Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa segala nikmat dan
anugerah yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku Panduan screning Rumah
Sakit Bunda Surabaya ini dapat selesai disusun. Buku panduan ini merupakan panduan kerja
bagi semua pihak yang terkait dalam memberikan pelayanan pada pasien di Rumah Sakit
Bunda Surabaya.Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam - dalamnya
atas bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Panduan screning RS
Bunda Surabaya.

Dokumen RS Bunda 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................1
BAB 1.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................3
B. RUANG LINGKUP.........................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................5
A PENGERTIAN...................................................................................................................5
B. JENIS SKRINING..............................................................................................................6
C. JENIS PELAYANAN......................................................................................................6
BAB III.......................................................................................................................................8
TATA LAKSANA......................................................................................................................8
A. ALUR SKRENING.........................................................................................................8
B. AREA SKRINING.........................................................................................................10
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIC.........................................................13
BAB IV.....................................................................................................................................14
PENUTUP.................................................................................................................................14

Dokumen RS Bunda 2
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
RS Bunda harus menyediakan skrining medis yang sesuai untuk setiap orang
yang datang ke rumah sakit yang meminta pemeriksaan atau pengobatan untuk
suatu kondisi medis. Skrining medis harus dapat digunakan untuk menentukan
apakah pasien mempunyai kondisi medis yang emergensi.
Suatu kondisi medis yang emergensi berarti pasien dengan gejala akut
yang cukup berat dan tanpa perhatian medis yang segera dapat diperkirakan akan
mengakibatkan kesehatan pasien dalam bahaya yang serius, gangguan fungsi tubuh yang
serius, atau disfungsi yang serius dari organ tubuh atau bagian.
Pasien bukan emergensi akan mendapat perawatan yang kontinue sesuai
dengan status klinisnya dan sumber daya yang tersedia. Untuk pasien yang
membutuhkanPelayanan diluar dari yang tersedia di Rumah Sakit Bunda,mereka
akan dipindahkan/dirujuk ke fasilitas perawatan kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhan.
Rumah Sakit Bunda, mempunyai perjanjian dan hubungan dengan
organisasi/fasilitas RS lain agar dapat memberikan perawatan pasien yang sesuai jika
sumber daya yang dibutuhkan tidak tersedia di RS Bunda.
Sehingga skrining dapat dikatakan sebagai suatu upaya mengidentifikasikan
penyakit atau kelainan pasien sehingga didapat keterangan tentang kondisi dan kebutuhan
pasien saat kontak pertama. Keterangan hasil skrining digunakan untuk mengambil
keputusan untuk menerima pasien dengan misi dan sumber daya rumah sakit. Skrining
dilaksanakan melalui kriteria triage,evaluasi visual atau pengamatan ,pemeriksaan fisik
atau hasil pemeriksaan fisik ,psikologik,laboratorium klinik atau diagnisticimaging
sebelumnya. Skrining dilakukan apabila pasien tiba di rumah sakit , pada saat pasien
ditransportasi emergency atau di sumber rujukan.

B. RUANG LINGKUP
1 Skrining dilakukan Diluar Rumah Sakit :
a. RS lain
b. dokter / bidan praktek swasta

Dokumen RS Bunda 3
c. Pasien sendiri
d. FKTP (Fasilitas kesehatan tingkat pertama)
e. Puskesmas

2. Skrining dilakukan Didalam Rumah Sakit :


a. Security
b. Admisi (FO)
c. Poli klinik
d. IGD
3. Skrining dilakukan melalui:
a. Evaluasi visual atau pengamatan
b. Kriteria Triage
c. Pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik ,psikologik
d. Pemeriksaan laboratorium atau diagnostik

