Brucella Done
Brucella Done
Disusun Oleh:
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Food FAO, WHO, dan OIE, brucellosis merupakan salah satu
penyakit yang harus mendapat perhatian khusus dan diawasi. Dari enam Brucella spp.
canis, B. ceti, dan B. pinnipedialis), B. melitensis adalah salah satu penyakit zoonosis
strain brucella yang memiliki virulensi paling tinggi dan merupakan salah satu
spesies brucella yang paling sering ditemukan pada ruminan kecil (highest
Brucella ovis memiliki homologi DNA dengan anggota lain dari genus
pembeda antara B. melitensis dan B.abortus yaitu B. Ovis memiliki rough phenotype ,
terjadi setelah konsumsi susu mentah. Pada susu atau produk susu yang sudah
1.2 Tujuan
1. Memahami patogenitas Brucella ovis dan Brucella melitensis
1.3 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
Sumber Infeksi
Ruminan kecil jantan yang terinfeksi adalah sumber infeksi dan memudahkan
dengan semen dan indukan domba biasanya lebih resisten terhadap infeksi.Infeksi
kelemahan. Pada domba betina yang terinfeksi dan menyebabkan abortus, maka agen
infeksi ini dapat ditemukan di plasenta, vaginal discharge dan susu(Poester, 2019)
Transmisi
Transmisi antar rams terjadi melalui infeksi melalui passive venereal infection
dan atau kontak langsung antar ram. passive venereal infectionterjadi dari domba
melakukan kawin alam. Kemudian domba betina estrus tersebut dikawin oleh
pejantan lain sehingga hal ini yang menjadi penyebab alami transmisi infeksi dari
jantan ke jantan selama musim kawin. Pejantan juga dapat terinfeksi dengan
mengendus atau menjilat area kelamin seperti preputium atau melakukan aktifitas
meskipun belum melakukan aktifitas kawin. Sedangkan anak domba yang dilahirkan
dari indukan yang terinfeksi dan meminum susu dari induk tidak akan membuatnya
Dampak Ekonomi
biaya(Poester, 2019)
Zoonotic Implication
Pathogenesis
utama dari B.ovis adalah plasentitis, yang terkadang mengganggu nutrisi janin sampai
menyebabkan kematian janin atau anak domba lahir dengan kondisi berat badan yang
Clinical Findings
Umumnya tidak terlihat gejala klinis pada betina tetapi pada beberapa
kasusinfeksiini menyebabkan abortus, lahir mati atau anak yang dilahirkan lemah dan
Regresi sindrom akut diikuti akan terjadi setelah periode laten karena adanya
perkembangan lesi yang dapat diraba di epididimis dan tunika dari satu atau
acuteinflammatory stage, hasil semen yang buruk sebagai bentuk chronic stage
Semen Examination
yang terinfeksi, temuannya adalah penurunan kualitas semen, output sperma total
Treatment
Kontrol
Vaksinasi
buruk. Penggunaan vaksin yang terbunuh mungkin tidak disarankan dimana upaya
yaitu Australia, New Zealand, Amerika utara dan selatan, asia tengah, rusia, afrika
utama brucellosis pada manusia (Malta fever).Ada tiga biovar organisme yang
diklasifikasikan berdasarkan letak geografis tetapi tidak ada perbedaan dalam hal
dengan anggota lain darigenus Brucella, yang saat ini memiliki 10 spesies yang
Sumber Infeksi
Saluran reproduksi
Domba jantan atau betina yang terinfeksi, terlepas dari terjadinya abortusatau
eksudat vagina dari domba atau kambing yang terinfeksi juga dapatmengandung
Milk
dan yang kemudian akan ditularkanpada masa laktasi. Pada domba, uterus dan susu
(Radostits, 2006)
Transmisi
Penularan utama pada hewan terjadi melalui kontak dengan bahan yang
terkontaminasi plasenta, fetus, cairan fetus, dan cairan vagina dari ternak abortus atau
partus. Penularan yang lainnya juga terjadi melalui kontak dengan kulit, selaput
Penularan secara veneral tidak terlalu penting, yang lebih penting adalah penularan
dari semen yang terkontaminasi melalui inseminasi buatan. Ternak lebih sering
asimtomatik setelah abortus yang pertama, akan tetapi bersifat karier dan
mengeluarkan bakteri melalui air susu. Selain melalui air susu bakteri juga
