BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Diabetes Mellitus
1.1 Definisi
gula dalam darah tinggi, yaitu gula darah dalam keadaan puasa≥126 mg/dl, atau 2 jam
sesudah makan (post prandial) kadarnya≥ 200 mg/dl (Dalimartha, 2007). Oleh karena
itu, penyakit ini sering disebut sebagai penyakit gula atau kencing manis yang tidak
kurang maksimal. Akibatnya, insulin yang dihasilkan jumlahnya bisa sedikit bahkan
tidak mencukupi untuk menurunkan kadar gula darah atau jumlah insulinnya
mencukupi tetapi kualitasnya rendah sehingga tetap tidak bisa menurunkan kadar gula
darah. Sebab insulin disini berperan dalam mendorong glukosa darah ke sel tertentu
untuk diubah menjadi energi dan mengubah kelebihan glukosa darah menjadi
glikogen yang disimpan di hati dan otot sebagai timbunan energi (Abuaqila, 2008).
2007; dalam Utama, 2007), mengatakan bahwa diabetes mellitus merupakan suatu
gula darah) yang terjadi karena sekresi insulin, kerja insulin atau gabungan dari
panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh terutama mata, ginjal, syaraf,
disebut sebagai the great imitator, yaitu penyakit yang dapat menyerang semua organ
tubuh dan menimbulkan berbagai keluhan. Penyakit ini timbul secara perlahan-lahan,
Perubahan seperti, minum menjadi lebih banyak, buang air kecil menjadi lebih sering,
dan berat badan yang terus menurun, berlangsung cukup lama dan biasanya
1.2 Klasifikasi
Diabetes mellitus tipe 1 dicirikan dengan hilangnya sel beta penghasil insulin
tubuh. Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1 adalah
autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh (Maulana, 2008).
suatu keadaan yang disebut dengan ketoasidosis diabetikum. Meskipun kadar gula di
dalam darah tinggi, tetapi sebagian besar sel tidak dapat menggunakan gula tanpa
insulin, sehingga sel-sel ini mengambil energi dari sumber yang lain. Sumber ini
dapat berasal dari lemak tubuh. Sel lemak dipecah dan menghasilkan keton, yang
merupakan senyawa kimia beracun yang bisa menyebabkan darah menjadi asam
(ketoasidosis). Gejala awal dari ketoasidosis diabetikum adalah rasa haus dan
berkemih yang berlebihan, mual, muntah, lelah dan nyeri perut (terutama pada anak-
anak). Pernafasan menjadi dalam dan cepat karena tubuh berusaha untuk
memperbaiki keasaman darah. Bau nafas penderita tercium seperti bau aseton. Tanpa
1.2.2 Diabetes Mellitus yang tidak tergantung insulin (NIDDM atau Diabetes
Tipe II)
dapat menghasilkan insulin akan tetapi, insulin yang dihasilkan tidak cukup atau tidak
bekerja sebagaimana mestinya di dalam tubuh sehingga glukosa tidak dapat masuk ke
Diabetes tipe 2 umumnya terdapat pada orang yang berusia lebih dari 40
tahun, gemuk, dan tidak aktif. Gejala pada tipe kedua ini terjadi secara perlahan-
lahan. Dengan pola hidup sehat, yaitu mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan
banyak resiko. Sebab keadaan ini dapat menimbulkan kelainan dari yang ringan
(preeklamsia) yang berat, air ketuban yang berlebihan (hidramnion), naiknya tekanan
darah (hipertensi), janin yang tumbuh besar (makrosomia), kematian janin dalam
2007). Untuk menghindari berbagai hal yang tidak diinginkan tersebut, sebaiknya
Ada beberapa tipe diabetes yang lain, seperti defek genetik fungsi sel beta,
defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat
atau zat kimia, infeksi, sebab imunologi yang jarang dan sindroma genetik lain yang
1.3 Penyebab
sampai saat ini belum diketahui jelas. Diabetes tipe 1 mempunyai dasar adanya
kelainan proses autoimun yang menyebabkan kerusakan sel beta pada pankreas,
namun mekanisme terjadinya kelainan tersebut hingga saat ini juga belum jelas.
Demikian pula dengan diabetes tipe 2, penyabab pasti terjadinya belum diketahui
secara jelas.
terserang penyakit ini dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak menderita
diabetes, b) virus dan bakteri, virus penyebab DM diantaranya, rubela, mumps, dan
human coxsackievirus B4, c) bahan toksik atau beracun, diantaranya yang dapat
merusak sel beta secara langsung adalah alloxan, pyrinuron (rodentisida), dan
1.4 Gejala-Gejala
Tiga serangkaian klasik mengenai gejala kencing manis adalah poliuri (urinasi
yang sering), polidipsi (banyak minum akibat meningkatnya tingkat kehausan), dan
Poliuri atau sering kencing terjadi karena kadar glukosa darah yang tinggi.
