Listrik Arus Searah
Listrik Arus Searah
Penyusun
PENDAHULUAN
Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
1
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai
wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
3.2 Mengevaluasi prinsip kerja peralatan listrik searah (DC) dalam kehidupan
sehari-hari
Indikator:
o Mendeskripsikan arus searah dan sifat kelistrikan bahan
o Menganalisis alat ukur listrik (amperemeter, voltmeter, dan multimeter)
o Menganalisis rangkaian listrik sederhana
o Menganalisis rangkaian hambatan listrik seri dan rangkaian hambatan
listrik parallel
o Menjelaskan hukum I Kirchoff dan hukum II Kirchoff
o Menjelaskan daya dan energi listrik 1
o Menjelaskan aplikasi arus listrik searah dalam kehidupan sehari-hari
4.1 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki prinsip
kerja rangkaian listrik searah (DC)
o Melakukan percobaan untuk menyelidiki hubungan hambatan kawat
penghantar dengan panjang kawat, luas penampang kawat, dan jenis
kawatnya
o Melakukan percobaan untuk menyelidiki hubungan tegangan dengan kuat
arus listrik
o Melakukan percobaan pada rangkaian hambatan seri dan rangkaian
hambatan parallel
o Melakukan percobaan untuk menyelidiki kuat arus listrik pada titik simpul
Tujuan Pembelajaran
1. menjelaskan pengertian arus listrik
2. menjelaskan kuat arus listrik
3. mendeskripsikan sifat kelistrikan
4. menyebutkan contoh sifat kelistrikan bahan
5. menunjukan cara pemasangan amperemeter pada komponen listrik yang akan
diukur
2
6. menyebutkan komponen pada amperemeter
7. menjelaskan cara membaca skala pada amperemeter
8. menjelaskan prinsip kerja pada amperemeter
9. menunjukan cara pemasangan voltmeter pada komponen listrik yang akan
diukur
10. menyebutkan komponen pada voltmeter
11. menjelaskan cara membaca skala pada voltmeter
12. menjelaskan prinsip kerja pada voltmeter
13. menyelidiki hubungan hambatan kawat penghantar dengan panjang kawat, luas
penampang kawat, dan jenis kawatnya
14. menyelidiki hubungan tegangan dengan kuat arus listrik
CAKUPAN MATERI
1. Arus dan Hantaran
Arus listrik
Kuat arus listrik
Rapat arus listrik
Sifat kelistrikan bahan (konduktor, isolator, dan semikonduktor)
2. Alat Ukur Listrik
Amperemeter
Voltmeter
3. Rangkaian Sederhana
Rangkaian sederhana
Hukum ohm
Energi Pada Rangkain Listrik
4. Rangkaian Hambatan
Rangkaian hambatan seri
Rangkaian hambatan paralel
5. Rangkaian Tak Sederhana
Hukum I Kirchoff
Hukum II Kirchoff
3
Energi listrik
Daya listrik
4
PETA PEMIKIRAN
5
Bagian Isi
6
Elektron dapat berpindah dari satu atom ke atom lain, sedangkan inti tidak
dapat pindah
Atom-atom penghantar (konduktor) memiliki electron-elektron bebas yang
sangat mudah berpindah dari satu tempat ke tempat lain di dalam
penghantar itu.
Muatan listrik dapat bergerak (mengalir) jika ada beda potensial (tegangan)
Untuk memahami definisi arus listrik, perhatikan gambar aliran air
dibawah. Berdasarkan hukum fisika dan grafitasi, air akan mengalir dari
tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Inilah yang disebut
aliran air atau arus air, sedangkan banyaknya air yang mengalir setiap detik
disebut debit air. Jika ketinggian sama, maka tidak akan terjadi aliran air,
karena air akan diam di tempat. Perbedaan ketinggian ini disebut dengan
tegangan atau beda potensial.
Dapat dilihat pada gambar dibawah, sebuah tangki air yang
diletakan di ketinggian tertentu. Semakin tinggi posisi tangki air, maka akan
semakin besar beda postensial antara tangki dan tanah, artinya arus air pun
akan lebih besar. Arus listrik mengalir secara spontan dari potensial tinggi
ke potensial rendah melalui konduktor, tetapi tidak dalam arah sebaliknya.
Aliran muatan ini dapat dianalogikan dengan aliran air dari tempat
(potensial gravitasi) tinggi ke tempat (potensial gravitasi) rendah.
