Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH MANAJEMEN

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Akhir Semester Mata Kuliah Manajemen
Produksi Dalam Aribisnis

Dosen Pengampu :
TIRSA NEYATRI BANDRANG, MEP

Disusun Oleh :
IWI SARTIKA
NPM (1754201000569)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DARWAN ALI
KUALA PEMBUANG
BAB I

PENDAHULUAN

Produksi agribisnis dapat diartikan sebagai seperangkat prosedur dan kegiatan


yang terjadi dalam penciptaan produk agribisnis (produk usaha
pertanian,perikanan,peternakan,kehutan,dan hasil olahan produk-produk
tersebut).berdasarkan hal tersebut,maka manajemen agribisnis dapat dapat diartikan
sebagai seperangkat keputusan untuk mendukung proses produksi Agribisnis,mulai
dari keputusan
perencanaan,pengorganisasian,pelaksanaan,pengawasan,pengendalian,hingga evaluasi
proses produksi.

Manjemen produksi memiliki dampak menyeluruh dan terkait beberapa fungsi


,seperti fungsi personalia,keuangan penelitian dan pengembangan,pengdaan dan
penyimpanan,dan lain-lain.Artinya,segala sesuatu yang berkaitan dengan produksi
memiliki dampak terhadap fungsi-fungsi lainya.bahkan memiliki dampak menyeluruh
terhadap perusahaan.Misalnya,suatu rencana peningkatan produksi sampai 10% akan
memiliki dampak terhadap fungsi manajemen keuangan , mnanjemen sumberdaya
manusia,manjaemen teknologi,manjemen pengadaan,manjemen
persediaan,manajemen penyimpanan,dn lain-lain.

Manajemen produksi,terutama menyangkut keputusan lokasi,ukuran atau


volume,dan tata letak fasilitas,pembelian,persediaan,dan penjadwalan serta mutu
produk,akan menjadi perhatian khusus dari para manajer produksi. Walpun
keputusan-keputusan mengenai hal tersebut secara fungsional dapat berada diluar
tanggung jawab manajer produksi,seperti fungsi pengadaan ,persediaan,dan
penyimpanan,tetapi tetap harus diperhatikan oleh manajer produksi dalam rangka
menjamin berlangsungnya proses produksi sesuai dengan yang direncanakan.
Maksud dan tujuan:

- memahami konsep manajemen produksi agribisnis


- memahami ruang lingkup manajemen produksi usaha produksi pertanian
- memehami proses perencanaan produksi pertanian.
- Memahami ruang lingkup manajemen usaha pengolahan hasil pertanian.
- Memahami proses pengolahan hasil pertanian.

BAB II
A.MANJEMEN PRODUKSI DALAM USAHA PRODUKSI
PERTANIAN

Usaha produksi pertanian,produksi primer,sangat variatif dan sngat


tergantung kepada jenis komoditas yang diusahakan.Namun,pada intinya manajemen
produksi pertanian mencapai kegiatan perencanaan,pengawasan,evaluasi dan
pengendalian.Ruang lingkup manajemen produksi pertanian tersebut diuraikan di
bawah ini.

1.Perencanaan produksi pertanian

Perencanaan merupakan suatu upaya penyusunan program,baik program yang


sifatnya umum maupun yang spesifik,baik jangka pendek maupun jangka
panjang.suatu usaha produksi yang baru memerlukan perncanaan yang bersifat umum
atau yang sering disebut sebagai praperencanaan.faktor-fktor yang sangat penting dan
harus diputuskan dalam praperencanaan Agribisnis ,khususnya subsistem produksi
primer/usah tani,adalah pemilihan lokasi produksi dan pertimbangan fasilitas,serta
sekala usaha.setelah ketiga hal tersebut diputuskan,maka dibuat rencana yang lebih
spesifik menyangkut kebutuhan input-input serta perlengkapan produksi.

2.Pemilihan komoditas pertanian

Pemilihan komoditas yang akan di usahakan memegang peranan penting dalam


keberhasilan usaha produksi pertanian.komoditas yang bernilai ekonomis tinggi akan
menjadi prioritas utama,tetapi perlu di pertimbangakan hal-hal yang berhubungan
dengan pemasaranya.sebab,mungkin terjadi komoditas ekonomis dalam
produksi,tetapi tidak tetap untuk daerah produksi dan wilayah pemasaran yang akan
dituju.komoditas yang telah dipilih selanjutnya ditetapkan jenisnya/varietasnya sesuai
dengan kondisi topografi dan iklim lokasi yang direncanakan.

