Jurnal Abstract : Cattle trading is a complex process from farm to consuments. The main
Living Law, issue in cattle farming is animal welfare and its treatment, such as a case of
Vol. 7, No. 2, slaughterhouse and Eid al-Adha phenomenon in Indonesia. The objectives of this
2015
research are to analyse the treatment and principles of animal welfare in cattle
hlm. 140-
149 trading, also to create a model for animal welfare for religious offering. This research
is a normative one that is supported by empirical study. Data collection is using
literature study (main data) and quesionare for additional data. The results of the
research showed that animal welfare at cattle trading in Indonesia has not a good
reputation according to the applicable law, so that we need a veterinary authority
board to support animal welfare laws. A model for animal welfare for religious
offering can be created by integrating animal market with slaughterhouse, using
health and eco-green concepts, application of technology information for marketing
strategy, and improvement legal structure.
serta sebagiannya kalian makan. Dan kalian dan ternak lainnya di Indonesia pada tahun
memperoleh keindahan padanya, ketika 2013 adalah 12.686.000 ekor dan 2014
kalian membawanya kembali ke kandang adalah 14.703.000 ekor.4 Walaupun jumlah
dan ketika kalian melepaskannya. Dan ia ini secara teoritis memadai untuk
mengangkut beban-beban kalian ke suatu kebutuhan nasional, tetapi faktanya setiap
negeri yang kalian tidak sanggup tahun negara kita masih mengimpor sapi
mencapainya, kecuali dengan susah payah. dan daging sapi karena status kepemilikan
Sungguh, Rabb kalian benar-benar Maha sapi hampir 80% berada di tangan
Pengasih dan Penyayang. Dan (Dia telah peternak-peternak kecil dengan motif
menciptakan) kuda, baghal dan keledai beternak umumnya untuk tabungan bukan
untuk kalian tunggangi dan sebagai murni bisnis.
perhiasan. Allah menciptakan apa yang Salah satu isu penting yang menjadi
tidak kalian ketahui".1 perhatian di banyak negara adalah
Statistik Peternakan dan Kesehatan ketentuan tentang animal welfare atau
Hewan tahun 2013 menunjukkan bahwa kesejahteraan hewan pada bisnis
sektor pertanian, peternakan, kehutanan, peternakan sapi. Salah satu fakta adalah
dan perikanan berkontribusi sebesar 14,44 kasus penyiksaan sapi impor asal Australia
persen terhadap total Produk Domestik di Rumah Pemotongan Hewan (RPH)
Bruto (PDB) Indonesia. Adapun peranan Indonesia tahun 2011. Fakta dan fenomena
sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya lainnya yang juga menunjukkan manusia
dalam PDB sektor pertanian, peternakan, telah abai sehingga menyebabkan
kehutanan, dan perikanan berkisar 12 penderitaan bagi hewan adalah aktivitas
persen. Subsektor peternakan memegang adu hewan (domba, anjing, ayam), sarana
peranan yang strategis dalam transportasi hewan yang tidak standar,
perekonomian dan pembangunan sumber pembuangan hewan yang sudah tidak lucu
daya manusia, seperti penyedia protein lagi/tua, penjeratan hewan, kesehatan
hewani bagi masyarakat, peningkatan kuda delman/andong yang tidak
pendapatan peternak serta penyumbang diperhatikan pemiliknya, pembantaian
pajak negara dan berkontribusi dalam PDB orangutan dan satwa liar lainnya saat
daerah maupun nasional.2 Tingginya pembukaan lahan hutan untuk
permintaan konsumsi daging masyarakat perkebunan, dan perdagangan untuk
Indonesia tidak sesuai dengan ketersediaan konsumsi yang dilakukan dengan
daging. Di Indonesia kebutuhan daging sapi penyiksaan hewan.5 Fenomena
tahun 2012 untuk konsumsi sebanyak 484 pelanggaran kesejahteraan hewan
ribu ton, sedangkan ketersediaannya (misalnya sapi) juga dapat kita perhatikan
sebanyak 399 ribu ton (82.52%) sehingga dalam bisnis jual beli sapi qurban yang
terdapat kekurangan penyediaan sebesar dilakukan pedagang pinggir jalan.