Dokumen RS Bunda 4
BAB II
PEMBAHASAN

A PENGERTIAN
Skrining merupakan pemeriksaan sekelompok orang untuk memisahkan orang
yang sehat dari orang yang memiliki keadaan fatologis yang tidak terdiagnosis atau
mempunyai resiko tinggi (Kamus Dorland ed . 25 : 974 ). Menurut Rochjati P (2008),
skrining merupakan pengenalan diri secara pro aktif pada ibu hamil untuk menemukan
adanya masalah atau factor resiko.
Sehingga skrining dapat dikatakan sebagai suatu upaya mengidentifikasi penyakit
atau kelainan pasien sehingga didapat keterangan tentang kondisi dan kebutuhan pasien
saat kontak pertama. Keterangan hasil skrining digunakan untuk mengambil keputusan
untuk menerima pasien rawat inap atau pasien rawat jalan dan merujuk ke pelayanan
kesehatanlainnya dengan menyesuaikan kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya
rumah sakit .
Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, evaluasi visual atau pengamatan,
pemeriksaanfisik atau hasil pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau
diagnostic imagingsebelumnya. Skrining dilakukan apabila pasien tiba di rumah sakit,
pada saat pasien ditransportasi emergensi atau di sumber rujukan.
Skrining dilakukan terhadap pasien pada saat sebelum pasien masuk ke rumah
sakit, saat pasien tiba di rumah sakit atau saat pasien sudah di dalam rumah sakit.
Pada pasien yang datang langsung ke rumah sakit, skrining dilakukan oleh petugas/staf
rumah sakit yang pertama kontak dengan pasien.
Pada pasien yang tidak datang langsung ke rumah sakit, skrining dapat dilakukan melalui
telepon atau skrining dilakukan di tempat asal pasien yang dilakukan oleh petugas medis
RS Bunda
Pasien yang akan dirawat atau terdaftar untuk mendapatkan pelayanan rawat jalan
adalah mereka yang kebutuhan dan kondisinya dapat dipenuhi oleh sumber daya dan misi
rumah sakit yang diidentifikasi melalui proses skrining. Informasi yang didapat melalui
proses skrining penting dalam membuat keputusan yang tepat tentang apakah pasien
dapat dilayani atau harus dirujuk.

Dokumen RS Bunda 5
B. JENIS SKRINING
Dari jenisnya skrining awal dibagi menjadi 2, yaitu skring medis dan skring non medis.
1 Skrining Non Medis
Adalah skrining yang dilakukan pada saat pasien tiba dirumah sakit atau saat pasien
mendaftar di poliklinik rawat jalan , radiologi, laboratorium dan fisioterapi untuk
menentukan pelayanan mana yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien, serta
pelayanan yang dapat dipenuhi oleh rumah sakit, dan dilakukan oleh tenaga terlatih.
2 Skrining Medis
Adalah skrining yang dilakukan melalui kriteria triase ( di IGD ) , pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang (pemeriksaan laboratorium dan diagnostik imaging)
sebelumnya, yang dilakukan tenaga yang kompeten yaitu dokter atau perawat.

C. JENIS PELAYANAN
1. Pelayanan Preventif
Adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya
sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin,
pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak
terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai
upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan,
kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyaraka. Upaya preventif bertujuan
untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu :
a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, dll)
b. Pemberian Vitamin A, Yodium
c. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
d. Deteksi dini kasus dan factor resiko (maternal, balita, penyakit).
e. Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil.
2. Pelayanan Paliatif
Pelayanan paliatif adalah pelayanan interdisipliner yang berfokus pada pasien penyakit
serius atau mengancam jiwa. Tujuan pelayanan paliatif adalah mengurangi beban
penyakit, meringankan penderitaan, dan mempertahankan kualitas hidup dari saat
setelah diagnosis. Tujuan ini dicapai melalui intervensi yang mempertahankan
kesejahteraan fisik, psikologis, sosial dan spiritual, meningkatkan komunikasi dan

Dokumen RS Bunda 6
koordinasi pelayanan, memastikan pelayanan yang layak secara budaya dan
konsisten dengan nilai-nilai dan preferensi pasien, memberi bantuan konkrit jika
diperlukan dan meningkatkan kemungkinan bahwa pasien meninggal dengan
penderitaan minimal.

3. Pelayanan Kuratif
Kuratif bertujuan untuk merawat dan mengobati anggota keluarga, kelompok yang
menderita penyakit atau masalah kesehatan. Usaha- usaha yang dilakukan, yaitu :
a. Dukungan penyembuhan, perawatan, seperti dukungan psikis penderita TB.
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas
dan rumah sakit.
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah, ibu bersalin dan nifas
d. Perawatan payudara, Perawatan tali pusat bayi baru lahir dan Pemberian obat :
Fe, Vitamin A, oralit.
4. Pelayanan Rehabilitatif
Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat
dirumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit
yang sama. Usaha yang dilakukan, yaitu:
a. Latihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti, patah tulang.
b. Latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu misalnya, TBC (latihan
nafas dan batuk), Stroke (fisioterapi).