3.Pemilihan lokasi produksi pertanian dan penempatan fasilitas

Untuk usaha agribisnis bersekala kecil mungkin pemilihan lokasi produksi tidak
menjadi suatu prioritas ,karena umumnya produksi di lakukan di daerah domisili para
petani.Namun,usaha agribisnis yang bersekala menengah keatas,seperti perusahaan
perkebunan,pertternakan,perikanan,dan dikelola oleh perusahaan dengan modal
investasi yang berjumlha besar,maka pemiliihan lokasi tersebut akan besar
pengaruhnya bagi keberhasikan dan kesinambungan usaha.beberapa hal yang menjadi
pertimbangan dalam pemilihan lokasi adalah ketersediaan tenaga kerja,ketersediaan
prasarana dan sarana fisik penunjang,lokasi pemasaran,dan ketersediaan intensif
wilayah.

Tingkat upah regional dan peraturan-peraturan ketenagakerjaan di daerah tersebut


juga harus menjadi pertimbangan.Tingkat upah regional sangat berpengaruh kepada
biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.peraturan-peraturan
ketenagakerjaan juga berpengaruh kepada kewajiban-kewajiban perusahaan dalam
kaitanya dengan pemanfaatan tenaga kerja.
Ketersediaan saran dan prasarana fisik penujang,seperti transportasi dan
perhubungan,komunikasi,penerangan,serta pengairan/sumber air,sangat penting untuk
menjadi pertimbangan dalam keputusan lokasi produksi.sifat-sifat dan karakteristik
produk-produk pertanian dan perlengkapan,input-input dan sarana produksinya yang
kamba (voluinous)menyebabkan ketersediaan sarana dan prasarana fisik tersebut
menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan.produk pertanian yang umumnya tidak
tahan lama memerlukan penanganan dan pengangkutan yang cepat menuju ke lokasi
konsumen.begitu juga keberadaan alat komunikasi akan menjadi penting untuk
transfer informasi dari lokasi produksi ke lokasi pasar atau sebaliknya.
Pertimbangan lainya adalah lokasi pemasaran. Sebaiknya lokasi produksi dekat
dengan lokasi pemasaran,terutama untuk komoditas-komoditas yang tidak tahan
lama,seperti produk holtikultura.walaupun demikian pada era kemjuan teknologi
seperti sekrang ini,jarak antara lokasi produksi dan lokasi pasar tidak menjadi
prioritas karena dengan teknologi daya tahan produkdapat diperpanjang dan dan jarak
relatif dapat diperpendek dengan alat-alat pengangkutan yang cepat.
Selanjutnya,intensif wilayah juga merupakan faktor peertimbangan dalam
menetapkan keputusan lokasi produksi.intensif wilayah sangat terkait dengan
kebijakn pemerintah daerah yang terkait,baik secara langsung maupun tidak
langsung ,dengan operasi produksi tersebut.kebijakan pajak,kebijakan dan peraturan
tenaga kerja,kebijakan Investasi ,budaya pelayanan publik (demokrasi),dan lain-lain
merupkan intensif wilayah yang mempunyai daya tarik bagi investor untuk berusaha
di daerah tersebut.

4.Skala usaha Pertanian

Skla usaha pertanian sangat terkait dengan ketersediaan input dan pasar.Skala usaha
hendaknya diperhitungkan dengan matang sehingga produksi yang dihasilkan tidak
mengalami kelebihan pasokan atau kelebihan permintaan.begitu juga ketersediaan
input,seperti modal ,kerja,bibit,peralatan,,serta fasilitas produksi dan operasi lainya
harus diperhitungkan .Skala usaha yang besar,secara teoretis,akan dapat menghasilkan
economics of scale yang tinggi.Namun,kenyataan dilapangan sering kali skala besar
menjadi tidak ekonomis yang disebabkan oleh karakteristik produk dan produksi
komoditas pertanian yang khas.oleh karena itu,dalam merencanakan usaha produksi
pertanian ,maka keputusan mengenai skala usaha menjadi sangat penting.
Karakteristik produk dan produksi komoditas pertanian juga menyebabkan
skala usaha kecil di bidang Agribisnis kebanyakan dapat mencapai skala
ekonomis.pada umumnya,tanaman holtikultura dapat diusahakan dalam skala yang
kecil dengan tingkat efisiensi yang cukup tinggi.Akan tetapi,komoditas
perkebunan,seperti kelapa sawit ,teh,kina,karet,tebu,danlain-lain,akan sangat tidak
efisien jika diusahakan dalam skala kecil pada komoditas tersebut,maka dibentuk
pola-pola kemitraan ,seperti perkebunan inti rakyat(PIR).

5.Perencanaan Proses Produksi Pertanian

Setelah menetpkan jenis dan varietas komoditas yang akan diusahakan.lokasi


produksi dan penempatan fasilitas,serta skala usaha yang akan di jalankan,maka mulai
merencanakan proses produksi.Khusus dalam pembukaan usah baru diperlukan
perencanaan pengadaan fasilitas dirampungkan,maka dilanjutkan dengan perencanaan
proses produksi adalha biaya produksi,penjadwalan proses produksi ,dan sumber-
sumber input dan sistem pengadaanya.