Saat kadar glukosa darah melebihi ambang ginjal (renal threshold) maka glukosa
yang berlebihan ini akan dikeluarkan (ekskresi) melalui urin dan adanya glukosa
dibutuhkan banyak air (H2O). Hal inilah yang menyebabkan penderita sering
Disamping itu, sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, sehingga
penderita sering kali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan
Selain ketiga gejala khas di atas, badan penderita penyakit diabetes juga sering
terasa lemah dan berat. Hal ini terjadi akibat tubuh kehilangan banyak cairan dan
elektrolit karena ikut terbuang melalui kencing yang berlebihan. Bisa juga energi
yang terbentuk sangat kurang karena tubuh kekurangan insulin dan cadangan lemak
1.5 Diagnosis
yaitu berdasarkan keluhan atau gejala khas yang dialami seseorang. Kemudian
atau tidak. Diagnosis ini disebut dengan diagnosis pasti (Soegondo, 2007).
Menurut Suyono (2007, dalam Utama, 2007), kepastian diagnosis diabetes dapat
ditegakkan dengan ditemukannya keluhan atau gejala khas yaitu poliuri, polidipsi,
polifagi dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya, disertai
dengan hasil pemeriksaan glukosa darah tidak normal (glukosa darah sewaktu≥ 200
Selain diagnosis di atas, yang mungkin dikeluhkan oleh pasien namun tidak khas,
diantaranya rasa lemas, gatal-gatal, kesemutan pada jari tangan dan kaki, penglihatan
menjadi kabur, impotensi pada pasien pria, gatal pada kemaluan (pruritus vulvae)
pada penderita wanita serta luka yang sulit sembuh (Dalimartha, 2007).
Jika pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu masih meragukan, perlu dilakukan
tes toleransi glukosa oral dengan tujuan untuk memastikan diagnosis (Maulana,
2008).
1.6 Pengobatan
darah dalam kisaran yang normal (Maulana, 2008). Kadar gula darah yang benar-
benar normal sulit untuk dipertahankan, tetapi semakin mendekati kisaran yang
perubahan pola makan dengan menghindari makanan dan minuman yang tidak
bermanfaat, olah raga yang teratur (misalnya tiap 2 hari sekali), terapi konvensional
Tanaman lidah buaya sudah dikenal sejak ribuan tahun silam. Biasanya digunakan
sebagai penyubur rambut, penyembuh luka, dan perawatan kulit. Selain itu, tanaman
ini juga bermanfaat sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetik. Disamping itu,
2002).
tergantung dari negara atau wilayah tempat tumbuh. Latin, Prancis, Portugis, dan
sa’villa; India: musabbar; Tibet:jelly leek; Indian: ailwa; Arab: sabbar; Indonesia:
Tanaman lidah buaya diduga berasal dari kepulauan Canary di sebelah barat
Afrika. Telah dikenal sebagai obat dan kosmetik sejak berabad-abad silam. Hal ini
tercatat dalam Egyptian Book of Remedies. Di dalam buku itu dikisahkan pada zaman
Cleopatra, lidah buaya dimanfaatkan untuk bahan baku kosmetik dan pelembaban
Bangsa Arab telah lama memanfaatkan tanaman yang dijuluki “the miracle
plant “ tersebut untuk pengobatan dan bahan kosmetik. Demikian halnya dengan
bangsa Yunani dan Romawi, mereka menggunakan lidah buaya untuk mengatasi
ke Indonesia oleh bangsa Cina pada abad ke-17. Semula pemanfaatan tanaman
tersebut terbatas sebagai tanaman hias, ramuan obat-obat tradisional, dan bahan
kecantikan. Budi daya komersial dan perluasan penggunaan untuk bahan baku produk
minuman dimulai pada tahun 900-an, ditandai dengan dibukanya lahan lidah buaya di
Palembang, Malang, dan Jawa Barat juga memiliki lahan perkebunan lidah buaya.
