Anda di halaman 1dari 45

PERENCANAAN PENANGGULANGAN BENCANA

(DISASTER PLAN)

KLINIK MARGA HUSADA PATI

TAHUN 2022

KLINIK MARGA HUSADA PATI

DINAS KESEHATAN KABUPATEN PATI


PERENCANAAN PENANGGULANGAN BENCANA

DI KLINIK MARGA HUSADA PATI (KLINIK DISASTER PLAN) TAHUN 2020

BAB I PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN

Berkaitan dengan kebijakan penanggulangan wabah penyakit menular,


Indonesia telah memiliki Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah
Penyakit Menular, Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang
Penangulangan Wabah Penyakit Menular, dan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu
Yang Dapat Menimbulkan Wabah.
Pelayanan terkait kasus COVID-19 di Klinik Marga Husada
dilaksanakan terintegrasi dengan pelayanan lainnya. Hal ini mengingat ada
pelayanan esensial/primer yang harus tetap diberikan kepada masyarakat
seperti pemeriksaan ibu hamil, pemberian imunisasi pada balita, pematauan
tumbuh kembang anak dan lain sebagainya. Oleh karena hal yang disebut di
atas, perlu disusun Perencanaan Penanggulangan Bencana Wabah penyakit
terkait pelayanan Klinik Marga Husada pada masa pandemi COVID-19 yang
terintegrasi melalui upaya kesehatan Klinik Marga Husada guna pencegahan
dan pengendalian COVID-19 di wilayah kerjanya.
Diperlukan suatu perencanaan Program penanganan Covid yang
terstruktur antara lain Meningkatan peran lintas program dan lintas sector di
wilayah Klinik Marga Husada, Meningkatkan peran individu, keluarga dan
masyarakat ; Meningkatkan pengetahuan pengetahuan dan cara yang efektif
dan efisien menghadapi covid 19 (masyarakat belum siap mengahadapi
pandemi covid 19) Meningkatkan Sumber Daya Kesehatan termasuk Sumber
Daya Manusia Kesehatan yang kompeten , Laboratorium Lapangan untuk
skrening /tracing dan Ambulance dan Mengembangkan penelitian dan
pengkajian masalah-masalah Kepatuhan/kedisiplinan masyarakat terhadap
protokol Kesehatan untuk mendukung kebijakan di masa Adaptasi Kebiasaan
Baru.

Program untuk keselamatan dirancang untuk mencegah terjadinya


cedera bagi pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat akibat Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3 /pmk 52 th 2018), seperti tertusuk jarum, tertimpa
bangunan, kebakaran, gedung roboh, dan tersengat listrik. Program
keselamatan bagi petugas terintegrasi dengan program keselamatan dan
kesehatan kerja . Area-area yang berisiko keamanan dan kekerasan fisik perlu
diidentifikasi dan dibuatkan peta, dipantau untuk meminimalkan terjadinya
insiden dan kekerasan fisik baik bagi pasien, petugas, maupun pengunjung
yang lain .
Program untuk keamanan dengan menyediakan lingkungan fisik yang
aman bagi pasien, petugas, dan pengunjung Klinik Marga Husada perlu
direncanakan untuk mencegah terjadinya kejadian kekerasan fisik maupun
cedera akibat lingkungan fisik yang tidak aman seperti penculikan bayi,
pencurian, dan kekerasan pada petugas.
Agar dapat berjalan dengan baik, maka program tersebut juga didukung
dengan penyediaan anggaran, penyediaan fasilitas untuk mendukung
keamanan dan fasilitas seperti penyediaan Closed Circuit Television (CCTV),
alarm, APAR, jalur evakuasi, titik kumpul, rambu-rambu mengenai keselamatan
dan tanda- tanda pintu darurat. Pemberian tanda pengenal pada pasien,
pengunjung, karyawan, termasuk tenaga outsource merupakan upaya untuk
menyediakan lingkungan yang aman.
Sejak kasus pertama diumumkan pada tanggal 8 Maret 2020,
penyebaran penularan COVID-19 terjadi dengan cepat di Pati. Hal ini
memerlukan strategi penanggulangan sesuai dengan transmisi yang terjadi
baik di tingkat nasional, Jawa Tengah dan Kota Pati dengan tujuan:
Memperlambat dan menghentikan laju transmisi /penularan, dan menunda
penyebaran penularan, Menyediakan pelayanan kesehatan yang optimal
untuk pasien, terutama kasus kritis / berat, Meminimalkan dampak dari
pandemi COVID-19 terhadap derajat kesehatan masyarakat Pati,
pelayanan sosial, kegiatan di bidang ekonomi, dan kegiatan sektor lainnya.

Kota Pati perlu melakukan identifikasi kasus baru, mengelola, dan


memberikan intervensi pada kasus-kasus baru COVID-19, serta upaya
pencegahan penularan kasus baru dalam adaptasi kebiasaan baru dengan
pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat dalam setiap aktifitas masyarakat.
Pemerintah Kota menyiapkan dan merespon berbagai skenario kesehatan
masyarakat.

B. TUJUAN

Tujuan Disaster Plan Klinik

1. Meningkatkan antisipasi, deteksi dan merespon perkembangan eskalasi


penyebaran COVID-19;
2. Meningkatkan sinergitas Lintas program dan Lintas sector dalam
melakukan penanganan COVID-19
3. Mengintegrasikan pelaksanaan kebijakan strategis dan terobosan yang
diperlukan untuk penanganan COVID-19
4. Mengetahui potensi ancaman bencana yang ada di wilayah

5. Agar Klinik mempunyai Perencanaan Penanggungan Bencana ,


pedoman Klinik , Panduan dan Standar Prosedur Operasional ,
pengorganisasian dalam penanganan bencana baik internal maupun
eksternal ( Pandemi Covid 19)
6. Menjamin keselamatan pasien atau pengunjung dan petugas di
lingkungan Klinik mendapatkan Keselamatan dan keamanan yang
ditimbulkan oleh bencana
7. Menentukan prioritas dalam penanggulangan bencana dan Krisis
kesehatan

C. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-


Daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Djawa Timur, Djawa
Tengah, Djawa Barat dan dalam Lingkungan Daerah Istimewa
Jogjakarta;
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit
Menular;
3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana;
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan


Kesehatan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan
Wabah Penyakit Menular;
7. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan
Kedaruratan Bencana pada Kondisi Tertentu;
8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2020 tentang
Gugus Tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);
9. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020 tentang Komite Penanganan
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Dan Pemulihan Ekonomi
Nasional;
10. Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019
(COVID-19);
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang
Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat menimbulkan Wabah dan
Upaya Penanggulangan;
12. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid 19 rev 5

13. Panduan Pelayanan Klinik Masa Pandemi

14. Panduan Pelayanan Imunisasi Masa Pandemi

15. Panduan Pelayanan Balita pada Masa Pandemi

16. Pedoman Pengelolaan Limbah

17. Protokol Penangan TB,

BAB II PROFIL KLINIK MARGA HUSADA PATI

A. GAMBARAN UMUM WILAYAH

Luas Wilayah 4.249 Ha. (pembulatan) yang terdiri dari 2.588 Ha Lahan Pertanian
Sawah, 270 Ha Lahan Pertanian Bukan Sawah dan 1.421 Ha Lahan Buna Pertanian.
Struktur tanah Kecamatan Pati adalah Red Yellow mediteran latosol, Aluvial dan Hidromer.
Iklim curah hujan tahun 2016 Kecamatan Pati sebanyak 3026 mm dengan hari hujan
sebanyak 166 hari. Keadaan hujan cukup, suhu terendah 24°C, tertinggi Secara
Administratif Kecamatan Pati terdiri atas 29 Desa, 570 Rukun tetangga, 100 Rukun Warga
dan 66 Dukuh. dengan total luas 4.249 Ha terdiri dari :

1) Panjunan : 202.84 Ha
2) Gajahmati : 148.29 Ha

3) Mustokoharjo : 67.03 Ha

4) Semampir : 45.81 Ha

5) Pati Wetan : 24.18 Ha

6) Blaru : 86.82 Ha

7) Pati Kidul : 86.61 Ha

8) Plangitan : 83.98 Ha

9) Puri : 104.56 Ha

10) Winong : 96.17 Ha

11) Ngarus : 28.61 Ha

12) Pati Lor : 76.56 Ha

13) Parenggan : 24.87 Ha

14) Sidoharjo : 84.21 Ha

15) Kalidoro : 31.29 Ha

16) Sarirejo : 220.50 Ha

17) Geritan : 103.48 Ha

18) Dengkek : 128.18 Ha

19) Siugiharjo : 240.82 Ha

20) Widorokandang : 172.27 Ha

21) Payang : 228.42 Ha

22) Kutoharjo : 292.44 Ha


23) Sidokerto : 281.06 Ha

24) Mulyoharjo : 217.72 Ha

25) Tambaharjo : 241.94 Ha

26) Tambahsari : 68.74 Ha

27) Ngepungrojo : 332.94 Ha

28) Purworejo : 305.65 Ha

29) Sinoman : 223.02 Ha

JUMLAH : 4.249.00 Ha

Kecamatan Pati merupakan salah satu kecamatan yang terletak dijantung Ibukota
Kabupaten Pati, tepatnya terletak 0 Km dari kota Pati.

