Anda di halaman 1dari 15

A.

JUDUL : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU


REAKSI
B. TUJUAN : Menguji faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu
konsentrasi zat pereaksi, luas permukaan sentuhan, temperature dan katalis
C. PENGANTAR:
Reaksi-reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan yang berbeda.
Ada reaksi yang berlangsung secara spontan seperti reaksi-reaksi ion, ada
reaksi yang berlangsung lambat seperti perkaratan besi dan ada pula reaksi
yang kecepatannya dapat diukur. Pengukuran laju reaksi didasarkan pada
kecepatan berkurangnya konsentrasi pereaksi atau bertambahnya
konsentrasi hasil reaksi. Umumnya laju reaksi bergantung pada
konsentrasi pereaksi, luas permukaan sentuhan, temperatur, dan katalis.

D. DASAR TEORI
Reaksi-reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan yang berbeda.
Ada reaksi yang berlangsung secara spontan seperti reaksi-reaksi ion, ada
reaksi yang berlangsung lambat seperti perkaratan besi, dan ada pula
reaksi yang kecepatannya dapat diukur. Pengukuran laju reaksi didasarkan
pada kecepatan berkurangnya konsentrasi pereaksi atau bertambahnya
konsentrasi hasil reaksi. Umumnya, laju reaksi bergantung pada
konsentrasi pereaksi, luas permukaan sentuhan, temperature, dan katalis.

Laju reaksi merupakan salah satu kajian dalam kimia yang


membahas seberapa cepat reaktan habis bereaksi atau seberapa cepat
produk terbentuk. Laju dinyatakan sebagai perbandingan perubahan
konsentrasi terhadap waktu. Laju reaksi merupakan laju pengurangan
reaktan tiap satuan waktu atau laju pembentukan produk tiap satuan
waktu. Setiap reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan umum, yaitu:

Reaktan → Produk
Secara umum, bila A→ B , maka laju reaksi (v) dapat dinyatakan
dengan rumus:
−∆ [ A] ∆[ B]
Laju = Atau Laju =
∆t ∆t

dengan [A] dan [B] adalah perubahan konsentrasi (dalam Molaritas)


selama waktu (Δt).

Untuk laju reaksi dengan rumus:

2A → B

Laju hilangnya A adalah dua kali lebih cepat dibandingkan laju


terbentuknya B. rumus laju tersebut dinyatakan dengan:

−1 ∆[ A] ∆[ B]
Laju = Atau Laju =
2 ∆t ∆t

Untuk laju reaksi :

aA + bB → cC + dD

maka lajunya ialah :

−1 ∆[ A] −1 ∆ [B] 1 ∆ [C ] 1 ∆[ D]
Laju = = = =
a ∆t b ∆t c ∆t d ∆t

Hukum Laju Reaksi

Salah satu cara untuk mengkaji pengaruh konsentrasi reaktan


terhadap laju reaksi ialah dengan menentukan bagaimana laju awal
bergantung pada konsentrasi awal. Pengukuran laju reaksi secara
percobaan menghasilkan hukum laju untuk reaksi, yang menyatakan laju
dalam konstanta laju dan konsentrasi reaktan. Suatu reaksi dapat
dinyatakan berorde nol jika laju tidak bergantung pada konsentrasi reaktan
atau berorde pertama jika lajunya bergantung pada konsentrasi reaktan
dipangkatkan satu.

Harga orde reaksi hanya dapat ditentukan melalui eksperimen,


sedangkan tahap penentuan laju reaksi adalah reaksi yang paling lambat.

a. Reaksi Orde Nol


Hukum Laju : v = k [A]0

Melalui penurunan dari persamaan pengertian laju reaksi, diperoleh


rumus:
Ao
Ao – At = k . t t½ =
2k

Bilangan yang dipangkatkan nol sama dengan satu, sehingga


persamaan laju reaksinya, yaitu: r ≈ k
Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde nol, jika besarnya laju
reaksi tersebut tidak dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi.

b. Reaksi Orde Satu

Hukum Laju : v = k [A]


Persamaan reaksi orde satu merupakan persamaan linier yang artinya
bahwa laju reaksi berbanding lurus terhadap konsentrasi pereaksinya.
Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde satu, apabila besarnya
laju reaksi berbanding lurus dengan besarnya konsentrasi pereaksi.
c. Reaksi Orde Dua

Hukum Laju : v = k [A]2

Apabila suatu reaksi berorde dua terhadap suatu pereaksi berarti laju reaksi
itu berubah secara kuadrat terhadap perubahan konsentrasinya. Suatu reaksi
dikatakan mempunyai orde dua, apabila besarnya laju reaksi merupakan pangkat
dua dari peningkatan konsentrasi pereaksinya.