Morfologi
bersifat sukulen, dan menyukai hidup di tempat kering. Batang tanaman pendek,
mempunyai daun yang bersap-sap melingkar (roset), panjang daun 40-90 cm, lebar 6-
13 cm, dengan ketebalan lebih kurang 2,5 cm di pangkal daun serta bunga berbentuk
Lidah buaya termasuk tanaman yang efisien dalam penggunaan air karena
memiliki sifat tahan kekeringan. Dalam kondisi gelap, terutama malam hari, stomata
atau mulut daun membuka, sehingga uap air dapat masuk. Hal ini disebabkan karena
pada malam hari udaranya dingin, uap air tersebut berbentuk embun. Stomata yang
membuka pada malam hari memberi keuntungan, yakni tidak akan terjadi penguapan
air dari tubuh tanaman, sehingga air yang berada di dalam tubuh daunnya dapat
dipertahankan. Oleh karena itu, lidah buaya mampu bertahan hidup dalam kondisi
Kelemahan lidah buaya adalah jika ditanam di daerah basah dengan curah
hujan tinggi, mudah terserang cendawan, terutama fusarium sp. yang menyerang
pangkal batangnya (Furnawanthi, 2002). Sementara itu, dari segi budi daya, tanaman
lidah buaya sangat mudah dan relatif tidak memerlukan investasi besar. Hal ini
disebabkan tanaman ini merupakan tanaman tahunan yang dapat dipanen berulang-
2.2.1 Batang
Batang tanaman lidah buaya berserat atau berkayu. Pada umumnya sangat
pendek dan hampir tidak terlihat karena tertutupi oleh daun yang rapat dan sebagian
terbenam dalam tanah. Namun, ada juga beberapa spesies yang berbentuk pohon
dengan ketinggian mencapai 3-5 m yang dapat dijumpai di gurun Afrika Utara dan
Amerika. Melalui batang ini akan tumbuh tunas yang akan menjadi anakan (sucker)
(Furnawanthi, 2002).
2.2.2 Daun
berdaging tebal; tidak bertulang; berwarna hijau keabu-abuan dan mempunyai lapisan
lilin di permukaan; serta bersifat sukulen, yakni mengandung air, getah, atau lender
yang mendominasi daun. Bagian atas daun rata dan bagian bawahnya membulat
Di daun lidah buaya yang muda dan sucker (anak) terdapat bercak (totol)
berwarna hijau pucat sampai putih. Bercak ini akan hilang saat lidah buaya dewasa.
Namun, tidak demikian halnya dengan tanaman lidah buaya jenis kecil atau local. Hal
ini kemungkinan disebabkan faktor genetiknya. Sepanjang tepi daun berjajar gerigi
2.2.3 Bunga
Bunga lidah buaya berbentuk terompet atau tabung kecil sepanjang 2-3 cm,
berwarna kuning sampai orange, tersusun sedikit berjuntai melingkari ujung tangkai
2.2.4 Akar
Lidah buaya mempunyai sistem perakaran yang pendek dengan akar serabut
Terdapat lebih dari 350 jenis lidah buaya yang termasuk dalam suku
Liliaceae. Di samping itu, tidak sedikit lidah buaya yang merupakan hasil
persilangan. Menurut Dowling (1985, dalam Furnawanthi, 2002) hanya tiga jenis
lidah buaya yang dibudidayakan secara komersial di dunia, yakni Curacao Aloe atau
Aloe vera (Aloe Barbadensis Miller), Cape Aloe atau Aloe Ferox Miller, dan
Socotrine Aloe yang salah satunya adalah Aloe Perryi Baker. Karakteristik ketiga
daun
Duri Di bagian pinggir Di bagian pinggir Di bagian
jingga
Diambil dari : Furnawanthi, 2002
Lidah buaya yang banyak dimanfaatkan adalah spesies Aloe barbadensis Miller
yang ditemukan oleh Philip Miller, seorang pakar botani yang berasal dari inggris,
diantaranya tahan hama;ukurannya lebih panjang, yakni bisa mencapai 121 cm; berat
chinensis Baker, yang berasal dari cina, tetapi bukan tanaman asli cina. Jenis ini di
Indonesia sudah ditanam secara komersial di Kalimantan Barat dan lebih dikenal
dengan nama lidah buaya pontianak, yang dideskripsikan oleh Baker pada tahun 1877
(Furnawanthi, 2002). Ciri-ciri tanaman ini adalah bunga berwarna orange, pelepah
berwarna hijau muda, pelepah bagian atas agak cekung, dan mempunyai totol putih
didaunnya ketika tanaman masih muda, lapisan lilinnya tipis di bawah daun dengan
panjang daun 50-80 cm, lebarnya mencapai 10-14 cm dengan tebal 2-3 cm dan duri
Jenis lidah buaya ini adalah salah satu lidah buaya yang baik untuk
menurunkan kadar gula darah sebab mengandung kromium yang saat dikonsumsi
oleh penderita diabetes mellitus akan menuju ke jaringan adipose dan otot lurik yang
akan mengaktifkan fosforilasi Akt yang ada di jaringan adipose dan otot lurik.
Fosforilasi Akt akan merangsang sekresi insulin secara paten sehingga glukosa dapat
masuk kedalam sel β pancreas secara difusi pasif yang diperantarai protein membrane
melalui glukosa transporter 4 yang juga dapat merangsang sekresi insulin. Karena
adanya sekresi insulin maka produksi insulin meningkat secara otomatis produksi
glukosa oleh hati menurun dan glukosa darah juga menurun (Wuliyani, 2009).
