Anda di halaman 1dari 25

BAB III

KEGIATAN PLK

A. Kegiatan Mengajar (Teaching)


1. Latihan Mengajar Terbimbing (LMT)
Kegiatan ini bertujuan untuk melatih mahasiswa PLK agar memiliki
rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai seorang guru,
yang dilaksanakan dibawah bimbingan guru pamong. Fokus dalam latihan
ini terletak pada persiapan proses pembelajaran dan keterampilan dasar
dalam mengajar.
Pada saat LMT, mahasiswa belajar merencanakan dan menyusun
perangkat pembelajaran, berupa Silabus, Program Tahunan, Program
Semester, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau bentuk
perangkat lainnya sesuai dengan kurikulum 2013.
Selain itu mahasiswa juga belajar melaksanakan kegiatan latihan
mengajar di kelas, serta melakukan penilaian terhadap siswa di kelas, baik
berupa penilaian pengetahuan, penilaian keterampilan, serta pengetahuan
sikap.
Menurut pengalaman penulis, saat kegiatan LMT di kelas,
mahasiswa belum mengajar di depan kelas. Melainkan hanya mengamati
guru pamong melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sedangkan siswa
duduk di kursi dan mempelajari cara guru pamong mengajar, mengamati
situasi dan kondisi kelas, dan memberikan bantuan kepada siswa yang
mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran.
Kegiatan LMT di kelas ini penulis laksanakan sebanyak 3 kali di
minggu-minggu awal PLK pada mata pelajaran Dasar Listrik dan
Elektronika (DLE), di dua kelas yang berbeda, yaitu kelas X TOI dan
kelas X TJTL. Sedangkan pada mata pelajaran Jaringan Transmisi Tenaga
Listrik (JTTL) dan Gardu Induk (GI) di kelas XI TJTL, guru pamong
langsung menyerahkannya pada mahasiswa, sehingga kegiatan LMT ini
hanya sebatas penyusunan perangkat pembelajaran saja.

29
30

Ketika kegiatan LMT di kelas, terlebih dahulu guru pamong akan


menerangkan materi pembelajaran kepada siswa, kemudian setelahnya
menguji pemahaman siswa berupa tanya jawab secara lisan maupun tes
tertulis berupa soal-soal latihan.
Kemudian, berdasarkan jawaban para siswa, guru mengambil nilai
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan skor yang telah ditentukan
sebelumnya. Selain itu sikap para siswa pun tak luput dari penilaian.
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran, siswa menganalisis
dan mendiskusikan pelaksanaan pembelajaran dengan guru pamong.
Pada pertemuan pertama LMT, yang dilaksanakan pada hari senin
jam 07.00 WIB di kelas X TOI, terlebih dahulu guru pamong
mempersilahkan penulis memperkenalkan diri kepada siswa, kemudian
guru pamong mulai menjelaskan materi tentang konsep listrik dan
elektronika.
Ketika guru pamong menjelaskan, siswa memperhatikan dengan
baik. Walaupun ada beberapa siswa yang mengobrol, bermain HP dan izin
keluar-masuk kelas.
Pertemuan kedua LMT diadakan keesokan harinya, yaitu pada hari
selasa jam 07.00 WIB di kelas X TJTL dengan materi yang sama.
Selanjutnya pertemuan ketiga LMT kembali dilaksanakan pada hari
senin di minggu berikutnya di kelas X TOI.

Tabel 10. Permasalahan yang penulis temui saat LMT


No. MASALAH SOLUSI
1 Perangkat pembelajaran mata pelajaran Perangkat
Dasar Listrik dan Elektronika (DLE) pembelajaran dibuat
belum sesuai dengan kurikulum 2013 ulang kembali dari
revisi 2017. awal dengan format
yang baru.
2 Perangkat pembelajaran mata pelajaran Penulis mencoba
Jaringan Transmisi Tenaga Listrik (JTTL) membuat sendiri
31

dan Gardu Induk (GI) kurikulum 2013 perangkat


belum ada sama sekali. pembelajaran dengan
sesuai dengan format
perangkat
pembelajaran DLE.
3 Program Keahlian Teknik Jaringan Tenaga Penulis berkonsultasi
Listrik masih sangat terbatas. Di Sumatera dengan guru pamong,
Barat sendiri hanya ada dua SMK yang dan dengan bantuan
memiliki program keahlian tersebut, yaitu guru pamong membuat
SMK N 2 Payakumbuh dan SMK N 5 silabus tersebut
Padang. Sehingga penulis kesulitan untuk berdasarkan
membuat silabus. kompetensi dasar yang
ada beserta
pengetahuan dan
pengalaman guru
pamong selama
mengajar
matapelajaran yang
bersangkutan.
4 Sumber materi yang sangat terbatas, baik Penulis memperdalam
di perpustakaan maupun dari internet. wawasan dengan
memperbanyak
bertanya dan belajar
dari guru pamong dan
guru-guru lain di
program keahlian
ketenagalistrikan.

