Anda di halaman 1dari 18

Ukuran Pemusatan Data:

Mean, Median, Modus

DI SUSUSN OLEH : KELOMPOK 2

1. Heni Gustina NIM 2017142008


2. Khodijah NIM 2017142019
3. Cindy Destarika NIM 2017142027

Mata Kuliah : Statistik Dasar


Dosen : Dr Rohana, S.Si, M.Pd
Kelas : 3a

UNIVERSITAS PERSATUAN GURU REPUBLIK


INDONESIA
PALEMBANG
2018
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, kami panjatkan kepada Allah SWT dan solawat


serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul
“Hakikat Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini”. Makalah ini disusun untuk
keperluan tugas mata kuliah Strategi Belajar AUD.
Kami menyadari bahwa tanpa dukungan dan perhatian serta bimbingan baik
dari pembimbing, keluarga, dan teman-teman sekalian penyusunan makalah tidak
dapat berjalan dengan baik. Maka dari itu, dengan setulus hati kami berterima
kasih kepada pihak – pihak yang telah memberikan dukungan dan bimbingan
kepada tim penyusun makalah yang berjudul “Hakikat Strategi Pembelajaran
Anak Usia Dini”.
Akhir kata kami sebagai tim penyusun menyadari bahwa makalah yang
berjudul “Hakikat Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini” ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan
kekurangan pada penyusunan makalah ini. Penulis sangat berharap semoga tulisan
ini bermanfaat bagi perkembangan dan kemajuan pendidikan kita semua. Untuk
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan dalam rangka
perbaikan makalah ini.

Palembang, September 2018

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………….. i

Daftar Isi…………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1

1.2 Maksud dan Tujuan.............................................................................. 2

1.3 Rumusan Masalah................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ukuran Pemusatan Data.................................................... 3


2.2 Rata-Rata Hitung (Mean).................................................................... 3
2.3 Modus..................................................................................................7
2.4 Median.................................................................................................8
2.5 Hubungan Antara Mean, Median dan Modus..................................... 10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Statistik dalam pengertian sebagai ilmu pengetahuan (Sudijono, 2010),
yaitu ilmu pengetahuan yang membahas atau mempelajari dan mengembangkan
prinsip-prinsip, metode dan prosedur yang perlu ditempuh atau dipergunakan,
dalam rangka pengumpulan, penyusunan, penyajian, penganalisisan bahan
keterangan yang berwujud angka mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
pendidikan (khususnya proses belajar mengajar), dan penarikan kesimpulan,
pembutan perkiraan serta ramalan secara ilmiah (dalam hal ini secara matematik)
atas dasr kumpulan bahan keterangan yang berwujud angka tadi. Tiga persoalan
statistik adalah rata-rata, variabel, dan kolerasi. Inilah yang merupakan persoalan
dasar statistik dan merupakan hal yang tidak asing lagi. Semua persoalan tersebut
akan dapat dinyatakan dengan besaran bilangan, dan dengan batas-batas tertentu,
dan kita nantinya dapat menganalisis lebih lanjut.
Tidak dapat kita sangkal bahwa dalam melaksanakan tugas-tugasnya,
seorang pendidik akan senantiasa terlibat pada masalah penilaian atau evaluasi
terhadap hasil pendidikan setelah anak didik menempuh proses pendidikan selama
jangka waktu yang telah ditentukan. di dalam kegiatan menilai hasil pendidikan
itu, seorang pendidik menggunakan norma tertentu, norma tersebut hakikatnya
adalah semacam ukuran. Hasil penilaian itu biasanya dinyatakan dalam berbagai
macam cara, namun cara yang paling umum digunakan adalah dengan
menyatakannya dalam bentuk angka (bilangan).
Data yang diperoleh dari pengamatan perlu dihitung dan diinterpretasikan
terhadap ukuran tertentu, yaitu dihitung akan ukuran pemusatan dan penyebaran
data tersebut. Mean, Median, dan Modus sama-sama merupakan ukuran
pemusatan data yang termasuk kedalam analisis statistika deskriptif. Namun,
ketiganya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing dalam
menerangkan suatu ukuran pemusatan data. Untuk tahu kegunaannya masing-
masing dan kapan kita mempergunakannya, perlu diketahui terlebih dahulu
pengertian analisis statistika deskriptif dan ukuran pemusatan data. Analisis
Statistika deskriptif merupakan metode yang berkaitan dengan penyajian data
sehingga memberikan informasi yang berguna. Upaya penyajian ini dimaksudkan
untuk mengungkapkan informasi penting yang terdapat dalam data ke dalam
berntuk yang lebih ringkas dan sederhana yang pada akhirnya mengarah pada
keperluan adanya penjelasan dan penafsiran (Aunudin, 1989). Deskripsi data yang
dilakukan meliputi ukuran pemusatan dan penyebaran data. Ukuran pemusatan
data meliputi nilai rata-rata (median), modus, dan median.