Sebelah Utara : Kecamatan Wedarijaksa


Sebelah Timur : Kecamatan Juwana.
Sebelah Selatan : Kecamatan Gabus.
Sebelah Barat : Kecamatan Margorejo

PETA KECAMATAN PATI DALAM KABUPATEN


Pada tahun 2014 kami analisa sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
pendirian sebuah Klinik Pratama guna mendukung Tugas pokok Detasemen Kesehatan
Wilayah 04.04.03 Salatiga yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan personel Militer,PNS
AD, Keluarganya serta masyarakat umum sekitarnya sebagai berikut :

1 Analisa Jumlah penduduk dan ketersedian sarana kesehatan.


(a) Analisa Kepadatan Penduduk

Berdasarkan UU No. 56/1960 tentang kategori jumlah penduduk, maka


kriteria kepadatan penduduk dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2.1
Klasifikasi Kepadatan Penduduk

KEPADATAN PENDUDUK KLASIFIKASI

0 – 50 Jiwa / km2 Tidak padat (TP)

51 – 250 Jiwa / km2 Sedang / Kurang Padat (S / KP)

251 – 400 Jiwa / km2 Padat (P)

> 400 Jiwa / km2 Sangat Padat (SP)

B. STRUKTUR ORGANISASI KLINIK


KOMANDAN TANGGAP
DARURAT BENCANA

PENGHUBUNG HUMAS

TIM PAKAR KESELAMATAN DAN


KEAMANAN

BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG


OPERASIONAL LOGISTIK PERENCANAAN PENDANAAN

C. SUMBER DAYA KESEHATAN KLINIK


Tenaga Nama (lengkap dengan
No
Kesehatan gelar)
1 Dokter Umum dr. Budiyono
    dr. Eko Yulianto
dr. Dara Ayu Zenny Herlin
    R
    dr. Raras Khanta Augusta
    dr.Asti Arumsari
    dr. Eli Suranti
2 Dokter Gigi dr. Harris Satya Wicaksono
     
     
3 Perawat Gigi PNS Yulia Ernawati
     
4 Apoteker Siti Khotimah
Asisten
  Apoteker PNS Susana Wahyu Utami
    Aldian Yasin Pratamadika
1 Bidan PNS Sri Agustiningsih
2   PNS Erna Setyaningsih
3   PNS Kuminah
4   Siti Murwati
5   Siwi Sri Kasiati
6   Cyndhi Sari Dewi J
7   Koringah
8   Ajeng Armananty
9   Desi Dara Aurelia
     
1 Perawat Singgih Priyanto
2   Sunardi
3   Sestiani
4   Endi Riyanto
5   Dhiah Trias Arini
6   Moch Santoso
7   Nurdianto
8   Endah Sunikah
9   Yanni
10   Sugiharto
11   Marsudi Wibowo
12   Puji Astuti
13   Nanda Riski Riyanto
14   Sutik Ambarwati
15   Ariani
16   Wahyuni
17   Sugihartoyo
     
7 laboratorium Isti Aliyunungtyas
    Suko Tri Harsanti
     
8 Gizi Dwi Siwi Ardhiani
9 RM Woro Setyo Dewi Nastiti
BAB III PENGORGANISASIAN BENCANA

1. Struktur Komando organisasi Bencana

STRUKTUR ORGANISASI
PENANGGULANGAN BENCANA
KLINIK

KOMANDAN PENANGGULANGAN BENCANA

SEKRETARIS HUBUNGAN
MASYARAKAT

PENANGGUNG PENANGGUNG
JAWAB LOGISTIK JAWAB OPERASI
PENANGGUNG PENANGGUNG
JAWAB OPERASI JAWAB Sarana Prasarana, Data Informasi dan
PERENCANAAN obat lab dan alat laporan
kesehatan

1. Epidemiologi
PENANGGUNG JAWAB
2. Sistem Pelayanan KEUANGAN
3. Surveilans
2. Tugas pokok dan Job Diskripsi
a. Kartu Tugas Jobdiskripsi
1) Komandan Penanggulangan Bencana

a) Menuju Pusat Komando

b) Mengaktifkan Disaster Plan sesuai dengan jenis bencana

c) Mengorganisasikan dan memimpin secara keseluruhan saat


kejadian bencana
d) Memberikan arahan Operasional dan jika dibutuhkan
memimpin Lab lapangan , Tracing, evakuasi Isolasi mandiri
ke shelter
e) Memulai kegiatan Deteksi, Respon dan perawatan pemulihan

f) Melaporkan perkembangan kasus harian , mingguan dan bulanan

g) Mengidentifikasi resiko dan petaresiko

h) Mengatur sumberdaya termasuk SDMK Klinik Marga Husada

i) Pemberdayan Kesehatan masyarakat dalam kerangka


Prevention , mitigasi P2 Covid 19
j) Mengkoordinasikan semua unsur untuk melaksanakan
tugas sesuai dengan job description disaster plan
k) Mengambil keputusan strategis terkait dengan dampak bencana

l) Menyetujui Klinik Marga Husada Pers release yang akan


disampaikan ke media
m) Memberikan informasi kepada instansi lain apabila diperlukan

n) Koordinasi dengan instansi terkait saat terjadi bencana

o) Memutuskan pengiriman mobil tim (khusus)

p) Menentukan pejabat pengganti bila pejabat yang ditunjuk


berhalangan
Tugas dan tanggung jawab Komandan Penanggulangan
bencana ini apabila kejadian bencana di luar jam kerja maka
dipegang oleh dokter jaga.
2) Sekretaris

a) Menuju pusat komando

b) Menyiapkan dan melengkapi pusat komando dengan


fasilitas yang diperlukan
c) Membagikan kartu tugas

d) Menyiapkan data-data dan surat-surat yang diperlukan

e) Membuat badge identitas untuk relawan, wartawan dan


pengunjung resmi
f) Membuat informasi untuk media

3) Keamanan dan Keselamatan Pasien

a) Menuju pusat komando

b) Menganalisa keselamatan dan keamanan pasien


berdasarkan situasi bencana
c) Melapor pada komandan bencana

4) Hubungan Masyarakat

a) Menuju pusat komando

b) Menghubungi semua unsur dalam sistem komando

c) Menginformasikan ke semua unit tentang kondisi


bencana atas instruksi dari komandan penanggulangan
bencana
d) Mencari dan menerima informasi terkini terhadap situasi
dan perkembangan dalam Klinik Marga Husada maupun
luar Klinik Marga Husada
e) Memfasilitasi tamu Klinik Marga Husada

f) Menghubungi pihak-pihak luar terkait dengan bantuan baik


logistic maupun tenaga

g) Koordinasi dengan personal, instansi, maupun organisasi


yang bersangkutan dengan pencarian dana atau sumber-
sumber yang lain
5) Operasional
a) Menganalisa kelancaran pelayanan, kebutuhan SDM,
pelayanan yang dapat berfungsi/tidak
b) koordinasi dengan pelayanan terkait untuk kebutuhan SDM
dan kebijakan pelayanan saat bencana
6) Koordinator Pelayanan Medik

a) Menuju Instalasi Gawat Darurat

b) Memperkirakan peralatan dan logistik medis yang


dibutuhkan baik untuk Instalasi Gawat Darurat maupun
bangsal
c) Menghubungi bangsal dan poliklinik untuk menempatkan pasien

d) Mengatur SDM untuk bangsal dan menghitung jumlah


tambahan tenaga
e) Mengaktifkan bangsal darurat apabila diperlukan

f) Mendokumentasikan data korban Instalasi Gawat Darurat


yang ditempatkan ke bangsal, maupun yang dirujuk
7) Koordinator Unit Triase

a) Menuju Instalasi Gawat Darurat

b) Menerima korban, melakukan triase terhadap pasien


Instalasi Gawat Darurat
c) Menempatkan pasien berdasarkan hasil triase, merujuk
pasien sesuai indikasi
d) Menempatkan SDM untuk penanganan triase