2. Latihan Mengajar Mandiri (LMM)


32

Kegiatan ini bertujuan melatih mahasiswa untuk bertanggung jawab


penuh sebagai seorang guru. Dalam kegiatan ini guru pamong sudah
semakin mengurangi peranan supervisinya, tetapi dalam waktu-waktu
tertentu guru pamong masih memantau dan mengevalusi mahasiswa yang
dibimbingnya, hal ini dilakukan untuk membimbing mahasiswa agar dapat
melakukan refleksi secara lebih mendalam atas pengalaman dalam latihan.
Jadwal mengajar penulis pelaksanaan Praktik Lapangan
Kependidikan (PLK) di sekolah SMK N 2 Payakumbuh adalah sebagai
berikut:

Tabel 11. Kegiatan Teaching


No Hari Minggu Mata Pelajaran. Jumlah Jam Kelas
A dan B Dasar Listrik dan
1 Selasa 6 jam (07.15-12.00) X TJTL
Elektronika
B Jaringan
2 Rabu Transmisi Tenaga 4 jam (13.00-16.00) XI TJTL
Listrik
B Jaringan
3 Kamis Transmisi Tenaga 8 jam (07.45-14.30) XI TJTL
Listrik
4 Kamis B Gardu Induk 2 jam (14.30-16.00) XI TJTL
5 Jumat B Gardu induk 4 jam (08.00-11.00) XI TJTL
6 Sabtu B Gardu induk 6 jam (07.15-1200) XI TJTL
33

Keterangan :
Di SMK Negeri 2 Payakumbuh berlaku sistem blok, dimana proses
pembelajaran dibagi atas minggu A dan minggu B. Pada Minggu A, siswa
kelas XII belajar di workshop (sesuai mata pelajaran di kompetensi
keahlian masing-masing) dan siswa kelas XI belajar mata pelajaran
umum.
Pada minggu B, siswa kelas XI belajar di workshop (sesuai mata
pelajaran di kompetensi keahlian masing-masing) dan siswa kelas XII
belajar mata pelajaran umum.

Di awal LMM, penulis mengajar mata pelajaran Dasar Listrik dan


Elektronika (DLE) di kelas X TOI pada hari Senin. Namun karena adanya
jadwal kuliah yang bentrok, akhirnya pada minggu ke-4 bulan Agustus
jadwal mengajar penulis diganti menjadi hari selasa di kelas X TJTL.
Saat kegiatan LMT, penulis didampingi guru pamong hanya sesekali
saja. Terutama pada mata pelajaran JTTL dan GI. Guru pamong hanya
masuk sesekali saja untuk memantau proses pembelajaran. Namun pada
mata pelajaran DLE guru pamong sering mendampingi mahasiswa saat
melaksanakan praktikum menggunakan alat ukur.
Meskipun pada latihan mengajar mandiri teori penulis tidak
didampingi oleh pamong, namun penulis tetap melaporkan kegiatan yang
telah dilakukan di dalam kelas kepada pamong setelah proses mengajar
selesai.

3. Proses Belajar Mengajar


Dalam kegiatan ini penulis berusaha memadukan ilmu yang didapat
sewaktu perkuliahan dengan cara pamong mengajar di kelas pada saat
LMT. Kegiatan-kegiatan yang berlangsung dalam proses pembelajaran
adalah sebagai berikut:
a. Membuka Pelajaran
34

Kegiatan yang guru lakukan ketika memasuki kelas adalah


sebagai berikut:
1)Mengucap salam dan membimbing siswa untuk berdo’a.
2)Melihat dan mempersiapkan ruangan kelas.
3)Mengatur ketertiban dan posisi siswa.
4)Melakukan pengambilan absensi siswa.
5)Mempersiapkan materi yang akan disampaikan.
6)Membuka pelajaran dengan cara mengulas materi pelajaran yang
telah lalu (apersepsi), sekaligus menjelaskan keterkaitan materi
pelajaran selanjutnya.
7)Memberikan motivasi kepada siswa tentang materi yang akan
diajarkan.

