Makalah Malaria Dan DBD
Makalah Malaria Dan DBD
DOSEN PENGAMPU :
OLEH :
KELOMPOK 5
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang “ Malaria dan DBD” ini . Kami
mengucapkan terima kasih kepada Ibuk Dr. dr. Fauziah Elytha,M.Kes dosen mata
kuliah Epidemiologi Penyakit Menular Universitas Andalas yang telah
memberikan tugas ini kepada kami. Disamping itu kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah
ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Malaria dan DBD. Kami menyadari
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang kami buat di masa yang
akan datang.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari
Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 3
2.1 Malaria.................................................................................................. 3
2.1.1 Definisi.................................................................................... 3
2.1.2 Etiologi.................................................................................... 3
2.1.3 Alur Penularan........................................................................ 4
2.1.4 Pencegahan dan Penanggulangan........................................... 6
2.2 Demam Berdarah Dengue (DBD)........................................................ 7
2.2.1 Definisi.................................................................................... 7
2.2.2 Etiologi.................................................................................... 7
2.2.3 Alur Penularan........................................................................ 8
2.2.4 Pencegahan dan Penanggulangan........................................... 9
BAB III PENUTUP...................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan........................................................................................... 12
3.2 Saran..................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasite
yang merupakan golongan plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam
sel darah merah manusia. Penyakit ini secara alami ditularkan melalui gigitan
nyamuk anopheles. Malaria merupakan salah satu penyakit yang tersebar di
beberapa wilayah di dunia. Umumnya tempat-tempat yang rawan malaria terdapat
pada Negara-negara berkembang dimana tidak memiliki tempat penampungan
atau pembuangan air yang cukup, sehingga menyebabkan air menggenang dan
dapat dijadikan sebagai tempat ideal nyamuk untuk bertelur.
Malaria merupakan masalah global, sehingga WHO menetapkan
komitmen global tentang eliminasi malaria bagi setiap Negara. Petunjuk
pelaksanaan eliminasi malaria tersebut telah dirumuskan WHO dalam Global
Malaria Programme. Indonesia merupakan negara dengan angka resiko tinggi
terhadap malaria. Menurut Soedarto dalam bukunya menyebutkan bahwa pada
tahun 2007 sebanyak 396 Kabupaten dari 495 Kabupaten di Indonesia merupakan
daerah endemis malaria. Menurut perhitungan ahli berdasarkan teori ekonomi
kesehatan, kerugian bisa mencapai 3 trilyun lebih dan berdampak terhadap
pendapatan daerah endemis malaria.
Demam Berdarah dengue adalah salah satu bentuk klinis dari penyakit
akibat infeksi dengan virus dengue pada manusia sedangkan manifestasi klinis
dan infeksi virus dengue dapat berupa demam dengue dan demam berdarah
dengue. Dengue adalah penyakit daerah tropis dapat ditularkan oleh nyamuk
Aedes Aegypti, nyamuk ini adalah nyamuk rumah yang menggigit pada siang
hari.
Penyakit demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan di
Indonesia hal ini tampak dari kenyataan seluruh wilayah di Indonesia mempunyai
resiko untuk terjangkit penyakit demam berdarah dengue. Sebab baik virus
penyebab maupun nyamuk penularanya sudah tersebar luas di perumahan-
perumahan penduduk. Walaupun angka kesakitan penyakit ini cenderung
meningkat dari tahun ketahun sebaliknya angka kematian cenderung menurun ,
1
karena semakin dini penderitamendapat penanganan oleh petugas kesehatan yang
ada di daerah – daerah
Untuk itu makalah ini dibuat agar mengetahui apa saja hal penting
mengenai Malaria dan DBD, karena penyakit ini berbahaya. Selain itu, dapat
memahami pencegahan dan penanggulangannya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Malaria
II.1.1 Definisi
Malaria adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dari manusia dan
hewan lain yang disebabkan oleh protozoa parasit (sekelompok mikroorganisme
bersel tunggal) dalam tipe Plasmodium. Malaria menyebabkan gejala yang
biasanya termasuk demam, kelelahan, muntah, dan sakit kepala. Dalam kasus
yang parah dapat menyebabkan kulit kuning, kejang, koma, atau kematian. Gejala
biasanya muncul sepuluh sampai lima belas hari setelah digigit. Jika tidak diobati,
penyakit mungkin kambuh beberapa bulan kemudian. Pada mereka yang baru
selamat dari infeksi, infeksi ulang biasanya menyebabkan gejala ringan. resistensi
parsial ini menghilang selama beberapa bulan hingga beberapa tahun jika orang
tersebut tidak terpapar terus-menerus dengan malaria.
