Biology Makalah Endoskopi - A
Biology Makalah Endoskopi - A
Biology Makalah Endoskopi - A
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini dokter telah menjadikan alat endoskopi sebagai alat diagnostik
dan terapeutik yang handal, sehingga mampu menyederhanakan beberapa
tindakan terapi operatif. Hampir setiap Rumah Sakit besar memiliki dan
menjadikan alat endoskopi sebagi sarana penunjang yang menjanjikan pada
pasien yang akan menjalankan pemeriksaan kolonoskopi. Kemudahan yang
didapat dengan tindakan endoskopi menjadikan diagnosis berbagai penyakit
saluran cerna dapat ditegakkan dengan lebih akurat serta, memudahkan
pengobatan dan mempercepat masa penyembuhan pasien.
B. Rumusan Masalah
1
2. Mengapa seseorang melakukan endoskopi?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Endoskopi
3
Priyanto, 2009 :13)) tergantung pada bagian tubuh yang perlu dilihat dokter.
Sebagai contoh, endoskop lurus membantu dokter melihat persendian.
Sementara itu, yang fleksibel membantu dokter melihat bagian dalam usus
besar.
B. Tujuan Endoskopi
a) Keluhan saluran pencernaan, seperti BAB atau muntah darah, diare atau
muntah terus menerus, penyakit asam lambung (GERD), penyakit radang
usus, batu empedu, pankreatitis, berat badan menurun, disfagia, pendarahan
saluran cerna, kesulitan menelan, sembelit kronis, serta rasa panas di ulu
hati.
c) Gangguan pada saluran kemih, meliputi batu saluran kemih atau kandung
kemih, tumor kandung kemih, kencing berdarah, inkontinensia urine, dan
cedera atau luka pada saluran kemih.
4
1. Mengetahui bagaimana keadaan bagian dalam seperti saluran cerna
(apakah ada luka, daging tumbuh, kelainan bentuk saluran cerna, dan lain-
lain).
5
g) Pemeriksaan endoskopi dilakukan untuk mengetahui lokasi terjadinya
pelebaran pembuluh darah kerongkongan dan lambung.
Beberapa jenis gangguan yang dapat dilihat dengan endoskopi antara lain:
a) Abses
b) Sirosis biliaris
c) Perdarahan
d) Bronkhitis
e) Kanker
f) Kista
g) Batu empedu
h) Tumor
i) Polip
j) Tukak
k) Sembelit kronis
l) Kolitis ulseratif
m) Hernia hiatus
n) Ulkus lambung
6
Endoskopi tidak hanya berfungsi sebagai alat periksa tetapi juga untuk
melakukan tindakan medis seperti pengangkatan polip dan penjahitan. Selain
itu, endoskopi juga dapat digunakan untuk mengambil sampel jaringan jika
dicurigai jaringan tersebut terkena kanker atau gangguan lainnya.
C. Jenis-jenis Endoskopi
7
b) Thorakoskopi adalah tindakan operasi rendah risiko yang dilakukan
pada paru-paru untuk mendiagnosa masalah, terutama pada daerah rongga
pleura. Tindakan ini adalah cara alternatif untuk meminimalisir risiko
daripada torakotomi, dan dapat dilakukan baik sebagai tindakan diagnostik
atau terapeutik, bahkan keduanya. Mediastinoskopi untuk pemeriksaan
mediastinum dan perikardium (bagian-bagian paru-paru dan jantung).
Mediastinoskopi sering digunakan untuk menentukan stadium kelenjar
getah bening kanker paru-paru atau untuk mendiagnosis kondisi lain yang
mempengaruhi struktur di mediastinum seperti sarkoidosis atau limfoma.
8
f) Sistoskopi atau ureteroskopi untuk memeriksa saluran kencing, kandung
kemih, dan prostat melalui uretra yang berfungsi untuk mendiagnosa
penyakit tertentu seperti infeksi saluran kemih atau bahkan kanker.
9
empedu. ERCP merupakan kombinasi dari dua jenis pemeriksaan, yaitu
endoskopi dan foto Rontgen.
o) Dan lain-lain.
10
lebih bervariasi seperti koin, gigi protese, pin, duri ikan, tusuk gigi, silet,
serta bezoar (gumpalan benda asing pada lambung).
f) Dan lain-lain.
