Anda di halaman 1dari 4

PEMBAHASAN

Pada praktikum sistem saraf pusat sebagai pengendali gerak refleks, dibahas
mengenai gerak refleks yang merupakan gerak yang tidak sengaja atau tidak disadari. Refleks
dikendalikan oleh sistem saraf yaitu otak (disebut refleks kranial) atau medula spinalis
(disebut refleks spinal) lewat saraf motorik kranial dan spinal. Meskipun refleks spinal dapat
terjadi tanpa keterlibatan otak, tetapi otak seringkali ikut memberikan pertimbangan dalam
refleks spinal (Ghofur dkk., 2019). Sistem saraf pusat sebagai pengendali gerak refleks
adalah suatu mekanisme yang terjadi pada makhluk hidup sebagai bentuk respon dari
rangsangan yang diberikan.

Bahan percobaan pada praktikum sistem saraf pusat sebagai pengendali gerak refleks
ini adalah Rana sp. (katak). Pengamatan gerak refleks yang dilakukan pada katak normal,
katak spinal (single pithing), dan katak yang sudah mengalami peerusakan otak dan medula
spinalis (double pithing) dibahas dan dibandingkan antara ketiganya. Pada pengamatan gerak
refleks katak ini dibahas mengenai jenis-jenis refleks yang terjadi. Jenis gerak refleks terbagi
menjadi refleks spinal, kranial, otonom, dan somatik (Ghofur,dkk.).

Pada katak normal yang diberi beberapa perlakuan (rangsangan) menghasilkan gerak
refleks yang dikendalikan oleh otak dan sumsum tulang belakang. Posisi awal katak dan
keadaannya masih normal dan ketika kornea matanya disentuh dengan kapas beberapa kali,
responnya normal yaitu berkedip. Pada katak spinal (single pith), respon yang diberikan
sedikit berbeda yaitu kedipan mata yang terjadi perlahan, tidak langsung. Hal ini terjadi
karena efek dari proses single pith yang merusak otak menyebabkan kontrol otak hilang,
namun masih ada otot mata sebagai sensori dari medula spenalis yang merespon. Pada katak
yang didouble pith, setelah kornea disentuh mata tidak berkedip karena otak dan medula
spenalis sudah rusak dan tidak berfungsi. Respon pada kornea mata ini merupakan refleks
somatik karena mata merupakan indera sensorik yang diinervasi oleh saraf-saraf somatik
yang menghasilkan gerak sadar dan tidak sadar (busur reflek) (Hisham, 2019). Kedipan mata
termasuk busur refleks karena otot mata bergerak menanggapi rangasang tanpa kontrol
kegiatan di otak. Kedipan mata yang terjadi akibat sentuhan kapas berasal dari otot mata.

Selanjutnya dibahas mengenai frekuensi pernapasan katak normal didapat data yaitu
97 per menit. Pada katak spinal, frekuensi napasnya sedikit berkurang yaitu 93 per menit. Hal
ini terjadi karena saraf parasimpatik pada otak yang berperan dalam mengatur laju kerja saraf
otonom paru-paru mengalami kerusakan akibat proses single pith, sehingga laju pernapasan
berkurang. Namun frekuensinya hanya berkurang sedikit karena masih ada saraf simpatik
pada medula spinalis yang masih membantu mengontrol laju kerja paru-paru. Pada katak
yang didouble pith, frekuensi pernapasannya menurun drastis menjadi 20 per menit, hal ini
dapat terjadi karena paru-paru benar-benar bekerja secara otonom, kontrol dari saraf simpatik
dan parasimpatik hilang akibat proses double pith yang merusak otak dan medula spinalis,
sehingga tidak dapat mempercepat laju pernapasan. Dalam artian paru-paru benar-benar
bekerja sendiri tanpa bantuan saraf simpatik dan parasimpatik. Pengamatan gerak terkait
pernapasan ini termasuk ke dalam gerak refleks autonom karena proses pernapasan terkait
pada kontrol paru-paru yang merupakan organ yang bekerja secara otonom, tidak
memerlukan kontrol secara langsung pemikiran dari otak (Villee et al., 1988).