1.2 Maksud dan tujuan


Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Statistik Dasar dan
juga agar pembaca dapat memahami ukuran pemusatan data, yaitu Mean, Modus,
Median. Adapun maksud dan tujuan secara khusus adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan pengertian ukuran pemusatan data
2. Menjelaskan ukuran pemusatan data Mean
3. Menjelaskan ukuran pemusatan data Modus
4. Menjelaskan ukuran pemusatan data Median
5. Menjelaskan hubungan antara Mean, Modus, Median

1.3 Rumusan Makalah


Dalam pembuatan makalah ini, ada masalah-masalah yang akan dibahas
pada bab pembahasan. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian ukuran pemusatan data?
2. Bagaimana menghitung ukuran pemusatan data Mean?
3. Bagaimana menghitung ukuran pemusatan data Modus?
4. Bagaimana menghitung ukuran pemusatan data Median?
5. Bagaimana hubungan antara Mean, Modus, Median?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ukuran Pemusatan Data


Ukuran pemusatan data merupakan salah satu pengukuran data dalam
statistika. Menurut Agus Irianto (2004) ukuran pemusatan (Central Tendency)
adalah ukuran statistika yang menyatakan bahwa satu skor yang dapat mewakili
keseluruhan distribusi skor atau penilaian yang sedang diteliti. Tujuan dalam
pengukuran central tendency adalah untuk menerangkan secara akurat tentang
skor atau penilaian suatu objek yang sedang diteliti, baik secara individual
maupun kelompok, melalui pengukuran tunggal. Dengan demikian maka central
tendency merupakan penyederhanaan data untuk mempermudah peneliti membuat
interpretasi dan mengambil suatu keputusan. Yang termasuk dalam ukuran
pemusatan data adalah rataan (Mean), Median, dan Modus.

2.2 Rata-Rata Hitung (Mean)


Rata-rata hitung merupakan jumlah dari seluruh nilai data dibagi dengan
banyaknya data. Rumus rata-rata hitung untuk data kuantitatif tanpa
pengelompokkan dimana datanya X1, X2, X3….Xn dengan data n buah, adalah:

Contoh 1:
Cari mean dari 5 orang mahasiswa hasil ujian mata kuliah statistika X 1 = 70, X2 =
65, X3 = 30, X4 = 45, X5 = 60.
Penyelesaian:

70 + 65 + 30 + 45 + 60
x = = 54
5
Rumus rata-rata hitung untuk data kuantitatif yang sudah dikelompokkan,
dihitung dengan rumus:

∑fi xi
x =
∑fi

Di mana:
xi = Titik tengah masing-masing kelas
fi = Frekuensi masing-masing kelas

Contoh 2:
Cari Mean dari distribusi frekuensi berikut.
No. Kelas Interval Frekuensi (fi) xi fi xi
1 53-58 2 55,5 111
2 59-64 12 61,5 736
3 65-70 10 67,5 675
4 71-76 23 73,5 1690,5
5 77-82 14 79,5 1113
6 83-88 10 85,5 855
7 89-94 5 91,5 457,5
8 95-100 4 97,5 390
∑fi = 80 ∑ fi xi = 6030

Maka meannya adalah


∑fi xi 6030
x = = = 75,38
∑fi 80
Mencari mean dengan cara coding, rumusnya:

