Anda di halaman 1dari 8

A.

7 KEMAMPUAN BIDANG DASAR SENI RUPA


1. Physical Growth
Perkembangan fisik pada anak terlihat pada kemampuan dia
terhadap visual, koordinasi bagaimana dia mengontrol badannya,
dan menampilkan kelebihan yang dia punya. Tidak hanya
keterlibatan fisik dalam kegiatan kreatif, tetapi juga proyeksi sadar
dan tidak sadar tubuh menunjukkan pertumbuhan fisik. Tidak hanya
keterlibatan fisik dalam kegiatan kreatif, tetapi juga proyeksi sadar
dan tidak sadar tubuh menunjukkan pertumbuhan fisik. Proyeksi diri
ini ke dalam gambar biasanya disebut sebagai citra tubuh.
Pada dasarnya, anak yang aktif secara fisik akan
menggambarkan gerakan fisik aktif dan ia akan mengembangkan
kepekaan yang lebih besar terhadap pencapaian fisiknya.

2. Perceptonal Growth

Kultivasi dan pertumbuhan indera adalah bagian penting dari


pengalaman seni. Hal ini sangat penting untuk menikmati
kehidupan dan kemampuan untuk belajar mungkin tergantung pada
makna dan kualitas pengalaman sensorik. Dalam aktivitas kreatif,
peningkatan pertumbuhan persepsi dapat dilihat pada peningkatan
kesadaran anak dan penggunaan berbagai pengalaman perseptual.
Pertumbuhan perseptual juga mencakup area persepsi ruang
yang kompleks. Seorang anak kecil tahu dan memahami daerah
sekitarnya, yang memiliki arti penting baginya.

3. Intellectual Growth

Kecerdasan intelektual sebenarnya sudah bisa dilihat langsung


dari gambar mereka. Bagaimana anak memperhatikan sekitar
dengan pengetahuan yang sudah ia ketahui, dan kemampuannya
untuk menuangkan relasi kepada lingkungan sekitarnya adalah
indikasi kecerdasan intelektualnya. Intelligence biasanya diartikan
sebagai kemampuan untuk berpikir secara rasional, untuk belajar
hal-hal yang diharapkan dari sekolah.
Ada sebuah test dikenal dengan “draw-a-man-test“ oleh Harris
(1963) dalam test ini, anak disediakan pensil dan mreka disuruh
untuk mebuat gambar manusia, tidak hanya sebagian kepala atau
bahu, namun satu badan utuh, lalu gambar yang sudah selesai
akan dinilai dari penambahan detail serta dari pembandingan
dengan gambar yang seumuran dia.
Keadaan lingkungan, faktor sosial, dan emosi psikologi dapat
mempengaruhi fungsi intelektual anak. Tapi terkadang, beberapa
kepribadian atau kebiasan dapat berdampak buruk atau bisa
menekan nilai anak ditest tersebut.
Walau gambar dapat mencerminkan perkembangan kecerdasan
intelektual anak, menggambar juga menstimulasi dan
menyempurnakan perkembangannya.

4.Emotional Growth

Melalui gambar, kita bisa menyediakan wadah untuk


pengembangan emosi anak dan memperbesar ruang emosi anak
yang sudah tersedia secara langsung dan intens dengan hasil
karya mereka. Walau tidak semua, hal ini bermakna dan penting
untuk anak muda.
Seorang anak muda yang tidak tanggap terhadap emosinya
kemungkinan besar tidak menyertakan hal pribadi ke dalam
gambarnya. Gambarnya tidak berhubungan relasi dengan dirinya,
seperti; ini pohonku, ini rumahku, dan sebagainya. Ini membuktikan
gambar pada anak hanya cukup untuk mengidentifikasi objek. Anak
sebetulnya berpartisipasi dalam obyek yang dia gambar atau bisa
juga gambar tersebut mempresentasikan hal yang dia kenal dan
tahu.

ediator kepada seseorang untuk membantu seseorang


mengenal lingkungannya lebih baik. Hal tersebut mempunyai
proses baik dalam golongan usia seseorang maupun dari
kemampuan seseorang menangkap keadaan lingkungannya. Hal
ini dapat dilihat dari kreativitas dalam bentuk gambar yang mereka
buat dari pengalaman tersendiri ataupun pengalaman bersama
orang lain.

Anak kecil mulai menggambarkan orang di dalam


gambarnya seusai ia meninggalkan masa mencoreng. Biasanya hal
yang pertama ia gambar ialah orang yang ia idolakan, biasanya
kedua orang tuanya. Seiring waktu, ia akan mulai menggambar
orang-orang lain di sekitarnya yang cukup dikenal oleh sang anak.
Pengembangan ini dapat terus berlanjut ke tahap dimana anak
menggambarkan kejadian-kejadian yang terjadi di sekitarnya.

Untuk anak yang lebih dewasa, anak harus dibimbing untuk


mengenal dan memahami situasi dan kondisi di sekitarnya, supaya
ia dapat berkomunikasi dengan baik dengan cara menggambarnya.
Kesadaran anak akan sekitarnya, dapat membantunya dalam
berinteraksi, sehingga anak akan lebih terdorong untuk
bersosialisasi, mengikuti berbagai kegiatan dan menimbulkan rasa
toleransi terhadap karya orang lain.
6. Creative Growth

Perkembangan ini ditandai dari corak atau gaya


penggambaran khas pada anak. Anak tidak perlu ahli dalam
menggambar untuk menjadi kreatif. Terdapat kebebasan
berekspresi didalamnya. Kebebasan untuk mengeksplorasi,
bereksperimen dan kebebasan untuk terlibat.

