Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kami
nikmat, kesehatan, dan karunia sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang
“Sejarah Kampung Arab Sekitar masjid baitul Mutaqqin desa Sungai Bayas”.

Sholawat serta salam tak lupa selalu kami hanturkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membimbing umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang
benderang seperti satat ini.

Kami dari kelompok satu menyampaikan rasa terima kasih kepada:

- Ibu Iceu Sri Gustiana, M.M

Selaku mata kuliah Bahasa Arab yang telah menyerahkan kepercayaan kepada kelompok
lima untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Kami harap makalah ini mampu berguna serta
bermanfaat dalam pengetahuan mengenai sejarah orang Arab di kampung tersebut.

Selain itu kami meminta maaf apabila ditemukan banyak sekali kekurangan dari makalah
ini. Oleh sebab itu, kami harap kritik dan saran demia kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Palembang, 22 November 2019

Kelompok lima

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................... 1

Daftar Isi ............................................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 3

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4

C. Tujuan Masalah ...................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah orang arab dikampung sungai bayas........................................................... 5

B. Kegiatan orang arab yang ada dikampung sungai bayas......................................... 6

C. Jumlah keluarga dan penghasilan masyarakat kampung arab................................. 6

D. Penggunaan bahasa arab kampung sungai bayas..................................................... 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 8

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Palembang dalam sejarah Indonesia dikenal sebagai lokasi Kerajaan Sriwijaya.
kebesaran nama Sriwijaya tidak hanya tercatat dalam sumber berita Cina, namun juga
sumber berita Arab dari abad ke-9 Masehi. Sebelum itu, nama Arab disebut dalam catatan
I-Tsing saat berangkat dari Cina ke India dengan menumpang kapal Arab dan Persia pada
tahun 671. Namun demikian, bukti arkeologis tertua baru ditemukan pada abad ke-13-14
Masehi. Berdasarkan data ini, maka komunitas Arab sudah ada di Palembang sejak masa
Sriwijaya. Keberadaan komunitas Arab dalam kurun waktu yang panjang tentunya
meninggalkan jejak permukiman.
Berdasarkan paparan tersebut dapat diketahui bahwa orang-orang Arab sudah ada –
meskipun secara temporer untuk berdagang – sejak masa kerajaan Sriwijaya. Bahkan jika
mengacu pada sumber-sumber tertulis, baik dari para penulis Arab, kitab-kitab dari India
dan sumber-sumber berita Cina, kehadiran mereka di nusantara telah terjadi sejak awal
abad Masehi (Burger, t.t.: 1-5). Bukti-bukti arkeologis yang ditemukan di Palembang
sampai saat ini menunjukkan adanya kesinambungan kehadiran komunitas Arab yang
pada awalnya hanya untuk berdagang, namun lambat laun kemudian menetap dan bahkan
mendirikan pemukiman yang permanen. Namun demikian, kajian tentang komunitas Arab
ini masih sangat sedikit dilakukan, bahkan bisa dikatakan langka, terutama yang berkaitan
dengan kesejarahan dan aspek-aspek ke-hidupannya di masa lalu.

Penelitian tentang komunitas Arab di Palembang pernah dilakukan oleh Balai


Arkeologi Palem-bang pada tahun 1996 di bawah pimpinan Mujib. Hasil penelitian
berupa perkampungan Arab Palembang yang terletak di Seberang Ulu berada di
Kelurahan 12 Ulu, 3 Ulu, 4 Ulu dan 16 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu II. Per-mukiman-
permukiman Arab tersebut ditandai dengan adanya rumah-rumah ibadah berupa masjid,
kompleks pemakaman dan bangunan-bangunan rumah kuna. Dalam penelitian ter-sebut
diketahui bahwa komunitas Arab yang bermukim di seberang ulu ini berasal dari per-
tengahan abad ke-19 atau setelah runtuhnya kesultanan Palembang Darussalam.
Penelitian berikutnya dilakukan pada tahun 2005 terutama mengenai permukiman
masyarakat Palembang pasca masa Kerajaan Sriwijaya.

3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam pembahasan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah orang Arab di kampung sungai Bayas kecamatan, kota Batu
Palembang ?
2. Apakah kegiatan mereka sehari-hari ?
3. Apakah bahasa arab masih diterapkan di kehidupan sehari- hari ?
4. Bagaimana penghasilan mereka sehari-hari ?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejarah orang Arab di kampung sungai Bayas kecamatan, kota Batu
Palembang ?
2. Untuk mengetahui kegiatan mereka sehari- hari ?
3. Untuk mengetahui berasal dari mana penghasilan mereka sehari-hari ?
4. Untuk mencari tahu apakah bahasa arab masih diterapkan di kehidupan mereka sehari-
hari ?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Orang Arab di Kampung Sungai Bayas


Kota Palembang merupakan kota yang terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian ulu
(Kawasan Seberang Ulu) dan bagian ilir (Kawasan Seberang Ilir) yang dipisahkan oleh
sungai Musi. Pada Kesultanan Palembang Darussalam, penduduk pendatang kota
Palembang lebih banyak tinggal di bagian ulu (Kawasan Seberang Ulu) karena kawasan
Seberang Ilir merupakan kawasan pusat pemerintahan Kesultanan Palembang Darussalam.

