Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEBIDANAN TEORI PADA

NEONATUS DENGAN MUNTAH DAN GUMOH

Dosen Pembimbing:

Suryaningsih, S,SiT.,M.Keb

Disusun Oleh:

KELOMPOK 2

Kartika Dwi Puspita Sari (P27824320011)

Nur Hoirun Nisa’ (P27824320015)

Rudiya Efawati (P27824320017)

Natasha Elista Putri (P27824320027)

PRODI DIII KEBIDANAN BANGKALAN

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

TAHUN 2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI ...................................................................................................2

KATA PENGANTAR ...................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................4
1.3 Tujuan ....................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Neonatus ........................................................................................5


2.2 Konsep Dasar Muntah ........................................................................................6
2.3 Konsep Dasar Gumoh ........................................................................................7
2.4 Mnutah dan Gumoh ........................................................................................7

BAB III Asuhan Kebidanan Teori pada Neonatus dengan Muntah Gumoh ................9

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................18

2
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Asuhan Kebidanan
Neonatus, Bayi dan Balita “Asuhan Kebidanan pada Neonatus dengan Muntah dan Gumoh”.
Makalah ini disajikan dengan bahasa yang singkat, padat, dan mudah dimengerti. Makalah ini
dilengkapi dengan pendahuluan sebagai pembuka yang menjelaskan latar belakang dan
tujuan pembuatan makalah, pembahasan kasus pada tinjauan kasus serta penjelasan materi
pada tinjauan pustaka. Dalam makalah ini juga terdapat daftar pustaka yang menjelaskan
sumber dan referensi bahan dalam penyusunan.

Terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu penyelesaian makalah
ini hingga selesai. Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari masih banyak terdapat
kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan
demi penyempurnaan makalah ini.

Surabaya, 14 September 2021

Kelompok 2

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Asuhan kebidanan adalah perawatan yang diberikan oleh bidan. Jadi asuhan
kebidanan pada neonatus, bayi dan balita adalah perawatan yang diberikan oleh bidan
pada bayi baru lahir, bayi, dan balita. Neonatus, bayi dan balita dengan masalah
adalah suatu penyimpangan yang dapat menyebabkan gangguan pada neonatus, bayi
dan balita. Ada beberapa masalah yang dapat terjadi pada neonatus, bayi dan balita
seperti muntah dan gumoh.
Masyarakat di Indonesia khususnya di daerah terpencil yang kehidupannya
masih primitif, masih banyak ibu yang memiliki anak tetapi belum mengetahui
penanganan gangguan yang terjadi pada neonatus, bayi dan balita seperti contohnya
muntah dan gumoh yang kerap kali terjadi. Oleh karena itu dikhawatirkan ibu tidak
bisa menangani masalah ini dengan benar. Dalam keadaan seperti ini maka peran
bidan pendidik sangat diperlukan.
Muntah dan gumoh pada neonatus, bayi dan balita dapat terjadi disebabkan
posisi saat menyusu yang tidak tepat, minum terburu-buru, atau bayi sudah kenyang
tetapi diberi minum serta dapat disebabkan karena faktor fisiologis seperti kelainan
kongenital dan infeksi, juga karena gangguan psikologi seperti cemas. Kasus seperti
ini merupakan hal yang lazim terjadi pada neonatus, bayi dan balita yang dapat
dicegah dengan mudah.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Bagaimana Asuhan Kebidanan teori pada Neonatus dengan Muntah dan
Gumoh?

1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui Asuhan Kebidanan teori pada Neonatus dengan Muntah
dan Gumoh

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP DASAR NEONATUS


Pengertian Neonatus
Neonatus adalah bayi yang baru lahir 28 hari pertama kehidupan (Rudolph,
2015). Neonatus adalah usia bayi sejak lahir hingga akhir bulan pertama (Koizer,
2011). Neonatus adalah bulan pertama kelahiran. Neonatus normal memiliki berat
2.700 sampai 4.000 gram, panjang 48-53 cm, lingkar kepala 33-35cm (Potter &
Perry, 2009). Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan neonatus adalah
bayi yang lahir 28 hari pertama.