Dokumen RS Bunda 7
BAB III
TATA LAKSANA

A. ALUR SKRENING

Pasien datang ke
rumah sakit

Skrining oleh
Petugas RS

Bila pada pasien tidak Bila pada pasien ada


ada kegawatdaruratan kegawatdaruratan

Pendaftaran pasien Instalasi Gawat


Rawat Jalan / Unit yang Darurat
dituju

Rawat Inap Rawat jalan Bisa Tidak bisa


ditangani ditangani

KRS KRS
Rawat Inap/ Di rujuk
KRS

Dokumen RS Bunda 8
SKRENING TELEPON

Telepon
Pasien/klinik/fas
kes/RS lain

Petugas
Pendaftaran

SKRINING SKRINING
IGD / PONEK RANAP / NICU

Bisa ditangani Tidak bisa Bisa ditangani


ditangani

Pendaftaran Alternative Pendaftaran


lain
Administrasi dan Administrasi
ketersediaan
kamar

Kamar Tersedia Kamar tidak


tersedia

Pasien
berangkat

Dokumen RS Bunda 9
B. AREA SKRINING
1. Skrining pasien diluar rumah sakit.
Skrining diluar rumah sakit merupakan suatu proses deteksi dini atau usaha untuk
mengidentifikasi keadaan pasien yang dilakukan sebelum pasien masuk ke
Pelayanan. Skrining dapat dilaksanakan dengan komunikasi melalui
telepon Dalam pelaksanaannya skrining dilaksanakan melalui tahapan berikut :
a. Identifikasi pasien
Pelaksanaan identifikasi pasien dilakukan melalui telepon, petugas
menanyakan identitas pasien saat dihubungi oleh pihak luar, petugas juga menilai
apakah sesuai dengan misi dan sumber daya rumah sakit saat itu.
b. Penilaian berkelanjutan
Pada fase ini petugas menanyakan secara terperinci keadaan pasien, tanda vital,
tindakan dan terapi apa saja yang telah di berikan kepada pasien.
c. Konsultasi kepada DPJP
Setelah mengetahui kondisi pasien yang akan dirawat maka petugas melakukan
komunikasi dengan Dokter Penganggung Jawab Pelayanan terkait agar
kontinuitas pelayanan berlangsung dengan baik. Dokumentasi skrining pasien
dari luar melalui formulir yang disediakan yang berisikan hal – hal sbb :
1) Identitas pasien (nama, alamat, tanggal lahir, status pembayaran)
2) Diagnosa
3) Keadaan umum
4) Kesadaran /kondisi pasien
5) Tanda – tanda vital
6) Tidakan dan obat –obatan yang suidah didapatkan.
2. Bisa melalui telp dari perujuk ( Puskesmas ,RS lain )
a. Petugas IGD ( dokter / katim ), melakukan anamnesa terhadap perujuk perihal
kondisi pasien dan hasil pemeriksaan fisik , pemeriksaan penunjang pasien ,
apabila petugas merasa ragu tentang kondisi pasien, petugas bisa meminta video
kondisi pasien yang akan dirujuk.
b. Petugas memutuskan apakah pasien akan diterima atau tidak.
c. Petugas menanyakan apakah pasien dijemput atau diantar

Dokumen RS Bunda 10
3 Di luar RS /Parkiran/ di dalam ambulance / halaman Rumah sakit/mobil.
a. Petugas IGD/ dokter jaga melakukan triage ke tempat pasien .
b. Petugas memutuskan pasien diangkut menggunakan kursi roda/ brancart
c. Petugas/ dokter jaga melakukan triage lanjutan , melakukan pemeriksaan fisik ,
pemeriksaan penunjang,
d. dokter jaga memutuskan apakah pasien bisa dirawat di rumah sakit atau alih
rawat /rujuk.
e. Apabila pasien mau dilakukan alih rawat , maka kewajiban rumah sakit mencari /
memastikan rumah sakit yang dituju bisa melakukan perawatan terhadap pasien
tersebut (panduan rujuk)
4 Skrining pasien dipendaftaran
a. Skrining kebutuhan pelayanan
Skrining kebutuhan pelayanan bertujuan untuk mengarahkan pasien mendapatkan
pelayanan sesuai kebutuhan.
b. Skrining prioritas pelayanan.
Menentukan pasien mendapat pelayanan IGD atau pelayanan poli rawat
jalan,Proses skrining untuk pasien yang datang ke Instalasi Rawat
Jalan(poliklinik) dilaksanakan melalui evaluasi visual atau pengamatan oleh
petugas Front office dan dibantu oleh security. Evaluasi visual atau pengamatan
merupakan salah satu kegiatan pemilahan pasien melalui visual atau pengamatan
untuk menentukan apakah pasien ini membutuhkan penanganan segera atau tidak
(prioritas penanganan pasien).
Setelah dilakukan evaluasi visual atau pengamatan dapat ditentukan sebagai
berikut:
1) Kesadaran
a) Sadar penuh
b) Tampak mengantuk gelisah bicara tidak jelas
c) Tidak sadar

2) Pernafasan :
a) Nafas normal
b) Tidak sesak
c) Tidak bernafas
3) Resiko jatuh
a) Resiko rendah

