Modul Gadar New Anggy
Modul Gadar New Anggy
Asuhan Kegawatdaruratan
Maternal Neonatal
DOSEN PEMBIMBING:
JULIETTA HUTABARAT, SST, M.KEB
Penyusun :
1. Anggy Wijayanti ( P07424417003 )
2. Ayinun Fitriani Barus ( P07524417005)
KATA PENGANTAR
Penyusun,
Kelompok 14
2
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
DAFTAR IS I
K a t a P e n g a n t a r ...........................................................................................................2
D a f t a r I s i ......................................................................................................................3
Pendahuluan(deskripsi singkat,tujuan pembelajaran dan petunjuk
b e l a j a r ) .............................................................................................................................4
Pengantar.................................................................................5
Indikator pembelajaran...............................................................6
Uraian materi…........................................................................
A . H i p o g l i k e m i a .....................................................................................................7
B . H i p e r b i l i r u b i n .................................................................................................1 0
C . K e j a n g ................................................................................................................1 5
D . I n f e k s i / s e p s i s ..................................................................................................2 0
C o n t o h k a s u s d e n g a n m e t o d e S O A P .................................................................2 4
R a n g k u m a n ...............................................................................................................2 9
S o a l L a t i h a n .............................................................................................................3 1
K u n c i J a w a b a n S o a l L a t i h a n ..........................................................................3 4
D a f t a r P u s t a k a ........................................................................................................3 5
3
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
DESKRIPSI SINGKAT
M
odul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk mampu
menguraikan konsep penangan kasus kegawatdaruratan pada BBL dan
Neonatus kasus Hipoglikemia, Hiperbilirubinemia, Kejang dan Infeksi
Neonatus, mampu membuat dokumentasi dan mendiagnosa
kegawatdaruratan pada BBL dan Neonatus kasus Hipoglikemia,
Hiperbilirubinemia, Kejang dan Infeksi Neonatus.
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETUJUK BELAJAR
Bacalah doa terlebih dahulu sesuai dengan ,keyakinanmu agar diberikan kemudahan
dalam mempelajari materi ini.
Bacalah materi ini dengan seksama, sehingga isi materi ini dapat dipahami dengan baik.
Buat dan isilah rencana pembelajaran yang terdapat dalam modul agar dapat
mengkonsultasikannya apabila mendapat kesulitan.
Kerjakan lembar kegiatan siswa yang sudah disediakan dengan sungguh-sungguh.
4
Asuh P
an E
ASUHAN K E G A W A T Dkega
N
ARURATAN MATERNAL NEONATAL
G
watd A
arura N
T
tan
A
pada R
BBL
dan
Neon
Kegawatdaruratan dapat didefinisikan
atus sebagai situasi serius dan kadang kala
berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan membutuhkan tindakan segera
kasu
guna menyelamtkan jiwa/nyawa (Campbell S, Lee C, 2000).
s
Kasus gawat darurat neonatus ialah kasus bayi baru lahir yang apabila tidak segara
Hipo
ditangani akan berakibat pada kematian bayi.
glike
Kegawatdaruratan neonatal adalah situasi yang membutuhkan evaluasi
dan manajemen yang tepat pada bayi baru
mia, lahir yang sakit kritis ( ≤ usia 28 hari)
membutuhkan pengetahuan yang dalam mengenali perubahan psikologis dan kondisi
Hiper
patologis yang mengancam jiwa yang bisa saja timbul sewaktu-waktu (Sharieff, Brousseau,
biliru
2006).
bine
Kegawatdaruratan maternal perdarahan yang mengancam nyawa selama kehamilan
dan dekat cukup bulan meliputi perdarahan yang terjadi pada minggu awal kehamilan,
persalinan, postpartum, hematoma, dan koagulopati obstetric.
5
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
INDIKATOR PEMBELAJARAN
6
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
URAIAN MATERI
A. HIPOGLIKEMIA
A. Pengertian Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah kondisi dimana konsentrasi darah bayi lebih rendah disbanding
kondisi glukosa darah rata-rata pada populasi bayi dengan usia atau berat badan yang sama
(<30 mg% pada bayi cukup bulan dan <20mg pada bayi BBLR). Hipoglikemia sering
terjadi pada BBLR karena cadangan glukosa rendah yang dapat menimbulkan kejang dan
penyebab hipoksia otak. Jika hipoglikemia tidak dikelola dengan baik, menimbulkan
kerusakan pada susunan saraf pusat, bahkan dapat menimbulkan kematian (Depkes RI,
2008).
