PENDAHULUAN
Perjalanan garudafood berawal dari PT Tudung, didirikan di pati, jawa tengah, pada 1958 dan
bergerak di bisnis tepung tapioca. Pada 1979, PT Tudung berganti nama menjadi PT Tudung
Putrajaya (TPJ) . Pendiri perusahaan adalahmendiang darmo putro, mantan pejuang yang
memilih menekuni dunia usaha setelah bangsa idonesia merdeka .Pada awal 1987, TPJ mulai
menjual hasil produksi kacangnya dengan merk Kacang Garing Garuda, yang belakangan
dikenal dengan sebutan ringkas: Kacang Garuda. Kacang Garuda meraih pelbagai
penghargaan sbb: Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA) kategori kacang bermerek
enam belas kali berturut-turut (2000–2015); Superbrands (2003); Top Brand for Kids (2004–
2015); Indonesian Best Brand Award (IBBA, 2004–2007); Top Brand (2007–2015). Tatkala
perekonomian nasional tengah dihantam krisis ekonomi, Desember 1997 Garudafood
mendirikan PT Garudafood Jaya yang memproduksi biskuit bermerek Danza dan Salma.
Setelah Danza dan Salma, Garudafood juga memproduksi biskuit bermerek Gery (diluncurkan
pada tahun 2001). Periode 2005–2007, Gery Saluut meriah Indonesian Best Brand Award
(IBBA) dari MARS dan majalah SWA untuk kategori wafer salut.
Pada 2007 Gery Chocolatos meraih IBBA kategori wafer stick. Pada 1998, Garudafood
mengakuisisi PT Triteguh Manunggal Sejati, produsen jelly dan meluncurkan produk jelly
bermerek Okky (sebelumnya Kiki Jelly) dan Keffy. Prestasi Okky Jelly dibuktikan dari
keberhasilan meraih Top Brand for Kids (TBK) Award 2004 untuk kategori jelly. Di samping
TBK, Okky Jelly juga berhasil meraih IBBA (2004–2007). Okky Jelly Drink juga meraih
penghargaan Top Brand 2007 dari majalah Marketing dan Frontier. Pada akhir 2002 TRMS
meluncurkan produk minuman jelly bermerek Okky Jelly Drink sekaligus babak baru
Garudafood masuk ke bisnis minuman. Keseriusan Garudafood menekuni bisnis minuman
juga semakin kentara dengan diluncurkannya Mountea, minuman teh rasa buah pada tahun
2004. Mountea bahkan mencatat prestasi IBBA 2007 kategori minuman teh dalam kemasan
cup. Pada tahun 2000 Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sepakat menggabungkan TPJ,
Garudafood juga aktif menjalankan program corporate social responsibility (CSR) di bawah
bendera GarudaFood Sehati. Pada Juli 2011, Garudafood bekerjasama dengan Suntory
Beverages & Foods Jepang mendirikan PT. Suntory Garuda Beverages adalah joint venture
perusahaan minuman non-alkohol seperti Mirai Ocha, MyTea dan De Koffie. Pada tanggal 10
Oktober 2018, Garudafood resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan
kode saham GOOD setelah melepas 10,34% saham. Hardianto Atmadja mengatakan bahwa
pencatatan saham tersebut adalah bagian dari rencana Garudafood untuk memperkuat modal
kerja guna menjalankan ekspansi bisnis sebagai strategi bisnis perusahaan dalam jangka
panjang.
Menejemen perusahaan di PT Garudafood Putra Putri jaya Tbk gresik di kepalai oleh seorang
business unit heat ( BU Head). BU Head memimpin perusahaan dan juga membawahi 11
orang section head. Section head bertanggung jawab atas kegitan atas kegiataan yang ada di
masingmasing department. Dalam menjalankan proses bisnis perusahaan , PT Garudafood
Putra Putri jaya Tbk memiliki beberapa departemen yang secara fungsional. Fungsi
Produksi
b) Departemen Plant-Do-Check-Action (PDCA) Merupakan departemen yang bertanggung
jawab atas kelengkapan dokumen – dokumen perusahan.
