Pertemuan Ke-1
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui model disvovery learning dan projeck based learning peserta didik dapat menganalisis prinsip kerja
peralatan listrik searah (DC) berikut keselamatannya dalam kehidupan sehari-hari dan melakukan percobaan
prinsip kerja rangkaian listrik searah (DC) dengan metode ilmiah berikut presentasi hasil percobaan serta
memupuk sikap kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif.
C. Penilaian
1. Sikap: observasi saat pembelajaran
2. Pengetahuan: tes tulis dan penugasan
3. Keterampilan: produk peserta didik dan praktik
Negara, 5 Juli 2020
Mengetahui
Kepala SMA Negeri 2 Negara Guru Mata Pelajaran,
Arus listrik didefinisikan sebagai aliran muatan listrik melalui sebuah konduktor. Arus ini bergerak dari
potensial tinggi ke potensial rendah, dari kutub positif ke kutub negatif, dari anoda ke katoda. Arah arus
listrik ini ber-lawanan arah dengan arus elektron. Muatan listrik dapat berpindah apabila terjadi beda
potensial. Beda potensial dihasilkan oleh sumber listrik, misalnya baterai atau akumulator. Setiap sumber
listrik selalu mempunyai dua kutub, yaitu kutub positif (+) dan kutub negatif (–). Kuat arus listrik
didefinasikan sebagai jumlah muatan listrik yang mengalir melalui sebuah konduktor tiap satuan waktu.
Q
I=
t
Dengan
I = kuat arus listrik (ampere/A)
Q = muatan listrik (coulomb/C)
t = waktu (sekon/s)
Gambar 1 menunjukkan rangkaian listrik sederhana. Rangkaian listrik tersebut merupakan susunan alat-
alat listrik yang terdiri dari sumber arus, kawat penghantar, lampu atau alat listrik, dan saklar. Pada
Gambar 1a saklar dalam keadaan terbuka dan rangkaian tersebut disebut rangkaian terbuka. Pada
rangkaian terbuka maka arus listrik tidak dapat mengalir sehingga lampu tidak menyala. Pada Gambar 1b
saklar dalam keadaan tertutup dan rangkaian tersebut disebut rangkaian tertutup. Pada rangkaian tertutup
1b maka arus listrik mengalir melalui rangkaian sehingga lampu menyala.
Kuat arus listrik dapat diukur dengan alat amperemeter yang dirangkai seri dengan komponen yang akan
diukur arusny
Amperemeter ada yang mempunyai batas ukur dan skala terbatas. Misalnya sebuah amperemeter batas
ukurnya 5A dengan skala 1–10. Jika saat digunakan jarum menunjukkan angka 4 pada skala, besar kuat
arus listrik yang terukur adalah sebagai berikut.
4
hasil pengukuran= ×5 A
10
=2A
Persamaan diatas menyatakan kuat arus listrik (I) berbanding lurus dengan beda potensial (V). Hasil bagi
beda potensial (V) dengan kuat arus listrik (I) adalah hambatan listrik (R) yang besarnya selalu tetap.
Pernyataan tersebut dikenal dengan hukum Ohm.
Dalam hal ini, untuk rangkaiaan listrik yang hambatan rangkaiaannya memenuhi hukum Ohm, maka
hubungan antara V dan I dapat dinyatakan dalam grafik dibawah ini.
Pada kenyataannya, tidak semua komponen listrik memenuhi hukum Ohm. Komponen-komponen listrik
yang memenuhi hukum Ohm disebut komponen ohmik, sedangkan komponen-komponen listrik yang
tidak memenuhi hukum Ohm disebut komponen non-ohmik. Hambatan komponen ohmik mempunyai
nilai tetap meskipun tegangan berubah, tetapi hambatan non-ohmik mempunyai nilai berubah ketika
tegangan berubah.
ARUS LISTRIK DALAM RANGKAIAN TERTUTUP
Ada yang istimewa dari rangkaian tertutup, yaitu adanya arus listrik hanya terjadi pada rangkaian tertutup.
Tahukah Anda, apakah arus listrik itu? Konduktor merupakan penghantar yang baik. Di dalam konduktor
banyak mengandung muatan bebas berupa elektron-elektron yang bermuatan negatif, sedangkan muatan
bebas pada elektrolit berupa ion-ion (atom bermuatan listrik).
