PPST – AHSP
KELOMPOK KERJA BENDUNG
RPT0
RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS
BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL
Konsep
PENDAHULUAN........................................................................................................... iii
2. ACUAN NORMATIF............................................................................................. 1
BIBLIOGRAFI ............................................................................................................... 11
i
KATA PENGANTAR
Konsep pedoman ini merupakan hasil kajian dari berbagai pedoman spesifikasi teknik
pekerjaan yang ada. Pembahasan dilakukan pada Kelompok Umum dari Gugus Kerja
Pendayagunaan Sumber Daya Air pada Sub-Panitia Teknis sumber Daya Air yang berada
dibawah naungan Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil,
Departemen Pekerjaan Umum.
Proses pembahasan yang dimulai dari Rapat Kelompok Bidang Keahlian, Rapat Gugus
Kerja, Rapat Teknis dan Konsensus pada tingkat Sub-Panitia Teknis Sumber Daya Air yang
kemudian Rapat Penetapan pada Panitia Teknis sesuai dengan mekanisme proses
pembuatan pedoman di Departemen Pekerjaan Umum.
ii
PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang-undang No.7 tahun 2004, tentang Sumber Daya Air bahwa
pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana sumber daya air harus berdasarkan
norma, standar, pedoman dan manual (NSPM). Sehubungan dengan hal tersebut, pada saat
ini telah tersusun NSPM yang umumnya mengenai tata cara perencanaan, cara uji mutu
pekerjaan dan spesifikasi teknis bahan serta konstruksi dari bangunan air yang akan
dibangun.
Pedoman ini menetapkan tata cara operasi dan pemeliharaan bendung yang berfungsi untuk
melayani bangunan pengambilan air.
Pedoman ini mencakup data dan informasi yang diperlukan, dasar-dasar operasi dan
pemeliharaan serta uraian detail operasi, pemeriksaan, perawatan, perbaikan dan
pengamanan bangunan bendung.
iii
RPT0-Pd T-xx-xxxx
1. RUANG LINGKUP
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, pelaksanaan pekerjaan operasi dan
pemeliharaan serta pengukuran dan pembayaran untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan
bangunan bendung.
Pedoman ini menetapkan tata cara operasi dan pemeliharaan bendung yang berfungsi untuk
melayani bangunan pengambilan air.
Pedoman ini mencakup data dan informasi yang diperlukan, dasar-dasar operasi dan
pemeliharaan serta uraian detail operasi, pemeriksaan, perawatan, perbaikan dan
pengamanan.
2. ACUAN NORMATIF
Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) :
- RSNI T - 03 – 2002 : Tata Cara Pemeliharaan Jaringan Irigasi Teknis
Pedoman :
- Pd. T-05-2005-A : Operasi dan pemeliharaan bendung karet isi udara (Tabung karet)
Pedoman dan Petunjuk :
- Pedoman Prosedur Pemeliharaan Jaringan Irigasi, 1995, Direktorat Jenderal Pengairan,
Departemen Pekerjaan Umum.
- Pedoman Operasi Jaringan Irigasi Partisipatif pada Irigasi Air Permukaan, 2006,
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum
Nota Perencanaan :
- Nota Perencanaan dan Penuntun untuk Pemasangan Eksplotasi dan Pemeliharaan,
1988, Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum.
1 dari 44
RPT0-Pd T-xx-xxxx
2 dari 44
RPT0-Pd T-xx-xxxx
6. PELAKSANAAN PENGOPERASIAN
6.1. Tubuh Bendung
Pengoperasian pada tubuh bendung terjadi jika jenis tubuh bendung sebagai berikut :
1) Bendung Gerak dengan Pintu
Bendung gerak mempunyai perubahan ketinggian air (affux) kecil, akibatnya
bendung gerak sering dibangun bila tepi/tebing sungai rendah. Pada bendung
gerak yang agak kecil (kurang dari 5,0 m), hanya dibuat pintu pelimpah/pintu
spillway dan pintu kantong bilas. Pada konstruksi yang lebih panjang dapat
dibangun pembilas sungai dan diletakkan antara pintu bilas dan pintu
pelimpah/pintu gerak (spillway gate). Bangunan pembersih lumpur dapat dibuat
ataupun tidak. Umumnya bila tak dilengkapi bangunan pembersih lumpur dan
kandungan lumpurnya tinggi, kantong lumpur perlu dibangun pada saluran induk di
hilir pengambilan. Sesuai dengan Pedoman Operasi Jaringan Irigasi Partisipatif
pada Irigasi Air Permukaan, pola pengoperasian adalah sebagai berikut :
a) Pada musim kemarau atau debit normal.
