DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
18.08.1.0001
UNIVERSITAS MAJALENGKA
FAKULTAS PERTANIAN
AGRIBISNIS
2020 / 2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Apel (Malus
Domestika) ini.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Apel adalah salah satu buah yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Apel digemari
karena rasanya yang manis dan kandungan gizinya yang tinggi. Buah apel mempunyai
kandungan air dan vitamin yang tinggi, serta kalori yang cukup kecil. Komponen penting pada
buah apel adalah pektin, yaitu sekitar 24%. Kandungan pektin pada buah apel terdapat pada
sekitar biji, di bawah kulit dan hati. Selain senyawa pektin, dalam satu buah apel ukuran 100
gram juga terkandung banyak zat gizi (Yanuparinda dan Estiasih, 2015).Tanaman apel banyak
tumbuh di Kota Malang dan Kota Batu, varietas apel yang tersedia sekarang ini dan cukup
berhasil diusahakan dengan segala kekurangannya adalah Apel Manalagi, Anna, Wangli/Lali
jiwo, Princess Noble dan Romebeauty (Baskara, 2010). Produksi apel di Kota Batu pada tahun
2014 populasi tanaman apel di Kota Batu sebanyak 2,1 juta pohon mampu menghasilkan buah
apel sebanyak 708,43 ton. Dibandingkan tahun 2013 produksi tanaman apel turun sebesar 15
persen (Badan Pusat Statistik, 2015).
Apel (Malus sylvestris Mill.) merupakan buah yang banyak dikonsumsi di banyak negara
dan mengandung beberapa nutrisi seperti serat, mineral, vitamin dan antioksidan (Ferretti et al.,
2014). Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian, tingkat konsumi apel (kapita/ tahun) di
Indonesia pada tahun 2010-2014, berurut sebesar 0,886 kg, 1,147 kg, 0,782 kg, 0,886 kg, dan
0,730 kg. Sedangkan produksi apel pada tahun 2012-2014, berurut sebesar 247,388 ton, 255,331
ton, dan 242,916 ton, yang berarti memiliki tingkat panen yang tinggi. Terdapat empat varietas
apel lokal yang dikembangkan oleh petani, yaitu Manalagi, Anna, Rome beauty, dan Wangling
(Khurniyati, 2015). Apel manalagi memiliki rasa yang lebih manis dibanding dengan apel
lainnya meskipun apel ini belum matang. Apel varietas manalagi memiliki bentuk buah yang
bulat, kecil, warna kulit hijau kekuningan dengan daging berwarna putih kekuningan (Sa’adah
dkk, 2015). Apel manalagi (per 100 gram) memiliki kandungan diantaranya protein 0,30 gr,
kalsium 6,00 mg, fosfor 10,00 mg, vitamin A 90,00 SI, vitamin C 5,00 mg, air 84% dan pektin
1,5%. Namun apel manalagi mempunyai kelemahan yaitu mudah busuk dan mudah rusak
(Khurniyati, 2015).
Buah apel (Malus domestica Borkh.) merupakan salah satu buah yang sangat populer dan
banyak dikonsumsi oleh masyarakat dalam bentuk minuman dengan cara diblender dan dibuat
jus. Secara umum telah diketahui bahwa buah apel bermanfaat untuk kesehatan karena memiliki
kadar zat gizi yang tinggi (Untung, 1996).
Berbagai jenis warna buah apel yang beredar di pasaran kota Medan antara lain warna
merah tua, merah jambu, dan hijau. Buah apel yang berwarna merah memiliki rasa manis,
sedangkan buah apel yang berwarna hijau memiliki rasa yang lebih asam. Kandungan gizi yang
terdapat dalam 100 gram buah apel adalah hidrat arang 14,9 gram, lemak 0,4 gram, protein 0,3
gram, kalsium 6 mg, fosfor 10 mg, besi 0,3 mg, vitamin A 90 SI, vitamin B1 0,04 mg, vitamin C
5 mg dan kandungan airnya 84% (Arisandi dan Andriani, 2008).
