Anda di halaman 1dari 10

140 Rahmat Hidayat et. al. Penerapan dan Penguatan Hukum Animal ...

ANALISIS PENERAPAN DAN PENGUATAN HUKUM ANIMAL WELFARE PADA


BISNIS SAPI DI INDONESIA

LAW ENFORCEMENT ANALYSIS OF ANIMAL WELFARE ON BUSINESS CATTLE


IN INDONESIA

Rahmat Hidayat dan Program Studi Ilmu Hukum Sekolah Pascasarjana


T. N. Syamsah Universitas Djuanda Bogor
Jl. Tol Ciawi No. 1, Kotak Pos 35, Bogor 16720.
E-mail : magister.hukum@unida.ac.id
Korespondensi : Rahmat Hidayat, Tel. 08129980718
e-mail : rahmathrp.ipb@gmail.com

Jurnal Abstract : Cattle trading is a complex process from farm to consuments. The main
Living Law, issue in cattle farming is animal welfare and its treatment, such as a case of
Vol. 7, No. 2, slaughterhouse and Eid al-Adha phenomenon in Indonesia. The objectives of this
2015
research are to analyse the treatment and principles of animal welfare in cattle
hlm. 140-
149 trading, also to create a model for animal welfare for religious offering. This research
is a normative one that is supported by empirical study. Data collection is using
literature study (main data) and quesionare for additional data. The results of the
research showed that animal welfare at cattle trading in Indonesia has not a good
reputation according to the applicable law, so that we need a veterinary authority
board to support animal welfare laws. A model for animal welfare for religious
offering can be created by integrating animal market with slaughterhouse, using
health and eco-green concepts, application of technology information for marketing
strategy, and improvement legal structure.

Keywords : animal welfare, law, business, cattle, Eid al-Adha

Abstrak : Bisnis perdagangan hewan ternak merupakan proses yang kompleks


dari peternakan ke konsumen. Masalah utama dalam budidaya ternak adalah
kesejahteraan hewan dan perlakuannya, seperti kasus rumah potong dan fenomena
Idul Adha di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa perlakuan dan
prinsip-prinsip kesejahteraan hewan di bisnis perdagangan hewan ternak, juga
untuk membuat model untuk kesejahteraan hewan Qurban. Metode penelitian
bersifat normatif yang didukung oleh studi empiris. Cara untuk mengumpulkan
semua data menggunakan studi kepustakaan (data utama) dan kuesioner untuk
data tambahan. Hasil penelitian menunjukkan kondisi kesejahteraan hewan di
bisnis perdagangan sapi di Indonesia belum mendapat reputasi yang baik menurut
hukum yang berlaku, sehingga kita membutuhkan model otoritas veteriner untuk
mendukung undang-undang kesejahteraan hewan. Sebuah model untuk
kesejahteraan hewan Qurban dapat dibuat integrasi antara pasar hewan dengan
rumah potong menggunakan salah satu konsep kesehatan dan eco-green,
penerapan teknologi informasi untuk strategi pemasaran, dan perbaikan struktur
hukum.

Kata Kunci : Kesejahteraan Hewan, Hukum Bisnis, Ternak, Idul Adha.

PENDAHULUAN daging sapi dan produk turunan daging


sapi. Allah SWT berfirman, yang artinya,
Bisnis peternakan sapi khususnya sapi
”Dan hewan ternak telah diciptakan-Nya
potong sesungguhnya sangat menjanjikan
untuk kalian, padanya ada (bulu) yang
di Negara Indonesia, hal ini didasarkan
menghangatkan dan berbagai manfaat,
pada tingginya konsumsi penduduk akan
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 7 Nomor 2, Oktober 2015 141