∑fi ci
x = x0 + P ∑fi

Di mana:
Ci = Pengkodean (mulai dari 0)
x0 = Nilai tengah kelas yang memakai kode )
P = Panjang kelas/interval
Contoh 3:
Tinggi Badan xi fi ci fi ci
151-155 153 3 -3 -9
156-160 158 4 -2 -8
161-165 163 4 -1 -4
166-170 168 5 0 0
171-175 173 3 1 3
176-180 178 2 2 4
21 14

Maka rata-ratanya adalah:

∑fi ci
x = x0 + P = 168 + [14/21] = 164,67
∑fi

a. Penggunaan Mean
Sebagai salah satu ukuran rata-rata, Mean kita gunakan apabila kita
berhadapan dengan kenyataan seperti dikemukakan berikut ini (Sudijono,
2010: 91):
1) Bahwa data statistik yang kita hadapi merupakan data yang distribusi
frekuensinya bersifat normal atau simetris; setidak-tidaknya
mendekati normal. Jadi, apabila data statistic yang kita hadapi bersifat
a symetris, maka untuk mencari Nilai Rata-Rata data yang demikian
itu hendaknyajangan menggunakan Mean, sebab Nilai Rata-Rata yang
diperoleh nantinyaakan terlalu jauh menyimpang dari kenyataan yang
sebenarnya.
2) Bahwa dalam kegiatan analisis data, kita menghendaki kadar
kemantapan atau kepercayaan yang setinggi mungkin. Seperti dapat
kita amati pada perhitungan Mean yang telah dikemukakan
contohnya, maka Mean yang kita peroleh adalah hasil dari
perhitungan yang dilakukan terhadap semua angka, tanpa kecuali;
karena itu, sebagai ukuran rata-rata, Mean cukup dapat diandalkan,
atau memiliki reliabilitas yang tinggi.
3) Bahwa dalam penganalisisan data selanjutnya, terhadap data yang
sedang kita hadapi atau kita teliti itu, akan kita kenai ukuran-ukuran
statistic selain mean, misalnya: Deviasi Rata-Rata, Deviasi Standar,
Kolerasi dan sebagainya.
b. Kelemahan Mean
Mean dikenal sebagai ukuran rata-rata yang menduduki tempat paling
penting jika dibandingkan dengan ukuran rata-rata lainnya. Namun demikian,
hal itu bukanlah berarti bahwa Mean tidak memiliki kelemahan. Sebagai
ukuran Rata-Rata, Mean menyandang kelemahan yang dikemukakan oleh
Sudijono (2010) antara lain sebagai berikut:
1) Karena Mean itu diperoleh atau berasal dari hasil perhitungan
terhadap seluruh angka yang ada, maka, jika dibandingkan dengan
ukuran rata-rata lainnya perhitungannya relatif lebih sukar.
2) Dalam menghitung Mean, sangat diperlukan ketelitian dan kesabaran,
lebih-lebih apabila kita dihadapkan kepada bilangan yang cukup
besar, sedangkan kita tidak memiliki alat bantu perhitungan, seperti:
mesin hitung, kalkulator, dan sebagainya.
3) Sebagai salah satu ukuran rata-rata, Mean kadang-kadang sangat
dipengaruhi oleh angka atau nilai ekstrimnya, sehingga hasil yang
diperoleh kadang terlalu jauh dari kenyataan yang ada.
Contoh:
Siswa “A” memiliki rapor untuk lima macam bidang studi, masing-
masing 6, 6, 6, 6, dan 6, sehingga Nilai Rata-Rata Hitungnya = 30 : 5
= 6. Siswa “B” untuk kelima bidang studi yang sama, memperoleh
nilai 10, 4, 3, 8, dan 5, sehingga Nilai Rata-Ratanya juga = 30 : 5 = 6.
Siswa “C” untuk kelima bidang studi tersebut memiliki nilai-nilai 10,
2, 2, 6, dan 10 yang berarti Nilai Rata-Rata Hitungnya = 30 : 5 = 6.
Contoh Lain :
“A” memiliki uang Rp. 8000,-. “B” memiliki uang Rp. 6900,-
sedangkan “C” memiliki uang Rp. 100,-. Jadi rata-rata tiap anak
memiliki uang Rp. 15.000,- dibagi 3 = Rp. 5000,- (terlalu
menyimpang dari kenyataan yang ada).