Vitamin C bersifat mereduksi dan mudah terurai. Vitamin C mudah teroksidasi menjadi
asam dehidroaskorbat sehingga menjadi berkurang (Andarwulan dan Koswara, 1992).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana susunan botani dari tanaman apel?
2. Apa saja kultivar tanaman apel?
3. Bagaimana syarat tumbuh yang baik bagi tanaman apel?
4. Bagaimana teknik budidaya tanaman apel?
5. Bagaimana morfologi dari tanaman apel?
6. Apa saja kandungan yang terdapat dalam buah apel?
7. Apa saja manfaat dari buah apel?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui susunan botani dari tanaman apel
2. Untuk mengetahui kultivar tanaman apel
3. Untuk mengetahui syarat tumbuh yang baik bagi tanaman apel
4. Untuk mengetahui bagaimana teknik budidaya tanaman apel
5. Untuk mengetahui morfologi dari tanaman apel
6. Untuk mengetahui kandungan yang terdapat dalam buah apel
7. Untuk mengetahui manfaat dari buah apel
1.4 Manfaat Penulisan
1. Menambah wawasan dan pengetahuan
2. Mampu menguasai materi terkait bidang ilmu yang dibahas
3. Sebagai bahan ajar untuk meningkatkan pemahaman mendalam terkait suatu komoditas
buah-buahan
BAB II
PEMBAHASAN
Apel modern biasanya lebih manis dari kultivar lama karena rasa apel yang diinginkan bervariasi
menurut zaman. Kebanyakan orang Amerika Utara dan Eropa menggemari apel yang manis dan
sedikit asam, akan tetapi apel asam juga tidak sedikit peminatnya. Apel yang manis tanpa rasa
asam populer di Asia, khususnya di India. Kultivar apel lama biasanya berbentuk ganjil, serta
memiliki berbagai tekstur dan warna. Beberapa orang merasa bahwa apel lama lebih enak
daripada kultivar modern, tetapi mengalami masalah lain yang menjadi kurang sesuai untuk
diperdagangkan, seperti hasil produksi yang rendah, kerentanan terhadap penyakit, atau kurang
tahan lama dalam penyimpanan atau transportasi.
b. Persiapan benih
Persiapan ini dilakukan agar mendapatkan sebuah hasil yang sangat maksimal dan juga
berkualitas. Hal ini dilakukan dengan cara penempelan, penyambungan atau stek tergantung
dengan pemilik menggunakan perbanyakan seperti apa.
Persiapan lahan di lakukan dengan melakukan pengelolahan tanah dan pelaksanaan lahan.
Tujuan agar mengetahui tingkat kesuburan, kegemburan dan juga kedaan lahan. Hal ini
dilakukan dengan cara membukan lahan dengan cara mencangkul atau membanjak serta
membersihkan gula atau tanaman lain yang menganggu. Pembuatan bedengan dalam tanamam
apel tidaklah di perlukan, tetapi hanya peninggian alur pada tanaman. Pegapuran pada tanah dan
lahan bertujuan untuk menormalkan pH tanah menjadi normal 6. Kemudian melakukan
pemupukan tanah dengan pupuk kandang atau pupuk kompos di bagian lubang tanam, diamkan
selam 2-3 minggu.
Tanaman apel dapat dilakukan dengan cara penanaman secara monokultur atau lainnya
tergantung pemilik. Untuk cara penanaman yang baik harus melakukan penjarakan tanam yang
baik sekitar 3 x 4 cm atau 2 x 3 cm. tergantung dengan variates pada tanaman apel.
Penanaman tanaman apel dapat di lakukan saat musim hujan atau awal musim kemarau.
Hal ini dikakukan dengan cara masukan pada lubang bibit yang akan di tanam, lalu masukan
tanah permukaan yang sudah di beri pupuk kandang. Dan benam.