b. Kegiatan Inti Pembelajaran


Guru memberikan materi pelajaran sambil memantau para siswa
dalam mengikuti pelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan
adalah metode ceramah, demonstrasi dan tanya jawab Kemudian
siswa diberi tugas berupa soal-soal latihan. Selama proses belajar-
mengajar berlangsung guru memperhatikan dan membimbing
siswanya dalam mengerjakan tugas yang telah di berikan.
Guru memberikan materi pelajaran sesuai dengan materi yang
ada pada kurikulum dan program pengajaran yang telah di susun,
yaitu menjelaskan poin - poin yang terdapat pada satuan pengajaran
yang telah sesuai dengan kurikulum 2013. Kemudian guru
memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa sebagai umpan balik
apakah siswa tersebut memahami materi yang telah diberikan.

c. Penutup
Kegiatan yang dilakukan oleh guru ketika menutup pelajaran
adalah sebagai berikut:
35

a)Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa apabila siswa


tersebut kurang mengerti tentang meteri pelajaran.
b)Menyimpulkan materi yang telah diajarkan.
c)Memberikan beberapa tugas kepada siswa dan mengumpulkannya
pada pertemuan selanjutnya.
d)Membaca do’a bersama untuk mengakhiri pelajaran.

Pada bagian akhir pembelajaran guru juga mengambil absen


siswa dan evaluasi atau menilai hasil belajar siswa. Cara guru menilai
hasil belajar siswa adalah dengan cara melihat keaktifan siswa selama
proses belajar mengajar berlangsung, melakukan ujian kecil (kuis)
atau post-test setelah selesai sub kompetensi atau setelah selesai
perkompetensi dan juga dapat dilihat dari keberhasilan siswa dalam
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan tugas-tugas yang
diberikan kepada siswa.
Kendala utama yang penulis alami pada proses pembelajaran di
kelas XI TJTL adalah kurangnya motivasi belajar siswa. Ketika guru
menerangkan di depan kelas, ada siswa yang masih saja bergurau
dengan teman-temannya, Dan ada juga yang bermain handphone saat
proses pembelajaran.
Hal ini disebabkan karena penguasaan materi oleh guru hanya
sebatas yang dipahami dari sumber, sedangkan sumber yang
dimilikipun sangat terbatas. Sehingga penulis kurang bisa
menjelaskan materi secara rinci sebagaimana pamong. Kemudian
media yang digunakan saat pembelajaran teori juga hanya berupa
spidol dan papan tulis sehingga siswa cenderung merasa bosan. Selain
itu, pembagian waktu belajar menjadi Minggu A dan Minggu B
menyebabkan siswa belajar dengan guru yang sama selama 24 Jam
pelajaran berturut-turut di minggu B menambah kejenuhan belajar
siswa.
36

Untuk mencoba mengatasi hal tersebut, penulis mencoba untuk


mengunakan metode pembelajaran Active Learning berupa kerja
kelompok. Dengan mengguanakan metode ini keaktifan belajar siswa
cukup meningkat, dan melalui tugas-tugas berupa soal dan latihan,
diketahui bahwa pemahaman siswa tentang materi semakin membaik.
Selain itu untuk menarik minat siswa, penulis menyelipkan
motivasi dan berbagi cerita di luar materi pembelajaran, serta sesekali
memberikan Ice Breaking ketika siswa mulai terlihat jenuh, sehingga
siswa kembali bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran.
Pada saat praktikum pengukuran di mata pelajaran DLE,
beberapa siswa di kelas X TJTL ada yang tidak mengikuti praktikum
karena sibuk bermain HP. Penulis memberikaan teguran kepada
siswa, dan memberikan motivasi kepada siswa sehingga sebagian
siswa akhirnya mau serius belajar. Namun masih ada sebagian siswa
yang tidak ikut praktikum, dan memilih untuk tidur ketika
handphonenya di ambil. Setelah penulis mengkonsultasikan hal
tersebut ke guru pamong, guru pamong ikut memberikan teguran dan
nasehat kepada siswa tersebut.

Tabel 12. Permasalahan yang penulis temui saat LMM


No. MASALAH SOLUSI
1 Pengeloaan suasana kelas yang kurang Siswa berkonsultasi
baik kepada pamong, dan
belajar cara
pengelolaan kelas yang
baik dari guru pamong
dan guru-guru lain di
program keahlian
ketenagalistrikan.
Kemudian menjalin
keakraban dan
37