Pengalaman dibidang seni selalu menjadi patokan dalam


lingkup sekolah, padahal semua anak dapat menjadi kreatif asalkan
dibimbing dengan benar. Pelarangan dalam jangka pendek dapat
menghilangkan kekreatifan orang. Dalam hal ini, anak dapat
dibimbing secara pelan dan berkelanjutan dari cara ia menggambar
dengan mengadopsi gaya gambar orang lain, hingga ke poin
dimana si anak dapat menghasilkan suatu seni yang khas baginya.
Pengembangan kekreatifan sangat penting dalam pengembangan
ilmu dan teknologi, maka dari itu, sangat dianjurkan kepada
pendidik untuk menjadi jembatan bagi semua anak dan tidak
menghambat ataupun menghilangkan potensi anak dalam
menciptakan sebuah karya yang berbeda dari yang lain.
7. Aesthetic Growth

Estetika dapat diartikan sebagai cara berpikir, merasakan


dan persepsi dalam sebuah ekspresi terhadap orang lain. Dalam
perkataan yaitu prosa atau puisi, dalam lantunan nada yaitu musik,
dalam gerakan tubuh bisa yaitu tari dan dalam garis, bentuk, dan
warna yaitu seni. Bentuk estetika tidak diciptakan oleh pemerintah
eksternal, melainkan sebuah karya kreatif tumbuh dengan prinsip-
prinsip sendiri.

Pengembangan estetika tidak dapat terpisahkan dalam


edukasi dan juga kepribadian. Tidak ada standar dalam estetika,
melainkan hanya seni tertentu, budaya yang dibuat dan tujuan seni
itu dibuat. Pada anak kecil, estetika muncul pada pembauran yang
kompak, yang dapat dilihat dari cara penggunaan garis, tekstur dan
warna. Dari situ kita dapat melihat kreatifitas seseorang anak,
karena estetika sangat berkaitan dengan kretaifitas. Dalam tahap
berikutnya, dapat ditemukan kepuasan dalam penggambaran yang
dibuatnya.

PERIODESASI PERKEMBANGAN ANAK

Periodisasi masa perkembangan seni rupa anak menurut


Viktor
Lowenfeld dan Lambert Brittain dalam: Creative and Mental
Growth, adalah sebagai berikut:

1. Masa Mencoreng/Scribbling (2-4 tahun)


1. perkembangan fisik
Pada periode ini coretan anak biasanya garis garis dan mereka
belum bisa membuat coretan lingkaran dan memliki semangat yang tinggi, karena
motoric halus anak itu masih belum sempurna sehingga anak itu belum bisa
membuat garis yang bagus.
2. Perkembangan perseptual
Pada periode ini anak biasanya perkembangan perseptualnya
belum bisa karena pada periode ini anak belum dapat mencerap
apa yang dia lihat lalu menggambarnya.

3. Perkembangan intelektual
Pada periode ini perkembangan intelektual seorang anak
biasnya sudah bisa berbicara walaupun terbata-bata, hanya
bisa menyebutkan nama orang disekitarnya.

4. Perkembangan emosional
Pada periode ini perkembangan emosional seorang anak
biasanya sudah mampu menahan tangis dan tawa.

5. Perkembangan social
Pada periode ini perkembangan social anak sudaah mulai
berkembang dengan cara dia ingin mempunyai teman dan ingin
terus bermain dengan teman-temannya.

6. Perkembangan kreativitas
Pada periode ini anak mempunyai kekreativitas yang tinggi
karena anak pada periode ini biasanya ingin mencoba hal-hal
baru dan rasa ingin tau yang tinggi

7. Perkembangan estetik
Pada periode ini anak belum mempunyai perkembangan esteika
, karena anak belum mengetahui apa itu keindahan, dan
menggambar hanya mencoret-mencoret saja.

2. Prabagan/ Preschematic (4-7 tahun)


1. perkembangan fisik
Pada tahap ini mereka mulai menggambar berkepala berkaki
tapi masih berantakan dan kurang rapi. Pewarnaan masih
belum berkessinambungan dengan objek
3. Bagan/ Schematic Period (7-9 tahun)
Pada tahap ini konsep bentuk mulai dan tampak lebih
jelas. Cenderung mengulang bentuk yang sama
4. Realisme Awal/ Dawning Realism (9-12 tahun)
Tahap ini lebih menyerupai kenyataan, perspektif mulai
muncul, mulai menyatukan objek lingkungan tanpa
perbandingan. Kemampuan abstrak makin berkembang dan
makin kritis
5.Naturalisme Semu/ Pseudo Naturalistic (12 – 14 tahun)
Kemampuan berpikir abstrak serta kesadaran sosialnya
makin berkembang. Perhatian terhadap seni mulai kritis,
bahkan terhadap karyanya sendiri. Lebih fokus dan lebih rinci
dalam mengambil suatu objek-objek tertentu yang sangat
memiliki pedoman khusu yang menuntut tentang seni itu. Pada
masa ini kemampuan si anak berpikir agak cenderung
berbeda.

8. Masa Penentuan/Period of Decision (14-17 tahun)

Pada periode ini tumbuh kesadaran akan kemampuan


diri. Perbedaan tipe individual makin tampak. Dalam hal ini,
peranan seorang guru banyak menentukan. Terutama
meyakinkan bahwa keterlibatan manusia dengan seni akan
berlangsung terus dalam kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai