Anda di halaman 1dari 16

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AKUNTANSI MANAJEMEN

Makalah ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen
Semester Ganjil 2020/2021

Dosen Pengampu: Akhmad Saebani, SE, M.Si, CMA, CBV

Disusun Oleh:
Tasya Aulia Rahman Hartomo 1810102003

PROGRAM STUDI AKUNTANSI D III


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2020
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................3

A. Latar Belakang......................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................5

A. Kendala yang Dihadapi Oleh Akuntansi Manajemen..........................................................5

B. Perbedaan Akuntansi Manajemen di Setiap Tahapan Perkembangannya Menuju


Akuntansi Manajemen Modern..................................................................................................11

C. Akuntansi Manajemen Kini................................................................................................12

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................15

A. Kesimpulan.........................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Profesi akuntansi mulai tumbuh pada saat era Pacioli dalam abad ke 15 dengan
mengembangkan tata buku berpasangan. Sesuai dengan lingkungan bisnis Pacioli, maka
dikembangkan akuntansi untuk usaha perdagangan yang melibatkan pengiriman barang-
barang ke luar negeri untuk dipertukarkan dengan barang lain yang terdapat di negara
tersebut. Akhir abad ke-19 timbul industri tekstil di Inggris bagian Utara, saat itu disebut
pula kelahiran kapitalisme industri, dimana para pedagang sebagian besar berubah menjadi
pengusaha (Supriyono, 1997: 11).
Adanya perubahan-perubahan tersebut mengakibatkan tata buku berpasangan
dikembangkan oleh para pengusaha menjadi tata buku biaya berpasangan, yang digunakan
untuk: (a) membantu pembuatan keputusan dan pengendalian dalam pabrik, (b) menentukan
besarnya bahan baku dan upah buruh, (c) menghasilkan informasi tenaga kerja dan biaya
produksi, dan (d) untuk mengetahui efisiensi dan perubahan biaya dari waktu ke waktu.
Gagasan yang berkembang di Inggris tersebut dengan cepat berkembang di Amerika
Serikat, sehingga pada tahun 1887 terbit publikasi pertama buku akuntansi biaya dan
akuntansi manajemen dengan judul “Factory Account” ditulis oleh Emile Garche dan J.M.
Fells (Anne Loft, 1991: 19).
Setelah tahun 1900 mulai timbul pengintegrasian antara catatan biaya dan keuangan.
Pada awal abad 20 mulai dikembangkan teknik-teknik dan sistem untuk pendistribusian dan
pengalokasian biaya overhead. Pada awal perkembangan akuntansi manajemen pada
dasarnya berkaitan dengan isu-isu akuntansi biaya tentang penentuan harga pokok produksi.
Hal ini karena kecepatan proses produksi sangat ditentukan oleh kecepatan operasi manual,
sehingga belum terlalu rumit. Perkembangan selanjutnya sesuai dengan pergerakan
manajemen ilmiah yang dikemukakan oleh Frederick Taylor. Di Amerika Serikat gerakan
itu dimulai oleh para insinyur-manajer (bukan paraakuntan). Pada akhir abad 19 dan awal
abad 20, para insinyur dan akuntan menggunakan informasi standar untuk mencapai tiga
tujuan:
1. Untuk menganalisis efisiensi potensial tugas-tugas atau proses.