3 dari 44
RPT0-Pd T-xx-xxxx
4 dari 44
RPT0-Pd T-xx-xxxx
Urutan group pintu adalah (dari kiri ke kanan ) W2, W5, W4, W3, W1
- Lepaskan debit sebesar 1,25 x Q1 pada pintu gerak paling dekat dengan
pintu bilas kanan (W1)
- Dengan cara yang sama atur bukaan pintu di samping dinding paling kiri
sehingga debit = 1,25 x Q2 (W2)
- Bagilah bukaan group lain misalnya W3, W4, W5, agar (bank), group W4
terletak paling tengah
- Atur group pintu tengah (W4) hingga puncaknya 15 cm di atas muka air
banjir rencana
- Atur W3 disamping W1 agar bukaannya sama dengan (W1+ W4)/2
- Dengan cara sama, atur bukaan W5 = (W4 + W2) / 2
c) Waktu banjir besar kala ulang 50 dan 100 tahun.
Pada saat ini semua pintu (bendung gerak, pintu bilas, dan pintu bilas sungai)
dibuka penuh sedangkan pintu pengambilan ditutup. Saat banjir surut, kalau
kandungan sedimen dalam air sesuai toleransi, pintu pengambilan dibuka lagi
dan pengoperasian pintu sama dengan waktu banjir kecil seperti diterangkan
terdahulu.
2) Bendung Karet
Operasi bendung karet isi udara ditujukan untuk menjalankan fungsinya, yang
bisa dicapai pada 2 (dua) kondisi sesuai dengan Pd T-05-2005-A, yaitu:
a) Kondisi mengembang, yang berfungsi untuk membendung muKa air hulu
sehingga bisa memenuhi fungsinya sebagai pelayanan bangunan penganibilan
maupun menahan intrusi air laut;
b) Kondisi mengempis, yang berfungsi untuk meniadakan pembendungan ketika
terjadi debit besar dengan elevasi muka air melampaui batas tertentu, sehingga
bisa menghindari peningkatan ancaman banjir akibat adanya bendung.
Pada dasarnya bendung karet berada dalam keadaan mengembang untuk
memenuhi fungsinya sebagai pelayanan bangunan pengambilan maupun menahan
intrusi air laut. Tekanan udara dalam tubuh bendung harus dirertahankan diatas
batas minimum agar bendung cukup kaku dan tidak boleh melampaui tekanan
maksimum agar bendung terhindar dari kerusakan. Apabila terjadi banjir, untuk
menghindari peningkatan ancaman banjir, bendung dikempiskan secara otomatis
5 dari 44
RPT0-Pd T-xx-xxxx
melalui sensor muka air hulu mencapai muka air pengempisan. Bendung karet bisa
dikempiskan secara manual untuk melayani suatu keperluan tertentu.
Pengembangan kembali bendung karet diperlukan apabila rnuka air sungai turun
hingga di bawah muka air normal. Pada bendung karet yang berfungsi untuk
menahan intrusi air laut, pengembangan kembali harus segera dilakukan sebelum
terjadi aliran air asin ke hulu bendung.
6.2. Bangunan Pengambilan
Pembukaan dan penutupan pintu pengambilan yang terkoordinir akan dapat
mengalirkan debit air sesuai dengan kebutuhan. Pada saat banjir atau pada saat
kandungan endapan di sungai tinggi, pintu pengambilan ditutup sesuai dengan
Pedoman Operasi Jaringan Irigasi Partisipatif pada Irigasi Air Permukaan.
i. Tinggi muka air di hulu bendung tidak boleh melampaui puncak tanggul banjir atau
elevasi yang telah ditetapkan;
ii. Endapan di hulu bendung sewaktu-waktu harus dibilas;
iii. Elevasi muka air di hulu bendung dicatat dua kali sehari atau tiap jam di musim
banjir;
iv. Debit air yang masuk ke saluran dicatat setiap kali terjadi perubahan;
v. Bangunan pengambilan dilengkapi pintu dengan tujuan sebagai berikut :
- Untuk mengatur air yang masuk ke dalam saluran;
- Untuk mencegah endapan masuk ke dalam saluran;
- Untuk mencegah air banjir masuk ke dalam saluran;
vi. Jika pintu pengambilan lebih dari satu buah maka selama operasi berlangsung
tinggi bukaan pintu harus sama besar, kecuali ada salah satu pintu yang sedang
diperbaiki;
vii. Pada waktu banjir atau kandungan endapan di sungai terlalu besar, pintu bangunan
pengambilan harus ditutup dan pengaliran air di saluran dihentikan;
viii. Jika di depan pintu pengambilan di pasang saringan sampah, pembersihan sampah
dilakukan setelah pintu pengambilan ditutup.
6.3. Bangunan Pembilas
Tiga cara pengoperasian kantong pembilas sesuai dengan Pedoman Operasi Jaringan
Irigasi Partisipatif pada Irigasi Air Permukaan sebagai berikut :
1) Operasi kolam tenang (still pond regulation)
Pada cara ini semua pintu pembilas ditutup. Hanya jumlah air yang diperlukan
saluran yang dialirkan ke dalam kantong pembilas, selebihnya dialirkan di bagian
lain dari bangunan utama. Kecepatan air di dalam kantong pembilas dengan
demikian akan rendah, oleh karena itu jumlah air yang masuk ke dalamnya kecil
dan menyebabkan air yang masuk ke saluran relatif bersih.
Endapan dibiarkan mengendap di dalam kantong pembilas sampai mencapai
ketinggian kurang lebih 0,5 meter. Kemudian pintu pengambilan ditutup dan pintu
pembilas dibuka untuk membersihkan kantong pembilas. Setelah kantong pembilas
bersih, pintu pembilas ditutup kembali dan pintu pengambilan dibuka kembali untuk
mengalirkan air ke saluran.
Cara pengoperasian ini disebut Operasi Kolam Tenang dan sangat efektif untuk
mengurangi endapan masuk ke saluran. Akan tetapi operasi semacam ini hanya
dilakukan kalau ambang pintu pengambilan relatif tinggi di atas dasar kantong
6 dari 44
RPT0-Pd T-xx-xxxx
7 dari 44
RPT0-Pd T-xx-xxxx
ke dalam kantong lumpur melalui pintu penguras, dasar kantong lumpur harus lebih
tinggi dan muka air di hilir bendung atau pada saat muka air di hilir bendung lebih
tinggi dan dasar kantong lumpur, pintu penguras ditutup dan kalau perlu pengaliran
air ke saluran dihentikan
7. PELAKSANAAN PEMELIHARAAN
Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan sesuai dengan Pedoman Prosedur Pemeliharaan
Jaringan Irigasi, meliputi :
7.1. Pengamanan dan Pencegahan
Pengamanan dan pencegahan adalah usaha dan pengamanan untuk menjaga kondisi
dan atau fungsi bangunan. Kegiatan pengamanan dan pencegahan, meliputi :
1) Inspeksi rutin minimal satu kali dalam 2 (dua) minggu;
2) Menghalau binatang (kerbau dan lain-lain) supaya tidak masuk ke dalam saluran;
3) Pada lokasi-lokasi yang penting dan berbahaya harus dipasang tanda-tanda atau
rambu-rambu peringatan.
7.2. Kegiatan Perawatan
Perawatan adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi bangunan,
tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti. Kegiatan perawatan, meliputi :
1) Perawatan Rutin
Perawatan rutin adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi
bangunan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti. Dan
dilaksanakan setiap waktu. Perawatan rutin terhadap bangunan bendung meliputi :
a) Pertumbuhan rumput di bangunan yang akan mengganggu fungsi harus
dipotong atau dibersihkan;
b) Sampah-sampah atau timbunan pengganggu (ganggang, eceng gondok plastik,
dan lain-lain) yang mengganggu kapasitas debit saluran harus dibersihkan;
c) Lubang-lubang pada tanggul dan longsoran-longsoran kecil pada tebing saluran
jika akan menimbulkan bocoran/mengganggu aliran harus segera diperbaiki;
d) Bagian-bagian yang bekerja pada pintu harus dapat bergerak bebas, harus
dilumasi dengan gemuk dan dibersihkan dari kotoran;
e) Bagian pintu yang mudah berkarat dan keropos harus di cat.
Kegiatan perawatan rutin dilaksanakan secara swakelola.