serta sebagiannya kalian makan. Dan kalian dan ternak lainnya di Indonesia pada tahun
memperoleh keindahan padanya, ketika 2013 adalah 12.686.000 ekor dan 2014
kalian membawanya kembali ke kandang adalah 14.703.000 ekor.4 Walaupun jumlah
dan ketika kalian melepaskannya. Dan ia ini secara teoritis memadai untuk
mengangkut beban-beban kalian ke suatu kebutuhan nasional, tetapi faktanya setiap
negeri yang kalian tidak sanggup tahun negara kita masih mengimpor sapi
mencapainya, kecuali dengan susah payah. dan daging sapi karena status kepemilikan
Sungguh, Rabb kalian benar-benar Maha sapi hampir 80% berada di tangan
Pengasih dan Penyayang. Dan (Dia telah peternak-peternak kecil dengan motif
menciptakan) kuda, baghal dan keledai beternak umumnya untuk tabungan bukan
untuk kalian tunggangi dan sebagai murni bisnis.
perhiasan. Allah menciptakan apa yang Salah satu isu penting yang menjadi
tidak kalian ketahui".1 perhatian di banyak negara adalah
Statistik Peternakan dan Kesehatan ketentuan tentang animal welfare atau
Hewan tahun 2013 menunjukkan bahwa kesejahteraan hewan pada bisnis
sektor pertanian, peternakan, kehutanan, peternakan sapi. Salah satu fakta adalah
dan perikanan berkontribusi sebesar 14,44 kasus penyiksaan sapi impor asal Australia
persen terhadap total Produk Domestik di Rumah Pemotongan Hewan (RPH)
Bruto (PDB) Indonesia. Adapun peranan Indonesia tahun 2011. Fakta dan fenomena
sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya lainnya yang juga menunjukkan manusia
dalam PDB sektor pertanian, peternakan, telah abai sehingga menyebabkan
kehutanan, dan perikanan berkisar 12 penderitaan bagi hewan adalah aktivitas
persen. Subsektor peternakan memegang adu hewan (domba, anjing, ayam), sarana
peranan yang strategis dalam transportasi hewan yang tidak standar,
perekonomian dan pembangunan sumber pembuangan hewan yang sudah tidak lucu
daya manusia, seperti penyedia protein lagi/tua, penjeratan hewan, kesehatan
hewani bagi masyarakat, peningkatan kuda delman/andong yang tidak
pendapatan peternak serta penyumbang diperhatikan pemiliknya, pembantaian
pajak negara dan berkontribusi dalam PDB orangutan dan satwa liar lainnya saat
daerah maupun nasional.2 Tingginya pembukaan lahan hutan untuk
permintaan konsumsi daging masyarakat perkebunan, dan perdagangan untuk
Indonesia tidak sesuai dengan ketersediaan konsumsi yang dilakukan dengan
daging. Di Indonesia kebutuhan daging sapi penyiksaan hewan.5 Fenomena
tahun 2012 untuk konsumsi sebanyak 484 pelanggaran kesejahteraan hewan
ribu ton, sedangkan ketersediaannya (misalnya sapi) juga dapat kita perhatikan
sebanyak 399 ribu ton (82.52%) sehingga dalam bisnis jual beli sapi qurban yang
terdapat kekurangan penyediaan sebesar dilakukan pedagang pinggir jalan.
85 ribu ton (17.5%). Kekurangan Tri Satya Putri Naipospos mengatakan
penyediaan ini dipenuhi melalui impor sapi bahwa kesehatan manusia berkaitan
bakalan dari Australia sebanyak 283 ribu dengan kesehatan hewan dan produksi
ekor.3 Data populasi ternak sapi potong ternak. Sekitar 75% dari penyakit baru
yang menginfeksi manusia dalam 10 tahun
1 Al-Qur’an Surat An Nahl 16: 5-8 terakhir disebabkan oleh patogen yang
2 [Ditjen PKH] Direktorat Jenderal Peternakan dan berasal dari hewan. Perbaikan
Kesehatan Hewan. Statistik Peternakan dan
Kesehatan Hewan. Kementerian Pertanian Republik
Indonesia. Jakarta. 2013. 4 Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Statistik
3 [Ditjen PKH] Direktorat Jenderal Peternakan dan Peternakan. Jakarta. 2014.
Kesehatan Hewan. Press Release Konfrensi Pers 5 Jakarta animal aid network. Makalah “Kekejaman

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Terhadap Satwa, apakah ada hukumnya?”
Tentang Supply Demand Daging Sapi/Kerbau sampai disampaikan dalam Workshop Penguatan Hukum
dengan Desember 2012. Jakarta (ID). 2012. Kesejahteraan Hewan 18 Maret 2014 di Jakarta.
142 Rahmat Hidayat et. al. Penerapan dan Penguatan Hukum Animal ...

kesejahteraan hewan dapat meningkatkan able to express innate behaviour, and if it is