3
2. Untuk membandingkan efisiensi sesungguhnya dengan efisiensi potensial. Pelopor
pemakaian sistem penganggaran fleksibel.
3. Untuk menyederhanakan penilaian persediaan produk selesai dan barang dalam
proses.
Dalam penilaian ini para akuntan mulai menggunakan informasi biaya standar (Anne
Loft, 1991: 28). Awal abad 20 dikembangkan teknik-teknik akuntansi manajemen berupa
anggaran dan kembalian investasi (ROI). Perkembangan selanjutnya banyak perusahaan
merubah struktur organisasinya dari fungsional menjadi multidivisi. Pada tahun 1917,
Alexander Hamilton mengeluarkan gagasan mengenai pusat-pusat produksi yang
merupakan sumbangan besar pada akuntansi manajemen sampai saat ini. Hamilton juga
mengembangkan konsep tarip tenaga kerja per jam mesin, sehingga akuntansi manajemen
mempunyai peran yang penting untuk mengevaluasi prestasi divisi maupun perusahaan
secara keseluruhan. Oleh karena itu pada tahun 1927 D.R. Scott seorang profesor akuntansi
pada University of Missouri dalam bukunya The Cultural Significance of Accounts,
menekankan bahwa para akuntan harus memperhatikan tidak hanya pada debit dan kredit
namun juga pada informasi.
Pada awal dekade 1930-an sejalan dengan kelahiran pasar modal di Amerika Serikat,
akuntansi manajemen berfungsi menyajikan laporan keuangan yang obyektif, auditable, dan
verifiable bagi pemeriksaan oleh akuntan publik. Pada tahun- tahun ini mulai digunakan
teknik-teknik untuk membebankan biaya pada produk individual, penerapan anggaran,
akuntansi pertanggungjawaban, dan meluas pada penilaian prestasi divisional (Johnson,
H.T. dan R. A. Kaplan, 1987: 43).
Akhirnya pada tahun 1940 J. Brooks Heckert’s menulis buku The Analysis and Control
of Distribution Costs for Sales Executives and Accountants. Buku ini membahas pentingnya
perhatian para eksekutif penjualan dan para akuntan terhadap biaya distribusi yang
jumlahnya semakin penting (Supriyono, 1997: 33).

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kendala yang Dihadapi Oleh Akuntansi Manajemen


Menurut Bob Eiler dan Tom Cucuzza dapat disimpulkan krisis yang terjadi pada
akuntansi manajemen adalah:
1. Dari Faktor Penggunaannya
Dalam akuntansi manajemen tradisional hanya berfokus pada penyediaan kepada
pengguna internal seperti pabrik, divisi, atau lingkungan internal perusahaan dan tidak
mengikuti perluasan ekonomi perusahaan, terutama pada bagian eksternal dari bisnis
yang terdiri dari persediaan, joint venture, dan tujuan khusus perusahaan yang lain.
Seiring dengan tuntutan global lebih diperhatikan fokus pada kemampuan akuntansi
manajemen untuk mengukur dan mengevaluasi secara internal dan eksternal bidang-
bidang dalam perusahaan guna mengoptimalisasikan keputusan yang akan diambil
oleh pihak eksternal. Pihak- pihak tersebut adalah:
a. Pihak internal
Pihak internal adalah pihak yang berada dalam struktur organisasi.
Manajemen adalah pihak yang paling membutuhkan laporan akuntansi yangtepat
dan akurat untuk mengambil keputusan yang baik dan benar. Contohnya seperti
manajer yang melihat posisi keuangan perusahaan untuk memutuskan apakah
akan membeli gedung untuk kantor cabang baru atau tidak.
b. Pihak eksternal
1) Investor
Investor membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk
menentukan apakah akan menanamkan modalnya atau tidak. Jika dalam
prediksi investor akan memberikan keuntungan yang baik, maka
investor akan menyetorkan modal ke perusahaan, dan begitu juga
sebaliknya
2) Pemegang Saham/Pemilik Perusahaan