Keseimbangan posisi gerak pada katak diatur dalam cerebellum (otak kecil).
Cerebellum berfungsi sebagai pengatur dan pengontrol keseimbangan tubuh (Villee et al.,
1988). Pada katak normal yang diuji dengan memutar dan memiringkan papan yang
ditempati katak berhasil membuat katak bergerak pada putaran ke 3 dan saat dimiringkan,
katak mampu bertahan pada keseimbangan tubuhnya cukup lama lalu bergerak melompat
pada saat papan semakin dimiringkan. Hal ini terjadi karena fungsi cerebellum sebagai
pengatur keseimbangan masih baik-baik saja (normal). Pada katak spinal yang matanya sudah
sayup, kepalanya sudah menunduk dan badannya sudah lemas, katak baru merespon saat
putaran ke 10 dan saat dimiringkan, katak sudah lemas dan anggota geraknya sudah lemas
dan tidak berusaha mempertahankan keseimbangan sehingga katak jatuh. Hal ini terjadi
karena bagian cerebellum pada otak sudah rusak dan kehilangan fungsi akibat proses single
pith. Pada katak yang didouble pith, katak baru bergerak saat putaran papan ke 70. Saat papan
dimiringkan, katak double pith kepalanya sudah lemas tidak mendongak dan alat geraknya
tidak merespon. Hal ini terjadi karena cerebellum yang rusak disertai lagi dengan medula
spinalis yang rusak sehingga sudah tidak ada gerak reflek. Keseimbangan posisi gerak katak
yang meliputi gerakan kepala ini merupakan gerak refleks kranial karena melibatkan
sebagian kecil dari otak. Sedangkan gerak refleks yang meliputi alat gerak merupakan gerak
refleks spinal karena melibatkan peran medula spinalis.

Selanjutnya dibahas mengenai cara berenang katak. Pada katak normal, cara
berenangnya ialah dengan aktif menggerakkan kaki secara bergantian ke belakang diikuti
gerakan tangan yang mengayuh. Hal ini terjadi karena fungsi saraf somatik sebagai
pengontrol aktivitas gerak sadar tubuh masih normal. Pada katak spinal, cara berenangnya
mulai terganggu. Ditandai dengan posisi tubuh yang miring saat berenang. Hal ini terjadi
karena fungsi cerebellum yang mengatur keseimbangan posisi tubuh katak saat berenang
terganggu akibat proses single pith. Pada katak yang didouble pith, posisi berenang katak
miring dan pergerakannya berenang dengan lambat. Hal ini terjadi karena cerebellum yang
rusak disertai dengan medula spinalis juga rusak akibat proses double pith. Namun katak
masih bisa berenang karena gerak otot kaki dan tangan yang berenang diatur oleh saraf
perifer yang terlepas dari otak dan medula spinalis. Cara berenang katak ini merupakan gerak
refleks kranial karena gerak renang merupakan gerak sadar yang terintegrasi pada kontrol
saraf-saraf kranial cerebellum.

Pada perlakuan selanjutnya yaitu mencubit kaki katak. Katak normal yang dicubit
kakinya langsung merespon dengan menarik kaki. Pada katak spinal, saat dicubit responnya
lambat karena fungsi otak yang rusak akibat proses single pith. Pada katak yang didouble
pith, saat dicubit kakinya tidak merespon karena fungsi terkait gerak refleks pada medula
spinalis sudah rusak akibat proses double pith. Gerak refleks kaki katak akibat cubitan ini
termasuk gerak refleks spinal (refleks tulang belakang) karena gerak refleks ini
diintegrasikan oleh sumsum tulang belakang, efektornya berupa otot rangka yang refleks
mengangkat kaki. Apabila sumsum tulang belakangnya telah rusak total maka tali-tali spinal
sebagai jalur saraf akan rusak dan tidak ada lagi respon pada stimulus (Villee et al., 1988).