kesejahteraan pemilik ternak dan lainnya not suffering from unpleasant states such as
yang bekerja di sepanjang rantai pangan pain, fear, and distress. Good animal welfare
dan menciptakan lapangan kerja. Hewan requires disease prevention and appropriate
berkontribusi bagi ketahanan pangan dan veterinary treatment, shelter, management
mata pencarian masyarakat dalam bentuk and nutrition, humane handling and
pangan, pendapatan, dan aset bagi humane slaughter or killing. Animal welfare
manusia. Hewan juga berkontribusi refers to the state of the animal; the
terhadap produksi tanaman; dan hewan treatment that an animal receives is covered
menyediakan suatu jaminan sosial bagi by other terms such as animal care, animal
pemiliknya.6 husbandry, and humane treatment”.
Penelitian tentang animal welfare pada Pengertian Animal Welfare atau
bisnis sapi potong di Indonesia masih Kesejahteraan Hewan berdasarkan Pasal 1
sangat jarang terutama dalam perspektif ayat 42 Undang-Undang Republik
hukum bisnis. Pertimbangan keuntungan Indonesia No. 41 Tahun 2014 tentang
ekonomi dapat menyebabkan pelaku Perubahan Atas Undang-Undang Republik
bisnis/peternak lalai atas “hak-hak asasi” Indonesia No. 18 Tahun 2009 tentang
yang juga dimiliki oleh sapi sebagai Peternakan dan Kesehatan Hewan, dan
makhluk hidup ciptaan Tuhan. Beberapa Undang-Undang Republik Indonesia No. 18
masalah yang dapat diidentifikasi terkait Tahun 2009 tentang Peternakan dan
animal welfare pada bisnis peternakan sapi Kesehatan Hewan adalah segala urusan
di Indonesia, yaitu sebagai berikut. yang berhubungan dengan keadaan fisik
a. Bagaimanakah perlakuan animal dan mental hewan menurut ukuran
welfare pada bisnis peternakan sapi perilaku alami hewan yang perlu
di Indonesia? diterapkan dan ditegakkan untuk
melindungi hewan dari perlakuan setiap
b. Bagaimanakah penerapan prinsip
orang yang tidak layak terhadap hewan
animal welfare pada bisnis
yang dimanfaatkan manusia.
peternakan sapi di Indonesia saat
ini? Dokumen awal yang relevan dengan
konsep animal welfare dapat ditemukan
c. Bagaimanakah model
dalam The Brambell Committee Report
pengembangan penerapan animal
tahun 1965. Selanjutnya terjadi
welfare pada bisnis sapi musiman
perkembangan konsep animal welfare
Idul Adha?
sehingga berisikan ketentuan-ketentuan
Badan Kesehatan Hewan Dunia “World yang lebih tegas sebagaimana yang
Organisation for Animal Health” (OIE-Office ditemukan dalam Press Statement Farm
International des Epizooties) Animal Welfare Council tanggal 5 Desember
mendefinisikan animal welfare:7 1979. Ketentuan-ketentuan ini yang
“Animal welfare means how an animal akhirnya kemudian dikenal sebagai Five
is coping with the conditions in which it Freedoms, yaitu: 1. Freedom from thirst,
lives. An animal is in a good state of welfare hunger or malnutrition; 2. Appropriate
if (as indicated by scientific evidence) it is comfort and shelter; 3. Prevention, or rapid
healthy, comfortable, well nourished, safe, diagnosis and treatment, of injury and
disease; 4. Freedom to display most normal
6 Tri Satya Putri Naipospos. Makalah “Kesejahteran
patterns of behaviour; 5. Freedom from fear.
Hewan Untuk Kesejahteraan Manusia: Perspektif Nilai-nilai animal welfare juga tercermin
Global dan MDGs”. Disampaikan dalam Workshop dalam konsep 3Rs yang dikembangkan oleh
Penguatan Hukum Kesejahteraan Hewan 18 Maret W.M.S. Russell and R.L. Bnurch tahun 1980-
2014 di Jakarta. an, yaitu: reduction (mengurangi
7 OIE - Terrestrial Animal Health Code - Version 7 -

07/07/2014
penggunaan hewan), refinement
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 7 Nomor 2, Oktober 2015 143