5
Para pemilik perusahaan yang mempunyai bagian saham
perusahaan membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk dapat
mengetahui sejauh mana kemajuan atau kemunduran yang dialami
perusahaan. Pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dari
dividen yang akan semakin besar jika perusahaan untung besar.
3) Pemerintah
Besarnya pajak yang harus dibayarkan perusahaan atau organisasi
kepada pemerintah sebagian besar berdasarkan atas informasi pada
laporan keuangan perusahaan.
4) Kreditur
Jika perusahaan sedang terdesak dan membutuhkan dana segar
perusahaan mungkin akan meminjam uang pada kreditor seperti
meminjam uang di bank, berhutang barang pada supplier/pemasok.
Kreditur akan memberikan dana jika perusahaan memiliki kondisi
keuangan yang baik dan tidak akan memiliki potensi yang besar untuk
merugi.
5) Pihak lainnya
Sebenarnya masih banyak pihak lain dari luar perusahaan
perusahaan yang mungkin saja akan menggunakan laporan/informasi
akuntansi suatu organisasi seperti para karyawan, serikat pekerja,
auditor akuntan publik, polisi, pelajar / mahasiswa, wartawan, dan
banyak lagi lainnya.
2. Dari Faktor Pembatasan Pada Masukkan dan Proses
Akuntansi manajemen tidak tergantung pada prinsip-prinsip akuntansi. SEC dan
FASB menetapkan prosedur akuntansi yang harus diikuti untuk laporan
keuangan.masukan dan prosess dari akuntansi keuangan harus jelas dan terbatas.
Hanya kegiatan-kegiatan ekonomi tertentu yang memenuhi kualifikasi sebagai
masukan dan proses, harus mengikuti metode yang diterima oleh umum. Tidak
seperti akuntansi keuangan, akuntansi manajemen tidak mempunyai lembaga khusus
yang mengatur format, isi, aturan dalam memilih masukan serta proses, dan
penyusunan laporan keuangan. Manajer bebas memilih informasi yang apa pun yang

6
mereka inginkan-penyediaanya dapat dibenarkan atas dasar analisis biaya-mamfaat
(cost- benefit analysis). Dewasa ini pembebanan biaya secara konvensional sudah
mulai ditinggalkan dan beralih ke pembebanan biaya berdasarkan activity based
costing system (ABC-system). Dalam perkembangan akuntansi manajemen banyak
sekali isu kontemporer dalam teknik-teknik manajemen mulai diterapkan, seperti
metode Just In Time (JIT), Total Quality Management (TQM), target costing, dan
orientasi pelanggan. Penilaian kinerja manajer saat ini sudah mulai mengalami
pergeseran. Jika dahulu menilai kinerja seorang manajer cukup hanya dari perspektif
keuangan, tetapi sekarang untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif
harus dari dua perspektif yang dikenal dengan istilah balanced scorecard. Penilaian
kinerja akan dilakukan dari dua sisi, yaitu keuangan (financial) dan non-financial
seperti penilaian pelanggan/customer, pertumbuhan dan pembelajaran, serta proses
bisnis internal. Balanced scorecard merupakan isu-isu terbaru dalam akuntansi
manajemen. Balanced scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategik yang
menjabarkan misi dan strategi suatu organisasi ke dalam tujuan operasional dan
tolak ukur kinerja untuk empat perspektif yang berbeda, yaitu perspektif keuangan,
perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, serta pembelajaran dan
pertumbuhan.

Kesenjangan yang dihadapi antara teori dan praktik akuntansi manajemen dapat
digolongkan menjadi (1) kesenjangan dalam pengembangan pendekatan ekonomi, (2)
kesenjangan dalam pengembangan teknik-teknik, (3) kemampuan beradaptasi pada
teknologi dan lingkungan yang baru, dan (4) memperhatikan pengendalian dan kreativitas
perilaku sosial (5) kritik dan kebijakan (Supriyono, 1997: 18 — 23). Masalah-masalah
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut, yaitu:

1. Pengembangan Pendekatan Ekonomi


Timbulnya kesenjangan antara teori dan praktik akuntansi manajemen telah
mendorong dilakukannya perubahan terhadap riset akuntansi manajemen berbasis
ekonomi. Riset normatif telah menghasilkan berbagai model-model pembuatan
keputusan untuk membantu manajemen dalam membuat keputusan yang optimal
(sinonim dengan maksimumisasi kemakmuran pemilik). Penggunaan model-model