c) Departemen Qualiti Control (QC) bertanggung jawab atas kesesuain produk dengan
parameter prosses dan produk. Untuk bagian QC terbagi menjadi 4 bagian yakni QC
incoming, QC x-ray, QC proses dan QC laboratorium. QC incoming bertugas melakukan
pengecekan pada produk saat setelah selesai di kemas. QC proses bertugas untuk
melakukan pengecekan pada bagian produksi sedangkan QC laboratorium bertugas
melakukan pengecekan formulasi
d) Departemen Quality Assurance (QA) bertanggung jawab atas standatarisasi lingkup kerja
seperti suhu ruang, tata lets fasilitas dan lain sebagainya.
f) Departemen Human Capital Section (HCS) merupakan departemen yang mengatur kriteria
maupun kebutuhan sumber daya manusia yang ada di perusahaan. Departemen ini juga
bertanggung jawab atas kesejahteraan seluruh karyawan yang ada di perusahaan.
Peningkatan produktivitas
Menggunakan simbiosis industri
Perlindungan karyawan dari bahaya fisik
Penghilangan material yang berbahaya
• Baking : pemanasan secara konduksi yang bertujuan untuk mengembangkan adonan dan
menguapkan air yang terdapat pada bahan sehingga yang terbentuk adalah sheet yaitu
padatan yang tercetak pipih dan berbentuk persegi panjang
• Craming : proses pemberian cream secara merata pada sheet yang disebut dengan book.
• Cooling box : suatu alat berbentuk kotak memanjang yang berfungsi untuk mendinginkan
book
• Cutting : proses pemotongan bok seuai dengan ukuran standar produk yang ditentukan.
• Packaging : proses pengemasan produk yang dihasilkan bertujuan untuk menjaga keamanan
produk dari kerusakan atau kontamisi
RH : prosentase kelembaban udara
Proses penerimaan bahan baku di PT. Garudafood Putra Putri Jaya dimulai saat kedatangan
truk. Setelah truk datang, dilakukan pendaftaran ke satpam untuk mendapatkan stempel
Bahan baku untuk pembuatan Gery Hollanda Butter Cookies dikirim dari Gudang Bahan Baku
PT Garudafood Putra Putri Jaya. Pengeluaran bahan baku dari gudang bahan baku berdasarkan
sistem First Expired First Out (FEFO), dikarenakan bahan baku yang beraneka macam jenis ini
memiliki masa simpan yang berbeda – beda. Bahan baku yang digunakan untuk produk Gery
Hollanda Butter Cookies antara lain tepung terigu, butter fat, gula, glukosa, serbuk telur,
ammonia, dan tepung tapioka.
Sedangkan bahan kemas untuk produk Butter Cookies dikirim dari Gudang Bahan Kemas PT
Garudafood Putra Putri Jaya. Pengeluaran bahan kemas dari gudang bahan kemas berdasarkan
sistem First In First Out (FIFO), dikarenakan bahan kemas pada umumnya tidak memiliki
waktu kadaluarsa. Bahan kemas yang digunakan untuk Gery Hollanda Butter Cookies antara
lain tray plastik, loose liner, kertas roti, kaleng, showbox, dan karton.
Formulasi adalah proses pra-produksi dimana proses ini berfungsi untuk menakar bahan yang
akan digunakan sesuai dengan standar jumlah yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Bahan
yang digunakan dalam proses pemasakan terbagi menjadi dua, yaitu bahan mayor dan bahan
minor. Bahan mayor adalah bahan baku utama yang digunakan dalam jumlah yang banyak,
dimana bahan mayor ini dikirimkan dari Gudang Bahan Baku PT Garudafood Putra Putri Jaya
atas permintaan pihak produksi. Formulasi bahan mayor untuk produk Gery Hollanda Butter
Cookies dilakukan oleh operator formulasi di salah satu ruangan yang terpisah dari area baking
di dalam Plant Dua Plus (PDP). Sedangkan bahan minor merupakan bahan tambahan yang
digunakan dalam jumlah yang sedikit, dimana formulasi bahan minor dilakukan oleh ingredient
division yang merupakan divisi tersendiri dari Head Office yang diturunkan pada masing –
masing BU.
