Makalah ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen
Semester Ganjil 2020/2021
Disusun Oleh:
Tasya Aulia Rahman Hartomo 1810102003
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................3
A. Latar Belakang......................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................5
A. Kesimpulan.........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Profesi akuntansi mulai tumbuh pada saat era Pacioli dalam abad ke 15 dengan
mengembangkan tata buku berpasangan. Sesuai dengan lingkungan bisnis Pacioli, maka
dikembangkan akuntansi untuk usaha perdagangan yang melibatkan pengiriman barang-
barang ke luar negeri untuk dipertukarkan dengan barang lain yang terdapat di negara
tersebut. Akhir abad ke-19 timbul industri tekstil di Inggris bagian Utara, saat itu disebut
pula kelahiran kapitalisme industri, dimana para pedagang sebagian besar berubah menjadi
pengusaha (Supriyono, 1997: 11).
Adanya perubahan-perubahan tersebut mengakibatkan tata buku berpasangan
dikembangkan oleh para pengusaha menjadi tata buku biaya berpasangan, yang digunakan
untuk: (a) membantu pembuatan keputusan dan pengendalian dalam pabrik, (b) menentukan
besarnya bahan baku dan upah buruh, (c) menghasilkan informasi tenaga kerja dan biaya
produksi, dan (d) untuk mengetahui efisiensi dan perubahan biaya dari waktu ke waktu.
Gagasan yang berkembang di Inggris tersebut dengan cepat berkembang di Amerika
Serikat, sehingga pada tahun 1887 terbit publikasi pertama buku akuntansi biaya dan
akuntansi manajemen dengan judul “Factory Account” ditulis oleh Emile Garche dan J.M.
Fells (Anne Loft, 1991: 19).
Setelah tahun 1900 mulai timbul pengintegrasian antara catatan biaya dan keuangan.
Pada awal abad 20 mulai dikembangkan teknik-teknik dan sistem untuk pendistribusian dan
pengalokasian biaya overhead. Pada awal perkembangan akuntansi manajemen pada
dasarnya berkaitan dengan isu-isu akuntansi biaya tentang penentuan harga pokok produksi.
Hal ini karena kecepatan proses produksi sangat ditentukan oleh kecepatan operasi manual,
sehingga belum terlalu rumit. Perkembangan selanjutnya sesuai dengan pergerakan
manajemen ilmiah yang dikemukakan oleh Frederick Taylor. Di Amerika Serikat gerakan
itu dimulai oleh para insinyur-manajer (bukan paraakuntan). Pada akhir abad 19 dan awal
abad 20, para insinyur dan akuntan menggunakan informasi standar untuk mencapai tiga
tujuan:
1. Untuk menganalisis efisiensi potensial tugas-tugas atau proses.
3
2. Untuk membandingkan efisiensi sesungguhnya dengan efisiensi potensial. Pelopor
pemakaian sistem penganggaran fleksibel.
3. Untuk menyederhanakan penilaian persediaan produk selesai dan barang dalam
proses.
Dalam penilaian ini para akuntan mulai menggunakan informasi biaya standar (Anne
Loft, 1991: 28). Awal abad 20 dikembangkan teknik-teknik akuntansi manajemen berupa
anggaran dan kembalian investasi (ROI). Perkembangan selanjutnya banyak perusahaan
merubah struktur organisasinya dari fungsional menjadi multidivisi. Pada tahun 1917,
Alexander Hamilton mengeluarkan gagasan mengenai pusat-pusat produksi yang
merupakan sumbangan besar pada akuntansi manajemen sampai saat ini. Hamilton juga
mengembangkan konsep tarip tenaga kerja per jam mesin, sehingga akuntansi manajemen
mempunyai peran yang penting untuk mengevaluasi prestasi divisi maupun perusahaan
secara keseluruhan. Oleh karena itu pada tahun 1927 D.R. Scott seorang profesor akuntansi
pada University of Missouri dalam bukunya The Cultural Significance of Accounts,
menekankan bahwa para akuntan harus memperhatikan tidak hanya pada debit dan kredit
namun juga pada informasi.
Pada awal dekade 1930-an sejalan dengan kelahiran pasar modal di Amerika Serikat,
akuntansi manajemen berfungsi menyajikan laporan keuangan yang obyektif, auditable, dan
verifiable bagi pemeriksaan oleh akuntan publik. Pada tahun- tahun ini mulai digunakan
teknik-teknik untuk membebankan biaya pada produk individual, penerapan anggaran,
akuntansi pertanggungjawaban, dan meluas pada penilaian prestasi divisional (Johnson,
H.T. dan R. A. Kaplan, 1987: 43).