membaur dengan para


siswa untuk menjalin
ikatan emosional tanpa
melanggar kode etik
sebagai guru, sehingga
penulis dapat
memahami sifat dan
karakter siswa dengan
baik serta mengenali
siswa lebih baik.
2 Siswa meremehkan dan tidak menghargai Penulis mencoba untuk
mahasiswa PLK sebagai seorang guru. menegaskan bahwa
peran mahasiswa PLK
sebagai guru dengan
guru pamong setara.
3 Kurangnya sumber belajar dan Memperbanyak
pengetahuan penulis tentang materi membaca buku dan
pembelajaran. sumber yang ada, serta
memperbanyak
bertanya dan belajar
pada guru pamong dan
guru-guru lain di
program keahlian
ketenagalistrikan.
4 Media pembelajaran yang terbatas serta Penulis mencoba
metode pembelajaran yang digunakan mengubah metode
cenderung membosankan. pembelajaran agar
siswa dapat belajar
lebih aktif dengan
menggunakan metode
pembeajaran Active
Learning, dan
38

menyisipkan cerita-
cerita lucu dan
candaan serta Ice
Breaking untuk
kembali mencairkan
suasana ketika siswa
mulai terliahat jenuh.
5 Siswa yang datang terlambat Bagi siswa yang
terlambat lebih dari 15
menit tidak
diperbolehkan masuk
ke kelas dan mengikuti
kegiatan pembelajaran,
kecuali meminta surat
izin terlebih dahulu
dari kepala program
keahlian
ketenagalistrikan.
6 Siswa yang sering alfa atau tidak masuk Penulis menanyakan
kelas tanpa kabar. alasan siswa yang
bersangkutan tidak
hadir dipertemuan
sebelumnya, lalu
memberikan teguran
dan nasehat agar tidak
mengulangi kesalahan
yang sama, serta
mengingatkan siswa
bahwa jika absennya
lebih dari 3 maka tidak
diperkenankan
39

mengikuti ujian.
7 Siswa yang sering meminta izin keluar Penulis menanyakan
kelas saat kegiatan pembelajaran. alasan siswa, dan jika
alasannya masuk akal
dan dapat
dipertanggung
jawabkan maka diberi
izin. Kemudian
mencatat nama dan
waktu siswa tersebut
keluar. Jika izin keluar
terlalu lama dan
ketahuan berbohong
maka dianggap cabut.
8 Ada siswa yang mengobrol dan bercanda Penulis memberikan
saat kegiatan pembelajaran. teguran kepada siwa
yang bersangkutan,
serta dengan
sepengetahuan
pamong merubah
posisi siswa menjadi
letter U sehingga siwa
dapat memperhatikan
guru menerangkan
pelajaran dengan lebih
seksama.
9 Ada siswa yang bermain handphone saat Siswa diberikan
kegiatan pembelajaran. teguran, jika masih ada
yang bermain
Handphone maka
handphonenya diambil
dan baru dikembalikan
40

setelah jam pelajaran


berakhir.
10 Rendahnya motivasi belajar siswa Diberikan teguran dan
motivasi belajar serta
ancaman bahwa jika
nilainya
11 Penilaian pada siswa. Selain nilai
pengetahuan, penulis
memberikan nilai
tambahan berupa nilai-
nilai bonus yang
didasarkan dari
keaktifan dan sikap
siswa selama proses
pembelajaran
berlangsung.

B. Kegiatan Nonteaching
Kegiatan non teaching merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
mahasiswa PPLK di luar proses pembelajaran di kelas, misalnya seperti
terlibat dalam kegiatan administrasi di kantor sekolah. Kegiatan non
teaching bertujuan memberikan pengalaman kepada mahasiswa berkenaan
dengan hal yang mendukung kegiatan mengajar secara umum dan
menunjang keberhasilan program mengajar.
Adapun kegiatan Non-teaching yang penulis lakukan selama PLK di
SMK Negeri 2 Payakumbuh:

1. Upacara Bendera
SMK Negeri 2 Payakumbuh melaksanakan upacara bendera setiap
hari senin yamg di mulai pada pukul 07.00 WIB.Setiap kelas secara setia
mingguna bergantian menjadi pelaksana upacara. Pada pelaksanaan
41

upacara bendera seluruh personil guru, pegawai, mahasiswa PLK dan


siswa melakasanakannya dengan baik, tertib dan rapi.

2. Muhadarah
Muhadarah adalah kegiatan berupa ceramah agama yang
dilaksanakan pukul 07.00 WIB setiap hari Jumat. Pelaksana kegiatan ini
adalah perwakilan siswa dari kelas yang ditunjuk untuk melaksanakan
muhadarah, sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Pada
pelaksanaannya seluruh personil guru, pegawai, mahasiswa PLK dan
siswa ikut melakasanakannya dengan baik, tertib dan rapi.
Pada salah satu muhadarah, penulis berkesempatan ikut menjadi
pelaksana kegiatan ini bersama-sama dengan mahasiswa PLK yang lain.