Ciri Neonatus
Neonatus memiliki ciri berat badan 2700-4000gram, panjang, panjang 48- 53
cm, lingkar kepala 33-35cm (Potter & Perry, 2009). Neonatus memiliki frekuensi
denyut jantung 120-160 x/menit, pernapasan 40-60 x/menit, lanugo tidak terlihat
dan rambut kepala tumbuh sempurna, kuku agak panjang dan lemas, nilai
APGAR >7, refleks-refleks sudah terbentuk dengan baik (Dewi, 2010).

Klasifikasi Neonatus
a. Neonatus menurut masa gestasinya
1. Kurang bulan (preterm infan) :294hari (42 minggu)
2. Cukup bulan (term infant) : 259- 294 hari (37-42 minggu)
3. Lebih bulan( postterm infant) :>294hari (42 minggu)
b. Neonatus menurut berat lahir
1. Berat lahir rendah : 4000 gram.
2. Berat lahir cukup : 2500-4000 gram.
3. Berat lahir lebih : >4000 gram.
c. Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan ukuran
berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan
1. Neonatus cukup/ kurang/ lebih bulan.
2. Sesuai/ kecil/ besar ukuran masa kehamilan.

5
2.2 KONSEP DASAR MUNTAH
Pengertian Muntah
Muntah adalah proses reflek yang sangat terkoordinasi yang mungkin
didahului dengan peningkatan air liur. Muntah adalah keluarnya kembali sebagian
besar atau seluruh isi lambung yang terjadi secara paksa melalui mulut, disertai
dengan kontraksi lambung dan abdomen (Markum, 1992). Umumnya bersifat
sementara dan tidak mengganggu pertumbuhan bayi.

Penyebab Muntah
a. Penyebab muntah ditinjau dari sifat muntah adalah:
1. Keluar cairan terus menerus, kemungkinan disebabkan oleh obstruksi
oesofagus
2. Muntah proyektil kemungkinan disebabkan oleh stenosis pylorus
3. Muntah hijau kekuningan ,kemungkinan disebabkan oleh obstruksi
dibawah ampula vateri
4. Muntah segera setelah lahir dan menetap, kemungkinan disebabkan oleh
tekanan intra cranial tinggi atau obstruksi usus.

b. Penyebab muntah ditinjau dari waktunya:


1. Pada masa neonatus. Kelainan kongenotal saluran pencernaan, paralisis
palatum,atresia esophagus, kalasia, akalasia, iritasi pada lambung
(mekoneum, amnion, darah)
2. Setelah masa neonatus. Pada masa ini penyebab muntah makin banyak
dan makin sulit.
c. Faktor yang predisposisi adalah:
1. Faktor psikogenik
2. Faktor infeksi, appendicitis, peritonitis, adnexitis, hepatitis dan infeksi
traktus akut
3. Faktor lain: invaginasi, kelainan intra cranial, kelainan endokrin, reflex.

Tanda – Tanda Muntah


1. Keluar bahan muntahan lewat mulut
2. Dapat terjadi kehilangan cairan.

6
3. Bila minum terjadi ketosis, yang menyebabkan asidosis sehingga menjadi
shock.
4. Bila muntah hebat, terjadi ketegangan otot dinding perut, perdarahan
konjunctiva, rupture esophagus dan aspirasi muntah.