Penyakit ini paling sering ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina yang
terinfeksi. Gigitan nyamuk memasukkan parasit dari air liur nyamuk ke dalam
darah seseorang. Parasit bergerak ke hati di mana mereka dewasa dan
bereproduksi
Penyakit ini tersebar luas di daerah tropis dan subtropis yang ada di pita
lebar sekitar khatulistiwa.[2] Ini termasuk banyak dari Afrika Sub-Sahara, Asia,
dan Amerika Latin. Pada 2015, ada 214 juta kasus malaria di seluruh dunia.[5]
Hal ini mengakibatkan sekitar 438.000 kematian, 90% di antaranya terjadi di
Afrika.[5] Tingkat penyakit menurun dari tahun 2000 hingga 2015 sebesar 37%,
[5] namun meningkat dari 2014 di mana ada 198 juta kasus.[6] Malaria umumnya
terkait dengan kemiskinan dan memiliki efek negatif yang besar pada
pembangunan ekonomi.[7][8] Di Afrika, malaria diperkirakan mengakibatkan
kerugian sebesar US$12 miliar setahun karena meningkatnya biaya kesehatan,
kehilangan kemampuan untuk bekerja, dan efek negatif pada pariwisata.
II.1.2 Etiologi
Penyakit malaria disebabkan oleh bibit penyakit yang hidup di dalam
darah manusia. Bibit penyakit tersebut termasuk binatang bersel satu, tergolong
3
amuba yang disebut Plasmodium. Kerja plasmodium adalah merusak sel-sel darah
merah. Dengan perantara nyamuk anopheles, plasodium masuk ke dalam darah
manusia dan berkembang biak dengan membelah diri.
Menurut Harijanto (2000) ada empat jenis plasmodium yang dapat menyebabkan
infeksi yaitu:
Masa inkubasi malaria bervariasi tergantung pada daya tahan tubuh dan spesies
plasmodiumnya. Masa inkubasi Plasmodium vivax 14-17 hari, Plasmodium ovale
11-16 hari, Plasmodium malariae 12-14 hari dan Plasmodium falciparum 10-12
hari.
4
Yaitu penularan yang bukan melalui gigitan nyamuk anopheles. Berikut
beberapa penularan malaria secara non alamiah :
Pada umumnya sumber infeksi bagi malaria pada manusia adalah manusia
lain yang sakit malaria baik dengan gejala maupun tanpa gejala klinis. Masa
inkubasi ini bervariasi antara 9 -30 hari tergantung pada species parasit, paling
pendek pada plasmodium Falciparum dan paling panjang pada plasmodium
malaria. Masa inkubasi ini tergantung pada intensitas infeksi, pengobatan yang
pernah didapat sebelumnya dan tingkat imunitas penderita.
5
Cara penularan, apakah secara alamiah atau bukan alamiah, juga
mempengaruhi. Penularan bukan alamiah seperti penularan malalui transfusi
darah, masa inkubasinya tergantung pada jumlah parasit yang turut masuk
bersama darah dan tingkat imunitas penerima arah. Secara umum dapat dikatakan
bahwa masa inkubasi bagi plasmodium falciparum adalah 10 hari setelah
transfusi, plasmodium vivax setelah 16 hari.
6
Beberapa hal yang perlu diingat mengenai malaria:
b. Penanggulangan
1. Menemukan dan mengobati penderita
3. Mengendalikan vektor
7
II.2.2 Etiologi
Penyebab penyakit DBD adalah virus dengue yang terdapat dalam tubuh
nyamuk Aedes aegepty (betina). Virus ini termasuk famili Flaviviridae yang
berukuran kecil sekali yaitu 35-45 mm. Virus ini dapat tetap hidup (survive) di
alam ini melalui 2 mekanisme. Mekanisme pertama, transmisi vertikal dalam
tubuh nyamuk, dimana virus yang ditularkan oleh nyamuk betina pada telurnya
yang nantinya akan menjadi nyamuk.
Virus juga dapat ditularkan dari nyamuk jantan pada nyamuk betina
melalui kontak seksual. Mekanisme kedua, transmisi virus dari nyamuk ke dalam
tubuh manusia dan sebaliknya. Nyamuk mendapatkan virus ini pada saat
melakukan gigitan pada manusia yang pada saat itu sedang mengandung virus
dengue pada darahnya (viremia). Virus yang sampai ke lambung nyamuk akan
mengalami replikasi (memecah diri/berkembang biak), kemudian akan migrasi
yang akhirnya akan sampai di kelejar ludah. Virus yang berada di lokasi ini setiap
saat siap untuk dimasukkan ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk
8
klinis dan perjalanan penyakitnya. Pada prinsipnya bentuk reaksi tubuh terhadap
keberadaan virus dengue adalah sebagai berikut :
1. Bentuk reaksi pertama
Mengendapkan bentuk netralisasi virus pada pembuluh darah kecil, kulit
berupa gejala ruang (rash). 11
2. Bentuk reaksi kedua
Terjadi gangguan fungsi pembekuan darah sebagai akibat dari penurunan
jumlah darah dan kualitas komponen-komponen pembuluh darah yang
menimbulkan manifestasi perdarahan.