Pada perlakuan selanjutnya yaitu pencelupan kaki katak pada air yang dipanaskan.
Pada katak normal, respon berupa kaki diangkat terjadi pada saat suhu air 40 derajat. Pada
katak spinal reaksi terjadi pada suhu 43 derajat. Hal ini terjadi akibat proses single pith yang
merusak otak sehingga stimulus tidak sampai ke otak akibatnya responnya sedikit lambat.
Pada katak yang didouble pith, reaksi terjadi pada suhu ke 45 derajat. Hal ini terjadi karena
medula spenalis yang mengatur gerak refleks sudah rusak sehingga respon semakin lambat.
Pada perlakuan pencelupan kaki katak ke air yang besuhu 80 derajat hasilnya pada katak
normal mengangkat kakinya di detik ke 4 lebih 37, katak spinal merespon pada detik ke 1
lebih 50 dan katak doublepith di detik ke 5 lebih 5. Dari data tersebut terdapat kejanggalan
pada katak spinal karena responnya lebih cepat dari katak normal. Harusnya respon pada
katak spinal lebih lambat dari katak normal karena terkait fungsi saraf yang sudah terganggu.
Kejanggalan data ini terjadi karena terdapat kesalahan yang tidak kami sadari. Kemungkinan
kami salah menghitung waktu, atau mungkin salah dalam melakukan prosedur perlakuan
katak. Refleks gerak pada perlakuan dipanaskannya kaki katak ini termasuk ke dalam gerak
refleks spinal dan somatik karena gerak refleks ini diintegrasi oleh saraf-saraf spinal di
medula spinalis, dan rangsangan diberikan melalui indera.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa refleks pada katak normal yang tidak
terjadi pada katak spinal adalah refleks kranial. Refleks kranial terjadi karena adanya
intregasi kontrol dari otak, sedangkan pada katak spinal otaknya sudah rusak sehingga tidak
ada refleks kranial. Refleks pada katak spinal yang tidak terjadi pada katak double pith adalah
refleks spinal karena pada katak double pith medula spinalisnya sudah rusak sehingga gerak
refleks dari spinalis tidak terjadi. Refleksi somatik terdapat pada gerak katak saat disentuh
korneanya dan gerak katak saat dicubit. Refleks otonom terdapat pada proses respirasi pada
organ paru-paru katak. Refleks spinal terdapat pada gerak refleks katak saat dicelup ke air
panas dan saat kaki katak dicubit. Refleks kranial terdapat pada keseimbangan gerak katak
diputar dan dimiringkan.

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

Refleks yang dikendalikan oleh otak adalah refleks krranial melibatkan otak kecil
dimana otak kecil berperan dalam pengatur keseimbangan,koordinasi kerja otot dan rangka.
Sebagai contoh refleks yang dikontrol oleh otak atau saraf kranial yaitu gerak kepala dan cara
berenang. Refleks yang dikendalikan oleh sumsum tulang belakang atau saraf spinal pada
katak adalah refleks spinal. Refleks somatik meliputi gerak akibat sentuhan terhadap indera
katak contohnya saat kornea mata disentuh dengan kapas. Refleks otonom adalah refleks
akibat kontrol dari organ-organ otonom seperti paru-paru atau jantung. Pada katak, contoh
refleks otonomnya adalah frekuensi pernapasan katak.

Daftar Pustaka

Ghofur, dkk.. 2019. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan dan Manusia. Malang: Universitas
Negeri Malang.

Hisham, Suryana. 2019. Respon Sistem Saraf Somatik: FRT.

Villee, Claude A., Warren F. Walker, Jr., dan Robert D. Barnes. 1988. Zoologi Umum Edisi
Keenam. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai