KASUS POSISI
Latip beralamat di Jalan Mitra Raya Blok F2 B, RT. 002, RW. 005, Teluk
Tering, Batam, Kepulauan Riau, dalam hal ini memilih domisili hukum di
kantor kuasanya DR. TURMAN M. PANGGABEAN, SH., MH., & REKAN,
berkedudukan di Ruko Cempaka Mas Blok B-24, Jalan Letjend. Suprapto,
Cempaka Putih, Jakarta Pusat 10640, berdasarkan surat kuasa khusus
(Terlampir), selanjutnya di sebut sebagai PENGGUGAT ingin mengajukan
gugatan wanprestasi terhadap :
(1). Pasal 2 :
Pihak Pertama (Penjual/Drs. ZAMHARIR. AR) wajib untuk mengurus
pengosongan dari penghuninya atas bangunan tersebut serta
mengurus sertipikat (tanda bukti hak) atas tanah tersebut selambat-
lambatnya 6 (enam) bulan terhitung dari tanggal akta ini
ditandatangani.
(2). Pasal 5 :
Jual beli akan dibuat serta ditandatangani dihadapan Pejabat
Pembuat Akta Tanah (PPAT) bilamana Sertipikat (Tanda Bukti Hak)
telah diterbitkan oleh instansi yang berwenang atas nama Pihak
Pertama (Penjual/ Drs. ZAMHARIR. AR) dan Pihak Kedua
(Pembeli/PENGGUGAT) telah membayar lunas sisa harga jual beli
atas tanah dan bangunan tersebut atau selambat-lambatnya 6
(enam) bulan terhitung mulai tanggal akta ini ditandatangani.
(3). Pasal 8 :
Bilamana Sertipikat (Tanda Bukti Hak) atas tanah tersebut telah
diterbitkan oleh instansi yang berwenang, maka Pihak Pertama
(Penjual/ Drs. ZAMHARIR. AR) wajib menyerahkan Sertipikat (Tanda
Bukti Hak) tersebut kepada Kantor Notaris Haji ABDUL KADIR USMAN
(TURUT TERGUGAT) untuk disimpan selama perjanjian ini
berlangsung.
Namun ternyata ternyata pada tanggal 12 Juni 1991, TURUT TERGUGAT III
telah menerbitkan Sertifikat tanah objek perkara tersebut, yaitu Sertifikat
Hak Guna Bangunan Nomor 470 / Kebon Sirih (Bukti P-4) dan selanjutnya
telah ditingkatkan menjadi Sertifikat Hak Milik Nomor 302/Kebon Sirih (Bukti
P-5), dengan luas tanah 444 M2 (empat ratus empat puluh empat meter
persegi), tertulis atas nama Doktorandus ZAMHARIR ACHMAD RADHI,
sehingga sepatutnya Almarhum Drs. ZAMHARIR. AR (Suami TERGUGAT I dan
orang tua TERGUGAT II dan TERGUGAT III) setelah mendapatkan Sertifikat
Hak Guna Bangunan Nomor 470 / Kebon Sirih (yang telah ditingkatkan
menjadi Sertifikat Hak Milik Nomor 302/Kebon Sirih) harus melaksanakan
kewajibannya sebagaimana diatur dalam Pasal 2, Pasal 5, Pasal 8 Akta
Perjanjian Untuk Jual Beli Nomor : 52, tanggal 24 Juli 1990 tersebut di atas,
namun ternyata Almarhum Drs. ZAMHARIR. AR tidak melaksanakan
kewajibannya atau dengan kata lain Almarhum Drs. ZAMHARIR. AR telah
melakukan tindakan Wanprestasi (Ingkar Janji).
1. Kekuatan pembuktian formal yaitu bahwa kedua belah pihak benarbenar sudah menerangan di
muka notaris apa yang telah tertulis di dalam akta itu.
2. Kekuatan pembutian material yaitu bahwa apa yang telah diterangkan oleh kedua pihak di muka
notaris dan tertulis dalam akta itu, memang benar-benar terjadi atau dalam kata-kata lain
bahwa isinya keterangan mereka itu benar-benar terjadi.
Disini kami menganalisis beberapa dari alat bukti yang ada dalam observasi
kami, yaitu alat bukti surat :
“Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu
mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu barang, dan pihak yang
lain untuk membayar harga yang dijanjikan.”
b. Perjanjian Untuk Jual Beli Nomor : 52, tanggal 24 Juli 1990 tersebut
juga telah memenuhi syarat sahnya Perjanjian dan berlaku sebagai
Undang-undang bagi Pembuatnya termasuk ahli warisnya berdasarkan
ketentuan Undang-undang sebagaimana Pasal 1320 Jo. Pasal 1338
Kitab Undang-undang Hukum Perdata ("KUHPerdata") dan PP No. 24
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah Jo. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1961 Tentang Pendaftaran Tanah
“Jual beli yang dilakukan oleh Ignatius Ngadijono (suami Sumirah, red.) dan
Martosarno telah dilakukan sesuai dengan hukum yang memenuhi syarat
terang dan tunai. Secara terang, jual beli tersebut dilakukan di hadapan
perangkat desa setempat, yang terdiri dari Kepala Desa Tidar, Carik Desa,
dan Bayan Desa, serta disaksikan oleh sekurang-kurangnya 4 orang saksi.
Sedangkan syarat tunai telah dilakukan, dengan adanya pembayaran di
hadapan perangkat desa dan saksi-saksi. Atas dasar tersebut, pengadilan
memutuskan :
- Mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian dengan verstek;
- Menyatakan surat pernyataan jual beli tanah pekarangan tertanggal 24
Juni 1968 antara Ngadijono Martosarno di hadapan Kepala Desa Tidar
adalah sah dan berharga;
- Memberikan hak kepada Penggugat beserta ahli waris yang lainnya,
untuk membaliknamakan sertifikat Hak Milik 585, semula atas nama
Martosarno Bin Soekarjo, menjadi atas nama Penggugat dan ahli waris
yang lain.”
3. KESIMPULAN
Berdasarkan laporan observasi tersebut diketahui bahwa alat bukti yang di hadirkan dalam persidangan
oleh penggugat yaitu alat bukti surat telah sesuai dengan apa yang telah di atur dalam undang-undang
yaitu akta otentik atau akta resmi yang berdasarkan pasal 1868 KUHPerdata adalah suatu akta yang di
buat oleh atau dihadapan seorang pejabat umum yang menurut undang-undang ditugaskan untuk
membuat surat-surat akta tersebut ditempat dimana akta itu dibuat, pejabat umum yang di maksud
salah satunya adalah notaris dalam hal ini adalah notaris HENDRIK HONDO selaku Notaris
Pengganti dari Haji ABDUL KADIR USMAN, SH, sehingga alat bukti surat yang
sah dapat di jadikan sebagai bukti dan sebagai pertimbangan hakim dalam
memutus suatu perkara perdata dalam suatu persidangan sehingga alat
bukti surat yang sah dapat melindungi hak bagi warganegara dalam suatu
peristiwa perdata yang di alaminya seperti adanya wanprestasi dari salah
satu pihak dalam hal ini adalah penggugat yaitu LATIP, sehingga yang
bersangkutan dapat memperoleh haknya sebagaimana mestinya.