Bagaimanakah agar air mengalir terus-menerus dan membentuk siklus,
sementara air tidak dapat mengalir secara spontan dari tempat rendah ke
tempat tinggi? Satu-satunya cara adalah menggunakan pompa untuk
menyedot dan mengalirkan air dari tempat rendah ke tempat tinggi.
Demikian pula dengan arus listrik. Arus listrik dapat mengalir dari
potensial rendah ke potensial tinggi menggunakan sumber energi, misalnya
pompa pada air. Sumber energi ini, di antaranya adalah baterai. Analogi
arus listrik dengan aliran air yang terus-menerus diperlihatkan pada Gambar
3.
7
Analogi arus listrik dengan aliran air
Tidak akan ada arus air tanpa beda ketinggian atau tidak akan ada
arus listrik tanpa adanya tegangan listrik (beda potensial). Definisi arus
listrik dapat dianalogikan dengan debit air yakni banyaknya butiran air yang
mengalir dalam waktu tertentu. Arus listrik adalah banyaknya elektron yang
mengalir sebagai muatan listrik dalam satuan waktu. Satuan muatan listrik
(Q) adalah Coulomb (C) sedangkan satuan arus listrik adalah Ampere (A)
yakni Q/t atau Coulomb/detik. Jika besar arus konstan, maka besarnya arus
𝑄
listrik yang mengalir (arus listrik), dapat ditulis dalam persamaan : 𝐼 =
𝑡
Keterangan :
I : Arus listrik (Ampere)
Q : Muatan listrik (Coulomb)
t : Waktu (Detik/Sekon)
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut ini !
Contoh soal :
Arus listrik sebesar 5 mA mengalir pada sel saraf selama 0,1 detik.
Berapakah besar muatan dan jumlah elektron yang berpindah pada sel saraf
tersebut?
8
Diketahui:
A = 5 mA = 0,005 A
t = 0,1 s
e = 1,6 x 10-19 C
Ditanyakan: besar muatan dan jumlah elektron yang berpindah pada sel
saraf
Jawab:
𝑄
Besar muatan listrik, 𝐼 = 𝑡
𝑞 = 𝐼𝑥𝑡
𝑄 = 𝐼𝑥𝑡 = 0,005𝑥0,1 = 5𝑥10−4 𝐶
9
Dari gambar diatas, terlihat bahwa Arus listrik mengalir dalam kawat
penghantar secara merata menurut luas penampangnya. Pada contoh diatas,
terlihat bahwa Arus listrik 12 A mengalir dalam kawat berpenampang 4mm,
maka kerapatan arusnya 3A/mm (12A/4 mm), ketika penampang
penghantar mengecil 1,5mm, maka kerapatan arusnya menjadi 8A/mm
(12A/1,5mm)
c. hambatan jenis suatu kawat penghantar
Kita mungkin menduga bahwa hambatan yang dimiliki kawat yang tebal
lebih kecil daripada kawat yang tipis, karena kawat yang lebih tebal memiliki area
yang lebih luas untuk aliran elektron. Kita tentunya juga memperkirakan bahwa
semakin panjang suatu penghantar, maka hambatannya juga semakin besar, karena
akan ada lebih banyak penghalang untuk aliran elektron.
dengan:
R = hambatan kawat penghantar (Ω)
l = panjang kawat penghantar (m)
A = luas penampang lintang penghantar (m2)
ρ = hambatan jenis kawat penghantar (Ω.m)
10
Beberapa hambatan jenis pada bahan yang berbeda
Contoh Soal 1
Berapakah hambatan seutas kawat aluminium (hambatan jenis 2,65 × 10-8Ω .m)
yang memiliki panjang 40 m dan diameter 4,2 mm?
Penyelesaian:
Diketahui:
𝜌 = 2,65𝑥10−8 Ω .m
l = 40 m
d = 4,2 mm → r = 2,1 mm = 2,1 × 10-3 m
Ditanya: R = ... ?
Jawab:
Cari terlebih dahulu luas penampang (A) penghantar tersebut dengan menggunakan
rumus luas lingkaran, yakni:
𝐿 = πr 2
22
𝐿= 𝑥 (2,1𝑥10−3 𝑚)2
7
𝐿 = 13,86 𝑥10−6
11
Jadi besarnya hambatan penghantar tersebut dapat dicari dengan menggunakan
rumus :
𝜌𝑙
𝑅=
𝐴
𝑅 = 2,65𝑥10−8 Ω . m x 40 m
1,4𝑥10−5
𝑅 = 7,6𝑥10−2
12
b. Isolator
c. Semikonduktor
Semikonduktor merupakan jenis bahan yang pada dasarnya
merupakan suatu bahan yang bersifat isolator, namun pada kondisi tertentu
bahan ini dapat berubah fungsi menjadi konduktor. Maksudnya, pada
kondisi umum, benda ini mungkin saja hanyalah isolator, hanya saja, ketika
ada kondisi tertentu yang memungkinkan, maka arus listrik pun dapat
melalui dan dihantarkan oleh benda ini.