2. Modus
Modus adalah nilai yang mempunyai frekuensi terbesar dalam suatu
kumpulan data. Modus berguna untuk mengetahui tingkat seringnya terjadi suatu
peristiwa. Jika nilai yang tampil dengan frekuensi tertinggi ada dua disebut
bimodal, kalau ada tiga disebut trimodal, kalau ada banyak disebut multimodal.
Modus dapat diguanakan untuk semua skala pengukuran data mulai dari nominal
hingga ratio. Contoh 1: Data dari 10 orang mahasiswa yang mengikuti tes
statistika sebagai berikut: 50, 40, 37, 50, 50, 60, 80, 80, 70, 90. Maka Modusnya
(Mo) adalah: 50.
Untuk menentukan modus dari data kuantitatif dengan data distribusi,
rumus yang dipakai: b1
Mo = b + P
b1 + b2

Di mana:
b = Tepi batas bawah kelas modus
P = Panjang kelas/interval
b1 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
b2 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas berikutnya
Contoh 2:
Diketahui distribusi frekuensi di bawah ini:
Kelas Interval f
31-40 1
41-50 2
51-60 5
tepi batas bawah 61-70 15
kelas modus: 71-80 20
81-90 25
81 – 0,5 = 80,5 91-100 5
∑f = 73

Berdasarkan tabel di atas , didapat:


b1 = 25 – 20 = 5
b2 = 25 – 5 = 20
b = 80,5
P = 10
b1 5
Mo = b + P = 80,5 + 10 = 82,5
b1 + b2 5 + 20
Sehingga modusnya adalah:

a. Pengguanaan Modus
Mencari modus kita lakukan apabila kita berhadapan dengan
kenyataan sebagai berikut (Sudijono, 2010):
1) Kita ingin memperooleh nilai yang menunjukkan aturan rata-rata
dalam waktu yang paling singkat
2) Dalam mencari nilai yang menunjukkan ukuran rata-rata kita
meniadakan faktor ketelitian hanya bersifat kasar saja
3) Dari data yang sedang kita teleti (kita cari Modusnya) kita hanya ingin
mengetahui ciri khasnya saja.
b. Kebaikan dan kelemahan Modus
Kebaikan Modus dapat menolong diri kita dalam waktu yang paling
singkat memperoleh ukuran rata-rata yang merupakan ciri khas dari data yang
kita hadapi. Adapun kelemahannya ialah kurang teliti karena Modus mudah
atau terlalu gampang diperoleh (dicapai). Selain itu, jika frekuensi maksimal
yang terdapat dalam distribusi frekuensi data yang kita teliti itu lebih dari satu
buah, maka akan kita peroleh modus yang banyaknya lebih dari satu buah.
Kemungkinan lainnya, bisa terjadi bahwa dalam suatu distribusi frekuensi
tidak dapat kita cari atau tentukan modusnya, disebabkan karena semua skor
yang ada mempunyai frekuensi yang sama. Akhirnya, sebagai salah satu
ukuran rata-rata, modus sifatnya tidak stabil.

C. Median

Median merupakan nilai tengah dari nilai-nilai pengamatan yang disusun


secara teratur menurut besarnya data. Median membagi nilai pengamatan yang
ada pada gugus data sehingga 50% di atas median. Kelebihan median tidak
dipengaruhi adanya nilai ekstrim (pencilan). Median dapat dipergunakan bila
skala pengukuran datanya minimal ordinal, sehingga terhadap nilai-nilai
pengamatan dapat dilakukan pemeringkatan untuk menemukan nilai pengamatan
yang berlokasi di tengah.
Contoh 1 :
Median dari data berikut: 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10 adalah 7 (untuk data ganjil). Dan
median dari data 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11 adalah (7 + 8) / 2 = 7,5 (untuk data genap).

Untuk menentukan median dari data yang dikelompokkan dalam dalam data
distribusi frekuensi menggunakan rumus:

1/2n – F
Me = b + P
f

Di mana:
b = Tepi batas bawah kelas median
P = Panjang kelas/interval
F = Jumlah frekuensi sebelum kelas median
f = Frekuensi kelas median
n = Jumlah seluruh frekuensi

Contoh 2:
Kelas Interval f
31-40 1
41-50 2
51-60 5
61-70 15
71-80 20
81-90 25
91-100 5
∑f = 73

Berdasarkan tabel di atas, kelas mediannya adalah 73/2 = 36,5 (angka 36,5
terletak di kelas interval ke 5) sehingga didapat:
b = 70,5; P = 10; F = 23; f = 20; n = 73
1
1/2n – F /2. 73-23
Me = b + P = 70,5 + 10 = 77,25
f 20

a. Pertengahan (Median)
Nilai rata-rata Pertengahan atau Median kita aria tau kita hitung,
apabila kita berhadapan dengan kenyataan seperti disebutkan berikut ini
(Sudijono, 2010):
1) Kita tidak memiliki waktu yang ukup luas atau longgar untuk
menghitung Nilai Rata-Rata Hitung (Meannya).
2) Kita tidak ingin memperoleh nilai rata-rata dengan tingkat ketelitian
yang tinggi, melainkan hanya sekedar ingin mengetahui skor atau nilai
yang merupakan niali pertengahan dari data yang sedang kita teliti.
3) Distribusi frekuensi data yang sedang kita hadapi itu bersifat asimetris
(tidak normal).
4) Data yang sedang kita teliti itu tidak akan dianalisis secara lebih
dalam lagi dengan menggunakan ukuran statistika lainnya.
b. Kebaikan dan Kelemahan Median
Kebaikan yang dimiliki oleh median sebagai ukuran rata-rata ialah,
Mediannya dapat diperoleh dalam waktu yang singkat, karena proses
perhitungannya sederhana dan mudah. Adapun kelemahannya ialah, median
sebagai ukuran rata-rata bersifat kurang teliti (Sudijono, 2010).

2.5 Hubungan Antara Mean, Median dan Modus


Rata-rata hitung (mean), median dan modus adalah nilai yang digunakan
untuk mewakili seperangkat data. Ketiga nilai tersebut sering juga disebut dengan
ukuran kecenderungan terpusat (measure of central tendency). Sebab
kecenderungan dari nilai-nilai tersebut memusat pada bagian tengah suatu
perangkat data. Pada analisis data biasanya fokus perhatian tidak terletak pada
keseluruhan data, tetapi terletak hanya dimana data tersebut memusat. Oleh
karena itulah nilai-nilai rata-rata, median dan modus sering digunakan untuk
mewakili seperangkat data dalam analisis statistik.
Pada suatu distribusi frekuensi, hubungan antara rata-rata, median dan
modus adalah sebagai berikut.
1. Jika rata-rata, median dan modus
memiliki nilai yang sama, maka
nilai rata-rata, median dan modus
akan terletak pada satu titik dalam
kurva distribusi frekuensi. Kurva
distribusi frekuensi tersebut akan
terbentuk simetris.

2. Jika rata-rata lebih besar dari


median, dan median lebih besar
dari modus, maka pada kurva
distribusi frekuensi, nilai rata-rata
akan terletak di sebelah kanan,
sedangkan median terletak di
tengahnya dan modus di sebelah
kiri. Kurva distribusi frekuensi
yang terbentuk adalah miring
kanan atau kemiringan positif.

3. Jika rata-rata lebih kecil dari


median, dan median lebih kecil
dari modus, maka pada kurva
distribusi frekuensi, nilai rata-rata
akan terletak di sebelah kiri,
sedangkan median terletak di
tengahnya dan modus di sebelah
kanan. Kurva distribusi frekuensi
yang terbentuk adalah miring kiri
atau kemiringan negatif.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ukuran pemusatan data merupakan salah satu pengukuran data dalam
statistika. Yang termasuk dalam ukuran pemusatan data adalah rataan (Mean),
Median, dan Modus. Rata-rata hitung merupakan jumlah dari seluruh nilai data
dibagi dengan banyaknya data. Sebagai salah satu ukuran rata-rata, Mean kadang-
kadang sangat dipengaruhi oleh angka atau nilai ekstrimnya, sehingga hasil yang
diperoleh kadang terlalu jauh dari kenyataan yang ada.
Modus adalah nilai yang mempunyai frekuensi terbesar dalam suatu
kumpulan data. Modus berguna untuk mengetahui tingkat seringnya terjadi suatu
peristiwa. Kebaikan Modus dapat menolong diri kita dalam waktu yang paling
singkat memperoleh ukuran rata-rata yang merupakan ciri khas dari data yang kita
hadapi. Adapun kelemahannya ialah kurang teliti karena Modus mudah atau
terlalu gampang diperoleh (dicapai) dan sifatnya tidak stabil.
Median merupakan nilai tengah dari nilai-nilai pengamatan yang disusun
secara teratur menurut besarnya data. Median membagi nilai pengamatan yang
ada pada gugus data sehingga 50% di atas median. Kelebihan median tidak
dipengaruhi adanya nilai ekstrim (pencilan). Median dapat dipergunakan bila
skala pengukuran datanya minimal ordinal, sehingga terhadap nilai-nilai
pengamatan dapat dilakukan pemeringkatan untuk menemukan nilai pengamatan
yang berlokasi di tengah.
Hubungan antara Mean, Modus, dan Median terletak pada titik kurva di
distribusi frekuensi. Apabila niali antara Mean, Modu, dan Median sama maka
titik kurva akan simetris. Tetapi, apabila Mean lebih besar dari median, dan
median lebih besar dari modus maka titik kurva akan miring ke sebelah kanan
(kemiringan positif). Namun, jika Mean lebih kecil dari median, median lebih
kecil dari modus, maka titik kurva akan miring ke sebelah kiri (kemiringan
negatif).

DAFTAR PUSTAKA
Aunuddin. 1989. Analisis Data. Bogor: IPB Press

Irianto, Agus. 2004. Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya. Jakarta:


Kencana.

Muhidin, Sambas Ali & Ating Somantri. Aplikasi Statistika Dalam Penelitian.

Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. 2006. Aplikasi Statistika Dalam
Penelitian. Penerbit Pustaka Setia: Bandung.

Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo


Perada.

Sesi Tanya Jawab Kelompok 2


Moderator: Mulyani (2017142006)
1. Farah Yanuarita (2017142018)
Pertanyaan: Sebutkan persamaan dan perbedaan antara Mean, Median, dan
Modus?
Penjawab: Cindy Destarika (2017142027)
Jawaban: Perbedaannya adalah Kalau Mean digunakan untuk mencari nilai rata-
rata, sedangkan Median digunakan untuk mencari nilai tengah, dan Modus
digunakan untuk mencari nilai terbanyak. Persamaannya adalah ketiga data
tersebut termasuk kedalam statistika deskriptif.

2. Windari Despa Risca (2017142016)


Pertanyaan: Sebutkan kebihan dan kekurangan ketiga data tersebut?
Penjawab: Heni Gustina (2017142008)
Jawaban: 1. Kelebihan Mean adalah mudah dalam mengetahui nilai rata-rata,
sedangkan kekurangan Mean adalah perhitungannya lebih sulit karena apabila
jumlah datanya banyak kita memerlukan alat hitung seperti kalkulator dan
hasilnya pun jarang menghasilkan angka bulat, lebih banyak angka decimal
sehingga harus dibulatkan. 2. Kelebihan Modus adalah nilainya mudah diperoleh,
sedangkan kekurangannya adalah sifatnya tidak stabil, terkadang dalam suatu
penyajian data tidak teradapat satupun modus atau malah mendapatkan modus
lebih dari satu. 3. Kelebihan Median adalah mudah diperoleh, perhitungannya
sederhana dan mudah, sedangkan kekurangan Median adalah sifat datanya
kuarang teliti.

3. Ria Dahatina (2017142002)


Pertanyaan: Bagaimana cara menentukan nilai tepi bawah kelas median dan kelas
modus?
Penjawab: Heni Gustina (2017142008)
Jawaban: Cara menentukan tepi kelas bawah Modus adalah pertama cari frekuensi
data terbanyak, lalu lihat interval frekuensi terbanyak tersebut, dan guanakan
rumus seperti ini:

tepi batas bawah


kelas modus:

81 – 0,5 = 80,5
dimana 81 (contoh) adalah batas paling bawah pada interval data frekuensi
terbanyak, dan 0,5adalah rumusnya, lalu untuk mendapatkan tepi bawah kelas
modus, kedua angka tersebut dikuangkan, hasilnya seperti diatas.

Anda mungkin juga menyukai