Anda di halaman 1dari 13

ASPEK PRODUKSI

OLEH:
SUTARNI
PRODUKSI
Produksi adalah proses transformasi dari input menjadi
output.
Produksi agribisnis pada dasarnya merupakan upaya
pemilik usaha untuk menghasilkan produk untuk
dipasarkan ke konsumen.
Aspek teknis produksi berhubungan dengan perintisan dan
pengembangan dari usaha yang direncanakan, dilihat
dari faktor lokasi produksi, proses produksi, penggunaan
mesin dan peralatan pertanian (teknologi) maupun
keadaan agronomis, klimatologi, lingkungan yang
berhubungan proses produksi.
PROSES PRODUKSI DIBEDAKAN MENJADI:

 Penguraian adalah proses menciptakan banyak jenis produk


dari satu jenis bahan, contohnya singkong diproduksi menjadi
berbagai jenis produk olahan, misal tepung tapioka, keripik
singkong, kerupuk dan lain-lain. Agribisnis yang proses
produksi tergolong dalam jenis dapat memilih lokasi usaha
dekat dengan bahan baku karena pertimbangan pasokan
(supply) bahan baku tetap terjaga, cepat rusaknya bahan baku,
dan besarnya volume bahan baku tersebut.
 Peramuan merupakan proses menciptakan satu jenis produk
lebih banyak jenis bahan baku, misalnya pembuatan pakan
ternak berasal dari banyak komponen, yaitu jagung, tepung
ikan, komponen bahan lain. Agribisnis yang proses
produksinya peramuan dapat memilih fasilitas peramuannya
dekat dengan pasar untuk menghemat biaya transportasi dalam
mencari bahan baku dari berbagai sentra produksi.
LANJUTAN:
 Usaha ekstratif merupakan proses memindahkan produk dari
lingkungan alamnya dan mengubah bentuk sehingga nilai
tambah produknya meningkat, misalnya usaha penangkapan
ikan di laut dan mengolahnya menjadi berbagai produk,
contoh ikan asin, kerupuk dan lain-lain.
 Pengolahan atau pabrikan merupakan proses mengubah
bentuk bahan agar lebih mudah dipasarkan, misalnya kelapa
sawit diproduksi menjadi minyak goreng, dikemas, dan
dipasarkan ke konsumen.
BERMACAM-MACAM CARA YANG DAPAT DILAKUKAN DALAM PROSES
PRODUKSI, NAMUN SECARA UMUM DAPAT DIGOLONGKAN DALAM
DUA CARA YAITU;

Proses produksi yang bersifat terputus-putus. Produksi ini


digambarkan sebagai proses yang menghasilkan output yang
berbeda-beda, prosedur yang berubah-ubah, dan menggunakan input
yang berbeda-beda. Kegiatan produksi yang terputus-pustus
memerlukan fleksibilitas dalam menggunakan peralatan dan mesin,
menempatkan para pekerja, dan membentuk jalur distribusi dari
tingkat produsen ke konsumen. Arus input tidak bergerak dalam
jalur satu arah. Keragaman produsi menimbulkan berbagai masalah,
missal kegiatan yang tidak berurutan dan lokasi, transportasi,
pergudangan yang tidak teratur. Manajemen produksi agribisnis
dituntut melakukan perencanaan secara cermat karena agribisnis
memiliki karakteristik yaitu bersifat musiman, produk pertanian
mudah rusak, memiliki volume yang besar, dan variasi mutu produk
dan lain-lain.
LANJUTAN:
Proses produksi yang bersifat kontinu atau berkesinambungan. Arus input
dalam Kegiatan produksi yang berkesinambunagn berlangsung terus
melalui sistem yang distandarisasi untuk menghasilkan ouput tertentu.
Produksi berkesinambungan umumnya relatif sederhana karena tidak
bervariasi sehingga tidak menuntut perhatian yang lebih banyak.
LOKASI USAHA

Faktor lokasi adalah faktor yang secara langsung


mempengaruhi kontinuitas dari kegiatan usaha karena
lokasi usaha erat hubungan dengan masalah pemasaran
hasil pertanian, distribusi produk, penyediaan bahan
baku, dan penyediaan tenaga kerja.
LOKASI USAHA AGRIBISNIS HARUS
MEMPERHATIKAN HAL-HAL SEBAGAI BERIKUT:

 Faktor primer atau utama sering disebut dengan factor teknis


ekonomis meliputi; (1) tersedianya bahan baku untuk usaha
(2) tersedianya tenaga kerja di sekitar lokasi usaha, (3)
tersedianya sarana listrik dan irigasi, (4) tersedianya sarana
trasportasi, hal ini berhubungan dengan biaya yang
dikeluarkan untuk transportasi pembelian input maupun
penjualan output.
LANJUTAN:
 Faktor iklim yaitu yang berhubungan dengan budidaya. Telah
dikemukakan bahwa usaha agribisnis sangat berhubungan dengan
faktor alam, misalnya curah hujan mempengaruhi ketersediaan air,
sinar matahari akan mempengaruhi kemampuan hidup dan
berkembang baik karena sinar matahari mempengaruhi suhu rata-rata
harian. Oleh karena itu jenis komoditas yang dibudidayakan harus
sesuai dengan iklim yang dibutuhkan ikan tersebut.
 Faktor agronomis yaitu mencakup topografi, lokasi jenis, dan kondisi
tanah serta perairan yang ada di lokasi.
 Faktor sekunder atau penunjang meliputi faktor hukum, sosial politik,
budaya serta kebijakan pemerintah pada masa yang akan datang.
 Faktor lingkungan masyarakat, kesediaan masyarakat suatu daerah
menerima segala konsekuensi, baik konsekuensi positif maupun
negatif didirikan suatu usaha di daerah tersebut (Sutarni dan Hartono,
2008).
ANINDITA, DKK (2013) MENYATAKAN BAHWA HAL-
HAL YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM MEMILIH
LOKASI USAHA AGRIBISNIS YAITU:
Sumber bahan baku, ketersediaan tenaga kerja, jaraknya dengan lokasi pasar,
dan insentif yang tersedia pada lokasi tersebut.
Manajer agribisnis dapat memilih lokasi usaha yang berdekatan dengan
bahan baku bila hanya membutuhkan satu jenis bahan baku sehingga biaya
pengakutan lebih rendah. Sebaliknya bila agribisnis memerlukan berbagai
jenis bahan baku yang lokasinya berjauhan, lebih efisien bila memilih
lokasi produksi agribisnis dekat dengan pasar.
Wilayah yang berbeda akan menawarkan jenis tenaga kerja yang berbeda,
sehingga memnyebabkan perbedaan dalam besarnya upah dan tunjangan
bagi pekerja serta tingkat produktivitasnya.
Indutri agribisnis yang memerlukan air dan pembangkit tenaga listrik yang
besar lebih baik bila ditempatkan di wilayah yang berlimpah sumber daya
tersebut.
Alternatif lainnya, pemerintah dapat memberikan insentif berupa keringanan
pajak atau biaya listrik dan air, kemudahan perizinan dan penyediaan
prasarana yang baik.
UKURAN PABRIK

Perencanaan ukuran pabrik yang optimal merupakan


dimensi penting dalam agribisnis. Pabrik yang makin
besar menurut skala usaha yang ekonomis, akan
menghasilkan biaya per unit yang makin kecil, namun
demikian perlu dipertimbangkan faktor-faktor lain, yaitu
sifat musiman dan pola produksi, inflasi, kuantitas yang
dibutuhkan (Anindita, dkk, 2013).
TATA LETAK PABRIK

Secara fisik, tata letak fasilitas agribisnis perlu


mempertimbangkan proses dan prosedur yang akan
dilaksanakan, kuantitas dan kualitas yang diperlukan
serta perubahan perubahan jenis,mutu atau permintaan
produkdi masa mendatang. Semua aspek ini harus
tertuang dalam kerangka kerja seefisien mungkin
(Anindita, dkk, 2013).
UMAR, H. (2005) MENYAMPAIKAN BAHWA FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU
DIPERTIMBANGKAN DALAM MENYUSUN TATA LETAK (LAYOUT) UNTUK PABRIK YAITU:

 Sifat produk yang dibuat


 Jenis proses produksi

 Jenis barang dan volume produksi yang dihasilkan

 Jumlah modal yang tersedia untuk proses produksnya

 Keluwesan atau keflesibilitas letak fasilitas-fasilitas untuk


mengantisipasi perubahan-perubahan proses di kemudian hari.
 Aliran barang dalam proses produksi hendaknya sedemikian
rupa, sehingga tidak saling menghambat atau menganggu.
 Penggunaan ruangan sebaiknya memperhatikan kesehatan dan
keselamatan kerja
 Letak mesin-mesin dan fasilitas lain sebaiknya memperhatikan
kemudahan-kemudahan dalam pemeliharaan dan pengawasan.

Anda mungkin juga menyukai