Pengaruh Pola Tidur Terhadap Konsentrasi
Pengaruh Pola Tidur Terhadap Konsentrasi
Siswa di Sekolah
Disusun oleh:
i
Kata Pengantar
Pertama-tama mari kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena
rahmat dan hidayahnya kita dapat menyelesaikan tugas karya tulis ini.
Tujuan kami menulis karya tulis ini yaitu, karena kami ingin membantu para
belajar para siswa SMA di sekolah . Kami berharap penulisan karya tulis ini dapat
Kami menyadari bahwa tidak ada yang sempurna. Kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak kami terima dengan senang hati demi perbaikan dan
Penyusun
ii
Daftar Isi
iii
Bab 3 Metode Penelitian .......................................................................................... 19
Lampiran ................................................................................................................. 27
iv
Bab I Pendahuluan
emosional sesuai perkembangan biologis, serta adanya fungsi dan tuntutan baru
dramatis dalam pola tidur-bangun meliputi durasi tidur berkurang, waktu tidur
tertunda, dan perbedaan pola tidur pada hari kerja dan akhir pekan. Pola tidur
yang buruk mengakibatkan rasa mengantuk pada siang hari, yang menyebabkan
gangguan dalam konsentrasi dan proses belajar. Hal inilah yang membuat
1.2 Permasalahan
1
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penulisan karya tulis ini adalah:
2
Bab II Kajian Pustaka
a. Menurut Perry dan Potter ( 2005 ) tidur adalah suatu keadaan yang
berulang - ulang, perubahan status kesadaran yang terjadi selama
periode tertentu.
b. Menurut Guyton ( 1997 ) tidur adalah sebagai suatu keadaan bawah
sadar dimana orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian
rangsang sensorik atau dengan rangsangan lainnya.
c. Menurut Yolanda Amirta ( 2007 ), makna dasar tidur adalah suatu
keadaan dimana otak dan pikiran serta tubuh diberi kesempatan untuk
beristirahat.
3
evolusi mengenai tidur. Teori evolusi pada umumnya mencanangkan bahwa
tidur berlaku untuk membenarkan peluang yang lebih baik kepada organisme
supaya dapat bertahan pada lingkungan yang berbahaya.
Salah satu contoh pola tidur yang tidak baik adalah kurang tidur. Pada
dasarnya penyebab kurang tidur disebabkan oleh diri kita sendiri. Menurut
Carpenter dan Graham bahwa remaja sering kurang tidur karena adanya
perubahan denyut jantung yang diakibatkan oleh perubahan hormon yang
dihasilkan oleh otak. Selain itu, perkembangan teknologi seperti permainan
lewat komputer, internet, video dan televisi juga menjadi penyebab utama
kurangnya tidur pada siswa.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang tidur dapat disimpulkan bahwa
tidur sangat penting bagi tubuh. Karena pada saat tidur sebagian organ tubuh
termasuk otak akan beristirahat. Jika kita kurang tidur maka otak kita pun
kurang istirahat, hal itu menyebabkan konsentrasi belajar menjadi terganggu.
Jam biologis merupakan pengatur waktu internal dalam tubuh yang bekerja
secara otomatis. Jam biologis manusia sudah terprogram secara genetik untuk
menentukan waktu bangun dan tidur kita. Setiap orang memiliki jam biologis
yang berbeda-beda tergantung pada umurnya. Jika kita melawan jam biologis
maka akan berdampak buruk bagi kesehatan.
4
Pusat pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tidur terletak dalam
mesensefalon dan bagian atas pons. Reticular Activating System (RAS)
berlokasi pada batang otak teratas. RAS dipercayai terdiri dari sel khusus yang
mempertahankan kewaspadaan dan tidur. Selain itu, RAS dapat memberikan
rangsangan visual, pendengaran, nyeri, dan perabaan juga dapat menerima
stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir.
Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin
seperti norepineprin. Demikian juga pada saat tidur, kemungkinan disebabkan
adanya pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan
batang otak tengah, yaitu Bulbar Synchronizing Regional (BSR), sedangkan
saat bangun tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima di pusat otak
dan sistem limbic. Dengan demikian, sistem pada batang otak yang mengatur
siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR (Hidayat, 2008).
Ketika orang mencoba tertidur, mereka akan menutup mata dan berada
dalam posisi relaks. Stimulus ke RAS menurun. Jika ruangan gelap dan tenang,
maka aktivasi RAS selanjutnya menurun. Pada beberapa bagian BSR
mengambil alih yang menyebabkan tidur (Potter&Perry, 2006).
5
otot tidak teratur, kecepatan jantung dan pernapasan tidak teratur sering
lebih cepat, serta suhu dan metabolisme meningkat.
Apabila seseorang mengalami kehilangan tidur REM, maka akan
menunjukkan gejala – gejala sebagai berikut:
Cenderung Hiperaktif.
Kurang dapat mengendalikan diri dan emosi (emosinya labil).
Nafsu makan bertambah.
Bingung dan curiga.
b. Tidur NREM
Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Pada tidur
NREM gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada orang yang
sabar atau tidak tidur. Tanda – tanda tidur NREM antara lain : mimpi
berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah turun, kecepatan pernapasan
turun, metabolisme turun, dan gerakan bola mata lambat.
6
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun.
Tahap II ini ditandai dengan kedua bola mata berhenti bergerak,
suhu tubuh menurun, tonus otot berlahan – lahan berkurang, serta
kecepatan jantung dan pernapasan turun dengan jelas. Pada EEG
timbul gelombang beta yang berfrekuensi 14 – 18 siklus/detik.
Gelombang – gelombang ini disebut dengan gelombang tidur.
Tahap II berlangsung sekitar 10 – 15 menit.
3) Tahap III
Pada tahap ini, keadaan fisik lemah lunglai karena tonus otot lenyap
secara menyeluruh. Kecepatan jantung, pernapasan, dan proses
tubuh berlanjut mengalami penurunan akibat dominasi sistem saraf
parasimpatis. Pada EEG memperlihatkan perubahan gelombang
beta menjadi 1 – 2 siklus/detik. Seseorang yang tidur pada tahap III
ini sulit untuk dibangunkan.
4) Tahap IV
Tahap IV merupakan tahap tidur dimana seseorang berada dalam
keadaan rileks, jarang bergerak karena keadaan fisik yang sudah
lemah lunglai dan sulit dibangunkan. Pada EEG tampak hanya
terlihat gelombang delta yang lambat dengan frekuensi 1 – 2
siklus/detik. Denyut jantung dan pernapasan menurun sekitar 20 –
30%. Pada tahap ini dapat terjadi mimpi. Selain itu, tahap IV ini
dapat memulihkan keadaan tubuh.
5) Selain keempat tahap tersebut, ada satu tahap lagi yakni tahap V.
Tahap kelima ini merupakan tidur REM dimana setelah tahap IV
seseorang masuk ke tahap V. Hal tersebut ditandai dengan kembali
bergeraknya kedua bola mata yang berkecepatan lebih tinggi dari
7
tahap – tahap sebelumnya. Tahap V ini berlangsung sekitar 10
menit, dapat pula terjadi mimpi.
8
2.5 Pola Tidur
Pola tidur adalah model, bentuk atau corak tidur dalam jangka waktu
yang relatif menetap dan meliputi jadwal jatuh (masuk) tidur dan bangun, irama
tidur, frekuensi tidur dalam sehari, mempertahankan kondisi tidur dan kepuasan
tidur (Depkes dalam Siallagan, 2010).
Pola tidur normal dipengaruhi oleh gaya hidup termasuk stress
pekerjaan, hubungan keluarga dan aktivitas sosial yang mengarah pada
insomnia dan penggunaan medikasi untuktidur. Penggunaan jangka panjang
medikasi tersebut dapat mengganggu pola tidur dan memperburuk masalah
tidur (Potter & Perry, 2003).
Usia merupakan salah satu faktor penentu lamanya tidur yang
dibutuhkan seseorang. Semakin tua usia, maka semakin sedikit pula lama tidur
yang dibutuhkan (Asmadi, 2008).