B. Etiologi
7
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
C. Patofisiologi hipoglikemi
Normal tubuh mempertahankan kadar gula darah antara 60-120 mg/dl. agar dapatme
mberi sumber energi bagi metabolisme sel. Pemasukan glukosa dari berbagai sumberseperti
: pemasukan makanan, pemecahan glikogen, glukoneogenesis memacu terjadinyarespon
insulin. Orang sehat akan segera memproduksi Hormon insulin untuk menurunkankembali
kadar gula darah ke level yang normal.Pada orang Diabetes Melitus, terjadi defisiensi
Insulin, sehingga Glukosa tidak bisadimanfaatkan oleh sel dan hanya beredar di pembuluh
darah sehingga menimbulkanHiperglikemia. Untuk menurunkan kadar gula darah biasanya
diberikan Insulin, namunkarena dosis yang kurang tepat bisa menimbulkan penurunan
glukosa darah yang cepat.Efek dari penurunan glukosa darah , bisa timbul Hipoglikemia,
dengan gejala yangringan sampai berat.
Gejala Hipoglikemia Ringan, ketika kadar glukosa darah menurun,sistem syaraf
simpatis akan terangsang. Terjadi pelimpahan adrenalin ke dalam darahmenyebabkan
gejala : perspirasi, tremor, takhikardia, palpitasi, gelisah dan rasa lapar.Pada Hipoglikemia
Sedang, penurunan kadar glukosa darah menyebabkan sel-sel otaktidak memperoleh cukup
bahan bakar dengan baik. Tanda-tanda gangguan fungsi pada sistemsyaraf pusat mencakup
ketidakmampuanberkonsentrasi,sakitkepalavertigo,
konfusio, penurunan daya ingat, patirasa di daerah bibir serta lidah, bicara pelo, gerakan tid
akterkoordinasi, perubahan emosional, penglihatan ganda dan perasaan ingin pingsan.Pada
Hipoglikemia Berat, fungsi sistem syaraf pusat mengalami gangguan yangsangat berat
sehingga pasien memerlukan pertolongan orang lain untuk mengatasiHipoglikemia yang
diderita, gejalnya: Disorientasi, serangan kejang, sulit dibangunkan daritidur, kehilangan
kesadaran.Terjadi hipoglikemia bila serum glukosa tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan jaringan. Sistem saraf sangat sensitif terhadap penurunan kadar glukosa serum, k
arenaglukosa merupakan sumber energi utama. Otak tidak dapat menggunakan sumber
energi lain (ketone, lemak) kecuali glukosa. Sebagai konsekwensi penurunan kadar
glukosa, maka akanmempengaruhi aktivitas sistem saraf.
Gejala:
1. Tremor (jiterineaa)
2. Bayi lemah, apatis, letargi, dan berkeringat dingin.
3. Sianosis.
4. Kejang.
5. Apnea atau napas lambat dan tidak teratur.
6. Tangisan melengking atau lemah merintih.
7. Hipotomia.
8. Masalah minum.
9. Nistagmus, gerakan involunter pada mata.
8
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
1. Bayi dari ibu yang mengalami diabetes militus, peridiabetes mellitus, dan bayi dengan
eritroblastosis berat. Bayi dengan kelainan ini memperlihatkan keadaan yang terjadi
Karen hiperinsulinisme, mempunyai sejumlah glikogen dan deposit lemak.
Hipoglikemia ini terjadi pada jam-jam pertama sesudah lahir.
2. Bayi yang mengalami gangguan nutrisi atau kurang gizi intrauterine. Misalnya, ibu
dengan toksemia, bayi dengan kelainan plasenta, dan bayi kembar yang kecil.
3. Bayi yang sangat imatur, rentan terhadap komplikasi sindrom gangguan pernafasan
atau asfiksia, dan membutuhkan metabolism yang lebih tinggi daripada kemampuan
bayi tersebut.
4. Bayi dengan galaktosemia, penyakit penimbunan glikogen, kepekaan terhadap leusin.
Insulinisme, dan gangguan metabolic atau gangguan anatomis lainnya.
E. Diagnosa
9
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
F. Penatalaksanaan
a. Tindakan ABC
b. Airway
c. Melihat apakah terdapat sesuatu yang menghalangi jalan napas, apabila ada
bersihkanlah.
d. Breathing
Periksa pernapasan dengan look,listen, and feel untuk mengetahui ada
gangguan pada pernapasan atau tidak.
e. Circulation
f. Melihat adakah perdarahan dan capiler refill time.2. Penatalaksanaan
hipoglikemia.
B. HIPERBILIRUBINEMIA
Ikterus dan Hiperbilirubinemia sering ditemukan pada masa neonatus dan terjadi
apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah. Istilah ikterus biasanya lebih banyak
dipakai untuk menggambarkan keadaan yang fisiologik atau ringan, sedangkan
Hiperbilirubinemia menggambarkan proses yang lebih berat dan penanganan yang benar.