e) Menghubungi dokter ahli sesuai dengan indikasi

f) Mendokumentasikan hasil triase

8) Koordinator Unit Gawat Darurat

a) Menuju Instalasi Gawat Darurat

b) Melakukan life saving korban bencana yang gawat dan darurat

c) Suntik ATS korban luka terbuka atau patah tulang terbuka

d) Evakuasi korban dan fasilitas Instalasi Gawat Darurat ke


IGD darurat bila perlu

e) Dokumentasi data korban

f) Pimpin pendistribusian pasien korban bencana ke


pelayanan selanjutnya
g) Menganalisa situasi Instalasi Gawat Darurat, kebutuhan
obat dan alat serta SDM di Instalasi Gawat Darurat
9) Koordinator Unit Rawat Inap Kalau Ada

a) Menenangkan dan mengamankan pasien ranap

b) Menambah dan mengatur tempat tidur pasien sesuai kebutuhan

c) Mengatur penempatan pasien bencana

d) Melakukan pelayanan rutin pasien dan korban bencana


secara teratur dan tepat
e) Dokumentasikan pelayanan terhadap korban bencana dan
non bencana
10)Koordinator Unit Mobil Tim

a) Menuju Instalasi Gawat Darurat

b) Melakukan pelayanan mobiling ambulans sesuai perintah

c) Mengatur SDM untuk mobil tim

d) Dokumentasikan pelayanan mobil tim

11)Koordinator Keperawatan

a) Menganalisa kebutuhan SDM paramedis

b) Koordinasi relawan paramedis bekerja sama dengan Kepala


Seksi Sumber Daya
c) Penjadwalan tugas perawat selama bencana

d) Dokumentasikan data perawat selama bencana

12)Koordinator Unit Asuhan Keperawatan

a) Mengecek asuhan keperawatan yang dilakukan oleh


perawat untuk korban bencana
b) Mendata kebutuhan sesuai dengan asuhan keperawatan

c) Dokumentasi data asuhan keperawatan pasien bencana

13)Koordinator Pelayanan Penunjang

a) Cek kesiapan pelayanan penunjang

b) Menganalisa kebutuhan SDM, alat dan logistik


pelayanan penunjang
c) Atur SDM yang akan bertugas

d) Kirim data ke Bagian Perencanaan

14) Koordinator Unit Laboratorium

a) Atur alur pelayanan korban bencana

b) Lakukan pemeriksaan laboratorium korban sesuai


permintaan medis terutama untuk operasi
c) Amankan alat dan bahan-bahan laboratorium yang mudah
terbakar dan meledak
d) Dokumentasi pelayanan laboratorium

15) Koordinator Unit Farmasi /obat

a) Atur alur dan tempat pelayanan obat korban bencana

b) Siapkan konter pelayanan secara tepat dan cepat

c) Data kebutuhan obat dan alat kesehatan bencana,


koordinasi dengan Pelayanan Medik
d) Dokumentasikan pengeluaran obat dan alat kesehatan
penanganan bencana
e) Amankan barang-barang farmasi dan evakuasi

16) Penangung jawab Perencanaan

a) Mengumpulkan semua data yang terkait dengan SDM,


fasilitas medis dan non medis yang dibutuhkan
b) Mencari data jumlah pasien

c) Mencari data kondisi Klinik Marga Husada secara umum

d) Membuat perencanaan jangka pendek, menengah dan


jangka panjang mengenai tenaga cadangan, kecukupan
sarana prasarana dan logistik yang diperlukan
17) Penangung jawab Sumber Daya

a) Analisa kebutuhan SDM medis dan non medis

b) Mobilisasi SDM intern

c) Bertanggung jawab atas pengelolaan hak dan kewajiban


SDM saat bencana
d) Melakukan penerimaan relawan dan pencatatannya serta
koordinasikan penempatannya kerja sama dengan unit
terkait
e) Dokumentasi data SDM yang ada (petugas dan relawan)

18) Koordinator Unit Security

a) Amankan pintu keluar masuk Klinik Marga Husada

b) Amankan daerah triase dari pengunjung atau orang yang


bukan pasien
c) Seleksi orang yang keluar masuk Klinik Marga Husada
termasuk pastikan wartawan, relawan dan tamu-tamu Klinik
Marga Husada
d) Lakukan pengamanan seluruh Klinik Marga Husada secara kontinu

e) Mengamankan jalur evakuasi

f) Mengatur lalu lintas dan parkir

g) Mengatur koordinasi dengan kepolisian

19) Koordinator Dokumentasi , Rekam Medik dan Laporan

a) Bertanggung jawab atas pelayanan rekam medis pasien

b) Bertanggung jawab terhadap akurasi data pasien

c) Melakukan up date data pasien dan dilaporkan ke


penanggung jawab Operasional per hari
d) Mengatur kesiapan SDM Rekam Medis dan sarana
prasarana sesuai kebutuhan
e) Membuat laporan pelayanan rekam medis dan Bencana

20) Penangungjawab Logistik

a) Bertanggung jawab terhadap ketersediaan logistik saat


terjadinya bencana
b) Menginstruksikan kepada bawahan langsung untuk
melaksanakan tugas sesuai dengan job description
c) Menentukan kebijakan yang berkaitan dengan logistik

d) Berkoordinasi dengan bidang lain

e) Bertanggung jawab atas keamanan aset Klinik

f) Membuat laporan akhir penanggulangan bencana


21) Koordinator Unit Komunikasi dan TI

a) Bertanggung jawab atas kestabilan jaringan informasi Klinik Marga


Husada

b) Bertanggung jawab terhadap keamanan data Klinik Marga Husada

c) Bertanggung jawab terhadap kecukupan tenaga di unitnya

d) Berkoordinasi dengan fungsi/unit lain

e) Bertanggung jawab terhadap keamanan aset Klinik Marga Husada

f) Membuat laporan akhir penanggulangan bencana

22) Koordinator Unit Makan Minum

a) Bertanggung jawab atas ketersediaan makan dan minum


bagi pasien dan karyawan
b) Bertanggung jawab pemetaan kebutuhan dan pemenuhan
pelayanan gizi
c) Menentukan kebijakan teknik pengelolaan gizi

d) Membuat laporan akhir penanggulangan bencana

23) Koordinator Unit Suplai Logistik Non medis

a) Bertanggung jawab atas ketersediaan logistik non medis


saat bencana
b) Bertanggung jawab atas pendistribusian logistik non
medis saat bencana
c) Bertanggung jawab atas pengelolaan logistik non medis bantuan

d) Membuat laporan akhir penanggulangan bencana

24)Penangung jawab Unit Fasilitas Klinik Marga Husada

a) Bertanggung jawab atas kelancaran fasilitas Klinik Marga Husada

b) Bertanggung jawab atas keamanan aset Klinik Marga Husada

c) Membuat laporan akhir penanggulangan bencana


25)Koordinator Klaim BPJS

a) Bertanggung jawab atas kelangkapan data klaim pasien

b) Bertanggung jawab atas pencairan klaim


c) Berkoordinasi dengan fungsi/unit lain

d) Bertanggung jawab atas keamanan aset Klinik Marga Husada

e) Membuat laporan akhir penanggulangan bencana

3. Kebijakan dan Strategi Dinkes Kota Pati

a. Kebijakan Bencana Covid

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular


yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus
2 (SARS- CoV-2). SARS -CoV-2 merupakan coronavirus jenis baru
yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Ada
setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit
yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory
Syndrome (MERS ) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan
pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa
inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari.
Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia,
sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.

Berdasarkan keputusan presiden republik Indonesia nomor 11


tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruatan Kesehatan Masyarakat
Corona Virus Desease 2019 (Covid- 19); Menetapkan Corona Virus
Disease 2O19 Covid-I9 / sebagai jenis penyakit yang menimbulkan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat. Menetapkan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat Corana Virus Disease 2019 (Covid -19 ) di
lndonesia yang wajib dilakukan upaya penanggulangan sesuai dengan
ketetentuan peraturan perundang- undangan

Kebijakan / Pedoman / Panduan / Juknis diterbitkan mendukung Upaya Pelayanan


Masyarakat dan Upaya Pelayanan Perorangan antara lain ; (1) Kepres 12 th 2020
tentang Covid 19 sebagai Bencana Nasional , (2) PMK 44 tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Klinik Marga Husada , (3) Juknis Pelayanan Klinik Marga Husada Pada
Pandemi Covid -19, (4) Panduan pelayanan Balita pada Covid 19 , (5) Pedoman juknis
Pelayanan Imunisasi pada Masa Pandemi COVID 19, (6) Pedoman bagi Ibu hamil,
Bersalin, Nifas dan BBRL pada Masa Pandemi COVID 19, (7) Pedoman Dukungan
Kesehatan jiwa dan Psikososial pada Pandemi COVID19, (8) Pedoman Pemberdayaan
Kesehatan Masyarakat dalam Pencegahan COVID 19 di RT, RW, Desa, (9) Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian COVID 19 , (10) Pedoman Tatalaksana Gigi dan Mulut di
Masa Pandemi COVID 19, (11) Pedoman Pengelolaan Limbah Fasyankes COVID 19,
(12) Permenkes 11 th 2017 tentang Keselamatan Pasien , (13) PMK 27 th 2017 tentang
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi , (14) PMK 28 th 2019 tentang Kecukupan Gizi ,
(15) PP 2 th 2018 tentang SPM , (16) PP 47 th 2016 tentang Fasilitas Kesehatan, (17)
Protokol TB di Masa Pandemi COVID 19, (18) UU 36 th 2009 tentang Kesehatan , (19)
UU 36 th 2014 tentang Tenaga Kesehatan , (20) UU 6 th 2018 Karantina Kesehatan ,
(21) UU 29 TH 2004 tentang Praktek Kedokteran , (21) UU 23 th 2014 tentang Otonomi
Daerah