Proses formulasi bahan mayor ini dilakukan oleh operator yang memakai APD lengkap,
terutama masker karena sebagian besar produk yang ditimbang berupa bubuk yang akan
berdampak berbahaya bagi kesehatan apabila terhirup berlebihan. Bahan baku ditimbang
jumlahnya per satuan batch. Bahan yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam plastik merah
yang tebal dengan label yang bertuliskan nama label, kode bahan dan kuantitas bahan, nomor
batch yang akan dilakukan serta tanggal produksi/shift. Bahan yang telah diformulasi kemudian
diletakkan di atas pallete untuk diangkut dengan forklift dan dipindahkan ke dalam ruang
mixing. Pada satu pallete yang diangkut terdiri dari bahan mayor dan bahan minor untuk dua
batch sekaligus dikarenakan dalam satu kali masak bahan yang digunakan per 2 batch.
Proses pencampuran bahan atau mixing merupakan proses yang bertujuan untuk mencampurkan
seluruh bahan baku yang digunakan baik bahan mayor dan bahan minor menjadi suatu adonan.
Adonan produk butter cookies dibedakan menjadi 2 jenis adonan, yaitu adonan mouding dan
adonan depositor. Adonan moulding adalah adonan yang digunakan untuk memproduksi butter
cookies dalam bentuk danish, cocosina, dan round. Sedangkan adonan depositor adalah adonan
yang digunakan untuk memproduksi butter cookies dalam bentuk vanilla ring. Adonan
moulding dan depositor memiliki komposisi yang berbeda, dikarenakan karakteristik produk
yang dihasilkan juga memiliki karakteristik yang berbeda terutama dari segi tekstur. Pada
adonan moulder dibuat dengan penambahan minyak sedangkan pada adonan depositor tidak
menggunakan minyak.
Proses pencampuran bahan menjadi adonan dilakukan dengan alat mixer yang terbagi menjadi
3 tahap. Pada tahap pertama, bahan mayor dimasukkan ke dalam hopper. Proses ini
berlangsung selama A menit dengan kecepatan putaran agitator slow dan selama B menit
dengan kecepatan putaran agitator fast. Selanjutnya, pada tahap kedua bahan minor
dimasukkan ke dalam hopper yang berisi bahan mayor yang telah tercampur. Proses
pencampuran ini berlangsung selama A menit dengan kecepatan slow dan B menit dengan
kecepatan fast. Pada tahap terakhir yaitu tahap ketiga, bahan yang ditambahkan adalah tepung
terigu. Proses pencampuran final ini berlangsung selama A menit dengan kecepatan slow dan
B menit dengan kecepatan fast.
1. Operator baking mengambil trolly adonan di area mixer yang sudah berisi adonan dan membawa
ke area baking.
2. Operator creaming mengambil cream yang sudah mendapatkan status terima dari QC dengan
menggunakan ember yang diletakan di atas trolly dan membawa ke area baking
3. Opretor baking melakukan panas baking dengan memperhatikan parameter proses sesuai dengan
table standarisasi proses. Detail parameter proses terdapat pada standarisasi proses
4. QC baking melaukan pengecekan kuaitas sheet di baking dan hasil percetakan di catat pada form
pemeriksaan bakng. Jika sheet tidak standar, ikuti SOP penanganan material / produk tidak
standar.
5. Jika sheet sesui standart, operator dan pelaksana creaming melakukan proses creaming &
melakukan penimbangan book
6. QC baking melakukakan pengecekan terhadap kualitas book yang dihasilkan masiing – masing
mesin creaming . hasil percetakan di catat pada form baking . jika book tidak standar, ikuti SOP
penanganan material / produk tidak standar.
7. Jika book sesuai standar, operator creaming melakukan proses pendinginan book pada mesin
Colling
11. Jika book sesui standar, pelaksana cutting melakukang proses cutting berdasarkan ukuran
produk.
12. Jika book sesuai dengan standart, QC packaging melakukan pengecekan terhadap kualitas hasil
pengecekan di catat pada laporan QC proses, Jika hasil cutting tidak standar, ikuti SOP
penanganan material / produk tidak standar.
17. Operator enrobing mengambil dan melakukan penimbangan terhadap kue yang sudah di buat
18. Team leader melakukan pencatatan terhadap pemakaian adonan cream coating
19. QC packaging melakukan percetakan terhadap suhu dan RH ruang packaging dan hasil
pengecekan dicatat pada form pengecekan packaging.