9
Usia Sekolah
Tidur sekitar 10 jam sehari, 18,5% tidur REM. Sisa waktu tidur relatif konstan.
Remaja
Tidur sekitar 8,5 jam sehari, 20% tidur REM
Dewasa Muda
Tidur sekitar 7-9 jam sehari, 20-25% tidur REM, 5-10% tidur tahap I, 50%
tidur tahap II, dan 10-20% tidur tahap III – IV.
Dewasa Pertengahan
Tidur sekitar 7 jam sehari, 20% tidur REM, mungkin mengalami insomnia dan
sulit untuk dapat tidur.
Dewasa Tua
Tidur sekitar 6 jam sehari, 20-25% tidur REM, tidur tahap IV nyata berkurang
kadang – kadang tidak ada. Mungkin mengalami insomnia dan sering terbangun
sewaktu tidur malam hari.
10
dan tidak selalu menandakan adanya masalah psikologis atau psikiatris
yang signifikan.
Tidur Apnea
Tidur apnea adalah suatu kondisi dimana terjadinya penghentian napas
disaat tidur. Tidur apnea sangat umum terjadi, layaknya diabetes yang
lazim menimpa orang dewasa. Tidur apnea bisa muncul pada segala
kelompok usia dan jenis kelamin, namun lebih umum menimpa kaum pria.
Narkolepsi
Kelainan tidur ini secara umum ditandai munculnya keinginan tidur di
siang hari secara tak terkendali. Penderita sering kali jatuh tertidur di
sembarang waktu dan tempat, juga terjadi berulang kali dalam sehari.
Narkolepsi adalah kelainan neourologis (yang menyerang otak dan syaraf)
kronis yang melibatkan system saraf pusat tubuh.
Paralisis Tidur
Paralisis tidur adalah fungsi alamiah tubuh yang menyebabkan
penderitanya mengalami kelumpuhan dikala tidur.
11
b. Lingkungan
Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk
tidur. Pada lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang dapat
tidur dengan nyenyak. Sebaliknya lingkungan yang ribut, bising, dan
gaduh akan menghambat seseorang untuk tidur. Keadaan lingkungan
yang tenang dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat terjadinya
proses tidur (Hidayat, 2008).
c. Stres Psikologis
Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur.
Hal ini disebabkan karena pada kondisi cemas akan meningkatkan
norepinefrin darah melalui sistem saraf simpatis. Zat ini akan
mengurangi tahap IV NREM dan REM (Asmadi, 2008).
d. Diet / Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses
tidur. Protein yang tinggi seperti pada keju, susu, daging, dan ikan tuna
dapat mempercepat proses tidur, karena adanya triptofan yang
merupakan asam amino dari protein yang dicerna (Hidayat, 2008).
Sebaliknya minuman yang mengandung kafein maupun alkohol akan
mengganggu tidur (Asmadi, 2008).
e. Gaya Hidup
Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Kelelahan tingkat
menengah orang dapat tidur dengan nyenyak. Sedangkan pada kelelahan
yang berlebihan akan menyebabkan periode tidur REM lebih pendek
(Asmadi, 2008).
f. Obat – Obatan
12
Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang
dapat mempengaruhi proses tidur adalah jenis golongan obat diuretic
menyebabkan seseorang insomnia, anti depresan dapat menekan REM,
kafein dapat meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan
untuk tidur, golongan beta bloker dapat berefek pada timbulnya
insomnia, dan golongan narkotik dapat menekan REM sehingga mudah
mengantuk (Hidayat, 2008).
g. Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk
tidur, yang dapat mempengaruhi proses tidur. Selain itu adanya
keinginan untuk menahan tidak tidur dapat menimbulkan gangguan
proses tidur (Hidayat, 2008).
13
Djamarah (2008) mengungkapkan bahwa konsentrasi adalah pemusatan
fungsi jiwa terhadap suatu objek seperti konsentrasi pikiran, perhatian dan
sebagainya. Dalam belajar dibutuhkan konsentrasi dalam bentuk perhatian yang
terpusat pada suatu pelajaran. Maka dari itu konsentrasi merupakan salah satu
aspek yang mendukung siswa untuk mencapai prestasi yang baik dan apabila
konsentrasi ini berkurang maka dalam mengikuti pelajaran di kelas maupun
belajar secara pribadi akan tergangguikan.