Penduduk pendatang ini, terdiri dari berbagai suku bangsa, yaitu Melay, Cina dan
Arab. Penduduk pendatang ini kemudian menghuni suatu kawasan tertentu dan
terbentuklah suatu pemukinan berupa kampung dengan nama kampung menyesuaikan
dengan asal keturunan penduduk penghuninya. Hunian untuk penduduk pendatang ini
membentuk pemukiman tradisional yang terdiri atas sungai terutama di tepian sungai
Musi dan sungai Ogan karena pada awal terbentuknya permukiman, penghuni
permukiman menggunakan transportasi air sebagai penghubung permukiman dengan
lingkungan sekitarnya.

Kampung arab salah satunya terletak di wilayah sungai bayas kuto batu
kecamatan ilir timur 2 palembang. Asal-usul kampung arab ini tidak terlepas dari peran
pemerintah belanda yang pada ratusan silam sekitar tahun 1825, melakukan pendekatan
terhadap etnis arab, dengan menunjuk seorang pemimpin yang di beri pangkat kapten.
Masyarakat kampung ini sangat terbuka dan ramah dengan orang wisatawan yang
datang. Kalau memasuki kampung ini jangan kaget karna memang kampung ini lengket
dengan adat arab.

Sejarah dari kampung ini pada mulanya itu dengan cara berdakwah dari sumatera
jambi ke palembang, kemudian kejawa. Dan yang berdakwah itu merupakan laki-laki
yang tidak membawa istri atau tidak mempunyai istri, kemudian mereka menikah
dengan orang pribumi dan mempunyai anak. Lalu disitulah awal terbentuk dan
tersebarnya kampung-kampung arab yang seperti ada di daerah palembang.

5
B. Kegiatan Orang Arab Yang Ada di kampung Sungai Bayas
Pada umumnya kegiatan orang-orang yang ada di kampung arab ini sama seperti
orang-orang pribumi, namun yang membedakan adalah adanya adat yang masih dijaga
hingga saat ini. Adat yang masih diterapkan ada dua yaitu :
1. Adat pernikahan
Adat pernikahan yang dimaksud disini merupakan percampuran dari adat
melayu dan arab, di mana ketika ijab kabul seorang mempelai perempuan tidak
disandingkan dengan mempelai laki-laki. Dan laki-laki hanya di sandingkan
dengan wali perempuan hingga terucapnya kabul dari bibir mempelai laki-laki
barulah mempelai perempuan menemui suaminya.
2. Adat perayaan idul fitri
Adat perayaan idul fitri ini seperti setelah sholat itu ada acara silaturahmi
bersama dari rumah satu ke rumah yang lainnya. Disitu mereka mengisi acara
tersebut dengan doa-doa dan sholawat bersama-sama.

C. Jumlah Keluarga dan Penghasilan Masyarakat Kampung Arab


Dikampung arab tepatnya di daerah sungai bayas kuto batu palembang, terdapat
20 kepala keluarga dan kurang lebih memiliki jumlah keluarga sekitar 120 orang. Yang
terdiri dari balita hingga lansia.
Pada awal masuk ke palembang orang arab ini berdakwah sambil berdagang .
Hingga saat ini 60% warga sungai bayas masih berpengasilan sebagai pedagang , dan
yang lainnya itu sama seperti warga pribumi ada yang bersekolah hingga perguruan
tinggi dan akhirnya ada yang menjadi pejabat, dokter, guru, polisi, politikus dan lain
sebagainya.

6
D. Penggunaan Bahasa Arab Kampung Sungai Bayas
Awal mulanya orang ayib datang ke palembang masih menggunakan bahasa arab
untuk para lelaki, tapi kemudian mereka menikahi orang pribumi yang tidak bisa
berbahasa arab sehingga untuk dapat berkomunikasi orang arab tersebut menggunakan
bahasa melayu agar dapat berinteraksi dengan istrinya tersebut. ketika mereka
memiliki anak, anak tersebut tidak mendengar orang tuanya berbahasa arab sehingga
anak tersebut tidak bisa berbahasa arab dan lama kelamaan bahasa arab pun tidak
pernah terpakai lagi dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kini Pengunaan bahasa arab
didaerah tersebut sudah jarang digunakan dan diterapkan apalagi di kalangan remaja.

BAB III
7
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kampung arab yang terbentuk di palembang ini tepatnya di daerah sungai bayas kuto
batu kecamatan ilir timur 2. Di bawa oleh nenek moyang yaitu sayyidina husein dengan
cara berdagang dan bertujuan berdakwah atau menyebarkan agama islam pada
masyarakat palembang yang saat itu masih menganut agama hindu-buddha. Hingga
beliau menikah dengan orang pribumi, disitulah terbentuknya kampung arab dan ada
keturunan mereka menyebarkan agama islam di berbagai daerah yang ada di palembang.

Di daerah sungai bayas ini memiliki 20 kepala keluarga kurang lebih 120 orang
banyaknya. Penghasilan orang di daerah ini kebanyakan 60% dari mereka sebagai
pedagang. Kegiatan ini biasa dilakukan sejak dari awal kedatangan nenek moyang
mereka dalam penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari mereka sudah tidak
menggunakan bahsa arab lagi, semua itu karena untuk menyesuaikan agar mereka dapat
berkomunikasi dengan seksama warga sekitar.

Adat yang masih mereka terapkan hingga saat ini yaitu, adat pernikahan dan perayaan
idul fitri. Adat ini terbentuk dari campuran antara adat arab dan melayu dan orang-orang
arab di kampung ini sangat mengutamakan gotong-rong, suka membantu antara warga
satu dengan warga yang lainnya. Karena dari kesadara mereka untuk peduli terhadap
seksama yang telah ada sejak nenek moyang mereka.

Anda mungkin juga menyukai