Penentuan Orde Reaksi

Harga orde reaksi dapat bernilai 0, 1, 2, atau 3, bahkan dapat bernilai


pecahan yang sederhana. Langkah-langkah penentuan orde reaksi
bergantung pada data eksperimen, yaitu sebagai berikut:

a. Data eksperimen harus pada suhu untuk mendapatkan harga k yang


tetap
b. Orde reaksi dicari dengan membandingkan persamaan laju reaksi :
V 1 k 1 [ A 1] [B 1]
[ ] = = [ ]
V 2 k 2 [ A 2]
m=
[B 2]
n

Harga k1 = k2 dan konsentrasi yang sama dapat dicoret, maka orde


reaksi konsentrasi yang berubah dapat ditentukan.

Suhu k ialah konstanta laju (rate constant), yaitu konstanta


kesebandingan (proporsionalitas) antara laju reaksi dan konsentrasi
reaktan. Untuk reaksi umum dengan jenis:

aA + bB → cC + dD

hukum lajunya terbentuk :


laju = k [A]x [B]y

Apabila ingin menghitung laju reaksi, maka nilai k, x, y,


konsentrasi A dan konsentrasi B harus diketahui terlebih dahulu. Jumlah
dari pangkat-pangkat setiap konsentrasi reaktan yang ada dalam hukum
laju disebut orde reaksi (reaction order) keseluruhan. Orde reaksi selalu
ditentukan oleh konsentrasi reaktan dan tidak pernah oleh reaksi produk.

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, antara lain:

1. Konsentrasi

Semakin besar konsentrasi zat-zat yang bereaksi,


maka laju reaksinya semakin cepat. Makin besar
konsentrasi zat reaktan berarti besar kemungkinan
terjadinya tumbukan yang efektif, sehingga laju
reaksinya akan semakin cepat. Tumbukan

yang efektif adalah tumbukan antar molekul yang menghasilkan reaksi dan hanya
dapat terjadi bila molekul yang bertumbukan memiliki energy aktivasi yang
vukup. Enegri aktivasi adalah energy minimum yang harus dimiliki molekul agar
tumbukannya menghasilkan reaksi.

2. Sifat Zat yang Bereaksi


Sifat mudah sukarnya suatu zat bereaksi akan menentukan kecepatan
berlangsungnya reaksi. Dalam reaksi kimia terjadi pemutusan dan .
pembentukan ikatan, dimana jenis ikatan yang dimiliki oleh reaktan
dapat mempengaruhi laju reaksi. Reaksi antara senyawa ion umumnya
berlangsung cepat. Reaksi antara senyawa kovalen umumnya
berlangsung lambat.
3. Suhu

Apabila suhu dinaikkan, maka


reaksi akan berlangsung dengan
kelajuan yang lebih cepat.
Dengan menaikkan suhu, maka
energy kinetic molekul-molekul
zat yang bereaksi akan

bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki energy


sama atau lebih besar dari energy aktivasi (Ea). Kenaikan suhu
menyebabkan gerakan molekul menjadi lebih cepat, sehingga
kemungkinan tumbukan yang efektif banyak terjadi (laju reaksi
menjadi lebih besar).

4. Katalis
Katalis adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan
tujuan untuk
memperbesar laju reaksi.
Katalis adalah suatu zat
yang mempercepat laju
reaksi kimia pada suhu
tertentu tanpa
mengalami perubahan
atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Katalisator adalah zat yang
mempercepat reaksi, tetapi tidak ikut bereaksi.
Katalis terkadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi tidak mengalami
perubahan kimiawi yang tetap. Pada akhir reaksi katalis umumnya
akan dijumpai kembali dalam bentuk dan jumlah yang sama seperti
sebelum reaksi. Suatu katalis berperan dalam reaksi tetapi bukan
sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi pada
suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi.
Katalis menyediakan jalur pilihan atau alternative dengan energy
aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energy yang
dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
Katalis dibedakan ke dalam dua golongan utama, yaitu katalis
homogen dan katalis heterogen.
a. Katalis Heterogen
Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda
dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya. Biasanya katalis
berupa padatan dan reaktan berwujud gas atau cairan. Katalis
heterogen menyediakan suatu permukaan dimana pereaksi-
pereaksi (substrat) untuk sementara terjerap. Ikatan dalam substrat-
substrat menjadi lebih lemah sedemikian hingga memadai
terbentuknya produk baru. Ikatan antara produk dan katalis lebih
lemah, sehingga akhirnya terlepas.
Contoh katalis heterogen, yaitu pembuatan asam nitrat, dan
converter katalitik.
b. Katalis Homogen
Katalis homogen adalah katalis yang berada dalam fase yang sama.
Katalis homogen, reaktan dan katalis terdispersi dalam satu fasa,
biasanya fasa cair. Katalis homogen umumnya bereaksi dengan
satu atau lebih pereaksi untuk membentuk suatu perantara kimia
yang bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu proses
yang memulihkan katalisnya. Katalisis asam dan basa adalah jenis
katalisis homogeny yang paling penting dalam larutan cairan.
Contohnya, yaitu reaksi etil asetat dengan air yang menghasilkan
asam asetat dan etanol, biasanya berlangsung lambat dan sukar
diukur.
c. Katalisis Enzim
Enzim ialah katalis biologis. Enzim umumnya ialah suatu molekul
protein berukuran besar yang mengandung satu atau lebih tapak
aktif tempat terjadinya interaksi enzim dengan substrat. Tapak-
tapak ini memiliki struktur sesuai dengan molekulnya, sama seperti
kunci yang sesuai denga gembok tertentu. Molekul enzim memiliki
struktur yang agak lentur dan dapat memodifikasi bentuknya agar
pas dengan berbagai jenis substrat.

Berikut adalah sifat-sifat dari katalis, antara lain:

a. Katalis tidak mengalami perubahan kimia pada akhir reaksi, akan


tetapi dapat mengalami perubahan fisika.
b. Katalis mempengaruhi laju reaksi, tetapi tidak mempengaruhi letak
kesetimbangan.
c. Katalis umumnya hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil dan terbukti
dapat mempengaruhi sejumlah besar peraksi.
d. Katalis memiliki sifat spesifik (khas), artinya suatu katalis yang
mengkatalis suatu reaksi tertentu, belum tentu akan mengkatalis reaksi
yang lain.
e. Adanya zat-zat lain dalam jumlah kecil dapat menaikkan atau
menurunkan efesiensi sebuah katalis.
 Zat-zat yang menaikkan efisiensi suatu katalis disebut promotor.
 Zat-zat yang menurunkan efisiensi suatu katalis disebut racun
katalis.
f. Bila katalis digunakan berada dalam wujud yang berbeda dengan zat-
zat pereaksinya, maka proses katalisnya didahului oleh proses adsorpsi
(penyerapan pada permukaan).
g. Proses autokatalisis adalah suatu reaksi dimana salah satu zat hasil
reaksi berfungsi sebagai katalis.

5. Luas Permukaan
Peluang zat-zat untuk saling bereaksi adalah besar ketika permukaan-
permukaan yang saling berinteraksi atau bersentuhan semakin banyak
atau besar, walau tidak setiap sentuhan menyebabkan terjadinya
reaksi. Laju reaksi akan lebih besar jika luas permukaan sentuhan antar
pereaksi bertambah besar. Luas permukaan zat-zat yang bereaksi
sangat berpengaruh terhadap laju reaksi, sehingga suatu zat dalam
bentuk serbuk dan bongkahan atau kepingan akan memiliki laju reaksi
yang berbeda.
Energi Aktivasi
Suatu reaksi terjadi apabila energy tumbukan antara molekul-molekul
reaktan melampaui energy pengaktifan (energy minimum yang harus
dimiliki oleh molekul agar tumbukannya menghasilkan reaksi) dan
orientasi molekul-molekul harus sesuai untuk terjadinya reaksi.

