Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

KRIPIK TEMPE “YOYO GROUP”

Disusun Oleh:
Kelompok 1

Widya Ardiani (170200730)


Herma Putri P (170200741)
Rifa Kusairi (170200753)
Yuliana Dewi A (170200757)
Kiky Aisyah O.Y (170200759)

Komputer Akuntansi 6 E

PROGRAM STUDI KOMPUTERISASI AKUNTANSI


JURUSAN KOMPUTER AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI MADIUN
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan Makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

    
                                                                                      Madiun, 5 Maret 2020
    

                                                                                             Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5
BAB III PENUTUP..........................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perusahaan


Pak Eko dan Bu Eko (Zahrotun Nafiah) awalnya bekerja di sebuah
perusahaan di Jakarta. Pada tahun 2008 Pak Eko dan Bu Eko memutuskan
mengundurkan diri dari perusahaan tempat mereka bekerja dengan alasan
biaya hidup di Jakarta yang tinggi, tidak bisa menabung, dan mulai
memikirkan sekolah anak-anaknya. Kemudian Pak eko dan Bu Eko
memutuskan untuk kembali ke kampung halaman di Magetan, Jawa Timur.
Pengalaman kerja yang diperoleh selama bekerja di Jakarta tidak semua bisa
dipraktikkan di kampong halaman karena masyarakatnya masih berpikir
lambat. Pak Eko merantau ke Sulawesi tahun 2010-2018. Pada tahun 2017,
Bu Eko mengikuti kegiatan PKK, dimana pada kegiatan tersebut ada usulan
wirausaha keripik tempe. Sebelumnya, di daerah tempat tinggalnya sudah ada
produksi keripik tempe tetapi tidak dilanjutkan dikarenakan adanya kendala
pemasarannya.
Selanjutnya, Bu Eko mulai mempraktikkan tempe keripik sendiri.
Awalnya Bu Eko membuat tempe bulat, percobaan pertama gagal karena saat
diiris tempenya hancur. Percobaan kedua juga gagal, juga karena tempenya
hancur saat diiris. Kemudian Pak Eko dan Bu Eko mulai berpikir, apa
masalahnya bisa sampai gagal. Kemudian Pak Eko dan Bu Eko terus
mencoba sampai berhasil, karena mereka mempunyai prinsip untuk fokus,
ulet, inisiatif, dan terus mencoba saat gagal. Kemudian tempe yang dibuat
berhasil, dan bisa diiris dengan rapi tetapi gagal saat digoereng. Saat keripik
tempe sudah dipasarkan, ternyata baru 1 minggu sudah rusak. Saat itu Pak
eko dan Bu Eko baru mempunyai 2 orang pelanggan, salah satunya
mengatakan pada Pak Eko bahwa keripik tempe tersebut kurang matang saat
menggorengnya. Kritik tersebut diterima oleh Pak Eko. Pada produksi
selanjutnya, durasi saat menggoreng keripik tempe ditambah sehingga keripik
tempe berwarna agak coklat dan ternyata keripik tersebut bisa bertahan
sampai 2 bulan.

2.2 Proses Produksi


1. Alat dan Bahan
Berikut beberapa bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan kripik tempe
“Yoyo Grup”, antara lain: kacang kedelai, bumbu, tepung, minyak
goreng. Sedangkan alat yang digunakan dalam proses pembuatan, antara
lain: penggorengan, kompor, spatula, saringan, pisau, plastik lonjong, dan
lain-lain.
2. Cara Pembuatan
a. Pembuatan Tempe
Dalam pembuatan kripik tempe ini, pemilik membuat sendiri
tempenya. Cara pembuatan tempenya adalah sebagai berikut:
 Piih kacang kedelai yang bagus. Setelah itu cuci kacang kedelai
sampai bersih.
 Kemudian kacang kedelai direbus sampai kulit terkelupas.
Lakukan perebusan sebanyak 2 kali agar kulit kacang kedelai
terkelupas semua.
 Setelah itu kacang kedelai ditiriskan, lalu masukkan ragi dan aduk
hingga rata. Lalu kacang kedelai yang telah diberi ragi tersebut
dimasukkan ke plastik gulung. Beri lubang kecil di plastik
tersebut agar proses peragian ke kacang kedelai dapat terproses
dengan cepat. Tunggu proese pembuatan tempe tersebut selama
12 jam hingga menjadi tempe.
b. Pembuatan Kripik Tempe
 Iris tempe menjadi tipis-tipis.
 Siapkan bahan celupan, seperti, tepung, air, dan bumbu rahasia.
Setelah itu masukkan tepung, bumbu, dan air, lalu aduk hingga
rata.
 Kemudian siapkan alat-alat untuk memasak. Panaskan minyak
hingga panas. Setelah panas celupkan irisan tempe tersebut ke
dalam adonan dan selanjutnya masukkan ke dalam minyak yang
panas.
 Tunggu hingga warna kripik tempe kuning kecoklatan. Setelah itu
tiriskan kripik tempe dan tunggu sampai dingin.

2.3 Proses Pengemasan


Setelah kripik tempe ditiriskan dan dingan, kemudian masukkan kripik tempe
ke dalam plastik kemasan sesuai dengan variasi berat dan harganya.
Kemudian pres plastik agar kerenyahan dari keripik tempe tetap terjaga.
Kripik “Yoyo Grup” ini menyediakan berbagai macam variasi dari harga Rp
5.000 sampai dengan harga Rp 40.000.

2.4 Proses Pemasaran


Bapak Eko selaku pemilik “Yoyo Grup” memasarkan produknya ke toko dan
pasar. Kripik tempe ini dibuat dan dijual sesuai dengan permintaan
konsumen. Jadi Bapak Eko ini tidak setiap hari melakukan produksi kripik
tempe. Untuk sekarang Pak Eko mempunyai 10 pelanggan tetap yang selalu
memesan kripik tempenya.