Akhirnya pada tahun 1940 J. Brooks Heckert’s menulis buku The Analysis and Control
of Distribution Costs for Sales Executives and Accountants. Buku ini membahas pentingnya
perhatian para eksekutif penjualan dan para akuntan terhadap biaya distribusi yang
jumlahnya semakin penting (Supriyono, 1997: 33).
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Para pemilik perusahaan yang mempunyai bagian saham
perusahaan membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk dapat
mengetahui sejauh mana kemajuan atau kemunduran yang dialami
perusahaan. Pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dari
dividen yang akan semakin besar jika perusahaan untung besar.
3) Pemerintah
Besarnya pajak yang harus dibayarkan perusahaan atau organisasi
kepada pemerintah sebagian besar berdasarkan atas informasi pada
laporan keuangan perusahaan.
4) Kreditur
Jika perusahaan sedang terdesak dan membutuhkan dana segar
perusahaan mungkin akan meminjam uang pada kreditor seperti
meminjam uang di bank, berhutang barang pada supplier/pemasok.
Kreditur akan memberikan dana jika perusahaan memiliki kondisi
keuangan yang baik dan tidak akan memiliki potensi yang besar untuk
merugi.
5) Pihak lainnya
Sebenarnya masih banyak pihak lain dari luar perusahaan
perusahaan yang mungkin saja akan menggunakan laporan/informasi
akuntansi suatu organisasi seperti para karyawan, serikat pekerja,
auditor akuntan publik, polisi, pelajar / mahasiswa, wartawan, dan
banyak lagi lainnya.
2. Dari Faktor Pembatasan Pada Masukkan dan Proses
Akuntansi manajemen tidak tergantung pada prinsip-prinsip akuntansi. SEC dan
FASB menetapkan prosedur akuntansi yang harus diikuti untuk laporan
keuangan.masukan dan prosess dari akuntansi keuangan harus jelas dan terbatas.
Hanya kegiatan-kegiatan ekonomi tertentu yang memenuhi kualifikasi sebagai
masukan dan proses, harus mengikuti metode yang diterima oleh umum. Tidak
seperti akuntansi keuangan, akuntansi manajemen tidak mempunyai lembaga khusus
yang mengatur format, isi, aturan dalam memilih masukan serta proses, dan
penyusunan laporan keuangan. Manajer bebas memilih informasi yang apa pun yang
6
mereka inginkan-penyediaanya dapat dibenarkan atas dasar analisis biaya-mamfaat
(cost- benefit analysis). Dewasa ini pembebanan biaya secara konvensional sudah
mulai ditinggalkan dan beralih ke pembebanan biaya berdasarkan activity based
costing system (ABC-system). Dalam perkembangan akuntansi manajemen banyak
sekali isu kontemporer dalam teknik-teknik manajemen mulai diterapkan, seperti
metode Just In Time (JIT), Total Quality Management (TQM), target costing, dan
orientasi pelanggan. Penilaian kinerja manajer saat ini sudah mulai mengalami
pergeseran. Jika dahulu menilai kinerja seorang manajer cukup hanya dari perspektif
keuangan, tetapi sekarang untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif
harus dari dua perspektif yang dikenal dengan istilah balanced scorecard. Penilaian
kinerja akan dilakukan dari dua sisi, yaitu keuangan (financial) dan non-financial
seperti penilaian pelanggan/customer, pertumbuhan dan pembelajaran, serta proses
bisnis internal. Balanced scorecard merupakan isu-isu terbaru dalam akuntansi
manajemen. Balanced scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategik yang
menjabarkan misi dan strategi suatu organisasi ke dalam tujuan operasional dan
tolak ukur kinerja untuk empat perspektif yang berbeda, yaitu perspektif keuangan,
perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, serta pembelajaran dan
pertumbuhan.
Kesenjangan yang dihadapi antara teori dan praktik akuntansi manajemen dapat
digolongkan menjadi (1) kesenjangan dalam pengembangan pendekatan ekonomi, (2)
kesenjangan dalam pengembangan teknik-teknik, (3) kemampuan beradaptasi pada
teknologi dan lingkungan yang baru, dan (4) memperhatikan pengendalian dan kreativitas
perilaku sosial (5) kritik dan kebijakan (Supriyono, 1997: 18 — 23). Masalah-masalah
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut, yaitu:
7
maksimumisasi tersebut, banyak orang menganggap bahwa aturan-aturan keputusan
yang tepat telah diidentifikasikan, selanjutnya para karyawan tanpa mempertanyakan
dan tanpa mempertimbangkan kepentingan dirinya, mereka akan
mengimplementasikan keputusan tersebut.