D. Tahapan Endoskopi
Persiapan Endoskopi
Persiapan endoskopi berbeda-beda, tergantung kepada jenis
endoskopi yang akan dijalani. Beberapa prosedur endoskopi memerlukan
pasien untuk berpuasa setidaknya 12 jam sebelum dilakukan. Selain itu,
dokter juga dapat memberikan pencahar atau obat pencuci perut untuk
mengosongkan saluran pencernaan dari feses dan sisa makanan. Tahapan
persiapan ini penting diperhatikan dan dipersiapkan dengan baik demi
kelancaran tindakan endoskopi nanti. Berikut ini adalah beberapa
persiapan yang harus dilakukan sebelum tindakan endoskopi:
1. Pemberian obat antibiotik
Pada beberapa kasus, Anda harus meminum obat antibiotik. Hal ini
dikarenakan efek samping endoskopi bisa menyebabkan infeksi
sehingga dengan minum obat antibiotik maka risiko infeksi bisa
dikurangi.
2. Pengosongan
Anda mungkin akan diminta dokter untuk tidak makan dan minum
selama beberapa jam sebelum tindakan endoskopi dilakukan. Hal ini
11
penting untuk membuat perut Anda bersih terutama endoskopi di
bagian lambung dan usus.
Selain itu, untuk kolonoskopi, Anda mungkin akan diminta untuk
menggunakan pencahar agar usus menjadi bersih saat endoskopi
dilakukan. Hal ini juga berlaku untuk sigmoidoskopi yang memeriksa
rektum.
3. Pemberian obat penenang atau obat bius
Sebagian besar jenis endoskopi menyediakan obat penenang bagi
para pasien. Obat penenang ini berfungsi untuk memberikan
kenyamanan pasien selama endoskopi berlangsung. Pemberian obat
penenang dilakukan melalui injeksi atau suntikan ke pembuluh darah.
Biasanya, setelah pemberian obat penenang, pasien akan tertidur
ringan dan terbangun setelah satu jam kemudian. Pemberian obat bius
lokal juga terkadang dilakukan pada beberapa kasus. Pada kondisi
tertentu seperti pada pasien anak-anak atau pada endoskopi yang
kompleks, pasien akan menerima suntikan obat bius.
Pasien harus memberitahukan kondisi medis secara rinci kepada
dokter sebelum menjalani endoskopi. Jika sedang mengonsumsi obat
antikoagulan, seperti warfarin, dokter akan meminta pasien
menghentikan konsumsi obat tersebut untuk mencegah perdarahan,
terutama bila akan dilakukan biopsi jaringan. Jika diperlukan, dokter
akan memberikan antibiotik untuk dikonsumsi sebelum dan sesudah
endoskopi untuk mencegah infeksi
Prosedur Endoskopi
12
Beberapa jenis endoskopi, seperti laparoskopi atau mediastinoskopi,
memerlukan bius umum dalam tindakannya.
13
Setelah Endoskopi
1. Laparoskopi
Sebelum laparoskopi
14
Dokter spesialis anestesi akan membius pasien dengan
suntikan agar tertidur. Ada beberapa prosedur yang dilakukan
dokter setelah pasien dibius, antara lain:
Prosedur laparoskopi
15
Setelah operasi selesai, alat laparoskopi ditarik keluar dan
gas yang tadi dipompa akan dikeluarkan dari dalam perut. Sayatan
yang dibuat pada awal perosedur juga akan ditutup dengan jahitan,
lalu dibalut perban. Sayatan ini meninggalkan bekas yang sangat
kecil, dan akan hilang dengan sendirinya seiring waktu.
Setelah laparoskopi
Sebelum Gastroskopi
Pasien akan diminta untuk berpuasa selama 4-8 jam
sebelum gastroskopi untuk mengosongkan lambung dan usus.
Pasien masih diperbolehkan untuk mengonsumsi air putih 2-3 jam
sebelum prosedur. Ikuti saran dokter untuk menghentikan obat-
obatan agar terhindar dari efek samping dan komplikasi.
Pasien akan diminta untuk melepaskan kacamata, lensa
kontak, dan gigi palsu sebelum prosedur dilakukan. Pihak rumah
sakit juga akan memberikan pakaian khusus dan penahan mulut
untuk digunakan.
