Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam
cangkang keras atau lunak yang dapat larut.
Macam-Macam Kapsul
1. Kapsul Keras (Hard Capsul/Capsulae Durael)
Ciri-ciri kapsul keras:
Terdiri atas badan kapsul dan tutup yang ukurannya lebih pendek.
Bagian tutup harus dapat menyelubungi bagian badan kapsul secara tepat dan rapat.
Cangkang keras dapat diisi dengan bahan padat, baik itu serbuk atau granul.
Cangkang kapsul keras biasanya mengandung air sebanyak 10-15%/9%-12%
Ukuran kapsul
Ukuran kapsul : 000 00 0 1 2 3 4 5
Untuk hewan : 10 11 12
Cairan yang dapat dimasukkan ke dalam cangkang kapsul lunak yaitu cairan yang tidak tersatukan
dengan air, yang tersatukan dengan air, cairan yang tidak menguap seperti polietilenglikol dan surfaktan
nonionik seperti polisorbat 80 dan cairan yang tersatukan dengan air dan kelompok komponen yang tidak
menguap seperti propilen glikol dan isopropil alkohol, tergantung pada faktor-faktor seperti konsentrasi
yang diperlukan dan keadaan kemasannya.
Evaluasi kapsul
a. Keseragaman bobot : Uji keseragaman bobot dilakukan dengan penimbangan 20 kapsul sekaligus
dan ditimbang lagi satu persatu isi tiap kapsul. Kemudian timbang seluruh cangkang kosong dari
20 kapsul tersebut. Lalu dihitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul. Persyaratan :
Cara untuk kapsul yang berisi bahan obat cair atau pasta : Timbang 10 kapsul. Timbang lagi kapsul satu
persatu. Keluarkan isi semua kapsul, cuci cangkang kapsul dengan eter. Buang cairan cucian, biarkan
hingga tidak berbau eter, timbang seluruh bagian cangkang kapsul. Hitung bobot isi kapsul dan bobot
rata-rata tiap isi kapsul. Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi
kapsul tidak lebih dari 7,5%.
b. Waktu hancur : Uji waktu hancur digunakan untuk menguji kapsul keras maupun kapsul lunak.
digunakan alat yang dikenal dengan nama Desintegration Tester. (waktu hancur kapsul adalah
tidak lebih dari 15 menit) Caranya :
Masukkan 1 kapsul pada masing masing tabung di keranjang.
Masukkan kasa berukuran 10 mesh seperti yang diuraikan pada rangkaian keranjang,
gunakan air bersuhu 37o± 2oC sebagai media kecuali dinyatakan lain menggunakan
cairan lain dalam masing masing monografi.
Naik turunkan keranjang didalam media cair lebih kurang 29-32 kali per menit.
Amati kapsul, semua kapsul harus hancur, kecuali bagian dari cangkang kapsul.
Bila satu kapsul atau dua kapsul tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12
kapsul lainnya, tidak kurang 16 dari 18 kapsul yang diuji harus hancur sempurna.
c. Disolusi : Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa banyak persentasi zat aktif dalam obat
yang terabsorpsi dan masuk ke dalam peredaran darah untuk memberikan efek terapi. Persyaratan
dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari 85% (Q)
- Uji disolusi dilakukan untuk kapsul menggunakan alat uji disolusi, 900 mL dari 5 N HCl
digunakan sebagai medium. Media disolusi dihangatkan sampai 37±0.50C. Untuk uji disolusi
kapsul, menggunakan disolusi tipe keranjang. Alat segera dioperasikan pada kecepatan 50 rpm
selama dua jam. Setelah dua jam, 25 ml spesimen ditarik dari daerah pertengahan antara
permukaan dari medium disolusi dan atas pisau berputar atau keranjang. Untuk masing-masing
kapsul diuji, jumlah bahan aktif yang terlarut dihitung sebagai persentase yang terlarutkan dalam
dua jam
d. Kadar: Penetapan kadar dilakukan untuk memastikan bahwa kandungan zat berkhasiat yang
terdapat dalam kapsul telah memenuhi syarat. Metode penetapan kadar yang digunakan sesuai
dengan zat aktif yang terkandung dalam sediaan kapsul. Caranya ditimbang 10-20 kapsul, isinya
di gerus dan bahan aktif yang larut diekstraksi menggunakan pelarut yang sesuai menurut
prosedur yang sudah ditetapkan. Secara umum rentang kadar bahan aktif yang ditentukan berada
diantara 90-110% dari pernyataan pada label.