Dokumen RS Bunda 11
b) Resiko sedang
c) Risiko tinggi
4) Nyeri dada
a) Tidak
b) Ada (tingkat sedang)
c) Nyeri dada kiri tembus ke punggung
5) Batuk :
a) Tidak ada
b) Batuk > 2 minggu
Berdasarkan hasil skrining tersebut maka dapat diambil keputusan dilakukan
tindakan preventif atau kuratif sebagai berikut :
● Poliklinik sesuai antrian
● Poliklinik disegerakan
● IGD dirawat Inap
● IGD di rujuk
5 Skrining pasien di poli klinik
a. Perhatikan serta lakukan komunikasi kepada mereka yang terlihat Bingung,
Gelisah, Anak-anak yang menangis terus, Lemas, Pucat.
b. Ucapkan salam : ” selamat pagi/siang/sore, bapak/ibu..”
c. Sebutkan nama : ” saya (sebutkan nama)...”
d. Sampaikan tujuan : ” mari saya bantu bapak/ibu...(sebutkan alasan misal : saya
liat anaknya rewel) bisa saya lihat bapak/ibu...
e. Bila ternyata kondisi membutuhkan pertolongan segera lakukan :
f. Sampaikan kondisi pasien ke pada dokter spesialis.
g. Mintalah ijin kepada dokter spesialis untuk mengarahkan pasiem ke IGD.
h. Bantu pasien menuju IGD
i. Operkan pasien kepada katim IGD meliputi :
1) Hasil anamnesa selama di poli yang sudah terdokumentasi di dalam
BRM
2) Hasil pemeriksaan fisik selama di poli yang sudah terdokumentasi di
dalam BRM pasien.
j. Bila ternyata pasien terduga emergency, IGD lakukan triage.
1) Sampaikan kedokter spesialis bahwa pasien tidak dialihrawatkan ke IGD,
tapi hanya untuk mendapatkan pertolongan sementara, dengan
selanjutnya di konsulkan kondisinya dan dirawat oleh dokter spesialis.

Dokumen RS Bunda 12
2) Petugas berpamitan dengan pasien
6. Skrining pasien di IGD
Skrining di IGD dilakukan dengan menggunakan triage ATS
SKALA TRIASE AUSTRALIA : DESKRIPSI KATEGORI
a. ATS Kategori 1 - penilaian dan pengobatan simultan Segera
b. ATS Kategori 2 - Penilaian dan pengobatan dalam waktu 10 menit (sering secara
bersamaan
c. ATS Kategori 3 - Penilaian dan pengobatan dalam waktu 30 menit (Berpotensi
Mengancam Hidup)
d. ATS Kategori 4 - Penilaian dan memulai pengobatan dalam waktu 60 menit
e. ATS Kategori 5 - Penilaian dan mulai pengobatan dalam waktu 120 menit
(Kurang Mendesak)

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIC


Pemeriksaan diagnostik dilakukan bila dipertimbangkan untuk rawat inap, jenis
pemeriksaan dapat dilihat sebagai berikut :
No Jenis PX Jenis pemeriksaan penunjang
1. Dewasa Darah rutin,GDS, Foto Thorak(jika usia >45
tahun/bila ada indikasi),EKG (jika usia >45
tahun/bila ada indikasi)
2. Anak Darah Rutin, Foto Thorak Jika ada indikasi
3. Kebidanan dan Darah
bedah rutin,GDS,Gol.Darah,HbsAg,PPT,APTT,anti
HCV, urine lengkap bila ada indikasi
4. Pasien dengan EKG,Foto Thorak,Pemeriksaan Lab,Darah
kondisi Kritis lengkap, Kimia darah,AGD

BAB IV
PENUTUP

Dokumen RS Bunda 13
Skrining yang dilakukan dipelayanan kesehatan sangat penting sebagai dasar dan
menyelesaikan dengan misi dan sumber daya Rumah Sakit. Panduan skrining di RS Bunda
Surabaya merupakan acuan atau panduan bagi unit front office dalam menentukan Pelayanan
di rumah sakit bunda dapat dilakukan atau tidak dan di instalasi gawat darurat di RS Bunda
dalam menetapkan kegawatdaruratannya pasien secara cepat,tepat,dan efektif sehingga
dengan demikian dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Panduan ini digunakan sebagai acuan rumah sakit untuk melakukan pengembangan dan
persamaan persepsi antara petugas rumah sakit dengan pasien / keluarga, supaya tidak terjadi
kesalah pahaman dalam melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan rumahsakit.

Dokumen RS Bunda 14

Anda mungkin juga menyukai