85 ribu ton (17.5%). Kekurangan Tri Satya Putri Naipospos mengatakan
penyediaan ini dipenuhi melalui impor sapi bahwa kesehatan manusia berkaitan
bakalan dari Australia sebanyak 283 ribu dengan kesehatan hewan dan produksi
ekor.3 Data populasi ternak sapi potong ternak. Sekitar 75% dari penyakit baru
yang menginfeksi manusia dalam 10 tahun
1 Al-Qur’an Surat An Nahl 16: 5-8 terakhir disebabkan oleh patogen yang
2 [Ditjen PKH] Direktorat Jenderal Peternakan dan berasal dari hewan. Perbaikan
Kesehatan Hewan. Statistik Peternakan dan
Kesehatan Hewan. Kementerian Pertanian Republik
Indonesia. Jakarta. 2013. 4 Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Statistik
3 [Ditjen PKH] Direktorat Jenderal Peternakan dan Peternakan. Jakarta. 2014.
Kesehatan Hewan. Press Release Konfrensi Pers 5 Jakarta animal aid network. Makalah “Kekejaman
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Terhadap Satwa, apakah ada hukumnya?”
Tentang Supply Demand Daging Sapi/Kerbau sampai disampaikan dalam Workshop Penguatan Hukum
dengan Desember 2012. Jakarta (ID). 2012. Kesejahteraan Hewan 18 Maret 2014 di Jakarta.
142 Rahmat Hidayat et. al. Penerapan dan Penguatan Hukum Animal ...
07/07/2014
penggunaan hewan), refinement
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 7 Nomor 2, Oktober 2015 143
(meminimalisir sakit, cedera, dan stres), bulan dan paling lama 6 (enam) bulan dan
dan replacement (mengganti penggunaan denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu
hewan eksperimen). juta rupiah) dan paling banyak Rp
Islam dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits 5.000.000,00 (lima juta rupiah).10
telah memberi petunjuk dan aturan Hari Binatang Sedunia diperingati pada
pemakaian dan pemeliharaan hewan sejak tanggal 4 Oktober setiap tahunnya yang
lebih dari 1400 tahun yang lalu, jauh dimulai di Florence, Italia tahun 1931 pada
sebelum konsep animal welfare konvensi para ahli ekologi. Tanggal ini
berkembang di Eropa dan Amerika. dipilih karena pada tanggal itu diadakan
Manusia tidak dibolehkan melakukan pesta perjamuan Francis of Assisi, seorang
semua hal kepada makhluk hidup dan pecinta alam dan pelindung binatang dan
hanya mengambil kehidupan mereka jika lingkungan. Hak-hak asasi hewan menurut
dibutuhkan. Islam memiliki pembatasan agama Islam didasarkan atas ajaran untuk
penggunaan hewan seperti batasan kerja menyayangi binatang. Nabi Muhammad
dan larangan memburu burung muda SAW bersabda: “Orang yang tidak
untuk kesenangan. Selain itu manusia menyayangi maka tidak disayangi (oleh
harus memperhatikan kondisi kesehatan Allah)”.11 Di dalam Islam, kita patut
dan kehidupan hewan, biaya-biaya hidup mencermati bahwa umat Nabi Muhammad
hewan dan memerintahkan manusia untuk SAW. itu tidak hanya terbatas pada
respek dan tidak menyalahgunakan manusia saja, namun juga seluruh semesta