3. Piket
Selain kegiatan mengajar, mahasiswa PLK juga dilibatkan dengan
tugas piket harian yang dilakukan secara bergantian sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan.
Jenis piket yang pernah penulis lakukan adalah sebagai berikut :

a. Piket di Kesiswaan
Kegiatan yang dilakukan di bidang kesiswaan antara lain
menjadi panitia acara perayaan HUT RI ke 73, membantu
mengedit data-data administrasi siswa, kemudian membantu
mengelompokkan serta membagikan nomor ujian, membuat rekap
data baca Al-Qur’an siswa, membuat surat keterangan pindah
sekolah atau istirahat sekolah dan kegiatan lain yang berkaitan
dengan administrasi SMK Negeri 2 Payakumbuh.

b. Piket di Meja Piket


42

Kegiatan yang dilakukan di meja piket adalah mendata siswa


yang datang terlambat, izin masuk/keluar atau sakit, dan mencatat
daftar tamu yang berkunjung ke sekolah.

c. Piket di Kurikulum
Kegiatan yang dilakukan di bidang kurikulum antara lain
membantu mengelompokkan jadwal mengajar guru-guru,
mengelompokkan soal-soal ujian mid semester dan ujian akhir
semester gasal, mengambil absen guru yang mengawas ujian,
serta mengolah dan merekap nilai hasil ujian mid semester dan
ujian akhir semester gasal di SMK N 2 Payakumbuh tahun
pelajaran 2018/2019.

d. Piket di UKS
Kegiatan yang dilakukan di UKS antara lain mengisi rapor
kesehatan siswa kelas X, merekap nama-nama tanaman obat untuk
persiapan lomba UKS tingkat provinsi, mendata siswa dan guru
yang sakit, memeriksa suhu tubuh siswa/guru yang sakit,
memeriksa tekanan darah siswa/guru yang sakit dan kegiatan
lainnya yang berhubungan dengan kesehatan siswa dan guru di
SMK N 2 Payakumbuh..

e. Piket Jurusan
Kegiatan yang dilakukan di jurusan adalah membantu guru
pamong atau guru-guru lain yang mengajar di jurusan. Misalnya
seperti membantu memperbaiki alat-alat yang rusak, atau
menggantikan guru yang berhalangan hadir untuk masuk ke kelas
dan memberikan tugas kepada siswa, serta menggantikan guru
yang tidak bisa hadir saat menjadi pengawas ujian.

Adapun jadwal kegiatan piket penulis, adalah sebagai berikut :


43

Tabel 13. Jadwal Kegiatan Nonteaching

No Hari Minggu Jam Kegiatan


1.
selasa A 7-10 Piket di Jurusan

2. Rabu A 1-6 Piket di kurikulum


3. Rabu A 7-10 Piket di jurusan
4 Kamis A 1-6 Piket di Jurusan
5 Kamis A 7-10 Piket di meja PBM
6 Jumat A 1-6 Piket di Jurusan
7 Sabtu A 1-5 Piket di
8 Selasa B 7-10 Piket di UKS
9 Rabu B 1-6 Piket di Kesiswaan

Keterangan :
Di SMK Negeri 2 Payaumbuh berlaku sistim blok,dimana proses
pembelajaran di bagi atas minggu A dan minggu B. Pada minggu A siswa
Kelas XII belajar di Workshop (sesuai mata pelajaran di kompetensi
keahlian masing-masing) dan siswa kelas XI belajar mata pelajaran
umum.
Pada minggu B siswa kelas XI belajar di Workshop (sesuai mata
pelajaran di kompetensi keahlian masing-masing) dan siswa kelas XII
belajar mata pelajaran umum.

Tabel 14. Permasalahan yang penulis temui saat NT


No. MASALAH SOLUSI
1 Kegiatan Non Teaching yang terlalu Penulis Bersama-sama
44

banyak, sehingga kurangnya waktu untuk dengan mahasiswa


berkonsultasi dengan pamong. PLK lainnya
melakukan
perombakan jadwal
kegiatan PLK dan
melakukan piket
secara berganti-gantian
dengan sama rata serta
memperbanyak
kegiatan di jurusan
masing-masing.
2 Siswa yang terlambat atau tidak mengikuti Siswa diberi teguran
kegiatan Upacara Bendera dan Muhadarah dan nasihat agar tidak
mengulangi hal yang
sama, kemudian hasil
absen dilaporkan
kepada kabid
kesiswaan. Bagi siswa
yang absennya lebih
dari 4 kali tidak
diperbolehan
mengikuti ujian
3 Siswa yang bertengkar dengan temannya Siswa yang
bersangkutan di
panggil ke ruang
kesiswaan lalu ditanyai
hingga akar
permasalahannya, jika
masalah tersebut masih
dapat ditangani oleh
pihak sekolah, maka
45

