Anda di halaman 1dari 10

PENGENDALIAN DAN INSTRUMENTASI ALAT

FLASH DRUM PADA INDUSTRI ETILEN GLIKOL

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3
MUHAMMAD ASWAN NUR 33117001
AINUN TASBIH 33117007
FARDIMAN JAMHAL 33117017
SABIL 33117024

KELAS 3A

PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2019
Pengertian Etilena Glikol
Etilen glikol dengan Nama IUPAC: 1,2-etanadiol ialah senyawa organik
yang dipakai sebagai bahan mentah di dalam pembuatan fiber poliester, industri
pabrik, serta (PET) polietilena tereftalat yang dipakai pada botol plastik. Ada
sebagian kecil yang digunakan sebagai pendingin. Senyawa ini tak berwarna dan
tak memiliki bau. Etilen glikol sedikit berbahaya, akan tetapi kasus keracunan
akibat senyawa ini belum pernah terjadi.

Kegunaan Etilena Glikol


Dalam kehidupan sehari-hari etilena glikol Sebagian besar dipakai sebagai
bahan baku industri poliester yang merupakan bahan baku industri plastik dan
tekstil. Selain itu kegunaan etilen glikol lainnya ialah sebagai bahan baku
tambahan pada pembuatan cairan rem, cat, solven, alkyl resin, tinta ballpoint, tinta
cetak, foam stabilizer, kosmetik, dan bahan anti beku.

Etilen Glikol juga merupakan senyawa alkohol. biasanya senyawa ini


ditambahkan ke dalam air radiator mesin mobil. manfaat senyawa ini, berdasarkan
sifat koligatifnya bisa menurunkan titik beku dan menaikkan titik didih air
radiator pada mobil. titik beku yang diturunkan bisa mencegah air radiator
menjadi beku pada saat mesin dalam keadaan mati dan pada suhu rendah. titik
didih yang dinaikkan bisa mengurangi penguapan yang terjadi pada mesin
tersebut.

Proses Produksi
Proses produksi etilen glikol (C2H6O2) dapat dibagi menjadi empat tahapan
proses yaitu proses persiapan bahan baku, proses karbonasi, proses hidrolisis, dan
proses pemurnian etilen glikol.

1. Persiapan Bahan Baku


Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi etilen glikol adalah
gas etilen oksida dan gas karbon dioksida. Etilen oksida (C 2H4O) dari tangki etilen
oksida (T-01) pada tekanan 1 atm dan temperatur 30 oC dialirkan dengan blower 1
(B-01) ke reaktor karbonasi (R-01) yang sebelumnya dilewatkan melalui heater 1
(H-01) hingga mencapai temperatur 70 oC. gas karbon dioksida (CO2) dari tangki
karbon dioksida (T-02) pada tekanan 1,1 atam dan temperatur 31 oC dialirkan
dengan blower 2 (B-02) ke reaktor karbonasi (R-01) yang sebelumnya melalui
heater 2 (H-02) hingga temperaturnya 70oC.

2. Proses Karbonasi
Pembuatan etilen glikol dihasilkan melalui proses karbonasi etilen oksida
dan karbon dioksida dengan katalis molybdenum yang menghasilkan senyawa
intermediet yaitu etilen karbonat. Reaksi berlangsung secara eksotermik sehingga
untuk menyerap kelebihan panas reaksi digunakann multitube fixed bed reactor
dilengkapi dengan pendingin. Reaksi yang berlangsung adalah :

C2H4O + CO2 C3H4O3


etilen oksida karbon dioksida etilen karbonat

Proses karbonasi ini berlangsung pada tekanan 5507 kPa dengan


temperatur operasi 100oC. jika temperatur operasi terlalu rendah maka lau reaksi
akan lambat, reaksi akan berlangsung sangat lama, ukuran reaktor akan lebih
besar sehingga tidak ekonomis. Di sisi lain, jika proses dioperasikan pada
temperatur tinggi maka banyak panas yang akan hilang dan memberikan efek
buruk pada kualitas produk yang dihasilkan. Dari pertimbangan diatas maka
temperatur operasi yang digunakan adalah 100oC. konversi reaksi etilen oksida
menjadi etilen karbonat pada proses ini adalah 99,5%. Kemudian, produk dari
reaktor karbonasi dialirkan

dengan menggunakan pompa 2 (P-02) ke reaktor hidrolisis (R-02) yang


sebelumnya dilewatkan pada heater 3 (H-03) untuk mencapat temperatur 130oC.

3. Proses Hidrolisis
Air pada temperatur 30oC dialirkan dengan menggunaka pompa 1 (P-01)
menuju ke reaktor hidrolisis (R-02) yang sebelumnya temperaturnya dinaikkan
hingga 80oC dengan dilewatkan heater 4 (H-04).
Sama seperti pada reaksi karbonasi, reaksi hidrolisis juga berlangsung secara
eksotermik sehingga diperlukan multitube fixed bed reactor yang dilengkapi
dengan pendingin. Reaksi yang berlangsung adalah :

C3H4O3 + H2O CO2 + C2H6O2


etilen karbonat air karbon dioksida etilen glikol

2C3H4O3 + H2O 2CO2 + C4H10O3


etilen karbonat air karbon dioksida dietilen glikol

Reaksi dalam reaktor hidrolisis berlangsung pada temperatur 150oC dan


tekanan 709 kPa. Kondisi ini diharapkan agar etilen karbonat terkonversi hingga
mendekati 100% (99% menjadi etilen glikol dan 1% mejadi dietilen glikol).
Produk yang dihasilkan pada reaktor ini adalah etilen glikol, dietilen glikol, gas
CO2, dan air yang tidak beraksi.