A. Pengertian Hiperbilirubinemia
• Hiperbilirubinemia adalah akumulasi berlebihan dari bilirubin dalam darah (wong, 2004)
• Hiperbilirubin adalah meningkatnya kadar bilirubin dalam darah yang kadar nilainya lebih
normal, biasanya terjadi pada bayi baru lahir. (Suriadi, 2001)
• Hiperbilirubinemia adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah mencapai
suatu nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan kern-ikterus bila tidak
ditanggulangi dengan baik, atau mempunyai hubungan dengan keadaan patologis. Brown
menetapkan 12mg% pada bayi cukup bulan, dan 15 mg% pada bayi kurang bulan.
Sedangkan uteli menetapkan 10mg% dan 15mg %. (Harison, et all, 2000)
B. Etiologi
Penyebab dari Hiperbilirubinemia antara lain :
10
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
C. Patofisiologis
Sel-sel darah merah yang sudah tua dan rusak akan dipecah/ dihidrolisis menjadi ilirubin
(pigmen warna kuning), yang oleh hati akan dimetabolisme dan dibuang melalui feses.
Didalam usus juga terdapat banyak bakteri yang mampu mengubah bilirubin sehingga
mudah dikeluarkan bersama feses. Hal ini terjadi secara normal pada orang dewasa. Pada
bayi baru lahir,jumlah bakteri pemetabolisme bilirubin ini masih belum mencukupi
sehingga ditemukan bilirubin ini masih beredar dalam tubuh tidak dibuang bersama feses.
Begitu pula dalam usus bayi terdapat enzim glukoronil transferase yang mampu mengubah
bilirubin dan menyerap kembali bilirubin ke dalan darah sehingga makin memperparah
akumulasi bilirubin dalam badannya. Akibatnya pigmen tersebut akan disimpan dibawah
kulit, sehingga kulit bayi menjadi kuning. Biasanya dimulai dari wajah, tungkai,dada,
tungkai, dan kaki menjadi kuning. Biasanya Hiperbilirubinemia dan sakit kuning akan
menghilang setelah minggu pertama. Kadar bilirubin yang sangat tinggi bisa disebabkan
oleh pembentukan yang berlebihan atau gangguan pembuangan bilirubin. Kadang pada bayi
cukup umur yang diberi susu ASI, kadar bilirubin meningkat secara progresif pada minggu
pertamam keadaan ini disebut jaundience ASI. Penyebabnya tidak diketahui dan hal ini
tidak berbahaya. Jika kadar bilirubin sangat tinggi mungkin perlu dilakukan terapi, yaitu
terapi sinar atau transfusi tukar.
11
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
E. Diagnosis
Penegakan diagnosis dapat dilakukan dnegam cara sebagai berikut :
1. Anamnesis
a. Riwayat ibu hamil: adanya infeksi, golongan darah ibu.
b. Riwayat anak terdahuly :adakah yang kuning pasa masa bayi
c. Riwayat obat-obatan : oksitosin, jamu, memakai kamfer.
d. Riwayat partus dengan tindakan, infeksi inpartu
e. Riwayat kelahiran : adakah asfiksia
f. Riwayat penyakit: kapan mulai kuning, gejala infeksi: muntah, mencret, malas
minum, sesak.
12
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
2. Pemeriksaan Klinis
a. Periksalah keadaan umum bayi, berat bada, suhu.
b. Adakah gejala iritabel, gelisah, kejang terutama meliuk liuk.
c. Adakah gejala malas minum, tidur terus.
d. Apakah berat bayi berkurang banyak? Nilailah tugor dan tenus
e. Adakah sefalhematom, jejas vakum, bercak perdarahan.
f. Selain kuning, apakah bayi nampak pucat? Rabalah hepar dan lien/limpa. periksalah
sejauh mana bayi tampak kuning.
3. Laboratorium
a. Kadar bilirubin total pada minggu pertama kehidupan.
b. Bila umur bayi diatas 1 minggu, sebaiknya diperiksa juga bilirubin direj untuk
melihat gangguan fungsi ekskresi hati.
c. Darah rutin untuk mengetahui adanya hemolisi/sepsis.
d. Tergantung indikasi : Tes Coomb, G6PD, kultur darah.
F. Penatalaksanaan
1. Nasehat untuk ibu
a. Pada waktu hamil, ibu hamil sebaiknya tidak minum obat, ramuan, atau jamu-
jamuan yang diketahui sering berakibat kuning pada bayi.
b. Jika bayi yang dilahirkan normal, maka ibu harus mengusahakan agar bayinya
menerima cukup asupan kalori dan cairan. Dirumah bersalin/rumah sakit agar
diusahakan ruang bayi cukup mendapatkan sinar matahari pagi.
c. Pada saat memulangkan bayu pada umur 3-4 hari, nasehat yang diberikan adalah
menganjurkan ibu untuk menyusui sesering mungkin dan menjemur bayi pada pagi
hari selama 30 menit , tanpa baju, sampai bayi berumur 10-14 hari. Ibu diberitahu
untuk tidak memberi kamfer ke rumah sakit.
d. Ibu diberitahukan bahwa semua bayi yabg kuning pada hari pertama harus dirujuk ke
rumah sakit.
