Shams Al-Ma’ārif
tersebut sudah tetera dalam masa Nabi Muhammad Ṣalla Allah ҅ Alaihy wa
Sallam, pengobatan dengan al-Quran yang tidak lain adalah sebuat tradisi
mengajarkan pada manusia tentang sebuah kitab, yakni al-Qur’an dan hikmah,
penyakit, baik penyakit rohani maupun penyakit jasmani, dan merupakan obat
dunia dan akhirat. Tiada penyakit yang tidak sembuh jika bersentuhan dengan
kitabNya, dan hal tersebut dilakukan disertai dengan keimanan dan keyakinan
1
!أول يكفهم أنا أنزلنا عليك الكتاب يتلى عليهم ؟
1 Shamsu al-Dīen, al- Ṭibb al-Nabawī (Bairūt: Dār al-Fikr, t.th), 273.
1
Al-Qur’an sendiri telah menjelaskan bahwa ia dapat menjadi obat
yang telah ditetapkan oleh Allah, sebagaimana dalam al Qur’an surat Al-Isrā’
Ayat 82:
ي إملل نخنسانرا مم م مم م م م
ي ولينمزيرقد اللظالم ر ن
نونقننننزقل منن القررأٰن نما قهنو شنفاءة نونررحنة لرلقمرؤمن ر ن
Lafadz al-Qur’ān dalam ayat tersebut merupakan bentuk jenis, yang
ayat lain :
ب ن ۗ قنرل قهننو لملنمذينن آنمنقنوات آيننناتقهق ۖ أنأنرعنجممنبي نونعنرم ب نولننرو نجنعرلنننناهق قنررآنننا أنرعنجمميننا لننقننالقوا لننرونل فق ز
صنلن ر
ك ينقنناندرونن ممرن نمنكنانن مم م
قهندىً نومشنفاءة ۖ نوالذينن نل ينقرؤممقنونن مف آنذانرم نوقرنةر نوقهنو نعلنريمهرم نعنمى ۚ قأول ٰنئم ن
بنمعيدن
Allah tidak menurunkan obat dari langit yang lebih besar, lebih
bermanfaat, dan yang lebih manjur untuk menghilangkan penyakit kecuali al-
Qur’an.2
2 Abī Abdillāh Muḥammad bin Abī Bakar, al-Dā’ wa al-Dawā’ (Makkah: Dār Ilm al-Fawāid, 1429
H), 6.
3 Ibnu Mājah, Sunan Ibnu Mājah (Arabī: Dār Iḥyā’ al- Kutub, t.th), 2:1142. no: 3452
2
Sebagian kelompok lain tetap mempertahankan tradisi ruqyah sebagai
dari al-Qur’an dan tidak sesuai dengan ajaran Nabi, praktek tersebut disertai
4 Abū Dāwūd Sulaimān, Sunan Abī Dāwūd (Bairūt: Maktabah al-‘Asriyyah, t.th), 4:9.
3
Penggunaan azimat, suwuk atau penyembuhkan segala penyakit
dengan sangat instan, tidaklah selalu berbau kemusrikan, karena hal tersebut
juga bentuk dari ilmu hikmah yang banyak dipakai oleh pakar ilmu hikmah.