20. Jika suhu dan RH ruang tidak standar, team leader packaging melakukan koordinasi dengan
pihak utility
21. Pelaksana packaging mengambil bahan kemas ( alufo, toples, showbox dan karton)
22. Pelaksana packaging melakukan proses sesuai dengan work instruction dan parameter yang di
tetapkan . untuk yang menggunakan alufo proses packaging dengan alufo, sedang untuk proses
menggunakan toples proses packaging dengan toples
23. Jika suhu sesuai standar, QC packaging melakukan pengecekan terdapat kualitas produk dan
kemasan . hasil pengecekan di catat pada form pengecekan packaging.jika kualitas produk dan
kemasan tidak standar, ikuti SOP penanganan material / produk tidak standar.
24. Jika kualitas produk dan kemasan sesuai standar, pelaksana packing melakukan pengemasan
dengan showbox bag/showbox/toples
31. Jika sesuai , admin produksi melakukan serah terima untuk hasil jadi produksi kepada tim
gudang xxx
35. Admin produksi melakukan input data hasil produksidi SAP (yield, jam kerja , TK) untuk
melakukan production order confirmation dengan melakukan production order confirmation
dengan mengunakan Tcode xxx. xxx di lakukan h+1 setelah produksi
a) Daftar Istilah
• Baking : pemanasan secara konduksi yang bertujuan untuk mengembangkan adonan dan
menguapkan air yang terdapat pada bahan sehingga yang terbentuk adalah sheet yaitu padatan yang
tercetak pipih dan berbentuk persegi panjang
• Craming : proses pemberian cream secara merata pada sheet yang disebut dengan book.
• Cooling box : suatu alat berbentuk kotak memanjang yang berfungsi untuk mendinginkan book
• Cutting : proses pemotongan bok seuai dengan ukuran standar produk yang ditentukan.
• Packaging : proses pengemasan produk yang dihasilkan bertujuan untuk menjaga keamanan produk
dari kerusakan atau kontamisi
• RH : prosentase kelembaban udara
b) Daftar Singkatan
Mutu merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu produk
diterima oleh pasar. Mutu adalah karakteristik barang atau jasa untuk kepuasan konsumen
dan pengurangan produk cacat. Pengendalian mutu merupakan bagian dari manajemen mutu
yang fokus pada pemenuhan persyaratan mutu produk untuk menjamin bahwa tujuan mutu
yang diatur dalam tahap perencanaan dapat terpenuhi selama proses produksi sehingga
mewujudkan syarat – syarat yang dituntut oleh konsumen (Hajanto, 2008). Saat ini terdapat
tujuh alat pengendali mutu yang dapat digunakan yaitu lembar pemeriksaan (cheeksheet),
histogram, diagram pareto, diagram sebab-akibat (fishbone diagram), diagram pencar
(scatter diagram), bagan aliran, dan bagan kendali (control chart) (Karyo, 2006).
Pengendalian mutu dilakukan dengan cara pengendalian, pemantauan, dan pemeriksaan yang
dilakukan mulai dari proses pengadaan bahan baku, proses produksi, hingga produk akhir
setelah produk dikemas dan siap dikonsumsi konsumen (Hadi, 2007).
Pengendalian mutu bahan baku dilakukan sejak penerimaan bahan baku hingga masuk ke
dalam proses produksi. Bahan baku dikontrol kualitasnya dan metode penyimpanannya harus
tepat. Bahan baku ini akan mempengaruhi hasil akhir sehingga untuk mendapatkan produk
dengan hasil akhir yang baik, maka bahan baku juga harus dalam kondisi yang tepat dan siap
digunakan. Pada proses produksi juga dilakukan pengendalian mutu. Proses produksi harus
dilaksanakan sesuai dengan prosedur agar tercipta hasil akhir produk yang baik.
Pengendalian mutu pada proses produksi biasanya dilakukan dengan mengambil sampel
untuk diuji. Sedangkan pengendalian mutu produk akhir adalah pengendalian mutu ketika
produk telah dikemas. Pemeriksaan berupa pengambilan beberapa sampel lalu diuji dan
dibandingkan dengan standar produk akhir. Tahap ini dapat
menentukan apakah produk siap untuk dijual ke pasaran atau tidak (Aksana, 2016).
