Kesimpulan :
Waktu : 60 Menit
Alat : Multimeter Analog, Multimeter Digital, DC Power Supply, Meter
Dasar
Bahan : Resistor 33KΩ, 1.2KΩ, 47Ω
Indikator Kerja : Mampu Mengukur Menggunakan Alat Ukur Sesuai Besaran Dari
Rangkaian
1.2kΩ 470Ω
XMM1
V1
0V
Arus I1
Sumber Tegangan
Hasil Perhitungan Hasil Pengukuran
(V)
(mA) Analog (mA) Digital (mA)
5 2.9 2.9 2.97
7 4.1 4 4.15
9 5.3 5 5.36
10 5.9 5.8 5.96
12 7.1 7 7.15
a. Sumber Tegangan 5V
Rs = R1 + R2
= 1.2kΩ + 47 Ω
= 1670 kΩ
v 5v
I= = = 0.0029 A = 2.9 mA
R 1670 k Ω
b. Sumber Tegangan 7V
Rs = R1 + R2
= 1.2kΩ + 47 Ω
= 1670 kΩ
v 7v
I= = = 0.0041 A = 4.1 mA
R 1670 k Ω
d. Sumber Tegangan 10 V
Rs = R1 + R2
= 1.2kΩ + 47 Ω
= 1670 kΩ
v 10 v
I= = = 0.0059 A = 5.9 mA
R 1670 k Ω
Kesimpulan :
Pada pekerjaan ini dilakukan 4 macam pengukuran yaitu dengan perhitungan menggunakan
rumus mencari arus pada rangkaian seri, mengukur dengan multimeter digital, multimeter
analog dan menggunakan softwere multisim. Dari hasil pekerjaan ini didapatlah hasil yang
bervariasi namun memiliki toleransi yang sangat kecil. Hal ini dikarenakan masing-masing
alat memiliki sensitivitas dan ketepatan pengukuran yang berbeda-beda. Pada rangkaian
seri ini bila diberikan sumber tegangan maka arus yang mengalir pada rangkaian akan sama
nilainya namun tengan yang akan mengalir pada tiap-tiap komponen akan berbeda. Maka
hasil dari pekerjaan ini sesuai dengan bunyi hokum Kirchoff I.
R1
33kΩ XMM3
XMM2
Vdc
10 V
R2
33Ω
Gambar 2.7 Pengukuran Rangkaian Ke - 2
V
Rs = R1 +R2 I= Vab = 0.1515 x 33 kΩ
R
10 V
= 33kΩ + 33kΩ = = 0.1515 mA = 5V
66 k Ω
= 66 kΩ
Kesimpulan :
Pada pekerjaan ini melakukan hal yang sama dengan rangkaian yang sebelumnya yaitu 4
macam pengukuran yaitu dengan perhitungan menggunakan rumus mencari arus pada
rangkaian seri, mengukur dengan multimeter digital, multimeter analog dan menggunakan
softwere multisim. Namun pada pekerjaan ini diilakukan pengukuran nilai tegangan yang
mengalir pada suatu rangkaian seri. Maka didapatlah hasil pada tegangan V ab sebesar 5V.
Tegangan ini terbagi dua dengan R1 karena pada prinsipnya pada suatu rangkaian seri
tegangan yang mengalir pada rangkaian tertutup nilai tegangannya akan berbeda.. Hal ini
seusai dengan bunyi Hukum Kirchoff II
Tugas 3
Nilai
No Jenis Tegangan Yang Diukur Tempat I (Volt) Tempat II (Volt)
Analaog Digital Analog Digital
I Tegangan AC 1 Phase
1 Terminal Ph – N 200 207.8 200 210.2
2 Terminal Ph – PE 200 207.5 200 208.5
3 Terminal N – PE 0 0.56 0 0.42
II Tegangan AC 3 Phase
1 Terminal R – S 370 357.7 370 361.5
2 Terminal R – T 380 359.0 370 363.2
3 Terminal S – T 380 360.4 380 364.7
4 Terminal R – N 200 207.9 210 210.5
5 Terminal S – N 200 207.9 210 210.2
6 Terminal T – N 200 207.7 210 210.5
7 Terminal R – PE 200 207.8 210 210.3
8 Terminal S – PE 200 207.6 210 210.1
9 Terminal T – PE 200 208.2 210 211.0
10 Terminal N - PE 0 0.56 0 0.55
Kesimpulan :
1. Besar tegangan pada tempat 1 dan tempat 2 nilai tegangannya hampir mendekati
sama dikarenakan besar tegangan yang mengalir ditempat 1 dan 2 merupakan
tegangan yang sama yang dialiri dari PLN. Tegangan yang mengalir masih dalam
kategori baik karena masih dalam kategori toleransi lebih kurang 10% dari nilai yang
dialiri dari PLN
2. Nilai N – PE = 0 mengartikan bahwa terminal netral tidak mengandung tegangan
yang berfungsi untuk menetralkan peralatan listrik jika terjadi kebocoran lisrik. Dan
dapat menghilangkankan induksi listrik yang muncul pada perangkat elektronik yang
mengandug logam. Dan titik ini juga berfungsi sebagai proteksi listrik jika sewaktu-
waktu terjadi sambaran petir yang cukup kuat.
3. Besarnya nilai tegangan anatara Ph – N dengan Ph – Ph berbeda dikarenakan
tegangan yang diukur pad terminal Ph – N diukur dengan titik terminal yang tidak
memiliki tegangan atau sama dengan 0. Berbeda dengan pengukuran pada terminal
Ph – Ph diukur pada titik terminal yang masing-masing phasa diukur pada titik yang
bertegangan maka nialinya berbeda. Hal ini dapat dibuktikan dengan sumber
tegangan pada Ph – N di bagikan dengan √3.
Tugas 4
A. Potongan Diagram I
V1
5V
R1
47kΩ
C1
100µF
Pada gambar diatas tegangan diberikan 5 V pada rangkaian seri yang terdiri R1 dan
C1. Perhitungan Untuk konstanta waktu : R x C = 47kΩ x 100uf = 4.7s
Gambar 4.2 Bentuk Gelombang Pengisian Pada Kapasitor Dengan Menggunakan Multi Sim
Kesimpulan :
Gambar diatas merupakan rangkaian seri yang terdiri atas komponen resistor dan kapasitor.
Pada pekerjaan ini menyelediki pengisian tegangan pada komponen kapasitor saat sebelum
diberikan tegangan dan pada saat pengisian. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
pengisian tegangan pada sebuah kapasitor berukuran 100uF dibutuhkan waktu selama 4.71
s jika menggunakan osiloskop dan stopwatch. Dan hasil yang ditampilkan juka
menggunakan multi sim iyalah selama 4.740 s. Hanya terdapat sedikit selisih waktu karena
menggunakan softwere dan tidak. Dan pada saat sumber tegangan dimatikan maka
tegangan yang diisi pada kapasitor ini akan dilepas kembali. Dan jika dihitung manual juga
hanya terdapat selisih sedikit saja untuk waktu yang dibutuhkan mengisi kapasitor. Pada
gambar diatas tegangan diberikan 5 V pada rangkaian seri yang terdiri R1 dan C1.
B. Potongan Diagram II
R1
XFG1 10kΩ
XSC1
Ext Trig
+
_
A B
C1 _ _
+ +
100nF
Gambar 4.4 Bentuk Gelombang Pengisian Pada Kapasitor Dengan Menggunakan Multi Sim
Kesimpulan :
Dari hasil pekerjaan diatas yaitu rangkaian R dan C dengan nilai resistansi dan kapasitansi
yang berbeda dengan sebelumnya. Pada rangkaian R dan C ini sumber tegangan diberikan
oleh Function Generator dengan besar tegangan 5 V dan diberi Frekuensi sebesar 100 Hz.
Maka didapatlah gelombang pada osiloskop softwere multisim seperti gambar yang 4.4. Dari
hasil tersebut. Pada rangkaian ini muatan yang mengalir akan disimpan oleh kapasitor .
Kemudian beda potensial dari komponen kapasitor sendiri akan bergantung pada waktu
yang akan dihasilkan. Dalam hal ini arus yang mengalir pada rangkain ini akan sama
dengan arus yang melawati pada komponen resistor hal ini prinsip kerjanya sesuai dengan
hukum Kirchoff.
C1
47nF
XSC1
XFG1 D1
Ext Trig
+
1N4148 _
A B
+ _ + _
R1 R2
18kΩ 120kΩ
Gambar 4.5 Potongan diagram 2 rangkaian seri R dan C dan diberi Dioda arah
forward
Gambar 4.6 Bentuk Gelombang Pengisian Pada Kapasitor Dengan Menggunakan Multi Sim
Kesimpulan :
D. Potongan Diagram IV
XSC2
C1
XFG1 10nF
Ext Trig
+
_
A B
+ _ + _
D1
1N4148
R1 R2
100kΩ
18kΩ
Gambar 4.7 Potongan diagram 2 rangkaian seri R dan C dan diberi Dioda arah
reverse
Gambar 4.8 Bentuk Gelombang Menggunakan Multi Sim
Kesimpulan :
Tugas 5
1. Rangkaian Penyearah I
2. Rangkaian Penyearah 2
Pengukuran (V) Hitungan (V)
XSC1
D1 XMM1
Ext Trig
+
1N4004 _
A B
+ _ + _
V2
6.3 Vrms R1
50 Hz 470Ω
0°
V1
6.3 Vrms
50 Hz
0°
D2
1N4004
D1 XMM1
Ext Trig
+
1N4004 _
A B
+ _ + _
V2
6.3 Vrms C1
R1
50 Hz 470µF
470Ω
0°
V1
6.3 Vrms
50 Hz
0°
D2
1N4004
3. Rangkaian Penyearah 3
Dengan Kondensator
7.258
Perata
XMM1
XSC1
D1
1N4004 Ext Trig
+
_
D3 A B
+ _ + _
1N4004
V2
R1
470Ω
6.3 Vrms
50 Hz
0°
D2 D4
1N4004 1N4004
XSC1
D1
1N4004 Ext Trig
+
_
D3 A B
+ _ + _
1N4004
V2
R1
C1 470Ω
6.3 Vrms
50 Hz 470µF
0°
D2 D4
1N4004 1N4004