13
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
e. Bayi yang sudah banyak menyusu dan dijemur namun masih nampak kuning, ibu
dianjurkan untuk membawa bayi kepuskesmas/dokter/rumah sakit.
f. Ibu diberitahukan tentang terapi sinar yang diberikab bioa kadar bilurubin total lebih
dari 12mg% dan trnasfuse tukar bila kadar bilirubin indirek lebih dari 20mg%.
g.Bayi yang pada umur 2-3 minggu masih kuning tapi tidak begitu tinggi,
kemungkinan bayi mengalami gangguan metabolik, kelainan hepar atau kuning karena
ASI. maka ibu dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter.
2. Penatalaksanaan Umum
a. Tentukan jenis ikterus : fisiologis atau patologis
b. Penatalaksanaan pada bilirubin indirek :
• 10-12mg% adalah fototerapi
• 12-15mg% adalah fototerapi
• bila protein rendah diberikan albumin atau plasma
• kalori cukup
c. Tanggulangi penyakit penyerta (sepsis/dehidrasi)
d. Bila kadar bilirubin lebih daei 20mg% (bayi cukup bulan) atau kadar bilirubin 18mg
% (bayi premature) dilakukan transfusi tukar.
14
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
f. Pemeriksaan ikterus secara klinik harus dibawah sinar lampu yang terang.
Peningkatan bilirubin serum dapat diperkirakan dengan melasnya kekuningan
darinkepala meluas kebagian bawah. Pemeriksaan dengan ikterometer juga dilakukan.
g. Bayi yang dipulangkan sbeelum 48 jam, harus diperiksa oleh tenaga kesehatan klinik
3 hari berturut -turut
h. Bila ibu melaporkan kencing berwarna kecoklatan, buang air besar berwarna pucat
seperti dempul, periksa bilirubin direct
i. Bila ikterus tidak hilang selama 3 minggu, periksa kadar bilirubin urine, total dan
bilirubin direct
j. Evaluasi bila bayi mengalami malas minum, apnea, suhu tidak normal, perubahan
keadaan.
C. INFEKSI/SEPSIS
A. Defenisi
Infeksi berat yang umumnya disebabkan oleh bakteri, yang bisa berasal organ-organ dalam
tubuh seperti paru-paru, usus, saluran kemih atau kulit yang menghasilkan toksin/ racun
yang menyebabkan system kekebalan tubuh menyerang organ dan jaringan tubuh sendiri.
Sepsis dapat mengenai orang dari usia berapapun, tetapi paling sering pada :
Bayi di bawah 3 bulan, system kekebalan tubuhnya belum cukup matang untuk
melawan infeksi yang berat.
1. Orang lanjut usia
2. Orang dengan penyakit kronik
3. Orang dengan gangguan system kekebalan tubuh, seperti dengan infeksi HIV.
B. Etiologi
15
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
1) Pengantar :
a. Sepsis pada bayi baru lahir hamper selalu di sebabkan oleh bakteri, seperti E.Coli,
listeria monocytogenes, Neisseria meningitides, streptokokus pneumonia,
haemophilus influenza tipe b, salmonella dan streptokokus grup B adalah penyebab
sepsis pada bayi baru lahir dan bayi < 3 bulan.
b. Bayi premature dalam perawatan intensif lebih rentan untuk mengalami sepsis
karena sistem kekebalan tubuhnya belum teebentuk sempurna dan mereka mendapat
perawatan invasif, seperti infus, kateter selang pernafasan (ventilator)
c. Tempat masuk infus atau kateter sapat menjadi jalan masuk bakteri yang normalnya
hidup dipermukaan kulit untuk masuk kedalam tubuh dan menyebabkan infeksi.
d. Pada bayi baru lahir, sepsis terjadi apabila bakteri masuk kedalam tubuh bayi dari
ibu selama kehamilan, persalinan.
2) Beberapa komplikasi selama kehamilan yang meningkatkan resiko sepsis pada bayi
baru lahir :
a. Demam pada ibu sewaktu persalinan
b. Infeksi pada uterus atau plasenta
c. Ketuban pecah dini (sebelum usia 37 minggu atau 18 jam sebelum dimulainya
persalinan)
d. Bakteri seperti streptokokus grup B dapat menginfeksi bayi baru lahir dalam proses
persalinan (sekitar 15-30% Perempuan hamil Membawa bakteri strepkokus grup B
divagina atau rektum yang dapat ditransmisikan dari ibu ke bayi selama persalianan).
16
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
2) bayi yang sepsis atau sicurigai mengalami sepsis akan ditatalaksana dirumah sakit,
tempat dokter dapat memantau keadaanya dan memberikab pengobatan untuk melawan
infeksi. Bila bayi di diagnosis sepsis maka dokter dapat memberikan cairan infus,
mengukur tekanan darah dan pernafasan dan memberikan antibotik.