9
Menguras
Menutup
Mendaur ulang dan Membuang sampah pada tempatnya
Memantau
Plus
Menerapkan penggunaan penyemprotan insektisida selama
wabah berlangsung sebagai salah satu langkah vector- control
darurat atau dikenal dengan fogging,
Menaburkan serbuk abate (temephos) pada tempat
penampungan air
Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan cupang/ikan adu)
pada kolam air.
Menggunakan alat perlindunagn individual di rumah tannga
seperti penutup jendela, baju lengan panjang, kelambu, dll.
2. Pencegahan Sekunder
Untuk demam berdarah yang parah, dilakukan pengobatan medic oleh
dokter dan perawat yang berpengalaman. Pengobatan medic dapat
menurunkan angka kematian lebih dari 20% sampai dengan 1%. Menjaga
volume cairan tubuh pasien adalah hal yang sangat kritikal untuk pasien
dengan demam berdarah yang parah.
Diperlukan pengawasan pederita kontak dan lingkungan sekitar dengan
melaporkan kejadian kepada instansi kesehatan setempat, mengisolasi atau
waspada dengan menghindari penderita demam dari gigitan nyamuk pada
siang hari dengan memasang kasa pada ruang perawatan penderita dengan
menggunakan kelambu yang telah direndam dalam insektisida atau lakukan
penyemprotan tempat pemukiman dengan insektisida yang punya efek
knock down terhadap nyamuk dewasa ataupun dengan insektisida yang
meninggalkan residu. Lakukan investigasi terhadap kontak dan sumber
infeksi. Selidiki tempat tinggal penderita 2 minggu sebelum sakit.
3. Pencegahan Tersier
10
Untuk penderita DBD yang telah sembuh, diharapkan menerapkan
pencegahan primer dengan sempurna. Melakukan stratifikasi daerah rawan
wabah DBD diperlukan bagi dinas kesehatan terkait.
b. Penanggulangan
1. Diagnosis Dini
Diperlukan alat penunjang (laboratorium)
Perhatikan tanda kegawatan
Perlu monitor berkala : gejala dan laboratorium
2. Perhatian Khusus
Demam 3 hari atau lebih tanpa sebab
Minum air putih yang banyak
Pemeriksaan darah sebaiknya pada demam hari ke-3 atau lebih
3. Fogging Massal
4. Pemberantasan terpadu
5. Promosi Kesehatan
11
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti Virus
ini dapat tetap hidup (survive) di alam ini melalui 2 mekanisme. Mekanisme
pertama, transmisi vertikal dalam tubuh nyamuk, dimana virus yang ditularkan
oleh nyamuk betina pada telurnya yang nantinya akan menjadi nyamuk. Virus
memasuki tubuh ke manusia melalui gigitan nyamuk menembus kulit. Setelah itu
disusul oleh periode tenang selama kurang lebih 4 hari, dimana virus melakukan
replikasi secara cepat dalam tubuh manusia. Pencegahan dilakukan dengan
pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Malaria adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dari manusia dan
hewan lain yang disebabkan oleh protozoa parasit (sekelompok mikroorganisme
bersel tunggal) dalam tipe Plasmodium. Penyakit malaria disebabkan oleh bibit
penyakit yang hidup di dalam darah manusia. Bibit penyakit tersebut termasuk
binatang bersel satu, tergolong amuba yang disebut Plasmodium
Penyakit malaria ditularkan melalui 2 cara yaitu secara alamiah dan non
alamiah Secara Alamiah yaitu penularan melalui gigitan nyamuk anopheles yang
mengandung parasit malaria. Secara Non alamiah yaitu penularan yang bukan
melalui gigitan nyamuk anopheles
III.2 Saran
Untuk pembaca agar bisa meningkatkan lagi pemahaman mengenai malaria
dan DBD dan lakukan usaha pencegahan semaksimal mungkin. Masyarakat
diharapkan dapat meningkatkan kesadaran mengenai berbahayanya Malaria dan
DBD. Untuk pemerintah, tingkatkan lagi program pemberantasan Malaria dan
DBD.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://www.voanews.com/indonesian/news/Butuh-10-15-Tahun-Lagi-untuk-
Temukan-Vaksin-Malaria-129755538.html diakses pada 25 Agustus
2017
13