penyelewengan yang ada kaitanya dengan ilmu dalam atau ilmu kesaktian,
yang bersengkokol dan meminta pertolongan pada jin atau makhluk ghaib
dan al-Qur’an sebagai modusnya. Padahal ketika dilihat dari penggunaan kata
yang dapat mendorong pada hal yang sesuai dengan tempatnya, atau sebagai
ungkapan dan perbuatan yang tepat sesuai dengan apa yang dilakukan oleh
Rasūlallāh.5
5 Muḥammad Ibnu Jarīr, Jami’ al-Bayān (t.tp: Muassasah al-Risālah, 2000), 7:369.
4
Penggunaan ayat al-Qur’an sebagai alternatif pengobatan tidaklah
diragukan manfaatnya baik dari yang berobat dan yang mengobati. Masing-
6
ما أنزل ال داء إل أنزل له شفاء
dibutuhkan. Kebutuhan tersebut akan lebih baik jika dapat ia kuasai sendiri,
tidak melibatkan orang lain, dan kapanpun dapat ia capai. Memahami secara
baik bagaimana bentuk atau cara penyembuhan juga merupakan suatu hal
medianya yang tertuang dalam kitabnya yang fenomenal Shams al-Ma’ārif al-
Kubrā
6 Muḥammad bin Ismāīl, Ṣahiḥ al-Bukhārī, (t.tp: Dār Tauq al-Nājah, 1422), 7:122.
5
Kitab Shams al-Ma’ārif yang merupakan kitab hikmah adalah
karangan al-Imam Aḥmad bin Alī al-Būnī yang biasa dikenal Abū al-Abbās.
sebagai, suwuk, jimat, wafaq dan alternatif pengobatan begitu juga beberapa
kitab yang baik untuk dipelajari atau diamalkan, pasalnya kitab tersebut
utama para dukun, dengan dalil bahwa kitab tersebut memuat beberapa nama-
nama selain Arab yang asing, meminta pada para malaikat, dan juga terdapat
7 Abu Ubaidah Yusuf as-Sidawi, “Waspadailah Kitab-Kitab Berbahaya Berikut Ini..” dalam ,
https://abiubaidah.com/119-mewaspadai-kita-kitab-bermasalah.html (diakses pada 4 November 2019
3 Oktober 2009).
6
Artikel tersebut menjelaskan bahwa ia mengutib dari kitab Fatāwā
dalam kitab tersebut sesuai dengan halaman yang tertera, peneliti menemukan
bahwa juz 3 halaman 365 merupakan bab yang membahas tentang ma’na
taḥrīru raqabah yang termasuk pembahasan dari kitāb al-jināyāt yang mana
Shams al-Ma’ārif merupakan kitab sihir dan sesat, serta tidak diperbolehkan
sihir merupakan suatu hal yang haram. termasuk haram mempelajarinya dan
mempelajari kitab ini haruslah mempunyai pegangan akidah yang kuat dan
niat yang baik yang hanya untuk memperoleh ridha Allah Subḥānahu wa
9 Ibid, 6:96
7
Ta’ālā, Beliau juga menjelaskan keinginanya untuk mengungkapkan
di dalamnya.
إن القصننود مننن فصننول هننذا الكتنناب العلننم بشننرف أسنناء ال ن تعننال ومننا أودع ال ن
تعننال فن ن برهننا مننن انن نواع الن نواهر الكميننات وللطننائف اللإيننت وكيننف التصننرف
بأساء الدعوات وماتابعها من حروف السور واال يات
Sesungguhnya tujuan dari penulisan pembahasan dalam kitab ini
adalah untuk menmgetahui kemulyaan nama-nama Allah, dan
segala sesuatu yang tersirat yang disimpan oleh Allah dalam
samudera asmaNya: dari beragam mutiara kebijaksanaan, isyarat
atau rahasia ketuhanan, dan tatacara pengamalan asma-asma untuk
doa-doa, dan segala sesutu yang mengikuti asma tersebut yang
terdiri dari huruf-huruf surat dan ayat-ayat.