(meminimalisir sakit, cedera, dan stres), bulan dan paling lama 6 (enam) bulan dan
dan replacement (mengganti penggunaan denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu
hewan eksperimen). juta rupiah) dan paling banyak Rp
Islam dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits 5.000.000,00 (lima juta rupiah).10
telah memberi petunjuk dan aturan Hari Binatang Sedunia diperingati pada
pemakaian dan pemeliharaan hewan sejak tanggal 4 Oktober setiap tahunnya yang
lebih dari 1400 tahun yang lalu, jauh dimulai di Florence, Italia tahun 1931 pada
sebelum konsep animal welfare konvensi para ahli ekologi. Tanggal ini
berkembang di Eropa dan Amerika. dipilih karena pada tanggal itu diadakan
Manusia tidak dibolehkan melakukan pesta perjamuan Francis of Assisi, seorang
semua hal kepada makhluk hidup dan pecinta alam dan pelindung binatang dan
hanya mengambil kehidupan mereka jika lingkungan. Hak-hak asasi hewan menurut
dibutuhkan. Islam memiliki pembatasan agama Islam didasarkan atas ajaran untuk
penggunaan hewan seperti batasan kerja menyayangi binatang. Nabi Muhammad
dan larangan memburu burung muda SAW bersabda: “Orang yang tidak
untuk kesenangan. Selain itu manusia menyayangi maka tidak disayangi (oleh
harus memperhatikan kondisi kesehatan Allah)”.11 Di dalam Islam, kita patut
dan kehidupan hewan, biaya-biaya hidup mencermati bahwa umat Nabi Muhammad
hewan dan memerintahkan manusia untuk SAW. itu tidak hanya terbatas pada
respek dan tidak menyalahgunakan manusia saja, namun juga seluruh semesta
mereka. “Dan tiadalah binatang-binatang alam (binatang, tumbuhan dan benda-
yang ada di bumi dan burung-burung yang benda tak hidup).12 Oleh karena itu
terbang dengan kedua sayapnya, melainkan manusia harus memperhatikan kondisi
umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah kesehatan dan kehidupan hewan, biaya
Kami alpakan sesuatu pun di dalam Al Kitab, hidup hewan serta memerintahkan
kemudian kepada Tuhanlah mereka manusia untuk respek dan tidak
dihimpunkan”.8 menyalahgunakan mereka.13 Secara umum
Di Indonesia, penerapan prinsip- hak-hak utama hewan dalam Islam adalah
prinsip animal welfare dilakukan pada memberikan makan dan air yang pantas
berbagai kegiatan yang berkaitan dengan untuk kondisi kehidupan mental dan fisik
penangkapan dan penanganan; hewan, pengamatan hygiene (kesehatan)
penempatan dan pengandangan; dan pengobatan penyakit secara khusus,
pemeliharaan dan perawatan; memanipulasi dengan tepat, dan tidak
pengangkutan; pemotongan dan menyalahgunakan, perlakuan yang salah
pembunuhan; serta perlakuan dan dan atau penggunaan yang salah dari
pengayoman yang wajar terhadap hewan.9 hewan.14
Larangan penganiayaan dan Indonesia memiliki peraturan
penyalahgunaan hewan dipertegas di perundang-undangan yang menyebutkan
dalam Pasal 66A ayat 1 UU RI No. 41 Tahun
2014, yaitu “Setiap Orang dilarang 10 UU RI No. 41 Tahun 2014 Pasal 91B Ayat 1
menganiaya dan/atau menyalahgunakan 11 HR. Al-Bukhari no. 6013
hewan yang mengakibatkan cacat dan/atau 12 ProFauna Indonesia, Islam Peduli Terhadap

tidak produktif”. Pelanggaran atas larangan Satwa, Malang, 2010, hlm 2.


13 Reza Gharebaghi, Mohammad Reza Vaez Mahdavi,
ini akan dikenakan sanksi sebagaimana
Hasan Ghasemi, Amir Dibaei and Fatemeh Heidary.
Pasal 91B ayat 1 yaitu dipidana dengan Animal rights in Islam. AATEX 14, Special Issue, 61-
pidana kurungan paling singkat 1 (satu) 63 Proc. 6th World Congress on Alternatives &
Animal Use in the Life Sciences August 21-25, 2007,
Tokyo, Japan
8Q.S. Al-An'am ayat 38 14 Naeinei, A. and Rabbani, M. 2000. Animal rights in
9UU RI No. 18 Tahun 2009 dan UU RI No. 41 Tahun the Quran and Hadiths' points of view, Daneshvar,
2014 Pasal 66 Ayat 1 26, 43-50.
144 Rahmat Hidayat et. al. Penerapan dan Penguatan Hukum Animal ...