2) Perawatan Berkala
Perawatan berkala adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi
bangunan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti. Dan
dilaksanakan secara berkala. Perawatan berkala untuk bangunan bendung
dilakukan sebagai berikut :
a) Endapan lumpur di sepanjang saluran atau bangunan harus diangkat dan
normalisasi profil saluran setiap tahun pada saat pengeringan;
b) Pintu air atau papan petunjuk operasional dan papan duga setiap 2 (dua) tahun
sekali harus di cat kembali;
c) Memperbaiki pintu yang macet dan bangunan yang rusak ringan;
8 dari 44
RPT0-Pd T-xx-xxxx
9 dari 44
RPT0-Pd T-xx-xxxx
Nomor Satuan
Uraian
Pembayaran Pengukuran
10 dari 44
RPT0-Pd T-xx-xxxx
Bibliografi
Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Pengairan, 1988, Nota Perencanaan dan
Penuntun untuk Pemasangan Eksplotasi dan Pemeliharaan, Jakarta
Mawardi, Erman, Drs., Dipl., AIT., Alfabeta CV, 2004, Desain Hidrolik Bendung Tetap untuk
Irigasi Teknis, Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, 2005, Pd T-05-2005-A,
Operasi dan pemeliharaan bendung karet isi udara (Tabung karet) , Jakarta
Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, 2006, Pedoman
Operasi Jaringan Irigasi Air Permukaan, Jakarta
11 dari 44
RPT0-Pd T-xx-xxxx
LAMPIRAN – A
1. Latar Belakang
Cakupan isi latar belakang dalam penyusunan kerangka acuan kerja, menguraikan :
- Menginformasikan tentang letak administratif daerah pekerjaan
- Menginformasikan kondisi daerah pekerjaan yang meliputi kondisi topografi, geologi
regional, kondisi klimatologi, kondisi hidrologi serta ekositem pada daerah
pekerjaan
- Kendala-kendala yang perlu diantisipasi dalam pelaksanaan pekerjaan
- Maksud dan tujuan secara global dengan adanya kegiatan
2. MAKSUD DAN TUJUAN
2.1. Maksud
Maksud dari pekerjaan ini adalah melakukan kegiatan operasi dan pemeliharaan
berdasarkan kegiatan hasil desain dan konstruksi sehingga pemenuhan keperluan air
akan irigasi dapat berlangsung secara optimal.
2.2. Tujuan
Tujuan dari pekerjaan ini adalah melakukan perawatan bangunan sehingga bangunan
dapat berfungsi sesuai dengan fungsinya serta tidak cepat rusak.
3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
3.1. Pengumpulan Data dan Informasi
Data dan informasi yang diperlukan dalam pengoperasian bendung dan bangunan
pelengkapnya, meliputi :
1) peta wilayah kerja pengelolaan air irigasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya
(skala 1 : 25.000 atau disesuaikan)
2) peta daerah irigasi (skala 1 : 5.000)
3) skema jaringan irigasi
4) skema rencana pembagian dan pemberian air
5) gambar purna konstruksi (as built drawing)
6) dokumen dan data data lain, meliputi :
- manual pengoperasian bendung; bangunan ukur debit
- data seri dari catatan curah hujan
- data debit sungai
- data klimatologi
- data lengkung debit bendung
3.2. Persyaratan
3.2.1. Operasi
Persyaratan dalam operasi bangunan bendung adalah sebagai berikut :
1) Bendung gerak, pintu pembilas, dan pintu intake
Agar operasi bangunan utama bendung gerak dan bangunan penunjang
bendung tetap (intake dan pembilas) dapat terlaksana dengan baik
disyaratkan hal-hal berikut :
12 dari 44
RPT0-Pd T-xx-xxxx
3.3. Operasi
3.3.1. Tubuh Bendung
Pengoperasian pada tubuh bendung terjadi jika jenis tubuh bendung sebagai berikut :
1) Bendung Gerak dengan Pintu
Bendung gerak mempunyai perubahan ketinggian air (affux) kecil, akibatnya
bendung gerak sering dibangun bila tepi/tebing sungai rendah. Pada bendung
gerak yang agak kecil (kurang dari 200 in), hanya dibuat pintu pelimpah/pintu
spillway dan pintu kantong bilas. Pada konstruksi yang lebih panjang dapat
dibangun pembilas sungai dan diletakkan antara pintu bilas dan pintu
pelimpah/pintu gerak (spillway gate). Bangunan pembersih lumpur boleh dibuat
ataupun tidak. Umumnya bila tak dilengkapi bangunan pembersih lumpur dan
kandungan lumpurnya tinggi, kantong lumpur perlu dibangun pada saluran induk
di hilir pengambilan. Sesuai dengan Pedoman Operasi Jaringan Irigasi Partisipatif
pada Irigasi Air Permukaan, pola pengoperasian adalah sebagai berikut :
a) Pada musim kemarau atau debit normal.
13 dari 44
RPT0-Pd T-xx-xxxx
14 dari 44
RPT0-Pd T-xx-xxxx
- Jika debit pada kantong pembilas Q1, atur bukaan pintu melalui group.
Wi yang debitnya = 1,25 x Q1
Catatan : Q1 adalah debit pengambilan ditambah debit excluder jika ada.
- Sekarang, diharapkan Vs/Vp > 1
- Buka pintu group W4 yang terletak paling jauh dari kantong pembilas
sedemikian agar bagian atas pintu 15 cm diatas muka banjir rencana
(muka air di hulu bendung).
- Buka pintu W2 dan W3 berbentuk miring (wedge shape). Misalnya
bukaan pintu W1 dan W4 masing-masing 160 cm dan 70 cm, maka
bukaan W3 = 70 +(160 - 70) / 3 = 100 cm. Sedangkan bukaan W2 =
70+(160-70) 2 / 3 = 130 cm.