Arus listrik dapat mengalir jika dihubungkan dengan sumber potensial listrik pada kedua ujung
penghantar. Arus listrik bergerak dari kutub positif menuju ke kutub negatif. Arus listrik akan mengalir
dalam rangkaian tertutup dan akan bernilai nol pada rangkaian terbuka. Kuat arus listrik rata-rata
merupakan banyaknya muatan listrik yang mengalir pada konduktor dalarn interval waktu tertentu. Secara
matematis, dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dengan :
I = kuat arus listrik (ampere/A)
Q = muatan listrik (coulomb/C)
t = waktu (t)
Q
I=
t
HAMBATAN SEPOTONG KAWAT PENGHANTAR
Besar hambatan suatu kawat penghantar dipengaruhi oleh hambatan jenis (ρ), panjang bahan (l), dan luas
penampang (A)
1. Sebanding dengan panjang kawat penghantar. artinya makin panjang penghantar, makin besar
hambatannya Ll
2. Bergantung pada jenis bahan kawat (sebanding dengan hambatan jenis kawat)
3. berbanding terbalik dengan luas penampang kawat, artinya makin kecil luas penampang, makin besar
hambatannya. Jika panjang kawat dilambangkan ℓ, hambatan jenis ρ, dan luas penampang kawat A.
Secara matematis, besar hambatan kawat dapat ditulis :
l
R=ρ
A
dimana :
R = hambatan kawat (Ω)
ρ = hambatan jenis (Ωm)
l = panjang kawat (m)
A = luas kawat (m2)
RANGKAIAN HAMBATAN:
Nilai resistansi yang tersedia di pasaran tidak mencakup sembarang nilai yang diperlukan orang. Apabila
seseorang ingin mendapatkan resistor dengan resistansi yang tidak tersedia di pasaran, maka ia harus
merangkai sensiri dari resistor-resistor yang ada di pasaran. Ata sebaliknya orang dapat menggantikan
serangkaian resistor dengan satu resistor pengganti. Pada dasaranya rangakaian resistor dapat
dikelompokan menjadi rangkain-rangkaian seri, paralel atau gabungan keduanya.
a. rangkaian seri
Dua buah resistor masing-masing dengan resistansi R1 , R 2 , R3 .. . Ri dirangkai secara seri. Hubungan
seri terjadi bila beberapa resistor dihubungkan secara berurutan satu dibelakang yang lain dan tidak
pernah bercabang. Pada hubungan tersebut berlaku bahwa arus yang mengalir pada setiap komponen
dalam satu serial adalah sama. Rangakaian seri beberapa resistor dapat digantikan dengan sebuah
resistor pengganti yang nilainya R S apabila terpenuhi keadaan berikut:
Maka
I R S=I R 1+ I ❑ R 2+ I ❑ R 3+ .. .+ I R i
I R S=I ( R1+ R 2+ R 3+ .. .+ Ri )
1
Dari persamaan di atas jika kita kalikan dengan maka dapat disimpulkan bahwa hambatan pengganti R S
I
adalah
R S=R1 + R2 + R3 +. . .+ R i
Empat prinsip susunan seri resistor:
1. Susunan seri bertujuan untuk memperbesar hambatan suatu rangkaian.
2. Kuat arus yang melalui tiap tiap hambatan adalah sama, yaitu sama dengan kuat arus yang melalui
hambatan pengganti serinya
3. Tegangan pada ujung ujung hambatan pengganti seri sama dengan julah tegangan pada ujung
ujung tiap penghambat.
4. Susunan seri berfungsi sebagai pembagi tegangan, dimana tegangan pada ujung ujung tiap
penghambat sebanding dengan hambatannya.
V 1 :V 2 :V 3 :.. .=R 1+ R 2+ R 3+ .. .
Jika V 1 +V 2 +V 3 +. ..=V maka
R1 R2
V 1= x V ; V 2= xV
R1 + R2 + R3 +. .. R 1+ R 2+ R 3+ .. .
b. Rangkaian paralel
Dua atau lebih hambatan yanng dihubungkan sedemikian sehingga arus dari sumber ggl terbagi
menjadi beberapa cabang yang terpisah dikatakan terhubung secara paralel. Rangakaian listrik
dirumah rumah biasanya terpasang secara paralel.