Pengendalian mutu proses produksi adalah suatu usaha atau aktivitas yang menetapkan atau
mengatur kemampuan sumber – sumber yang digunakan dalam memenuhi rencana proses
produksi. Hal ini dilakukan supaya proses produksi berjalan lancar sesuai dengan rencana.
Tujuan utama proses ini adalah memaksimalkan pelayanan bagi konsumen dan
meminimalkan investasi pada persediaan. Tujuan khusus pengendalian proses produksi
adalah mengusahakan agar perusahaan dapat berproduksi secara efisien dan efektif,
mengusahakan agar perusahaan dapat menggunakan modal seoptimal mungkin dan
mengusahakan agar pabrik dapat menguasai pasar yang luas untuk dapat memperoleh
keuntungan yang cukup bagi perusahaan. Kegiatan pengendalian proses produksi berupa
penjaminan mutu, monitoring aktivitas produksi, pengendalian produksi, serta pelaporan dan
pendataan (Husni dan Putra, 2018).
Berikut ini adalah perawatan mesin mesin yang harus di ganti antara lain:
2. Mesin Tempering
Maintenance ( Perawatan )
Maintenance ( Perawatan )
Spiner
Maintanance (Perawatan)
Ganti bearing spiner
Ganti roll nanas
Maintenance (Perawatan)
Ganti nozzle
Pompa adonan
Mantanance ( perawatan)
Ganti pompa dan kopling
Pompa cream
Maintenance
Ganti kopling
Ganti pompa
Ganti seal agitator
Konveyor transfer
Maintanance ( Perawatan )
Cooling tunner
Maintenance ( Perawatan )
Ganti belt konveyor
Ganti bearing roll
Ganti oli gear box
4. Mesin Packaging
Maintenance ( Perawatan )
a. Feeding
Maintenance
Setting sensor
Cleaning
b. konveyor finger
Maintenance ( Perawatan )
Ganti finger finger
Ganti spocket penggerak
c. Long seal
Maintanace ( Perawatan )
Ganti bearing
Ganti heater pemanas
Ganti cutter dan landasan
e. Konveyor output
Maintenance ( Perawatan )
Ganti belt konveyor
Ganti bearing roll
5. Confeyor Packing
Maintenance ( Perawatan )
Ganti oli gear box
Ganti bearing roll
Maintenance ( Perawatan )
TUGAS KHUSUS
Pada dasarnya keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengn keselamatan
yang behubungn dengan keselamatan bahan, peralatan, proses dan lingkungan sekitar pabrik .
mengingat tenaga kerja adalah sumber daya potensial maka keselamatan kerja harus mendapat
perhatian khusus dalam suatu perusahaan / pabrik. Kecelakaan kerja dapat terjadi tanpa di
duga akan dapat menyebabkan terganggunya proses produksi. Kecelakaan kerja dapat terjadi
karena adanya tindakan yang kurang hati – hati dari pekerja atau karena kondisi fisik serta
peralatan yang seharusnya sudah diganti tapi belum di lakukan pergantian (maintanance).
Tindakan yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja antara lain di sebabkan oleh :
a) Tidak mengetahui dan tidak memenuhi peraturan atau standar – standart yang telah di
tetapkan
b) Kurang hati – hati atau teledor saat melakukan pekerjaan di area pabrik.
c) Tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) yang ada di perusahaan
Oleh karena itu sangat pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja di latar belakangi oleh
banyaknya kecelakaan yang terjadi sehingga membuang waktu produksi, PT Garudafood
Putra Putri Jaya Tbk. mempunyai departemen HCS (Human Capital Section) ) merupakan
departement yang mengatur kriteria maupun kebutuhan sumber daya manusia yang ada di
perusahaan. Departemen ini juga bertanggung jawab atas kesejahteraan seluruh karyawan
yang ada di perushaan seperti SHE (Safety Heal Environment) di PT Garudafood Putra Putri
Jaya Tbk.
2. Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti tersebut yang sesuai
dengan perkembangan ilmu, pengetahuan, teknik dan teknologi serta pendapatan –
pendapatan baru di kemudian hari
a. Helm Safety
Helm Safety berfungsi untuk melindugi kepala dari benturan , kejatuhan benda dan
perlindungan dari mesin
b. Sarung Tangan
Sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan dari benda - benda yang membahayakan
kulit
c. Safety Shoes
Ear Muffs berfungsi unduk melindungi telinga dari kebisingan yang ada di perusahaan
e. Respirator
Penyebab terjadinya kecelakaan tenaga kerja di PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk.
