yang bentuk jamaknya Merupakan ruqa, ruqyat dan ruqoyat. Menurut bahasa ruqyah artinya at-ta’widz atau al isti'adzah (memohon perlindungan).Ada juga yang menyebutkan ar-Ruqyah () الرُّ ْقيَ ُة bentuk jamaknya Ar-Ruqaa ( ) الرُّ قَيartinya Jampi, Mantera, Suwuk, Rapal. Dengan demikian, ruqyah dapat berarti berlindung kepada Allah dari hal buruk yang sedang atau akan terjadi termasuk doa meminta kesembuhan dari suatu penyakit. Ruqyah dapat juga berarti jampi-jampi, mantera-mantera yang diucapkan untuk maksud di atas. Jenis Rukyah
Ruqyah Syar'iyah yaitu Ruqyah yang benar
menurut syariat Islam. salah satu cirinya adalah: Cara atau prosesi pengobatan Ruqyah Syar'iyyah harus sesuai dengan nilai-nilai Syari‘ah. contohnya: pasien wanita harus tetap menutup aurat & afdholnya si peruqyah juga wanita, namun jika tidak ditemukan atau karena sulitnya mencari peruqyah wanita, maka dibolehkan dilakukan oleh peruqyah pria dengan syarat; harus ada pihak mahram dari pasien atau ada orang lain ditempat dilakukannya terapi tersebut dengan maksud menjaga diri dari adanya fitnah, peruqyah pria harus menggunakan sarung tangan tebal sebaga media untuk ketika dipandang perlu untuk memegang anggota tubuh si pasien wanita. Ruqyah Syirkiyah adalah yang biasa dipraktekkan para dukun. Ruqyah di kalangan para dukun dikenal dengan istilah jampi-jampi. Metode yang digunakan ialah bacaan mantra-mantra, pengagungan dan penyebutan setan, orang- orang shalih, penghormatan pada bintang- bintang, malaikat atau pun prilaku-prilaku pada saat ruqyah yang mengandung dosa syirik, bid’ah, atau khurafat. Ruqyah semacam ini dilarang dalam syari’ah Metode dan Teknik Rukyah
Terkait metode dan teknik meruqyah, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menetapkan atau mewajibkan secara khusus metode atau tekhnik dalam meruqyah, oleh sebab itu dalam beberapa hadits, beliau sering kali terlihat meruqyah dengan berbagai macam cara, ada yang dengan usapan, tiupan, ludahan, sentuhan dan didoakan sebagaimana banyak disebutkan dalam hadits-hadits sahih Syarat Rukyah Kriteria ruqyah yang syar’i (yang sesuai syariat Islam) dijelaskan berikut ini: Bacaan ruqyah dengan menggunakan ayat Al Qur’an, do’a yang syar’i atau yang tidak bertentangan dengan do’a yang dituntunkan. Menggunakan bahasa Arab kecuali jika tidak mampu menggunakannya. Tidak bergantung pada ruqyah karena ruqyah hanyalah sebab yang dapat berpengaruh atau tidak. Isi ruqyah jelas maknanya. Tidak mengandung do’a atau permintaan kepada selain Allah (semisal kepada jin dan setan). Tidak mengandung ungkapan yang diharamkan, seperti celaan. Tidak menyaratkan orang yang diruqyah mesti dalam kondisi yang aneh seperti harus dalam keadaan junub, harus berada di kuburan, atau mesti dalam keadaan bernajis. Sebagaimana dinukil dari Fathul Majid, Imam As- Suyuthi berkata, “Ruqyah itu dibolehkan jika memenuhi tiga syarat: Bacaan ruqyah dengan menggunakan ayat Al Qur’an atau nama dan sifat Allah. Menggunakan bahasa Arab atau kalimat yang mempunyai makna (diketahui artinya). Harus yakin bahwa ruqyah dapat berpengaruh dengan izin Allah, bukan dari zat ruqyah itu sendiri.” Bacaan Ayat-ayat Ruqyah dan Doa Ruqyah
Diantaranya yang paling sering