Teori Laju Reaksi


a. Teori Tumbukan
Reaksi tumbukan adalah reaksi yang terjadi karena adanya molekul-
molekul yang saling bertumbukan secara efektif, yaitu tumbukan antar
molekul yang orientasinya sesuai dan memungkinkan untuk
menghasilkan produk. Dari teori tumbukan dari kinetika kimia, laju
reaksi akan berbanding lurus dengan banyaknya tumbukan molekul per
detik, atau berbanding lurus dengan frekuensi tumbukan molekul.

banyaknya tumbukan
Laju ∞
detik
Setiap molekul yang bergerak memiliki energy kinetic. Semakin cepat
gerakannya, maka semakin besar energy kinetiknya. Ketika molekul-
molekul bertumbukan, sebagian dari energy kinetic diubah menjadi
energy vibrasi. Jika energy kinetic pada awal besar, molekul yang
bertumbukan akan bergetar kuat sehingga memutuskan beberapa
ikatan kimianya. Putusnya ikatan merupakan langkah pertama ke
pembentukan produk.
Agar dapat bereaksi, molekul yang bertumbukan harus memiliki
energy kinetic total sama dengan atau lebih besar daripada energy
aktivasi (Ea), yaitu jumlah minimum energy yang diperlukan untuk
mengawali reaksi kimia. Apabila energy lebih kecil dari energy
aktivasi, molekul tetap utuh dan tidak ada perubahan akibat tumbukan
A+B→C+D
Umumnya, hanya sebagian kecil molekul yang bertumbukan, yaitu
molekul dengan gerakan yang paling cepat, yang memiliki energy
kinetic yang cukup untuk melampaui energy aktivasi. Molekul yang
berenergi lebih tinggi terdapat pada suhu yang lebih tinggi, maka laju
pembentukan produk juga lebih besar pada suhu yang lebih tinggi.

b. Teori Keadaan Transisi


Bila terjadi tumbukan antar molekul reaktan akan diperoleh suatu
keadaan transisi atau antara (intermediet) yang mempunyai energy
sangat tinggi, sehingga menyebabkan molekul yang menghasilkan
kompleks teraktivasi. Kompleks ini tidak stabil dan dengan segera
berubah menjadi produk.
c. Persamaan Arrhenius
Ketergantungan konstanta laju reaksi terhadap suhu dapat dinyatakan
dengan persamaan yang dikenal sebagai persamaan Arrhenius, yaitu :
k = Ae-Aa/RT
dimana Ea adalah energy aktivasi dari reaksi (KJ/ mol) , R adalah
konstanta gas (8,314 J/K . mol) , T adalah suhu mutlak, dan e adalah
basis dari skala logaritma natural.
Konstanta laju berbanding lurus dengan A dan berbanding lurus
dengan frekuensi tumbukan. Karena tanda minus untuk eksponen
Ea/RT , maka konstanta laju menurun dengan meningkatnya energy
aktivasi dan meningkat dengan meningkatnya suhu. Persamaannya
yaitu:
ln k = ln Ae-Ea/ RT
Ea
= ln A -
RT
E. ALAT DAN BAHAN
 Alat
1. Labu ukur 250 ml 2 buah
2. Stopwatch 1 buah
3. Gelas ukur 100 ml 2 buah
4. Penjepit 1 buah
5. Pipet tetes 8 buah
6. Gelas kimia 100 ml 4 buah
7. Mortar dan alu 1 buah
8. Tabung reaksi 5 buah
9. Rak tabung reaksi 1 buah
10. Pengaduk 1 buah
11. Balon 2 buah

 Bahan – Bahan
1. HCl 1 M 5 ml
2. Na2S2O3 1 M ; 0,1 M 5 ml
3. Padatan CaCO3 8 butir
4. KMnO4 0,01 M 10
tetes
5. H2C2O4 0,05 M 10
tetes
6. H2SO4 0,01 M 8 tetes