Diantaranya.
• Impulsivity ( Implusif ) : sikap pekerja yang selalu tergesa – gesa dalam melakukan
pekerjaan tanpa memikirkan akibatnya
• Invulnerability ( Kekebalan ) : sikap pekerja yang kurang peduli terhadap peraturan SHE.
• Macho (Jantan) : sikap pekerja yang sok jago selalu ingin mencoba suatu pekerjaan yang
berisiko bahaya dengan maksud dikagumi orang
• Resignation (Kepasrahan): sikap pekerja yang selalu menunjukkan masa bodoh atau tidak
peduli dan tidak mau bertindak untuk melakukan sesuatu yang bersifat mencegah
terjadinya kecelakaan kerja
• Missionitis : sikap pekerja yang selalu memaksa terselesainya suatu pekerjaan tanpa
memperhitungkan keterbatasan – keterbatasan yang dihadapi walaupun hasilnya menjadi
tidak berkualitas
Untuk mecegah safety yang maksimal salah satu sikap positif yang harus ditanamkan
sebagai budaya di lingkungan kerja terutama di lingkungan pekerjaan mereka akan dengan
rela mencegah timbulnya kemungkinan potensi kecelakaan kerja
B. Factor lokasi atau mesin ( 10 %) apabila ada maintenance dan lain – lain.
C. Factor lain -lain ( 5%) : terpeleset, terbentur, ada barang jatuh dan lain – lain
TUGAS KHUSUS
Spesifikasi xxx
B. Mesin tempering
Mesin tempering berfungsi menyimpan cream yang sudah siap pakai
Spesifikasi xxx
Spesifikasi xxx
D. Mesin packaging
Mesin packaging berfunfsi untuk mengemas otomatis sebuah produk
Spesifikasi xxx
Spesifikasi xxx
Sekarang di PT Garudafood sedang menuju menjalankan proses revolusi industri 4.0 seperti
menjalankan mesin dengan control jarak jauh yang dulunya masih mengontrol mesin dengan
B. Mesin Tempering
Mesin tempering berfungsi menyimpan cream yang sudah siap pakai
3. Cara Perawataannya
Perawatannya ialah ada perawatan berkala setiap 6 bulan sekali dan 12 bulan sekali. setiap
6 bulan sekali adalah perawatan ringan berkala seperti pergantian sperpat – sperpat yang
ringan ringan sedangkan 12 bulan sekali biasanya mesin berenti total dan perbaikan total
ganti sperpat total .
Berikut ini adalah perawatan mesin mesin yang harus di ganti antara lain:
2. Mesin Tempering
Maintenance ( Perawatan )
Maintenance ( Perawatan )
Spiner
Maintanance (Perawatan)
Ganti bearing spiner
Ganti roll nanas
Maintenance (Perawatan)
Ganti nozzle
Pompa adonan
Mantanance ( perawatan)
Ganti pompa dan kopling
Pompa cream
Maintenance
Ganti kopling
Ganti pompa
Ganti seal agitator
Konveyor transfer
Maintanance ( Perawatan )
Cooling tunner
Maintenance ( Perawatan )
Ganti belt konveyor
Ganti bearing roll
Ganti oli gear box
4. Mesin Packaging
Maintenance ( Perawatan )
a. Feeding
Maintenance
Setting sensor
Cleaning
b. konveyor finger
Maintenance ( Perawatan )
Ganti finger finger
Ganti spocket penggerak
c. Long seal
Maintanace ( Perawatan )
Ganti bearing
Ganti heater pemanas
Ganti cutter dan landasan
e. Konveyor output
Maintenance ( Perawatan )
Ganti belt konveyor
Ganti bearing roll
5. Confeyor Packing
Maintenance ( Perawatan )
Ganti oli gear box
Ganti bearing roll
5.2 Saran
Pada bagian akhir ini, kami menyampaikan saran – saran, baik untuk kampus maupun bagi
pihak industri tentang pelaksanaan kerja praktek Untuk Perusahaan