mereka. “Dan tiadalah binatang-binatang alam (binatang, tumbuhan dan benda-
yang ada di bumi dan burung-burung yang benda tak hidup).12 Oleh karena itu
terbang dengan kedua sayapnya, melainkan manusia harus memperhatikan kondisi
umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah kesehatan dan kehidupan hewan, biaya
Kami alpakan sesuatu pun di dalam Al Kitab, hidup hewan serta memerintahkan
kemudian kepada Tuhanlah mereka manusia untuk respek dan tidak
dihimpunkan”.8 menyalahgunakan mereka.13 Secara umum
Di Indonesia, penerapan prinsip- hak-hak utama hewan dalam Islam adalah
prinsip animal welfare dilakukan pada memberikan makan dan air yang pantas
berbagai kegiatan yang berkaitan dengan untuk kondisi kehidupan mental dan fisik
penangkapan dan penanganan; hewan, pengamatan hygiene (kesehatan)
penempatan dan pengandangan; dan pengobatan penyakit secara khusus,
pemeliharaan dan perawatan; memanipulasi dengan tepat, dan tidak
pengangkutan; pemotongan dan menyalahgunakan, perlakuan yang salah
pembunuhan; serta perlakuan dan dan atau penggunaan yang salah dari
pengayoman yang wajar terhadap hewan.9 hewan.14
Larangan penganiayaan dan Indonesia memiliki peraturan
penyalahgunaan hewan dipertegas di perundang-undangan yang menyebutkan
dalam Pasal 66A ayat 1 UU RI No. 41 Tahun
2014, yaitu “Setiap Orang dilarang 10 UU RI No. 41 Tahun 2014 Pasal 91B Ayat 1
menganiaya dan/atau menyalahgunakan 11 HR. Al-Bukhari no. 6013
hewan yang mengakibatkan cacat dan/atau 12 ProFauna Indonesia, Islam Peduli Terhadap
secara eksplisit ketentuan dan atau hal-hal kuesioner.17 Teknik penentuan sampel
terkait animal welfare, yaitu: UU RI No. 18 pada penelitian yuridis sosiologis/empiris
Tahun 2009 tentang Peternakan dan digunakan non-random sampling berupa
Kesehatan Hewan; UU RI No. 41 Tahun purposive sampling. Pengumpulan
2014 tentang Perubahan Atas UU RI No. 18 informasi pada metode aproksimasi dapat
Tahun 2009 tentang Peternakan dan dilakukan melalui tiga cara, yaitu pendapat
Kesehatan Hewan; PP RI No. 47 Tahun ahli (expert judgement), konsensus
2014 tentang Pengendalian dan (concensus), atau Delphy method.18 Data
Penanggulangan Penyakit Hewan; PP RI penelitian yang diperoleh akan dianalisis
No. 95 Tahun 2012 tentang Kesehatan secara kualitatif dan logis normatif.
Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Pengolahan data hakikatnya kegiatan
Hewan; Kitab Undang-Undang Hukum untuk mengadakan sistematisasi terhadap
Pidana (KUHP) Pasal 302; dan UU RI No. 5 bahan-bahan hukum dengan suatu studi
Tahun 1999 tentang Perlindungan Satwa jo kasus untuk menelaah terhadap
PP Nomor 7 / 1999. sinkronisasi dari peraturan perundang-
undangan.19 Penelitian ini dilakukan di
METODE PENELITIAN wilayah Kota dan Kabupaten Bogor
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Provinsi Jawa Barat.
penelitian hukum normatif, yaitu suatu
PEMBAHASAN
penelitian yang berusaha untuk
mengetahui apakah dan bagaimanakah Penjelasan umum UU Nomor 41 Tahun
hukumnya mengenai peristiwa atau 2014 menyebutkan Pancasila dan
masalah tertentu.15 Pendekatan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
penelitian hukum ini dititikberatkan pada Republik Indonesia Tahun 1945
penelitian kepustakaan atau studi mengamanatkan negara untuk melindungi
dokumen dan diperkaya dengan tambahan segenap bangsa Indonesia dan memajukan
sedikit data primer yang akan diambil kesejahteraan umum serta mewujudkan
menggunakan kuesioner. Penelitian hukum
keadilan sosial bagi seluruh rakyat
normatif ini menggunakan data sekunder Indonesia. Salah satu bentuk perlindungan
yang mencakup bahan hukum primer, tersebut dilakukan melalui
bahan hukum sekunder, dan bahan hukum penyelenggaraan Peternakan dan
tersier.16 Bahan hukum primer yang Kesehatan Hewan dalam kerangka
digunakan adalah Pancasila, UUD 1945, mewujudkan kemandirian dan kedaulatan
KUHP, UU, PP, dan Ingub; bahan hukum pangan.20
sekunder berupa hasil penelitian, buku,
jurnal, dan makalah; dan bahan hukum A. Perlakuan Animal Welfare pada
tersier berupa kamus dan majalah. Sumber Bisnis Peternakan Sapi di Indonesia
data primer sebagai data penunjang adalah
pemerintah, pakar, dan pelaku bisnis Hasil pengamatan penulis sendiri saat sapi
peternakan sapi potong. Teknik dibawa menggunakan alat angkut
pengumpulan data yang dilakukan adalah truk/mobil pada momen menjelang hari
studi kepustakaan berbagai bahan hukum raya Idul Adha (qurban) di Bogor dan
dan data lapangan/primer menggunakan sekitarnya, memenuhi persyaratan animal
Ghalia Indonesia Jakarta 1999, hlm. 100 Risiko Perusahaan. Penerbit PPM: Jakarta.
16 Martin Roestamy et. al, Pedoman Penulisan Karya 19 Soerjono Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum.
Ilmiah Hukum Pada Fakultas Hukum, Fakultas Penerbit UI Press. Jakarta 2006, hlm 256-257.
Hukum Universitas Djuanda Bogor, 2012. 20 Penjelasan umum UU Nomor 41 Tahun 2014
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 7 Nomor 2, Oktober 2015 145
welfare, yaitu sapi sakit diangkut bersama masyarakat hanya berpikir agar ternak
sapi sehat, kuantitas dan kualitas makanan dapat mudah dan cepat untuk dipotong
kurang, interior truk/mobil tidak didesain sehingga sering dilakukan dengan menarik
khusus, air minum kurang, truk/mobil kaki secara berlawanan agar hewan jatuh.
kotor, jumlah sapi yang diangkut terkadang Hewan akan jatuh terkapar atau
melebihi kapasitas ideal sehingga sapi tersungkur yang menyebabkan ternak
berhimpitan/terjepit, dan lantai truk/mobil menjadi kesakitan dan cidera yang
licin membuat sapi terpeleset. Walapun berujung hewan tersiksa dan terluka
cara dan pendekatan telah dilakukan sebelum dipotong. Panitia pelaksana
sebaik mungkin, namun sebagian sapi hewan qurban diperbolehkan memotong
masih menunjukkan takut/stres, hal ini sapi qurban di lapangan masjid, kampus,
mungkin disebabkan terlalu lama berada di kantor atau perumahan. Hal ini
alat angkut dan tidak terbiasa. Keberadaan berdasarkan peraturan pemerintah bahwa
tempat penampungan di pinggir-pinggir pemotongan hewan potong dapat
jalan tampak sepintas memberikan dilakukan di luar rumah potong hewan
kepraktisan dalam jual beli ternak sapi, di dalam hal untuk: a). upacara keagamaan; b.
mana pembeli dan penjual terlihat mudah upacara adat; atau c. pemotongan
bertemu dan bertransaksi. Namun motif darurat.21
keuntungan ekonomi jangan sampai
mengabaikan hak dan kepentingan lainnya, B. Penerapan Prinsip Animal Welfare
seperti pemenuhan hak kesejahteraan pada Bisnis Peternakan Sapi di
hewan, hak dan kepentingan masyarakat Indonesia Saat Ini
sekitar tempat penampungan (misalnya:
kebersihan, kesehatan, dan lalu lintas), dan Perguruan Penerapan prinsip-prinsip
hak-hak lingkungan yang bersih. Tempat animal welfare pada bisnis peternakan sapi
penampungan yang “ala kadarnya” terlihat di Indonesia saat ini masih jauh dari
secara kasat mata bahwa ternak sapi kondisi ideal. Analisis yuridis yang
menderita dan tidak nyaman akibat pakan dilakukan mengacu pada konsepsi hukum
dan minum yang kurang baik jumlah Mochtar Kusumaatmadja dan Lawrence M.
