Milenio Kalista Lebong Ramba’

Teologi c

NIRM: 2020185739

Kesetiaan yang Sejati

Baca: Yosua 1:1-18

Yosua 1:2 "Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai
Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka,
kepada orang Israel itu."

Saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan, Yosua dipilih Tuhan untuk menggantikan Musa
dalam memimpin bangsa Israel. Lalu, yang menjadi pertanyaan kita saat ini adalah siapakah
Yosua ini sehingga dari sekian banyak umat yang taat pada saat itu, ia yang dipilih Tuhan untuk
menggantikan Musa? Kalau kita kembali menelusuri Alkitab, Yosua adalah keturunan Efraim,
anak dari Nun. Masa mudanya banyak dihabiskan di padang gurun dalam pengembaraan menuju
ke Kanaan.

Saudara-saudara, Yosua pasti tidak pernah membayangkan bahwa suatu saat ia akan dipilih
menjadi pemimpin Israel menggantikan Musa. Tetapi, mengapa Tuhan memilih Yosua dan
karakter apakah yang ada Yosua sehingga dipilih Tuhan? Yosua adalah pelayan Musa yang
setia. Kata “setia” ini bukan hanya sekedar merujuk pada mengikut tapi lebih dari itu saudara-
saudara. Setia yang dimaksudkan disini adalah mengesampingkan segala permugumulan, resiko
yang dapat saja membahayakan diri sendiri, berani keluar dari zona nyaman agar atau demi dapat
selalu mengikuti orang memimpinnya. Ketika Musa menerima Taurat di gunung Sinai Yosua
hadir di situ, menjadi penjaga tenda pertemuan ketika Musa bertemu dengan Tuhan. Hidup
Yosua benar-benar dihabiskan bersama Musa di padang gurun. Sungguh luar biasa Yosua ini ia
menempatkan ego dan pergumulannya dibelakang dan memilih setia kepada Musa. Ia benar-
benar bersama Musa mengalami masa-masa yang sulit, penuh ujian dan tantangan.

Saudara- saudara, dari sini kita dapat melihat kesetiaan Yosua sebagai hamba benar-benar telah
teruji itulah sebabnya Tuhan memilihnya. Walaupun banyak hal yang dapat saja membahayakan
hidupnya. Inilah dasar atau pondasi utama untuk mengerjakan panggilan Tuhan! Disamping itu
Yosua juga adalah seorang pemberani. Hal ini dapat kita lihat pada saat bangsa Israel akan
memasuki tanah perjanjian, dari 12 orang yang diutus Musa mengintai Kanaan hanya Yosua dan
Kaleb yang memberi laporan positif dan menguatkan iman. Ini menunjukkan bahwa Yosua
adalah seorang yang berani dan memiliki iman yang teguh.

Karena setia, berani dan memiliki iman yang teguh, Yosua dipakai Tuhan sebagai pemimpin
Israel menggantikan Musa! Jadi sekarang marilah hidup seperti layaknya Yosua, yang selalu
setia kepada Tuhan jangan hanya pada saat kita berada di zona nyaman tapi kapan pun dan
dimana pun itu, Amin.
 Ilustrasi pergumulan hamba Tuhan

Saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan, ada ungkapan yang mencoba

menggambarkan kehidupan dan pergumulan seorang hamba Tuhan. Jika ia berusia muda, ia
dianggap kurang pengalaman. Jika rambutnya telah putih, ia dianggap terlalu tua untuk kaun
muda Jika ia berkhotbah dengan catatan, khotbahnya dicap kering dan kurang kuasa Roh Kudus.
Jika ia berkhotbah tanpa catatan, ia dianggap kurang persiapan. Jika ia melayani orang-orang
miskin di gereja ia dianggap sok pamer. Jika ia menaruh perhatian pada orang-orang kaya ia
dianggap berusaha menjadi orang yang pilih kasih. Jika ia mencela kesalahan ia dianggap cepat
marah. Jika ia tidak berkhotbah menentang dosa ia dianggap melakukan kompromi, dan masih
banyak jika ia-jika ia yang lain.

Saudara-saudara, ungkapan ini mungkin terlalu berlebihan menggambarkan kehidupan dan

pergumulan seorang hamba Tuhan atau Pendeta. Tetapi. Ungkapan-ungkapan tersebut
mencerminkan sikap umum yang terjadi di tengah-tengah jemaat di banyak tempat. Meskipun
seorang Pendeta menunaikan tugas pelayanan dan panggilannya dengan setia dan sebaik-baiknya
akan selalu saja ada orang yang mencari-cari kesalahannya, menentang di belakang dirinya atau
mencela tindakannya di muka umum. Hal seperti ini seringkali mengakibatkan pergumulan yang
sangat berat di hati seorang hamba Tuhan atau Pendeta; bahkan juga bagi anggota keluarga si
Pendeta itu sendiri, entah itu istri atau anak-anaknya.