Dalam Perencanaan penanggulangan bencana Wabah penyakit ( Covid 19) oleh


Klinik Marga Husada menjadi Klinik Marga Husada Disaster Plan ( PDP), terdapat 7 hal
yang penting untuk diperhatikan dalam Regulasi Manajemen Disaster, yaitu : 1)
Menentukan jenis, kemungkinan terjadi dan konsekuensi bahaya, ancaman dan
kejadian; 2) Menentukan integritas struktural di lingkungan pelayanan pasien yang ada
dan bila terjadi bencana; 3) Menentukan peran rumah sakit dalam peristiwa/kejadian
tersebut; 4) Menentukan strategi komunikasi pada waktu kejadian; 5) Mengelola sumber
daya selama kejadian, termasuk sumber – sumber alternatif; 6) Mengelola kegiatan klini
selama kejadian, termasuk tempat pelayanan alternatif pada waktu kejadian; dan 7)
Mengidentifikasi dan penetapan peran dan tanggung jawab staf selama kejadian.

Strategi dan Program yang komprehensif perlu disusun dalam dokumen Rencana
Operasi (Renops) Penanggulangan COVID-19 yang melibatkan lintas sektor. Renops
mencakup (1) Koordinasi, perencanaan dan monitoring; (2) komunikasi risiko dan
pemberdayaan Masyarakat (3) Surveilans, Tim Gerak Cepat (TGC), Analisis Risiko,
Penyelidikan Epidemiologi; Tracing / penelusuran kasus baru dengan cepat (4)
Perjalanan Pariwisata dan transportasi (5) Peningkatan Mutu layanan Klinik Marga
Husada dan Rumah Sakit (5) Pemeriksaan Laboratorium yang cepat akurat dan
akuntabel ; (6) Pengendalian Infeksi dan Manajemen resiko (7) Manajemen Kasus; (8)
Dukungan Operasional , Logistik termasuk APD; (9) Keberlangsungan Pelayanan
Deteksi Respons dan perawatan kasus suspek Kontak erat, kasus Probabble dan Kasus
konfirmasi .

Surveilans Bencana Kesehatan mengacu Pedoman penyelenggaraan sistem


surveilans epidemiologi kesehatan berdasarkan Permenkes No
1116/MENKES/SK/VIII/2003 ;(1) pelaksana surveilans epidemiologi nasional di wilayah
Klinik Marga Husada , (2) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan penyakit dan
masalah kesehatan (3) Melakukan koordinasi surveilans epidemiologi dengan praktek
dokter, bidan swasta dan unit pelayanan kesehatan yang berada di wilayah kerjanya, (4)
Melakukan kordinasi surveilans epidemiologi antar Klinik Marga Husada yang
berbatasan, (5) Melakukan SKD- KLB dan penyelidikan KLB di wilayah Klinik Marga
Husada dan (6) Melaksanakan surveilans epidemiologi penyakit dan masalah
kesehatan spesifik lokal.

Dalam sistem Kewaspadaan Dini dan Respon ( SKDR) Klinik Marga Husada
memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat kepada dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota, melaksanakan sistem kewaspadaan dini, dan respon
penanggulangan penyakit; ( Permenkes 43 th 2019). Penyelenggaraan Surveilans
Kesehatan Pengumpulan data secara aktif dilakukan dengan cara mendapatkan data
secara langsung dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan, masyarakat atau sumber data
lainnya, melalui kegiatan Penyelidikan Epidemiologi, surveilans aktif Klinik Marga
Husada /rumah sakit, survei khusus, dan kegiatan lainnya ( Permenkes 45 th 2019).

Klinik Marga Husada dalam Pengendalian Penyakit menular Setiap orang yang
mengetahui adanya penderita penyakit Menular berkewajiban melaporkan kepada
tenaga kesehatan atau Klinik Marga Husada , Tenaga kesehatan harus melaporkan
kepada Klinik Marga Husada untuk dilakukan verifikasi, pengobatan, dan upaya lain
yang diperlukan agar tidak terjadi penularan penyakit. ( Permenkes 82 th 2014)

Penemuan Kasus di Wilayah dapat dilakukan di fasyankes maupun di masyarakat.


Yang dimaksud dengan wilayah adalah wilayah administratif provinsi dan
kabupaten/kota. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan adanya seseorang yang
terindikasi COVID-19 yang harus segera direspon. Bentuk respon berupa verifikasi,
notifikasi, rujukan kasus dan respon penanggulangan. Bentuk kegiatan verifikasi
adalah penyelidikan epidemiologi. Sedangkan, kegiatan respon penanggulangan antara
lain identifikasi dan pemantauan kontak, rujukan, komunikasi risiko dan pemutusan rantai
penularan. Secara umum, penemuan kasus di wilayah dilakukan melalui: a. Peningkatan
kegiatan surveilans ILI (Influenza Like Illness), di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP) melalui Klinik Marga Husada dan jaringan/jejaringnya serta Surveilans Severe
Acute Respiratory Syndrome (SAR) di Rumah Sakit atau Fasilitas Kesehatan Rujukan
Tingkat Lanjut (FKRTL) baik swasta maupun pemerintah. (Kepmenkes 413 tahun 2020)

Jenis surveilans Klinik Marga Husada (1) Surveilans pasif memantau penyakit
secara pasif, dengan menggunakan data penyakit yang harus dilaporkan (reportable
diseases) yang tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan. (2) Surveilans aktif
menggunakan petugas khusus surveilans untuk kunjungan berkala ke lapangan, desa-
desa, tempat praktik pribadi dokter dan tenaga medis lainnya, Klinik Marga Husada ,
klinik, dan rumah sakit, dengan tujuan mengidentifikasi kasus baru penyakit atau
kematian, disebut penemuan kasus (case finding), dan konfirmasi laporan kasus indeks.

b. Srategi Penangan Bencana Covid

Meningkatan peran Tim Penanganan covid 19 di Klinik Marga Husada ;


Optimalisasi peran lintas sektor (non fasyankes) terutama pada Penegakan disiplin
protokol kesehatan dimasyarakat ; pribadi, Lembaga pemerintah non pemerintah,
pusat ekonomi masyarakat /Pariwisata , pusat usaha dan industri dan lainnya
1) Pengawasan dan penegakan isolasi mandiri secara terpadu
dengan shelter/rumah isolasi
2) Khusus kelompok risiko dilakukan tatalaksana dengan perhatian :
ibu hamil dengan Co-19 dengan tracking yang ketat
3) Meningkatkan Klinik Marga Husada dan Dinas Kesehatan dalam
Penyelenggaraan diskusi online : Contoh tema Strategi Penguatan
Sistem Layanan Kesehatan Menghadapi Pandemi Covid-19

4) Meningkatkan peran individu, keluarga dan masyarakat ;


Meningkatkan pengetahuan pengetahuan dan cara yang efektif dan
efisien mengahadapi covid 19 (masyarakat belum siap
mengahadapi pandemi covid 19)
5) Memperluas sosialisai dan bahaya pandemi covid 19 melalui
peningkatan pembinaan keluarga berpedoman pada Pedoman dan
Pencegahan Covid di sesuaikan dengan buku Tuntunan Keluarga
Sakinah bagi Keluarga;
6) Mengembangkan berbagai model / cara pendekatan Protokol
Kesehatan untuk adaptasi Kebiasaan Baru ;
7) Mengintensifkan pembinaan dan pendampingan dengan
memberikan Modul, Pedoman , Juknis Pencegahan dan
Pengendalian dapat berjejaring lintas Majelis dan Lembaga.
8) Meningkatkan Sumber Daya Klinik Marga Husada termasuk Sumber
Daya Manusia Kesehatan yang kompeten .
9) Membatasi jam kerja Nakes, Memastikan kecukupan APD,
Pelatihan Pencegahan Infeksi, Pelatihan Protokol Kesehatan ,
Memindahkan Nakes sementara ke Faskes yg kurang, Jaminan
perlindungan dan tambahan kompensasi bagi nakes .
10) Mengembangkan sistem pengumpulan analisis dan publikasi data
kematian secara sistematis
11) Peningkatan Upaya PPI diluar area beresiko kepada nakes
12) Memberikan dukungan psikologis dan Meningkatkan Kepedulian
nakes terhadap kondisi diri sendiri
13) Dinas Kesehatan memetakan skenario transmisi di Wilayah
Kelurahan . Skenario transmisi Tidak Ada Kasus , Kasus
Sporadik , Kasus Klaster dan Penularan Komunitas yang berbeda
membutuhkan peKlinik Marga Husada iapan dan respon berbeda
seperti dijabarkan pada tabel berikut:
14) Tujuan dan Strategi Program Penanggulangan berdasarkan
Tingkat Penularan
TIDAK ADA KASUS KASUS KLAST PENULARAN
KASUS SPORADIK