Dalam praktik, terdapat berbagai rintangan sosial dan ekonomi untuk mencapai
persaingan sempurna. Seringkali pengetahuan yang terbatas terhadap organisasi
industri dan perdagangan mengakibatkan kelambanan dan ketidakefisienan. Dalam
analisis principle-agent (PAA), didasarkan anggapan bahwa para karyawan dimotivasi
oleh kepentingannya sendiri daripada sikap mementingkan kepentingan orang lain.
Oleh karena itu, para karyawan berusaha untuk mencapai tujuannya sendiri daripada
untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam kondisi ini, alat untuk melindungi organisasi
dari penurunan semangat kebersamaan untuk mencapai tujuan organisasi atau bahkan
timbulnya anarki adalah membuat ikatan perjanjian.
Demikian juga dalam alokasi biaya terdapat perdebatan sejak pertengahan abad
19 sampai sekarang. Sebagian pakar berpendapat bahwa dalam mengalokasikan biaya
harus menggunakan konsep dan metode yang diturunkan dari ilmu atau teori ekonomi.
Namun, dalam praktik, selain dipengaruhi oleh teori ekonomi, alokasi biaya juga
dipengaruhi faktor hukum, politik, dan sosial. Konsekuensinya para periset harus peka
terhadap keadaan organisasi dan sosial untuk digunakan dalam pengalokasian biaya.
2. Pengembangan teknik-teknik
Kemajuan teknologi (komputer) mempunyai dampak besar pada analisis yang
dilakukan oleh para manajer. Program-program (spreadsheet) memungkinkan untuk
menyusun skenario alternatif pilihan dengan cepat dan program- program klasik yang
terstruktur dapat digunakan untuk menghadapi ketidakpastian masa depan dengan
lebih baik. Kesulitan dalam menggunakan program untuk mengidentifikasikan
keputusan optimal karena program tidak menunjukkan apakah keputusan yang optimal
tersebut dapat dicapai. Seringkali alternatif keputusan nampak terlalu memberi
harapan. Namun, jika solusi yang optimal telah diketahui dengan menggunakan
program (linear, analisis sensitivitas) parametrik yang optimal dipertahankan jika
pertanyaan "what if" terjawab.
8
Komputer dapat digunakan oleh manajemen dalam membantu menyusun peramalan
masa depan, namun peramalan hanya memberi manfaat yang kecil jika tidak
dimodifikasi sehingga dapat digunakan untuk bertindak. Oleh karena itu ha- rus
mempertimbangkan akurasi peramalan dan konsekuensi terjadinya kesalahan. Dalam
menyusun peramalan memerlukan keputusan ekonomik tertentu dalam kondisi
organisasi yang nyata. Dalam organisasi nyata, terdapat pertimbangan subyektif, bias,
dan kepentingan pribadi, termasuk peramal yang sudah mempero- leh pelatihan
matematika yang obyektif.
9
terotomasi terhadap sistem akuntansi manajemen belum dapat dipahami sepenuhnya,
namun jelas menimbulkan tantangan dan masalah bagi para manajer dan para akuntan
manajemen.
4. Pengendalian dan kreativitas, perilaku sosial
Metode-metode manajemen Jepang yang dinilai berhasil saat ini mendorong
banyak negara untuk mengadakan riset mengenai relevansi perilaku dalam akuntansi
manajemen. Isu-isu mengenai faktor sosial, kelompok, budaya, dan sistem balas jasa
berdampak kinerja mulai memperoleh perhatian yang besar dari para peneliti.
Penelitian sebelumnya banyak yang mendasarkan sistem pengendalian, sistem
pemberian balas jasa pada para karyawan dan para manajer, dan sistem motivasi
berdasar moneter dianggap relatif terlalu sederhana.
Teori motivasi alternatif perlu dikembangkan. Teori tersebut seharusnya
menghubungkan antara sistem pengendalian akuntansi, sistem penilaian kinerja, dan
sistem pemberian balas jasa. Sistem akuntansi tersebut hendaknya merupakan bagian
integral penilaian kinerja, dapat membantu menentukan peran dan harapan berbagai
tingkat kinerja, dan melaporkan pencapaian kinerja pada tingkat manajemen yang
lebih tinggi. Kinerja dipengaruhi oleh motivasi, banyak teori motivasi yang
mempengaruhi sistem akuntansi misalnya teori penghargaan, teori ekuitas, dan teori
penentuan tujuan. Dalam merancang sistem akuntansi harus merupakan bagian integral
dan dihubungkan dengan isu-isu dalam perencanaan organisasi.