2.4.6 Pemeliharaan
Pemiliharaan tanaman apel dapat di lakukan dengan cara penjarangan, penyiangan, pembubunan.
Penyiaraman dan pemupukan. Penjarang dilakukan untuk pertumbuhan pada tanaman lebih baik
dan tidak menggangu tanaman apel lainnya. Penyiangan di lakukan dengan membersihkan
tanaman lain yang menggangu tanaman apel. Pembubuan biasanya di lakukan sebelum
pemupukan di lakukan. Pengairan atau penyiram di lakukan 2 kali dalam satu hari secara teratur.
Sedangkan pemupukan di lakukan dengan menggunakan pupuk kandang atau pupuk lainnya
tergantung dengan dosis yang di tentukan.
Hama yang sering menyerang tanaman apel yaitu kutu hijau, tungau, strip, ulat daun , serangga
penghiasp daun, ulat daun hitam dan lalat buah. Pengendalian untuk hama ini biasanya
melakukan sanitasi atau penyemprotan insektisida.
Sedangkan penyakit yang sering menyerang tanaman apel yaitu penyakit embun tepung,
penyakit bercak daun, jamur upas, penyakit kanker, busuk buah dan busuk akar. Pengendalian
penyakit ini biasanya mengunakan penyemprotan fungisida
Hama yang sering menyerang tanaman apel yaitu kutu hijau, tungau, strip, ulat daun , serangga
penghiasp daun, ulat daun hitam dan lalat buah. Pengendalian untuk hama ini biasanya
melakukan sanitasi atau penyemprotan insektisida. Sedangkan penyakit yang sering menyerang
tanaman apel yaitu penyakit embun tepung, penyakit bercak daun, jamur upas, penyakit kanker,
busuk buah dan busuk akar. Pengendalian penyakit ini biasanya mengunakan penyemprotan
fungisida
Secara umum tanaman apel dapat di panen pada umu 4 -5 bulan tergantung dengan perbanyakan
pada tanaman dan varietesnya. Pemanen pada tanaman apel di lakukan dengan cara memetik
buah langsung dan juga menysisihkan buah yang berkualitas dan tidak berkualitas dalam wadah
yang berbeda.
BAB III.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Apel adalah salah satu buah yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Apel digemari karena
rasanya yang manis dan kandungan gizinya yang tinggi. Buah apel mempunyai kandungan air
dan vitamin yang tinggi, serta kalori yang cukup kecil. Komponen penting pada buah apel adalah
pektin, yaitu sekitar 24%. Kandungan pektin pada buah apel terdapat pada sekitar biji, di bawah
kulit dan hati. Selain senyawa pektin, dalam satu buah apel ukuran 100 gram juga terkandung
banyak zat gizi.
Pohon apel merupakan pohon yang kecil dan berdaun gugur , mencapai ketinggian 3 hingga 12
meter, dengan tajuk yang lebar dan biasanya sangat beranting. Daun-daunnya berbentukk
lonjong dengan panjang 5 – 12 cm dan lebar 3-6 centimeter. Bunga apel mekar di musim semi,
bersamaan dengan percambahan daun. Bunganya putih dengan baur merah jambu yang
berangsur pudar. Pada bunga, terdapat lima kelopak, dan mencapai diameter 2.5 hingga 3.5 cm.
Buahnya masak pada musim gugur, dan biasanya berdiameter 5 hingga 9 a. Inti buah apel
memiliki lima gynoecium yang tersusun seperti bintang lima mata, masing-masing berisi satu
hingga tiga biji.
Ada lebih 7.500 kultivar apel yang diketahui sejauh ini di wilayah beriklim sedang dan subtropis.
Kebanyakan kultivar apel ini ditanam untuk dimakan segar, dimasak atau dijadikan cider. Apel
cider biasanya terlalu masam dan sepat untuk dimakan segar, tetapi memberikan rasa yang cukup
memuaskan (dan tidak tertanding oleh apel segar) dalam cider.
DAFTAR PUSTAKA