Tidak diketahui
sumber rantai
penularan
Tidak terdapat Satu atau Dominasi dengan jumlah
kasus yang lebih kasus, penularan lokal kasus yang
TINGKAT kasus bisa yang berkaitan
terlaporkan besar atau
PENULARAN import dengan rantai peningkatan
maupun lokal penyebaran kasus dengan
tapi belum test positif
terbukti melalui sampel
adanya sentinel
penularan (pengujian
lokal sampel secara
massif dari
laboratorium
yang kompeten)

Menghambat
penularan,
Menghentikan Menghentikan Mengehentikan
mengurangi
penularan dan penularan dan penularan dan
TUJUAN jumlah kasus,
mencegah mencegah mencegah
PENANGGULANGAN mengakhiri
penyebaran penyebaran penyebaran
wabah di
komunitas
PILAR PENANGGULANGAN

SURVEILANS 1. Penemuan 1. Penemuan 1.Mengintensifka 1.Terus


EPIDEMIOLO Kasus Secara Kasus Penemuan melanjutkan
GI DAN Aktif Secara Aktif Kasus dan isolasi penemuan
UPAYA dan isolasi. dan 2.Mengintensifka kasus
PENEMUAN 2. isolasi, n pelacakan dan isoasi jika
KASUS Menyiapkan karantina kontak dan memungkinkan
SECARA AKTIF menghadapi kontak monitoring serta khususnya
lonjakan 2. karantina kontak pada
kebutuhan Melaksanakan 3. Memperluas daerah yang
pelacakan pelacakan surveilans baru
kontak kontak COVID- 19 melaporkan
3. dan Melalui surveilans kasus
Melaksanakan monitoring berbasis 2.Terus
pemeriksaan serta komunitas, melanjutkan
surveilans karantina surveilans ILI, pelacakan
COVID-19 kontak SARI, ISPA kontak
melalui 3. Dan Pneumonia dan monitoring
surveilans Pelaksanaan di FKTP dan jika
berbasis surveilans FKRTL memungkinkan
komunitas, COVID- 4. Melaksanakan serta karantina
surveilans ILI, 19 melalui surveilans di kontak
SARI, surveilans fasilitas tertutup 3.Isolasi mandiri
pneumoni, berbasis dan kelompok pada
Event Base komunitas, kasus yang
surveillance surveilans ILI, bergejala ringan
baik SARI, 4.Memantau
FKTP dan pneumoni, perkembangan
FKRTL Event Base COVID-19
4. surveillance surveilans
Melaksanakan baik sentinel
surveilans di FKTP dan yang ada
fasilitas FKRTL 5.Melaksanakan
tertutup 4. surveilans di
dan kelompok Melaksanakan fasilitas tertutup
rentan surveilans di dan kelompok
fasilitas rentan
tertutup
dan kelompok
rentan

TIDAK ADA KASUS - KASUS SPORADIK KASUS KLASTER PENULARAN KOMUNITAS

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan RT-PCR untuk Suspek dan sampling pada kasus yang terdeteksi melalui surveilans
sentinel ILI, SARI, dan Pneumonia.

Apabila kapasitas diagnostik tidak mencukupi, lakukan langkah prioritas untuk mengurangi
penyebaran (seperti: isolasi), termasuk prioritas pemeriksaan:

1. Kelompok risiko tinggi dan populasi rentan yang memerlukan rawat inap dan perawatan
intensif
2. Tenaga kesehatan yang mengalami gejala sekalipun merasa tidak pernah kontak dengan
pasien konfirmasi (Untuk melindungi tenaga kesehatan dan mengurangi risiko transmisi
nosokomial)
3. Individu dengan gejala pada populasi di fasilitas tertutup (seperti: penjara, panti asuhan/
jompo)

Manajemen Klinis
1. Mengatur screening dan protokol triase pada setiap titik akses fasyankes
2. Mempersiapkan pengobatan COVID-19 pada pasien terinfeksi
3. Mengatur hotline COVID-19 dan sistem rujukan di Rumah Sakit
4. Mempersiapkan rumah sakit terhadap lonjakan kasus
a. Menyaring dan melakukan triase pasien pada setiap titik akses sistem kesehatan
b. Perawatan untuk seluruh pasien suspek dan konfirmasi berdasarkan keparahan
penyakit dan kebutuhan pelayanan akut
c. Mempersiapkan rumah sakit terhadap lonjakan
d. Mempersiapkan komunitas terhadap lonjakan, termasuk mengatur fasilitas umum
untuk isolasi kasus ringan/sedang
e. Membuat protokol untuk isolasi rumah

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)


1. Melatih/refreshment staf mengenai PPI dan pengelolaan klinis, khususnya untuk COVID-19
2. Melaksanakan strategi PPI untuk mencegah penularan di fasyankes
3. Penggunaan APD yang sesuai oleh petugas yang merawat pasien COVID-19
4. Mempersiapkan lonjakan kebutuhan fasyankes termasuk dukungan APD, ruangan isolasi,
rawat intensif dan alat bantu pernafasan di KLINIK MARGA HUSADA serta dukungan
kesehatan jiwa dan psikososial untuk tenaga kesehatan
5. Review lonjakan lonjakan kebutuhan fasyankes termasuk alat bantu pernapasan, dan
persediaan APD
6. Mengadvokasi perawatan di rumah bagi kasus ringan apabila sistem pelayanan kesehatan
sudah melebihi kapasitas

TIDAK ADA KASUS - KASUS SPORADIK KASUS KLASTER PENULARAN KOMUNITAS

Pencegahan Penularan di Masyarakat


1. Physical Distancing
2. Kebersihan tangan
3. Etika batuk/bersin
4. Pemakaian masker
5. Memastikan akses kebersihan tangan di depan gedung fasilitas umum dan pusat
transportasi (misalnya pasar, toko, tempat ibadah, lembaga pendidikan, stasiun kereta atau
bus). Tersedia fasilitas cuci tangan dengan air dan sabun dalam jarak 5 m dari semua toilet,
baik di fasilitas umum maupun swasta
6. Pembatasan Aktivitas luar rumah

Komunikasi Risiko dan Pemberdayaan Masyarakat Mengedukasi dan berkomunikasi secara aktif
dengan masyarakat melalui komunikasi risiko dan pemberdayaan masyarakat, membangun dan
menjaga kepercayaan publik melalui komunikasi dua arah:
1. Membentuk/memperbarui Tim Komunikasi Risiko dan Pemberdayaan Masyarakat (KRPM)
2. Menilai situasi dan menyusun serta mengembangkan perencanaan dan strategi komunikasi,
Menilai dan memperbarui perencanaan dan strategi komunikasi berdasarkan situasi dan kondisi
dari hasil kerja dan pemantauan Tim KRPM:
1. Menyediakan pelatihan untuk tambahan anggota Tim KRPM
2. Memberdayakan masyarakat dengan menggerakan para pemengaruh/influencer dan
3. Menerapkan langkah-langkah tindakan dari kasus sporadik.
4. Memelihara kepercayaan, mempererat jalinan komunikasi, dan melibatkan
masyarakat/kelompok secara berkesinambungan untuk mencegah kesalahpahaman,
kesalahan informasi, isu/rumor/hoaks, dan pertanyaan yang sering diajukan :
1. Menerapkan langkah-langkah tindakan dari kasus klister
2. Mengedukasi individu, kelompok/masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan dan
pengendalian di masyarakat dilakukan melalui upaya kebersihan personal dan rumah,
peningkatan imunitas diri dan mengendalikan komorbid, serta peningkatan Kesehatan jiwa
dan psikososial, pembatasan interaksi fisik