maupun mutunya, kondisi tempat yang Friedman yang mengatakan bahwa
kotor dan berisik akibat orang dan komponen sistem hukum mencakup unsur-
kendaraan lalu lalang. Bahkan penulis unsur materi hukum (legal substance),
melihat terjadinya pencemaran lingkungan struktur hukum dan kelembagaannya
akibat limbah/kotoran ternak yang (legal structure) dan budaya hukum (legal
dibuang begitu saja, di mana hal ini pada culture). Indonesia sudah memiliki
akhirnya akan merugikan kesehatan peraturan perundang-undangan sebagai
manusia di sekitar tempat penampungan unsur materi hukum. Namun, dalam
tersebut. Para pedagang menampung produk hukum tersebut baik UU No. 18
ternak sapi dan ternak lainnya di pinggir- Tahun 2009, UU No. 41 Tahun 2014, dan PP
pinggir jalan dengan membangun tenda No. 95 Tahun 2012 tidak mengatur secara
darurat menggunakan atap terpal plastik, khusus animal welfare pada ternak sapi.
berpagar bambu/kayu, tanpa dinding, Komponen sistem hukum berupa struktur
berlantai tanah, dan tanpa dan kelembagaan hukum tidak ditemukan
instalasi/saluran limbah yang baik. secara khusus, seperti Komite
Petugas pemotong hewan qurban Kesejahteraan Hewan yang dimiliki negara
seringkali abai dalam proses perobohan Australia dan Selandia Baru. Bagaimana
hewan qurban yang sering kali dilakukan pun sempurnanya materi hukum dalam
dengan pemaksaan di mana menyebabkan suatu peraturan perundang-undangan,
ternak menjadi kesakitan dan terluka. Hal tetap membutuhkan struktur dan
ini sering terjadi karena masih banyak
21 PP RI No. 95 Tahun 2012, Pasal 11 dan 12
146 Rahmat Hidayat et. al. Penerapan dan Penguatan Hukum Animal ...
Perlu sosialisasi dan sensitisasi yang dapat dilakukan seefisien mungkin, dengan
terus-menerus sehingga dapat pembagian tanggung jawab yang dapat
meningkatkan pemahaman dan kepedulian diterangkan secara jelas, tanpa duplikasi
terhadap animal welfare. fungsi, dan ada pemahaman tentang mana
Terlepas masih adanya kekurangan wilayah abu-abu yang cenderung
berupa rendahnya hukuman yang menimbulkan konflik. 25
DAFTAR PUSTAKA
[Ditjen PKH] Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2012. Press Release
Konfrensi Pers Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Tentang Supply
Demand Daging Sapi/Kerbau sampai dengan Desember 2012. Jakarta (ID).
[Ditjen PKH] Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2013. Statistik
Peternakan dan Kesehatan Hewan. Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Jakarta.
Gharebaghi, R., Mahdavi, MRV., Ghasemi, H., Dibaei, A. and Heidary, F. Animal rights in Islam.
AATEX 14, Special Issue, 61-63 Proc. 6th World Congress on Alternatives & Animal Use
in the Life Sciences August 21-25, 2007, Tokyo, Japan.
Hanitijo, R. 1999. Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Ghalia Indonesia, hlm. 100.
Kountur, R. 2008. Mudah Memahami Manajemen Risiko Perusahaan. Penerbit PPM: Jakarta
Naeinei, A. and Rabbani, M. 2000. Animal rights in the Quran and Hadiths' points of view,
Daneshvar, 26, 43-50.
Sidharta, BA. 2009. Refleksi tentang struktur ilmu hukum, Bandung: Penerbit CV. Mandar
Maju.
Soekanto, S. 2006. Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Penerbit UI Press, hlm 256-257.
Sidharta, BA. 2009. Refleksi tentang struktur ilmu hukum, Bandung: Penerbit CV. Mandar
Maju.
Soekanto, S. 2006. Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Penerbit UI Press, hlm 256-257.