6.Biaya produksi pertanian

Perencanaan biaya produksi sangat terkait dengan kemampuan pembiayaan dengan


kemammpuan pembiayaan yang dimiliki oleh perusahaan,baik bersumber dari modal
sendiri maupun dari sumber luar,sepertimodal ventura,pembiayaaan melalui kredit
,penjualan saham ,dan sumber-sumber pembiayaan lainya Perencanaan biaya tersebut
juga terkait dengan skala usaha yang optimal dan ekonomis untuk menghasilkan
pendapatan usaha yang layak.modal ventura,pembiayaan melalui kredit,penjualan
saham,dan sumber-sumber pembiayaan lainya.Perencanaan biaya tersebut juga terkait
dengan skala usaha yang optimal dan ekonomis untuk menghasilkan pendapatan
usaha yang layak.

7.Penjadwalan Proses Pertanian

Penjadwalan proses produksi dibuat mulai dari pembukaan lahan sampai kepada
pemanenan dan penanganan pasca panen,terutama untuk komoditas yang memiliki
gestation period yang relatif pendek,seperti tanaman holtikultura.Namun,komoditas
yang gestation perod nyarelatif panjang,seperti tanaman perkebuna,biasanya
penjadwalan secara rinci dilakukan secara bertahap,walaupun tetap ada perencanaan
jangka panjang yang menyeluruh.

Penjadwalan tanaman holtikultura yang berumur pendek memegang peranan penting


sehubungan dengan fluktuasi harga dan permintaan dalam setahun.Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam melakukan penjadwalan adalah jenis komoditas,kecenderungan
permintaan dan fluktuasi harga,gestation period ,pola produksi,pembiyaan,dan lain-
lain. Penjadwalan dilakukan mulai dari pembukaan
lahan,pembibitan,penanaman,pemeliharaan(pemupukan,penyiangan,pemberantasan
hama dan penyakit dan lain-lain),dan masa panenMasa panen hendaknya disesuaikan
dengan waktu di mana kecenderungan permintaan dan harga komoditas tersebut
tinggi,kemudian dihitung mundur.

Sebagai contoh,agribisnis cabai memiliki gestation period selama tiga bulan


sejak penanaman.jika permintaan dan harga harga cabai sangat tinggi pada bulan
desember dan januari,maka tiga bulan sebelum bulan Desember mulai dilakukan
penanaman,yakni pada akhir bulan agustus sampai awal september.Jika pembibitan
dan pengolahan lahan memerlukan waktu satu bulan setengah sebelum lahan siap
ditanami,maka pengelolahan memerlukan waktu satu bulan setengah sebelum lahan
siap ditanami,maka pengelolahan dan pembibitan dilakukan mulai awal bulan
juli.Dengan demikian,diharapkan panen perdana mulai dapat dilakukan pada awal
desember sehingga produk cabai tersebut dapat dijual dengan harga yang tinggi dan
keuntungan yang diperoleh juga tinggi.

8.Perencanaan Pola Produksi pertanian


Perencanaan pola produksi memegang perenan penting dalam
penjadwalan,perencanaan tenaga kerja dan input,pembiayaan,proses produksi dan
operasi,penanganan pasca panen,serta sistem distribusi dan pemasaran,terutama untuk
tanaman holtikultura yang memerlukan penanganan cepat.Pola produksi dapat dibagi
kedalam beberapa bentuk,antara lain berdasarkan:
a) jumlah komoditas yaitu komoditas tunggal,komoditas ganda,dan multi
komoditas;
b) sistem produksi,yaitu pergiliran tanaman dan produksi massa.

9.Perencanaan dan sistem pengadaan input-input dan sarana produksi


pertanian

Perencanaan input-input dan sarana produksi mencakup kegiatan


mengidentifikasi input-input dan sarana produksi yang dibutuhkan,baik dari segi
jenis,jumlah,mutu ataupun spesifikasinya.Secara umum,input-input dalam agribisnis
adalah bibit,pupuk,obat-obatan,tenaga kerja,dan moadal.Dilain pihak ,sarana dan
prasarana produksi adalah areal tempat produksi,perlengkapan dan peraltan serta
bangunan-bangunan pendukung dan teknologi.
Setelah input-input serta sarana dan prasrana produksi di indentifikasi dan
dispesifikasi,maka disusun rencan dan sistem pengadaanya.Dua hal mendasar yang
perlu menjadi titik perhatian dalam memilih sistem pengadaan adalah membuat
sendiri atau membeli.Misalnya,dalam hal pngadaan bibit,apakah memproduksi bibit
sendiri ataukah membeli dari sumber-sumber lain.Keputusan memproduksi sendiri
atau membeli sangat tergantung pada biaya imbangan antara kedua alternatif tersebut.