Penatalaksanaan Muntah
1. Kaji factor penyebab.
2. Beri suasana tenang
3. Perlakukan bayi dengan baik.
4. Kaji sifat muntah
5. Lanjutkan pemberian ASI , bila muntah berhenti.
6. Bila muntah tetap berlanjut, segera kolaborasi dengan tim medis

Peran Bidan
Bidan memiliki peran dan tanggung jawab sebagai bidan pendidik dalam
mengatasi masalah muntah pada bayi yaitu bidan harus segera memberikan
pengetahuan dan penjelasan kepada keluarga sang bayi terutama ibu bahwa
muntah bukanlah suatu keadaan yang harus diatasi dengan rasa kepanikan
melainkan harus ditangani dengan asuhan yang tepat. Ibu dianjurkan untuk tidak
panik akan tetapi harus dapat menangani sendiri ketika bayi muntah di rumah.
Oleh karena itu bidan harus menjelaskan cara dan teknik menangani bayi yang
muntah agar tidak terjadi salah asuhan sehingga tidak menimbulkan dampak yang
fatal pada gumoh bayi tersebut. Kemudian bidan juga perlu memberi tahu kepada
ibu apabila bayi muntah proyektik/menyemprot harus segera diperiksakan agar
dapat dirujuk ke rumah sakit.

2.3 KONSEP DASAR GUMOH


Pengertian Gumoh
Gumoh/Regurgitasi adalah keluarnya (tumpah/gumoh) susu yang telah ditelan
ketika atau beberapa saat setelah minum susu botol/menyusu dan dalam jumlah
yang sedikit.

7
Penyebab Gumoh
Penyebab gumoh atau regurgitasi pada bayi adalah:
1. Bayi sudah kenyang
2. Posisi saat menyusui yang salah
3. Posisi botol susu yang salah
4. Terburu-buru atau tergesa-gesa saat menyusu.

Penatalaksanaan Gumoh
Penatalaksanaan gumoh/regurgitasi adalah:
1. Perbaiki teknik menyusui
2. Perbaiki posisi botol saat menyusu
3. Setelah bayi minum, usahakan bayi disendawakan
4. Saat menyusu, mulut bayi tertutup rapat yaitu bibir mencakup rapat pada
areola mammae.

Peran Bidan
Bidan memiliki peran dan tanggung jawab sebagai bidan pendidik dalam
mengatasi masalah gumoh pada bayi yaitu bidan harus segera memberikan
pengetahuan dan penjelasan kepada keluarga sang bayi terutama ibu bahwa
gumoh merupakan kejadian yang lazim dialami oleh bayi pada bulan-bulan
pertama kehidupannya. Ibu dianjurkan untuk tidak panik akan tetapi harus dapat
menangani sendiri ketika bayi gumoh di rumah. Oleh karena itu bidan harus
menjelaskan cara dan teknik menangani bayi yang gumoh agar tidak terjadi salah
asuhan sehingga tidak menimbulkan dampak yang fatal pada gumoh bayi
tersebut.

2.4 MUNTAH DAN GUMOH


Bayi dalam keadaan kenyang sering mengeluarkan kembali ASI yang sudah
tertelan, jika volumenya kurang dari 10 cc disebut gumoh. Namun, jika yang keluar
lebih dari 10 cc disebut dengan bayi muntah. Untuk mencegah bayi gumoh ataupun
muntah sebaiknya sendawakan bayi setelah menyusu, dengan menepuk-nepuk lembut

8
punggung bayi secara berulang dengan posisi dagu bayi berada pada bahu ibu dan
pegang kepala bayi dengan satu tangan

BAB III
ASUHAN KEBIDANAN TEORI PADA NEONATUS DENGAN MUNTAH DAN
GUMOH
Tanggal : tanggal dilakukan pengkajian pada bayi
Jam : waktu dilakukan pengkajian pada bayi
Tempat : tempat dilakukan pengkajian pada bayi

A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata Bayi
a. Nama bayi : By Ny.A
Dikaji nama lengkap untuk mengetahui identitas bayi dan menghindari kekeliruan.
b. Tanggal lahir : 4 September 2021
Dikaji dari tanggal lahir, bulan dan tahun lahir untuk mengetahui kapan bayi lahir,
sesuai atau tidak dengan perkiraan kelahirannya, dan untuk mengetahui usia
neonatus saat ini.
c. Jenis kelamin : Laki-Laki
Dikaji alat kelamin bayi untuk mengetahui apakah bayi laki-laki atau perempuan
d. Alamat : Jalan Durian Rt 01, Rw 01
Dikaji untuk memudahkan melakukan kunjungan rumah

2. Biodata Orang Tua

Ibu Ayah
Nama Ny. A Tn. T
Agama Islam Islam
Umur 23 tahun 25 tahun
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan IRT Pedagang Sayur
Alamat Jl. Durian Rt 01, Rw 01

1) Biodata Ibu

9
a. Nama Ibu Umur : Dikaji nama lengkap untuk memudahkan memanggil atau
menghindari kekeliruan jika ada nama yang sama.
b. Umur : Dikaji dari tanggal lahir, bulan, dan tahun kelahiran ibu untuk
mengetahui faktor-faktor resiko dari tingkat kesuburan. Umur ibu yang kurang
dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun merupakan ibu yang beresiko tinggi,
selain itu digunakan untuk mengetahui keadaan ibu primipara muda atau
primipara tua.
c. Pendidikan : Dikaji dari pendidikan terakhir ibu sesuai ijazah terakhir untuk
menentukan tingkat pendidikan ibu sehingga memudahkan dalam pemberian
KIE dan mempengaruhi sikap dan perilaku kesehatan.
d. Pekerjaan : Dikaji jenis pekerjaan ibu untuk mengetahui taraf hidup dan sosial
ekonomi klien dan apakah pekerjaan ibu dapat mempengaruhi kesehatan klien
atau tidak.
e. Agama : Dikaji jenis keyakinan yang dianut ibu untuk mengetahui
kepercayaan yang dianut ibu sehingga dapat menyesuaikan tindakan dengan
aturan kepercayaan yang dianut ibu.
f. Alamat : Dikaji alamat lengkap tempat tinggal ibu untuk mengetahui tempat
tinggal klien dan menilai apakah lingkungan cukup aman bagi kesehatannya
serta mempermudahkan kunjungan rumah.

2) Biodata Ayah
a. Nama : Dikaji nama lengkap suami untuk menghindari terjadinya kekeliruan.
b. Umur : Dikaji dari tanggal lahir, bulan dan tahun lahir suami untuk
mengetahui usia suami.
c. Pendidikan : Dikaji dari pendidikan terakhir suami sesuai ijazah terakhir untuk
mengetahui tingkat pendidikan serta memudahkan pemberian KIE yang sangat
besar pengaruhnya di dalam tindakan asuhan kebidanan sehingga
mempengaruhi sikap dan perilaku kesehatan.
d. Pekerjaan : Dikaji jenis pekerjaan suami sehari-hari untuk mengetahui tingkat
sosial ekonomi.
e. Agama : Dikaji untuk mengetahui kepercayaan yang dianut suami sehingga
dapat menyesuaikan kepercayaan yang dianut suami sehingga dapat

10
menyesuaikan yang akan dilakukan pada ibu dengan aturan kepercayaan yang
dianut keduanya
f. Alamat : Dikaji alamat lengkap untuk mengetahui tempat tinggal klien dan
menilai apakah lingkungan Cukup aman bagi kesehatannya serta
mempermudah komunikasi dan kunjungan rumah.

3. Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan atau gejala yang menyebabkan klien dibawa
berobat. Pada kasus bayi dengan muntah dan gumoh Ibu mengatakan bayinya sering
mengeluarkan kembali ASI yang telah ditelan setiap selesai menyusu sejak 1 hari
yang lalu dan bayinya tidak mau menyusu setelah muntah.

4. Riwayat Kesehatan Ibu


Penyakit ibu perlu dikaji untuk menyingkirkan beberapa faktor resiko yang
terjadi kepada bayi ataupun dapat ditularkan dan diturunkan pada bayi antara lain :
TBC merupakan faktor resiko terjadinya BBLR. Diabetes Melitus merupakan faktor
resiko terjadinya bayi makrosomia. Perlu dikaji apakah ibu pernah mengalami infeksi
selama kehamilan seperti TORCH yang merupakan faktor terjadinya infeksi pada
bayi, HIV/AIDS, atau adakah riwayat kehamilan kembar.

5. Riwayat Obstetri
1) Antenatal
Anak keberapa, riwayat kehamilan yang mempengaruhi neonatus adalah
kehamilan yang tidak disertai komplikasi, frekuensi antenatalcare (ANC),
keluhan-keluhan selama hamil, hari pertama haid terakhir (HPHT), dan kebiasaan-
kebiasaan ibu selama hamil.

2) Intranatal
Berapa usia kehamilan, ditolong oleh siapa, berapa jam waktu persalinan, jenis
persalinan, lama kala II, pengunaan obat selama persalinan, gawat janin, suhu ibu
meningkat, posisi janin tidak normal, air ketuban bercampur mekonium,
amnionitis, ketuban pecah dini (KPD), perdarahan dalam persalinan, prolapsus tali
pusat, ibu hipotensi, asidosis janin, BB bayi, PB bayi, denyut nadi, respirasi, suhu,

11
bagaiman ketuban, ditolong oleh siapa, komplikasi persalinan dan berapa nilai
APGAR untuk BBL

3) Postnatal
Observasi tanda-tanda vital (TTV), keadaan tali pusat, apakah telah diberi
injeksi Vitamin K, minum ASI/PASI, berapa cc setiap berapa jam

6. Riwayat Sosial
Riwayat sosial meliputi informasi tentang tempat tinggal ibu, pola perawatan
pranatal, dan status sosial ekonomi. Bidan harus mencatat bagaimana keluarga
membiayai kebutuhan keluarga, siapa yang tinggal di dalam rumah, dan siapa yang
akan menjadi pemberi perawatan utama bagi neonatus. Penting untuk memahami
apakah hubungan ibu dengan pasangannya saat ini stabil atau mengalami perpisahan
karena itu akan mempengaruhi kemampuan ibu untuk berfokus pada tugas
keibuannya. Bidan harus memastikan siapa pembuat keputusan di dalam rumah
sehingga orang itu dapat dilibatkan dalam diskusi tertentu

7. Pola Kebiasaan sehari – hari


1) Kebutuhan Nutrisi
ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi dan mengandung zat gizi yang
sesuai pertumbuhan dan perkembangan bayi, baik kualitas maupun kuantitas. ASI
diberikan sesuai dengan kebutuhan bayi. Bayi akan merasa lapar setiap 2-4 jam

2) Pola Eliminasi
Proses pengeluaran defekasi dan urin terjadi 24 jam pertama setelah lahir,
konsistensi agak lembek, berwarna hitam kehijaun, selain itu diperiksa juga urin
yang normalnya berwarna kuning.

3) Pola Istirahat
Pola tidur normal neonatus adalah 14-18 jam/hari

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum

12
1) Keadaan Umum : untuk menilai keadaan bayi dinyatakan sebagai baik, sedang
atau lemah. Penilaian keadaan umum pada kasus bayi gumoh adalah keadaan bayi
dalam kondisi baik, sedangkan pada kasus muntah bisa jadi bayi merasa rewel,
menangis dan terlihat lemah.
2) Kesadaran : Penilaian kesadaran dinyatakan sebagai composmentis, apastis,
samnolen, sopor dan koma
3) Tanda-Tanda Vital :
a. Suhu : 36,6 ͦ C
Temperatur tubuh internal bayi adalah 36,5-37,5 ͦC. Jika suhu bayi kurang
dari 35 ͦC bayi mengalami hipotermia berat yang beresiko tingi mengalami
sakit berat atau bahkan kematian. Bila suhu tubuh lebih dari 37,5 ͦ C, bayi
mengalami hipertermia.
b. Respirasi : 46x/menit
Pernafasan normal pada bayi adalah 40-60 kali/menit tanpa adanya retraksi
dinding dada dan suara merintih saat. Frekuensi lebih dari 60 kali/menit
menandakan takipnea.
c. Denyut Jantung : 140x/menit
Denyut jantung normal pada neonatus adalah 120-160 kali/menit.

2. Pemeriksaan Antropometri
1) Berat Badan : 3300 gram
Berat badan neonatus normal yaitu 2500-4000 gram (Sondakh, 2013). Bila berat
badan 1500-2500 gram menandakan bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
2) Panjang Badan : 50 cm
Panjang badan bayi normal yaitu 48-52 cm.
3) Lingkar Kepala : 34 cm
Lingkar kepala normal pada bayi adalah 33-35 cm.
Ukuran kepala :
a. Diameter Suboksipito bregmatika Antara foramen magnum dan ubun-ubun
besar : 9,5 cm
b. Diameter Suboksipitofrontalis Antara foramen magnum dan ubun-ubun besar :
11 cm
c. Diameter Frontooksipitalis Antara titik pangkal hidung ke jarak terjauh
belakang kepala : 12 cm

13
d. Diameter mentooksipitalis Antara dagu ke titik terjauh belakang kepala : 13,5
cm
e. Diameter submentobregmatika Antara os hyoid ke ubun-ubun besar : 9,5 cm
f. Diameter biparietalis Antara dua tulang parietalis : 9 cm
g. Diameter bitemporalis Antara dua tulang temporalis: 8 cm
4) Lingkar Dada : 33 cm
Lingkar dada normalnya 32-34 cm
5) Lingkar Lengan Atas : 11 cm
Lingkar lengan atas normalnya 10-11 cm

3. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : Bentuk kepala terkadang asimetris, karena penyesuaian saat proses
persalinan, umumnya hilang dalam 48 jam, ubun-ubun besar rata atau tidak
menonjol. Ubun-ubun berdenyut karena belahan tulang tengkoraknya belum
menyatu dan mengeras dengan sempurna. Normalnya tidak terdapat moulase,
caput sucadeneum, cephal hematoma dan hidrosefalus
2) Muka : Warna kulit normalnya kemerah-kemerahan, jika berwarna kuning bayi
mengalami ikterus. Ikterus merupakan warna kekuningan pada neonatus yang
kadar bilirubin biasanya > 5 mg/dL. Jika pucat menunjukkan akibat sekunder dari
anemia, asfiksia saat lahir dan syok.
3) Mata : Pemeriksaan terhadap perdarahan subkonjungtiva atau retina, warna sklera
dan tanda-tanda infeksi atau pus (Sondakh, 2013). Mata bayi baru lahir mungkin
tampak merah dan bengkak akibat tekanan pada saat lahir dan akibat obat tetes
atau salep mata yang digunakan. Normalnya adalah konjungtiva merahmuda dan
sklera putih.
4) Hidung : Normalnya adalah Lubang simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada
pernapasan cuping hidung.
5) Mulut : Pemeriksaan terhadap labioskizis, labiopalatoskizis, trush, sianosis,
mukosa kering/basah . Pada kasus muntah dan gumoh biasanya ditemukan bibir
pucat, kering dan pecah-pecah.
6) Telinga : simetris atau tidak, bersih atau tidak, tedapat cairan yang keluar dari
telinga yang berbau atau tidak
7) Leher neonatus cenderung pendek, tebal dan dikelilingi lipatan kulit, fleksibel,
dan mudah digerakkan serta tidak ada selaput. Pada posisi terlentang bayi dapat