Pada rangkaian paralel, seperti ditunjukan pada gambar di atas, arus total yang dihasilkan oleh ggl
terbagi menjadi tiga cabang. Andaikan arus yang melalui hambatan R1 , R 2 , dan R3berturut turut
adalah I 1 , I 2 dan I 3. Karena muatan listrik kekal, arus yang mengallir menuju titik cabang harus
sama dengan arus yang keluar dari titik cabang. Dengan demikian maka
I =I 1+ I 2 + I 3
Jika hambatan hambatan dihungnkan cesara paralel, masing masing hambatan mempunyai tegangan yang
sama. Dengan demikian,
V V V V
= + +
R P R1 R2 R3
1
Dengan R P adalah hambatan penggantinya, kemudian persamaan di atas dikailikan dengan maka
V
persamaan di atas menjadi
1 1 1 1
= + +
R P R1 R2 R3
1 1 1
I 1 : I 2 : I 3 :. . .= : : :.. .
R1 R 2 R3
Jika I 1+ I 2 + I 3 +. . .=I maka
1 1
R1 R2
I 1= x I ; I 2= xI
1 1 1 1 1 1
+ + +. .. + + +. . .
R1 R2 R3 R1 R 2 R 3
r1 r2 r3
Dari gambar di atas dapat ditentukan besarnya GGL total (E total) dengan persamaan:
Etotal=E1 +E2 + E3 +….. + En
Hambatan dalam totalnya :
rs =r1 +r2+r3+…+rn
Bila rangkaian sumber tegangan di hubungkan pada suatu hambatan luar R, maka kuat arus yang mengalir
(I) pada hambatan luar tersebut adalah:
Etotal
I=
R +r s
Maka:
nE
I=
R +nr
keterangan:
I = kuat arus listrik (ampere)
n= jumlah sumber tegangan
E= besar sumber tegangan (volt)
r = hambatan dalam (ohm)
R= hambatan luar (ohm)
Sumber tegangan seri di gunakan untuk mendapatkan tegangan gabungan yang lebih besar.Jadi semakin
banyak sumber tegangan yang di susun secara seri maka semakin besar pula tegangan total yang
dihasilkan.
Susunan Tegangan Paralel
Beberapa sumber tegangan yang di rangkai paralel,menghasilkan GGL total yang lebih kecil di banding
jika di rangkai seri.Bila besarnya GGL masing-masing sumber tegangan sama,maka besar GGL totalnya
sama dengan GGL masing-masing sumber tegangan tersebut
E1 r 1
En r n
E2 r 2
1 1 1 1 1 n
= + + .. .+ =
rP r1 r2 r 3 rn r
Atau
r
r p=
n
Jika beberapa sumber tegangan yang mempunyai GGL yang sama dengan masing-masing hambatan
dalam dimana seluruhnya dipasang secara paralel. Maka besarnya kuat arus listrik pada rangkaian tersebut
dapat diketahui melalui persamaan berikut.
E
I=
r
R+
n
keterangan:
I= kuat arus listrik (ampere)
E= besar sumber tegangan (volt)
R= Hambatan luar (ohm)
r= hambatan dalam (ohm)
n= jumlah sumber tegangan
HUKUM KIRCHHOFF
ε =IR
ε −IR=0 Gambar rangakaian tertutup
Karena V a >V b , ketika arus melalui (dari a ke b) terdapat perubahan potensial sebasar: IR
ambil titik a sebagai referensi :
teorema loop
V a −IR + ε=V a (teorema loop)
ε −IR=0 (Hukum II Kirchhoff)
Hukum II Kirchhoff: Jumlah perubahan potensial dalam suatu loop adalah nol.
Jadi:
Jika R dilintasi dalam arah arus, perubahan potensialnya adalah (-IR) dan sebalikany.
Jika ggl dilintasi dalam raha ggl (yaitu dari - +) maka perubahan potensialnya adalah +ε dan
sebaliknya.
Jika di dalam ggl ada hambatan dalam r, misalkan:
ε =I ( R+r )
ε
I=
R +r
V a −IR + ε−Ir=V a
ε =I ( R+r )
ε
I=
R +r
Menghitung beda potensial V ab=V a−V b
V a −IR=V b
Sehingga V a −V b=IR atau V ab =IR
Karena V a>V b maka beda potensialnya haruslah positif.