13
Agar lebih jelas, dapat dilihat dari contoh udara. Pada dasarnya,
udara yang kering merupakan suatu isolator. Hanya saja, ketika terjadi
perbedaan potensial yang besar maka udara pun dapat berfungsi sebagai
konduktor.
Misalnya saja ketika terjadi petir. Petir ini mampu menghasilkan
perbedaan potensial listrik yang besar antar lapisan – lapisan udara. Ketika
itulah, konduksi listrik terjadi di udara, meski udara sendiri merupakan
sebuah isolator.
membuat komponen elektronik seperti transistor dan dioda. Pada
komponen – komponen ini, semikonduktor mengantarkan arus listrik ke
satu arah, sedangkan ke arah yang berlawanan dapat menghambatnya.
Contoh bahan yang termasuk semikonduktor yang paling banyak
digunakan dalam elektronik saat ini adalah germanium dan silikon.
Bahan semikonduktor
d. Superkonduktor
Superkonduktor adalah bahan material yang memiliki hambatan
listrik yang bernilai nol pada suhu yang sangat rendah. Karakteristik dari
bahan semikonduktor adalah medan magnet dalam superkonduktor bernilai
nol dan mengalami efek meissner.
Efek meissner adalah peristiwa superkonduktor menolak medan
magnet luar yng mengenainya. Sifat khas superkonduktor ini ditemukan
14
oleh Meissner dan Ochsenfeld pada tahun 1933. Dengan adanya efek
meissner ini, superkonduktor akan mengambang jika diletakkan diatas
medan magnet.
Ketika temperature bahan diturunkan dari temperature ruang
normal sampai pada batas temperature tententu bahan ini akan memiliki
sifat superkonduktor. Temperatur bahan saat terjadinya perubahan sifat
bahan ini dinamakan sebagai temperature kritis (TC). Contoh super
konduktor adalah kabel listrik. Dengan menggunakan bahan
superkonduktor, maka energy listrik tidak akan mengalami dispasi karena
hambatan pada semikonduktor bernilai 0 sehingga akan semakin efektif.
15
POJOK INSPIRASI
Kereta maglev (Magnetic Levitation )
16
Gaya dorong kereta ini dihasilkan oleh interaksi antara motor induksi raksasa di
dalam kereta dengan rel magnetisnya, yang otomatis menghasilkan gaya dorong
yang luar biasa kuatnya. Bila diasumsikan berat 1 buah kereta Maglev 3 gerbong
adalah 300 ton, maka hal ini setara dengan seorang manusia yang mendorong 1
buah truk kontainer dengan kecepatan 50 km/jam.
Gaya dorong superkuat itulah yang menyebabkan kereta ini dapat mencapai
kecepatan 650 km/jam. Bila di Indonesia ada kereta ini, jarak antara Surabaya-
Bogor dapat ditempuh hanya dalam kurun waktu 1 jam 15 menit. Padahal ketika
memakai mobil biasa, memerlukan waktu sekitar 20 jam.
17
B. ALAT UKUR LISTRIK
1. Amperemeter
Nah, sebelumnya kita sudah mempelajari tentang konsep kuat arus dan cara
menghitung kuat arus jika besar muatan dan waktunya diketahui. Itu
merupakan cara mengetahui besarnya kuat arus secara tidak langsung. Lalu
bagaimana mengetahui besarnya kuat arus listrik secara langsung?
Untuk mengetahui besarnya kuat arus secara langsung dapat digunakan alat
yang namanya ampermeter. Ampermeter ini dapat dirakit dari alat basic
meter yang dipasang dengan Shunt. Dalam pemasangannya, ampermeter
harus dipasang secara seri dengan alat listrik yang akan diukur kuat arus
listriknya. Dalam suatu rangkaian, amperemeter dipasang secara seri.