14
mempertahankan lehernya dengan punggungnya dan menegakkan kepalanya ke
samping
8) Dada : Periksa bentuk dan kelainan dada, apakah ada kelaian bentuk atau tidak,
apakah ada retraksi kedalam dinding dada atau tidak, dan ganguan pernapasan
9) Payudara : Periksa apakah papila mamae normal, simetris atau ada edema, adakah
pengeluaran susu (witch’s milk) pada bayi usia 0-1 minggu
10) Abdomen : Periksa adanya benjolan, gastroskisis, omfalokel. Abdomen tampak
bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat bernapas.
Normalnya, Abdomen berbentuk silindris, lembut, dan biasanya menonjol dengan
terlihat vena pada abdomen. Bising usus terdengar beberapa jam setelah lahir.
11) Genetalia : Pemeriksaan terhadap kelamin bayi laki-laki, testis sudah turun dan
berada dalam skrotum. Pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia
minora, lubang vagina terpisah dari lubang uretra.
12) Anus : Terdapat atresia ani atau tidak. Umumnya meconium keluar pada 24 jam
pertama, jika sampai 48 jam tidak keluar kemungkinan adanya mekonium plug
syndrom, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan.
13) Ekstremitas : Adakah oedema, tanda sianosis, akral dingin, apakah kuku sudah
melebihi jari-jari dan kelengkapan jumlah jari.

4. Pemeriksaan Refleks
1) Refleks Glabella : Bayi akan berkedip bila dilakukan 4 atau 5 ketuk pada batang
hidung saat mata terbuka.
2) Refleks Rooting / Mencari : Apabila pipi neonatus disentuh oleh jari pemeriksa
maka neonatus akan menolehkan kepala kearah stimulus, membuka mulut, dan
mulai menghisap bila pipi, bibir, atau sudut mulut bayi disentuh dengan jari atau
puting susu ibu.
3) Refleks Sucking / Menghisap : Rangsangan puting susu pada langit-langit
neonatus menimbulkan refleks menghisap.
4) Refleks Swallowing / Menelan : Dimana ASI di mulut bayi mendesak otot di
daerah mulut dan faring sehingga mengaktifkan refleks menelan dan mendorong
ASI ke dalam lambung.
5) Tonick Neck : Apabila bayi diangkat dari tempat tidur (digendong) maka, bayi
akan berusaha mengangkat kepalanya

15
6) Refleks Palmar Grasp / Menggenggam : Jari bayi akan melekuk di sekeliling
benda dan menggengamnya seketika bila jari diletakkan di tangan bayi.
7) Refleks Gland : Apabila bayi disentuh pada lipatan paha atau kaki, maka bayi
berusaha mengangkat kedua pahanya.
8) Refleks Plantar Grasp : Jari bayi akan menekuk di sekeliling benda dan seketika
bila jari diletakan di telapak kaki bayi.
9) Tanda Babinski : Jari-jari kaki bayi akan hiperekstensi dan terpisah seperti kipas
dari dorsofleksi ibu jari kaki bila satu sisi kaki digosok dari tumit ke atas melintasi
bantalan kaki.
10) Refleks Moro / Terkejut : Bayi melakukan abduksi dan fleksi seluruh ekstremitas
dan dapat mulai menangis bila mendapat gerakan mendadak atau suara keras.

5. Pemeriksaan Penunjang
Adakah pemeriksaan yang dapat menunjang keadaan bayi melalui tes
laboratorium. Pada kasus muntah dan gumoh tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

C. ANALISA
Diagnosis : Neonatus cukup bulan Usia 10 hari
Masalah : bayi sering muntah dan gumoh setelah disusui.
Kebutuhan : Memberitahu ibu pencegahan dan penanganan gumoh dan muntah

D. PENATALAKSANAAN
1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan.
Ev : Ibu telah mengetahui keadaan bayinya.
2) Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI sekehendak bayi.
Ev : ibu mengerti anjuran bidan dan mengatakan akan melaksanakannya
3) Memberitahukan kepada ibu bahwa gumoh dan muntah adalah halyang biasa (normal)
dan ibu tidak perlu merasa cemas dengankeadaan bayinya.
Ev : Ibu merasa tenang karena telah mengetahui bahwa gumohdan muntah yang
dialami oleh bayinya adalah hal yang normal.Konseling kepada ibu mengenai
4) Menjelaskan kepada ibu penyebab terjadinya gumoh pada bayi yaituASI yang
diberikan jumlahnya terlalu banyak, posisi menyusui ibu salah,fungsi pencernaan bayi
belum sempurna, dan saat minum ASI udaraikut tertelan.
Ev: Ibu telah mengetahui penyebab terjadinya gumoh pada bayi

16
5) Menjelaskan kepada ibu proses terjadinya gumoh pada bayi yaitu gumoh sering
terjadi pada bayi setelah diberikan ASI yang disebabkan karena posisi saat menyusui
salah. Hal ini menyebabkan cairan yang masuk ke tubuh bayiakan mencari posisi
yang paling rendah dan bila ada makanan yang masuk keesofagus atau saluran
sebelum ke lambung, maka ada refleks yang bisamenyebabkan bayi gumoh. Lambung
yang penuh juga bisa membuat bayigumoh. Ini terjadi karena makanan yang terdahulu
belum sampai ke usus,sudah diisi makanan lagi akibatnya bayi akan mengalami
gumoh karenalambung bayi mempunyai kapasitasnya sendiri.
Ev : Ibu telah mengerti mengenai proses terjadinya gumoh pada bayi.
6) Menjelaskan dan mengajarkan kepada ibu cara mengatasi gumoh dan muntah yaitu
dengan memperbaiki teknik menyusui meliputi posisi bayi saat disusui sebaiknya
kepalaberada lebih tinggi dan posisi bayi tidak terlentang, Beri bayi ASI sedikit-
sedikit tetapi sering (minimal 2 jam sekali), jangan langsung banyak atau on demand,
jangan biarkan bayi menghisap puting saja, tetapi areola (bagian kecoklatan disekitar
puting ) juga harus masuk atau menempel ke mulut bayi. Hal ini dapat mengurangi
udara yang masuk selama bayi menghisap ASI, kemudian tepuk-tepuk punggung bayi
sampai sendawa sesaat setelah di beri minum. Janganlangsung membaringkan anak
anda di tempat tidur.
Ev : Ibu mengetahui dan mengerti cara mengatasi gumoh danmuntah yang terjadi
pada bayi.
7) Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang jika gumoh dan muntah belum
dapat teratasi. Dan bila muntah terus berlanjut dan bertambah parah anjurkan kepada
ibu untuk membawa bayi ke fasilitas kesehatan yang lebih baik (misalnya ke rumah
sakit/ dokter spesialis)
Ev : Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang jikagumoh belum dapat teratasi. Dan
bersedia mengikuti anjuran bidan.

17
DAFTAR PUSTAKA
1. http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Asuhan-
Kebidanan-Neonatus-Bayi-Balita-dan-Apras-Komprehensif.pdf (diakses tanggal 14-
09-2021)
2. https://www.slideshare.net/RofiqohDamayanti/4-20348654 (diakses tanggal 14-09-
2021)
3. http://repository.unimus.ac.id/1723/4/BAB%20II.pdf (diakses tanggal 14-09-2021)
4. https://www.alodokter.com/lakukan-hal-ini-jika-bayimu-sering-
gumoh#:~:text=Gumoh%20umum%20terjadi%20pada%20bayi,sekitar%20usia
%204%2D5%20bulan. (diakses tanggal 14-09-2021)
5. https://hellosehat.com/parenting/bayi/bayi-1-tahun-pertama/pertumbuhan-bayi/
(diakses tanggal 14-09-2021)
6. https://laboratorium.umkt.ac.id/wp-content/uploads/2020/06/MODUL-PE-FISIK-
BBL.pdf (diakses tanggal 14-09-2021)
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Pelayanan
Kesehatan Neonatal Esensial (diakses pada tanggal 15-09-2021)
8. https://www.academia.edu/36017859/Askeb_Neo_Kel_2_Muntah_Gumoh_Oral_trus
h (diakses pada tanggal 15-09-2021)
9. http://repo.unand.ac.id/26314/1/Asuhan%20Kebidanan%20pada%20Neonatus
%20edit.pdf (diakses pada tanggal 15-09-2021)

18

Anda mungkin juga menyukai