dikeluarkan melalui urine, feses, cairan higroma, air liur, hidung dan okular. Bakteri
dapat menyebar melalui cairan muntah termasuk padang rumput, pakan dan air yang
In utero infection
kasus,infeksi tetap ada dan dalam bentuk laten sampai kematangan seksual, kemudian
dan SusuInfeksi laten juga dapat diperoleh dari konsumsisusudan kolostrum yang
Dampak Ekonomi
Biaya meliputi kerugian produksi yang terkait dengan infeksi pada hewan,
biaya yang cukup besar untuk program pencegahan, dan penyakit manusia.Kerugian
bukan saj untuk domba dan kambing, tetapi juga untuk sapi.(Poester, 2019)
Implikasi zoonosis
B. melitensis adalah yang paling invasif dan pathogen untuk manusia dan
Patogenitas
Bakteri masuk ke dalam tubuh melalui mukosa port entery kemudian masuk
ke dalam sel limfoepitel dan difagositosis oleh sel neutrofil dan sel makrofag
tidakmampu mengatasi adanya infeksi maka akan muncul bakterimia setelah 10-20
hari dan persisten selama 30 hari sampai 2 bulan pascainfeksi. Setelah bakterimia
pada hewan bunting maka bakteri akan masuk ke dalam plasenta hewan bunting dan
daerah ambing. Infeksi pada hewan yang tidak bunting akan menuju ke daerah
ambing dan sering tanpa gejala klinis ataupun lesi. Bakteri dalam makrofag
infeksi pada membran persendian sehingga berisi cairan jernih, fibrin, maupun nanah
cairan susu mempunyai peran yang sangat penting untuk terjadinya reinfeksi. Sapi,
kambing maupun hewan lain yang terinfeksi di dalam kelenjar ambing, ketika
sistem peredaran darah umum dan bereplikasi di dalam alveoli dan duktus, dan
dalam kelenjar susu merupakan fase kedua dari infeksi dan sering mengakibatkan
diinternalisasi oleh M sel dalam peyer patch, kemudian menyebar ke dalam kelenjar
beberapa langkah penting selama infeksi. Brucella spp.dapat menyerang sel epitel
secara intraseluler dalam sel host fagositik atau non-fagositik (OIE, 2013).
Mekanisme yang memungkinkan invasi pada sel inang oleh Brucella spp.tidak
sepenuhnya jelas, tetapi meskipun reseptor host spesifik yang berinteraksi dengan
diam-diam atau tidak diperhatikan oleh sistem imun bawaan inang. Bahkan, Brucella
MyD88, dan juga menghambat pematangan DC, sekresi sitokin dan presentasi
endotoksik (LPS), dan penginduksi apoptosis sel inang. Namun, LPS memainkan
peran penting dalam virulensi Brucella karena mencegah pembunuhan bakteri yang
seperti defensin dan laktoferin. Mekanisme virulensi penting lainnya dari Brucella
adalah sistem pengaturan dua komponen BvrR / BvrS, yang diperlukan untuk
modulasi sitoskeleton sel inang pada invasi Brucella, dan untuk pengaturan ekspresi
Cyclic β-1,2-glukan, yang juga merupakan bagian dari membran luar, juga diperlukan
sistem sekresi tipe IV (T4SS), yang dikodekan oleh komponen-komponen dari operon
virB, yang sangat penting untuk kelangsungan hidup intraseluler dalam sel inang dan
Patobiologi
Brucella melitensis pertama kali diisolasi oleh Sir David Bruce pada tahun
1887, dari limpa seorang tentara Inggris di pulau Malta, dan yang didominasi oleh
Micrococcus melitensis. Meyer dan Shaw berganti nama menjadi bakteri Brucella
menyebabkan masalah signifikan pada manusia dan pada kambing dan domba di
seluruh dunia.Kambing sangat rentan terhadap infeksi dan merupakan inang utama
kotiledon, membran plasenta, dan cairan amnion, mencapai hingga 1 × 1010 colony-
forming units (CFU) ml dalam cairan allantoic dan 1 × 1013 CFU/g pada jaringan
dalam kotiledon. Oleh karena itu, kambing yang terinfeksi Brucella merupakan
ancaman serius penularan penyakit ke hewan lain dalam kawanan dan ke peternak
Berbeda dengan B. abortus, yang biasanya tidak diisolasi dari sampel vagina
sebelum partus atau aborsi, B. melitensis sering dapat diisolasi dari vagina kambing
hamil yang terinfeksi sebelum melahirkan. Shedding Brucella berkurang dalam satu
bulan, tetapi organisme dapat diisolasi hingga satu tahun setelah proses kelahiran.