Prosedur Gastroskopi
Dokter penyakit dalam konsultan saluran pencernaan
(KGEH) akan merebahkan pasien dan memberikan semprotan
anestesi lokal ke dalam mulut pasien untuk membuat tenggorokan
menjadi baal. Jika diperlukan, pasien akan diberikan suntikan obat
penenang, terutama pada anak-anak.
16
Pasien dibaringkan di atas meja pemeriksaan dengan posisi
tubuh miring ke arah kiri dan dokter akan memasukkan endoskop
ke dalam tenggorokan. Pasien akan diminta untuk menelannya agar
dapat terdorong ke dalam kerongkongan. Pasien mungkin akan
merasa tidak nyaman pada tahap ini, namun rasa tersebut akan
mereda saat alat mulai terdorong ke dalam.
Dokter kemudian akan memeriksa jika terdapat kelainan di
sekitar kerongkongan, lambung, hingga usus dua belas jari melalui
pemindaian kamera yang tersambung pada layar monitor. Apabila
ditemukan kelainan tertentu, dokter akan merekamnya untuk
menentukan diagnosis dan tindakan lebih lanjut. Saat ini dokter
dapat memasukkan udara untuk mempermudah pemeriksaan.
Pasien mungkin akan merasa kembung dalam proses ini, tetapi
akan membaik sesaat setelah prosedur dilakukan. Jika diperlukan,
akan diambil sampel jaringan esofagus, lambung atau usus 12 jari,
untuk diperiksa di laboratorium.
Seperti telah dikatakan, gastroskopi juga dapat dilakukan
untuk mengatasi penyakit tertentu. Misalnya untuk mengangkat
polip, atau mengikat pembuluh darah dan menyuntikan zat kimia
(sclerotherapy) untuk menghentikan perdarahan. Jika pasien
mengalami penyempitan pada kerongkongan, dokter akan
memasukkan balon atau stent melalui endoskop pada
kerongkongan untuk melebarkannya.
Setelah prosedur selesai, dokter akan mengeluarkan
endoskop secara perlahan melalui mulut pasien. Secara umum,
prosedur gastroskopi memerlukan waktu 15-30 menit, tergantung
dari jenis pemeriksaan dan tindakan lanjutan yang dilakukan.
Sesudah Gastroskopi
Umumnya pasien diperbolehkan untuk pulang dan
beraktivitas seperti biasa setelah menjalani prosedur gastroskopi.
Namun, akan dipertimbangkan juga kondisi kesehatan pasien
sebelum melakukan gastroskopi. Misalnya pasien yang mengalami
17
muntah darah akan disarankan menjalani rawat rawat inap untuk
menstabilkan kondisi akibat kehilangan darah. Bagi pasien yang
diberikan suntikan obat penenang, pasien tidak diperbolehkan
untuk mengendarai kendaraan, mengoperasikan alat berat, atau
mengonsumsi alkohol selama 24 jam setelah prosedur. Disarankan
untuk menghubungi keluarga atau kerabat untuk menemani dan
mengantarkan pulang.
Hasil pemindaian umumnya akan diberitahukan pada
pasien dalam hitungan jam. Namun, jika diperlukan analisa
mendalam, pasien akan diminta untuk menemui dokter yang
merujuknya setelah beberapa hari untuk membicarakan hasil
pemeriksaan dan diagnosis lebih lanjut.
Pasien mungkin akan merasakan kembung, kram perut,
atau nyeri tenggorokan selama beberapa jam atau beberapa hari
setelah prosedur gastroskopi. Ini merupakan kondisi normal dan
akan mereda dengan sendirinya. Pola makan juga akan disesuaikan
agar dapat mempercepat proses pemulihan. Jika efek samping
memburuk atau Anda mengalami efek samping yang lain, segera
konsultasikan dengan dokter.
3. Kolonoskopi
Sebelum Kolonoskopi
18
b) Menjalalankan diet khusus dengan menghindari makanan padat
dan hanya minum air putih sehari sebelum kolonoskopi, serta
berpuasa setelah tengah malam pada hari pelaksanaan kolonoskopi.
c) Pasien harus memastikan agar ada yang mengantar atau
menemani saat tindakan, karena setelah tindakan pasien masih
dalam pengaruh anestesi atau obat penenang sehingga tidak aman
untuk berkendara sendiri.