F. PROSEDUR
1. Pengaruh Konsentrasi pada Laju Reaksi
Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Klorida
 Tuangkan ke dalam masing-masing gelas kimia yang telah ditandai
(A, B, C, D) 5 ml Larutan natrium tiosulfat
 ke dalam gelas B, C, dan D tambahkan berturut-turut 10 ml, 15 ml,
dan 25 ml air, guncang kan gelas kimia agar terjadi pencampuran
yang sempurna
 untuk gelas kimia a tambahkan 5 ml HCl 3 M dan kocok sampai
homogen
 jalankan stopwatch tepat saat HCL ditambahkan dan hentikan
stopwatch tepat pada saat terjadi kekeruhan
 lakukan hal yang sama dengan gelas kimia b, C dan D
 Tuliskan reaksi yang terjadi dan bandingkan kecepatan pembebasan
belerang tersebut dan jelaskan hasil-hasil yang telah dicapai!
 Buatlah tabel dari data hasil pengamatan anda!
 Buatlah kurva dan simpulkan hubungan antara t terhadap
konsentrasi natrium tiosulfat
 Tentukan orde reaksi dengan membandingkan 2 titik di kurva yang
dihasilkan.
2. luas permukaan sentuhan pada laju reaksi
Reaksi antara kalsium karbonat dan asam klorida
 isi balon dengan butiran marmer dan pasangkan balon tersebut pada
labu yang telah diisi dengan 10 ml HCL 1 M. Reaksi akan terjadi
saat marmer jatuh ke dalam asam klorida
 ukur waktu yang akan diperlukan saat balon terisi dengan gas
karbondioksida. Ulangi langkah tersebut di atas dengan
menggunakan marmer yang telah dihaluskan. Bandingkan hasil
pengukuran waktu yang diperoleh dan dijelaskan hasil pengamatan
Anda serta tuliskan reaksi yang terjadi!
3. Pengaruh temperatur pada laju reaksi
Reaksi antara kalium permanganat dan asam oksalat
 encerkan 10 tetes asam oksalat dengan air hingga volumenya 5 ml
(larutan A). Lakukan hal yang sama untuk larutan kalium
permanganat (larutan B)
 siapkan tabung reaksi dan Letakkan pada rak, masukkan 2 tetes
larutan A, 2 tetes asam sulfat 0,5 M, catat suhunya, ini suhu awal
dan tambahkan 1 tetes larutan B. Jalankan stopwatch saat tetes
terakhir ditambahkan, ukur waktu yang diperlukan sampai warna
larutan hilang.
 ulangi percobaan tersebut untuk suhu zat pereaksi 35, 40, 45 dan
500 C dengan cara memanaskan tabung reaksi yang berisi 2 tetes
larutan A dan 2 tetes larutan asam sulfat 0,5 M dalam penangas air
( lakukan pemanasan zat pereaksi dimulai dengan suhu yang lebih
tinggi). Kemudian tambahkan 1 tetes larutan B dan catat waktu
yang diperlukan sampai warna hilang.
 Buatlah tabel data hasil pengamatan Anda!
 Buatlah kurva hubungan antara 1/t terhadap suhu reaksi

4. Pengaruh Suhu Pada Laju Rraksi


 ambil 10 tetes larutan kmno4 dan encerkan dengan air sampai
volume 10 ml
 siapkan tabung reaksi dan masukkan larutan berikut 2 tetes asam
oksalat + 2 tetes asam sulfat + 1 tetes larutan encer kmno4.
Jalankan stopwatch saat penambahan terakhir dan hentikan pada
saat warna kmno4 hilang. catat waktu yang diperlukan!
 teruskan penambahan tetesan larutan encer kmno4 sampai warna
permanganat menghilang segera
 ke dalam tabung reaksi yang lain masukan berturut-turut 2 tetes
asam oksalat, 2 tetes asam sulfat, dan 1 tetes Mangan (II) sulfat.
Terakhir tambahkan 1 tetes larutan encer kmno4 dan jalankan
stopwatch tepat saat penambahan kmno4 dan hentikan pada saat
warna permanganat hilang. teruskan penambahan tetesan kmno4
sampai warna permanganat menghilang segera
 buat grafik hubungan antara jumlah tetesan permanganat terhadap
waktu
G. REAKSI-REAKSI
1. Reaksi Percobaan 1
Na2S2O3 (aq) + 2HCl (aq) → 2NaCl (aq) + S (s) + SO2 (g) + H2O (l)
2. Reaksi Percobaan 2
CaCO3 (s) + 2HCl (aq) → CaCl2 (aq) + CO2 (g) + H2O (l)
3. Reaksi percobaan 3
5H2C2O4 (aq) + 3H2SO4 (aq) + 2KMnO4 (aq) → 2MnSO4 (aq) + 10CO2
(g) + 8H2O (l)
4. Reaksi percobaan 4
5H2C2O4 (aq) + 3H2SO4 (aq) + 2KMnO4 (aq) → 2MnSO4 (aq) + 10CO2
(g) + 8H2O (l)
H. HIPOTESIS
 Semakin besar konsentrasi zat, maka laju reaksi semakin besar
begitu pula sebaliknya. Semakin besar konsentrasi zat pereaksi,
maka jumlah partikel-partikel reaktan semakin banyak sehingga
peluang untuk bertumbukan semakin besar, sehingga laju reaksi
akan semakin cepat.
 Semakin besar luas permukaan zat, maka semakin besar pula laju
reaksinya begitu pula sebaliknya. Jika luas permukan bidang
sentuh semakin luas, akan sering terjadi tumbukan dan
menghasilkan zat produk yang semakin banyak, sehingga laju
reaksi semakin cepat.
 Semakin tiggi temperatur (suhu) maka laju reaksi juga semakin
besar begitu pula sebaliknya. Kenaikan suhu akan menambah
enegrgi kinetik molekul-molekul yang bereaksi menjadi lebih aktif
bertabrakan. Hal ini terjadi karena gerakan molekul semakin cepat
pada temperatur yang lebih tinggi.
 Reaksi yang ditambah dengan katalis, laju reaksinya lebih besar
(cepat) daripada reaksi tanpa katalis. Katalis adalah zat yang dapat
mempercepat laju reaksi, dimana katalis akan menurunkan energi
aktivasi. Sehngga laju reaksi dapat berlangsung lebih cepat