siswa diberikan
hukuman yang dapat
memberikan efek jera
dan dipanggil
orangtuanya. Jika
masalah tersebut di
luar kendali sekolah,
maka siswa diberi
pilihan untuk pindah
ke sekolah lain,
dikeluarkan secara
tidak hormat atau
bahkan dibawa kepada
pihak yang berwajib.
4 Siswa yang datang terlambat kesekolah Siswa yang
bersangkutan diberi
teguran dan nasehat,
lalu diberi saran untuk
meminta surat izin
masuk kelas ke kepala
program keahliannya
masing-masing.
5 Siswa yang meminta izin keluar dari Bagi siswa yang
lingkungan sekolah sebelum jam pelajaran memiliki alasan yang
berakhir masuk akal dan dapat
di pertanggung
jawabkan, serta telah
mendapatkan surat izin
keluar dari kepala
program keahlian
diberi surat izin keluar.
46

dan bagi siswa yang


tidak memiliki surat
izin dari kepala
program keahlian
diberi teguran dan
nasehat serta diminta
untuk kembali ke
kelas.
6 Guru yang tidak datang saat mengawas Mahasiswa PLK yang
ujian mendapatkan jadwal
piket pada hari itu
diminta untuk
menggantikan guru
yang bersangkutan.
7 Ada siswa yang pura-pura sakit agar diberi Diperiksa dulu suhu
surat izin untuk dibolehkan pulang cepat. tubuh dan tekanan
darahnya, serta ditanya
siswa tersebut sakit
sepeti apa. Jika siswa
tersebut sakit, akan di
izinkan untuk
beristirahat di UKS
setelah minum obat,
atau diberi surat izin
untuk pulang. Dan jika
ternyata siswa tersebut
tidak sakit, maka
diberi nasehat dan
diminta kembali ke
kelas, atau diberikan
ancamaan akan
47

dilaporkan ke wali
kelas.
8 Banyak siswa yang tidak mendapatkan Siswa tersebut
nomor ujian karena sering absen sehingga dipanggil orang tuanya
tidak dapat mengikuti ujian. dan membuat surat
perjanjian. Setelah iu
siswa diberi kesepatan
untuk melakukan ujian
susulan.
9 Siswa yang tidak bisa ikut ujian karena Siswa yang
belum membayar SPP bersangkutan
dipanggil orangtuanya
dan membuat surat
perjanjian.

C. Kasus dan Penyelesaiannya


1. Kasus
Selama kegiatan Praktek Lapangan Kependidikan yang penulis
lakukan di SMK N 2 Payakumbuh banyak sekali ilmu dan pengalaman
baru yang didapatkan, baik dari kegiatan teaching ataupun kegiatan non-
teaching. Tidak terlepas dari rangkaian kegiatan yang dilakukan selama
Praktek Lapangan Kependidikan, penulis menemukan beberapa masalah
atau kasus yang dapat dijadikan sebagai catatan untuk memotivasi diri
ataupun tantangan tersendiri dalam mencapai tujuan keberhasilan
pembelajaran.
a. Masalah-masalah yang pernah penulis temui di dalam proses
pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Siswa terlambat masuk ke kelas.
2. Siswa sering minta izin keluar kelas.
3. Siswa bermain handphone di kelas saat belajar.
4. Siswa mengobrol dan bercanda di kelas.
48

5. Ada siswa yang tidak menghormati guru dan melawan kepada


guru.
6. Ada siswa yang tidak ikut melaksanakan praktikum.

b. Masalah-masalah yang pernah penulis temui di luar proses


pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Banyak siswa yang datang terlambat ke sekolah dan akhirnya
melompat pagar.
2. Siswa tidak mengenakan pakaian sesuai aturan sekolah.
3. Siswa bertengkar dengan temannya.
4. Siswa tidak menjaga kebersihan lingkungan kelas dan sekolah.
5. Siswa tidak melaksanakan sholat zuhur.

c. Masalah-masalah pribadi yang penulis alami di sekolah.


1. Jadwal mengajar dan jadwal kuliah yang bentrok.
2. Kegiatan non teaching yang terlalu banyak.
3. Kurang bisa menguasai kelas.
4. Tidak masuk sekolah saat ujian Mid Semester gasal tanpa
memberi kabar.

