Anda di halaman 1dari 8

Proses produksi etilen glikol (C2H6O2) dapat dibagi menjadi empat tahapan proses

yaitu proses persiapan bahan baku, proses karbonasi, proses hidrolisis, dan proses pemurnian
etilen glikol.

Persiapan Bahan Baku


Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi etilen glikol adalah gas etilen
oksida dan gas karbon dioksida. Etilen oksida (C2H4O) dari tangki etilen oksida (T-01) pada
tekanan 1 atm dan temperatur 30 oC dialirkan dengan blower 1 (B-01) ke reaktor karbonasi
(R-01) yang sebelumnya dilewatkan melalui heater 1 (H-01) hingga mencapai temperatur 70
o
C. gas karbon dioksida (CO2) dari tangki karbon dioksida (T-02) pada tekanan 1,1 atam dan
temperatur 31 oC dialirkan dengan blower 2 (B-02) ke reaktor karbonasi (R-01) yang
sebelumnya melalui heater 2 (H-02) hingga temperaturnya 70oC.

Proses Karbonasi
Pembuatan etilen glikol dihasilkan melalui proses karbonasi etilen oksida dan karbon
dioksida dengan katalis molybdenum yang menghasilkan senyawa intermediet yaitu etilen
karbonat. Reaksi berlangsung secara eksotermik sehingga untuk menyerap kelebihan panas
reaksi digunakann multitube fixed bed reactor dilengkapi dengan pendingin. Reaksi yang
berlangsung adalah :

C2H4O + CO2 C3H4O3


etilen oksida karbon dioksida etilen karbonat

Proses karbonasi ini berlangsung pada tekanan 5507 kPa dengan temperatur operasi
100oC. jika temperatur operasi terlalu rendah maka lau reaksi akan lambat, reaksi akan
berlangsung sangat lama, ukuran reaktor akan lebih besar sehingga tidak ekonomis. Di sisi
lain, jika proses dioperasikan pada temperatur tinggi maka banyak panas yang akan hilang
dan memberikan efek buruk pada kualitas produk yang dihasilkan. Dari pertimbangan diatas
maka temperatur operasi yang digunakan adalah 100oC. konversi reaksi etilen oksida menjadi
etilen karbonat pada proses ini adalah 99,5%. Kemudian, produk dari reaktor karbonasi
dialirkan
dengan menggunakan pompa 2 (P-02) ke reaktor hidrolisis (R-02) yang sebelumnya
dilewatkan pada heater 3 (H-03) untuk mencapat temperatur 130oC.

Proses Hidrolisis
Air pada temperatur 30oC dialirkan dengan menggunaka pompa 1 (P-01) menuju ke
reaktor hidrolisis (R-02) yang sebelumnya temperaturnya dinaikkan hingga 80oC dengan
dilewatkan heater 4 (H-04).
Sama seperti pada reaksi karbonasi, reaksi hidrolisis juga berlangsung secara eksotermik
sehingga diperlukan multitube fixed bed reactor yang dilengkapi dengan pendingin. Reaksi
yang berlangsung adalah :

C3H4O3 + H2O CO2 + C2H6O2


etilen karbonat air karbon dioksida etilen
glikol 2C3H4O3 + H2O 2CO2
+ C4H10O3
etilen karbonat air karbon dioksida dietilen glikol

Reaksi dalam reaktor hidrolisis berlangsung pada temperatur 150oC dan tekanan 709
kPa. Kondisi ini diharapkan agar etilen karbonat terkonversi hingga mendekati 100% (99%
menjadi etilen glikol dan 1% mejadi dietilen glikol).
Produk yang dihasilkan pada reaktor ini adalah etilen glikol, dietilen glikol, gas CO2, dan air
yang tidak beraksi.

Pemurnian Produk
Produk yang dihasilkan dari reaktor hidrolisis dialirkan dengan menggunakan pompa
3 (P-03) menuju flash drum yang sebelumnya didinginkan dengan cooler 1(C-01) hingga
temperaturnya 80oC. Dalam flash drum, gas karbon dioksida dipisahkan sebagai gas buang,
dan produk lain dialirkan menuju evaporator 1 (EV-01) dan evaporator 2 (EV-02) untuk
memisahkan kandungan airnya. Hasil pemisahan pada evaporator 2 (EV-02) dialirkan
menuju kolom detilasi untuk memisahkan etilen glikol sebagai produk atas dan dietilen glikol
produk bawah. Etilen glikol sebagai produk utama ditampung pada tangki etilen glikol (T-04)
dan dietilen glikol sebagai produk samping ditampung pada tangki dietilen glikol (T-05) yang
sebelumnya masing – masing produk akan didinginkan terleboh dahulu melewati cooler 3 (C-
03) dan cooler 4 (C-04).
Gambar 3. Diagram Alir Proses Pembuatan Etilen
Glikol
Sistem Kontrol Pada Pabrik etilen oksida