7
maksimumisasi tersebut, banyak orang menganggap bahwa aturan-aturan keputusan
yang tepat telah diidentifikasikan, selanjutnya para karyawan tanpa mempertanyakan
dan tanpa mempertimbangkan kepentingan dirinya, mereka akan
mengimplementasikan keputusan tersebut.
Dalam praktik, terdapat berbagai rintangan sosial dan ekonomi untuk mencapai
persaingan sempurna. Seringkali pengetahuan yang terbatas terhadap organisasi
industri dan perdagangan mengakibatkan kelambanan dan ketidakefisienan. Dalam
analisis principle-agent (PAA), didasarkan anggapan bahwa para karyawan dimotivasi
oleh kepentingannya sendiri daripada sikap mementingkan kepentingan orang lain.
Oleh karena itu, para karyawan berusaha untuk mencapai tujuannya sendiri daripada
untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam kondisi ini, alat untuk melindungi organisasi
dari penurunan semangat kebersamaan untuk mencapai tujuan organisasi atau bahkan
timbulnya anarki adalah membuat ikatan perjanjian.
Demikian juga dalam alokasi biaya terdapat perdebatan sejak pertengahan abad
19 sampai sekarang. Sebagian pakar berpendapat bahwa dalam mengalokasikan biaya
harus menggunakan konsep dan metode yang diturunkan dari ilmu atau teori ekonomi.
Namun, dalam praktik, selain dipengaruhi oleh teori ekonomi, alokasi biaya juga
dipengaruhi faktor hukum, politik, dan sosial. Konsekuensinya para periset harus peka
terhadap keadaan organisasi dan sosial untuk digunakan dalam pengalokasian biaya.

2. Pengembangan teknik-teknik
Kemajuan teknologi (komputer) mempunyai dampak besar pada analisis yang
dilakukan oleh para manajer. Program-program (spreadsheet) memungkinkan untuk
menyusun skenario alternatif pilihan dengan cepat dan program- program klasik yang
terstruktur dapat digunakan untuk menghadapi ketidakpastian masa depan dengan
lebih baik. Kesulitan dalam menggunakan program untuk mengidentifikasikan
keputusan optimal karena program tidak menunjukkan apakah keputusan yang optimal
tersebut dapat dicapai. Seringkali alternatif keputusan nampak terlalu memberi
harapan. Namun, jika solusi yang optimal telah diketahui dengan menggunakan
program (linear, analisis sensitivitas) parametrik yang optimal dipertahankan jika
pertanyaan "what if" terjawab.

8
Komputer dapat digunakan oleh manajemen dalam membantu menyusun peramalan
masa depan, namun peramalan hanya memberi manfaat yang kecil jika tidak
dimodifikasi sehingga dapat digunakan untuk bertindak. Oleh karena itu ha- rus
mempertimbangkan akurasi peramalan dan konsekuensi terjadinya kesalahan. Dalam
menyusun peramalan memerlukan keputusan ekonomik tertentu dalam kondisi
organisasi yang nyata. Dalam organisasi nyata, terdapat pertimbangan subyektif, bias,
dan kepentingan pribadi, termasuk peramal yang sudah mempero- leh pelatihan
matematika yang obyektif.