dalam jaringan reproduksi dan janin kambing bunting, menyebabkan nekrosis dan
kualitas juga harus dijaga.Hal ini yang dilakukan karantina dalam menyikapi keadaan
ini, yaitu menjaga kepercayaan negara tujuan terhadap Indonesia dan mencegah
kerugian dari perusahaan pengirim. Dengan monitoring dari pihak karantina akan
Distribusi
dikarenakan peternak mendapatkan income yang tidak terlalu besar dan kondisi alam
yang berubah. Bahkan OIE juga telah mengumukan bahwa wabah B. melitensis
sebanyak 5000 ekor ke Malaysia dan juga Uni Emirat Arab sebanyak 300
juga harus dijaga.Hal ini yang dilakukan oleh karantina dalam menyikapi keadaan ini,
yaitu menjaga kepercayaan negara tujuan terhadap Indonesia dan mencegah kerugian
dari perusahaan pengirim. Dengan monitoring dari pihak karantina akan dapat
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
termasuk pada golongan II sesuai Kepmentan No.3238 tahun 2009 tentang jenis
hostnya.
bersifat pathogen terhadap manusia. Brucella Ovis dapat menginfeksi pada kambing
dan tidak bersifat pathogen terhadap manusia. Penularan pada manusia dapat melalui
susu mentah yang tidak dimasak dengan sempurna, daging yang dimasak kurang
matang. Melalui membrane mukosa atau kulit yang terluka, atau dapat melalu organ
Penuluran melalui aerosol dapat terjadi. Pada hewan penularan dapat terjadi
melalui masuknya bersama jaringan atau cairan tubuh yang terinfeksi, kontak
langsung, alat reproduksi atau secara perkawinan dan muntahan. Untuk diagnosis
Brucella dapat dilakukan pemeriksaan Serologis (brucellosis card test, ELISA), PCR,
Acha, P.N. dan Boris, S. 2003. Zoonosis and Communicable Disease Common to
Man and Animal Volume 1: Bacterioses and Mycoses, 3rd Edition.
Washington.
Adams, G.L. 2002.The pathology of reflects brucellosis the outcome of the battle
between the host genome and the Brucella genonoe. Journal of Veterinary
Microbiology 90: 553-561.
Blasco, J.M. Control and eradication of Brucella melitensis in sheep and goats. Vet
Clin North AmFood Anim Pract. 2011;27:95-104.
Cirl C., Wieser A., Yadav, M., Duerr, S., Schubert, S., Fischer, H., Stappert, D.,
Wantia, N., Rodriguez,N., Wagner, H., Svanborg, C., Miethke, T. Subversion
of Toll-like receptor signalling by a unique family of bacterial
Toll/interleukin-1 receptor domain-containing proteins. Nat Med. 399–406.
Neta, A.V.C., Mol, J.P.S., Xavier, M.N., Paixão, T.A., Lage, A.P., Santos, R.L.
2010.Pathogenesis of Bovine brucellosis.Journal of Veterinary.Sci J. 184:
146-145.
Xavier, M.N., Silva, T.M.A., Costa, E.A., Paixa, T.A., Moustacas, V.S., Carvalho,
C.A.J.,Sant’Anna, F.M., Robles, C.A., Gouveia,A.M.G., Lage, A.P., Tsolis,
R.M., Santos, R.L. 2010. Pathogenesis of Brucella sp..The Open Veterinary
Science Journal 4:109-118.