Contoh bila bendung gerak dilengkapi bangunan pengambilan pada dua
sisi sungai, apabila :
W1 = lebar pembilas kanan
W2 = lebar pembilas kiri
Qi = debit yang lewat pada pembilas (kantong pembilas) kanan
Q2 = debit pembilas yang lewat pembilas kiri.
Urutan group pintu adalah (dari kiri ke kanan ) W2, W5, W4, W3, W1
- Lepaskan debit sebesar 1,25 x Q1 pada pintu gerak paling dekat
dengan pintu bilas kanan (W1)
- Dengan cara yang sama atur bukaan pintu di samping dinding paling kiri
sehingga debit = 1,25 x Q2 (W2)
- Bagilah bukaan group lain misalnya W3, W4, W5, agar (bank), group
W4 terletak paling tengah
- Atur group pintu tengah (W4) hingga puncaknya 15 cm di atas muka air
banjir rencana
- Atur W3 disamping W1 agar bukaannya sama dengan (W1+ W4)/2
- Dengan cara sama, atur bukaan W5 = (W4 + W2) / 2
c) Waktu banjir besar periode 50 dan 100 tahun.
Pada saat ini semua pintu (bendung gerak, pintu bilas, dan pintu bilas sungai)
dibuka penuh sedangkan pintu pengambilan ditutup. Saat banjir surut, kalau
kandungan sedimen dalam air sesuai toleransi, pintu pengambilan dibuka lagi
dan pengoperasian pintu sama dengan waktu banjir kecil seperti diterangkan
terdahulu.
2) Bendung Karet
Operasi bendung karet isi udara ditujukan untuk menjalankan fungsinya,
yang bisa dicapai pada 2 (dua) kondisi sesuai dengan Pd T-05-2005-A, yaitu:
a) Kondisi mengembang, yang berfungsi untuk membendung muKa air hulu
sehingga bisa memenuhi fungsinya sebagai pelayanan bangunan
penganibilan maupun menahan intrusi air laut.
b) Kondisi mengempis, yang berfungsi untuk meniadakan pembendungan ketika
terjadi debit besar dengan elevasi muka air melampaui batas tertentu,
sehingga bisa menghindari peningkatan ancaman banjir akibat adanya
bendung.
Pada dasarnya bendung karet berada dalam keadaan mengembang untuk
memenuhi fungsinya sebagai pelayanan bangunan pengambilan maupun
menahan intrusi air laut. Tekanan udara dalam tubuh bendung harus
dirertahankan diatas batas minimum agar bendung cukup kaku dan tidak boleh
melampaui tekanan maksimum agar bendung terhindar dari kerusakan. Apabila
15 dari 44
RPT0-Pd T-xx-xxxx
16 dari 44
RPT0-Pd T-xx-xxxx
17 dari 44
RPT0-Pd T-xx-xxxx
bendung lebih tinggi dan dasar kantong lumpur, pintu penguras ditutup dan kalau
perlu pengaliran air ke saluran dihentikan
3.4. Pemeliharaan
3.4.1. Pengamanan dan Pencegahan
Pengamanan dan pencegahan adalah usaha dan pengamanan untuk menjaga
kondisi dan atau fungsi bangunan. Kegiatan pengamanan dan pencegahan, meliputi :
1) Inspeksi rutin minimal satu kali dalam 2 (dua) minggu
2) Menghalau binatang (kerbau dan lain-lain) supaya tidak masuk ke dalam saluran
3) Pada lokasi-lokasi yang penting dan berbahaya harus dipasang tanda-tanda atau
rambu-rambu peringatan
3.4.2. Kegiatan Perawatan
Perawatan adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi
bangunan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti. Kegiatan
perawatan, meliputi :
1) Perawatan Rutin
Perawatan rutin adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi
bangunan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti serta
dilaksanakan setiap waktu. Perawatan rutin terhadap bangunan utama dan
bangunan penunjang bendung meliputi :
a) Pertumbuhan rumput di bangunan yang akan mengganggu fungsi harus
dipotong atau dibersihkan
b) Sampah-sampah atau timbunan pengganggu (ganggang, eceng gondok
plastik, dan lain-lain) yang mengganggu kapasitas debit saluran harus
dibersihkan
c) Lubang-lubang pada tanggul dan longsoran-longsoran kecil pada tebing
saluran, bila akan menimbulkan bocoran/ mengganggu aliran harus segera
diperbaiki.
d) Bagian-bagian yang bekerja pada pintu harus dapat bergerak bebas, harus
dilumasi dengan gemuk dan dibersihkan dari kotoran.
e) Bagian pintu yang mudah berkarat dan keropos harus di cat.
Kegiatan perawatan rutin dilaksanakan secara swakelola.
2) Perawatan Berkala
Perawatan berkala adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan
fungsi bangunan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti. Dan
dilaksanakan secara berkala. Perawatan berkala untuk bangunan bendung
dilakukan sebagai berikut :
a) Endapan lumpur di sepanjang saluran atau bangunan harus diangkat dan
normalisasi profil saluran setiap tahun pada saat pengeringan
b) Pintu air atau papan petunjuk operasional dan papan duga setiap 2 (dua)
tahun sekali harus di cat kembali
c) Memperbaiki pintu yang macet dan bangunan yang rusak ringan
d) Tanaman air, pepohonan dan semak-semak liar yang besar-besar harus
dibongkar atau dibersihkan
Kegiatan perawatan berkala dilaksanakan secara swakelola dan atau diborongkan.
3.4.3. Kegiatan Perbaikan
Perbaikan adalah usaha-usaha untuk mengembalikan kondisi dan fungsi bangunan.
Kegiatan perbaikan, meliputi :
1) Perbaikan Darurat
18 dari 44
RPT0-Pd T-xx-xxxx
19 dari 44
RPT0-Pd T-xx-xxxx
LAMPIRAN – B
20 dari 44
RPT0-Pd T-xx-xxxx
21 dari 44
RPT0-Pd T-xx-xxxx
22 dari 44
FORMULIR PENCATATAN DEBIT
Debit Cara
Nama Debit (l/det) pada tanggal Jumlah Rata-rata Pengukuran Kondisi Alat Ukur
No Bangunan Kontrol Debit Setengah Debit
(Bagi/Bagi Sadap/Sadap) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 (l/det) Bulanan
a b Baik Rusak
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 (l/det)
23 dari 44
LAMPIRAN – C
Nama : Nama :
NIP : NIP :
Lampiran C.1 Formulir Operasi Bendung dan Bangunan Pelengkapnya
RPT0-Pd T-xx-xxxx
RPT0-Pd T-xx-xxxx
Nama : Nama :
NIP : NIP :
24 dari 44
FORMULIR LAPORAN KERUSAKAN JARINGAN DAN FASILITAS IRIGASI
Tahun Anggaran : 20…….. / 20………
Keadaan
Saluran/
Awal Desa,
Bangunan
No Tgl Keterangan Layanan Kecamatan,
dengan hm/
(Ha) Kabupaten
Prioritas
Arus
Tidak
Retak
Macet
Tipe
Waled
Kurang
Rumput
Bocoran
Melesak
Sampah
Lain-lain
Tonjolan
Melentur
Pelumas
Panjang/
Berkarat/
Bengkok/
Menurun/
Sedimen/
berfungsi/
Tersumbat
Longsoran/
Tanaman Air
Rusak/ Putus
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 R R R R R R R R R R R R R R
S S S S S S S S S S S S S S
B B B B B B B B B B B B B B
2 R R R R R R R R R R R R R R
S S S S S S S S S S S S S S
B B B B B B B B B B B B B B
3 R R R R R R R R R R R R R R
S S S S S S S S S S S S S S
B B B B B B B B B B B B B B
4 R R R R R R R R R R R R R R
S S S S S S S S S S S S S S
25 dari 44
B B B B B B B B B B B B B B
5 R R R R R R R R R R R R R R
S S S S S S S S S S S S S S
B B B B B B B B B B B B B B
6 R R R R R R R R R R R R R R
S S S S S S S S S S S S S S
B B B B B B B B B B B B B B
7 R R R R R R R R R R R R R R
S S S S S S S S S S S S S S
B B B B B B B B B B B B B B
8 R R R R R R R R R R R R R R
S S S S S S S S S S S S S S
B B B B B B B B B B B B B B
………………., ………....…………………………
Mantri Pengairan
Lampiran C.2 Formulir Pemeliharan Bendung dan Bangunan Pelengkapnya
………………………………………
NIP.
RPT0-Pd T-xx-xxxx
FORMULIR LAPORAN KERUSAKAN BENCANA ALAM
Disebabkan : ………………….
26 dari 44
…………………, ……………....................... 20…
Kepala Ranting Pengairan
………………………..…
NIP.
RPT0-Pd T-xx-xxxx
FORMULIR DAFTAR KEBUTUHAN BAHAN CAT DAN PELUMAS PINTU AIR
Untuk Perencanaan/Pelaksanaan *)
Kemantren Cat (kg) Teer (kg) Paslin (kg) Solar (lt) Oli SAE 90 (lt) Oli SAE 40 (lt) Lain-lain
No Keterangan
Pengairan Areal a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
27 dari 44
Disetujui ……...………., ………....………………….. 20…..
Kepala Cabang Dinas PU Pengairan Pengamat Pengairan
………………….…………………… Ranting …………………….
(……………………………………………… (………………………………………………………
NIP. NIP.