2.5 Analisis SWOT


1. Strenght (Kekuatan)
 Kripik tempe milik Pak Eko ini memahami selera konsumen dengan
menambahkan varian rasa bawang dengan harga terjangkau.
 Dapat menguasai pasar lokal di wilayah perusahaan berproduksi
 Bebas dari bahan pengawet kimia yang berbahaya
 Menggunakan Brand sebagai proses pemasaran agar lebih dikenal
dari kripik tempe produk lain
2. Weakness (Kelemahan)
 Kripik tempe ini hanya mampu bertahan 3 bulan saja
 Usaha masih terbilang rumahan dengan skala kecil dan karyawan
masih kerabat atau keluarga saja

3. Opportunity (Peluang)
 Mengemas kripik tempe semenarik mungkin untuk menarik para
konsumen
 Belum banyak produk kripik tempe yang bermerk, dan
mencamtumkan ferivikasi dari DinKes.
4. Threats (Tantangan)
 Pesaing lain yang bergelut dibidang yang sama
 Harga bahan utama yakni kedelai yang tak menentu, terlebih lagi
jika sedang melonjok tinggi.

2.6 Hasil Wawancara


1. Apakah kendala Bapak dalam proses produksi keripik tempe dan
bagaimana cara mengatasinya?
Jawab : Saat pertama membuat tempe bulat, tidak langsung bisa berhasil
karena tempe bulat tersebut saat diiris. Perlu mencoba berkali-kali sampai
berhasil. Saat tempe bulat berhasil diproduksi dan bis diiris dengan baik,
ternyata tempe tersebut gagal saat digoreng. Selanjutnya, ada kendala lain
yaitu keripik tempe tersebut berwarna putih pucat dan dalam waktu 1
minggu sudah rusak. Hal tersebut dikarenakan kurang matang saat
menggorengnya, maka pada produksi selanjutnya saya menambah durasi
saat menggorengnya sampai tempe tersebut berwarna agak kecoklatan
dan hasilnya bagus, keripik tempe tersebut bisa bertahan sampai 2 bulan.
2. Apakah kendala Bapak dalam proses pemasaran keripik tempe dan
bagaimana cara mengatasinya?
Jawab : Kendala dalam pemasarannya yaitu bersaing dengan produk
keripik tempe yang sudah ada di pasar dan juga pembeli belum percaya
dengan barang baru. Selanjutnya, saya menawarkan keripik tempe di
warung, di pasar tradisional. Produksi keripik tempe saya mempunyai ciri
khas yaitu berbentuk bulat dan rasa bawang sehingga mampu bersaing
dan bertahan di pasaran.

3. Berapakah omzet penjualan Bapak dalam satu bulan?


Jawab : Omzet penjualan sekitar Rp2.000.000/minggu, dan keuntungan
bersih sekitar Rp3.500.000/bulan.
4. Apakah ada SIUP dalam usaha ini?
Jawab : Kalau SIUP belum punya, saya hanya mempunyai PIRT
(Perizinan Produk Rumah Tangga) dari Dinas Kesehatan, karena produk
yang saya hasilkan berpa makanan yang bertahan lebih dari satu minggu.
Surat PIRT harus diperbarui dalam waktu lima tahun.
5. Apakah Bapak sudah melakukan penyusunan laporan keuangan?
Jawab : Belum, saya masih menggunakan sistem pencatatan sederhana
yaitu hanya mencatat pengeluaran dan pemasukan kas.
6. Apakah keripikn tempe ini sudah terdaftar dalam BPOM?
Jawab : Tidak pakai BPOM tidak apa-apa, hanya dengan PIRT sudah
cukup karena expired keripik tempe ini lebih dari satu minggu.
7. Apakah Bapak mempekerjakan karyawan dalam memproduksi keripik
tempe?
Jawab : Saya tidak mempekerjakan karyawan, disini susah untuk
mendapatkan karyawan karena masyarakat melihat suatu pekerjaan dari
besarnya gaji, jika gaji dianggap kecil maka tidak mau bekerja.
8. Mengapa produk yang dihasilkan hanya keripik tempe?
Jawab : Sebenarnya dalam pikiran saya juga banyak produk yang ingin
saya produksi, tetapi saya tidak yakin apakah saya mampu dalam
pengelolaannya. Karena untuk menambah produk yang lain maka harus
menambah alat produksi juga, sedangkan saya belum mampu untuk
membeli alat produksi tersebut. Saya juga ingin fokus terlebih dahulu ke
produk keripik tempe.
9. Apakah harapan Bapak produk keripik tempe kedepannya?
Jawab : Harapan saya semoga produk keripik tempe ini bisa berkembang
lebih baik lagi.

10. Apakah usaha keripik tempe ini mmenjadai usaha pokok atau usaha
sampingan?
Jawab : Pada awalnya produksi keripik tempe ini saya jadikan usaha
sampingan, setelah beberapa waktu saya menjadikan produksi keripik
tempe ini menjadi usaha pokok agar semakin berkembang.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Berdasarakan pengalaman yang didapat penulis selama menjalankan
kunjungan kewirausahaan, penulis ingin memberikan saran, diantaranya
1. Dalam pemasarannya mungkin dapat lebih disebarluaskan sehingga
perusahaan ini dapat terus berkembang dan juga akan mendapat
keuntungan yang berlipat.
2. Perlunya inovasi dalam keripik tempe yang disukai oleh konsumen
sehingga menambah tingkat penjualan dan keuntungannya pula.

Anda mungkin juga menyukai