Maksudnya, terminal positif amperemeter dihubungkan ke kutub negatif
sumber arus. Adapun terminal negatif amperemeter dihubungkan ke kutub
positif sumber arus. Jika dihubungkan secara terbalik, jarum penunjuk akan
menyimpang pada arah kebalikan. Ini dapat menyebabkan jarummembentur
sisi tanda nol dengan gaya yang cukup besar sehingga dapat merusak
amperemeter, perhatikan gambar (a). Sedangkan untuk bagan rangkaiannya
tampak seperti gambar (b)
18
Keterangan:
I = Hasil pengukuran kuat arus
Imax = batas ukur maksimal
st = skala yang ditunjuk
smax = skala maksimum
Berapakah besarnya kuat arus yang mengalir pada suatu rangkaian jika hasil
pengukurannya seperti gambar di atas?
Penyelesaian:
Jawab:
Imax = 5A
st = 19
smax = 50
b. Voltmeter
Bagaimana cara mengukur beda potensial? Ikutilah pembahasan berikut
ini! Untuk mengukur beda potensial berbagai sumber listrik. Untuk
mengukur tegangan secara langsung, kita dapat menggunakan alat
yangdisebut dengan voltmeter. Voltmeter harus dipasang paralel
dengan sumber listrik atau peralatan listrik yang akan diukur
tegangannya. Titik potensial yang lebih tinggi, harus dihubungkan
dengan kutub positif dan titik potensial yang leJika kita hendak
mengukur tegangan lampu pijar, digunakan dua utas kabel untuk
19
menghubungkan paralel kedua ujung lampu pijar (titik A dan B) dengan
kedua terminal Voltmeter, seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Untuk mengukur tegangan sumber listrik arus searah misalnya baterai atau aki,
ujung yang potensialnya lebih tinggi harus dihubungkan ke terminal positif
Voltmeter dan potensial yang lebih rendah dihubungkan ke terminal negatif
Voltmeter.Untuk lebih jelasnya, perhatikan paparan dibawah ini.
Baterai yang dihubungkan ke Voltmeter menghasilkan tegangan tertentu
yang disebut tegangan sumber. Setelah dihubungkan dengan lampu maka
tegangannya menjadi lebih kecil, tegangan dalam rangkaian tersebut dikatakan
tegangan jepit. Apabila beberapa buah baterai dirangkai berurutan (secara seri)
besar tegangannya adalah jumlah dari masing-masing tegangan baterai. Misalnya,
sebuah baterai mempunyai tegangan 1,5 Volt, maka 3 buah baterai yang
dirangkaikan secara seri, tegangan sumbernya menjadi 4,5 Volt. Bila ketiga baterai
dirangkai sejajar (paralel), tegangan sumbernya tetap 1,5 Volt tapi waktu
pemakainnya tiga kali lebih lama.
Secara matematis ditulis sebagai berikut:
Etot = n.E ( untuk rangkain seri)
Etot = E ( untuk rangkain paralel)
Dimana:
n = jumlah baterai
20
C. RANGKAIAN SEDERHANA
21
Rangkaian arus searah adalah aliran listrik atau elektron dari titik
yang memiliki aliran berpotensi tinggi ke area yang memiliki titik yang
memiliki aliran berpotensi rendah. Di dalam kawat penghantar, biasanya
terdapat aliran elektron yang memiliki jumlah yang sangat besar. Dan aliran
elektron inilah yang bisa menghasilkan arus listrik.
Rangkaian arus searah (DC, direct current) merupakan rangkaian
listrik dengan arus stasioner (dalam arti polaritas tetap) yang tidak berubah
terhadap waktu. Besaranbesaran utama yang menjadi perhatian dalam listrik
arus searah adalah kuat arus (I) dan beda tegangan (V) yang bekerja pada
komponen resistif dengan sumber arus/tegangan konstan. Pembahasan
dalam rangkaian arus DC berupa analisis rangkaian, yaitu mencari
hubungan antar variabel komponen rangkaian dengan menggunakan
hukum-hukum dasar tertentu
22
Ketika saklar ditekan, ternyata lampu menyala. Lampu menyala dikarenakan
ada arus listrik yang mengalir. Terang redupnya baterai dipengaruhi oleh
banyaknya baterai yang dipasang pada rangkaian. Jika baterai ditambah, maka
nyala lampu makin terang, begitupun sebaliknya. Berapa besar aliran arus pada
kawat tidak hanya bergantung pada tegangan, tetapi juga pada hambatan yang
diberikan kawat terhadap aliran elektron. Elektron-elektron diperlambat karena
adanya interaksi dengan atom-atom kawat. Makin tinggi hambatan ini, maka
makin kuat arus untuk suatu tegangan V sehingga didapat persamaan:
𝑉 = 𝐼𝑅
Keterangan
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
R = Hambatan (Ohm)
Contoh Soal :
Suatu mainan anak bertuliskan tegangan 6 volt, dan hambatannya 40 ohm.
Berapakah kuat arus yang ada di dalam mainan anak tersebut !
Jawab :
Dik :
Tegangan = 6 volt
Hambatan = 40 Ohm
Dit : Arus = .... Ampere ?
Penyelesaian : I = V/R = 6/40 = 0,15 Ampere
23
D. Rangkaian Hambatan
Apa itu hambatan ?
Hambatan (resistor) adalah komponen dari rangkaian listrik yang berfungsi
menhambat arus listrik. Sebuah resistor mempunya dua terminal listrik yang
dirancang untuk menghambat arus dan menurunkan tegangan. Komponen listrik ini
banyak dipakai untuk sistem pengamanan komponen listrik agar tidak rusak karena
arus dan tegangan yang berlebih. Hambatan diukur dengan satuan Ohm (lambang
Ω). Hambatan dapat disusun atau dirangkai dengan 3 cara: seri, pararel dan
gabungan antara seri dan pararel. Masing-masing susunan punya karakteristik dan
ketentuan masing-masing.
Susunan Hambatan Seri
Berikut ilustrasi rangkaian hambatan seri :
24
4. Tegangan pada tiap-tiap hambatan sebanding dengan hambatannya. Jadi semakin
besar hambatan akan semakin besar pula tengangannya.
V1 : V2 : V3 : .. :Vn = R1 : R2 : R3 : …. : Rn
Manfaat Susunan Hambatan Seri
Hambatan disusun secara seri berguna untuk meperbesar hambatan serta membagi
tegangan. Dari pengamatan rumus di atas terlihat bahwa hambatan yang dirangkai
seri akan punya hambatan pengganti yang lebih besar dan akan memperkecil
tegangan.
b. Susunan Hambatan Pararel
Bagaimana bentuk susunan pararel hambatan bisa sobat amati dalam ilustrasi di
bawah ini.
Sobat dapat memodifikasi rumus di atas sehingga bisa didapat alternatif rumus
cepat sebagai berikut:
25
– Jika dalam rangkaian susunan pararel hanya ada dua hambatan R1 dan R2 maka
total hambatan penggantinya dapat dihitung menggunakan rumus
𝑅1 . 𝑅2
𝑅𝑃 =
𝑅1 + 𝑅2
– Jika dalam rangkaian terdapat n hambatan dengan nilai hambatan sama besar
maka total hambatan penggantinya adalah
1
𝑅𝑃 =
𝑅𝑛
2. Besarnya kuat arus yang melalui hambatan pengganti sama dengan jumlah
keseluruhan kuat arus pada setiap hambatannya.
𝑰𝒏 = 𝑰𝟏 + 𝑰𝟐 + 𝑰𝟑 + ⋯ + 𝑰𝒏
3. Besarnya tegangan pada setiap hambatan adalah sama. Nilai tersebu sama pula
dengan tegangan pada hambatan penggantinya.
Vp = V1 = V2 = V3 = …. = V4
4. Kuat Arus yang melalui masing-masing hambatan berbanding terbalik dengan
besarnya hambatan tersebut.
1 1 1 1 1
𝑰𝟏 + 𝑰𝟐 + 𝑰𝟑 + ⋯ + 𝑰𝒏 = = + + + ⋯+
𝑅𝑃 𝑅1 𝑅2 𝑅3 𝑅𝑛
26
Gambar 1.7 Tiga buah resistor yang dihubungkan secara paralel dan seri
Arus yang masuk pada rangkaian pada Gambar 1.8 akan melalui
tahanan R1 dan RP, seperti halnya arus yang memasuki pada tahanan seri
nilainya sama besar. Jika kita lihat rangkaian pada Gambar 1.7, arus yang
masuk akan melewati tahanan R1 kemudian akan terbagi di titik b, sebagian arus
mengalir melewati R2 dan sebagiannya lagi melewati tahanan R3. Sedangkan
arus pada titik c akan sama besar dengan arus yang masuk pada rangkaian.
Sesuai dengan Hukum pertama Kirchoff yaitu “Jumlah arus yang masuk pada
27
suatu titik cabang harus sama dengan jumlah arus yang meninggalkannya”.
Untuk tegangannya dapat dianalisis sesuai dengan cara sambungannya.
