Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH SENAM KEGEL TERHADAP

PENURUNAN GEJALA INKONTINENSIA URIN


PADA LANSIA WANITA DI PANTI SOSIAL TRESNA
WERDHA BUDI SEJAHTERA
Amilia, Syahida1*, Warjiman2, Ivana, Theresia3
1Mahasiswa STIKES Suaka Insan Banjarmasin
2,3Staff Pendidikan STIKES Suaka Insan Banjarmasin

*Email : Syahidaamilia@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang : Inkontinensia Urin pada lansia wanita lazim terjadi. Dampak
yang ditimbulkanpun cenderung beragam mulai dari segi kesehatan, psikologis dan
social. Inkontinensia urine pada lansia wanita dapat diturunkan gejalanya dengan
tindakan non farmakologis, salah satunya adalah senam kegel. Senam kegel ini
bertujuan untuk menguatkan otot dasar panggul dan secara tidak langsung
meningkatkan fungsi kandung kemih dalam mengatur aliran urin.
Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan pre-eksperimental dengan one
gorup pretest and postest. Jumlah sampel 14 orang lansia wanita dengan teknik
sampling menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan
kuesioner Resived Urinary Inkontinence Scale (RUIS). Teknik analisa
menggunakan Uji Wilcoxon.
Hasil: p value = 0,001 (<0,005), menunjukkan hasil yang berbeda pada skor
kuesioner RUIS sebelum dan sesudah melakukan senam segel.
Kesimpulan: Adanya pengaruh yang signifikan antara senam kegel terhadap
penurunan gejala inkontinensia urin pada lansia wanita di Panti Sosial Tresna
Werdha (PSTW) Budi Sejahtera Banjarbaru.
Kata Kunci : Inkontinensia Urin, Lansia Wanita, Senam Kegel.
LATAR BELAKANG yaitu: imobilisasi, ketidakstabilan,
Saat ini jumlah usia lanjut terus gangguan mental dan masalah pada
bertambah, dimana diperkirakan pada sistem perkemihan (Setiati dkk, 2007
tahun 2025, orang dengan lanjut usia dalam Wahyudi 2017). Permasalahan
akan mencapai 1,2 milyar orang. terkait system genitourinaria pada
fenomena ini tentu akan lansia biasanya bisa dari ginjal
menimbulkan suatu masalah baik itu dimana terjadi penurunan laju
masalah fisik, mental, social, infiltrasi, pada ureter dimana terjadi
kebutuhan pelayanan kesehatan dan kehilangan tonus otot, lansia tidak
keperawatan terutama kelainan mampu mengosongkan kandung
degenerative (Nugroho, 2008) kemih secara sempurna, cenderung
Menurut Undang-undang no.13 terjadi retensi urin, atau terjadinya
Tahun 1998 tentang kesejahteraan stress inkontinensia dan urgensi
Usia Lanjut, Lansia adalah seseorang inkotinensia atau BPH (Hiperplasia
yang mencapai usia 60 tahun ke atas Prostat Benign) pada laki-laki.
(Maryam, et al., 2010). Sedangkan (Fatimah, 2010).
Smith dan smith (1999) membagi Data World Health Organisation
Usia lanjut menjadi beberapa (WHO), 200 juta penduduk di dunia
golongan yaitu : young old (65-74 mengalami inkontinensia urin. Di
tahun); middle old (75-84 tahun); dan Amerika Serikat, Unites States
old old (lebih dari 85 tahun) (Tamher Department Of Health And Human
& Noorkasiani, 2011). Services (Departement Kesehatan dan
Sebenarnya usia lanjut merupakan Layanan Masyarakat) melaporkan
sesuatu anugerah yang patut pada tahun 2010, prevalensi lansia
disyukuri. Akan tetapi seseorang yang yang menderita inkontinensia urin
telah mencapai usia lanjut pasti akan mencapai 13 juta penduduk dan 85%
mengalami perubahan baik dari segi diantaranya terjadi pada perempuan
fisik, kognitif dan perilaku. Hal ini (Wahyudi, 2017). Sedangkan di
berkaitan erat dimana seseorang yang Indonesia Prevalensi penderita
berusia lanjut yang telah memasuki inkontinensia urin menurut Depkes
tahap akhir dari fase kehidupannya (2012) sekitar 5,8%. Akan tetapi nilai
ataupun terjadinya proses penuaan ini masih belum dapat dipastikan
(Aging Process). Proses penuaan karena masih banyak kasus pada
adalah suatu perubahan dimana lansia yang belum terdata. Hal ini
terjadinya penurunan fungsi organ dapat dikarenakan lansia cenderung
tubuh pada lansia yang ditandai mengabaikan masalah tersebut
dengan perubahan fisik, biologis, dan sehingga tidak melakukan
psikologis. Perubahan fisik biasanya pemeriksaan kesehatan (Karjoyo,
dimana tubuh menjadi rentan Pangemanan, & Onobala, 2016)
terhadap berbagai serangan penyakit Terdapat beberapa masalah
yang dapat menyebabkan berbagai sehinggu timbulya inkontinensia
masalah kesehatan pada lansia, urine, yaitu perubahan struktur pada
bahkan dampak terburuknya bisa system urinaria dan melemahnya otot
mengakibatkan kematian (Fatimah, dasar panggul serta penurunanan
2010). kapasitas kandung kemih (Wahyudi,
Terdapat empat masalah 2017). Dengan adanya kerusakan atau
kesehatan pada lansia yang perlu kelemahan otot dasar panggul maka
mendapatkan perawatan segera, disfungsi disfungsi buang air kecil
dan penurunan organ bisa terjadi pada (33%) lansia wanita lainnya tidak
individu-individu yang sehat, hal mengalami inkontinensia urin atau
inilah yang mencetuskan terjadinya lansia wanita tersebut masih mampu
inkontinensia urin (Lestari, 2011) untuk berkemih secara normal.
Banyak sekali dampak Adapun masalah yang dirasakan
inkontinensia sendiri jika tidak lansia terkait inkotinensia urin yaitu
dilakukan pengobatan. Seperti yang terkadang urin keluar saat sedang
diungkapkan Ghodsbin, et al (2012), batuk, ngompol saat sedang berjalan
dimana inkotinensia urin berdampak cepat, mengompol sebelum sampai ke
pada gangguan hygiene, gangguan toilet, terkencing saat di toilet
psikologis misalnya harga diri rendah sebelum melepaskan celana, tidak
karena sering mengompol, gangguan mampu menahan rasa ingin kencing,
sosial karena malu dengan malam hari sering terbangun untuk
kondisinya, serta komplikasi yang kencing, bisa 3 sampai 4 kali,
mungkin terjadi seperti infeksi frekuensi berkemih di siang hari bisa
saluran kemih, gangguan tidur, 4 sampai 5 kali. Berdasarkan hasil
ataupun penyakit kulit (Jahromi, wawancara, lansia yang tinggal di
Telebizadeh, & Mirzaei, 2013) Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Penanganan inkotinensia urin Sejahtera Banjarbaru mengatakan
dapat dilakukan dengan cara surgical. belum pernah mengetahui serta
Tetapi dengan penanganan tersebut, melakukan senam kegel ataupun
kebanyakan lansia akan merasakan latihan otot dasar panggul. Hal ini
ketakutan dalam menghadapinya. dikarenakan tidak adanya sumber
Sehingga, penanganan yang paling informasi dari petugas klinik ataupun
efektif dalam mengatasi inkotinensia dari penjaga wisma.
urin adalah terapi non-surgical seperti Kesimpulan dari hasil studi
senam kegel (Park & Kang, 2014). pendahuluan yang dilakukan, peneliti
Widiastuti (2011) menjelaskan bahwa menyimpulkan bahwa mayoritas
senam kegel merupakan latihan lansia wanita di Panti Sosial Tresna
kontraksi otot secara aktif yang Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru
bertujuan untuk menguatkan otot mengalami gejala inkontinensia urin
rangka pada panggul, sehingga dan belum pernah dilakukan
memperkuat fungsi sfingter eksternal penangan untuk mengatasinya.
pada kandung kemih yang akan sehingga peneliti tertarik untuk
berpengaruh terhadap pengurangan meneliti tentang “Pengaruh Senam
frekuensi inkontinensia urin yang Kegel Terhadap Penurunan Gejala
dialami oleh lansia (Sutarmi, Inkontinensia Urin Pada Lansia
Setyowati, & Astuti, 2016). Wanita Di Panti Sosial Tresna
Hasil studi pendahuluan yang Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru
dilakukan peneliti di Panti Sosial Tahun 2018”.
Tresna Werdha Budi Sejahtera
Banjarbaru pada tanggal 1 & 2 METODE
November 2017, didapatkan 54 orang Jenis penelitian yang digunakan
(100%) lansia wanita dari 6 wisma adalah kuantitatif dengan rancangan
perempuan dan 1 wisma campuran pre-eksperimental one gorup pretest
laki-laki dan perempuan, bahwa 36 and postest design, yaitu dengan 1
orang (67%) lansia wanita mengalami kelompok intervensi tanpa ada
gejala inkontinensia urin dan 18 kelompok kontrol.Variabel
independen dalam penelitian ini
adalah senam kegel dan variabel Penelitian ini dilakukan di Panti
dependen dalam penelitian ini adalah Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera
inkontinensia urin. Banjarbaru pada tanggal 1 Maret
Sampel yang digunakan sampai 3 April 2018, dengan durasi
berjumlah 14 orang lansia wanita 20 menit setiap perlakuan dan
dengan teknik Purposive Sampling. dilakukan 3 kali seminggu selama 4
minggu. Instrument untuk
a. Kriteria inklusi mengumpulkan data menggunakan
1. Lansia yang bersedia menjadi kuesioner baku Resived Urinary
responden. Inkontinence Scale (RUIS) dengan 5
2. Lansia yang dapat item pertanyaan dan skor hasil yaitu :
berkomunikasi secara verbal. 0 = tidak mengalami inkontinensia
3. Lansia yang telah urin
diwawancara dan mengalami 1-2 = inkontinensia urin ringan
gejala inkontinensia urin 3-6 = inkontinensia urin sedang
kategori ringan sampai 8-9 = inkontinensia urin berat
dengan sedang. 12 = inkontinensia urin sangat berat
b. Kriteria Eksklusi Analisa data menggunakan
1. Adanya penyakit penyerta analisa univariat dengan membuat
pada lansia, seperti : penyakit tabel distribusi frekuensi dan analisa
jantung, lumpuh, riwayat bivariat menggunakan uji Wilcoxon
operasi pelvis, cidera tulang Signed Rank untuk mengetahui
belakang, dan cidera panggul. pengaruh senam kegel terhadap
2. Lansia yang mengalami penurunan gejala inkontinensia urin
gangguan kognitif berat. pada lansia wanita.
3. Lansia yang mengalami
gangguan jiwa atau depresi
berat.

HASIL
Analisis Univariat

Tabel 1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Tingkat Pendidikan, Status


Perkawinan dan Riwayat Persalinan
Usia F %
65-74 tahun 14 100
75-90 tahun 0 0
>90 tahun 0 0
TOTAL 14 100
TINGKAT PENDIDIKAN F %
Tidak sekolah 2 14,3
SD 11 78,6
SMP 1 7,1
SMA 0 0
Perguruan Tinggi 0 0
TOTAL 14 100
STATUS PERKAWINAN F %
Menikah 0 0
Tidak menikah 2 14,3
Janda 12 85,7
TOTAL 14 100
RIWAYAT PERSALINAN F %
Melahirkan 11 78,6
(spontan/lewat vagina)
Tidak Melahirkan 3 21,4
Operasi Caesar 0 0
TOTAL 14 100
Sumber : Data Primer, 2018

Tabel 1.1 diatas menunjukan bahwa Inkontinensia 6 42,86


karakteristik usia responden 100% urin ringan
berada dalam rentang usia 65-74 Inkontinensia 8 57,14
tahun; tingkat pendidikan responden urin sedang
78,6% (11 orang Lansia) Total 14 100
berpendidikan Sekolah Dasar (SD); Sumber : Data Primer, 2018.
dengan status pernikahan 85,7%
responden (12 orang lansia) adalah Tabel 1.3 mennujukan bahwa 8 orang
janda; dan dengan riwayat persalinan (57,14%) responden mengalami
78,6% (11 orang lansia) pernah inkontinensia sedang sebelum
melahirkan normal atau spontan diberikan perlakuan terapi senam
pervagina. kegel.

Tabel 1.2 Karakteristik Responden Tabel 1.4 Inkontinensia Urin Lansia


Berdasarkan Riwayat Penyakit Yang Wanita Sesudah Pelaksanaan Senam
Pernah di Derita kegel
Riwayat Penyakit F % Kategori Post
DM 2 14,3 F %
Jantung 0 0 Inkontinensia 12 85,72
Cidera panggul 0 0 urin ringan
Cidera 0 0 Inkontinensia 2 14,28
tulang belakang urin sedang
Riwayat 0 0 Total 14 100
Operasi pelvis Sumber : Data Primer, 2018
Tida ada 12 85,7
riwayat penyakit Tabel 1.4 menunjukan bahwa 12
Total 14 100 orang responden (85,72%)
Sumber : Data Primer, 2018 mengalami inkontinensia urin ringan
setelah diberikan tindakan yaitu terapi
Tabel 1.2 menunjukan bahwa 12 senam kegel.
orang (85,7%) responden tidak
memiliki riwayat penyakit. Analisa Bivariat

Tabel 1.3 Inkontinensia Urin Lansia Tabel 1.5 Hasil Uji Normalitas Data
Wanita Sebelum Pelaksanaan Senam
kegel Variabel Z p
Kategori Pre Pre-test 0.798 0.005
F % Post-test 0.640 0.000
Sumber : Data Primer, 2018. gangguan inkontinensia urin pernah
melewati pernikahan. Disamping itu
Tabel 1.5 menunjukan bahwa hasil uji jua data menunjukan sebagian besar
normalitas data dengan menggunakan responden memiliki riwayat
Shapiro-wilk didapatkan hasil nilai persalinan normal. Dari kedua
signifikansi atau nilai p<0,05. gambaran ini peneliti beranggapan
Tabel 1.6 Hasil Uji Wilcoxon bahwa sebenarnya salah satu
penyebab inkontinensia urine adalah
IU N Mean Z p riwayat persalinan. Hal ini
Pre 14 3,57 -3,336 0,001 dikarenakan riwayat persalinan yang
post 14 1,54 dapat menjadi resiko terjadinya
Sumber : Data Primer, 2018. inkontinensia urin jika dengan
persalinan yang lama (Fritel,
Tabel 1.6 memperlihatkan nilai Fauconnier, Levet, & Benifla, 2004).
Signifikansi pada Hasil Uji Wilcoxon Penelitian lainnya menyebutkan
adalah p value = 0,001 atau lebih kecil bahwa riwayat persalinan yang terlalu
dari α 0,05. dekat ternyata dapat mempengaruhi
terjadinya resiko inkontinensia urin
PEMBAHASAN sebesar 30% (Bai, et al., 2004). Pada
Analisa Univariat wanita dengan riwayat kehamilan dan
Responden pada penelitian ini persalinan ≥ 3 kali ternyata memiliki
adalah para lansia wanita dengan resiko lebih tinggi untuk terjadinya
batasan usia 65-74 tahun yang tinggal inkontinensia urin (Tendean, 2007).
di wisma salah satu panti sosial yang Temuan lainnya juga
diperuntukan bagi para lansia. Usia mengungkapkan dimana resiko
pada responden ini termasuk dalam kerusakan otot dasar panggul pada
usia lanjut, dimana menurut UU wanita, salah satunya adalah riwayat
No.13 1998 bahwa usia lanjut adalah persalinan pertama dengan usia
seseorang yang telah mencapai usia kurang dari 20 tahun. Hal ini
60 tahun ke atas (Maryam, et al., berkaitan dengan terjadinya
2010). Sedangkan usia 65-74 penekanan pada otot dasar panggul
termasuk dalam kategori The Young selama sembilan bulan menyebabkan
Old (Fatimah, 2010). melemahnya otot dasar panggul
Orang-orang dengan usia (Jayani, 2010).
lanjut cenderung memiliki resiko Terkait distribusi responden
untuk terjadinya Inkontinensia Urin. berdasarkan riwayat penyakit dan
Seperti yang diungkapkan Fatimah operasi pada penelitian ini memang
(2010) dalam bukunya dimana sebagian besar tidak ada yang
permasalahan pada lansia adalah memiliki riwayat penyakit. Ada
perubahan secara fisik, yaitu beberapa penyakit ataupun tindakan
perubahan Genitourinaria. Lansia operasi yang dapat menjadi faktor
dengan gender wanita cenderung resiko terjadinya inkontinensia urin,
memiliki permasalahan system misalnya penyakit stroke, prolaps
perkemihan lebih besar dibandingkan uteri dan riwayat histerektomi
laki-laki. (Tendean, 2007).
Karakteristik responden Karakteristik responden
lainnya menunjukan bahwa rata-rata berdasarkan tingkat pendidikan dalam
responden yang mengeluh akan penelitian ini menggambarkan bahwa
mayoritas responden masih memberikan kontrol yang baik
berpendidikan rendah yaitu tamat terhadap kandung kemih, walaupun
Sekolah Dasar (SD). Berdasarkan memakan waktu yang lama dan
hasil tersebut peneliti menganalisa kesabaran tetapi hasilnya cukup
bahwa tingkat pendidikan yang memuaskan (Darmojo, 2011 dalam
rendah dapat mempengaruhi motivasi Novera 2017).
lansia dalam mencari informasi
mengenai penyakit ataupun KESIMPULAN
pengobatan untuk masalah Dari hasil penelitian ini diatas
inkontinensia urin, sehingga mereka dapat ditarik kesimpulan bahwa
cenderung mengabaikan terdapat pengaruh senam kegel
permasalahan ini dan menganggap terhadap penurunan gejala
ketidakmampuan menahan kencing inkontinensia urin pada lansia di Panti
yang mereka alami adalah wajar pada Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera
usia tua seperti mereka. Menurut Banjarbaru. Senam kegel tersebut
Teori Notoatmodjo (2010) bahwa akan efektif dilaksanakan jika
pengetahuan seseorang dapat diberikan sebanyak 3 kali dalam
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, seminggu.
semakin tinggi tingkat pendidikan Hasil penelitian ini
diharapkan tingkat pengetahuan diharapkan dapat menjadi landasan
seseorang juga dapat lebih meningkat. bagi pengelola Panti Sosial khusus
Lansia dimanapun berada untuk dapat
Analisa Bivariat memperhatikan lansia terkait gejala
Pada penelitian dari analisa inkontinensia urin dengan
hasil uji Wilcoxon Signed Rank menerapkan senam kegel bagi lansia
menunjukan bahwa nilai signifikansi wanita. Tujuannya adalah tercapainya
(p Value) lebih kecil dibandingkan kesejahteraan lansia dimasa tua.
nilai α 0,05 dan juga terjadinya Hasil penelitian ini juga
penurunan rata-rata inkontinensia diharapkan dapat menjadi landasan
urin pada sebelum dan sesudah senam bagi peneliti-peneliti selanjutnya
kegel. Artinya hasil penelitian ini yang ingin mengembangkan
teradapat pengaruh antara penelitian dibidang Komunitas dan
pelaksanaan senam kegel 3 kali Gerontik. Selain itu hasil penelitian
seminggu dalam rentang waktu 4 ini diharapkan dapat dimanfaatkan
minggu terhadap penurunan gejala dalam mengembangkan bahan ajar
inkontinensia urin lansia wanita di bagi mahasiswa kesehatan terutama
Panti Sosial Tresna Werdha Budi keperawatan.
Sejahtera Banjarbaru.
Penelitian dari penemu dari ACKNOWLEDGMENT
senam kegel, yaitu Arnold Kegel juga Pembimbing 1 Warjiman, MSN;
melaporkan bahwa perbaikan atau Pembimbing 2 Theresia Ivana, MSN ;
kesembuhan mencapai 84% dengan Yohana Gabrilinda selaku