secara eksplisit ketentuan dan atau hal-hal kuesioner.17 Teknik penentuan sampel
terkait animal welfare, yaitu: UU RI No. 18 pada penelitian yuridis sosiologis/empiris
Tahun 2009 tentang Peternakan dan digunakan non-random sampling berupa
Kesehatan Hewan; UU RI No. 41 Tahun purposive sampling. Pengumpulan
2014 tentang Perubahan Atas UU RI No. 18 informasi pada metode aproksimasi dapat
Tahun 2009 tentang Peternakan dan dilakukan melalui tiga cara, yaitu pendapat
Kesehatan Hewan; PP RI No. 47 Tahun ahli (expert judgement), konsensus
2014 tentang Pengendalian dan (concensus), atau Delphy method.18 Data
Penanggulangan Penyakit Hewan; PP RI penelitian yang diperoleh akan dianalisis
No. 95 Tahun 2012 tentang Kesehatan secara kualitatif dan logis normatif.
Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Pengolahan data hakikatnya kegiatan
Hewan; Kitab Undang-Undang Hukum untuk mengadakan sistematisasi terhadap
Pidana (KUHP) Pasal 302; dan UU RI No. 5 bahan-bahan hukum dengan suatu studi
Tahun 1999 tentang Perlindungan Satwa jo kasus untuk menelaah terhadap
PP Nomor 7 / 1999. sinkronisasi dari peraturan perundang-
undangan.19 Penelitian ini dilakukan di
METODE PENELITIAN wilayah Kota dan Kabupaten Bogor
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Provinsi Jawa Barat.
penelitian hukum normatif, yaitu suatu
PEMBAHASAN
penelitian yang berusaha untuk
mengetahui apakah dan bagaimanakah Penjelasan umum UU Nomor 41 Tahun
hukumnya mengenai peristiwa atau 2014 menyebutkan Pancasila dan
masalah tertentu.15 Pendekatan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
penelitian hukum ini dititikberatkan pada Republik Indonesia Tahun 1945
penelitian kepustakaan atau studi mengamanatkan negara untuk melindungi
dokumen dan diperkaya dengan tambahan segenap bangsa Indonesia dan memajukan
sedikit data primer yang akan diambil kesejahteraan umum serta mewujudkan
menggunakan kuesioner. Penelitian hukum
keadilan sosial bagi seluruh rakyat
normatif ini menggunakan data sekunder Indonesia. Salah satu bentuk perlindungan
yang mencakup bahan hukum primer, tersebut dilakukan melalui
bahan hukum sekunder, dan bahan hukum penyelenggaraan Peternakan dan
tersier.16 Bahan hukum primer yang Kesehatan Hewan dalam kerangka
digunakan adalah Pancasila, UUD 1945, mewujudkan kemandirian dan kedaulatan
KUHP, UU, PP, dan Ingub; bahan hukum pangan.20
sekunder berupa hasil penelitian, buku,
jurnal, dan makalah; dan bahan hukum A. Perlakuan Animal Welfare pada
tersier berupa kamus dan majalah. Sumber Bisnis Peternakan Sapi di Indonesia
data primer sebagai data penunjang adalah
pemerintah, pakar, dan pelaku bisnis Hasil pengamatan penulis sendiri saat sapi
peternakan sapi potong. Teknik dibawa menggunakan alat angkut
pengumpulan data yang dilakukan adalah truk/mobil pada momen menjelang hari
studi kepustakaan berbagai bahan hukum raya Idul Adha (qurban) di Bogor dan
dan data lapangan/primer menggunakan sekitarnya, memenuhi persyaratan animal

17 Martin Roestamy. Materi Kuliah “Metode


Penelitian Hukum”. UNIDA, 2013.
15 Rony Hanitijo. Metodologi Penelitian Hukum. 18 Kountur, R. 2008. Mudah Memahami Manajemen

Ghalia Indonesia Jakarta 1999, hlm. 100 Risiko Perusahaan. Penerbit PPM: Jakarta.
16 Martin Roestamy et. al, Pedoman Penulisan Karya 19 Soerjono Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum.

Ilmiah Hukum Pada Fakultas Hukum, Fakultas Penerbit UI Press. Jakarta 2006, hlm 256-257.
Hukum Universitas Djuanda Bogor, 2012. 20 Penjelasan umum UU Nomor 41 Tahun 2014
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 7 Nomor 2, Oktober 2015 145