RPT0-Pd T-xx-xxxx
FORMULIR DAFTAR USULAN SKALA PRIORITAS PEKERJAAN PEMELIHARAAN
YANG DI SWAKELOLAKAN
Tahun Anggaran : 20 ….. / 20…..
Sal.
Sal.
Bagi
Banjir
Radio
Bang.
Bang.
Bebas
Sadap
Kantor
Talang
gorong
Waduk
Syphon
Gorong-
Terjunan
Bendung
Jembatan
Sal. Induk
Bangunan
Got Miring
Pompa Air
Pembuang
Pembuang
Pengendali
Bang. Bagi/
Komunikasi
Sal. Suplesi
Bang. Sadap
Pengambilan
Penambahan
Bang. Rumah
Sal. Sekunder
Jalan Inspeksi
Tanggul Banjir
Bang. Lain-lain
Bang. Lain-lain
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
28 dari 44
Disetujui …………………, ……….…....................... 20…..
Kadinas PU Pengairan Propinsi Kepala Cabang Dinas PU Pengairan
(…………………………..…………) (………………………..…..)
NIP. NIP.
RPT0-Pd T-xx-xxxx
FORMULIR DAFTAR USULAN SKALA PRIORITAS PEKERJAAN PEMELIHARAAN BERKALA
YANG DI BORONGKAN
Tahun Anggaran : 20 ….. / 20…..
Sal.
Sal.
Bagi
Banjir
Radio
Bang.
Bang.
Bebas
Sadap
Kantor
Talang
gorong
Waduk
Syphon
Gorong-
Terjunan
Bendung
Jembatan
Sal. Induk
Bangunan
Got Miring
Pompa Air
Pembuang
Pembuang
Pengendali
Bang. Bagi/
Komunikasi
Sal. Suplesi
Bang. Sadap
Pengambilan
Penambahan
Bang. Rumah
Sal. Sekunder
Jalan Inspeksi
Tanggul Banjir
Bang. Lain-lain
Bang. Lain-lain
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
29 dari 44
Disetujui …………………, ……….…....................... 20…..
Kadinas PU Pengairan Propinsi Kepala Cabang Dinas PU Pengairan
(…………………………..…………) (………………………..…..)
NIP. NIP.
RPT0-Pd T-xx-xxxx
FORMULIR PROGRAM PEKERJAAN BERKALA YANG DI BORONGKAN
Tahun Anggaran : 20.…. / 20.….
Uraian Pekerjaan
Paket Daerah Nama Saluran/ Jadwal
1. Jenis Pekerjaan Pemeliharaan
No Irigasi Bangunan Banyaknya Biaya Pelaksanaan Keterangan
No Kode DI Lokasi (Hm) Pekerjaan (Bh/Km) (Rp.1000) Tgl …. s/d ….
2. Kecamatan & Kabupaten
….. Hari
1 2 3 4 5 6 9 10
30 dari 44
XXXX Jumlah XXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
(………………………..…..)
NIP.
RPT0-Pd T-xx-xxxx
FORMULIR LAPORAN 2 MINGGUAN : PELAKSANAAN PEKERJAAN BERKALA
YANG DI SWAKELOLAKAN
Progres s/d 2
Target Fisik/ Plafon Progres 2 Minggu Progres Selama 2
No Urut Uraian minggu ini Keterangan
Biaya (Rp) Yang Lalu (Rp) Minggu Terakhir
(Rp) (%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Upah Tenaga Harian
2 Kebutuhan Bahan
31 dari 44
Sub Jumlah (Rp)
Jumlah Bahan & Upah (Rp)
Dana Tersedia Untuk Bahan (Rp) XXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXX XXXXX XXXXX
Jumlah (Rp) XXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXX XXXXX XXXXX
XXXXXXXX
3 Pelaksanaan Fisik Kuantitas / Volume % XX
( ……………………….)
NIP.
RPT0-Pd T-xx-xxxx
FORMULIR LAPORAN BULANAN : PELAKSANAAN PEKERJAAN BERKALA
YANG DI SWAKELOLAKAN
Tahun Anggaran : 20.…. / 20.….
Uraian Pekerjaan
Jadwal
Nama 1. Jenis Pekerjaan Jadwal
No dan Tgl Surat Nama Pelaksanaan Banyaknya Biaya
No Saluran/ Pemeliharaan Pelaksanaan Keterangan
Penugasan Pelaksana Tgl …. s/d …. Ranting Pekerjaan
Bangunan 2. Kecamatan & Upah Bahan Jumlah Tgl …. s/d ….
….. Hari (Bh/Km)
Lokasi (Hm) Kabupaten (Rp.1000) (Rp.1000) (Rp.1000) ….. Hari
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
32 dari 44
XXXX Jumlah XXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
(………………………..…..)
