 (Gas Turbine High
HASIL DAN PEMBAHASAN Media untuk loop primer sudah tetap, yaitu
Teras RGTT200K dirancang untuk helium yang dipilih berdasarkan pertimbangan
menghasilkan keluaran kalor pada media helium reaksi nuklir di teras RGTT200K. Pilihan media
sebesar 200 MW pada temperatur 950oC dan untuk loop sekunder dan tersier bersifat lebih
tekanan 50 bar. Temperatur masukan ke dalam fleksibel. Pada loop sekunder yang hanya berisi
teras adalah 611,1o C. Bagian ini bersifat proses perpindahan kalor tanpa ada proses
sudah tetap sehingga modifikasi apapun ekspansi dan kompresi, dapat dipilih media yang
dalam perancangan akan tetap menggunakan dapat menyimpan kalor lebih banyak melalui
spesifikasi teras yang sama(10,11). vibrasi dan regangan molekuler, misalnya
Dengan mengacu pada spesifikasi komponen karbondioksida. Dengan demikian kehilangan
utama GTHTR300 JAEA, serta dengan kalor melalui dinding pipa sepanjang sirkulasi
mematok temperatur reservoir dingin sebesar dalam loop dapat diperkecil.
3oC di atas temperatur kamar, maka kalor Pada loop tersier yang di dalamnya ada
sebesar 200 MW dari RGTT200K akan proses ekspansi dan kompresi dipilih media
teralokasikan untuk produksi hidrogen sebesar yang menghasilkan kerja ekspander lebih besar
59 MW, pembangkitan listrik 64 MW, dan pada saat proses ekspansi yaitu gas helium. Jika
untuk desalinasi 77 MW. Distribusi kalor digunakan gas nitrogen, meskipun lebih mudah
tersebut sebagai fungsi temperatur pada dan lebih murah, namun nitrogen menghasilkan
reservoir dingin ditunjukkan pada Gambar 4. kerja ekspander yang lebih rendah dari helium,
Pola distribusi kalor ini terjadi jika digunakan sehingga listrik yang dihasilkan juga lebih
gas helium untuk semua loop primer, sekunder, sedikit.
dan tersier.
Pada Gambar 5 ditunjukkan hasil simulasi Kebutuhan kalor siklus-SI dihitung ber
distribusi daya di loop tersier jika digunakan dasarkan kebutuhan kalor perengkahan H2SO4.
campuran media N2:CO2 dengan perbandingan Sebelum direngkah, H2SO4 pada 100oC produk
1:1. Gambar tersebut menunjukkan bahwa jika reaksi Bunsen dipanaskan lebih dahulu hingga
digunakan media campuran N2:CO2 maka akan 900oC kemudian diumpankan ke reaktor
lebih banyak kalor yang terbuang meskipun perengkah. Kalor total untuk reaksi perengkahan
kalor tersebut dimanfaatkan untuk desalinasi. ini adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk
Pada RGTT-Kogenerasi, variasi media pemanasan ditambah kalor untuk reaksi
pengangkut kalor di loop sekunder dan tersier perengkahan itu sendiri.
akan mempengaruhi distribusi daya untuk Pasokan kalor dalam siklus-SI yang
pembangkitan listrik dan desalinasi, sedangkan digunakan untuk perengkahan H2SO4 adalah
alokasi daya di loop primer untuk menjalankan 75%. Jika tersedia 59 MW untuk siklus-SI,
proses produksi hidrogen akan tetap. Alokasi maka perengkahan H2SO4 akan mengkonsumsi
pasokan kalor pada berbagai variasi daya RGTT sebesar 44 MW. Daya kalor tersebut dapat
untuk produksi hidrogen serta kapasitas merengkah H2SO4 sejumlah 33.500 kg/jam yang
produksi yang dapat dihasilkannya ditunjukkan setara dengan produksi gas oksigen 5.465 kg/
pada Tabel 1. jam dan setara gas hidrogen 683 kg/jam.
Tabel 1. Kapasitas produksi hidrogen sesuai dengan jumlah pasokan kalor dari RGTT-Kogenerasi.
Kebutuhan kalor siklus-I dihitung Tsinghua Science and Technology, Vol. 10,
(7)
berdasarkan nilai efisiensi termik 60% . No. 2, p. 270-276, 2005.
Dengan nilai efisiensi tersebut, kalor sebesar 59 4. Zhang, P., et. All., Overview of Nuclear
MW yang dipasok oleh loop sekunder Hydrogen Production Research through
RGTT200K dapat menghasilkan hidrogen Iodine Sulphur Process at INET,
dengan kapasitas produksi 1.054 kg/jam. International Journal of Hydrogen Energy,
35, p. 2883-2887, 2010.
KESIMPULAN
5. Li, H., et. All., Development of Direct Resis-
Untuk menghemat gas alam dan menuju
tive Method for SO3 Decomposition in The
teknologi hijau dengan emisi nol, saat ini sedang
S-I Cycle for Hydrogen Production, Journal
dikembangkan teknik produksi hidrogen
of Applied Energy, 93, p. 59-64, 2012.
termokimia siklus-SI dan siklus-I yang
6. Kementerian Riset dan Teknologi, Agenda
memanfaatkan pasokan kalor temperatur tinggi
Riset Nasional 2010 - 2014, Lampiran II
dari RGTT-Kogenerasi. RGTT200K yang
Keputusan Menteri Riset dan Teknologi
berdaya termik 200 MW memiliki alokasi daya
Nomor : 193/M/Kp/IV/2010.
untuk produksi hidrogen sebesar 59 MW dan
7. Chukwu, C., : Process Analysis and Aspen
dapat menghasilkan hidrogen sebesar 683 kg/
Plus Simulation of Nuclear-Based Hydrogen
jam (siklus-SI) atau 1.054 kg/jam (siklus-I).
Production with a Copper-Chlorine Cycle,
DAFTAR PUSTAKA Thesis of Master of Applied Science,
1. Elder, R. and Allen, R., Nuclear Heat for University of Ontario Institute of
Hydrogen Production: Coupling a Very Technology, 2008.
High / High Temperature Reactor to a 8. Yildiz, B. dan Kazimi, M.S., Efficiency of
Hydrogen Production Plant, Progress in Hydrogen Production System Using
Nuclear Energy, 51, p. 500-525, 2009. Alternative Nuclear Energy Technologies,
2. Kubo, S., et. all., R&D Status on Thermo- International Journal of Hydrogen Energy,
chemical IS Process for Hydrogen 31, p. 77-92, 2006.
Production at JAEA, World Hydrogen 9. Huda, N., Rancangan Konseptual Proses
Energy Conference, Canadian Hydrogen and Perengkahan Air Siklus Sulfur-Iodium untuk
Fuel Cell Association, Energy Procedia, 29, Produksi Hidrogen pada Sistem Reaktor
p. 308-317, 2012. Nuklir Kogenerasi, Tesis Magister Program
3. Wu, X. and Onuki, K., Thermochemical Studi Teknik Kimia, Institut Teknologi
Water Splitting for Hydrogen Production Bandung, 2013 .
Utilizing Nuclear Heat from an HTGR,