Tanaman lidah buaya mengandung dua jenis cairan, yakni cairan bening
seperti jeli dan cairan berwarna kekuningan yang mengandung aloin. Jeli lidah buaya
diperoleh dengan membelah batang lidah buaya. Jeli mengandung zat antibakteri dan
dan antijamur yang dapat menstimulasi fibroblast, yaitu sel-sel kulit yang berfungsi
zat mengandung 72 zat yang dibutuhkan oleh tubuh, diantaranya 18 macam asam
amino, karbohidrat, lemak, air, vitamin, mineral, enzim, hormon, dan zat golongan
obat. Mengingat kandungan yang lengkap itu, lidah buaya bukan cuma berguna
menjaga kesehatan, tapi juga mengatasi berbagai penyakit, misalnya lidah buaya juga
mampu menurunkan kadar gula darah pada diabetesi yang tidak tergantung insulin
dalam waktu 10 hari gula darah bisa normal (Freddy 2006, dalam Purwakarta, 2006).
Kandungan dari lidah buaya yang dianggap mampu menurunkan kadar gula
darah adalah kromium, inositol, vitamin A, dan getah kering lidah buaya yang
Selain itu, lidah buaya diyakini sangat mujarab karena mengandung salisilat,
yaitu zat peredam sakit dan antibengkak yang juga terdapat dalam aspirin. Cairan
berwarna kekuningan mengandung aloin berasal dari lateks yang terdapat di bagian
luar kulit lidah buaya. Cairan ini tidak sama dengan jeli lidah buaya, dianggap cukup
2002).
Jumlah asam amino, vitamin, enzim, anthraquinone, dan unsur lainnya tidak
terdapat dalam jumlah besar, tetapi karena digabungkan menjadi satu, membuahkan
hasil yang menakjubkan. Hal ini disebabkan unsur yang terdapat di dalam lidah buaya
ini menstimulasi macropage di dalam tubuh. Macropage adalah salah satu sel darah
Bangsa Mesir kuno sudah mengenal khasiat lidah buaya sebagai obat sekitar tahun
1500 SM. Berkat khasiatnya, masyarakat Mesir kuno menyebutnya sebagai tanaman
Zat Kegunaan
Vitamin B1, B2, niacinamida, B6, -Bahan penting untuk menjalankan fungsi
mucopolisakarida.
Natrium(Na) 84,40
Fenilalanin 14,00
Threonin 31,00
Prolin 14,00
Valin 14,00
Leusin 20,00
Histidin 18,00
Serin 45,00
Glisin 28,00
Methionin 14,00
Lysine 37,00
Arginin 14,00
Tyrosin 14,00
Tryptophan 30,00
Protein 0,1 %
dimanfaatkan yaitu :
2.5.1 Daun
2.5.2 Eksudat
Eksudat adalah getah yang keluar dari daun saat dilakukan pemotongan.
2002).
Getah lidah buaya bersifat kolodial seperti lendir, terutama jika pH nya
mendekati basa (saat daun masih segar), bentuknya berupa gel (mirip agar-agar) yang
lekat. Namun, jika pH-nya mendekati asam (saat daun mulai layu), akan berubah
wujud menjadi sol yang bersifat lebih encer seperti sirup (Furnawanthi, 2002).
2.5.3 Gel
Gel adalah bagian berlendir yang diperoleh dengan cara menyayat bagian
dalam daun setelah eksudatnya dikeluarkan (Furnawanthi, 2002). Gel sangat mudah
rusak karena mengandung bahan aktif dan enzim yang sangat sensitive terhadap suhu,
udara dan cahaya, serta bersifat mendinginkan. Sifat gel lidah buaya sangat mudah
teroksidasi karena adanya enzim oksidase. Akibatnya, kontak bahan dengan udara
(oksigen) akan mempercepat proses oksidasi, sehingga gel akan berubah menjadi
2.6 Cara Meramu Lidah Buaya Untuk Menurunkan Kadar Gula Darah
Cara meramu lidah buaya untuk menurunkan kadar gula darah, yaitu satu
pelepah lidah buaya ukuran besar (kira-kira seukuran telapak tangan) dibersihkan
terlebih dahulu dengan mengupas kulit dan durinya. Kemudian, rendam sekitar 30
menit dalam air garam dengan takaran 1 sendok makan garam dapur biasa dicampur 1
liter air. Selanjutnya, remas sebentar secara perlahan lalu bilas dengan air yang
mengalir (air kran). Kemudian, rebus dengan 3 gelas air hingga mendidih. Lalu
dinginkan dan diminum sebanyak setengah gelas 2 sampai 3 kali sehari selama 10