2. Penyelesaian Kasus
Upaya yang penulis lakukan dalam menyeleaikan kasus-kasus
yang telah disebutkan diatas antara lain :

a. Penyelesaian masalah-masalah yang pernah penulis temui di dalam


proses pembelajaran
1. Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kedisiplinan
dan tepat waktu kepada siswa serta memberikan ancaman
berupa hukuman bagi yang terlambat, sehingga siswa lebih
termotivasi untuk tidak datang terlambat. Kemudian bagi siswa
49

yang alfa tiga kali dipanggil orang tuanya dan tidak


diperkenankan mengikuti ujian.
2. Mencatat nama siswa yang izin keluar kelas dan memastikan
alasannya masuk akal dan dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk siswa yang izin ke wc dicatat waktu yang dihabiskan di
luar kelas. Bagi siswa yang izin terlalu lama atau ketahuan bolos
dan cabut, Namanya di berikan kepada guru pamong untuk
diberi hukuman untuk membuat jera.
3. Bagi siswa yang ketahuan bermain handphone, diberikan
teguran sebanyak dua kali, lalu diberikan nasehat serta motivasi.
Jika masih ada siswa yang masih bermain handphone di kelas,
maka handphonenya diambil dan baru dikembalikan setelah jam
pelajaran berakhir, dan namanya dicatat di jurnal penilain sikap
untuk dilaporkan kepada guru pamong.
4. Pada proses pembelajaran ada siswa yang mengobrol dan
bercanda di kelas. Ada yang berkejar-kejaran ada yang saling
mengerjai temannya seperti menyebunyikan tas,
menyembunyikan buku catatan dan alat tulis temannya, saling
melempar buku, dan lainnya. Pertama-tama siswa diberikan
teguran. Jika masih ada yang mengganggu temannya, maka
posisinya dipindahkan ke depan, jika masih mengulanginya juga
maka si pembuat ulah di suruh ke depan mencatat materi
pembelajaran di papan tulis.
5. Memberikan motivasi belajar kepada siswa, dengan
menjelaskan manfaat mempelajari dan menguasai materi yang
disampaikan serta memberikan gambaran dunia kerja yang akan
di hadapi oleh siswa nantinya. Kemudian menggunakan alat
peraga atau media berupa gambar, untuk mengurangi kebosanan
pada siswa, dan untuk memperdalam pemahaman siswa tentang
materi yang dipelajari.
50

6. Saat mengajar di kelas X TOI, ada salah satu siswa yang tidak
menghormati guru dan bersikap kurang ajar kepada guru
pamong. Solusinya yaitu anak tersebut dilaporkan kepada wali
kelas lalu dipanggil orang tuanya, dan diberikan kesempatan
untuk merubah sikapnya. Jika masih tidak mau berubah maka
diancam tinggal kelas atau dikeluarkan dari sekolah.
7. Saat ada siswa yang tidak ikut melaksanakan praktikum,
awalnya diberikan teguran dan diberikan motivasi belajar.
Namun ada beberapa siswa yang memang tidak mau ikut
belajar, sehingga dengan sepengetahuan pamong, anak-anak
tersebut akhirnya dibiarkan saja. Lalu ketika mereka tiba-tiba
mengumpulkan laporan praktikum di hari terakhir pembelajaran,
sedangkan sebelumnya belum pernah mengikuti praktikum, nilai
tugas mereka tidak diterima meskipun mereka beralasan bahwa
mereka sudah melakukan praktikum tersebut di rumah.

b. Penyelesaian masalah-masalah yang pernah penulis temui di luar


proses pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya
kedisiplinan dan tepat waktu kepada siswa serta memberikan
aturan tegas yaitu pintu gerbang sekolah dikunci pada pukul
07.15 WIB dan bagi siswa yang ketahuan melompat pagar akan
diberi hukuman seperti lari memutari halaman sekolah sebanyak
beberapa putaran atau memberi hormat kepada bendera hingga
jam istirahat pertama.
2. Pihak sekolah memenegakkan aturan sekolah secara tegas
kepada siswa yang melanggar peraturan sekolah. Misalnya
seperti mengambil paksa aksesoris yang dilarang dipakai ke
sekolah, menegur siswa yang tidak mengenakan baju praktikum
ketika belajar di Workshop, dan memotong rambut siswa yang
sudah terlalu panjang.
51