Sambungan secara seri memiliki jumlah seluruh tegangan tiap tahanannya sama
dengan tegangan sumber, sedangkan sambungan paralel tegangan setiap
tahanannya sama besar. Maka persamaan arusnya:
I = I1 = IP
I = I1 = I2 + I3
Tegangannya,
V = Vab + Vbc
Vbc = V2 =
Agar lebih paham, mengenai rangkaian listrik seri dan pararel, pelajarilah contoh
soal dibawah ini !
Contoh soal
Perhatika gambar dibawah ini !
28
1 1 1 2
=: + =
𝑅𝑝 12 12 12
𝑅𝑝 = 6 𝑂ℎ𝑚
Besarnya energi (W) ketika muatan (elektron) mengalir dengan beda potensial
(V) adalah sebagai berikut :
𝑊 = 𝑞𝑉
Jika 𝑞 = 𝑖. 𝑡, maka :
𝑊 = 𝑉. 𝑖. 𝑡 = 𝑅. 𝑖. 𝑖. 𝑡
𝑉2
𝑊 = 𝑖 2 𝑅𝑡 = 𝑅𝑡
𝑅2
𝑉 2𝑡
𝑊= 𝑅
(Dalam Satuan detik)
Keterangan :
W energi listrik (J)
V tegangan / beda potensial (V)
R hambatan (ohm)
29
t waktu (s)
3. Konversi Energi Listrik Menajdi Kalor
Alat alat listrik seperti setrika, kompor listrik dan elemen panas merupakan alata lat
yang memiliki prinsip kerja yang sama, yaitu mengubah energi listrik menjadi
energi kalor. sesuai dengan hukum kekekalan energi maka berlaku persamaan :
𝑊=𝑄
𝑉. 𝑖. 𝑡 = 𝑚. 𝑐. ∆𝑇
𝑉. 𝑖. 𝑡 = 𝑚. 𝑐. (𝑇2 − 𝑇1 )
W=Q
I.R.I.t = m.c.(t2 – t1)
keterangan :
I = kuat arus listrik (A)
R = Hambatan (ohm)
t = waktu yang dibutuhkan (sekon)
m = massa (kg)
c = kalor jenis (J/ kg C)
T1 = suhu mula – mula (C)
T2 = suhu akhir (C)
DAYA LISTRIK
Ebergi yang diubah oleh peralatan listrik bila muatan q bergerak melintasi beda
potensial sebesar V adalah qV. Daya P merupakan kecepatan perubahan energi atau
energi persatuan waktu dan dirumuskan sebagai berikut :
𝑾 𝒒𝑽
𝑷= =
𝒕 𝒕
30
atau
1 watt sekon = 1 J
1 kilowatt jam -= 1000 watt x 3600 sekon
1 kWh = 3,6 x 10 6 watt sekon = 3,6 x 10 6 joule
Daya listrik pada hambatan R dapat dituliskan dalam dua cara
𝑃 = 𝑉. 𝑖 = (𝑖. 𝑅). 𝑖
𝑉 𝑉2
𝑃 = 𝑖2𝑅 = 𝑉 ( ) =
𝑅 𝑅
Untuk nilai R konstan, besarnya daya listrik sebanding dengan kuadrat kuat arus I
atau kuadrat tegangan V.Pada peralatan listrik selalu tercantum spesifikasi alat,
misalnya 50 W, 220 V yang artinya : “Daya listrik yang dipakai oleh alat tersebut
50 W jika dipasang pada tegangan 220 V”. jika tegangan yang diberikan kepada alat
tersebut kurang dari 220 V, daya yang dipakai alat tersebut juga akan berkurang
dari 50 W. daya sesungguhnya yang dipergunakan oleh suatu alat akan memenuhi
persamaan :
𝑉2
𝑃2 = ( )2 𝑥 𝑃1
𝑉1
Keterangan :
P2 = daya yang dipakai (watt, W)
P1 = daya yang tertulis pada spesifikasi (watt, W)
V2 = tegangan yang diberikan (volt, V)
V1 = tegangan yang tertulis pada spesifikasi (volt, V)
Dengan menganggap bahwa hambatan alat listrik R selalu konstan.
Dalam satuan internasional (SI), satuan daya adalah watt (W) atau setara Joule per
detik (J/s). Daya listrik juga diekspresikan dalam watt (W) atau kilowatt (kW).
Konversi antara satuan HP (Hourse Power/tenaga kuda) dan watt, dinyatakan
dengan formula sebagai berikut:
1 HP = 746 W = 0,746 kW
1kW = 1,34 HP
31
Sedangkan menurut standar Amerika (US standard), daya dinyatakan dalam satuan
Hourse Power (HP)atau (ft)(lb)/(sec).