ε
Dengan memasukan harga I, maka V ab= R
r+R
Contoh:
ϵ
Sedangkan I =
R 1+ R 2 + R 3
I 1+ I 2 + I 3 =0
−I 1 R1 +ε 1+ I 3 R 3=0
Loop kanan dengan pemisalan sama:
−I 2 R2−ε 2−I 2 R 3=0
Misalakan harga harga R1=8Ω ; R3 =5Ω ; R2 =2Ω ; ε 1=8 V ; ε 2=10 V maka harga harga I 1 , I 2 dan I 3
dapat ditentukan.
Kesimpulan:
Perubahan Potensial
Beda potensial antara kedua ujung hambatan R yang dialiri arus I adalah IR.
Ujung hambatan dimana arus masuk berpotensial lebih tinggi dari pada ujung lainnya.
Arus listrik selalu mengalir dari titik berpotensial tinggi ke titik berpotensial rendah.
Setelah waktu tertentu, kedua ujung hambatan memiliki potensial sama, sehingga arusberhenti
mengalir.
Kutub positip suatu baterai selalu merupakan titik berpotensial tinggi, jika hambatandalam beterai
rendah (atau dapat diabaikan) dan tidak bergantung arah arus mengalir.
Dengan demikian, Hukum Kirchoff II:
Jumlah perubahan potensial dalam suatu loop tertutup adalah nol.
Jadi :
Jika R dilintasi dalam arah arus, perubahan potensial –IR dan sebaliknya
Jika ggl dilintasi dalam arah ggl (- +) maka perubahan potensialnya +e dansebaliknya
W =VIt
V2
W= t
R
Dengan
W =energi listrik (J)
V =tegangan( volt)
I =kuat arus ( A )
t=selang waktu(t)
keluaran=masukan
Q=W
mc ∆T =VIt
mc ∆T =I 2 Rt
energi listrik W
Efisiensi= atau η=
energi kalor Q
Lampiran 2
E.
A. 50 Volt
B. 40 Volt
C. 30 Volt
D. 10 Volt
E. 60 Volt
6. Seutas kawat yang panjangnya 1 meter dan hambatannya 30 ohm mempunyai luas penampang 0,4 mm 2
.Hambatan jenis kawat tersebut adalah ….
A. 7,5 x 10-5 Ω m D. 1,2 x 10-5 Ω m
B. 3,5 x 10-5 Ω m E. 2,4 x 10-5 Ω m
C. 1,8 x 10-5 Ω m
7. Empat buah baterai yang masing-masing memiliki ggl 1,5 V dan berhambatan dalam 1 Ω dirangkai dan
dihubungkan dengan sebuah lampu yang berhambatan 10 Ω. Berapa kuat arus listrik yang mengalir
melalui rangkaian jika baterai itu dirangkai secara paralel?
A. 0,43 A D. 0,54 A
B. 2,40 A E. 0,14 A
C. 0,11 A
11. Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (ε) dengan penurunan potensial
(IR) sama dengan nol. Pernyataan ini dikenal dengan:
A. Hukum Ohm
B. Hukum I Kirchhoff
C. Hukum II Kirchhoff
D. Hukum Gaya Gerak Listrik
E. Hukum Dasar Listrik
12. Bila I1 =10 A, I2 = 5 A, I3 = 5A dan I4 = 12A, maka I5 dapat
ditentukan sebesar....
A. 1 A
B. 2 A
C. 8 A
D. 12 A
E. 12 A
14.
Berdasarkan rangkaian di samping Energi listrik yang
berubah menjadi panaspada R = 4 Ω selama 1 menit
adalah . . . .. .
A. 960 joule
B. 1440 joule
C. 690 joule
D. 480 joule
E. 840 joule
14. Sebuah teko listrik 400 watt/220 Volt digunakan untuk memanaskan 1 kg air yang kalor jenisnya 4200
J/kg0C pada suhu 200C. Berapakah suhu air setelah dipanaskanselama 2 menit?
A. 11, 430 C
D. 40,43 0C
0
B. 31, 43 C E. 13, 230C
C. 30,00 0 C
B. Soal Uraian
1.