al-Qur’an itu sebagai bentuk kekufuran, berbeda lagi jika itu hanya sebagai
kedok, dalam kitab tersebut telah jelas tuntunanya sesuai dengan syariat Islam
10 Aḥmad bin Alī al-Būnī, Shams al-Ma’ārif al-Kubrā (Bairut Lebanon: Dār al-Fikr, 1985), 3.
8
menjalankan shalat sunnah dan membaca al-Qur’an. sedangkan ilmu wifiq
telah diperbolehkan dalam segala hal dengan tujuan baik. Wifiq biasanya
digunakan juga dalam pengobatan, yang pada dasarnya berupa bahasa Arab
Imam Ibnu Ḥajar Al-Haitami seorang Mufti menjelaskan dalam Kitabnya Al-
kitab tersebut banyak mengandung manfaat yang belum diketahui secara luas
sehingga jarang ulama’ yang menularkan kajian kitab tersebut, oleh karena itu
B. Rumusan Masalah
11 Ibnu Hajar al-Haitami, Fatawī al- Ḥadīthiyyah (t.tp: Dᾱr al-Fikr, tth) 1:2.
9
Penulisan ini mengambil batasan dalam permasalahan menganai ayat-ayat
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa ayat yang dapat
-ayat tersebut sebagai media pengobatan yang tiada lain adalah langkah yang
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih terhadap kajian
sumbangan informasi ilmiah bagi peminat dan pemerhati masalah studi al-
10
biasa, sehingga dapat menumbuhkan rasa kepercayaan yang kuat terhadap
kandungan-kandunganya.
E. Tinjauan Pustaka
Kajian pustaka dalam sebuah penelitian sangatlah penting, guna
diantaranya yaitu:
Muhammad Nur, “Bacaan Ayat Al-Qur’an Sebagai Media Pengobatan
kesembuhan.12
Abdul Har, “Pengeruh Terapi Mendengarkan Murottal al-Qur’an
12 Muhammad Nur, “Bacaan Ayat Al-Qur’an Sebagai Media Pengobatan (Studi Atas, Praktik
Pengobatan Balian Di Lingkungan Segarakaraton, Karangasem Bali)”
11
yaitu uji Wilcoson, menunjukkan bahwa tidak ada perubahan yang signifikan
sebelum dan sesudah intervensi dengan nilai p> 0,05 (0,383), sehingga ia
berpengaruh besar bagi kesehatan jiwa seseorang, hal ini diterapkan di Rumah
13 Abdul Har, “Pengeruh Terapi Mendengarkan Murottal al-Qur’an Terhadap Tingkat Insomnia Pada
Mahasiswa Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” (Skripsi di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2018)
14 Muhammad Illias bin Mohd Sabri, “Terapi Al-Qur’an dalam Upaya Pemulihan Orang dengan
Masalah Kejiwaan” (Skripsi di Universitas Islam Negri al-Raniry, Banda Aceh, 2017)
12
perantara air doa. Skripsi ini menggunakan metode deskriptif kualitatif
perspektif fenomenologi.15
Masyithah Mardhatillah, “Ayat-Ayat al-Qur’an dalam Sufi Healing
16 Mashithah Mardatillah , “Ayat-Ayat al-Qur’an dalam Sufi Healing Method; Pengobatan Alternatif
Penderita AIDS ala Muhammad Zuhri”Jurnal Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an dan Hadis, Vol.16, No.1,
(Januari, 2015)
17 Ria Rizki Saputra, “Pengaruh Membaca al-Qur’an Terhadap Tekanan Darah Pebderita Hipertensi di
Posyandu Lansia Pundung Gamping Sleman Yogyakarta” (Naskah Publikasi di Universitas Aisyiyah,
Yogyakarta, 2017)
13
Menungso ini adalah ayat-ayat yang mengandung penyembuhan suatu
penyakit.18
Muhammad Rizal Fanani “Kajian Living Qur’an Ayat-Ayat
beberapa kitab dan juga ijazah yang diterima, dan memaparkan juga beberapa
oleh masyarakat. Terdapat juga di atas penelitian yang hampir sama dengan
sebuah kitab yang fenomenal di kalangan masyarakat dan ulama’. Oleh sebab
18 Fuji Lestari, “Al-Qur’an dan Penyembuhan” (Tesis di Universitas Islam Negeri Walisongo,
Semarang, 2018)
19 Muhammad Rizal Fanani “Kajian Living Qur’an Ayat-Ayat Pengobatan dalam Kitab Sullam al-
Futūḥāt Karya KH. Abdul Hannan Maksum” (Tesis di UIN Negri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, tahun
2018)
14
itu, peneliti akan menganalisis ayat-ayat pengobatan dalam kitab Shams al-
Ma’ārif al-Kubrā karya al-Imam Abū Abbas Aḥmad bin Alī al-Būnī dengan
satu pengamalanya yaitu berbentuk ruqyah. Dalam hal ini al-Qur’an tidak
hanya berfungsi sebagai kitab petunjuk atau kitab pedoman untuk menunaikan
al-Imam Abū Abbas Aḥmad bin Alī al-Būnī seorang ahli hikmah dalam
Gill bahwa al-Qur’an mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi informatif dan
fungsi performatif.
