Anda di halaman 1dari 17

Tugas I

Pekerjaan : Mengukur Resistor

Hari/Tanggal : Senin, 16 Maret 2020

Hasil Pengukuran Selisih


Nilai Nominal (Ω)
Analog (Ω) Digital (Ω) Analog (Ω) Digital (Ω)
R1 10 9 10 -1 0
R2 22 20 21.9 -2 -0.1
R3 47 42 47.1 -5 +0.1
R4 100 90 100 -10 0
R5 220 200 217.5 -20 -2.5
R6 330 300 318.3 -30 -11.7
R7 470 440 463.3 -30 -6.7
R8 1K 9.5K 1.02K -0.5K +0.02K
R9 2.2K 2K 2.193 -0.2k -0.007K
R10 3.3K 3K 3.267K -0.3K -0.033K
R11 4.7K 4.3K 4.716 -0.4K +0.016K
R12 10K 9K 9.86K -1K -0.14K
R13 22K 20K 21.84K -2K -0.16K
R14 33K 30K 32.82K -3K -0.18K
R15 47K 45K 47.03K -2K +0.03K
R16 100J 92K 98.9K -8K -1.1K
R17 220K 210K 217.8K -10K -2.2KK
R18 330K 320K 336K -10K +6K
R19 470K 460K 479K -10K +9K
R20 1M 1M 1.45M 0 +0.45K
Tabel 1. Pengukuran Nilai Tahanan Resistor

Kesimpulan :

Setelah dilakukan pengukuran nilai resistansi terhadap komponen-komponen resistor yang


diberikan dengan menggunakan 2 macan multimeter yaitu digital dan analog didapat lah
hasil seperti yang tertera pada tabal. Terdapat selisih pengukuran apabila menggunakan
multimeter digital maupun analog. Jika menggunakan analog selisih yang didapat cukup
besar karena ketepatan penunjukan jarum dan keterbatasan pengelihatan maka nilai yang
didapat tidak akurat. Berbeda dengan multi meter digital nilai resistansi yang ditampilkan
selisihnya hanya sedikit. Hal yang mempengaruhi lainnya adalah komponen memiliki
perubahan temperature suhu pada struktur bahan didalamnya karna bias saja pernah
dipakai melebihi kondisi temperature/suhu ketetapan maksimum suhu yang mampu di
terima pada sebuah resistor.
Tugas II
Pekerjaan : Pengukuran Menggunakan Alat Uji

Waktu : 60 Menit
Alat : Multimeter Analog, Multimeter Digital, DC Power Supply, Meter
Dasar
Bahan : Resistor 33KΩ, 1.2KΩ, 47Ω
Indikator Kerja : Mampu Mengukur Menggunakan Alat Ukur Sesuai Besaran Dari
Rangkaian

Standard : Terlaksana Rangkaian Dasar Pengukuran


Instruksi Kerja : Mengukur Teganan Dan Arus Pada Rangkaian

A. Pengukuran Rangakain Seri Untuk Mengukur Nilai Arus


R2 R1

1.2kΩ 470Ω
XMM1
V1

0V

Gambar 2.1 Rangkaian Pengukuran 1

Arus I1
Sumber Tegangan
Hasil Perhitungan Hasil Pengukuran
(V)
(mA) Analog (mA) Digital (mA)
5 2.9 2.9 2.97
7 4.1 4 4.15
9 5.3 5 5.36
10 5.9 5.8 5.96
12 7.1 7 7.15

Tabel 2.1 Rangkaian Pengukuran 1

a. Sumber Tegangan 5V
Rs = R1 + R2

= 1.2kΩ + 47 Ω

= 1670 kΩ

v 5v
I= = = 0.0029 A = 2.9 mA
R 1670 k Ω

Gambar 2.2 Rangkaian Seri Sumber Tegangan 5V

b. Sumber Tegangan 7V
Rs = R1 + R2
= 1.2kΩ + 47 Ω
= 1670 kΩ
v 7v
I= = = 0.0041 A = 4.1 mA
R 1670 k Ω