3. Adaptasi teknologi dan lingkungan baru


Seringkali anggaran yang disusun terlalu mencerminkan masa lalu dan
menekankan pada pemantauan kinerja dengan mendasarkan umpan balik antara
sesungguhnya dibandingkan anggaran. Anggaran lebih memperhatikan masalah
internal daripada eksternal, lebih berorientasi masa lalu daripada masa depan. Hal ini
dikarenakan akuntansi manajemen tidak terintegrasi dengan perusahaan dengan
perumusan strategi dan pemasaran.
Akuntansi manajemen (tradisional) cenderung mengarah pada tingkat operasional,
padahal strategi merupakan faktor kunci sukses. Oleh karena itu, manajemen
memerlukan sistem akuntansi manajemen strategik untuk meninjau organisasi secara
tepat dan mengetahui posisi persaingannya. Sistem tersebut harus dapat digunakan
untuk meninjau dan memeriksa ke dalam dan ke luar organisasi, pangsa pasar relatif
produk yang ada, posisi daur hidup produk, prospek pasar, bauran produk yang
diproduksi, dan menyusun laporan harga pokok produk dalam satuan kurva beberapa
periode. Oleh karena itu analisis yang dilakukan tidak hanya didasarkan pada
organisasi secara individual, namun harus didasarkan pada keunggulan relatif
dibandingkan dengan pesaingnya. Dengan demikian akuntansi manajemen harus dapat
digunakan untuk menganalisis biaya, kinerja pasar, dan pilihan strategi para pesaing
perusahaan di masa lalu maupun di masa depan.
Berdasarkan kondisi tersebut, menunjukkan bahwa saat ini memerlukan akuntansi
manajemen strategik daripada hanya informasi untuk pembuatan keputusan jangka
pendek. Meskipun implikasi dan dampak perubahan dalam proses pemanufakturan

9
terotomasi terhadap sistem akuntansi manajemen belum dapat dipahami sepenuhnya,
namun jelas menimbulkan tantangan dan masalah bagi para manajer dan para akuntan
manajemen.
4. Pengendalian dan kreativitas, perilaku sosial
Metode-metode manajemen Jepang yang dinilai berhasil saat ini mendorong
banyak negara untuk mengadakan riset mengenai relevansi perilaku dalam akuntansi
manajemen. Isu-isu mengenai faktor sosial, kelompok, budaya, dan sistem balas jasa
berdampak kinerja mulai memperoleh perhatian yang besar dari para peneliti.
Penelitian sebelumnya banyak yang mendasarkan sistem pengendalian, sistem
pemberian balas jasa pada para karyawan dan para manajer, dan sistem motivasi
berdasar moneter dianggap relatif terlalu sederhana.
Teori motivasi alternatif perlu dikembangkan. Teori tersebut seharusnya
menghubungkan antara sistem pengendalian akuntansi, sistem penilaian kinerja, dan
sistem pemberian balas jasa. Sistem akuntansi tersebut hendaknya merupakan bagian
integral penilaian kinerja, dapat membantu menentukan peran dan harapan berbagai
tingkat kinerja, dan melaporkan pencapaian kinerja pada tingkat manajemen yang
lebih tinggi. Kinerja dipengaruhi oleh motivasi, banyak teori motivasi yang
mempengaruhi sistem akuntansi misalnya teori penghargaan, teori ekuitas, dan teori
penentuan tujuan. Dalam merancang sistem akuntansi harus merupakan bagian integral
dan dihubungkan dengan isu-isu dalam perencanaan organisasi.

5. Kritik dan kebijakan


Salah satu bagian kesenjangan yang dirasakan antara teori dan praktik dan
kekurangan-kekurangan dari akuntansi manajemen, khususnya yang berkaitan dengan
teknologi pemanufakturan baru, peningkatan perhatian pada sejarah akuntansi
manajemen, yang hingga saat ini secara relatif diabaikan. Untuk memahami kondisi
yang terjadi sekarang kita memerlukan pemahaman yang lebih baik tentang kondisi
masa lalu, dan beralasan bahwa pemecahan kontroversi teori saat ini dapat dibantu
melalui studi historis.
Nilai pekerjaan historis dapat membantu pertanyaan kita tentang asumsi-asumsi
peran dan sifat-sifat akuntansi manajemen selama ini, oleh karena itu perlu- asan