10
wawasan kita tentang bagaimana pengendalian dapat dilaksanakan, tidak hanya dari
perspektif corporate tetapi juga dari perspektif perhatian publik. Sebagaimana
perhatian pusat kepada diskusi-diskusi contemporer dalam introduksi teknik-teknik
dan filosofi-filosofi akuntansi manajemen kepada sektor publik.
Humphrey dan Olson menunjukkan bagaimana akuntansi mengukur efisiensi dan
efektivitas secara keseluruhan dan mereka berargumentasi bahwa budaya perusahaan
yang didasarkan pada individualistik dalam filosofi market-based dapat mengurangi
kekuatan organisasi sektor publik dan memperlemah komitmen pada hubungan kolega
dan jasa. Metode akuntansi baru yang digunakan dalam sektor publik secara teknik
tidak memadai, contoh: penekanan pada pengukuran efisiensi financial yang dikaitkan
dengan input dari pada output tidak dapat memenuhi kriteria efektivitas yang
dikehendaki, dan oleh karena itu menghasilkan perilaku yang menyimpang.
11
ABC suatu penetapan harga pokok dengan dasar aktivitas yang dikonsumsi oleh
produk atau output.
4. Creation of Value Trough Effective Resources Use Tahun 1995
Tahap keempat terjadi perkembangan akuntansi manajemen yang revolusioner
akibat persaingan bisnis yang makin ketat. Kekuatan pasar mengarahkan paradigma
berpikir dan bekerja, sehingga perusahaan dipaksa untuk menjalankan berbagai
inovasi agar tetap dapat menjaga keberlangsungannya.
Sejarah akuntansi manajemen sesungguhnya dimulai pada awai abad ke 20 dan
pada awal perkembangannya masih fokus pada tema akuntansi biaya dan dikenal
sebagai akuntansi manajemen tradisional.
12
sistem akuntansi manajemen tradisional tidak berlaku lagi. Oleh karena itu, sistem
akuntansi manajemen yang baru, kemudian muncul. Trend yang menyebabkan perubahan
akuntansi manajemen, adalah:
1. Kemajuan teknologi informasi
Dengan teknologi informasi pada tingkat perkembangannya sekarang,
manajemen mampu memproduksi produk yang tidak terbayangkan sebelumnya,
dan dengan mudah dapat memperoleh informasi yang diperlukan untuk
menjalankan bisnis mereka. Dilain pihak, akuntan manajemen mampu melakukan
rekayasa informasi yang sebelumnya tidak mungkin dilaksanakan dengan cara
manual.
13
Banyak perusahaan yang memproduksi berbagai macam kelompok produk
yang masing-masing produk mengkonsumsi sumber daya dengan tingkat yang
sangat berbeda satu sama lain, sehingga pembebanan biayaoverhead pabrik tidak
mencerminkan keterserapan produk tersebut. Pemanfaatan komputer untuk
memudahkan desain dan pengetesan hasil desain produk menyebabkan inovasi
produk sangat pesat, sehingga daur hidup produk (product life cycle) menjadi
semakin pendek.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akuntansi manajemen merupakan salah satu bagian dari ilmu akuntansi yang
menitikberatkan permasalahannya pada organisasi serta informasi yang dibutuhkan
organisasi tersebut. Laporan dari bagian akuntansi dalam perusahaan dapat membantu
manajer mengambil keputusan dengan lebih bijak dan terarah, setelah keputusan diambil
biasanya bagian akuntansi akan menilai apakah keputusan itu efektif dan efisien.
Sesuai dengan konsep International federation of Accountants - IFAC (1998), praktek
akuntansi manajemen yang dijalankan organisasi sejak tahun 1950-an sampai dengan
sekarang menyangkut 4 tingkatan perkembangan saling berkaitan yaitu: Cost Determination
and Financial Control (CDFC) Sebelum Tahun 1950, Information for Management
Planning Tahun 1965, Reduction of Resource Waste in Business Processes (RWR) Tahun
1985, Creation of Value Through Effective Resources Use Tahun 1995
Akuntansi manajemen masa kini mungkin mempunyai relevansi pada akuntansi
manajemen di masa yang akan datang. Adanya pemahaman terhadap akuntansi manajemen
masa lalu dan masa kini memungkinkan untuk memprediksikan akuntansi manajemen yang
diperlukan di masa yang akan datang.
Tanpa adanya pemahaman terhadap perkembangan akuntansi manajemen masa lalu dan
hanya memahami akuntansi manajemen masa kini mengakibatkan akuntansi manajemen
lebih bersifat reaktif tidak proaktif terhadap permasalahan yang dihadapi oleh dunia bisnis.
Kurangnya kesadaran terhadap pemahaman atas masa lalu, maka sejarah dianggapnya
sebagai sesuatu peristiwa yang mendahului saja.
15
DAFTAR PUSTAKA
16