Berdasarkan beberapa pengertian konsentrasi belajar diatas dapat
disimpulkan bahwa konsentrasi belajar adalah pemusatan fungsi jiwa dan
pemikiran seseorang terhadap objek yang berkaitan dengan belajar (penerimaan
informasi tentang pelajaran) dimana konsentrasi belajar ini sangat penting
dalam proses pembelajaran karena merupakan usaha dasar untuk dapat
mencapai prestasi belajar yang lebih baik.
14
f. Gangguan kepanikan : Hambatan untuk berkonsentrasi dalam bentuk
rasa waswas menunggu hasil yang akan dilakukan maupun yang sudah
dilakukan oleh orang tersebut.
g. Kesiapan belajar : Keadaan seseorang yang sudah siap akan menerima
pelajaran, sehingga individu dapat mengembangkan potensi yang
dimilikinya.
15
3. Temperatur. Temperatur sama seperti faktor pencahayaan,
merupakan faktor yang pengaruhnya kurang begitu dirasakan
dibandingkan pengaruh suara, tetapi terdapat juga seseorang
yang senang belajar ditempat dingin, atau senang belajar
ditempat yang hangat, dan juga senang belajar ditempat dingin
maupun hangat.
4. Desain Belajar. Desain belajar merupakan salah satu faktor yang
memiliki pengaruh juga, yaitu sebagai media atau sarana dalam
belajar, misalnya terdapat seseorang yang senang belajar
ditempat santai sambil duduk di kursi, sofa, tempat tidur,
maupun di karpet. Cara mendesain media dan sarana belajar
merupakan salah satu cara yang dapat membuat kita lebihdapat
berkonsentrasi.
b. Modalitas Belajar
Modalitas belajar yang menentukan siswa dapat memproses setiap
informasi yang diterima. Konsentrasi dalam belajar dan kreativitas guru
dalam mengembangkan strategi dan metode pembelajaran di kelas akan
meningkatkan konsentrasi belajar siswa sehingga hasil belajarnya pun
akan meningkat pula. Semakin banyak informasi yang diterima dan
diserap oleh siswa, maka kemampuan berkonsentrasi pun harus semakin
baik dan fokus dalam mengikuti setiap proses pembelajaran. Banyak
cara yang ditawarkan oleh para ahli dalam meningkatkan konsentrasi
belajar siswa, misalnya dengan cara meningkatkan gelombang alfa agar
setiap siswa dapat berkonsentrasi dengan baik (Depoter,dkk dalam
Susanto, 2006), kemudian dapat juga dengan mengatur posisi tubuh
pada saat belajar, dan mempelajari materi (informasi) sesuai dengan
karakteristik siswa itu sendiri.
c. Pergaulan
16
Pergaulan juga dapat mempengaruhi siswa dalam menerima pelajaran,
perilaku dan pergaulan mereka, dapat mempengaruhi konsentrasi belajar
yang dipengaruhi juga oleh beberapa faktor, seperti faktor teknologi
yang berkembang saat ini contohnya televisi dan internet, hal ini sangat
berpengaruh pada sikap dan perilaku siswa.
d. Psikologi
Faktor psikologi juga dapat mempengaruhi bagaimana sikap dan
perilaku siswa dalam berkonsentrasi, misalnya karena adanya masalah
dalam lingkungan sekitar dan keluarga. Hal ini tentunya akan
mempengaruhi kedadaan psikologis siswa, karena siswa akan
kehilangan semangat dan motivasi belajar mereka, tentunya akan
berpengaruh juga terhadap tingkat konsentrasi siswa yang akan semakin
menurun.
17
menghakimi bahwa ia malas belajar karena bisa jadi kondisi
kesehatannya yang sedang bermasalah.
d. Siswa merasa jenuh : beban pelajaran yang ditanggung oleh siswa
sangat banyak, apalagi mereka harus mengikuti kegiatan belajar
dilembaga pendidikan formal (kursus). Oleh karena itu sebaiknya siswa
diberikan waktu istirahat sejenak untuk membuat diri mereka menjadi
relaks.