10
wawasan kita tentang bagaimana pengendalian dapat dilaksanakan, tidak hanya dari
perspektif corporate tetapi juga dari perspektif perhatian publik. Sebagaimana
perhatian pusat kepada diskusi-diskusi contemporer dalam introduksi teknik-teknik
dan filosofi-filosofi akuntansi manajemen kepada sektor publik.
Humphrey dan Olson menunjukkan bagaimana akuntansi mengukur efisiensi dan
efektivitas secara keseluruhan dan mereka berargumentasi bahwa budaya perusahaan
yang didasarkan pada individualistik dalam filosofi market-based dapat mengurangi
kekuatan organisasi sektor publik dan memperlemah komitmen pada hubungan kolega
dan jasa. Metode akuntansi baru yang digunakan dalam sektor publik secara teknik
tidak memadai, contoh: penekanan pada pengukuran efisiensi financial yang dikaitkan
dengan input dari pada output tidak dapat memenuhi kriteria efektivitas yang
dikehendaki, dan oleh karena itu menghasilkan perilaku yang menyimpang.

B. Perbedaan Akuntansi Manajemen di Setiap Tahapan Perkembangannya Menuju


Akuntansi Manajemen Modern
Terdapat empat tahapan perkembangan akuntansi manajemen yang sesuai dengan konsep
International Federation of Accountants - IFAC (1998), praktek akuntansi manajemen yang
dijalankan organisasi sejak tahun 1950-an sampai dengan sekarang yaitu:
1. Cost Determination and Financial Control (CDFC) Sebelum Tahun 1950
Tahap pertama sampai tahun 1940-an merupakan era Revolusi industri Plus
didominasi oleh produksi massal, tekanannya pada pengendalian biaya dalam bentuk
biaya standard. Ada dua issue utama dalam kurun waktu itu yaitu penetapan biaya per
unit standard serta penetapan laba yang diinginkan.
2. Information for Management Planning Tahun 1965
Tahap kedua mulai tahun 1940-an hingga tahun 1980-an dengan dua issue utama
adalah penetapan biaya variabel dan biaya tetap. Pemisahan biaya ini sangat
membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan jangka pendek maupun
strategis.
3. Reduction of Resource Waste in Business Processes (RWR) Tahun 1985
Tahap ketiga tahun 1980-an hingga tahun 1990-an ditandai dengan munculnya
kebutuhan untuk menetapkan harga pokok secara lebih akurat. Muncullah konsep

11
ABC suatu penetapan harga pokok dengan dasar aktivitas yang dikonsumsi oleh
produk atau output.
4. Creation of Value Trough Effective Resources Use Tahun 1995
Tahap keempat terjadi perkembangan akuntansi manajemen yang revolusioner
akibat persaingan bisnis yang makin ketat. Kekuatan pasar mengarahkan paradigma
berpikir dan bekerja, sehingga perusahaan dipaksa untuk menjalankan berbagai
inovasi agar tetap dapat menjaga keberlangsungannya.
Sejarah akuntansi manajemen sesungguhnya dimulai pada awai abad ke 20 dan
pada awal perkembangannya masih fokus pada tema akuntansi biaya dan dikenal
sebagai akuntansi manajemen tradisional.