welfare, yaitu sapi sakit diangkut bersama masyarakat hanya berpikir agar ternak
sapi sehat, kuantitas dan kualitas makanan dapat mudah dan cepat untuk dipotong
kurang, interior truk/mobil tidak didesain sehingga sering dilakukan dengan menarik
khusus, air minum kurang, truk/mobil kaki secara berlawanan agar hewan jatuh.
kotor, jumlah sapi yang diangkut terkadang Hewan akan jatuh terkapar atau
melebihi kapasitas ideal sehingga sapi tersungkur yang menyebabkan ternak
berhimpitan/terjepit, dan lantai truk/mobil menjadi kesakitan dan cidera yang
licin membuat sapi terpeleset. Walapun berujung hewan tersiksa dan terluka
cara dan pendekatan telah dilakukan sebelum dipotong. Panitia pelaksana
sebaik mungkin, namun sebagian sapi hewan qurban diperbolehkan memotong
masih menunjukkan takut/stres, hal ini sapi qurban di lapangan masjid, kampus,
mungkin disebabkan terlalu lama berada di kantor atau perumahan. Hal ini
alat angkut dan tidak terbiasa. Keberadaan berdasarkan peraturan pemerintah bahwa
tempat penampungan di pinggir-pinggir pemotongan hewan potong dapat
jalan tampak sepintas memberikan dilakukan di luar rumah potong hewan
kepraktisan dalam jual beli ternak sapi, di dalam hal untuk: a). upacara keagamaan; b.
mana pembeli dan penjual terlihat mudah upacara adat; atau c. pemotongan
bertemu dan bertransaksi. Namun motif darurat.21
keuntungan ekonomi jangan sampai
mengabaikan hak dan kepentingan lainnya, B. Penerapan Prinsip Animal Welfare
seperti pemenuhan hak kesejahteraan pada Bisnis Peternakan Sapi di
hewan, hak dan kepentingan masyarakat Indonesia Saat Ini
sekitar tempat penampungan (misalnya:
kebersihan, kesehatan, dan lalu lintas), dan Perguruan Penerapan prinsip-prinsip
hak-hak lingkungan yang bersih. Tempat animal welfare pada bisnis peternakan sapi
penampungan yang “ala kadarnya” terlihat di Indonesia saat ini masih jauh dari
secara kasat mata bahwa ternak sapi kondisi ideal. Analisis yuridis yang
menderita dan tidak nyaman akibat pakan dilakukan mengacu pada konsepsi hukum
dan minum yang kurang baik jumlah Mochtar Kusumaatmadja dan Lawrence M.
maupun mutunya, kondisi tempat yang Friedman yang mengatakan bahwa
kotor dan berisik akibat orang dan komponen sistem hukum mencakup unsur-
kendaraan lalu lalang. Bahkan penulis unsur materi hukum (legal substance),
melihat terjadinya pencemaran lingkungan struktur hukum dan kelembagaannya
akibat limbah/kotoran ternak yang (legal structure) dan budaya hukum (legal
dibuang begitu saja, di mana hal ini pada culture). Indonesia sudah memiliki
akhirnya akan merugikan kesehatan peraturan perundang-undangan sebagai
manusia di sekitar tempat penampungan unsur materi hukum. Namun, dalam
tersebut. Para pedagang menampung produk hukum tersebut baik UU No. 18
ternak sapi dan ternak lainnya di pinggir- Tahun 2009, UU No. 41 Tahun 2014, dan PP
pinggir jalan dengan membangun tenda No. 95 Tahun 2012 tidak mengatur secara
darurat menggunakan atap terpal plastik, khusus animal welfare pada ternak sapi.
berpagar bambu/kayu, tanpa dinding, Komponen sistem hukum berupa struktur
berlantai tanah, dan tanpa dan kelembagaan hukum tidak ditemukan
instalasi/saluran limbah yang baik. secara khusus, seperti Komite
Petugas pemotong hewan qurban Kesejahteraan Hewan yang dimiliki negara
seringkali abai dalam proses perobohan Australia dan Selandia Baru. Bagaimana
hewan qurban yang sering kali dilakukan pun sempurnanya materi hukum dalam
dengan pemaksaan di mana menyebabkan suatu peraturan perundang-undangan,
ternak menjadi kesakitan dan terluka. Hal tetap membutuhkan struktur dan
ini sering terjadi karena masih banyak
21 PP RI No. 95 Tahun 2012, Pasal 11 dan 12
146 Rahmat Hidayat et. al. Penerapan dan Penguatan Hukum Animal ...