Hukum Kirchoff
Hukum Kirchoff 1 dan 2
Pada peralatan listrik, kita biasa menjumpai rangkaian listrik yang bercabang-
cabang. Untuk menghitung besarnya arus listrik yang mengalir pada setiap cabang
yang dihasilkan oleh sumber arus listrik.
Hukum Kirchoff 1
Di pertengahan abad 19 Gustav Robert Kirchoff (1824 – 1887) menemukan cara
untuk menentukan arus listrik pada rangkaian bercabang yang kemudian di kenal
dengan Hukum Kirchoff.
“Jumlah kuat arus yang masuk dalam titik percabangan sama dengan jumlah kuat
arus yang keluar dari titik percabangan”.
Rumus Hukum Kirchoff 1:
Bunyi hukum Kirchoff 1 di atas, Yang kemudian di kenal sebagai hukum Kirchoff
I. Secara matematis dinyatakan :
∑𝐼 = ∑𝐼
𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
32
Bila digambarkan dalam bentuk rangkaian bercabang maka akan diperoleh sebagai
berikut:
Hukum Kirchoff 2
Hukum Kirchoff secara keseluruhan ada 2, setelah yang diatas dijelaskan tentang
hukum beliau yang ke 1. Hukum Kirchoff 2 dipakai untuk menentukan kuat arus
yang mengalir pada rangkaian bercabang dalam keadaan tertutup (saklar dalam
keadaan tertutup).
"Dalam rangkaian tertutup, Jumlah aljabbar GGL (E) dan jumlah penurunan
potensial sama dengan nol".
33
Maksud dari jumlah penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak ada energi
listrik yang hilang dalam rangkaian tersebut, atau dalam arti semua energi listrik
bisa digunakan atau diserap.
Untuk lebih jelasnya, pelajarilah contoh soal berikut ini !
Perhatikan gambar dibawah ini !
34
Thomas Alfa Edison “Tiada yang Genius, kecuali orang yang kerja keras”
Thomas Alva Edison adalah penemu dari Amerika dan merupakan satu dari penemu
terbesar sepanjang sejarah. Edison mulai bekerja pada usia yang sangat muda dan
terus bekerja hingga akhir hayatnya. Selama karirnya, Thomas Alva Edison telah
mempatentkan sekitar dari 1.093 hasil penemuannya, termasuk bola lampu listrik
dan gramophone, juga kamera film. Ketiga penemuannya membangkitkan
industri-industri besar bagi industri listrik, rekaman dan film yang akhirnya
mempengaruhi kehidupan masyarakat di seluruh dunia. Dia juga dikenal sebagai
penemu yang menerapkan prinsip 'produksi massal' bagi penemuan-penemuannya.
35
Edison sendiri memperoleh keahliannya dalam bidang kelistrikan dan telegraphy
(telegraph untuk komunikasi) pada usia belasan tahun. Pada tahun 1868, di usia 21
tahun, dia telah mengembangkan dan mempatentkan penemuannya yang berupa
sebuah mesin yang merekam telegraph.
36
F. Penerapan Arus Listrik Searah dalam Kehidupan Sehari hari
Arus listrik searah banyak digunakan dalam kehidupan sehari hari, dari mulai
mainan anak anak, senter, mobil,handphone dan masih banyak lagi peralatan
lainnya yang menggunakan arus searah. Arus searah memiliki kelebihan salah
satunya dapat dibawa kemana mana, sehingga yang memanfaatkan sumber arus
searah ini dalam kehidupan sehari hari. Salah satu contoh dari sumber listrik arus
searah adalah baterai kering dan akumulator.
Baterai kering dikatakan arus searah karena arus listrik mengalir terus
menerus dari kutub positif ke kutub negatif. Kutub positif dari setiap baterai dibuat
dengan menggunakan batang granit yang berbentuk silinder yang dipasang pada
posisi tepat di tengah-tengah baterai. Sedangkan bagian yang menonjol
keluar ditutup dengan lapisan kuningan yang merupakan bahan penghantar listrik.
Kemudian pada kutub negatifnya merupakan tabung seng yang dibuat menurut
bentuk dari baterai yang bersangkutan. Zat perantara antara kutub positif dengan
kutub negatif tersebut merupakan bahan elektrolit. Bahan elektrolit dari baterai
kering adalah bubuk salmiak yang mampu mengalirkan arus listrik. Kemudian
untuk depolarisator dipakai batu kawi yang berfungsi menyerap zat cair yang
timbul pada kutub positif setelah terjadi proses kimia. Batu ini dimasukkan dalam
sebuah kantong yang mengelilingi batang arang tersebut.