I. LAMPIRAN
a) Jawaban Pertanyaan
1. Tulis Semua persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan diatas !

Jawab :
- reaksi dalam pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi :
Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq) = 2NaCl(aq) + S(s) + SO2(g) + H2O(l)
- reaksi dalam pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi :
CaCO3(s) + HCl(aq) = CaCl2(aq) + CO2(g) + H2O(l)
- reaksi dalam pengaruh temperatur terhadap laju reaksi :
5H2C2O4(aq) + 3H2SO4(aq) + 2KMnO4(aq) = 2MnSO4(aq) +
10CO2(g) +8H2O(l) + K2SO4(aq
- reaksi dalam pengaruh katalis terhadap laju reaksi :
2KMnO4(aq) + 3H2SO4(aq) + 3H2C2O4(aq) = K2SO4(aq)
+2MnSO4(aq) + 8H2O(l) + 10CO2(g)
2. Tulislah persamaan laju untuk reaksi berorde satu dan dua jika konsentrasi
masing-masing zat berbeda dan jika kedua zat memiliki konsentrasi yang
sama.
Jawab : reaksi ber orde satu : r = k [2]
(persamaan lajunya sama jika konsentrasi nya sama maupun berbeda)
Reaksi berorde dua : r = k [2][1] (konsentrasi beda)
r = k [2][2] (konsentrasi sama)
3. Gas apa yang terbentuk pada percobaan reaksi antara kalsium karbonat
dan asam klorida tuliskan persamaan reaksinya !
Jawab : gas CO2 yang ditandai dengan adanya gelembung-gelembung
udara di dalam Erlenmeyer. Reaksi yang terjadi adalah :
CaCO3(s) + HCl(aq) = CaCl2(aq) + CO2(g) + H2O(l)
4. Apakah fungsi penambahan asam sulfat pada reaksi antara asam oksalat
dengan kalium permanganat ?
Jawab : H2SO4 berfungsi sebagai autakatalisator. Penambahan H2SO4
dalam reaksi ini bertujuan untuk menghasilkan suatu reaksi yang lebih
cepat berlangsung . walaupun KMnO4 merupakan oksidator kuat, tapi
KMnO4 belum bisa digunakan untuk mengoksidasi asam oksalat.selain itu,
H2SO4 juga berfungsi untuk memberikan suasana asam dalam larutan.
5. Jelaskan mengapa pada percobaan pengaruh temperatur pada laju reaksi
warna larutan KMnO4 tidak Nampak seiring bertambahnya waktu?
Jawab : karena KMnO4 mengoksidasi asam oksalat menjadi CO2 dan
H2O, sehingga yang semula KMnO4 berwarna ungu dengan H2C2O4 maka
setelah reaksi warnanya berubah menjadi jernih yang mana adalah H2O
dan CO2.

Anda mungkin juga menyukai