kelembagaan hukum yang spesifik untuk D. Penguatan Hukum dan Lembaga


menerapkannya dengan baik. Selain belum Kesejahteraan Hewan di Indonesia
adanya struktur dan kelembagaan hukum
yang khusus, budaya hukum sebagai Beberapa hal terkait yang harus dilakukan
komponen sistem hukum berikutnya juga berupa pencegahan penyakit hewan dan
belum berkembang dengan baik. zoonosis, penguatan otoritas veteriner,
Kurangnya sosialisasi animal welfare di persyaratan halal bagi produk hewan yang
seluruh lapisan masyarakat dan sikap dipersyaratkan, dan penegakan hukum
sebagian masyarakat Indonesia yang terhadap pelanggaran kesejahteraan
memandang belum begitu penting animal hewan. Animal welfare bukanlah isu yang
welfare. Sikap ini menurut pengamatan baru karena telah diakui oleh hukum
penulis dapat disebabkan 2 (dua) faktor pidana sejak tahun 1890-an; pada saat di
utama, yaitu 1). pengetahuan yang minim mana Wetboek van Straftrecht diundangkan
atas apa itu dan apa manfaat penerapan di Belanda dan diberlakukan di Indonesia.
animal welfare; dan 2). kondisi ekonomi, Penguatan hukum ini dapat diawali dengan
bagaimana mungkin memperhatikan menyamakan persepsi tentang
kesejahteraan hewan di saat kesejahteraan Perlindungan Hukum terhadap animal
sendiri belum tercapai, dan kurangnya welfare; mendiskusikan upaya
modal dalam pemeliharaan ternak. meningkatkan animal welfare melalui
kebijakan kriminal yang ada dalam
C. Model Pengembangan Penerapan peraturan perundang-undangan; dan
Animal Welfare pada Bisnis Sapi mencari upaya dan terobosan dalam
Musiman Idul Adha implentasi animal welfare di Indonesia.
Perlindungan Hukum menurut KUHP
Model pengembangan penerapan animal ditemukan pada: 1) Buku II tentang
welfare pada bisnis sapi musiman Idul Kejahatan: Perlindungan terhadap Animal
Adha dapat dilakukan berdasarkan hal-hal Welfare dapat ditemukan dalam Pasal 170,
berikut, yaitu integrasi sentra/daerah 241, 302, 363, dan 406 Ayat (2); dan 2).
populasi sapi dengan pasar hewan dan Buku III tentang Pelanggaran:
rumah potong hewan; pembangunan pasar Perlindungan terhadap Animal Welfare
hewan dan rumah potong hewan syariah dapat ditemukan dalam Pasal 490, 540,
berbasis eco-green; penataan dan 541, 548, 549.
pembinaan pedagang dan pemilik ternak Sebuah Workshop Penguatan Hukum
sapi tentang animal welfare dalam Untuk Kesejahteraan Hewan Di Indonesia
perdagangan sapi; membuat ketentuan yang dilakukan tanggal 18 Maret 2014 di
khusus dan spesifik yang ketat tentang Jakarta menyimpulkan:22
perdagangan sapi qurban, lokasi penjualan
Secara umum, issue perlindungan
dan tempat penampungan sapi qurban;
hukum dan kesejahtraan hewan (animal
memanfaatkan teknologi informasi sebagai
welfare) berkenaan dengan peranan
pengganti display ternak sapi di pinggir-
binatang/hewan: (1) sebagai komoditas,
pinggir jalan, sebagaimana konsep promosi
(2) sebagai sehabat manusia, (3) sebagai
perumahan; serta membentuk unit kerja
pembantu yang dapat meringankan
khusus (bisa ad hoc) dari tingkat
pekerjaan manusia, (4) binatang sebagai
kabupaten/kota sampai kecamatan untuk
penjaga ekosistem kehidupan, dan lain
mengawasi penerapan animal welfare
sebagainya.
dalam bisnis sapi dan internalisasi konsep
One Health.
22 Amanatin dan Galihati. “Workshop Penguatan
Hukum Untuk Kesejahteraan Hewan Di Indonesia”.
http://perkinjatim.com/index.php/workshop-
penguatan-hukum-untuk-kesejahteraan-hewan-di-
indonesia/. Diunduh 24 Desember 2014.
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 7 Nomor 2, Oktober 2015 147

Perlu sosialisasi dan sensitisasi yang dapat dilakukan seefisien mungkin, dengan
terus-menerus sehingga dapat pembagian tanggung jawab yang dapat
meningkatkan pemahaman dan kepedulian diterangkan secara jelas, tanpa duplikasi
terhadap animal welfare. fungsi, dan ada pemahaman tentang mana
Terlepas masih adanya kekurangan wilayah abu-abu yang cenderung
berupa rendahnya hukuman yang menimbulkan konflik. 25