18
Bab III Metode Penelitian
korelasi adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
gambaran tentang hubungan pola tidur dengan konsentrasi belajar siswa SMA
3.2 Populasi
digunakan dalam penelitian ini adalah 20 orang siswa kelas XI SMA Negeri 3
Tangerang Selatan.
adalah:
19
2. Responden berada di tempat dan bersedia menjawab pertanyaan, pada
20
Bab IV Paparan Data dan Hasil Penelitian
mendisiplinkan waktu tidur dan bahkan tidak terlalu memikirkan pola tidur.
yang teratur pula. Pola tidur yang baik juga mempengaruhi kualitas tidur
mempunyai tubuh yang lebih bugar, hal ini dikarenakan fungsi tidur itu sendiri
telah bekerja seharian. Demikian apabila tidur kita baik, kita dapat lebih mudah
21
untuk fokus serta berkonsentrasi maksimal sebab organ tubuh kita yang telah
kami terima mengenai lama tidur mereka. Studi terbaru yang dilakukan para
anak usia 4 bulan hingga 17 tahun sebaiknya mendapatkan jam tidur lebih
banyak dari orang dewasa. Penelitian ini juga mengungkap fakta terbaru soal
durasi tidur yang lebih tepat ketimbang studi-studi sebelumnya. Studi ini
mengungkapkan lama tidur untuk Remaja (14-17 tahun) 8 hingga 10 jam per
hari, sementara Pasca Remaja (18-25 tahun) : 7 hingga 9 jam per hari.
SMA 3 Tangerang Selatan, hanya 8 orang atau sekitar 40% yang waktu
22
4.3 Masalah III: Tidur kurang dari 8 jam sehari menyebabkan rasa kantuk di siang
hari
perhari menyatakan masalah rasa kantuk yang dialaminya pada siang hari. 9
menyatakan tidak mengalami rasa kantuk di siang hari. Para responden yang
mengantuk pada siang hari namun ketika sore harinya, kemudian responden
melakukan sesuatu.
Dengan perbandingan yang cukup besar pula yakni 3:1, maka kami
simpulkan bahwa sebenarnya tidur kurang dari 8 jam sehari dapat menyebabkan
mengatakan tidak dan masih mampu untuk fokus serta konsentrasi dalam
merupakan masalah niat dari dalam diri. Namun secara logika, ketika kita
kurang tidur, maka kita akan merasa kantuk, dan ketika kita mengantuk apa
yang ingin kita lakukan adalah tidur. Dengan keadaan demikian, tidak
23
memungkinkan rasa fokus dan konsentrasi secara maksimal. Terkecuali, apabila
mereka mengurangi rasa kantuk tersebut dengan mencuci wajah supaya lebih
hari. 4 orang mengatakan gawai dan media sosial, 3 orang mengatakan acara
memuat diantaranya akibat minum kopi, insomnia, stres, serta alasan yang tidak
pasti. Berdasarkan data tersebut, kami simpulkan bahwa dominan alasan yang
membuat siswa SMA 3 Tangerang Selatan sulit tidur adalah tugas sekolah serta
ulangan-ulangan.
24
Bab V Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan, dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
1. Alasan yang paling dominan siswa SMA 3 Tangerang Selatan tidur
larut di malam hari adalah tugas/ulangan.
2. Pola tidur yang tidak baik berdampak pada tidak bugarnya tubuh
sehingga sulit untuk berkonsentrasi.
5.2. Saran
Pola tidur selain berpengaruh pada konsentrasi belajar, juga tentu
berpengaruh pada kesehatan kita. Maka dari itu, hendaklah kita mendisiplinkan
pola tidur kita untuk mendapatkan kualitas tidur yang baik sehingga tubuh kita
lebih sehat dan bugar serta mudah berkonsentrasi.
25
Daftar Pustaka
Efendi, Ferry dan Makhfludli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Hidayat, A. aziz. 2008. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan edisi 4 volume 2. Jakarta
: EGC
26
27