C. Akuntansi Manajemen Kini


Memahami akuntansi manajemen masa lalu sangatlah berarti, hal ini karena
mungkin mempunyai relevansi pada akuntansi manajemen masa kini. Akuntansi
manajemen masa kini mungkin mempunyai relevansi pada akuntansi manajemen di masa
yang akan datang. Adanya pemahaman terhadap akuntansi manajemen masa lalu dan
masa kini memungkinkan untuk memprediksikan akuntansi manajemen yang diperlukan
di masa yang akan datang.
Tanpa adanya pemahaman terhadap perkembangan akuntansi manajemen masa
lalu dan hanya memahami akuntansi manajemen masa kini mengakibatkan akuntansi
manajemen lebih bersifat reaktif tidak proaktif terhadap permasalahan yang dihadapi oleh
dunia bisnis. Kurangnya kesadaran terhadap pemahaman atas masa lalu, maka sejarah
dianggapnya sebagai sesuatu peristiwa yang mendahului saja. Supriyono (1997)
mengatakan bahwa pemahaman yang relatif rendah terhadap sejarah akuntansi
manajemen dikarenakan banyak orang berpendapat bahwa masa lalu hanyalah peristiwa
yang mendahului masa kini, maka orang-orang tersebut memandang sejarah sebagai
"debu" yang tidak mempunyai relevansi dengan teori dan praktik saat ini.
Pada tahun-tahun terakhir ini, lingkungan bisnis yang diwarnai dengan persaingan
tingkat dunia yang tajam telah mengubah sifat ekonomi USA, dan telah menimbulkan
respon dari banyak perusahaan manufaktur di USA, yang secara dramatis mengubah cara
perusahaan-perusahaan tersebut menjalankan bisnis mereka. Dengan perubahan ini,

12
sistem akuntansi manajemen tradisional tidak berlaku lagi. Oleh karena itu, sistem
akuntansi manajemen yang baru, kemudian muncul. Trend yang menyebabkan perubahan
akuntansi manajemen, adalah:
1. Kemajuan teknologi informasi
Dengan teknologi informasi pada tingkat perkembangannya sekarang,
manajemen mampu memproduksi produk yang tidak terbayangkan sebelumnya,
dan dengan mudah dapat memperoleh informasi yang diperlukan untuk
menjalankan bisnis mereka. Dilain pihak, akuntan manajemen mampu melakukan
rekayasa informasi yang sebelumnya tidak mungkin dilaksanakan dengan cara
manual.

2. Implementasi Just-In Time (JIT) manufacturing


Melalui implementasi filosofi ini, perusahaan hanya memproduksi atas
dasar permintaan, tanpa memanfaatkan tersedianya sediaan dan tanpa
menanggung biaya sediaan. Setiap operasi hanya memproduksi untuk memenuhi
permintaan dari operasi berikutnya. Oleh karena itu, JIT merupakan usaha untuk
mengurangi waktu penyimpanan, serta mempunyai dampak signifikan terhadap
tingkat sediaan, tata letak pabrik dan penyediaan jasa pendukung.

3. Meningkatnya tuntutan mutu


JIT manufacturing menuntut ketepatan waktu produksi dan penyerahan
produk akhir kepada customer maupun produk antara dari satu tahap produksi ke
tahap produksi berikutnya. Untuk menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi
mutu yang dijanjikan kepada customer dibutuhkan pengendalian menyeluruh atau
Total Quality Control (TQC). TQC merupakan konsep pengendalian yang
meletakan tanggung jawab pengendalian dipundak setiap karyawan yang terlibat
dalam proses pembuatan produk, sejak desain sampai proses produksi, sampai
produk mencapai pembeli.

4. Meningkatnya diversifikasi dan kompleksitas produk, serta semakin pendeknya


daur hidup produk

13
Banyak perusahaan yang memproduksi berbagai macam kelompok produk
yang masing-masing produk mengkonsumsi sumber daya dengan tingkat yang
sangat berbeda satu sama lain, sehingga pembebanan biayaoverhead pabrik tidak
mencerminkan keterserapan produk tersebut. Pemanfaatan komputer untuk
memudahkan desain dan pengetesan hasil desain produk menyebabkan inovasi
produk sangat pesat, sehingga daur hidup produk (product life cycle) menjadi
semakin pendek.

5. Diperkenalkannya computer-integrated manufacturing (CIM)


Dengan digunakannya CIM dalam pabrik, perusahaan mampu
memproduksi produk berdasarkan order, bukan atas dasar prakiraan. CIM mampu
memperpendek lead time dan mengurangi sediaan secara besar-besaran. CIM juga
mengurangi secara signifikan penggunaan sumber daya manusia dalam proses
pengolahan produk.