3. Ketika penulis piket di ruangan kesiswaan, terjadi perkelahian di


sekolah. Solusinya yang pertama yaitu kabid kesiswaan
memanggil siswa yang bersangkutan dan menanyai siswa-siswa
tersebut tentang siapa saja yang terlibat hingga bagaimana
terjadinya perkelahian tersebut terjadi hingga ke akar-akar
masalahnya. Jika masih bisa ditangani oleh pihak sekolah, maka
siswa hanya akan diberikan hukuman yang membuat jera. Jika
perkelahian tersebut tidak bisa ditangani oleh pihak sekolah,
maka siswa mengambil kebijakan dengan memberikan pilihan
kepada siswa untuk dipindahkan ke sekolah lain atau di
keluarkan dari sekolah. Selain itu jika masalahnya cukup berat,
sekolah juga bisa melaporkan kasus tersebut ke pihak yang
berwajib. Selain itu, untuk mencegah terjadinya perkelahian di
sekolah, guru mencoba untuk menanam kan rasa
kekeluargaan dalam interaksi sosial kepada siswa, baik antara
sesama siswa maupun antara siswa dengan guru
6. Ketika ada siswa yang membuang sampah sembarangan, penulis
dan majelis guru menegur dan menasehati siswa tersebut dan
meminta siswa tersebut memungut kembali sampahnya dan
membuangnya di tempat sampah yang ada di lingkungan
sekolah.
7. Untuk siswa yang tidak melaksanakan sholat zuhur, penulis
memberikan teguran serta nasehat tentang kewajiban
melaksanakan shalat serta melarang siswa memasuki ruangan
kelas jika belum melaksanakan shalat.

c. Masalah-masalah pribadi yang penulis alami di sekolah.


1. Di awal LMM, penulis mengajar mata pelajaran Dasar Listrik
dan Elektronika (DLE) di kelas X TOI pada hari Senin. Namun
karena adanya jadwal kuliah yang bentrok, akhirnya pada
52

minggu ke-4 bulan Agustus jadwal mengajar penulis diganti


menjadi hari selasa di kelas X TJTL.
2. Di SMK N 2 Payakumbuh diberlakukan minggu A dan minggu
B. Di minggu A penulis hanya mengajar mata pelajaran DLE di
kelas X TJTL, sedangkan di minggu B penulis mengajar DLE di
kelas X TJTL, dan mengajar mata pelajaran TJTL serta GI di
kelas XI TJTL. Di luar jam pelajaran tersebut dipenuhi dengan
jam piket 12 jam sehari. Hal ini menyebabkan penulis tidak
mempunyai waktu untuk berkonsultasi dengan guru pamong
sehingga menyebabkan kurangnya komunikasi antara penulis
dengan guru pamong. Solusinya ialah dengan meminta ketua
PLK mengubah dan menyesuaikan kembali jadwal piket
mahasiswa PLK.
3. Masalah yang paling terasa oleh penulis adalah penulis kurang
bisa bersikap tegas dan menguasai kelas. Pada awal-awal
kegiatan PLK, penulis sangat gugup ketika masuk kelas hingga
pernah lupa membaca do’a di awal proses belajar. Kemudian
penulis di permainkan oleh siswa dengan membuat-buat
kebohongan tentang jam pulang sekolah. Serta siswa yang
membuat kebisingan di kelas saat belajar. Namun berikutnya
dengan konsultasi serta saran yang membangun dari guru
pamong dan guru-guru lain di jurusan kelistrikan serta nasihat
dari kabid kesiswaan, penulis belajar memberanikan diri serta
menghadapi siswa dengan memperbanyak ilmu tentang materi,
mengamati dan belajar memahami karakter siswa serta berusaha
untuk menjalin keakraban dan memposisikan diri agar lebih
dekat kepada siswa tanpa mengabaikan kode etik penulis
sebagai seorang guru, sehingga suasana pembelajaran terasa
lebih lancar dan tidak kaku. Selain itu penulis berusaha dengan
keras untuk bersikap tegas kepada siswa, dengan memberikan
53

teguran ketika ia salah dan memberi hukuman untuk memberi


efek jera.
4. Ketika ujian Mid semester gasal, penulis hanya hadir sebanyak
dua kali ke sekolah, karena adanya kesalahpahaman tentang
informasi dari sekolah. Karena ada banyak mahasiwa PLK dari
sekolah lain yang menyatakan tidak hadir ke sekolah, yang
ternyata tanpa sepengetahuan penulis telah mendapatkan izin
dari kepala sekolah. Selain itu karena kekurang pahaman penulis
tentang minggu A dan minggu B, penulis absen mengajar di
sekolah sebanyak dua kali di hari jum’at dan sabtu. Sehingga
penulis diberi teguran dan nasihat oleh guru-guru di jurusan
kelistrikan dan diberi ancaman akan dipulangkan kembali ke
sekolah jika melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya.
Sehingga penulis berusaha meminta maaf dan melakukan hal
terbaik untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Anda mungkin juga menyukai