MAKALAH
Disusun oleh :
Agnia /
Puspita Dewiartanti /16.110.0150
Rifan Rahmatullah /16.110.171
Rima Siti Zahara /16.110.0166
Yandi
2018
A. OBJEK
STIE Yasa Anggana Garut
B. FORMULA STRATEGI DENGAN ANALISIS SWOT
1. Profil Singkat STIE Yasa Anggana Garut
STIE Yasa Anggana Garut didirikan pada tahun 1995 berdasarkan keputusan direktur
Jendral Pendidikan Tinggi No. 012/D/O/1995 tanggal 23 Februari 1995 dan bernaung
dibawah yayasan Pendidikan dan pelatihan Yasa Anggana Garut yang didirikan berdasarkan
akta notaris NY. Dedeh Karyana, S.H. No. 24 tanggal 22 November 1994 dan akta perubahan
anggaran dasar Yayasan Pendidikan dan Pelatihan Yasa Anggana No. 11 tanggal 28 Juli
1999. Didirikannya STIE Yasa Anggana merupakan cita-cita para pendiri Yayasan
Pendidikan dan Pelatihan Yasa Anggana Garut untuk menghadirkan suatu institusi
Pendidikan tinggi yang merupakan pusat keunggulan di tingkat daerah khususnya kabupaten
Garut dengan mengedepankan kualitas pembelajaran sehingga dapat menghasilkan lulusan
yang creadible serta mampu bersaing dalam kompetisi masa depan yang bertumpu pada
knowledge.
3. Tabel IFAS
Tabel Strategis Bobot Rating Bobotx Keterangan
Rating
Kekuatan
1. Biaya perkuliahan yang terjangkau. 0,20 4 0,8
2. Memiliki citra baik di masyarakat.
3. Memiliki fasilitas gedung yang 0,19 3 0,57
bersih dan nyaman.
4. Memiliki staff-staff yang 0,18 3 0,54
bertanggung jawab dan kreatif
5. Promosi yang baik. 0,15 3 0,45
0,17 4 0,68
Jumlah 0,89 19 3,04
Kelemahan
1. Tidak adanya kantin. 0,16 3 0,68
2. Fasilitas PMB yang kurang 0,13 3 0,39
lengkap.
3. Kurangnya dosen. 0,10 2 0,2
4. Banyaknya dosen yang mengajar 0,11 2 0,22
tidak sesuai dengan bidangnya.
5. Belum dilengkapi sistem
keamanan. 0,15 3 0,45
Jumlah 0,65 13 1,94
Jumlah Total 1,54 32 4,98
Jadi dapat disimpulkan bahwa kekuatan yang dimiliki oleh STIE Yasa Anggana Garut
lebih mendominasi dibandingkan dengan kelemahan yang dimilikinya.
4. Tabel EFAS
Tabel Strategis Bobot Rating Bobotx Keterangan
Ratig
Peluang :
1. Menarik minat di semua kalangan 0,16 3 0,48
masyarakat.
2. Banyak calon mahasiswa baru yang 0,15 4 0,6
mendaftar setiap tahunnya.
3. Berperan untuk aktif dalam
pembangunan daerah berdasar 0,16 2 0,32
keuntungan strategisnya.
4. Dapat mewujudkan STIE Yasa
Anggana Garut yang efektif,efisiem
serta berkualitas. 0,18 4 0,72
5. Mengembangkan daerah Kabupaten
Garut sesuai dengan program Tri
Dharma Perguruan Tingginya.
0,16 3 0,48
0,10 4 0,4
Jumlah 0,58 16 1,74
Jumlah Total 1,39 32 4,34
Jadi dapat disimpulkan bahwa peluang yang dimiliki oleh STIE Yasa Anggana Garut
lebih mendominasi dibandingkan dengan ancaman yang dihadapi.
5. Matrik Kompetitor
Faktor STIE YA FEKON UNIGA
Bobot
Strategis Rating Bobot Rating Bobot
1. Harga 0,20 4 0,80 2 0,40
2. Kualitas 0,15 3 0,45 3 0,45
3. Fasilitas 0,16 2 0,48 4 0,64
4. Promosi 0,10 4 0,20 3 0,30
5. Tempat 0,18 4 0,72 3 0,54
Jumlah 0,76 21 2,65 15 2,33
Jadi dapat disimpulkan bahwa STIE Yasa Anggana lebih unggul dibandingkan dengan
kompetitor yang sejenis.
6. Diagram SWOT
III I
Strategi Benah Strategi Agresif
Diri
7. Matrik Interaksi SWOT
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
IFAS 1. Biaya perkuliahan 1. Tidak adanya
yang terjangkau. kantin.
2. Memiliki citra 2. Fasilitas PMB
baik di yang kurang
masyarakat. lengkap.
3. Memiliki fasilitas 3. Kurangnya dosen.
gedung yang 4. Banyaknya dosen
EFAS bersih dan yang mengajar
nyaman. tidak sesuai
4. Memiliki staff- dengan
staff yang bidangnya.
bertanggung jawab 5. Belum dilengkapi
dan kreatif sistem keamanan.
5. Promosi yang
baik.
Peluang (O) Strategi Agresif
1. Menarik minat di 1.
semua kalangan
masyarakat.
2. Banyak calon
mahasiswa baru
yang mendaftar
setiap tahunnya.
3. Berperan untuk aktif
dalam pembangunan
daerah berdasar
keuntungan
strategisnya.
4. Dapat mewujudkan
STIE Yasa Anggana
Garut yang
efektif,efisiem serta
berkualitas.
5. Mengembangkan
daerah Kabupaten
Garut sesuai dengan
program Tri Dharma
Perguruan
Tingginya.
Ancaman (T)
1. Persaingan yang
lebih ketat dengan
banyaknya lembaga
pendidikan yang ada
di Garut.
2. Adanya produk
substitusi untuk
menjalankan fungsi
yang sama seperti
STIE Yasa
Anggana.
3. Banyaknya lembaga
pendidikan yang
membuka kerjasama
dengan SMA.
4. Belum tersedianya
jurusan yang baru
5. Masuknya pesaing
baru