TIDAK ADA KASUS PENULARAN


KASUS
KASUS SPORADIK KOMUNITAS
Pelayanan 1. Menetapkan 1. Pastikan bahwa 1. Menerapkan 1. Melanjutkan
Kesehatan atau meninjau pelayanan protocol jalur pemantauan
Esensial mekanisme gawat darurat rujukan pelayanan
untuk 24 jam tersedia 2. Menjadwalka Kesehatan
memantau di semua level n pertemuan, esensial pada
pelayanan Klinik dan batasi komunitas dan
kesehatan memastikan pengunjung, fasyankes
esensial kesadaran dan buat alur 2. Identifikasi
sedang public pasien dan hambatan untuk
berlangsung 2. Melakukan petugas mengakses dan
2. Memulai penilaian cepat untuk mengantisipasi
pelatihan untuk kapasitas cepat memastikan mengembalikan
meningkatakan 3. Mempertahank jaga jarak pelayanan yang
kapasitas an dan 3. Menerapkan ditangguhkan
petugas di memperkuat alat dan berdasarkan
daerah penting surveilans PD3I system perubahan
(triase, gawat 4. Mengembangka informasi kebutuhan
darurat, dan n Atau untuk 3. Membuat
lainlain) meninjau mendukung pelaporan
3. Mempertahank strategi untuk konsultasi mingguan
an dan pelayanan jarak jauh pendistribusian
memperkuat imunisasi 4. Mengkoordin logistik penting
surveilans asikan dana yang mungkin
Penyakit Yang tambahan berisiko
Dapat Dicegah untuk mengalami
Dengan memastikan kekurangan
Imunisasi pembayaran 4. Mengkoordinasi
(PD3I) gaji tepat kan dukungan
4. Mengembangka waktu, pelayanan
n atau meninjau lembur, cuti primer,
strategi untuk sakit dan menyesuaikan
layanan insentif pemasukan dan
imunisasi 5. Mempertaha pengeluaran
kan dan pasien di rumah
memperkuat sakit sesuai
surveilans protocol untuk
PD3I, membatasi
mengemban durasi rawat
gkan atau inap
meninjau 5. Dokumentasika
strategi untuk n respons
adaptif
diimplementasik
an selama
masa pandemi
pelayanan yang harus
imunisasi dipertimbangka
n untuk jangka
panjang ke
dalam sistem
operasi

p) Pelayanan Klinik Marga Husada dimasa Bencana Pandemi Covid 19 ; Kondisi dimana kapasitas
sistem Kesehatan esensial yang memadai tetap berjalan, namun tetap dapat mengontrol risiko
infeksi ( PPI) Covid 19, Protokol Kesehatan ; Peraturan / + Kebijakan Baru , Pedoman , Panduan /
Juknis & SOP baru, Adaptasi Budaya Pelayanan Mutu Covid , Indikator mutu dan Kinerja BARU,
Melindungi Kelompok rentan , Sasaran Keselamatan Pasien, Meningkatkan Manajemen Risiko
dengan mengelola ancaman, mengurangi kerentanan dan meningkatkan kapasitas bencana
dengan Program Kesehatan
 PERKEMBANGAN PANDEMI BENCANA PENYAKIT

 ANALISA PELAYANAN KLINIK MARGA HUSADA DI MASA BENCANA


BAB IV SISTEM MANAJEMEN RESIKO BENCANA

A. Manajemen Resiko

Program manajemen risiko berkelanjutan digunakan untuk melakukan identifikasi, analisa


dan penatalaksanaan risiko untukmengurangi cedera, dan mengurangi risiko lain terhadap
keselamatan pasien, staf dan sasaran pelayanan serta masyarakat. Upaya manajemen risiko
dilaksanakan melalui sebuah kerangka kerja manajemen risiko yang dilaksanakan dalam Proses
manajemen risiko yang mencakup : identifikasi, analisa, penatalaksaan risiko dan monitor
perbaikannya.

Risiko dalam penyelenggaraan berbagai upaya Klinik Marga Husada terhadap pasien,
keluarga, masyarakat, petugas, dan lingkungan diidentifikasi, dianalisis dan di lakukan
penatalaksanaannya. Pelaksanaan setiap kegiatan Klinik Marga Husada dapat menimbulkan
risiko. Risiko terhadap pasien, keluarga, masyarakat, petugas, dan lingkungan perlu dikelola oleh
penanggung jawab dan pelaksana untuk mengupayakan langkah-langkah pencegahan dan/ atau
minimalisasi risiko dan tidak memberi akibat negatif atau merugikan tersebut. Program Manajemen
risiko merupakan pendekatan proaktif yang komponen-komponen pentingnya meliputi :
a) Identifikasi Risiko,
b) Prioritas Risiko,
c) Pelaporan Risiko,
d) Manajemen Risiko,
e) Invesigasi terhadap insiden yang terjadi baik pada pasien, petugas keluarga dan
pengunjung
f) Manajemen Terkait Tuntutan (Klaim)
Identifikasi Risiko terhadap kejadian /Insiden yang sudah terjadi didokumentasikan dalam
Register Risiko. Sedangkan risiko yang belum terjadi dan berpotensi menimbulkan kejadian/
insiden didokumentasikan pada Identifikasi Proses Berisiko Tinggi . Kategori risiko di Klinik Marga
Husada adalah Risiko yang berhubungan dengan KMP, UKPP, dan UKM. Register Risiko dan
Identifikasi Proses Berisiko Tinggi harus dibuat sebagai dasar penyusunan Program Manajemen
risiko untuk membantu petugas Klinik Marga Husada mengenal dan mewaspadai kemungkinan
risiko dan akibatnya terhadap sasaran program, pasien, keluarga, masyarakat, petugas,
lingkungan, dan fasilitas pelayanan kesehatan.ICRA ( infection Control Risk Assesment)
Tahapan manajemen risiko ; menetapkan lingkup manajemen risiko, dilanjutkan dengan
kajian risiko: mengenal risiko ( identifikasi Resiko Register Resiko ) , menganalisis risiko,
mengevaluasi risiko, dan diakhiri dengan menentukan tindakan terhadap risiko. Setiap tahapan
proses manajemen risiko harus dikomunikasikan dan dikonsultasikan pada pihakpihak yang
berkepentingan. Tiap tahapan manajemen risiko perlu dimonitor, diaudit, ditinjau, dan memerlukan
dukungan internal.
Lingkup manajemen risiko dalam pelayanan kesehatan; Risiko yang terkait dengan
pelayanan pasien atau kegiatan pelayanan kesehatan Masyarakat : adalah risiko yang mungkin
dialami oleh pasien atau sasaran kegiatan UKM, atau masyarakat akibat pelayanan yang
disediakan oleh FKTP, misalnya: risiko yang dialami pasien ketika terjadi kesalahan pemberian
obat.; Risiko yang terkait dengan petugas klinis yang memberikan pelayanan: adalah risiko yang
mungkin dialami oleh petugas klinis ketika memberikan pelayanan, misalnya perawat tertusuk
jarum suntik sehabis melakukan penyuntikan. Risiko yang terkait dengan petugas non klinis yang
memberikan pelayanan: adalah risiko yang mungkin dialami petugas non klinis, seperti petugas
laundry, petugas kebersihan, petugas sanitasi, petugas lapangan ketika melaksanakan kegiatan
pelayanan. Risiko yang terkait dengan sarana tempat pelayanan: adalah risiko yang mungkin
dialami oleh petugas,pasien, sasaran kegiatan pelayanan, masyarakat, maupun lingkungan akibat
fasilitas pelayanan. Risiko finansial: adalah risiko kerugian finansial yang mungkin dialami oleh
FKTP akibat pelayanan yang disediakan. Risiko lain diluar lima risiko di atas: adalah risiko-risiko
lain misalnya kecelakaan ambulans, kecelakaan kendaraan dinas yang digunakan. Resiko atau
insiden ;
1. Insiden di fasilitas pelayanan kesehatan meliputi:
a) Kondisi Potensial Cedera (KPC);
b) KejadianNyaris Cedera (KNC);
c) Kejadian Tidak Cedera (KTC);
d) Kejadian Tidak Diharapkan (KTD).
2. Kondisi Potensial Cedera (KPC) ; merupakan kondisi yang sangat berpotensi untuk
menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
3. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) ; merupakan terjadinya insiden yang belum sampai
terpapar ke pasien.
4. Kejadian Tidak Cedera (KTC) ; merupakan insiden yang sudah terpapar ke pasien,
tetapi tidak timbul cedera.
5. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) ; merupakan Insiden yang mengakibatkan cedera
pada pasien.