latihan otot dasar panggul untuk Koordinator Research; Lanawati,
wanita dan pria dengan berbagai S.Kep, Ners dan Sapariah Anggraini,
macam tipe inkontinensia urin. M.Kep selaku pembimbing akademik
Setelah 4 sampai 6 minggu di STIKES Suaka Insan Banjarmasin.
melakukan senam kegel secara teratur
akan mengurangi kebocoran urin dan
DAFTAR PUSTAKA Lestari, W. (2011). Perbandingan
Senam Kegel 1x seminggu
Bai, S., Lee, J., Shin, J., Park, J., Kim, dengan 3x seminggu terhadap
S., & Park, K. (2004). The penurunan frekuensi Buang
Predictive Values of Various Air Kecil pada wanita dewasa
Parameters in The Diagnosis suai 50-60 tahun dengan SUI.
of Stress Urinary Portal Garuda. Retrieved
Incontinence. Yonsei Med J, Oktober 20, 2017, from
87-92. http://ojs.unud.ac.id/index.ph
p/mifi/article/view/5629.
Fatimah. (2010). Merawat Manusia
Lanjut Usia Suatu Maryam, R. S., Ekasari, M.,
Pendekatan Proses Rosidawati, Hartini, T.,
Keperawatan Gerontik. Suryati, E., & Noorkasiani.
Jakarta: CV. Trans Info (2010). Asuhan Keperawatan
Medika. Pada Lansia. Jakarta: CV.
Trans Info Media.
Fritel, X., Fauconnier, A., Levet, C.,
& Benifla, J. (2004). Stress Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Urinary Incontinece 4 Years Penelitian Kesehatan Edisi
After the First Delivery : a Revisi Cetakan Pertama.
Retrispective Cohort Survey. Jakarta : Rineka Cipta
Acta Obstet Gynecol Scand.
Novera, M. (2017). Pengaruh Senam
Jahromi, M. K., Telebizadeh, M., & Kegel Terhadap Frekuensi
Mirzaei, M. (2013). The BAK Pada Lansia Dengan
Effect Of Pelvic Muscle Inkontinensia Urine. Jurnal
Exercise On Urinary IPTEKS Terapan. VII.i3
Inkotinency And Self Esteem (240-245).
Of Elderly With Stress Nugroho, W. (2008). Keperawatan
Urinary Incontinency. Global Gerontik & Geriatrik. Jakarta:
Journal of Health Science, 71- EGC.
79.
Park, S., & Kang, C. (2014). Effect Of
Jayani, L. P. D. (2010). Hubungan Kegel Exercise on The
Kelebihan Berat Badan Management Of Female
Dengan Inkontinensia Urin Stress Urinary Incontinence :
Pada Wanita Di Wilayah A Systematic Review of
Surakarta, Diakses tanggal 28 Randomized Controlled
Desember 2017, dari Trials. Advances In Nursing,
https://eprints.uns.ac.id/4723/ 1-10.
1/143181208201002381.pdf.
Sutarmi, Setyowati, T., & Astuti, Y.
(2016). Pengaruh Latihan
Karjoyo, J. D., Pangemanan, D., & Kegel Terhadap Frekuensi
Onobala, F. (2016). Pengaruh Inkontinensia Urin Pada
Senam Kegel Terhadap Lansia Di Unit Rehabilitasi
Frekuensi Inkontinensia Urine Sosial Margo Mukti
Pada Lanjut Usia. e-Journal Rembang. Jurnal Riset
Keperawatan, 1-7. Kesehatan (JRK) Politeknik
Kesehatan Semarang.
Retrieved Oktober 20, 2017,
from http;//ejournal.
Poltekkes.sing.ac.id/ojs/index
.php/jrk.
Tamher, S., & Noorkasiani. (2011).
Kesehatan USia Lanjut
dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Tendean, H. M. (2007, Februari).
Deteksi Inkontinensia Urin
pada Usia Post Menopause
dengan menggunakan
Kuisioner IIQ-7 dan UDI-6.
JKM, 6, 26-42.
Wahyudi, A. (2017). Pengaruh
Latihan Senam Kegel
Terhadap Frekuensi Berkemih
Pada Lansia. 1-11. Retrieved
Oktober 28, 2017, from
http://eprints.ums.ac.id/50141
/1/NASKAH%20PUBLIKAS
I.pdf.

Anda mungkin juga menyukai