Prosedur Kolonoskopi
Sesudah Kolonoskopi
19
Pasien tidak diperbolehkan untuk melakukan pekerjaan
yang membutuhkan konsentrasi seperti menyetir selama 24 jam
pasca prosedur. Pasien dapat kembali makan dan minum seperti
biasa segera setelah tindakan dan dapat melakukan kegiatan setelah
beristirahat selama satu hari pasca kolonoskopi. Jika prosedur
kolonoskopi diikuti dengan pengangkatan polip atau biopsi jaringan,
maka pasien dapat mengalami perdarahan dari dubur selama satu
hingga dua hari setelah pelaksanaan kolonoskopi.
20
c) Memberi tahu dokter jika memiliki gangguan jantung atau paru,
penyakit ginjal, atau sudah menjalani cuci darah.
d) Memberi tahu dokter jika memiliki gangguan katup jantung atau
menggunakan katup jantung buatan. Dokter mungkin akan
memberikan antibiotik sebelum menjalani prosedur.
e) Memberi tahu dokter jika sedang menderita diabetes atau
menjalani pengobatan dengan insulin. Dokter akan menganjurkan
pasien untuk menambah dosis insulin sebelum menjalani prosedur
ERCP. Pasien juga dianjurkan untuk membawa obat-obatan diabetes
untuk digunakan setelah menjalani prosedur.
f) Memberi tahu dokter jika memiliki riwayat gangguan
pembekuan darah atau sedang mengonsumsi obat pengencer darah
(antikoagulan) dan aspirin. Dokter akan meminta pasien untuk
menghentikan penggunaan obat-obatan tersebut selama beberapa
waktu sebelum prosedur.
g) Memberi tahu dokter tentang obat-obatan dan produk herba
yang sedang dikonsumsi.
21
Prosedur ERCP dapat dilakukan terhadap pasien rawat
jalan atau sebagai bagian dari pemeriksaan terhadap pasien rawat
inap. Prosedur ini membutuhkan waktu 15 menit hingga lebih dari 1
jam tergantung kondisi pasien dan tujuan prosedur. Langkah-langkah
prosedur ERCP adalah sebagai berikut:
1. Persiapan.
2. Anestesi.
3. Endoskopi.
22
melalui endoskop, sehingga memudahkan alat tersebut masuk ke
duodenum dan melihat lubang tersebut.
5. Foto Rontgen.
6. Fluoroskopi.
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
25
a) Memiliki keluhan saluran cerna yang berulang (kronis atau berat),
maka dilakukan tindakan gastroskopi.
b) Mengalami pendarahan saluran cerna atas (muntah darah dan
buang air besar berwarna hitam), maka dilakukan tindakan
gastroskopi.
c) Mengalami pendarahan saluran cerna bawah, maka dilakukan
kolonoskopi.
d) Adanya perubahan kebiasaan pada waktu buang air besar, maka
dilakukan tindakan kolonoskopi.
e) Dan lain-lain.
B. Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/ACER/Downloads/279803311-Endoskopi.pdf
file:///C:/Users/ACER/Downloads/410237352-endoskopi.pdf
https://www.docdoc.com/id/info/procedure/endoskopi/
https://www.alodokter.com/endoskopi-ini-yang-harus-anda-ketahui
file:///C:/Users/ACER/Downloads/318454781-makalah-endoscopy.pdf
https://www.alodokter.com/endoskopi-melihat-kondisi-tubuh-dari-dalam
https://doktersehat.com/endoskopi/
https://www.honestdocs.id/endoskopi
27
https://www.halodoc.com/8-hal-yang-perlu-diketahui-tentangpemeriksaan-
endoskopi
https://rsudkendal.kendalkab.go.id/unggulan/detail/endoscopy
https://www.medicalnewstoday.com/articles/153737.php#procedure
https://www.cancer.net/navigating-cancer-care/diagnosing-cancer/tests-and-
procedures/types-endoscopy
https://en.wikipedia.org/wiki/Therapeutic_endoscopy
LAMPIRAN
28
Gambar 2 Gastroskopi
Gambar 3 Laparoskopi
Gambar 4 Kolonoskopi
29
Gambar 5 ERCP
30