B. Analisa resiko
Suatu penilaian potensi ancaman bencana di suatu wilayah dan menilai dampak yang
ditimbulkannya sehingga dapat dilakukan prioritas mitigasi dan kesiapsiagaannya. Cara
sederhana melakukan analisis risiko ;
1. Menentukan kemungkinan potensi Bencana ;
2. Menilai Dampak Bencana
3. Menganalisis Resiko

Langkah Pertama : Menentukan kemungkinan potensi ancaman bencana , Klinik Marga


Husada Kota Pati
Langkah Kedua : Menilai Dampak Bencana bencana , Klinik Marga Husada
Kota Pati

C. Pengembangan Resiko Kota Pati


1. Langkah-langkah Menyusun Pengembangan Resiko
a. Menyusun kronologis kejadian
b. Tentukan tingkatan risiko (ringan sedang/ berat) kemudian pilih yang terberat namun
masih mampu untuk direspon oleh kapasitas kita
c. Visualisasikan dengan peta respon (dimana lokasinya, mana saja area terdampak,
identifikasi penduduk terdampak, area aman dimana)
d. Tentukan jalur-jalur evakuasi
e. Identifikasi faktor pemberat/ pemicu kejadian (Perilaku Masyarakat) kelalaian manusia,
kecemburuan sosial, dll)
f. Identifikasi tanda awal kejdaian/ peringatan dini yang mungkin ada
g. Deskripsikan skenario secara singkat tetapi detil (3-5 paragrap)

Rekomendasi Pengembangan Resiko


Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia
yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari
2020, China mengidentifikasi kasus tersebut sebagai jenis baru coronavirus. Pada tanggal 30
Januari 2020 WHO menetapkan kejadian tersebut sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public Health Emergency of International Concern (PHEIC)
dan pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi.
Dilihat dari situasi penyebaran COVID-19 yang sudah hampir menjangkau seluruh wilayah
keluarahan Kota Pati dengan jumlah kasus dan/atau jumlah kematian semakin meningkat dan
berdampak pada aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, serta
kesejahteraan masyarakat di Yogayakarta, Pemerintah Indonesia telah menetapkan Keputusan
Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19). Keputusan Presiden tersebut menetapkan COVID-19 sebagai
jenis penyakit yang menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (KKM) dan menetapkan
KKM COVID-19 di Indonesia yang wajib dilakukan upaya penanggulangan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Selain itu, atas pertimbangan penyebaran COVID- 19 berdampak pada meningkatnya
jumlah korban dan kerugian harta benda, meluasnya cakupan wilayah terdampak, serta
menimbulkan implikasi pada aspek sosial ekonomi yang luas di Indonesia, telah dikeluarkan juga
Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Sebagai Bencana Nasional. Pemerintah Daerah telah
menetapkan Keputusan Gubenur Jateng Nomor 254/KEP/2020 tentang Penetapan Perpanjangan
Keempat status Tanggap Darurat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Untuk itu dalam rangka upaya Pencegahan , pengendalian dan penannggulangan wabah
COVID-19, Walikota Pati keputusan Walikota Pati nomor 291 tahun 2020 tentang pembentukan
Gugus Tugas percepatan penanganan corona virus disease 2019 (covid-19) Kota Pati
Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dilakukan melalui penyelenggaraan
kekarantinaan, Isolasi mandiri Rumah , Isolasi mandiri Shelter Bener , Isolasi Mandiri Wilayah dan
Perawatan pasien konfirmasi di Rumah Sakit Rujukan . Dalam penyelenggaraan Isolasi Mandiri di
Rumah, Isolasi Mandiri di wilayah, Isolasi mandiri Shelter setelah dilakukan penapisan secara
berjenjenang dan komprehensif melibatkan wilayah .
Untuk memutus penularan COVID-19 diperlukan upaya pencegahan dan pengendalian
COVID-19 secara cepat tepat dan terstruktur dimulai , meningkatkan kualitas Sarana prasarana
termasuk APD, Peningkatan Mutu Pelayanan di Klinik Marga Husada dan Rumah Sakit Rujukan ,
meningkatkan tracing / penelusuran kasus suspek , meningkatkan disiplin protokol kesehatan dan
meningkatkan pemberdayan masyarakat dalam Pencegahan dan Pengendalian COVID-19.
Berdasarkan kajian yang ada, hanya 20% pasien terinfeksi yang memerlukan perawatan di
rumah sakit, sedangkan 80% yang karantina mandiri dan isolasi diri di rumah yang hal ini
merupakan tugas Klinik Marga Husada bersama lintas sektor yang terlibat sebagai Tim Satgas
COVID-19 Kecamatan/Desa/Kelurahan untuk melakukan pengawasan.
C. PETA RAWAN BENCANA

D. PENGORGANISASIAN
Untuk memudahkan koordinasi dan mengintegrasikan seluruh komponen dalam sistem
komando di Klinik Marga Husada , maka diperlukan lokasi sebagai tempat pusat komando. Pusat
komando ini digunakan sebagai pusat komunikasi dengan pihak luar, pusat penyampaian
informasi kepada publik. Identifikasi kapasitas dan sumber daya yang ada dan sekaligus sebagai
pusat koordinasi terpadu keseluruhan sistem penanggulangan bencana. Sebagai Pusat Komando
yaitu Ruang Pertemuan . Pusat Komando sebagai tempat pusat komando maka perlu dilengkapi
dengan akses telepon keluar, papan-papan informasi, akses internet dan sarana lain yang
diperlukan. Organisasi sistem komando Sistem Komando setidaknya mengandung unsur-unsur
utama yaitu
1. Komando Penanggulangan Bencana
2. Penanggung jawab Operasi : Epidemiolgi, Sistem Pelayanan danSurveilans
3. Penangung Jawab Perencanaan
4. Penangung Jawab Logistik; Sarana Prasarana, alat kesehatan ,Obat dan Reagen dan alat
Laboratorium
5. Penangung Jawab Data Informasi dan Laporan
Selain komponen dasar tersebut masih banyak komponen lain yang perlu
ditambahkan sesuai dengan kondisi dan situasi Klinik Marga Husada.Gambaran
keseluruhan sistem komando di Klinik Marga Husada tercantum pada gambar di halaman
berikut :
Penanggung Jawab :
I. Ketua Tim Komando :
Sekretaris :
Hubungan Masyarakat :
Staf Sekretaris :
Perwakilan Lembaga-Instansi BPBD :
Keamanan dan Keselamatan Pasien :
II. Bidang Pelayanan :
1. Unit Pelayanan Medis :
a. Koordinator Unit Triase :
b. Koordinator Unit UGD :
c. Koordinator Pelayanan Klinis :
2. Unit Pelayanan Kesmas :
3. Unit Laboratorium :
III. Bidang Logistik :
1. Koordinator Sarana Prasarana, alat kesehatan :
2. Koordinaor Obat dan Reagen Laboratorium :
IV. Penanggung Jawab Data Informasi dan Laporan :

b. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB


Selain menggambarkan garis koordinasi dan komando maka perlu adanya kejelasan tugas dan
tanggung jawab per onil yang ada dalam sistem komando tersebut. Berikut ini uraian tugas dari
masing-masing fungsi yang ada dalam sistem komando.
1. Komandan Penanggulangan Bencana
a. Memimpin dan mengkondisikan semua unit untuk tanggap terhadap bencana
b. Mengkoordinasikan semua unit untuk melaksanakan tugas sesuai dengan job desription
disaster plan
c. Mengaktifkan disaster plan sesuai dengan jenis bencana
d. Mengambil keputusan strategis terkait dengan dampak bencana
e. Bertanggung jawab terhadap jalannya disaster plan
f. Membuat laporan pada Kepala Klinik Marga Husada sebagai Komandan Bencana
g. Koordinasi dengan Lintas program dan Lintas sektor saat terjadi bencana
h. Memutuskan tim epidemiologi dan tim Surveilans
i. Menentukan petugas pengganti bila pejabat yang ditunjuk berhalangan
Tugas dan tanggung jawab Komandan Penanggulangan Bencana ini pada saat yang
bersangkutan tidak ditempat karena kejadian bencana di luar jam kerja diampu oleh Tenaga
Kesehatan piket
2. Sekretaris
a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran administrasi Klinik Marga Husada
b. Mendokumentasikan data penanganan/penanggulangan bencana Klinik Marga Husada
c. Memfasilitasi tamu Kepala Klinik Marga Husada / Komandan Penanggulangan Bencana
termasuk media
d. Bertanggung jawab terhadap kecukupan tenaga di unit pelayanan keamanan
e. Menginstruksikan kepada bawahan langsung untuk melaksanakan tugas sesuai job
description
f. Menentukan kebijakan teknis yang terkait dengan administrasi Klinik Marga Husada
g. Berkoordinasi dengan fungsi/unit lain dan lintas program
h. Melaksanakan kebijakan yang telah ditentukan oleh Penanggung Jawab Komandan
Penanggulangan bencana
i. Bertanggung jawab terhadap keamanan aset Klinik Marga Husada di unitnya
j. Membuat laporan akhir penanggulangan bencana
3. Perwakilan Lintas Sektor
a. Bertanggung jawab terhadap lembaga – instansi yang berkunjung ke Klinik Marga
Husada
b. Mewakili Komandan penanggulangan bencana dalam berhubungan dengan instansi
4. Keamanan dan keselamatan pasien
a. Bertanggung jawab terhadap keselamatan dan keamanan pasien selama bencana
b. Memantau mengenai keselamatan dan keamanan pasien selama bencana
5. Hubungan Masyarakat
a. Bertanggung jawab terhadap informasi dan data yang disampaikan ke publik
b. Mencari dan menerima informasi terkini terhadap situasi dan perkembangan dalam
Klinik Marga Husada maupun luar Klinik Marga Husada
c. Berkoordinasi dengan semua unit untuk kejelasan info
d. Memberikan laporan pada Komandan Penanggulangan Bencana
e. Memfasilitasi tamu Klinik Marga Husada
6. Bidang Pelayanan
a. Bertanggung jawab atas berlangsungnya operasional penanggulangan bencana
b. Menginstruksikan kepada penanggung jawab pelayanan pada bidangnya untuk
melaksanakan tugas sesuai dengan job description
c. Menentukan kebijakan yang terkait dengan operasional
d. Berkoordinasi dengan fungsi/unit yang lain
e. Melaksanakan kebijakan yang telah ditentukan oleh Komandan Penanggulangan
Bencana
f. Membuat laporan akhir penanggulangan bencana dalam bidang operasional
7. Penangung Jawab Pelayanan Medik
a. Bertanggung jawab atas kelancaran pelayanan poliklinik dan bangsal rawat inap saat
bencana bila ada
b. Mengatur kesiapan SDM baik dokter , perawat, Bidan atau Nakes lain
c. Menganalisis kebutuhan logistik medis dan non-medis di pelayanan
d. Berkoordinasi dengan fungsi/unit yang lain
e. Membuat laporan pelayanan penunjang saat bencana
8. Koordinator Unit Triase
a. Bertanggung jawab atas triase pasien
b. Mengatur pelayanan pasien setelah triase
c. Berkoordinasi dengan penanggung jawab operasional
d. Membuat laporan triase saat bencana
9. Koordinator Unit Gawat Darurat
a. Bertanggung jawab atas pelayanan Instalasi Gawat Darurat
b. Mengatur kesiapan SDM Instalasi Gawat Darurat dan sarana prasarana sesuai
kebutuhan
c. Mengaktifkan pelayanan UGD darurat jika diperlukan
d. Bertanggung jawab atas keamanan aset Klinik Marga Husada di Unit Gawat Darurat
e. Berkoordinasi dengan penanggung jawab operasional Pelayanan
f. Membuat laporan pelayanan unit Gawat Darurat saat bencana
10. Koordinator Unit Rawat Inap kalua ada
a. Bertanggung jawab terhadap pelayanan rawat inap
b. Mengatur kesiapan SDM rawat inap dan sarana prasarana sesuai kebutuhan
c. Mengaktifkan pelayanan rawat inap darurat jika diperlukan
d. Bertanggung jawab terhadap aset rawat inap di Klinik Marga Husada
e. Berkoordinasi dengan penanggung jawab operasional pelayanan
f. Membuat laporan pelayanan rawat inap saat bencana
11. Koordinator Unit Mobil Tim / Ambulance
a. Bertanggungjawab terhadap pelayanan mobil tim selama bencana
b. Melaksanakan mobil tim sesuai dengan arahan Komandan Penanggulangan Bencana
c. Bertanggung jawab terhadap aset Klinik Marga Husada dalam mobil tim
d. Membuat laporan mengenai mobil tim saat bencana
12. Koordinator Keperawatan pasien
a. Bertanggung jawab atas pemetaan kebutuhan dan pemenuhan SDM Keperawatan
b. Bertanggung jawab atas pendistribusian SDM Keperawatan
c. Bertanggung jawab pada relawan Keperawatan
d. Membuat laporan kepada Penanggung Jawab Bencana
13. Koordinator Asuhan Keperawatan
a. Bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat
b. Mengecek asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat
c. Berkoordinasi dengan Koordinator Pelayanan medik
d. Membuat laporan setelah selesai bencana
14. Koordinator Pelayanan Penunjang dan Laboratorium
a. Bertanggung jawab atas kelancaran pelayanan farmasi, dan laboratorium saat bencana
b. Mengatur kesiapan SDM di pelayanan penunjang
c. Bertanggung jawab atas keamanan aset Klinik Marga Husada
d. Mengananlisa kebutuhan pelayanan penunjang
e. Berkoordinasi dengan Koordinator Operasional Pelayanan dan unit yang lain
f. Membuat laporan penunjang saat bencana
15. Penangung jawab Bidang Perencanaan
a. Memastikan kecukupan tenaga operasional pada semua titik
b. Bertanggung jawab atas perencanaan Klinik Marga Husada bersifat jangka pendek,
jangka panjang dan menengah
c. Membuat perencanaan tenaga cadangan, kecukupan sarana prasarana dan logistik
yang diperlukan
16. Penangung jawab Sumber Daya
a. Bertanggung jawab atas pemetaan kebutuhan dan pemenuhan SDM umum
b. Bertanggung jawab atas pendistribusian SDMd. Membuat laporan mengenai mobil tim
saat bencana
c. Bertanggung jawab atas pengelolaan hak dan kewajiban SDM saat bencana
d. Membuat laporan akhir penanggulangan bencana
17. Koordinator Unit Security
a. Bertanggung jawab atas keamanan pasien, karyawan, jalur lalu lintas, sarana dan
prasarana di Klinik Marga Husada saat bencana
b. Bertanggung jawab terhadap kecukupan tenaga di unit pelayanan keamanan
c. Menginstruksikan kepada tugas bawahan langsung untuk melaksanakan tugas sesuai
dengan job description
d. Menentukan kebijakan teknis yang berkaitan dengan keamanan
e. Berkoordinasi dengan fungsi/unit lain
f. Melaksanakan kebijakan yang telah ditentukan oleh bidang Perencanaan
g. Membuat laporan akhir penanggulangan bencana
18. Koordinator epidemiologi dan surveilans
a. Bertanggung jawab atas kegiatan epidemiologi dan surveilans
b. Berkoordinasi dengan fungsi/unit yang lain
c. Membuat laporan akhir penanggulangan bencana
19. Koordinator Dokumentasi dan Rekam Medik
a. Bertanggung jawab atas pelayanan rekam medis pasien
b. Bertanggung jawab terhadap akurasi data pasien
c. Melakukan up date data pasien dan dilaporkan ke penanggung jawab operasional per
hari
d. Mengatur kesiapan SDM Rekam Medis dan sarana prasarana sesuai kebutuhan
e. Membuat laporan pelayanan rekam medis
20. Penangung jawab Logistik sarana prasarana
a. Bertanggung jawab terhadap ketersediaan logistik saat terjadinya bencana
b. Menginstruksikan kepada bawahan langsung untuk melaksanakan tugas sesuai dengan
job description
c. Menentukan kebijakan yang berkaitan dengan logistik
d. Berkoordinasi dengan bidang lain
e. Bertanggung jawab atas keamanan aset Klinik Marga Husada
f. Membuat laporan akhir penanggulangan bencana
21. Koordinator Unit Komunikasi data informasi dan laporan
a. Bertanggung jawab atas kestabilan jaringan informasi Klinik Marga Husada
b. Bertanggung jawab terhadap keamanan data Klinik Marga Husada
c. Bertanggung jawab terhadap kecukupan tenaga di unitnya
d. Berkoordinasi dengan fungsi/unit lain
e. Bertanggung jawab terhadap keamanan aset Klinik Marga Husada
f. Membuat laporan harian, mingguan dan akhir penanggulangaan bencana
22. Koordinator Unit Makan Minum
a. Bertanggung jawab atas ketersediaan makan dan minum bagi pasien dan karyawan
b. Bertanggung jawab pemetaan kebutuhan dan pemenuhan pelayanan gizi
c. Menentukan kebijakaan teknik pengelolaan gizi
d. Membuat laporan akhir penanggulangan bencana
23. Koordinator Unit Suplai Obat Logistik Medis
a. Bertanggung jawab atas ketersediaan cadangan obat logistik medis
b. Bertanggung jawan atas pendistribusian obat logistik medis
c. Bertanggung jawab atas pengelolaan obat dan logistik medis bantuan
d. Membuat laporan akhir penanggulangan bencana
24. Koordinator Unit Suplai Logistik Non medis
a. Bertanggung jawab atas ketersediaan logistik non medis saat bencana
b. Bertanggung jawab atas pendistribusian logistik non medis saat bencana
c. Bertanggung jawab atas pengelolaan logistik non medis bantuan
d. Membuat laporan akhir penanggulangan bencana
25. Koordinator Pengadaan
a. Bertanggung jawab atas pengadaan selama bencana
b. Menindaklanjuti dan mengelola penggalangan bantuan

Anda mungkin juga menyukai