B.MANAJEMEN PRODUKSI DALAM USAHA PENGELOLAHAN HASIL


PERTANIAN

Manajemen produksi dalam usaha pengelolahan hasil pertanian


(agroindustri)juga memerlukan penanganan yang lebih serius karena sangat
tergantung pada ketersediaan masukan,terutama bahan baku,dan juga ketersediaan
masukam,terutama bahan baku,dan juga ketersediaan pasar.

1.Perencanaan Agroindustri

Perencanaan agroindustri dimulai dengan penentuan jenis usaha agroindustri


apa yang akan dibuka.setelah itu,dilakukan evaluasi dan penilaian untuk hal-hal
dibawah ini.

2.Pemilihan Teknologi

Dalam pemilihan teknologi terdapat beberapa hal yang perlu dinilai dan di
evaluasi,seperti kesesuain teknologi yang digunakan untuk menghasilkan produk
dengan kebutuhan pasar produk,proses pengadaan (ketersediaan barangnya,suku
cadanganya,biaya pengadaan,dan lain-lain),biaya sosial (lingkungan),kapasitas
penggunaan,kemampuan sumber daya manusia dalam pengelolaan dan
pengoprasian,fleksibilitas dalam proses,ketersediaan energi,dan lain-lain.
3.Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi pabrik atau industri pengolahan perlu mempertimbangkan


ketersediaan bahan baku,lokasi dan sumber bahan baku,lokasi pemasaran,sarana dan
prasarana fisik (transportasi,distribusi,komunikasi dan energi)ketersediaan tenga
kerja,areal pengembangan,dan lain-lain.Pemilihan lokasi yang tidak tepat akan
menyebabkan pemborosan-pemborsan,seperti biaya pengangkutan dan
komunikasi,investasi saranadan prasarana umum,dan lain-lain.Dengan demikian biaya
per unit produksi sangat besar sehingga daya saing produknya kurang.

4.Fasilitas Persediaan dan Masukan

Perencanaan fasilitas persediaan dan masukan perlu mempertimbangkan


fasilitas pergudangan,pengankutan,dan aspek finansialnya(terutama jika harus
menggunakan gudang sewaan dan lain-lain ).Untuk hal ini perlu diperhatikan fasilitas
persediaan bahan baku utama yang memerlukan tempat yang besar dengan perlakuan-
perlakuan khusu untuk menjamin tingginya mutu bahan baku tersebut.

Bagan dan Tata Letak pada Perusahaan Agroindustri

- Tata letak fungsi umum (General function Layout).Jenis bagan ini


mengambarkan,hubungan antara peralatan-peralatan,bangunan-bangunan,dan
pekerjaan-pekerjaan.
- Diagram alir bahan (material flow Diagram).jenis diagram ini menggambarkan
pengaturan dab jumlah semua input(material,bahan tambahn,pelengkap,dan utiliti)serta
semua output (produk antara,produk akhir serta enisi dan produk sampingan yang
melalui layout pabrik).
- Diagram garis produksi (production Line Diagram).Jenis diagaram ini menggambarkan
lokasi,spesifikasi peralatan,kebutuhan tempat atau ruang,kebutuhan utiliti,besar bagian
tumpukan barang,dan lain-lain untuk setiap tahap dalam proses atau dalam aliran
material pabrik.
- Tata letak transportasi (transportasi layouts).jenis tata letak ini menunjukan jarak dan
mode dalam pengangkutan atau pemindahan input dan output ke dan dari lini produksi.
- Tata letak penggunaan utiliti (utilitiy consumtion Layouts ).jenis tat letak ini
menunjukan lokasi dan jumlah utiliti yang dibutuhkan sebagai pedoman mengoprasikan
instalasi pabrik dan menghitung biaya-biaya yang dibutuhkan dalam proses,baik berupa
biaya nyata maupun biaya karena kerusakan,risiko,kehilangan,dan lain-lain.
- Tata letak komunikasi (communicationnLayouts).Jenis tata letak ini menggambarkan
lokasi dan jenis peralatan komunikasi yang diperlukan dalam mendukung kelancaran
operasi.
- Tata letak tenaga kerja (manpower layouts).jenis tata letak ini menggambarkan jumlah
dan jenis tingkat keahlian karyawan yang diperlukan dalam setiap tahap proses dan
berguna untuk mengevaluasi intensitas keperluan tenaga manusia dari setiap tahap.
- Tata Letak Fisik (physical layouts).jenis tata leak ini menggambarkan kondisi dari
lingkungan alamiah di sekitar atu lokasi pabrik,baik yang didasarkan pada kondisi
geodesi,geologis,hidrologis,tanah,mekanis,dan kondisi fisik lainya.

Anda mungkin juga menyukai