Gambar 2.3 Rangkaian Seri Sumber Tegangan 7V


c. Sumber Tegangan 9 V
Rs = R1 + R2
= 1.2kΩ + 47 Ω
= 1670 kΩ
v 9v
I= = = 0.0053 A = 5.3 mA
R 1670 k Ω

Gambar 2.4 Rangkaian Seri Sumber Tegangan 9V

d. Sumber Tegangan 10 V
Rs = R1 + R2
= 1.2kΩ + 47 Ω
= 1670 kΩ
v 10 v
I= = = 0.0059 A = 5.9 mA
R 1670 k Ω

Gambar 2.5 Rangkaian Seri Sumber Tegangan 10V


e. Sumber Tegangan 12 V
Rs = R1 + R2
= 1.2kΩ + 47 Ω
= 1670 kΩ
v 12 v
I= = = 0.0071 A = 7.1 mA
R 1670 k Ω

Gambar 2.6 Rangkaian Seri Sumber Tegangan 12V

Kesimpulan :

Pada pekerjaan ini dilakukan 4 macam pengukuran yaitu dengan perhitungan menggunakan
rumus mencari arus pada rangkaian seri, mengukur dengan multimeter digital, multimeter
analog dan menggunakan softwere multisim. Dari hasil pekerjaan ini didapatlah hasil yang
bervariasi namun memiliki toleransi yang sangat kecil. Hal ini dikarenakan masing-masing
alat memiliki sensitivitas dan ketepatan pengukuran yang berbeda-beda. Pada rangkaian
seri ini bila diberikan sumber tegangan maka arus yang mengalir pada rangkaian akan sama
nilainya namun tengan yang akan mengalir pada tiap-tiap komponen akan berbeda. Maka
hasil dari pekerjaan ini sesuai dengan bunyi hokum Kirchoff I.

B. Pengukuran Rangkaian Seri Untuk Mengukur Nilai Tegangan

R1
33kΩ XMM3

XMM2
Vdc
10 V
R2
33Ω
Gambar 2.7 Pengukuran Rangkaian Ke - 2

Hasil Perhitungan Voltmeter Digital Voltmeter Analog

Tegangan Sumber (V) 10 V 9.96 V 10

Tegangan Vab (V) 5V 4.994 V 5


Tabel 2.2 Pengukuran Rangkaian Ke – 2

V
Rs = R1 +R2 I= Vab = 0.1515 x 33 kΩ
R
10 V
= 33kΩ + 33kΩ = = 0.1515 mA = 5V
66 k Ω
= 66 kΩ

Kesimpulan :

Pada pekerjaan ini melakukan hal yang sama dengan rangkaian yang sebelumnya yaitu 4
macam pengukuran yaitu dengan perhitungan menggunakan rumus mencari arus pada
rangkaian seri, mengukur dengan multimeter digital, multimeter analog dan menggunakan
softwere multisim. Namun pada pekerjaan ini diilakukan pengukuran nilai tegangan yang
mengalir pada suatu rangkaian seri. Maka didapatlah hasil pada tegangan V ab sebesar 5V.
Tegangan ini terbagi dua dengan R1 karena pada prinsipnya pada suatu rangkaian seri
tegangan yang mengalir pada rangkaian tertutup nilai tegangannya akan berbeda.. Hal ini
seusai dengan bunyi Hukum Kirchoff II
Tugas 3

Pekerjaan : Mengukur Tegangan Listrik AC 1 Phase Dan 3 Phase

Berikut adalah hasil pengukuran tegangan listrik AC 1 Phase dan 3 Phase

Nilai
No Jenis Tegangan Yang Diukur Tempat I (Volt) Tempat II (Volt)
Analaog Digital Analog Digital
I Tegangan AC 1 Phase
1 Terminal Ph – N 200 207.8 200 210.2
2 Terminal Ph – PE 200 207.5 200 208.5
3 Terminal N – PE 0 0.56 0 0.42
II Tegangan AC 3 Phase
1 Terminal R – S 370 357.7 370 361.5
2 Terminal R – T 380 359.0 370 363.2
3 Terminal S – T 380 360.4 380 364.7
4 Terminal R – N 200 207.9 210 210.5
5 Terminal S – N 200 207.9 210 210.2
6 Terminal T – N 200 207.7 210 210.5
7 Terminal R – PE 200 207.8 210 210.3
8 Terminal S – PE 200 207.6 210 210.1
9 Terminal T – PE 200 208.2 210 211.0
10 Terminal N - PE 0 0.56 0 0.55

Kesimpulan :

Dari hasil pengukuran diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Besar tegangan pada tempat 1 dan tempat 2 nilai tegangannya hampir mendekati
sama dikarenakan besar tegangan yang mengalir ditempat 1 dan 2 merupakan
tegangan yang sama yang dialiri dari PLN. Tegangan yang mengalir masih dalam
kategori baik karena masih dalam kategori toleransi lebih kurang 10% dari nilai yang
dialiri dari PLN
2. Nilai N – PE = 0 mengartikan bahwa terminal netral tidak mengandung tegangan
yang berfungsi untuk menetralkan peralatan listrik jika terjadi kebocoran lisrik. Dan
dapat menghilangkankan induksi listrik yang muncul pada perangkat elektronik yang
mengandug logam. Dan titik ini juga berfungsi sebagai proteksi listrik jika sewaktu-
waktu terjadi sambaran petir yang cukup kuat.
3. Besarnya nilai tegangan anatara Ph – N dengan Ph – Ph berbeda dikarenakan
tegangan yang diukur pad terminal Ph – N diukur dengan titik terminal yang tidak
memiliki tegangan atau sama dengan 0. Berbeda dengan pengukuran pada terminal
Ph – Ph diukur pada titik terminal yang masing-masing phasa diukur pada titik yang
bertegangan maka nialinya berbeda. Hal ini dapat dibuktikan dengan sumber
tegangan pada Ph – N di bagikan dengan √3.

Tugas 4
A. Potongan Diagram I

V1
5V

R1
47kΩ

C1
100µF

Gambar 4.1 Potongan diagram rangkaian seri R dan C

Pada gambar diatas tegangan diberikan 5 V pada rangkaian seri yang terdiri R1 dan
C1. Perhitungan Untuk konstanta waktu : R x C = 47kΩ x 100uf = 4.7s

Gambar 4.2 Bentuk Gelombang Pengisian Pada Kapasitor Dengan Menggunakan Multi Sim

Kesimpulan :

Gambar diatas merupakan rangkaian seri yang terdiri atas komponen resistor dan kapasitor.
Pada pekerjaan ini menyelediki pengisian tegangan pada komponen kapasitor saat sebelum
diberikan tegangan dan pada saat pengisian. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
pengisian tegangan pada sebuah kapasitor berukuran 100uF dibutuhkan waktu selama 4.71
s jika menggunakan osiloskop dan stopwatch. Dan hasil yang ditampilkan juka
menggunakan multi sim iyalah selama 4.740 s. Hanya terdapat sedikit selisih waktu karena
menggunakan softwere dan tidak. Dan pada saat sumber tegangan dimatikan maka
tegangan yang diisi pada kapasitor ini akan dilepas kembali. Dan jika dihitung manual juga
hanya terdapat selisih sedikit saja untuk waktu yang dibutuhkan mengisi kapasitor. Pada
gambar diatas tegangan diberikan 5 V pada rangkaian seri yang terdiri R1 dan C1.

Perhitungan Untuk konstanta waktu : R x C = 47kΩ x 100uf = 4.7s

B. Potongan Diagram II

R1
XFG1 10kΩ

XSC1

Ext Trig
+
_
A B
C1 _ _
+ +
100nF

Gambar 4.3 Potongan diagram 2 rangkaian seri R dan C

Gambar 4.4 Bentuk Gelombang Pengisian Pada Kapasitor Dengan Menggunakan Multi Sim

Kesimpulan :
Dari hasil pekerjaan diatas yaitu rangkaian R dan C dengan nilai resistansi dan kapasitansi
yang berbeda dengan sebelumnya. Pada rangkaian R dan C ini sumber tegangan diberikan
oleh Function Generator dengan besar tegangan 5 V dan diberi Frekuensi sebesar 100 Hz.
Maka didapatlah gelombang pada osiloskop softwere multisim seperti gambar yang 4.4. Dari
hasil tersebut. Pada rangkaian ini muatan yang mengalir akan disimpan oleh kapasitor .
Kemudian beda potensial dari komponen kapasitor sendiri akan bergantung pada waktu
yang akan dihasilkan. Dalam hal ini arus yang mengalir pada rangkain ini akan sama
dengan arus yang melawati pada komponen resistor hal ini prinsip kerjanya sesuai dengan
hukum Kirchoff.

C. Potongan Diagram III

C1
47nF

XSC1

XFG1 D1
Ext Trig
+
1N4148 _
A B
+ _ + _

R1 R2
18kΩ 120kΩ

Gambar 4.5 Potongan diagram 2 rangkaian seri R dan C dan diberi Dioda arah
forward

Gambar 4.6 Bentuk Gelombang Pengisian Pada Kapasitor Dengan Menggunakan Multi Sim
Kesimpulan :

D. Potongan Diagram IV

XSC2
C1
XFG1 10nF
Ext Trig
+
_
A B
+ _ + _

D1

1N4148

R1 R2
100kΩ
18kΩ

Gambar 4.7 Potongan diagram 2 rangkaian seri R dan C dan diberi Dioda arah
reverse
Gambar 4.8 Bentuk Gelombang Menggunakan Multi Sim

Kesimpulan :

Tugas 5

1. Rangkaian Penyearah I

Pengukuran (V) Hitungan (V)

Tanpa Kondensator Perata 2.519 2.578

Dengan Kondensator Perata 7.841

Tanpa Kondensator Perata Dengan Kondensator Perata


Vp = Vrms x 1.414
= 6.3 V x 1.414
= 8.9082 V
Vload = Vp – 0.8
= 8.9082 – 0.8
= 8.1082 V
Vdc = 8.1082 x 0.318
= 2.578 V
Gambar Tanpa Kapasitor

Gambar Dengan Kapasitor

2. Rangkaian Penyearah 2
Pengukuran (V) Hitungan (V)

Tanpa Kondensator Perata 5.037 5.156

Dengan Kondensator Perata 7.9

Tanpa Kondensator Perata Dengan Kondensator Perata


Vp = Vrms x 1.414
= 6.3 V x 1.414
= 8.9082 V
Vload = Vp – 0.8
= 8.9082 – 0.8
= 8.1082 V
Vdc = Vload x 0.636
= 8.1082 x 0.636
= 5.156 V

XSC1

D1 XMM1
Ext Trig
+
1N4004 _
A B
+ _ + _
V2

6.3 Vrms R1
50 Hz 470Ω

V1

6.3 Vrms
50 Hz

D2

1N4004

Gambar Tanpa Kondensor Perata


XSC1

D1 XMM1
Ext Trig
+
1N4004 _
A B
+ _ + _
V2

6.3 Vrms C1
R1
50 Hz 470µF
470Ω

V1

6.3 Vrms
50 Hz

D2

1N4004

Gambar Dengan Kondensor Perata

3. Rangkaian Penyearah 3

Pengukuran (V) Hitungan (V)

Tanpa Kondensator Perata 4.442

Dengan Kondensator
7.258
Perata

Tanpa Kondensator Perata Dengan Kondensator Perata


Vp = Vrms x 1.414
= 6.3 V x 1.414
= 8.9082 V
Vload = Vp – 0.8
= 8.9082 – 0.8
= 8.1082 V
Vdc = Vload x 0.636
= 8.1082 x 0.636
= 5.156 V

XMM1

XSC1

D1
1N4004 Ext Trig
+
_
D3 A B
+ _ + _
1N4004

V2
R1
470Ω
6.3 Vrms
50 Hz

D2 D4
1N4004 1N4004

Gambar Tanpa Kondesnor Perata


XMM1

XSC1

D1
1N4004 Ext Trig
+
_
D3 A B
+ _ + _
1N4004

V2
R1
C1 470Ω
6.3 Vrms
50 Hz 470µF

D2 D4
1N4004 1N4004

Gambar Dengan Kondensor Perata

Anda mungkin juga menyukai