NIP.
RPT0-Pd T-xx-xxxx
FORMULIR LAPORAN MINGGUAN : KEMAJUAN PEKERJAAN BERKALA
YANG DIBORONGKAN
Daerah Irigasi : ………………..……. No & Tgl SPK : ………………. Kontrak Mulai Tgl : …………………
Ranting Pengairan : ………………..……. Pemborong : ………………. Rencana Selesai Tgl : …………………
Cabang Dinas PU Pengairan : ………………..…….
Periode Tanggal : ….…… s/d …….....
33 dari 44
XXXX Jumlah Kemajuan Fisik XXXXXXXX XXXXXXXXXX XXXXXXXXXX XXXXXXX XXXXXXXXXXXXX
No dan Tanggal Surat Volume Bahan (zak/ Harga Satuan Jumlah Harga
No Nama Rekanan Nama/ Jenis Bahan 3 Keterangan
Pesanan/ SPK m / bh/ kg) (Rp) (Rp.1000)
1 2 3 4 5 6 7 = (5)x(6) 8
34 dari 44
XXXX Jumlah Bulan Lalu XXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXX XXXXXXXXX
XXXX Jumlah s/d Akhir Bulan Ini XXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXX XXXXXXXXX
( ………………….…………….. )
NIP.
RPT0-Pd T-xx-xxxx
FORMULIR PEMANTAUAN BULANAN :
PENGGUNAAN BAHAN PEKERJAAN SWAKELOLA
Tahun Anggaran : 20….. / 20…..
Uraian Pekerjaan
Penggunaan Di Ranting Banyaknya Bahan Yang Sudah
No Nama/ Jenis Bahan 3 (Lokasi & Jenis Keterangan
Pengairan Terpakai (zak/ m / bh/ lt/ kg)
Pekerjaan)
1 2 3 4 5 6
35 dari 44
………….., ……………………..….. 20….
Kepala Cabang Dinas PU Pengairan
( ………………….…………….. )
NIP.
RPT0-Pd T-xx-xxxx
FORMULIR PEMANTAUAN BULANAN : PENGGUNAAN CAT DAN PELUMAS
PINTU BENDUNG / BANGUNAN BAGI BESAR
Tahun Anggaran : 20….. / 20…..
36 dari 44
…………, ………....................... 20…..
Kepala Ranting Pengairan
(………………………..…..)
NIP.
RPT0-Pd T-xx-xxxx
FORMULIR LAPORAN BULANAN : REALISASI PEKERJAAN BERKALA
YANG DIBORONGKAN
Tahun Anggaran : 20….. / 20…..
37 dari 44
………….., ……………………..….. 20….
Kepala Cabang Dinas PU Pengairan
( ………………….…………….. )
NIP.
RPT0-Pd T-xx-xxxx
FORMULIR LAPORAN TAHUNAN : REALISASI PEKERJAAN PEMELIHARAAN
Tahun Anggaran : 20 ….. / 20 …..
Realisasi
Daerah Irigasi/ Surat
Swakelola/ Target Fisik Nomor dan Tanggal Surat Sisa Plafon
No Paket 3 Biaya (Rp) Tgl. Mulai & Realisasi Fisik Biaya *)/ Nilai Pertanggungan Keterangan
Borongan (bh/ m / km) Penugasan *)/ Pemborong Nr 3 (Rp)
Pekerjaan Tgl Selesai (bh/ m / km) Kontrak **) (Rp) Jawab (SPJ) *)
dan Tanggal Kontrak SPK **)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 = (5) - (9) 11 12
38 dari 44
XXX XXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXX XXXXXXXXXX XXXXXXXXXX
( ………………….…………….. )
NIP.
RPT0-Pd T-xx-xxxx
RPT0-Pd T-xx-xxxx
LAMPIRAN – D
39 dari 44
RPT0-Pd T-xx-xxxx
40 dari 44
RPT0-Pd T-xx-xxxx
Gambar D.3 Sketsa langkah kerja perbaikan lubang dengan ukuran < 12,5 mm
41 dari 44
RPT0-Pd T-xx-xxxx
Gambar D.4 Sketsa langkah kerja perbaikan karet yang diakibatkan tersyat/terkupas
setempat tidak mencapai serat nilon
42 dari 44
RPT0-Pd T-xx-xxxx
Gambar D.5 Sketsa langkah kerja perbaikan karet yang diakibatkan tersyat/terkupas
memanjang tidak mencapai serat nilon
43 dari 44
RPT0-Pd T-xx-xxxx
Gambar D.6 Sketsa langkah kerja perbaikan karet yang diakibatkan tersyat/terkupas
memanjang tidak mencapai serat nilon
44 dari 44