37
Sumber arus searah yang lainnya adalah akumulator atau yang lebih dikenal
dengan aki. Sumber listrik dari benda ini banyak sekali dipakai dalam kehidupan
sehari-hari. Misalnya saja untuk sumber listrik pada sepeda, motor, mobil,
atau barang-barang elektronika lainnya yang kebetulan pada daerah di mana belum
ada arus listrik dari PLN yang masuk. Akumulator atau aki yang banyak digunakan
sebagai sumber listrik DC tersebut sebagai bahan pembangkit arus listriknya
atau elektrolitnya adalah menggunakan asam belerang cair atau asam sulfat
(H2SO4). Bahan-bahan yang berada dalam aki itu akan menghasilkan
tegangan antara terminal-terminal karena adanya proses kimia dari pelat-pelat dan
asam belerang yang terdapat di dalamnya.
Contoh akumulator
38
Latihan Soal !
1. zat yang dapat menghantarkan arus listrik baik berupa zat padat,cair atau
gas di sebut
A.konduktif B.konduktor C.isolator D.insulator E. Semi
konduktor
2. Jika voltmeter AC menunjukkan angka 80 dan batas ukur maksimum
voltmeter adalah 300 volt maka tegangan hambatan R1 pada saat pengukuran
sebesar....
A. 100 volt
B. 150 volt
C. 200 volt
D. 250 volt
E. 300 volt
(Sumber soal : Fisikastudycenter.com-Modifikasi EBTANAS 1989)
39
B. 2,5 A
C. 4,0 A
D. 4,5 A
E. 5,0 A
(Soal UN 2011/2012 C61 No.34)
4. Perhatikan gambar rangkaian tertutup dibawah ini !
40
6. Kompor listrik yang bertuliskan 500 W, 220 V digunakan untuk
memanaskan 300 gram air dari 10°C sampai 90°C. Jika kalor jenis air
= 1 kal/gr°C, maka berapa lama waktu yang diperlukan?
A. 3,36 menit
B. 4,36 menit
C. 2,38 menit
D. 3,38 menit
E. 1,38 menit
7. Seutas kawat besi panjangnya 20 meter dan luas penampangnya 1
mm2, mempunyai hambatan jenis 10-7 ohmmeter. Jika antara
ujungujung kawat dipasang beda potensial 60 volt, tentukan kuat arus
yang mengalir dalam kawat!
A. 35 Ampere
B. 30 Ampere
C. 25 Ampere
D. 20 Ampere
E. 15 Ampere
8. Sebuah Voltmeter mempunyai hambatan dalam 3 kΩ, dapat
mengukur tegangan maksimal 5 Volt. Jika ingin memperbesar batas
ukur Voltmeter menjadi 100 Volt, tentukan hambatan muka yang
harus dipasang secara seri pada voltmeter
A. 57000 Ohm
B. 57500 Ohm
C. 56000 Ohm
D. 67000 Ohm
E. 75000 Ohm
41
9. Jika sebuah kawat penghantar listrik dialiri muatan listrik sebesar 360
coulomb dalam waktu 1 menit, kita dapat menentukan kuat arus
listrik yang melintasi kawat penghantar tersebut adalah
A. 6 A
B. 8 A
C. 7 A
D. 9 A
E. 5 A
.10. Sebuah lampu memiliki spesifikasi 100 watt, 220 Volt.
daya lampu tersebut jika di pasang pada tegangan 110 volt adalah . . . .
A. 20 Watt
B. 25 Watt
C. 30 Watt
D. 35 Watt
E. 15 Watt
Esai
Kerjakan soal soal latihan dibawah ini dibuku latihan anda dengan Antusias !
1. Perhatikan gambar dibawah ini !
42
Beda potensial pada ujung ujung penghantar 20 Ohm adalah . .
2. Perhatikan gambar dibawah ini !
43
Referensi
Giancoli.2001. Fisika Jilid 2. Jakarta:Erlngga.
Gunawati, Dewi dkk.2008.Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu dan
Konstektual.Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen: Pendidikan Nasional
Halliday dan Resnick.1996. Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga.
Soedojo,Peter, B.Sc.2004. Fisika Dasar. Yogyakarta : Andi
Wariyono, Sukis dan Yani Muharomah.2008.Ilmu Pengetahuan Alam.Jakarta:Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
44