No Nama alat Jenis instrumen Kegunaan


Tangki gas
Pressure indicators
1 karbondioksida Menunjukkan tekanan dalam tangki
(PI)
dan etilen oksida
Flow controller
Mengontrol laju alir gas dalam pipa
(FC)
2 Blower
Pressure controller
Mengontrol tekanan dalam blower
(PC)
Temperature
Mengontrol suhu pada alat
3 Heater, Kondenser, Indicator (TC)
Reboiler, dan Pressure controller
Mengontrol tekanan dalam alat
Cooler (PC)
Pressure controller
Mengontrol tekanan gas dalam alat
(PC)
4 Ekspander
Temperature
Mengontrol suhu dalam alat
Indicator (TC)
Pressure controller
Mengontrol tekanan dalam reaktor
(PC)
Flow controller
5 Reaktor Mengontrol laju alir dalam reaktor
(FC)
Temperature
Menunjukkan suhu dalam reaktor
Indicator (TI)
Level controller Mengontrol ketinggian cairan dalam
(LC) Separator
Pressure indicator
Separator tekanan Mengontrol, menunjukkan dan tekanan
6 controller alarm
rendah dalam separator
(PICA)
Temperature
Menunjukkan temperatur dalam
indicator (TI) separator

Temperature Menunjukkan temperatur


indicator (TI) dalam kolom distilasi
7 Kolom destilasi
Pressure controller
(PC) Mengontrol tekanan dalam
kolom distilasi
Temperature
8 Evaporator Mengontrol suhu dalam alat
Controller (TC)
9 Tangki cairan Level indicator Menunjukkan tinggi cairan
(LI) dalam tangki
Flow Controller
10 Pompa Mengontrol laju alir cairan
(FC) dalam pipa
Gambar 1. Flow Diagram Sensor Produksi Etilen Okdida

Level Kontrol pada Flash Drum

Level dari liquida adalah suatu variabel yang penting untuk dikontrol dalam
suatu unit operasi seperti flash, tower/kolom dan vessel. Kurangnya level kontrol
menyebabkan terjadinya over flow, aliran proses terkontaminasi dan flow rate
tidak dapat diprediksi. Sebagai contoh level control adalah pada flash kolom (V-
101). Flash merupakan suatu unit operasi dimana terjadi proses pemisahan antara
uap dan liquida, Uap akan naik keatas dan liquida turun ke bawah dimana volume
maksimum dari liquida harus diperhitungkan sehingga perlu adanya LIC (Level
Indicator Control).
Gambar 4. Beberapa peralatan yang memerlukan Kontrol Level
LIC (Level Indicator Control) dalam unit ini untuk mengidentifikasi apakah
level dari liquida terlalu tinggi atau terlalu rendah dari range yang dikehendaki.
Untuk itu LIC dihubungkan pada badan flash dengan valve dari aliran keluaran
flash. Apabila level ketinggian pada flash drum melebihi batas maksimumnya
maka akan ada sinyal yang dikirim ke LIC kemudian LIC akan melakukan kontrol
dengan membuka valve keluaran produk sehingga liquida di dalam drum flash
akan dikeluarkan dan tinggi liquida menurun, sedangkan jika valve pada aliran
keluar fluida ditutup maka liquida didalam flash drum ketingiannya akan
meningkat.

Gambar 5. Kontrol Level pada Flash Drum saat valve dibuka


Gambar 6. Kontrol Level pada Flash Drum saat valve ditutup
Kontrol proses yang sama dari LIC terjadi pada kolom destilasi. Hal yang
penting untuk mendapatkan produk dalam jumlah yang tepat dalam suati oproses
yaitu jika rate terlalu tinggi atau terlalu rendah khususnya pada aliran proses awal
maka proses pada equiment selanjutnya tidak akan berjalan optimal dengan kata
lain bila proses awal tidak dikontrol dengan baik maka akan dihasilkan produk
akhir diluar dari yang diharapkan.

Gambar 6. Kontrol Level pada kolom destilasi


Pada kolom destilasi ketinggian liquida pada bottom produk dijaga agar
ketingiannya 5-10 ft untuk itu dipasang LIC (Level Control Indicator). LIC
dihubungkan pada badan kolom destilasi dengan valve dari aliran keluaran kolom
destilasi. Apabila level ketinggian pada daerah bottom kolom destialsi melebihi
batas maksimumnya maka akan ada sinyal yang dikirim ke LIC kemudian LIC
akan melakukan kontrol dengan membuka valve keluaran produk sehingga liquida
didaerah bottom akan dialirkan keluar kolom destilasi.

Anda mungkin juga menyukai