Menurut Gill. Studi tentang kitab suci terdapat dua dimensi. Yaitu
dimensi data. Dimensi ini menentukan jenis data apa yang akan
menjadi dua katagori yaitu tertulis dan non tertulis atau aksi.
15
2. Dimensi vertikal
Dimensi yang terkait dalam pendekatan interpretative dalam
pengobatan dalam kitab Shams Al-Ma’ārif dari sisi tipologi fungsi al-Qur’an,
informatif yang dipandang sebagai hūdan li al- nās dan juga berfungsi sebagai
20 Ade Amiroh, “Faḍa’il al-Qur’ān dalam Kitab Faḍa’il al-Qur’ān wa Ma’ālimuhu wa Ādābuhu Karya
Abū ‘Ubaid ” (Skripsi di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tahun 2017), 16.
16
performatif yang diperlakukan sebagai bacaan atau tulisan berupa mantra,
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research).
terdahulu serta untuk memperluas bahan yang sudah ada dalam membahas
17
Dokumen adalah sebuah pernyataan yang tertulis yang disusun oleh
memperluas pengetahuan.21
4. Analisis Data
Setelah proses pengumpulan data selesai dilakukan, maka tahab
dilakukan secara kritis terhadap data dari objek yang diteliti, agar dapat
18
menganalisis dari aspek penafsiran. selain itu, langkah ketiga, penulis
H. Sistematika Pembahasan
Supaya pembahasan ini tersusun secara sistematis dan tidak keluar dari
pembahasan.
Bab Kedua, menjelaskan beberapa ayat al-Qur’an yang digunakan
belakang penyusunan kitab, dan karakteristik kitab Shams al-Ma’ārif. Hal ini
dilakukan sebagai upaya untuk mengenal tokoh yang dikaji secara personal.
Bab Empat, merumuskan analisis terhadap ayat yang digunakan
Al-Qur’an
19
Būnī, (Al) Ahmad bin Alī Shams Al-Ma’ārif al-Kubro Bairut Lebanon: Dār al-Fikr
1985.
Fanani, Muhammad Rizal “Kajian Living Qur’an Ayat-Ayat Pengobatan dalam Kitab
Sullam al-Futūḥāt Karya KH. Abdul Hannan Maksum”, Tesis di UIN Negri
Haitami (Al) Ibnu Hajar Fatawi al- ḥadīthiyyah , ttp: Dar al-Fikr, tth.
Illias, Muhammad bin Mohd Sabri, “Terapi Al-Qur’an dalam Upaya Pemulihan
20
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2011.
Mājah, Ibnu, Al-Sunan Ibnu Mājah, Arabī: Dār Ihya’ al Kutub, Tth.
Muhammad, Abī Abdillah bin Abī, al-Dā’ wa al-Dawā’, Makkah: Dār Ilm al-Fawāid,
1429 H.
Sidawi, (Al) Abu Ubaidah Yusuf, “Waspadailah Kitab-Kitab Berbahaya Berikut Ini..”
dalam , https://abiubaidah.com/119-mewaspadai-kita-kitab-bermasalah.html
Sulaimān, Abū Dāwūd, Sunan Abī Dāwūd , Bairūt: Maktabal al-‘Asriyyah, Tth.
21