ditetapkan, tiap-tiap perbuatan yang


melanggar prinsip animal welfare mestinya KESIMPULAN
ditindak tegas dengan sanksi pidana yang Perlakuan animal welfare pada bisnis
setimpal dan memadai. peternakan sapi di Indonesia belum
sepenuhnya memenuhi ketentuan
Diperlukan studi lanjutan yang lebih peraturan perundang-undangan yang
luas dan dalam terutama terkait law reform berlaku. Penerapan prinsip animal welfare
sehingga perlindungan hukum terhadap pada bisnis peternakan sapi di Indonesia
animal welfare lebih sesuai dengan saat ini tidak berjalan sebagaimana tujuan
tuntutan zaman/keadaan pada saat yang dimaksud dalam peraturan
sekarang. perundang-undangan (UU dan PP) terkait.
UU No. 41 Tahun 2014 menjelaskan Model pengembangan penerapan animal
bahwa Otoritas Veteriner adalah welfare pada bisnis sapi musiman Idul
kelembagaan pemerintah atau pemerintah Adha dilakukan dengan memperhatikan
daerah yang bertanggung jawab dan integrasi pasar hewan dan RPH, konsep one
memiliki kompetensi dalam health, eco-green, penggunaan teknologi
penyelenggaraan kesehatan hewan.23 informasi, dan penguatan hukum dan
Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai kelembagaannya.
dengan kewenangannya berkewajiban
meningkatkan penguatan tugas, fungsi, dan SARAN
wewenang Otoritas Veteriner.24 Eksistensi Diperlukannya revisi UU dan KUHP yang
otoritas veteriner dapat diperkuat dengan mengatur kesejahteraan hewan dan
melaksanakan Pasal 68E, yaitu ”Ketentuan membuat peraturan pelaksanaan yang
lebih lanjut mengenai Otoritas Veteriner khusus berupa peraturan pemerintah dan
dan Siskeswanas sebagaimana dimaksud keputusan presiden yang mengatur teknis
dalam Pasal 68, Pasal 68A, Pasal 68B, Pasal dan operasional animal welfare. Khusus di
68C, dan Pasal 68D diatur dengan Kabupaten Bogor dan Kota Bogor dapat
Peraturan Pemerintah.” Faktanya sampai berupa peraturan daerah atau instruksi
tulisan ini dibuat belum diterbitkan PP bupati/walikota karena belum
khusus tentang kelembagaan otoritas memilikinya. Saran yang lainnya adalah
veteriner dan tugasnya yang terkait sistem kelembagaan yang khusus berupa Badan
kesehatan hewan nasional termasuk di Otoritas Veteriner atau Komisi Nasional
dalamnya aspek kesejahteraan hewan. Kesejahteraan Hewan untuk pelaksanaan
Konsep otoritas veteriner pada awalnya kesejahteraan hewan dan urusan
dibahas oleh Kelompok Kerja Peduli Profesi kehewanan lainnya yang terkait, dan
Veteriner (Pokja PPV), suatu tim ad- upaya-upaya yang kontinu dan konsisten
hoc (2005-2006) Pengurus Besar untuk menjadikan animal welfare sebagai
Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB salah satu budaya hukum masyarakat
PDHI). Urusan kesehatan hewan secara Indonesia.
nasional hanya dapat terselenggara dengan
baik apabila pengorganisasian dan
manajeman suatu kelembagaan veteriner 25 Tri Satya Putri Naipospos. Perlukah Badan
Otoritas Veteriner (BOV)?.
http://www.ariefervana.kaffah.biz/artikel/kedokte
23 UU No. 41 Tahun 2014, Pasal 1 Angka 28 dan 29 ran_hewan/perlukah_badan_otoritas_veteriner_bov.
24 Ibid., Pasal 68 Ayat 2 diunduh 04 Maret 2015.
148 Rahmat Hidayat et. al. Penerapan dan Penguatan Hukum Animal ...

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih diucapkan kepada Ketua Umum Yayasan Pusat Studi Pengembangan Islam
Amaliyah Indonesia (Y.P.S.P.I.A.I), Rektor Universitas Djuanda Bogor, beserta seluruh
pihak yang telah membantu dan menyediakan sarana dan bantuannya sehingga penelitian
ini terlaksana dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Statistik Peternakan 2014.

[Ditjen PKH] Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2012. Press Release
Konfrensi Pers Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Tentang Supply
Demand Daging Sapi/Kerbau sampai dengan Desember 2012. Jakarta (ID).

[Ditjen PKH] Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2013. Statistik
Peternakan dan Kesehatan Hewan. Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Jakarta.

Gharebaghi, R., Mahdavi, MRV., Ghasemi, H., Dibaei, A. and Heidary, F. Animal rights in Islam.
AATEX 14, Special Issue, 61-63 Proc. 6th World Congress on Alternatives & Animal Use
in the Life Sciences August 21-25, 2007, Tokyo, Japan.

Hanitijo, R. 1999. Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Ghalia Indonesia, hlm. 100.

Kountur, R. 2008. Mudah Memahami Manajemen Risiko Perusahaan. Penerbit PPM: Jakarta

Naeinei, A. and Rabbani, M. 2000. Animal rights in the Quran and Hadiths' points of view,
Daneshvar, 26, 43-50.

Naipospos, TSP. 2014. Makalah “Kesejahteraan Hewan Untuk Kesejahteraan Manusia:


Perspektif Global dan MDGs”. Disampaikan dalam Workshop Penguatan Hukum
Kesejahteraan Hewan 18 Maret 2014 di Jakarta.

Office International des Epizooties - Terrestrial Animal Health Code - Version 7 -


07/07/2014.

ProFauna Indonesia, Islam Peduli Terhadap Satwa, Malang, 2010, hlm 2.

R. Soesilo. 1991. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-


Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal. Politeia: Bogor.

Sidharta, BA. 2009. Refleksi tentang struktur ilmu hukum, Bandung: Penerbit CV. Mandar
Maju.

Soekanto, S. 2006. Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Penerbit UI Press, hlm 256-257.

Tri Satya Putri Naipospos. Perlukah Badan Otoritas Veteriner (BOV)?.


http://www.ariefervana.kaffah.biz/artikel/kedokteran_hewan/perlukah_badan_oto
ritas_veteriner_bov. diunduh 04 Maret 2015.
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 7 Nomor 2, Oktober 2015 149

Sidharta, BA. 2009. Refleksi tentang struktur ilmu hukum, Bandung: Penerbit CV. Mandar
Maju.

Soekanto, S. 2006. Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Penerbit UI Press, hlm 256-257.

Anda mungkin juga menyukai