E. Penatalaksanaan
1. Kaji riwayat maternal, identifikasi bayi terkena infeksi.
2. Cegah transmisi infeksi:
a) Teknik cuci tangan
b) Personil dengan penyakit infeksi hindari berhubungan dengan bayi
c) Ajarkanpada orangtua/ orang lain yang masuk ruang rawat
d) Pertahankan teknik terilitas pada tiap tindakan
e) Tingkat kebersihan lingkungan perawatan
f) Observasi bayi.
17
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
3. Observasi :
a) Kelemahan, penurunan aktivitas dan melemahnya rtonus otot.
b) Minum sedikit
c) Perubahan ttv
d) Kondisi warna kulit.
e) Perubahan suhu (terutama hipotermi)
f) Intake output
g) Amati setiap sistem tubuh
4. Konsisten dalam merencanakan perawatan terhadap bayi (catat pola perilaku).
5. Lapor dokter bila ada gejala
6. Observasi tanda-tanda komplikasi, seperti :
a) Meningitis
b) Infeksi saluran perkemihan
c) Pneumonia
7. Observasi adanya sesak nafas dan kenali gejala yang merangsang pernafasan :
a) Observasi bayi terhadap apnea/ tempatkan bayi dengan monitor pernafasan.
b) Rangsang bayi ketika terjadi apnea.
c) Laporkan frekuensi apnea pada dokter
d) Laporkan lamanya periode apnea dan respon yang timbul.
8. Observasi bayi terhadap kejang yang menyertai sepsis:
a) Segera lapor dokter bila terjadu kejang.
b) Bayi jangan ditinggal
c) Suction bila ada secret
d) Miringkan kepala ke samping berlawanan arah dengan radiasi panas inkubator.
f) Berikan oksigen bila sianosis atau distress pernafasan, berikan pengobatan yang
perlu jika terjadi kejang.
g) Catat lama dan tipe kejang, bagian tubuh yabg kejang, penampilan sebelum dan
selama dan selama kejang, respon setelah diberi terapi.
g) Pastikan evaluasi tes diagnostik tepat dan benar :
i. Tes harus lengkap terutama terhadap sensitivitas antibiotika
ii. Sejak terjadi infeksi (kultur darah untuk mencari antibiotika yang tepat)
iii. Berikan nutrisi sesuai kebutuhan kalorinya.
18
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
9. Fase akut :
a. Bayi tidak toleransi terhadap makanan oral, monitor pemberian cairan intravena ngt
untuk mencegah distensi abdomen.
b. Kondisi baik berikan makanan per oral :
i. Pemberian mulai dari jumlah kecil (lihat dari reaksinya : muntah, distensi
abdomen, kemampuan menghisap), asi, secara teratur tambah jumlah minuman
(jangan di paksa karena bisa memicu muntah)
ii. Buat jadwal minum sesuai kemampuan menerima minuman.
c. Pertahankan suhu tubuh dalam batas normal:
i. Ukur suhu bayi tiap jam.
ii. Pertahankan suhu 36,5-37,5 c
iii.saat diletakkan tempat tidur terbuka tapi tetap diberi selimut.
iv. Lapor jika terjadi hipotermi ataupun hiperternia
d. Beri terapi antibiotika untuk mengontrol infeksi
e. Waspadai pengaruh dan efek samping
f. Observasi respon
g. Transfusi (jika syok)
h. Observasi kejadian sepsis syok :
i. Monitor denyut nadi perifer
ii. Monitor output urine tiap jam (untuk mengetahui fungsi ginjal)
i. Berikan kehangatan dan kebutuhan emosi pada bayi :
i. Tempatkan ditempat terang.
ii. Bicarakan sentuhan dan tenang saat bayi menangis.
iii. Berikan sentuhan dan tepukan saying.
iv. Anjurkan orangtua mendampingi bayi sesering mungkin.
19
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
D. KEJANG
A. Pengertian Kejang
B. Etiologi
20
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
D. Diagnosis
1. Anamnesa:
a) Anamnesa lengkap mengenai keadaan ibu mengenai keadaan ibu pada saat
hamil.
b) Obat yang diminum oleh ibu saat hamil.
c) Obat yang diberikan dan yang diperlukan sewaktu persalinan.
d) Apakah ada anak dan keluarga yang sebelumnya menderita kejang dll.
e) Riwayat persalinan
f) Riwayat imunisasi tetanus ibu, penolong persalinan bukan tenaga kesehatan.
g) Riwayat perawatan tali pusat dengan obat tradisional.
h) Riwayat kejang, penurunan kesadaran, ada gerakan abnormal pada mata, mulut,
lidah, eksremitas.
i) Riwayat spasme atau kekakuan pada ekstermitas, otot mulut dan perut.
j) Kejang di picu kebisingan atau prosedur atau tindakan pengobatan.
k) Riwayat bayi malas minumsesudah dapat minum normal.
l) Adanya factor resiko infeksi.
m) Riwayat ibu mendapat obat.
n) Riwayat perubahan warna kulit (kuning).
o) Saat timbulnya dan lama terjadinya kejang.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik untuk mengetahui tanda-tanda adanya kejang spasme dan
infeksi tali pusat, denga kriteria masing-masing sebagai berikut:
a) Kejang:
I. Gerakan norma pada wajah, mata, mulut, lidah dan ekstremitas.
II. Ekstensi atau fleksi tonik pada ekstremitas, gerakan seperti
mangayuh sepeda, mata berkedip berputar, juling.
III. Tangisan melengking dengan nada tinggi, sukar berhenti.
IV. Perubahan status kesadaran, apnea, icterus, ubun-ubun besar
menonjol. Suhu tidak normal.
b) Spasme:
i. Bayi tetap sadar, menangis kesakitan.
21
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
3. Pemeriksaan laboratorium :
Gula darah, kalsium, fosfor, magnesium, natrium bilirubin, fungsi lumbal,
darah tepi, kalau mungkin biakan darah dan cairkan serebrospinal foto kepala dan
EEG, pemeriksaan sedapat mungkin terarah.
22
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
Pengolesan
bahan tidak
steril pada
tali pusat
Timbul pada hari Kejang Sepsis Dugaan meningitis
ke 2 atau lebih atau tidak
sadar
Uub
menonjol
Letargi
riwayat kejang atau Asfiksia
resusitasi tidak sadar neonaturum
pada saat layuh atau dan/atau trauma
lahir atau letargi
bayi tidak gangguan
bernafas nafas
minimal 1 suhu tidak
menit normal
setelah lahir mengantuk
timbul pada atau
hari ke 1-4 aktifitas
persalinan menurun
dengan iritabel
penyulit atau rewel
(partus
lama atau
gawat
janin)
timbul pada kejang atau Perdarahan
hri ke-1 tidak sadar intraventricular
sampai ke-7 bayi kecil
kondisi gangguan
bayi nafas berat
mendadak
memburuk
mendadak
pucat
belum
mendapat
injeksi vit
K
icterus kejang Hasil tes Ensefalopati
hebat opistotonus coombs bilirubin/kernicterus
timbul pada positif
hari ke-2
esafalopi
timbul pada
23
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
R
A
hari ke-3 N
sampai ke-7
icterus G
hebat yang K
tidak U
diobati atau
terlambat M
diobati A
N
Hipoglikemia
1. Seorang bayi laki- laki lahir cukup bulan dengan berat badan lahir 3500 gr, PB
49 cm. Lahir spontan langsung menangis. Pada 3 jam perawatan bayi tampak
pucat tidak mau menetek kemudian kejang dan sianosis. Bayi ini anak pertama
dan tidak ada riwayat diabetes pada ibu.
a. Subjekif:
Ibu mengatakan bayinya tidak mau menetek
Ibu mengatakan bayinya kelihatan pucat
b. Obyektif :
Keadaan umum : kejang, sianosis
Kesadaran umum : bayi tidak sadar
Suhu badan : 36,1 C
Nadi : 128 x/mnt
Ditemukan adanya frontal bossing dan mikropesis
Pemeriksaan Laboratorium :
- Pemeriksaan gula darah 25mg/Dl
- Keton urin dan keton darah positif
- Laktat dan serta korisol normal
- Ph darah dalam batas normal
- Kortisol
- Free fatty acid (FFA) rendah
- Insulin normal
Fungsi liver normal
c. Assement
Bayi laki laki lahir normal, cukup bulan, dengan hipoglikemia tipe ketosis ec curiga
defisiensi growth hormon.
d. Planning :
24
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
Evaluasi :
Setelah dilakukan tindakan pemberian Dekstose 10% IV dilakukan penilain fisik
dan laboratorium (follow up) sesuai kemampuan dan fasiltas rumah sakit.
Hiperbilirubin
Bayi Ny.N lahir diRS assalam gemolong sragen,lahir spontan dengan BB 3800 gr, PB 49
cm, berumur ssatu hari. Ny. Nmerasa cemas dan mengatakan bahwa bayinya malas minum
dan bayinya sudah disibin oleh bidan. Ibu mengatakan bayinya BAB senyak 2x berwarna
kecoklatan dan BAK sebnyak 6x warna kuning jernih.
a. Subjekif:
Ibu mengatakan bayinya malas minum
Ibu mengatakan bayinya sudah disibin oleh bidan.
b. Obyektif :
Keadaan umum : sedang
Kesadaran umum : sadar penuh
Suhu badan : 36,1 C
Nadi : 128 x/mnt
Pernafasan : 44x/mnt
BB : 3800 gr
Terpasang infus D 5 ¼ NS ( mikodrip) 10 tetes/ mntdi kaki sebelah kiri dan
terpasang sonde no 8 diludang hidung disebelah kiri.
Pemeriksaan Laboratorium :
- Biilirubin direk 0,96 mg%
- Bilirubin indirec 10,55 mg%
- Bilirubin total 11,70 mg%
25
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
c. Assement
Bayi Ny. N lahir normal, cukup bulan umur 2 hari dengan hiperbilirubin derajat III
d. Planning :
Mengobservasi keadaan umu setiap 8 jam
Mengkaji refleks menghisap setiap 3 jam
Mengobservasi BAK dan BAB setiap 8 jam
Memberikan ASI setiap 3 jam sebanyak 80 cc dengan sonde
Mengobservasi tetesan infus
Mengambil sampel darah untuk mengetes kadar bilirubin
Melanjut kan advis dokter spesialis anak yaitu injeksi lagofox 2x 150 mg,
otogenta 2x10 m, Neo K 1x 0,5 (selama 2 hari) dan fototerapi sinar.
KEJANG
Bayi Ny. R adalah anak pertama dari Ny. R dan Tn. Y. berusia 4 hari , lahir spontan
pervaginam pada usia kandungan 38 minggu, datang ke bidan dengan keluhan
kejang.
a. Subjekif:
Ibu mengatakan bayinya kejang.
b. Obyektif :
Keadaan umum : sedang
Kesadaran umum : tidak sadar
Suhu badan : 36 C
Nadi : 128 x/mnt
Pernafasan : 44x/mnt
BB : 2800 gr
Dj : 98x/mnt
Apgar score : 5/8
Refleks moro : tidak ada
Tonik keak : tidak ada
Palmargrap : tidak ada
26
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
c. Assement
bayi Ny. Rina lahir spontan cukup bulan pervaginam cukup bulan sesuai masa
kehamilan dengan kejang.
d. Planning :
a) Memberitahu ibu dan keluarga tentang kondisi bayinya bahwa bayinya
mengalami kejang, dan harus segera dilakukan pengobatan. Ibu dan keluarga
telah mengetahui kondisi bayinya.
b) Melakukan inform consent dan kolaborasi dengan dokter spesialis anak tentang
tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. Inform consent dari kolaborasi telah
dilakukan.
c) Mengobati kejaang.
d) Pasang infus intravena di pembuluh darah perifer, di tangan, kaki dan kepala
jika bayi dilahirkan oleh ibu yang berpenyakit diabetes mellitus pemasangan
infus melalui vena umbilikostik.
e) Beri obat anti kejang yaitu: diazepam 0,5/kg, suspositiria IM sampai kejang
teratasi.
f) Bila kejang sudah teratasi, beri cairan dekstrose 10% dengan kecepatan 60ml/kg
BB/hari.
g) Melakukan pembebasan jalan nafas.
h) Membersihkan jalan nafas dengan cara membersihkan hidung dan mulut bayi
secara zig-zag dengan kasa steril.
i) Meletakkan bayi dengan terlentang atau miring, dengan leher agak ekstensi atau
mengadah dengan meletakkan selimut atau handuk yang digulung ke bawah
bahu, sehingga bahu terangkat 2-3 cm.
j) Membersihkan jalan nafas dengan menghisap cairan dan lender dari mulut dan
hidung menggunakan slim zulnger. Hisap dari mulut terlebih dahulu, kemudian
dari hidung.
k) Mempertahankan suhu tubuh bayi.
l) Melakukan perawatan tali pusat.
m) Menggunakan rangsangan taktil.
n) Melakukan penilaian bayi:
I. Memperhatikan dan menilai pernafasan bayi.
II. Menilai warna kulit bayi.
o) Menjelaskan pada ibu mengenai pentingnya ASI ekslusif bagi bayi selama 6
bulan, mengancurkan ibu tetap memberikan asi walau bayi sedang sakit. Ibu
mau melakukan yang dianjurkan oleh petugas kesehatan.
27
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
p) Melibatkan suami dan keluarga untuk mendukung kegiatan ibu dalam merawat
bayinya.
q) Menganjurkan pada ibu untuk mengonsumsi sayuran hijau seperti bayam, daun
katu, daun singkong serta kacang-kacangan seperti penambah zat gizi pada ASI
yang diminum oleh bayi.
INFEKSI
Bayi I, berusia 14 hari, berjenis kelamin perempuan. Dibawa orang tuanya ke rumah sakit
mitra sehat pada tanggal 01 mei 2018. Ibu mengatakan anaknya mencret dan demam sejak
2 hari yang lalu. Fases cair tanpa mengandung darah. Bayi I sering munah dan tidak mau
menyusui. Mukosa bibir terlihat kering. Tugor kering bayi I terlihat rewel. Dari hasil
pemeriksaan tanda tanda vital diperoleh data HR130x/mnt, RR 60x/mnt, T 38C, bayi I
didiagnosa diare epidemik akibat salmonelosis.
a. Subjekif:
Ibu mengatakan bayinya mencret sejak 2 hari yang lalu,feses cair tanpa
ampas, berwarna kuning da berbau khas.
Ibu mengatakan bayinya demam sejak 2 hari yang lalu.
Ibu mengatakan bayinya muntah dan tidak mau meminum susu.
b. Obyektif :
Keadaan umum : lemah
Kesadaran umum : sadar
Suhu badan : 38 C
Nadi : 130 x/mnt
Pernafasan : 60x/mnt
BB : 2800 gr
Konjungtiva pucat
Pemeriksaan Laboratorium :
- Biilirubin 7,9 mg%
- Glukosa : 69 mg/dl
- Haemoglobin :13,5 gr%
- Erytricit : 3,72
- Mikrobiologi biakan feses: salmonelosis (+)
Reflek menghisap dan menelan lemah
28
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
c. Assement
Bayi Ny. N lahir normal, cukup bulan umur 14 hari dengan diare epidemik akibat
salmonelosis.
d. Planning :
Inj viccillin 100 mg/12 jam
Inj cefotaxim 100 mg/12 jam
Foto therapy continue sejak tanggal 30 april 2018
RANGKUMAN
1. Hipoglikemia adalah kondisi dimana konsentrasi darah bayi lebih rendah disbanding
kondisi glukosa darah rata-rata pada populasi bayi dengan usia atau berat badan
yang sama (<30 mg% pada bayi cukup bulan dan <20mg pada bayi BBLR).
Hipoglikemia sering terjadi pada BBLR karena cadangan glukosa rendah yang
dapat menimbulkan kejang dan penyebab hipoksia otak. Jika hipoglikemia tidak
dikelola dengan baik, menimbulkan kerusakan pada susunan saraf pusat, bahkan
dapat menimbulkan kematian (Depkes RI, 2008).
3. Ikterus dan Hiperbilirubinemia sering ditemukan pada masa neonatus dan terjadi
apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah. Istilah ikterus biasanya lebih
banyak dipakai untuk menggambarkan keadaan yang fisiologik atau ringan,
sedangkan Hiperbilirubinemia menggambarkan proses yang lebih berat dan
penanganan yang benar.
29
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
4. Infeksi berat yang umumnya disebabkan oleh bakteri, yang bisa berasal organ-organ
dalam tubuh seperti paru-paru, usus, saluran kemih atau kulit yang menghasilkan
toksin/ racun yang menyebabkan system kekebalan tubuh menyerang organ dan
jaringan tubuh sendiri.
Sepsis dapat mengenai orang dari usia berapapun, tetapi paling sering pada :
Bayi di bawah 3 bulan, system kekebalan tubuhnya belum cukup matang untuk
melawan infeksi yang berat.
a. Orang lanjut usia
b. Orang dengan penyakit kronik
c. Orang dengan gangguan system kekebalan tubuh, seperti dengan infeksi
HIV.
30
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
SOAL LATIHAN
1. Ny Lani hamit anak yang pertama, umur kehamilan 8 bulan datang ke BPS yakni
dengan keluhan nyeri kepala, pandangan kabur, sakit daerah ulu hati. Dari hasil
pemeriksaan yang dilakukan bidan didapati hasil TD 160/110 mmHg, Suhu 37°C,
Nadi 88 x/mnt, RR 20 x/mnt.
Sesuai dengan diagnosis yang ditemukan pada Ny Lani, masalah potensial yang
dapat terjadi adalah...
a. Kejang
b. Impanding Eklampsia
c. Kesadaran menurun
d. Gangguan pernafasan
e. Epilepsi
2. Ny. S P1A0 usia 28tahun, mengatakan telah melahirkan 4 hari yang lalu, datang ke
BPM dengan keluhan nyeri perut bagian bawah, kemudian dilakukan pemeriksaan
dengan hasil Suhu : 38,5ͦC, Tekanan darah : 20/90 mmHg, Inspeksi : Lochea rubra, dan
berbau busuk.
Dari data diatas, diagnosa untuk kasus tersebut adalah ....
a. Letagis
b. Sepsis puerpuralis
c. Hipospodia
d. Epilepsi
31
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
e. Kesadaran menurun
3. Seorang bayi lahir preterm 3 hari yang lalu di Rumah Sakit. Hasil pemeriksaan
kesadaran composmentis, BB 1950 gr, bayi tampak kuning pada muka, leher dan dada,
reflek hisap kuat. Pemeriksaan laborat kadar bilirubin indirect 6,3 mg/dl, albumin 3,7
g/dl. Apakah jenis ikhterik pada kasus tersebut?
a. Ikhterik patologis
b. Ikhterik fisiologis
c. Ikhterik neonatorum
d. Hiperbilirubin
e. Ikhterik hiperbilirubin
32
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
33
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
KUNCI JAWABAN
1. A
2. B
3. E
4. E
5. B
6. E
7. A
8. A
9. B
10. D
34
ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
DAFTAR PUSTAKA
35