4. Pemurnian Produk
Produk yang dihasilkan dari reaktor hidrolisis dialirkan dengan
menggunakan pompa 3 (P-03) menuju flash drum yang sebelumnya didinginkan
dengan cooler 1(C-01) hingga temperaturnya 80oC. Dalam flash drum, gas karbon
dioksida dipisahkan sebagai gas buang, dan produk lain dialirkan menuju
evaporator 1 (EV-01) dan evaporator 2 (EV-02) untuk memisahkan kandungan
airnya. Hasil pemisahan pada evaporator 2 (EV-02) dialirkan menuju kolom
detilasi untuk memisahkan etilen glikol sebagai produk atas dan dietilen glikol
produk bawah. Etilen glikol sebagai produk utama ditampung pada tangki etilen
glikol (T-04) dan dietilen glikol sebagai produk samping ditampung pada tangki
dietilen glikol (T-05) yang sebelumnya masing – masing produk akan didinginkan
terleboh dahulu melewati cooler 3 (C-03) dan cooler 4 (C-04).
Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Etilen Glikol

Sistem Kontrol Pada Pabrik etilen oksida

No Nama alat Jenis instrumen Kegunaan


Tangki gas
karbondioksida Pressure indicators
Menunjukkan tekanan dalam
1 (PI)
dan etilen oksida tangki

Flow controller
Mengontrol laju alir gas dalam
(FC) pipa
2 Blower
Pressure controller
Mengontrol tekanan dalam
(PC) blower
Temperature
Heater, Kondenser, Mengontrol suhu pada alat
Indicator (TC)
3 Reboiler, dan
Pressure controller
Cooler Mengontrol tekanan dalam
(PC) alat
Pressure controller
Mengontrol tekanan gas dalam
(PC) alat
4 Ekspander
Temperature
Indicator (TC) Mengontrol suhu dalam alat

Pressure controller
Mengontrol tekanan dalam
(PC) reaktor
Flow controller
5 Reaktor Mengontrol laju alir dalam
(FC) reaktor
Temperature
Menunjukkan suhu dalam
Indicator (TI) reaktor
Mengontrol ketinggian cairan
Level controller
dalam
(LC)
Separator tekanan Separator
6 Pressure indicator
rendah
controller alarm Mengontrol, menunjukkan dan

(PICA) tekanan dalam separator

Temperature
Menunjukkan temperatur
indicator (TI) dalam separator
Temperature Menunjukkan temperatur
indicator (TI) dalam kolom distilasi
7 Kolom destilasi
Pressure controller Mengontrol tekanan dalam
(PC) kolom distilasi

Temperature
8 Evaporator Mengontrol suhu dalam alat
Controller (TC)

Menunjukkan tinggi cairan


9 Tangki cairan Level indicator (LI)
dalam tangki

Flow Controller Mengontrol laju alir cairan


10 Pompa (FC) dalam pipa
Gambar 2. Flow Diagram Sensor Produksi Etilen Okdida

Level Kontrol pada Flash Drum

Level dari liquida adalah suatu variabel yang penting untuk dikontrol dalam
suatu unit operasi seperti flash, tower/kolom dan vessel. Kurangnya level kontrol
menyebabkan terjadinya over flow, aliran proses terkontaminasi dan flow rate
tidak dapat diprediksi. Sebagai contoh level control adalah pada flash kolom (V-
101). Flash merupakan suatu unit operasi dimana terjadi proses pemisahan antara
uap dan liquida, Uap akan naik keatas dan liquida turun ke bawah dimana volume
maksimum dari liquida harus diperhitungkan sehingga perlu adanya LIC (Level
Indicator Control).
Gambar 3. Beberapa peralatan yang memerlukan Kontrol Level

LIC (Level Indicator Control) dalam unit ini untuk mengidentifikasi apakah
level dari liquida terlalu tinggi atau terlalu rendah dari range yang dikehendaki.
Untuk itu LIC dihubungkan pada badan flash dengan valve dari aliran keluaran
flash. Apabila level ketinggian pada flash drum melebihi batas maksimumnya
maka akan ada sinyal yang dikirim ke LIC kemudian LIC akan melakukan kontrol
dengan membuka valve keluaran produk sehingga liquida di dalam drum flash
akan dikeluarkan dan tinggi liquida menurun, sedangkan jika valve pada aliran
keluar fluida ditutup maka liquida didalam flash drum ketingiannya akan
meningkat.
Gambar 4. Kontrol Level pada Flash Drum saat valve dibuka

Gambar 5. Kontrol Level pada Flash Drum saat valve ditutup

Kontrol proses yang sama dari LIC terjadi pada kolom destilasi. Hal yang
penting untuk mendapatkan produk dalam jumlah yang tepat dalam suati oproses
yaitu jika rate terlalu tinggi atau terlalu rendah khususnya pada aliran proses awal
maka proses pada equiment selanjutnya tidak akan berjalan optimal dengan kata
lain bila proses awal tidak dikontrol dengan baik maka akan dihasilkan produk
akhir diluar dari yang diharapkan.
Gambar 6. Kontrol Level pada kolom destilasi

Pada kolom destilasi ketinggian liquida pada bottom produk dijaga agar
ketingiannya 5-10 ft untuk itu dipasang LIC (Level Control Indicator). LIC
dihubungkan pada badan kolom destilasi dengan valve dari aliran keluaran kolom
destilasi. Apabila level ketinggian pada daerah bottom kolom destialsi melebihi
batas maksimumnya maka akan ada sinyal yang dikirim ke LIC kemudian LIC
akan melakukan kontrol dengan membuka valve keluaran produk sehingga liquida
didaerah bottom akan dialirkan keluar kolom destilasi.

Anda mungkin juga menyukai