digunakan adalah ayat kursi, beberapa penggalan ayat dalam surat Al-Baqarah (tiga ayat terakhir), Surat Ali Imron, Surat Yasin, Surat Al-Jin, surat Al-Falaq dan Surat An-Naas. Selain itu masih banyak ayat dan doa-doa lainnya yang diriwayatkan kepada kita untuk dibacakan kepada orang yang kesurupan. Tetapi bila orang itu menggunakan cara-cara yang menyimpang, apalagi dengan melanggar syariat dan aqidah, tidak boleh dilakukan. Karena tujuan jin ketika mengganggu manusia tidak lain adalah untuk menyeret manusia kepada pelanggaran dan syirik kepada Allah. Ruqyah dalam memohon pelindungan atau doa kesembuhan kepada Allah swt. dapat dilakukan, diantaranya : Ruqyah Untuk yang Belum Terjadi - Rasulullah Saw. meruqyah kedua cucu beliau Hasan dan Husen. Ruqyah apabila singgah di sebuah rumah Disengat kalajengking lalu tidak dapat tidur semalaman Pada malam hari membaca dua ayat terakhir dari surat albaqarah. Mendatangi suatu tempat yang belum dikenali Rukyah yang Dilarang
Ruqyah yang dilarang adalah ruqyah yang
padanya ada syirik.Telah terbiasa dikalangan jahiliyyah untuk meruqyah dalam menangkal atau mengobati sesutu penyakit, mereka mengantungkan harapan kepada jampi-jampi itu sendiri, kepada berhala, jin dan syetan, mereka berkeyakinan bahwa jin mempunyai kekuatan untuk menangkal penyakit, bahaya, dan hal-hal lain yang ingin dihindari atau disembuhkan. Maka bagi seorang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, tentulah mendahulukan kesehatan dan keselamatan aqidah. Masalah apapun yang dihadapi tentu tidak akan mengorbankan aqidah demi kesehatan jasmaninya atau keuntungan duniawi lainnya. Jenis Penyakit yang di Ruqyah
Dari Anas, ia mengatakan,”Rasulullah
saw memberikan rukhshah tentang ruqyah pada penyakit ain (tilik mata), alhumah (disebabkan binatang berbisa, dan annamlah (cacar). H.R. Ahmad, Musnad al-Imam Ahmad, 19, hal 212 No 12173, Muslim, Shahih Muslim II:357, No. 2196 dan At-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, IV:344, No. 2056 Keterangan : Penyakit Al’ain adalah penyakit yang ditimbulkan oleh pandangan manusia yang jahat. Alhuma adalah penyakit yang ditimbulkan oleh racun atau bisa binatang. Sedangkan An-Namlah adalah cacar. Cara Mengatasi Kesurupan dengan Ruqyah
Setelah terjadi kesurupan, maka lakukanlah tindakan
berikut ini; Hendaknya dicari seorang muslim yang bertauhid dan aqidahnya shahih tidak terkotori oleh kesyirikan serta ibadahnya tidak terkotori oleh riya` dan bid'ah. Mintalah dia meruqyah orang yang kesurupan tersebut dengan membacakan surat al-Fatihah, ayat kursi, 2 ayat terakhir al-Baqarah, al-Ikhlas, al-Falaq, an-Nas dan surat-surat atau ayat-ayat yang lainnya karena pada dasarnya semua ayat al-Qur'an adalah obat, disertai dengan tiupan pada orang yang kesurupan tersebut, dan hendaklah diulang-ulangi hingga 3 X atau lebih. Kemudian setelah itu bacakan do'a-do'a yang disyari'atkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits-haditsnya yang shahih. Ketentuan Ruqyah
Ruqyah tidak mengandung unsur kesyirikan.
Ruqyah tidak mengandung unsur sihir. Ruqyah bukan berasal dari dukun, paranormal, orang pintar dan orang-orang yang segolongan dengan mereka, walaupun dia memakai sorban, peci dan lain sebagainya. Karena bukan penampilan yang menjamin seseorang itu terbebas dari perdukunan, sihir dan kesyirikan. Ruqyah tidak mempergunakan ungkapan yang tidak bermakna atau tidak dipahami maknanya, seperti tulisan abjad atau tulisan yang tidak karuan. Ruqyah tidak dengan cara yang diharamkan seperti dalam keadaan junub, di kuburan, di kamar mandi, dan lain sebagainya. Ruqyah tidak mempergunakan ungkapan yang diharamkan, seperti; celaan, cacian, laknat dan lain-lainnya. TERIMA KASIH