Lingkungan ekonomi telah mensyaratkan pengembangan praktik-praktik


akuntansi manajemen yang inovatif dan relevan. Konsekuensinya, sistem akuntansi
manajemen berdasarkan aktivitas (Activity-Based Management) banyak dikembangkan
dan diimplementasikan oleh organisasi dengan fokus yang telah diperluas agar
memungkinkan melayani kebutuhan pelanggan dan mengelola rantai nilai perusahaan.
Penekanan waktu, kualitas dan efisiensi untuk mengamankan dan mempertahankan
keunggulan bersaing perlu dilakukan. Sebagai tambahan, manajer harus memutuskan
posisi strategis perusahaan. Posisi yang dipilih dapat mempengaruhi sifat sistem
informasi akuntansi manajemen.
Manajemen berdasarkan aktivitas (Activity-Based Management) adalah respon
yang inovatif terhadap kebutuhan atas informasi akuntansi manajemen yang lebih akurat
dan relevan. Manajemen berdasarkan aktivitas menekankan pada perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas (activity based costing - ABC). Perhitungan biaya berdasarkan
aktivitas dapat meningkatkan keakuratan pengalokasian biaya, yaitu pertama-tama
dengan menelusuri biaya berbagai aktivitas, kemudian produk atau pelanggan yang
menggunakan berbagai aktivitas tersebut (Hansen, 2009:13).

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Akuntansi manajemen merupakan salah satu bagian dari ilmu akuntansi yang
menitikberatkan permasalahannya pada organisasi serta informasi yang dibutuhkan
organisasi tersebut. Laporan dari bagian akuntansi dalam perusahaan dapat membantu
manajer mengambil keputusan dengan lebih bijak dan terarah, setelah keputusan diambil
biasanya bagian akuntansi akan menilai apakah keputusan itu efektif dan efisien.
Sesuai dengan konsep International federation of Accountants - IFAC (1998), praktek
akuntansi manajemen yang dijalankan organisasi sejak tahun 1950-an sampai dengan
sekarang menyangkut 4 tingkatan perkembangan saling berkaitan yaitu: Cost Determination
and Financial Control (CDFC) Sebelum Tahun 1950, Information for Management
Planning Tahun 1965, Reduction of Resource Waste in Business Processes (RWR) Tahun
1985, Creation of Value Through Effective Resources Use Tahun 1995
Akuntansi manajemen masa kini mungkin mempunyai relevansi pada akuntansi
manajemen di masa yang akan datang. Adanya pemahaman terhadap akuntansi manajemen
masa lalu dan masa kini memungkinkan untuk memprediksikan akuntansi manajemen yang
diperlukan di masa yang akan datang.
Tanpa adanya pemahaman terhadap perkembangan akuntansi manajemen masa lalu dan
hanya memahami akuntansi manajemen masa kini mengakibatkan akuntansi manajemen
lebih bersifat reaktif tidak proaktif terhadap permasalahan yang dihadapi oleh dunia bisnis.
Kurangnya kesadaran terhadap pemahaman atas masa lalu, maka sejarah dianggapnya
sebagai sesuatu peristiwa yang mendahului saja.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kamaruddun, A. (2013). Akuntansi Manajemen: Dasar-dasar Konsep Biaya dan Pengambil


Keputusan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Anne, L. (1990). The History of Management Accounting.
Hansen, D., Mowen, M. M. (2009). Akuntansi Manajerial. Buku 1 Edisi ke-8. Jakarta: Salemba
Empat
Supriyono, R.A. (1997). Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen untuk Teknologi Maju dan
Globalisasi. Yogyakarta: BPFE Universitas Gajah Mada

Bayu. (2014). Makalah Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan. http://cafe-


ekonomi.blogspot.com/2009/08/makalah-akuntansi-manajemendan.html

16

Anda mungkin juga menyukai